fluffypow

“udah to biasa aja. emang udah beberapa kali kayak gitu” suara jihoon terangkat, menenagkan haru yang duduk di sofa tapi pandangannya menatap kearah kamar junkyu terus.

yang hanya dibalas deheman kecil. sejak semalam kemarin junkyu jatuh 'tertidur' lagi, sampai hari ini yaitu keesokannya junkyu masih belum juga bergerak.

-flashback-

kemarin saat haru keluar dari kamar junkyu matanya yang memerah tertangkap jihoon yang lalu bertanya apa saja yang junkyu lalui semalam. dan haru menjawab seadanya, ya memang junkyu tenang kan tadi malam? membuat helaan lega dari jihoon.

“bang ji, udah sore jun belum bangun?”

itu udah pertanyaan ke puluhan atau bahkan ratusan yang haru ucapkan. setiap jamnya dia bolak balik kamar biasa junkyuー kamar putih junkyu untuk mengecekーlalu kembali ke ruang tamu lagi, melapor ke jihoon.

“hahaha lo takut?” , Jihoon tak dapat menahan tawanya karena tingkah haruto yang sepenuhnya berbeda dari saat terakhir ia lihat.

“gagitu dih” , haru mencebikkan bibirnya. lalu beralih masuk ke kamar lagi.

memutar audio klasik di ruangan dimana junkyu masih terbaring diam. membuat haru sore itu baru menyadari, wangi kamar ini tak asing. wangi parfum mendiang kakaknya kan...? dan itu sempat membuat haru terdiam di tempatnya selama beberapa saat.

kembali pada kesadarannya, haru beralih ke sudut ruangan. tujuannya nakas kecil putih. diatasnya tertata rapi beberapa botol kaca yang sepertinya untuk terarium ?? dan lagi, haru merasa tak asing.

beranjak saat tangannya menarik laci itu. laci ketiga kosong. laci kedua yang dibukanya terdapat kotak hitam, sempat ia berpikir untuk membuka tapi urung, apabila memang dia mau tahu nanti biarlah haru yang bertanya langsung. atau bahkan kalau junkyu yang akan bercerita lebih dulu. dan saat laci pertama terbuka, matanya menangkap kamera analog dan sebuah handy cam tertata rapi.

ia yakin pernah melihat kamera analog itu....

foto pap dari yoshi sekitar tiga tahun lalu saat dirinya tidak bisa berlibur ke jepang... bukankah itu? atau hanya model dan warnanya sama?

“ah bodoh, pasti bukan” , monolog haru kemudian meninggalkan nakas itu, mengurung perasaannya.

dan sisa hari itu haru habiskan dengan menunggui junkyu disampingnya.


“harutoo”

panggil jihoon panjang dan kepalanya yang muncul di celah pintu.

jari haruto yang memainkan keyboard kerja junkyu berhenti.

“kenapa”

“kenalan sama itu yuk em-”

“hah siapa” haru tertarik, kemudian bangkit dan saat dirinya menyingkirkan pintu yang memisahnya dengan jihoon,

disitulah berdiri makhluk yang lebih kecil dirinya dengan tangan mungilnya yang mengapit jihoon kuat.

“Hai haru!” , Sapa sosok itu riang. Membuat haru menatap jihoon takut takut yang dibalas jihoon anggukan singkat.

“halo... kak?”

“hyunsuk, kak hyunsuk ーih lucu jii aku dipanggil kak?” Jawab si kecil kemudian beralih bercerita gemas dirinya dipanggil 'kak' ke pacarnya.

haru yang melihat dari dekat interaksi pasangan didepannya hanya tertawa kecil.

“gue kirain lo single bang”

bugh

“aa-aw kok dipukul kak??” , haru mengaduh saat tinjuan pelan mendarat di perutnya

“gapapa” , jawaban hyunsuk ngeselin bgt? haru natep jihoon mints penjelasan

“gitu dah, gue di ghosting eh ni anaknya balik nangis nangis... ga terima gue single karna masih punya dia ceunahh” , panjang jihoon menatap malas hyunsuk yang sudah merajuk rajuk

“pfft eHH iya iya ampun”

tangan hyunsuk yang terangkat dan mukanya yang seperti angry bird membuat haru gagal tertawa, serem kek ibu ibu yang nungguin gerobak sayur di gang depan.

hyunsuk lucu, dan menurut haru ga buruk banget ngobrol ama pasangan didepannya.

hyunsuk yang udah mengalihkan dan berhasil ngajak haru cerita ini itu dapet puk puk dikepalanya dari jihoon. sengaja jihoon tadi manggil pacar beda unit lima langkahnya itu biar ngajak haru ngobrol. keliatan banget anaknya nungguin junkyu yang bahkan tidurnya nyenyak banget.

“lo mau bangun kapan coba”

“mingdep ke jepang, lo sendiri yang nentuin. bangunlah cupu lo”

jihoon menatap wajah junkyu yang lebih rendah darinya. sebelumnya junkyu udah cerita kalo dia mau ke jepang nyamperin haru baru nyeritain semuanya. dari junkyu bahagia sampai the worst junkyu era, biar haru ga ngerasa ketipu tipu banget katanya. habis itu katanya mau dibawa ke mansionnya, diajak ketemu mama. tapi anaknya sekarang malah tiduran.

“jangan lama lama ya kyu”

kata terakhir jihoon sebelum keluar dan disusul bunyi pintu tertutup.


haruto baru aja keluar kamar mandi, karena udah sore dia sekalian aja make piyama biru dari lemari junkyu. ukurannya pas pas aja paling bagian bahunya yang sedikit kedodoran karena bahunya ga selebar junkyu.

udah wangi, haru datengin ruangan junkyu lagi. ngecek keadaannya yang masih ga ada perubahan.

“biasanya selama apa, sekarang masih belum bangun hm”

hening. berdiam disini membuat penciumannya benar benar serasa menghirup wangi kakaknya. Wangi lily, bunga yang selalu haru bawa kalau berkunjung ke kakaknya.

dengan beberapa hal yang ditemukan haru, ia berfikir...

apa junkyu dan kakaknya saling kenal?

tahun kelahiran keduanya sama, kakak nya yang pernah jadi pertukaran dan jadi bersekolah SMA di seoul...

“pabo-ya. seoul itu luas.” ,jawab dirinya sendiri. semakin melesakkan jari jarinya ke rambut gelap junkyu, memainkannya.

beberapa waktu berlalu dengan tetap jari haru yang masih menari bebas di pucuk junkyu, menariknya sesekali berharap junkyu bangun.

“dih gue dipanggil kesini mendadak dan ditinggal tidur gini doang nih?”

haru kesel. muka junkyu adem banget tidurnya seakan menikmati.

berniat keluar mau minum, haru ngeliat seseorang mau masuk pintu berstikerー kamar yedam tapi parasnya beda banget... dab lagi rambutnya yang mencolok

“ka yedam..?”

“eh eh” , sosok berambut merah itu berbalik, memperlihatkan tangannya yang membawa dua mug berisi coklat hangat.

“temen ka yedam..?” pertanyaan haru langsung terjawab saat pintu dibelakang sosok merah terbuka lebar menampakkan yedam langsung.

“kenapa haruto?”

“oh engga, itu.. Temennya?” , Haru bingung. Ini kenapa jihoon tibatiba punya pacar dan sekarang yedam yang bawa orang lain ke unit mereka. dia cuma balik ke jepang semingguan tapi kok kayaknya banyak yang dia lewatin

“ohhh kenalin doyoung, unitnya sebelah sama ka hyunsuk”

“halo” ucap doyoung sambil membungkuk sopan.

“eh i-iya, adenya kak hyunsuk dong? mirip sih kecil” haru ngomong gitu sambil duduk di sofa sementara dua orang itu berdiri beberapaa langkah didepan.

haru udha nyaman ya kayak rumah sendiri ಡ ͜ ʖ ಡ

“lo ama gue beda dikit jirr” sahut doyoung “anjir kak siapa sih” dobby nya ngadu ke yedam,

“shh bocah banget sih”

“terus... kok mau masuk kamar ka yedam ngapain?”

“Kita belajar ya tolong, ka yedam baik ingin membantu. Ya kan kak” doyoung jengah ditanya tanya mulu

Yedam cuma balas deheman abis itu dorong badan doyoung biar masuk ke kamarnya, jangan deh satuin doyoung ama haruto kayaknya.

“jihoon keluar tadi ama ka hyunsuk, kenapa?”

“gapa─”

ceklek

“HAH KOK BANGUN”

suara pintu kebuka nampakin junkyu yang berdiri dan nyender di kusen pintu kamarnya. sontak haru mendekat dan megang dua bahu junkyu, di bawa miring kanan kiri di cek kondisinya.

“hawu ih pusiing” , junkyu ngerengek karna badannya disuruh muter untuk kesekian

“ah sori” haru langsung berhenti dari kegiatannya.

“demi tuhan, junkyu ini rekor” yedam angkat suara setelah diam ngasih kesempatan ke haru dulu,

“hehehe, dam tolong ya. yuk sayang”

yedam senyum geleng geleng, karena junkyu langsung ngilang setelah narik haru dan nutup kamarnya. dia paham, junkyu minta di deliveriin ayam garlic chesee pasti.

oh, untuk rekor tadi yang dimaksut yedam... ini udah kebelasan kalinya junkyu ngalamin 'tidur panjang' setelah malam bulannya, dan kali ini rekor junkyu siuman tercepat. sbeelumnya itu kalau yedam gak salah ingat 6 harian. kayaknya haru berpengaruh ya -batin yedam.

.

“dih gamau lepass” , haru ngoceh tapi biarin badannya dibawa jatuh ke kasur, dipeluk junkyu.

junkyu masih agak lemes sebenernya maka dari itu dia mau deket deket haru, biar nge cas energi. hehehehehe.

“baju aku bagus ya” junkyu melirik haru yang lebih rendah

“biasー”

“kalo dipake kamu”

“Lo yang nyeret kesini gue mana sempet bawa baju dih” , sewot haru

“lah eh loh eh iya.... kok haru disini sih” , junkyu baru sadar. dia kan ga nyuruh asahi lagi...

junkyu natep haru yang gelagapan.

“y-ya gatau asahi tiba tiba punya tiket”

“ah jihoon bamsul nih pasti”

“tapi gapapa deh, makasih jihoon” lanjut junkyu labil dan mainin badan haru dipelukannya. dibawa guling kanan guling kiri.

“aAK JANGAN GIGIT”

pelukan junkyu terlepas, membuat haru tersenyum miring karena berhasil.

“oh berani gigit gigit ya, diajarin siapa hmm” , goda junkyu sambil duduk dan nyandarin badannya ke headboard kasur.

haru melempar tatepan malesnya,

“sini sini” , ajak junkyu setelah nyusun bantal buat sandaran haru disebelahnya.

“hihi lucu bangett” gemas junkyu waktu haru ngedeket,

“lo lebih lucu tau ga” , balas haru sedikit berbisik

“HAH APANIH APA INI oh my-”

junkyu ngambil pose pura pura pingsan sambil megangin dadanya, alay.

haru ngebiarin tingkah aneh itu, sampe orangnya bangun sendiri karena ga ditanggepin.

“ga laper? mau makan?”

ini kenapa harunya berubah jadi halus gini.. junkyu juga bingung tapi terharu b-berarti 'hiks kyu mau nangis mami' -suara hati

“Mau makan qamu boleh gak mniezz” kata junkyu sambil kedip kedip manja.

haru yang digituin merinding.

“serem, pedofil”

“cih. oh ya aku tidur berapa hari?” , Junkyu lupa ngecek dna juga lupa sih hp nya dimana.

“dua hari sama hari ini”

“wiih cepet” guman junkyu bangga sendiri.

“hah? itu cepet?” , Haru beneran kaget sampe nunduk ngeliat langsung muka junkyu yang gatau sejak kapan jadi baring sambil meluk kakinya.

“hhm, pernah 10harian” jawab junkyu dengan kepala mengadah, membuat nafas hangat haru menerpa wajahnya pelan.

wah... cuma itu yang haru pikir.

“aku ngurangin sakit ya?”

pertanyaan tiba tiba haru ngebuat mata junkyu membulat, dia tau dari mana?

“yaiya dong...

makasih ya?”

haru bisa nangkep gimana junkyu yang senyum hangat, tulus. hatinya mengahangat, kehadirannya berguna banget ya? setidaknya itu yang dirasakannya sekarang.

junkyu naikin kepalanya jadi dipaha haru, dan dengan satu gerakaan selanjutnya membuat junkyu telungkup di antara dua kaki haru yang terbuka. junkyu kemudian menopang dagunya sendiri, nampakin wajah dengan senyumnya.

haru masih ga bergeming, alhasil tangannya sekarang digigit kecil kecil sama junkyu.

“sakit” , keluh haru

“yaudah sini dongg, mumumu” , junkyu membuat gestur dengan gerak kepalanya dan bibirnya yang dimonyongkan, mengajak haru.

chupp

haruto gitu aja ngerendahin badannya, menyatukan belah ranum mereka. ngebuat kerja jantung junkyu lebih extra karena letupan letupan kecil yang dirasa di dadanya.

haru lah yang pertama mengetuk bibir junkyu, meminta sang lawan membuka bibirnya dan menuntun pagutan mereka menjadi lebih intens.

junkyu yang sebelumnya kesusahan karena posisi tengkurapnya beranjak, berdiri dengan kedua lututnya dan kedua tangannya yang udah bertengger di bahu haru. lalu mendorong badan haru lebih menempel ke headboard kasur tanpa melepas pagutannya. mereka saling mencoba mendominasi kali ini, dan menjadikan ciuman mereka lebih panas dari sebelum2nya. Dengan posisi haru yang lebih rendah, membuat saliva yang telah bercampur itu jatuh pelan menuruni sudut bibirnya.

Kegiatan keduanya masih berlanjut sampai,,

“KIM JUNKYU LO BARU BANGUN ANJING” teriak jihoon heboh karena junkyu yang menarik haru mendekat lagi, kehadirannya didepan pintu cuma dilirik sekilas doang????

junkyu sontak menoleh, menatap sengit jihoon dan mengedik kearah pintu ; menyuruh keluar.

“Park Jihoon, Keluar” usir junkyu lagi saat tangan haru meremas bajunya, sepertinya harunya takut.

“ck cepetan, makan abis ini” jihoon mengalah, keluar dan menutup pintu itu semula

Bugh

“akh h-haru sakitt” , junkyu mengusap perutnya yang ditinju

“sikat gigi lo bau” haru beranjak ke kamar mandi, mau sikat gigi ulang juga sebelum makan.

“aish jihoon bgsat ganggu doang”

“udah to biasa aja. emang udah beberapa kali kayak gitu” suara jihoon terangkat, menenagkan haru yang duduk di sofa tapi pandangannya menatap kearah kamar junkyu terus.

yang hanya dibalas deheman kecil. sejak semalam kemarin junkyu jatuh 'tertidur' lagi, sampai hari ini yaitu keesokannya junkyu masih belum juga bergerak.

-flashback-

kemarin saat haru keluar dari kamar junkyu matanya yang memerah tertangkap jihoon yang lalu bertanya apa saja yang junkyu lalui semalam. dan haru menjawab seadanya, ya memang junkyu tenang kan tadi malam? membuat helaan lega dari jihoon.

“bang ji, udah sore jun belum bangun?”

itu udah pertanyaan ke puluhan atau bahkan ratusan yang haru ucapkan. setiap jamnya dia bolak balik kamar biasa junkyuー kamar putih junkyu untuk mengecekーlalu kembali ke ruang tamu lagi, melapor ke jihoon.

“hahaha lo takut?” , Jihoon tak dapat menahan tawanya karena tingkah haruto yang sepenuhnya berbeda dari saat terakhir ia lihat.

“gagitu dih” , haru mencebikkan bibirnya. lalu beralih masuk ke kamar lagi.

memutar audio klasik di ruangan dimana junkyu masih terbaring diam. membuat haru sore itu baru menyadari, wangi kamar ini tak asing. wangi parfum mendiang kakaknya kan...? dan itu sempat membuat haru terdiam di tempatnya selama beberapa saat.

kembali pada kesadarannya, haru beralih ke sudut ruangan. tujuannya nakas kecil putih. diatasnya tertata rapi beberapa botol kaca yang sepertinya untuk terarium ?? dan lagi, haru merasa tak asing.

beranjak saat tangannya menarik laci itu. laci ketiga kosong. laci kedua yang dibukanya terdapat kotak hitam, sempat ia berpikir untuk membuka tapi urung, apabila memang dia mau tahu nanti biarlah haru yang bertanya langsung. atau bahkan kalau junkyu yang akan bercerita lebih dulu. dan saat laci pertama terbuka, matanya menangkap kamera analog dan sebuah handy cam tertata rapi.

ia yakin pernah melihat kamera analog itu....

foto pap dari yoshi sekitar tiga tahun lalu saat dirinya tidak bisa berlibur ke jepang... bukankah itu? atau hanya model dan warnanya sama?

“ah bodoh, pasti bukan” , monolog haru kemudian meninggalkan nakas itu, mengurung perasaannya.

dan sisa hari itu haru habiskan dengan menunggui junkyu disampingnya.


“harutoo”

panggil jihoon panjang dan kepalanya yang muncul di celah pintu.

jari haruto yang memainkan keyboard kerja junkyu berhenti.

“kenapa”

“kenalan sama itu yuk em-”

“hah siapa” haru tertarik, kemudian bangkit dan saat dirinya menyingkirkan pintu yang memisahnya dengan jihoon,

disitulah berdiri makhluk yang lebih kecil dirinya dengan tangan mungilnya yang mengapit jihoon kuat.

“Hai haru!” , Sapa sosok itu riang. Membuat haru menatap jihoon takut takut yang dibalas jihoon anggukan singkat.

“halo... kak?”

“hyunsuk, kak hyunsuk ーih lucu jii aku dipanggil kak?” Jawab si kecil kemudian beralih bercerita gemas dirinya dipanggil 'kak' ke pacarnya.

haru yang melihat dari dekat interaksi pasangan didepannya hanya tertawa kecil.

“gue kirain lo single bang”

bugh

“aa-aw kok dipukul kak??” , haru mengaduh saat tinjuan pelan mendarat di perutnya

“gapapa” , jawaban hyunsuk ngeselin bgt? haru natep jihoon mints penjelasan

“gitu dah, gue di ghosting eh ni anaknya balik nangis nangis... ga terima gue single karna masih punya dia ceunahh” , panjang jihoon menatap malas hyunsuk yang sudah merajuk rajuk

“pfft eHH iya iya ampun”

tangan hyunsuk yang terangkat dan mukanya yang seperti angry bird membuat haru gagal tertawa, serem kek ibu ibu yang nungguin gerobak sayur di gang depan.

hyunsuk lucu, dan menurut haru ga buruk banget ngobrol ama pasangan didepannya.

hyunsuk yang udah mengalihkan dan berhasil ngajak haru cerita ini itu dapet puk puk dikepalanya dari jihoon. sengaja jihoon tadi manggil pacar beda unit lima langkahnya itu biar ngajak haru ngobrol. keliatan banget anaknya nungguin junkyu yang bahkan tidurnya nyenyak banget.

“lo mau bangun kapan coba”

“mingdep ke jepang, lo sendiri yang nentuin. bangunlah cupu lo”

jihoon menatap wajah junkyu yang lebih rendah darinya. sebelumnya junkyu udah cerita kalo dia mau ke jepang nyamperin haru baru nyeritain semuanya. dari junkyu bahagia sampai the worst junkyu era, biar haru ga ngerasa ketipu tipu banget katanya. habis itu katanya mau dibawa ke mansionnya, diajak ketemu mama. tapi anaknya sekarang malah tiduran.

“jangan lama lama ya kyu”

kata terakhir jihoon sebelum keluar dan disusul bunyi pintu tertutup.


haruto baru aja keluar kamar mandi, karena udah sore dia sekalian aja make piyama biru dari lemari junkyu. ukurannya pas pas aja paling bagian bahunya yang sedikit kedodoran karena bahunya ga selebar junkyu.

udah wangi, haru datengin ruangan junkyu lagi. ngecek keadaannya yang masih ga ada perubahan.

“biasanya selama apa, sekarang masih belum bangun hm”

hening. berdiam disini membuat penciumannya benar benar serasa menghirup wangi kakaknya. Wangi lily, bunga yang selalu haru bawa kalau berkunjung ke kakaknya.

dengan beberapa hal yang ditemukan haru, ia berfikir...

apa junkyu dan kakaknya saling kenal?

tahun kelahiran keduanya sama, kakak nya yang pernah jadi pertukaran dan jadi bersekolah SMA di seoul...

“pabo-ya. seoul itu luas.” ,jawab dirinya sendiri. semakin melesakkan jari jarinya ke rambut gelap junkyu, memainkannya.

beberapa waktu berlalu dengan tetap jari haru yang masih menari bebas di pucuk junkyu, menariknya sesekali berharap junkyu bangun.

“dih gue dipanggil kesini mendadak dan ditinggal tidur gini doang nih?”

haru kesel. muka junkyu adem banget tidurnya seakan menikmati.

berniat keluar mau minum, haru ngeliat seseorang mau masuk pintu berstikerー kamar yedam tapi parasnya beda banget... dab lagi rambutnya yang mencolok

“ka yedam..?”

“eh eh” , sosok berambut merah itu berbalik, memperlihatkan tangannya yang membawa dua mug berisi coklat hangat.

“temen ka yedam..?” pertanyaan haru langsung terjawab saat pintu dibelakang sosok merah terbuka lebar menampakkan yedam langsung.

“kenapa haruto?”

“oh engga, itu.. Temennya?” , Haru bingung. Ini kenapa jihoon tibatiba punya pacar dan sekarang yedam yang bawa orang lain ke unit mereka. dia cuma balik ke jepang semingguan tapi kok kayaknya banyak yang dia lewatin

“ohhh kenalin doyoung, unitnya sebelah sama ka hyunsuk”

“halo” ucap doyoung sambil membungkuk sopan.

“eh i-iya, adenya kak hyunsuk dong? mirip sih kecil” haru ngomong gitu sambil duduk di sofa sementara dua orang itu berdiri beberapaa langkah didepan.

haru udha nyaman ya kayak rumah sendiri ಡ ͜ ʖ ಡ

“lo ama gue beda dikit jirr” sahut doyoung “anjir kak siapa sih” dobby nya ngadu ke yedam,

“shh bocah banget sih”

“terus... kok mau masuk kamar ka yedam ngapain?”

“Kita belajar ya tolong, ka yedam baik ingin membantu. Ya kan kak” doyoung jengah ditanya tanya mulu

Yedam cuma balas deheman abis itu dorong badan doyoung biar masuk ke kamarnya, jangan deh satuin doyoung ama haruto kayaknya.

“jihoon keluar tadi ama ka hyunsuk, kenapa?”

“gapa─”

ceklek

“HAH KOK BANGUN”

suara pintu kebuka nampakin junkyu yang berdiri dan nyender di kusen pintu kamarnya. sontak haru mendekat dan megang dua bahu junkyu, di bawa miring kanan kiri di cek kondisinya.

“hawu ih pusiing” , junkyu ngerengek karna badannya disuruh muter untuk kesekian

“ah sori” haru langsung berhenti dari kegiatannya.

“demi tuhan, junkyu ini rekor” yedam angkat suara setelah diam ngasih kesempatan ke haru dulu,

“hehehe, dam tolong ya. yuk sayang”

yedam senyum geleng geleng, karena junkyu langsung ngilang setelah narik haru dan nutup kamarnya. dia paham, junkyu minta di deliveriin ayam garlic chesee pasti.

oh, untuk rekor tadi yang dimaksut yedam... ini udah kebelasan kalinya junkyu ngalamin 'tidur panjang' setelah malam bulannya, dan kali ini rekor junkyu siuman tercepat. sbeelumnya itu kalau yedam gak salah ingat 6 harian. kayaknya haru berpengaruh ya -batin yedam.

.

“dih gamau lepass” , haru ngoceh tapi biarin badannya dibawa jatuh ke kasur, dipeluk junkyu.

junkyu masih agak lemes sebenernya maka dari itu dia mau deket deket haru, biar nge cas energi. hehehehehe.

“baju aku bagus ya” junkyu melirik haru yang lebih rendah

“biasー”

“kalo dipake kamu”

“Lo yang nyeret kesini gue mana sempet bawa baju dih” , sewot haru

“lah eh loh eh iya.... kok haru disini sih” , junkyu baru sadar. dia kan ga nyuruh asahi lagi...

junkyu natep haru yang gelagapan.

“y-ya gatau asahi tiba tiba punya tiket”

“ah jihoon bamsul nih pasti”

“tapi gapapa deh, makasih jihoon” lanjut junkyu labil dan mainin badan haru dipelukannya. dibawa guling kanan guling kiri.

“aAK JANGAN GIGIT”

pelukan junkyu terlepas, membuat haru tersenyum miring karena berhasil.

“oh berani gigit gigit ya, diajarin siapa hmm” , goda junkyu sambik duduk dan nyandarin badannya ke headboard kasur.

haru ngasih tatepan malesnya,

“sini sini” , ajak junkyu setelah nyusun bantal buat sandaran haru disebelahnya.

“hihi lucu banget” gelak junkyu waktu haru ngedeket,

“lo lebih lucu tau ga” , balas haru sedikit berbisik

“HAH APANIH APA INI oh my-”

junkyu pura pura pingsan sambil megangin dadanya, alay.

haru ngebiarin tingkah junkyu, sampe orangnya bangun sendiri karena ga ditanggepin.

“ga laper? mau makan?”

ini kenapa harunya berubah jadi halus gini.. junkyu juga bingung.

“Mau makan qamu boleh gak mniezz” kata junkyu sambil kedip kedip manja.

haru yang digituin merinding.

“serem, pedofil”

“cih. oh ya aku tidur berapa hari?” , Junkyu lupa ngecek dna juga lupa sih hp nya dimana.

“dua hari sama hari ini”

“wiih cepet” guman junkyu bangga sendiri.

“hah? itu cepet?” , Haru beneran kaget sampe nunduk ngeliat langsung muka junkyu yang gatau sejak kapan jadi baring sambil meluk kakinya.

“hhm, pernah 10harian” jawab junkyu dengan kepala mengadah, membuat nafas hangat haru menerpa wajahnya pelan.

wah... cuma itu yang haru pikir.

“aku ngurangin sakit ya?”

pertanyaan tiba tiba haru ngebuat mata junkyu membulat, dia tau dari mana?

“yaiya dong...

makasih ya?”

haru bisa nangkep gimana junkyu yang senyum hangat, tulus. hatinya mengahangat, kehadirannya berguna banget ya? setidaknya itu yang dirasakannya sekarang.

junkyu naikin kepalanya jadi dipaha haru, dan dengan satu gerakaan selanjutnya membuat junkyu telungkup di antara dua kaki haru yang terbuka. junkyu kemudian menopang dagunya sendiri, nampakin wajah dengan senyumnya.

haru masih ga bergeming, alhasil tangannya sekarang digigit kecil kecil sama junkyu.

“sakit” , keluh haru

“yaudah sini dongg, mumumu” , junkyu membuat gestur dengan gerak kepalanya dan bibirnya yang dimonyongkan, mengajak haru.

chupp

haruto gitu aja ngerendahin badannya, menyatukan belah ranum mereka. ngebuat kerja jantung junkyu lebih extra karena letupan letupan kecil yang dirasa di dadanya.

haru lah yang pertama mengetuk bibir junkyu, meminta sang lawan membuka bibirnya dan menuntun pagutan mereka menjadi lebih intens.

junkyu yang sebelumnya kesusahan karena posisi tengkurapnya beranjak, berdiri dengan kedua lututnya dan kedua tangannya yang udah bertengger di bahu haru. lalu mendorong badan haru lebih menempel ke headboard kasur tanpa melepas pagutannya. mereka saling mencoba mendominasi kali ini, dan menjadikan ciuman mereka lebih panas dari sebelum2nya. Dengan posisi haru yang lebih rendah, membuat saliva yang telah bercampur itu jatuh pelan menuruni sudut bibirnya.

Kegiatan keduanya masih berlanjut sampai,,

“KIM JUNKYU LO BARU BANGUN ANJING” teriak jihoon heboh karena junkyu yang menarik haru mendekat lagi, kehadirannya didepan pintu cuma dilirik sekilas doang????

junkyu sontak menoleh, menatap sengit jihoon dan mengedik kearah pintu ; menyuruh keluar.

“Park Jihoon, Keluar” usir junkyu lagi saat tangan haru meremas bajunya, sepertinya harunya takut.

“ck cepetan, makan abis ini” jihoon mengalah, keluar dan menutup pintu itu semula

Bugh

“akh h-haru sakitt” , junkyu mengusap perutnya yang ditinju

“sikat gigi lo bau” haru beranjak ke kamar mandi, mau sikat gigi ulang juga sebelum makan.

“aish jihoon bgsat ganggu doang”

“udah to biasa aja. emang udah beberapa kali kayak gitu” suara jihoon terangkat, menenagkan haru yang duduk di sofa tapi pandangannya menatap kearah kamar junkyu terus.

yang hanya dibalas deheman kecil. sejak semalam kemarin junkyu jatuh 'tertidur' lagi, sampai hari ini yaitu keesokannya junkyu masih belum juga bergerak.

-flashback-

kemarin saat haru keluar dari kamar junkyu matanya yang memerah tertangkap jihoon yang lalu bertanya apa saja yang junkyu lalui semalam. dan haru menjawab seadanya, ya memang junkyu tenang kan tadi malam? membuat helaan lega dari jihoon.

“bang ji, udah sore jun belum bangun?”

itu udah pertanyaan ke puluhan atau bahkan ratusan yang haru ucapkan. setiap jamnya dia bolak balik kamar biasa junkyuー kamar putih junkyu untuk mengecekーlalu kembali ke ruang tamu lagi, melapor ke jihoon.

“hahaha lo takut?” , Jihoon tak dapat menahan tawanya karena tingkah haruto yang sepenuhnya berbeda dari saat terakhir ia lihat.

“gagitu dih” , haru mencebikkan bibirnya. lalu beralih masuk ke kamar lagi.

memutar audio klasik di ruangan dimana junkyu masih terbaring diam. membuat haru sore itu baru menyadari, wangi kamar ini tak asing. wangi parfum mendiang kakaknya kan...? dan itu sempat membuat haru terdiam di tempatnya selama beberapa saat.

kembali pada kesadarannya, haru beralih ke sudut ruangan. tujuannya nakas kecil putih. diatasnya tertata rapi beberapa botol kaca yang sepertinya untuk terarium ?? dan lagi, haru merasa tak asing.

beranjak saat tangannya menarik laci itu. laci ketiga kosong. laci kedua yang dibukanya terdapat kotak hitam, sempat ia berpikir untuk membuka tapi urung, apabila memang dia mau tahu nanti biarlah haru yang bertanya langsung. atau bahkan kalau junkyu yang akan bercerita lebih dulu. dan saat laci pertama terbuka, matanya menangkap kamera analog dan sebuah handy cam tertata rapi.

ia yakin pernah melihat kamera analog itu....

foto pap dari yoshi sekitar tiga tahun lalu saat dirinya tidak bisa berlibur ke jepang... bukankah itu? atau hanya model dan warnanya sama?

“ah bodoh, pasti bukan” , monolog haru kemudian meninggalkan nakas itu, mengurung perasaannya.

dan sisa hari itu haru habiskan dengan menunggui junkyu disampingnya.


“harutoo”

panggil jihoon panjang dan kepalanya yang muncul di celah pintu.

jari haruto yang memainkan keyboard kerja junkyu berhenti.

“kenapa”

“kenalan sama itu yuk em-”

“hah siapa” haru tertarik, kemudian bangkit dan saat dirinya menyingkirkan pintu yang memisahnya dengan jihoon,

disitulah berdiri makhluk yang lebih kecil dirinya dengan tangan mungilnya yang mengapit jihoon kuat.

“Hai haru!” , Sapa sosok itu riang. Membuat haru menatap jihoon takut takut yang dibalas jihoon anggukan singkat.

“halo... kak?”

“hyunsuk, kak hyunsuk ーih lucu jii aku dipanggil kak?” Jawab si kecil kemudian beralih bercerita gemas dirinya dipanggil 'kak' ke pacarnya.

haru yang melihat dari dekat interaksi pasangan didepannya hanya tertawa kecil.

“gue kirain lo single bang”

bugh

“aa-aw kok dipukul kak??” , haru mengaduh saat tinjuan pelan mendarat di perutnya

“gapapa” , jawaban hyunsuk ngeselin bgt? haru natep jihoon mints penjelasan

“gitu dah, gue di ghosting eh ni anaknya balik nangis nangis... ga terima gue single karna masih punya dia ceunahh” , panjang jihoon menatap malas hyunsuk yang sudah merajuk rajuk

“pfft eHH iya iya ampun”

tangan hyunsuk yang terangkat dan mukanya yang seperti angry bird membuat haru gagal tertawa, serem kek ibu ibu yang nungguin gerobak sayur di gang depan.

hyunsuk lucu, dan menurut haru ga buruk banget ngobrol ama pasangan didepannya.

hyunsuk yang udah mengalihkan dan berhasil ngajak haru cerita ini itu dapet puk puk dikepalanya dari jihoon. sengaja jihoon tadi manggil pacar beda unit lima langkahnya itu biar ngajak haru ngobrol. keliatan banget anaknya nungguin junkyu yang bahkan tidurnya nyenyak banget.

“lo mau bangun kapan coba”

“mingdep ke jepang, lo sendiri yang nentuin. bangunlah cupu lo”

jihoon menatap wajah junkyu yang lebih rendah darinya. sebelumnya junkyu udah cerita kalo dia mau ke jepang nyamperin haru baru nyeritain semuanya. dari junkyu bahagia sampai the worst junkyu era, biar haru ga ngerasa ketipu tipu banget katanya. habis itu katanya mau dibawa ke mansionnya, diajak ketemu mama. tapi anaknya sekarang malah tiduran.

“jangan lama lama ya kyu”

kata terakhir jihoon sebelum keluar dan disusul bunyi pintu tertutup.


haruto baru aja keluar kamar mandi, karena udah sore dia sekalian aja make piyama biru dari lemari junkyu. ukurannya pas pas aja paling bagian bahunya yang sedikit kedodoran karena bahunya ga selebar junkyu.

udah wangi, haru datengin ruangan junkyu lagi. ngecek keadaannya yang masih ga ada perubahan.

“biasanya selama apa, sekarang masih belum bangun hm”

hening. berdiam disini membuat penciumannya benar benar serasa menghirup wangi kakaknya. Wangi lily, bunga yang selalu haru bawa kalau berkunjung ke kakaknya.

dengan beberapa hal yang ditemukan haru, ia berfikir...

apa junkyu dan kakaknya saling kenal?

tahun kelahiran keduanya sama, kakak nya yang pernah jadi pertukaran dan jadi bersekolah SMA di seoul...

“pabo-ya. seoul itu luas.” ,jawab dirinya sendiri. semakin melesakkan jari jarinya ke rambut gelap junkyu, memainkannya.

beberapa waktu berlalu dengan tetap jari haru yang masih menari bebas di pucuk junkyu, menariknya sesekali berharap junkyu bangun.

“dih gue dipanggil kesini mendadak dan ditinggal tidur gini doang nih?”

haru kesel. muka junkyu adem banget tidurnya seakan menikmati.

berniat keluar mau minum, haru ngeliat seseorang mau masuk pintu berstikerー kamar yedam tapi parasnya beda banget... dab lagi rambutnya yang mencolok

“ka yedam..?”

“eh eh” , sosok berambut merah itu berbalik, memperlihatkan tangannya yang membawa dua mug berisi coklat hangat.

“temen ka yedam..?” pertanyaan haru langsung terjawab saat pintu dibelakang sosok merah terbuka lebar menampakkan yedam langsung.

“kenapa haruto?”

“oh engga, itu.. Temennya?” , Haru bingung. Ini kenapa jihoon tibatiba punya pacar dan sekarang yedam yang bawa orang lain ke unit mereka. dia cuma balik ke jepang semingguan tapi kok kayaknya banyak yang dia lewatin

“ohhh kenalin doyoung, unitnya sebelah sama ka hyunsuk”

“halo” ucap doyoung sambil membungkuk sopan.

“eh i-iya, adenya kak hyunsuk dong? mirip sih kecil” haru ngomong gitu sambil duduk di sofa sementara dua orang itu berdiri beberapaa langkah didepan.

haru udha nyaman ya kayak rumah sendiri ಡ ͜ ʖ ಡ

“lo ama gue beda dikit jirr” sahut doyoung “anjir kak siapa sih” dobby nya ngadu ke yedam,

“shh bocah banget sih”

“terus... kok mau masuk kamar ka yedam ngapain?” , #harukepo

“Kita belajar ya tolong, ka yedam baik ingin membantu. Ya kan kak”

Yedam cuma balas deheman abis itu dorong badan doyoung biar masuk ke kamarnya, jangan deh satuin doyoung ama haruto kayaknya.

“jihoon keluar tadi ama ka hyunsuk, kenapa?”

“gapa─”

ceklek

“HAH KOK BANGUN”

suara pintu kebuka nampakin junkyu yang berdiri dan nyender di kusen pintu kamarnya. sontak haru mendekat dan megang dua bahu junkyu, di bawa miring kanan kiri di cek kondisinya.

“hawu ih pusiing” , junkyu ngerengek karna badannya disuruh muter untuk kesekian

“ah sori” haru langsung berhenti dari kegiatannya.

“demi tuhan, junkyu ini rekor” yedam angkat suara setelah diam ngasih kesempatan ke haru dulu,

“hehehe, dam tolong ya. yuk sayang”

yedam senyum geleng geleng, karena junkyu langsung ngilang setelah narik haru dan nutup kamarnya. dia paham, junkyu minta di deliveriin ayam garlic chesee pasti.

oh, untuk rekor tadi yang dimaksut yedam... ini udah kebelasan kalinya junkyu ngalamin 'tidur panjang' setelah malam bulannya, dan kali ini rekor junkyu siuman tercepat. sbeelumnya itu kalau yedam gak salah ingat 6 harian. kayaknya haru berpengaruh ya -batin yedam.

.

“dih gamau lepass” , haru ngoceh tapi biarin badannya dibawa jatuh ke kasur, dipeluk junkyu.

junkyu masih agak lemes sebenernya maka dari itu dia mau deket deket haru, biar nge cas energi. hehehehehe.

“baju aku bagus ya” junkyu melirik haru yang lebih rendah

“biasー”

“kalo dipake kamu”

“Lo yang nyeret kesini gue mana sempet bawa baju dih” , sewot haru

“lah eh loh eh iya.... kok haru disini sih” , junkyu baru sadar. dia kan ga nyuruh asahi lagi...

junkyu natep haru yang gelagapan.

“y-ya gatau asahi tiba tiba punya tiket”

“ah jihoon bamsul nih pasti”

“tapi gapapa deh, makasih jihoon” lanjut junkyu labil dan mainin badan haru dipelukannya. dibawa guling kanan guling kiri.

“aAK JANGAN GIGIT”

pelukan junkyu terlepas, membuat haru tersenyum miring karena berhasil.

“oh berani gigit gigit ya, diajarin siapa hmm” , goda junkyu sambik duduk dan nyandarin badannya ke headboard kasur.

haru ngasih tatepan malesnya,

“sini sini” , ajak junkyu setelah nyusun bantal buat sandaran haru disebelahnya.

“hihi lucu banget” gelak junkyu waktu haru ngedeket,

“lo lebih lucu tau ga” , balas haru sedikit berbisik

“HAH APANIH APA INI oh my-”

junkyu pura pura pingsan sambil megangin dadanya, alay.

haru ngebiarin tingkah junkyu, sampe orangnya bangun sendiri karena ga ditanggepin.

“ga laper? mau makan?”

ini kenapa harunya berubah jadi halus gini.. junkyu juga bingung.

“Mau makan qamu boleh gak mniezz” kata junkyu sambil kedip kedip manja.

haru yang digituin merinding.

“serem, pedofil”

“cih. oh ya aku tidur berapa hari?” , Junkyu lupa ngecek dna juga lupa sih hp nya dimana.

“dua hari sama hari ini”

“wiih cepet” guman junkyu bangga sendiri.

“hah? itu cepet?” , Haru beneran kaget sampe nunduk ngeliat langsung muka junkyu yang gatau sejak kapan jadi baring sambil meluk kakinya.

“hhm, pernah 10harian” jawab junkyu dengan kepala mengadah, membuat nafas hangat haru menerpa wajahnya pelan.

wah... cuma itu yang haru pikir.

“aku ngurangin sakit ya?”

pertanyaan tiba tiba haru ngebuat mata junkyu membulat, dia tau dari mana?

“yaiya dong...

makasih ya?”

haru bisa nangkep gimana junkyu yang senyum hangat, tulus. hatinya mengahangat, kehadirannya berguna banget ya? setidaknya itu yang dirasakannya sekarang.

junkyu naikin kepalanya jadi dipaha haru, dan dengan satu gerakaan selanjutnya membuat junkyu telungkup di antara dua kaki haru yang terbuka. junkyu kemudian menopang dagunya sendiri, nampakin wajah dengan senyumnya.

haru masih ga bergeming, alhasil tangannya sekarang digigit kecil kecil sama junkyu.

“sakit” , keluh haru

“yaudah sini dongg, mumumu” , junkyu membuat gestur dengan gerak kepalanya dan bibirnya yang dimonyongkan, mengajak haru.

chupp

haruto gitu aja ngerendahin badannya, menyatukan belah ranum mereka. ngebuat kerja jantung junkyu lebih extra karena letupan letupan kecil yang dirasa di dadanya.

haru lah yang pertama mengetuk bibir junkyu, meminta sang lawan membuka bibirnya dan menuntun pagutan mereka menjadi lebih intens.

junkyu yang sebelumnya kesusahan karena posisi tengkurapnya beranjak, berdiri dengan kedua lututnya dan kedua tangannya yang udah bertengger di bahu haru. lalu mendorong badan haru lebih menempel ke headboard kasur tanpa melepas pagutannya. mereka saling mencoba mendominasi kali ini, dan menjadikan ciuman mereka lebih panas dari sebelum2nya. Dengan posisi haru yang lebih rendah, membuat saliva yang telah bercampur itu jatuh pelan menuruni sudut bibirnya.

Kegiatan keduanya masih berlanjut sampai,,

“KIM JUNKYU LO BARU BANGUN ANJING” teriak jihoon heboh karena junkyu yang menarik haru mendekat lagi, kehadirannya didepan pintu cuma dilirik sekilas doang????

junkyu sontak menoleh, menatap sengit jihoon dan mengedik kearah pintu ; menyuruh keluar.

“Park Jihoon, Keluar” usir junkyu lagi saat tangan haru meremas bajunya, sepertinya harunya takut.

“ck cepetan, makan abis ini” jihoon mengalah, keluar dan menutup pintu itu semula

Bugh

“akh h-haru sakitt” , junkyu mengusap perutnya yang ditinju

“sikat gigi lo bau” haru beranjak ke kamar mandi, mau sikat gigi ulang juga sebelum makan.

“aish jihoon bgsat ganggu doang”

“udah to biasa aja. emang udah beberapa kali kayak gitu” suara jihoon terangkat, menenagkan haru yang duduk di sofa tapi pandangannya menatap kearah kamar junkyu terus.

yang hanya dibalas deheman kecil. sejak semalam kemarin junkyu jatuh 'tertidur' lagi, sampai hari ini yaitu keesokannya junkyu masih belum juga bergerak.

-flashback-

kemarin saat haru keluar dari kamar junkyu matanya yang memerah tertangkap jihoon yang lalu bertanya apa saja yang junkyu lalui semalam. dan haru menjawab seadanya, ya memang junkyu tenang kan tadi malam? membuat helaan lega dari jihoon.

“bang ji, udah sore jun belum bangun?”

itu udah pertanyaan ke puluhan atau bahkan ratusan yang haru ucapkan. setiap jamnya dia bolak balik kamar biasa junkyuー kamar putih junkyu untuk mengecekーlalu kembali ke ruang tamu lagi, melapor ke jihoon.

“hahaha lo takut?” , Jihoon tak dapat menahan tawanya karena tingkah haruto yang sepenuhnya berbeda dari saat terakhir ia lihat.

“gagitu dih” , haru mencebikkan bibirnya. lalu beralih masuk ke kamar lagi.

memutar audio klasik di ruangan dimana junkyu masih terbaring diam. membuat haru sore itu baru menyadari, wangi kamar ini tak asing. wangi parfum mendiang kakaknya kan...? dan itu sempat membuat haru terdiam di tempatnya selama beberapa saat.

kembali pada kesadarannya, haru beralih ke sudut ruangan. tujuannya nakas kecil putih. diatasnya tertata rapi beberapa botol kaca yang sepertinya untuk terarium ?? dan lagi, haru merasa tak asing.

beranjak saat tangannya menarik laci itu. laci ketiga kosong. laci kedua yang dibukanya terdapat kotak hitam, sempat ia berpikir untuk membuka tapi urung, apabila memang dia mau tahu nanti biarlah haru yang bertanya langsung. atau bahkan kalau junkyu yang akan bercerita lebih dulu. dan saat laci pertama terbuka, matanya menangkap kamera analog dan sebuah handy cam tertata rapi.

ia yakin pernah melihat kamera analog itu....

foto pap dari yoshi sekitar tiga tahun lalu saat dirinya tidak bisa berlibur ke jepang... bukankah itu? atau hanya model dan warnanya sama?

“ah bodoh, pasti bukan” , monolog haru kemudian meninggalkan nakas itu, mengurung perasaannya.

dan sisa hari itu haru habiskan dengan menunggui junkyu disampingnya.


“harutoo”

panggil jihoon panjang dan kepalanya yang muncul di celah pintu.

jari haruto yang memainkan keyboard kerja junkyu berhenti.

“kenapa”

“kenalan sama itu yuk em-”

“hah siapa” haru tertarik, kemudian bangkit dan saat dirinya menyingkirkan pintu yang memisahnya dengan jihoon,

disitulah berdiri makhluk yang lebih kecil dirinya dengan tangan mungilnya yang mengapit jihoon kuat.

“Hai haru!” , Sapa sosok itu riang. Membuat haru menatap jihoon takut takut yang dibalas jihoon anggukan singkat.

“halo... kak?”

“hyunsuk, kak hyunsuk ーih lucu jii aku dipanggil kak?” Jawab si kecil kemudian beralih bercerita gemas dirinya dipanggil 'kak' ke pacarnya.

haru yang melihat dari dekat interaksi pasangan didepannya hanya tertawa kecil.

“gue kirain lo single bang”

bugh

“aa-aw kok dipukul kak??” , haru mengaduh saat tinjuan pelan mendarat di perutnya

“gapapa” , jawaban hyunsuk ngeselin bgt? haru natep jihoon mints penjelasan

“gitu dah, gue di ghosting eh ni anaknya balik nangis nangis... ga terima gue single karna masih punya dia ceunahh” , panjang jihoon menatap malas hyunsuk yang sudah merajuk rajuk

“pfft eHH iya iya ampun”

tangan hyunsuk yang terangkat dan mukanya yang seperti angry bird membuat haru gagal tertawa, serem kek ibu ibu yang nungguin gerobak sayur di gang depan.

hyunsuk lucu, dan menurut haru ga buruk banget ngobrol ama pasangan didepannya.

hyunsuk yang udah mengalihkan dan berhasil ngajak haru cerita ini itu dapet puk puk dikepalanya dari jihoon. sengaja jihoon tadi manggil pacar beda unit lima langkahnya itu biar ngajak haru ngobrol. keliatan banget anaknya nungguin junkyu yang bahkan tidurnya nyenyak banget.

“lo mau bangun kapan coba”

“mingdep ke jepang, lo sendiri yang nentuin. bangunlah cupu lo”

jihoon menatap wajah junkyu yang lebih rendah darinya. sebelumnya junkyu udah cerita kalo dia mau ke jepang nyamperin haru baru nyeritain semuanya. dari junkyu bahagia sampai the worst junkyu era, biar haru ga ngerasa ketipu tipu banget katanya. habis itu katanya mau dibawa ke mansionnya, diajak ketemu mama. tapi anaknya sekarang malah tiduran.

“jangan lama lama ya kyu”

kata terakhir jihoon sebelum keluar dan disusul bunyi pintu tertutup.


haruto baru aja keluar kamar mandi, karena udah sore dia sekalian aja make piyama biru dari lemari junkyu. ukurannya pas pas aja paling bagian bahunya yang sedikit kedodoran karena bahunya ga selebar junkyu.

udah wangi, haru datengin ruangan junkyu lagi. ngecek keadaannya yang masih ga ada perubahan.

“biasanya selama apa, sekarang masih belum bangun hm”

hening. berdiam disini membuat penciumannya benar benar serasa menghirup wangi kakaknya. Wangi lily, bunga yang selalu haru bawa kalau berkunjung ke kakaknya.

dengan beberapa hal yang ditemukan haru, ia berfikir...

apa junkyu dan kakaknya saling kenal?

tahun kelahiran keduanya sama, kakak nya yang pernah jadi pertukaran dan jadi bersekolah SMA di seoul...

“pabo-ya. seoul itu luas.” ,jawab dirinya sendiri. semakin melesakkan jari jarinya ke rambut gelap junkyu, memainkannya.

beberapa waktu berlalu dengan tetap jari haru yang masih menari bebas di pucuk junkyu, menariknya sesekali berharap junkyu bangun.

“dih gue dipanggil kesini mendadak dan ditinggal tidur gini doang nih?”

haru kesel. muka junkyu adem banget tidurnya seakan menikmati.

berniat keluar mau minum, haru ngeliat seseorang mau masuk pintu berstikerー kamar yedam tapi parasnya beda banget... dab lagi rambutnya yang mencolok

“ka yedam..?”

“eh eh” , sosok berambut merah itu berbalik, memperlihatkan tangannya yang membawa dua mug berisi coklat hangat.

“temen ka yedam..?” pertanyaan haru langsung terjawab saat pintu dibelakang sosok merah terbuka lebar menampakkan yedam langsung.

“kenapa haruto?”

“oh engga, itu.. Temennya?” , Haru bingung. Ini kenapa jihoon tibatiba punya pacar dan sekarang yedam yang bawa orang lain ke unit mereka. dia cuma balik ke jepang semingguan tapi kok kayaknya banyak yang dia lewatin

“ohhh kenalin doyoung, unitnya sebelah sama ka hyunsuk”

“halo” ucap doyoung sambil membungkuk sopan.

“eh i-iya, adenya kak hyunsuk dong? mirip sih kecil” haru ngomong gitu sambil duduk di sofa sementara dua orang itu berdiri beberapaa langkah didepan.

haru udha nyaman ya kayak rumah sendiri ಡ ͜ ʖ ಡ

“lo ama gue beda dikit jirr” sahut doyoung “anjir kak siapa sih” dobby nya ngadu ke yedam,

“shh bocah banget sih”

“terus... kok mau masuk kamar ka yedam ngapain?” , #harukepo

“Kita belajar ya tolong, ka yedam baik ingin membantu. Ya kan kak”

Yedam cuma balas deheman abis itu dorong badan doyoung biar masuk ke kamarnya, jangan deh satuin doyoung ama haruto kayaknya.

“jihoon keluar tadi ama ka hyunsuk, kenapa?”

“gapa─”

ceklek

“HAH KOK BANGUN”

suara pintu kebuka nampakin junkyu yang berdiri dan nyender di kusen pintu kamarnya. sontak haru mendekat dan megang dua bahu junkyu, di bawa miring kanan kiri di cek kondisinya.

“hawu ih pusiing” , junkyu ngerengek karna badannya disuruh muter untuk kesekian

“ah sori” haru langsung berhenti dari kegiatannya.

“demi tuhan, junkyu ini rekor” yedam angkat suara setelah diam ngasih kesempatan ke haru dulu,

“hehehe, dam tolong ya. yuk sayang”

yedam senyum geleng geleng, karena junkyu langsung ngilang setelah narik haru dan nutup kamarnya. dia paham, junkyu minta di deliveriin ayam garlic chesee pasti.

oh, untuk rekor tadi yang dimaksut yedam... ini udah kebelasan kalinya junkyu ngalamin 'tidur panjang' setelah malam bulannya, dan kali ini rekor junkyu siuman tercepat. sbeelumnya itu kalau yedam gak salah ingat 6 harian. kayaknya haru berpengaruh ya -batin yedam.

.

“dih gamau lepass” , haru ngoceh tapi biarin badannya dibawa jatuh ke kasur, dipeluk junkyu.

junkyu masih agak lemes sebenernya maka dari itu dia mau deket deket haru, biar nge cas energi. hehehehehe.

“baju aku bagus ya” junkyu melirik haru yang lebih rendah

“biasー”

“kalo dipake kamu”

“Lo yang nyeret kesini gue mana sempet bawa baju dih” , sewot haru

“lah eh loh eh iya.... kok haru disini sih” , junkyu baru sadar. dia kan ga nyuruh asahi lagi...

junkyu natep haru yang gelagapan.

“y-ya gatau asahi tiba tiba punya tiket”

“ah jihoon bamsul nih pasti”

“tapi gapapa deh, makasih jihoon” lanjut junkyu labil dan mainin badan haru dipelukannya. dibawa guling kanan guling kiri.

“aAK JANGAN GIGIT”

pelukan junkyu terlepas, membuat haru tersenyum miring karena berhasil.

“oh berani gigit gigit ya, diajarin siapa hmm” , goda junkyu sambik duduk dan nyandarin badannya ke headboard kasur.

haru ngasih tatepan malesnya,

“sini sini” , ajak junkyu setelah nyusun bantal buat sandaran haru disebelahnya.

“hihi lucu banget” gelak junkyu waktu haru ngedeket,

“lo lebih lucu tau ga” , balas haru sedikit berbisik

“HAH APANIH APA INI oh my-”

junkyu pura pura pingsan sambil megangin dadanya, alay.

haru ngebiarin tingkah junkyu, sampe orangnya bangun sendiri karena ga ditanggepin.

“ga laper? mau makan?”

ini kenapa harunya berubah jadi halus gini.. junkyu juga bingung.

“Mau makan qamu boleh gak mniezz” kata junkyu sambil kedip kedip manja.

haru yang digituin merinding.

“serem, pedofil”

“cih. oh ya aku tidur berapa hari?” , Junkyu lupa ngecek dna juga lupa sih hp nya dimana.

“dua hari sama hari ini”

“wiih cepet” guman junkyu bangga sendiri.

“hah? itu cepet?” , Haru beneran kaget sampe nunduk ngeliat langsung muka junkyu yang gatau sejak kapan jadi baring sambil meluk kakinya.

“hhm, pernah 10harian” jawab junkyu dengan kepala mengadah, membuat nafas hangat haru menerpa wajahnya pelan.

wah... cuma itu yang haru pikir.

“aku ngurangin sakit ya?”

pertanyaan tiba tiba haru ngebuat mata junkyu membulat, dia tau dari mana?

“yaiya dong...

makasih ya?”

haru bisa nangkep gimana junkyu yang senyum hangat, tulus. hatinya mengahangat, kehadirannya berguna banget ya? setidaknya itu yang dirasakannya sekarang.

junkyu naikin kepalanya jadi dipaha haru, dan dengan satu gerakaan selanjutnya membuat junkyu telungkup di antara dua kaki haru yang terbuka. junkyu kemudian menopang dagunya sendiri, nampakin wajah dengan senyumnya.

haru masih ga bergeming, alhasil tangannya sekarang digigit kecil kecil sama junkyu.

“sakit” , keluh haru

“yaudah sini dongg, mumumu” , junkyu membuat gestur dengan gerak kepalanya dan bibirnya yang dimonyongkan, mengajak haru.

chupp

haruto gitu aja ngerendahin badannya, menyatukan belah ranum mereka. ngebuat kerja jantung junkyu lebih extra karena letupan letupan kecil yang dirasa di dadanya.

haru lah yang pertama mengetuk bibir junkyu, meminta sang lawan membuka bibirnya dan menuntun pagutan mereka menjadi lebih intens.

junkyu yang sebelumnya kesusahan karena posisi tengkurapnya beranjak, berdiri dengan kedua lututnya dan kedua tangannya yang udah bertengger di bahu haru. lalu mendorong badan haru lebih menempel ke headboard kasur tanpa melepas pagutannya. mereka saling mencoba mendominasi kali ini, dan menjadikan ciuman mereka lebih panas dari sebelum2nya. Dengan posisi haru yang lebih rendah, membuat saliva yang telah bercampur itu jatuh pelan menuruni sudut bibirnya.

Kegiatan keduanya masih berlanjut sampai,,

“KIM JUNKYU LO BARU BANGUN ANJING” teriak jihoon heboh karena junkyu yang menarik haru mendekat lagi, kehadirannya didepan pintu cuma dilirik sekilas doang????

junkyu sontak menoleh, menatap sengit jihoon dan mengedik kearah pintu ; menyuruh keluar.

“Park Jihoon, Keluar” usir junkyu saat tangan haru meremas bajunya sepertinya harunya takut.

“ck cepetan, makan abis ini” jihoon mengalah, keluar dan menutup pintu itu semula

Bugh

“akh h-haru sakitt” , junkyu mengusap perutnya yang ditinju

“sikat gigi lo bau” haru beranjak ke kamar mandi, mau sikat gigi ulang juga sebelum makan.

“aish jihoon bgsat ganggu doang”

kembali

“udah to biasa aja. emang udah beberapa kali kayak gitu” suara jihoon terangkat, menenagkan haru yang duduk di sofa tapi pandangannya menatap kearah kamar junkyu terus.

yang hanya dibalas deheman kecil. sejak semalam kemarin junkyu jatuh 'tertidur' lagi, sampai hari ini yaitu keesokannya junkyu masih belum juga bergerak.

-flashback-

kemarin saat haru keluar dari kamar junkyu matanya yang memerah tertangkap jihoon yang lalu bertanya apa saja yang junkyu lalui semalam. dan haru menjawab seadanya, ya memang junkyu tenang kan tadi malam? membuat helaan lega dari jihoon.

“bang ji, udah sore jun belum bangun?”

itu udah pertanyaan ke puluhan atau bahkan ratusan yang haru ucapkan. setiap jamnya dia bolak balik kamar biasa junkyuー kamar putih junkyu untuk mengecekーlalu kembali ke ruang tamu lagi, melapor ke jihoon.

“hahaha lo takut?” , Jihoon tak dapat menahan tawanya karena tingkah haruto yang sepenuhnya berbeda dari saat terakhir ia lihat.

“gagitu dih” , haru mencebikkan bibirnya. lalu beralih masuk ke kamar lagi.

memutar audio klasik di ruangan dimana junkyu masih terbaring diam. membuat haru sore itu baru menyadari, wangi kamar ini tak asing. wangi parfum mendiang kakaknya kan...? dan itu sempat membuat haru terdiam di tempatnya selama beberapa saat.

kembali pada kesadarannya, haru beralih ke sudut ruangan. tujuannya nakas kecil putih. diatasnya tertata rapi beberapa botol kaca yang sepertinya untuk terarium ?? dan lagi, haru merasa tak asing.

beranjak saat tangannya menarik laci itu. laci ketiga kosong. laci kedua yang dibukanya terdapat kotak hitam, sempat ia berpikir untuk membuka tapi urung, apabila memang dia mau tahu nanti biarlah haru yang bertanya langsung. atau bahkan kalau junkyu yang akan bercerita lebih dulu. dan saat laci pertama terbuka, matanya menangkap kamera analog dan sebuah handy cam tertata rapi.

ia yakin pernah melihat kamera analog itu....

foto pap dari yoshi sekitar tiga tahun lalu saat dirinya tidak bisa berlibur ke jepang... bukankah itu? atau hanya model dan warnanya sama?

“ah bodoh, pasti bukan” , monolog haru kemudian meninggalkan nakas itu, mengurung perasaannya.

dan sisa hari itu haru habiskan dengan menunggui junkyu disampingnya.


“harutoo”

panggil jihoon panjang dan kepalanya yang muncul di celah pintu.

jari haruto yang memainkan keyboard kerja junkyu berhenti.

“kenapa”

“kenalan sama itu yuk em-”

“hah siapa” haru tertarik, kemudian bangkit dan saat dirinya menyingkirkan pintu yang memisahnya dengan jihoon,

disitulah berdiri makhluk yang lebih kecil dirinya dengan tangan mungilnya yang mengapit jihoon kuat.

“Hai haru!” , Sapa sosok itu riang. Membuat haru menatap jihoon takut takut yang dibalas jihoon anggukan singkat.

“halo... kak?”

“hyunsuk, kak hyunsuk ーih lucu jii aku dipanggil kak?” Jawab si kecil kemudian beralih bercerita gemas dirinya dipanggil 'kak' ke pacarnya.

haru yang melihat dari dekat interaksi pasangan didepannya hanya tertawa kecil.

“gue kirain lo single bang”

bugh

“aa-aw kok dipukul kak??” , haru mengaduh saat tinjuan pelan mendarat di perutnya

“gapapa” , jawaban hyunsuk ngeselin bgt? haru natep jihoon mints penjelasan

“gitu dah, gue di ghosting eh ni anaknya balik nangis nangis... ga terima gue single karna masih punya dia ceunahh” , panjang jihoon menatap malas hyunsuk yang sudah merajuk rajuk

“pfft eHH iya iya ampun”

tangan hyunsuk yang terangkat dan mukanya yang seperti angry bird membuat haru gagal tertawa, serem kek ibu ibu yang nungguin gerobak sayur di gang depan.

hyunsuk lucu, dan menurut haru ga buruk banget ngobrol ama pasangan didepannya.

hyunsuk yang udah mengalihkan dan berhasil ngajak haru cerita ini itu dapet puk puk dikepalanya dari jihoon. sengaja jihoon tadi manggil pacar beda unit lima langkahnya itu biar ngajak haru ngobrol. keliatan banget anaknya nungguin junkyu yang bahkan tidurnya nyenyak banget.

“lo mau bangun kapan coba”

“mingdep ke jepang, lo sendiri yang nentuin. bangunlah cupu lo”

jihoon menatap wajah junkyu yang lebih rendah darinya. sebelumnya junkyu udah cerita kalo dia mau ke jepang nyamperin haru baru nyeritain semuanya. dari junkyu bahagia sampai the worst junkyu era, biar haru ga ngerasa ketipu tipu banget katanya. habis itu katanya mau dibawa ke mansionnya, diajak ketemu mama. tapi anaknya sekarang malah tiduran.

“jangan lama lama ya kyu”

kata terakhir jihoon sebelum keluar dan disusul bunyi pintu tertutup.


haruto baru aja keluar kamar mandi, karena udah sore dia sekalian aja make piyama biru dari lemari junkyu. ukurannya pas pas aja paling bagian bahunya yang sedikit kedodoran karena bahunya ga selebar junkyu.

udah wangi, haru datengin ruangan junkyu lagi. ngecek keadaannya yang masih ga ada perubahan.

“biasanya selama apa, sekarang masih belum bangun hm”

hening. berdiam disini membuat penciumannya benar benar serasa menghirup wangi kakaknya. Wangi lily, bunga yang selalu haru bawa kalau berkunjung ke kakaknya.

dengan beberapa hal yang ditemukan haru, ia berfikir...

apa junkyu dan kakaknya saling kenal?

tahun kelahiran keduanya sama, kakak nya yang pernah jadi pertukaran dan jadi bersekolah SMA di seoul...

“pabo-ya. seoul itu luas.” ,jawab dirinya sendiri. semakin melesakkan jari jarinya ke rambut gelap junkyu, memainkannya.

beberapa waktu berlalu dengan tetap jari haru yang masih menari bebas di pucuk junkyu, menariknya sesekali berharap junkyu bangun.

“dih gue dipanggil kesini mendadak dan ditinggal tidur gini doang nih?”

haru kesel. muka junkyu adem banget tidurnya seakan menikmati.

berniat keluar mau minum, haru ngeliat seseorang mau masuk pintu berstikerー kamar yedam tapi parasnya beda banget... dab lagi rambutnya yang mencolok

“ka yedam..?”

“eh eh” , sosok berambut merah itu berbalik, memperlihatkan tangannya yang membawa dua mug berisi coklat hangat.

“temen ka yedam..?” pertanyaan haru langsung terjawab saat pintu dibelakang sosok merah terbuka lebar menampakkan yedam langsung.

“kenapa haruto?”

“oh engga, itu.. Temennya?” , Haru bingung. Ini kenapa jihoon tibatiba punya pacar dan sekarang yedam yang bawa orang lain ke unit mereka. dia cuma balik ke jepang semingguan tapi kok kayaknya banyak yang dia lewatin

“ohhh kenalin doyoung, unitnya sebelah sama ka hyunsuk”

“halo” ucap doyoung sambil membungkuk sopan.

“eh i-iya, adenya kak hyunsuk dong? mirip sih kecil” haru ngomong gitu sambil duduk di sofa sementara dua orang itu berdiri beberapaa langkah didepan.

haru udha nyaman ya kayak rumah sendiri ಡ ͜ ʖ ಡ

“lo ama gue beda dikit jirr” sahut doyoung “anjir kak siapa sih” dobby nya ngadu ke yedam,

“shh bocah banget sih”

“terus... kok mau masuk kamar ka yedam ngapain?” , #harukepo

“Kita belajar ya tolong, ka yedam baik ingin membantu. Ya kan kak”

Yedam cuma balas deheman abis itu dorong badan doyoung biar masuk ke kamarnya, jangan deh satuin doyoung ama haruto kayaknya.

“jihoon keluar tadi ama ka hyunsuk, kenapa?”

“gapa─”

ceklek

“HAH KOK BANGUN”

suara pintu kebuka nampakin junkyu yang berdiri dan nyender di kusen pintu kamarnya. sontak haru mendekat dan megang dua bahu junkyu, di bawa miring kanan kiri di cek kondisinya.

“hawu ih pusiing” , junkyu ngerengek karna badannya disuruh muter untuk kesekian

“ah sori” haru langsung berhenti dari kegiatannya.

“demi tuhan, junkyu ini rekor” yedam angkat suara setelah diam ngasih kesempatan ke haru dulu,

“hehehe, dam tolong ya. yuk sayang”

yedam senyum geleng geleng, karena junkyu langsung ngilang setelah narik haru dan nutup kamarnya. dia paham, junkyu minta di deliveriin ayam garlic chesee pasti.

oh, untuk rekor tadi yang dimaksut yedam... ini udah kebelasan kalinya junkyu ngalamin 'tidur panjang' setelah malam bulannya, dan kali ini rekor junkyu siuman tercepat. sbeelumnya itu kalau yedam gak salah ingat 6 harian. kayaknya haru berpengaruh ya -batin yedam.

.

“dih gamau lepass” , haru ngoceh tapi biarin badannya dibawa jatuh ke kasur, dipeluk junkyu.

junkyu masih agak lemes sebenernya maka dari itu dia mau deket deket haru, biar nge cas energi. hehehehehe.

“baju aku bagus ya” junkyu melirik haru yang lebih rendah

“biasー”

“kalo dipake kamu”

“Lo yang nyeret kesini gue mana sempet bawa baju dih” , sewot haru

“lah eh loh eh iya.... kok haru disini sih” , junkyu baru sadar. dia kan ga nyuruh asahi lagi...

junkyu natep haru yang gelagapan.

“y-ya gatau asahi tiba tiba punya tiket”

“ah jihoon bamsul nih pasti”

“tapi gapapa deh, makasih jihoon” lanjut junkyu labil dan mainin badan haru dipelukannya. dibawa guling kanan guling kiri.

“aAK JANGAN GIGIT”

pelukan junkyu terlepas, membuat haru tersenyum miring karena berhasil.

“oh berani gigit gigit ya, diajarin siapa hmm” , goda junkyu sambik duduk dan nyandarin badannya ke headboard kasur.

haru ngasih tatepan malesnya,

“sini sini” , ajak junkyu setelah nyusun bantal buat sandaran haru disebelahnya.

“hihi lucu banget” gelak junkyu waktu haru ngedeket,

“lo lebih lucu tau ga” , balas haru sedikit berbisik

“HAH APANIH APA INI oh my-”

junkyu pura pura pingsan sambil megangin dadanya, alay.

haru ngebiarin tingkah junkyu, sampe orangnya bangun sendiri karena ga ditanggepin.

“ga laper? mau makan?”

ini kenapa harunya berubah jadi halus gini.. junkyu juga bingung.

“Mau makan qamu boleh gak mniezz” kata junkyu sambil kedip kedip manja.

haru yang digituin merinding.

“serem, pedofil”

“cih. oh ya aku tidur berapa hari?” , Junkyu lupa ngecek dna juga lupa sih hp nya dimana.

“dua hari sama hari ini”

“wiih cepet” guman junkyu bangga sendiri.

“hah? itu cepet?” , Haru beneran kaget sampe nunduk ngeliat langsung muka junkyu yang gatau sejak kapan jadi baring sambil meluk kakinya.

“hhm, pernah 10harian” jawab junkyu dengan kepala mengadah, membuat nafas hangat haru menerpa wajahnya pelan.

wah... cuma itu yang haru pikir.

“aku ngurangin sakit ya?”

pertanyaan tiba tiba haru ngebuat mata junkyu membulat, dia tau dari mana?

“yaiya dong...

makasih ya?”

haru bisa nangkep gimana junkyu yang senyum hangat, tulus. hatinya mengahangat, kehadirannya berguna banget ya? setidaknya itu yang dirasakannya sekarang.

junkyu naikin kepalanya jadi dipaha haru, dan dengan satu gerakaan selanjutnya membuat junkyu telungkup di antara dua kaki haru yang terbuka. junkyu kemudian menopang dagunya sendiri, nampakin wajah dengan senyumnya.

haru masih ga bergeming, alhasil tangannya sekarang digigit kecil kecil sama junkyu.

“sakit” , keluh haru

“yaudah sini dongg, mumumu” , junkyu membuat gestur dengan gerak kepalanya dan bibirnya yang dimonyongkan, mengajak haru.

chupp

haruto gitu aja ngerendahin badannya, menyatukan belah ranum mereka. ngebuat kerja jantung junkyu lebih extra karena letupan letupan kecil yang dirasa di dadanya.

haru lah yang pertama mengetuk bibir junkyu, meminta sang lawan membuka bibirnya dan menuntun pagutan mereka menjadi lebih intens.

junkyu yang sebelumnya kesusahan karena posisi tengkurapnya beranjak, berdiri dengan kedua lututnya dan kedua tangannya yang udah bertengger di bahu haru. lalu mendorong badan haru lebih menempel ke headboard kasur tanpa melepas pagutannya. mereka saling mencoba mendominasi kali ini, dan menjadikan ciuman mereka lebih panas dari sebelum2nya. Dengan posisi haru yang lebih rendah, membuat saliva yang telah bercampur itu jatuh pelan menuruni sudut bibirnya.

Kegiatan keduanya masih berlanjut sampai,,

“KIM JUNKYU LO BARU BANGUN ANJING” teriak jihoon heboh karena junkyu yang menarik haru mendekat lagi, kehadirannya didepan pintu cuma dilirik sekilas doang????

junkyu sontak menoleh, menatap sengit jihoon dan mengedik kearah pintu ; menyuruh keluar.

“Park Jihoon, Keluar” usir junkyu saat tangan haru meremas bajunya sepertinya harunya takut.

“ck cepetan, makan abis ini” jihoon mengalah, keluar dan menutup pintu itu semula

Bugh

“akh h-haru sakitt” , junkyu mengusap perutnya yang ditinju

“sikat gigi lo bau” haru beranjak ke kamar mandi, mau sikat gigi ulang juga sebelum makan.

“aish jihoon bgsat ganggu doang”

Larut dalam lamunannya membuat jari junkyu bergerak asal diatas keyboard pianonya. Banyak, banyak pikiran pikiran yang datang bersilih satu sama lain.

Haru lagi apa? Udah makan?

Ruby ngapain ya sama mami

Gimana kalau ternyata gue duluan daripada single gue keluar? Sempet ga?

Sebenernya udah sering, tapi gue takut. Takut nanti malam. Sendiri lagi?

Kira kira semacam itu yang terlintas di benaknya, membuatnya memikirkan skenario masing masing.

Kecuali yang terakhir.

Setelah melirik kearah keluar jendela, mendapati langit sore yang menjingga membuat dirinya kembali pada rasa takut yang sama. tapi junkyu tak pernah terbiasa dengan itu.

Berjalan gontai, junkyu membawa dirinya menunduk membuka penyimpanan makanannya. Mengambil sekotak marshmallow fudge penuh topping dan membawanya perlahan menuju pintu putih yang letaknya sedikit tertutupi tirai.

Pintu yang pernah hampir Haru buka.

Memutar kunci yang tergantung, membuat indra penciuman junkyu menangkap wewangian bunga lily seiring dengan pintu terbuka lebar. Wewangian yang dapat membuat seorang kim junkyu tenang sekaligus tercekat. Bagaimana tidak? Pemilik wangi ini, yang kamera analog nya terdapat di laci nakas di ujung ruangan serba putih ini, membuat junkyu merasakan hadirnya walau dari aroma yang biasanya menguar alami dari tubuhnya, tapi juga membuat junkyu merutuk kenapa dirinya tak dapat berbuat apapun untuk mencegah yoshinya pergi.

Kamar seluas 4 × 4 inilah yang junkyu gunakan khusus setiap malam bulan tiba. Membuatnya semirip mungkin dengan ruangan sebelumnya, di apartemennya dahulu. Terasa hangat sekarang, karna sinar matahari bebas masuk dari jendela kaca besar yang terlapis kain tipis putih,

Terdapat kasur kecil disini, yang kepalanya bertepatan dengan sudut jendela yang tak sampai ujung. Membuat yang berbaring disana apabila memasang posisi miring ke kanan baru akan melihat jendela sebagai pandangan pertama.

Kasur lain junkyu. Kasur yang menempel pada dinding di sisi kirinya. Dengan dinding disitu yang terpasang handcuff berguna menahan satu tangan junkyu yang apabila bergerak tak terkendali. Takut junkyu yang akan bergerak semaunya dan menjadi liar jadi jihoon memasangnya disana. Tentu dengan bahan lembut dan terbaik agar pergelangan junkyu tak terluka.

Junkyu tersenyum mengedarkan pandangannya. Membawa tubuhnya berputar kecil melihat ruangan itu ikut berputar di pandangannya.

Junkyu menarik tirai putih itu, agar dari posisi tidurnya nanti masih bisa melihat langit diatas sana. Kebiasaannya.

Oh ya, la luna dileher junkyu juga belum menunjukkan tanda tandanya. Di malam purnama emas, la luna nya pasti akan bercahaya redup redup dan semakin terang untuk jangka hitungan menit. Tak ada rasa sakit, hanya bercahaya seolah ingin bergabung memberi pelita dari bulan.

Langit menggelap. Membuat tubuh junkyu perlahan berbaring sempurna di kasur empuknya. Junkyu tidak memakai borgolnya kali ini, entah kenapa dia tiba tiba yakin kalau malam ini ia tak akan melakukan hal diluar batas . Udara juga semakin dingin membuat efek tersendiri bagi badan kyu.

Junkyu sedari tadi mencoba memejam berharap jatuh tertidur. Ingin mendahului rasa sakit yang entah datang atau tidak dan seperti apa. Tapi gagal. Beberapa kali juga junkyu bisa dengan langkah kaki dari ruang kamarnya, sepertinya jihoon yang mengecek. Atau yedam yang biasa menyiapkan apapun yang semisal dibutuhkan mendadak. Rasanya junkyu beruntung, diberi teman seperti mereka. Mempunyai orang tua dengan warisan kim corp membuat keduanya harus bekerja dari mansionnya secara tertutup. Kenapa? Penyebabnya adalah bisa saja maut mengintai mereka melalui pesaing perusahaan yang iri hati. Dan juga junkyu yang tak mau merepotkan mami nya kalau dirinya berbuat diluar kendali.

Sepertinya jika dilihat dari kegelapan langit mungkin ini sekitar jam 7 atau 8?

pikir junkyu yang perlahan di dahinya turun satu dua dan tetes keringat selanjutnya. suhu tubuhnya naik turun atau memang dia panas dingin?

dan tak lama setelahnya junkyu jatuh menjemput gelap.


“Sa toilet dulu bentar” ucap haru terburu

“tangan lo bisa gak”

“bisa lah. nih pegang” cepat haru mengoper satu satunya barang yang dia bawa, ponsel.

Kata asahi tadi, “udah bawa diri aja. Lo tuh udah ditanggung junkyu tau ga?” Dan beneran, haru cuma bawa diri dan juga baju yang dikenakan seadanya, kurang tebal. Padahal perkiraan malam ini seoul bisa sampai -2 celcius.

Haru dengan mata bergerak gelisahnya menyelesaikan panggilan alamnya dengan cepat. Menatap dirinya dari pantulan cermin, ujung hidungnya memerah. Haru kedinginan. Dan juga karna pesawat mereka yang terlambat landing membuat dirinya sampai di seoul sekarang, di pukul 8 malam lebih. Belum lagi perjalanan ke apatemen junkyu yang memakan waktu... haru ingin cepat sampai.

Menemui asahi yang berdiri di tempat tadi, haru langsung diajak ke mobil yang dikirim jihoon. Membuat perjalanan mereka ah asahi tidak terlalu bosann karena supir yang bertanya ini itu. Sedangkan haru dan seluruh perasaan serta pikiran berkecambuhnya diam menatap lampu gedung gedung.

semoga ga terlambat


“hh-halo haru. masuk sa. sini mau minum dulu?” Sapa jihoon cepat saat melihat wajah haruto yang terengah saat pintu terbuka.

“Engga bang. ee itu” tolak junkyu seraya melirik kamar junkyu. ia tak tahu mau bilang apa, dia yang disuruh datang kan? lalu?

“iya mau ke junkyu? langsung ooh iya iya” jihoon dibuat kikuk sendiri lalu menuntun haru ke kamar junkyu.

“eh bentar, baju lo tipis banget nih pilih mau mana deh tar sakit, jangan kayak junkyu”

Jihoon memberhentikan langkahnya dan mendorong haru ke depan lemari pemilik kamar. haru menarik asal hoodie hitam ditangannya

“udah, tar aja bang gue ga dingin kok makasih” potong haru saat jihoon akan membuka mulutnya lagi.

“hah yaudah. itu pintu putih? iya masuk situ ada junkyu didalam. kalau ada apa apa teriak gue aja ya? apalagi kalau misal em, junkyu gerak aneh langsung menjauh ok?”

Penjelasan jihoon tak terlalu didengarnya, tapi haru menyempatkan berbisik 'makasih' sebelum dengan yakin membuka knop pintu.

wush

Haruto masuk dan menutup ruangan remang ini lagi. Sepertinya tak ada lampu membuat satu satunya penerangan disini adalah dari cahaya bulan yang merengsek masuk dari jendela besar didepannya. Haru berjalan pasti ke arah ranjang, mendudukkan badannya dilantai demi mensejajarkan wajahnya dengan wajah yang diam diam dirindunya. tak munafik, haru lega saat melihat wajah tenang itu dengan mata terpejam dan nafas teratur.

“ngh”

haru terdiam melihat perubahan mimik wajah didepannya, kening serta alis junkyu perlahan menikuk. membawa tangan haru perlahan naik, menyentuh dan mengelus pelipis itu pelan. hatinya menghangat begitu gerakannya membuat lipatan itu perlahan hilang.

chup

haru memegang daun telinganya sendiri setelah mencuri kecupan kecil di sudut bibir junkyu. ia tak percaya kalau dirinya akan mencium seseorang yang tertidur. seperti mencuri kesempatan saja. eh tapi kan junkyu juga seringー ok cukup. telinga haru memerah entah karena bayangan fantasiny atau karena suhu yang semakin menusuk kulit.

lantai yang didudukinya tak terlalu dingin, jadi haru masih bisa bertahan dengan posisinya sekarang. hoodie hitam milik junkyu juga sudah dipakainya melapisi bajunya sendiri. membuat penciumannya yang lama tak membaui wangi ini kembali merasakannya.

'kok gue jadi gini' batin haru tapi malah meraih satu jari junkyu untuk digenggamnya dengan tangan sehat kanannya. tangan kirinya masih di gips jadilah tak bisa digunakan sementara.

lama haru hanya diam seperti itu. sampai ia menegakkan duduknya melihat jelas apa itu.

cahaya keemasan

yang menguar bercahaya dari tanda di leher junkyu. membuat tangan haru dengan gerakan patah patah menyentuhnya tapi menarik tangannya lagi cepat. haru yang penasaran memajukan wajahnya dan melihat jelas apa yang dilihatnya.

beberapa belas menit terlewat. haru sudah kembali pada duduk ngemper nyamannya. setelah memperhatikan cahaya yang perlahan memudar itu haru merasa hatinya ーah bahkan perasaannya terasa tenang. damai. tentram. seperti tak ada beban dan sekarang membuatnya hanya mengusap jari junkyu pelan.

.

. .

. . .

. . . .

. . . . .

“mmm ngg? eh e-eh”,

haru mengerjap cepat dan menarik wajahnya mundur. ia ketiduran. dan terbangun karna ujung rambutnya yang berkali kali menabrak kelopak matanya gatal.

terbangun dengan wajah junkyu yang menatapnya dengan mata sayu sebagai pandangan pertama. tangannya yang digenggam. juga nafas mereka yang menerpa satu sama lain

“kkak udah bangun” , haru masih dengan keterjutannya, mencuri curi pandangan ke tangan kanannya yang digenggam.

hati junkyu berdesir, menampakkan senyumnya walau susah.

kak ya ,?

” he em. hai? “

suara junkyu terdengar dengan ibu jarinya yang perlahan bergerak mengusap tangan digenggamannya.

“hai”

hening setelahnya. junkyu masih menatap lemah ke arah haru. sementara haru sesekali meliriknya, lebih sering menatap tautan tangan mereka.

“kenapa” haru bertanya lebih dulu karna tangan junkyu yang mengetuk punggung tangannya berkali kali.

“peluk”,

“mau peluk haru”

junkyu mengulang perkataannya. membuat haru menggigit bibir dalamnya. dan perlahan naik ke kasur.

junkyu tersenyum lebih lebar saat harunya mau. jadi ia meluruskan badannya menjadi terlentang. membuat haru yang diatas mengerjap berkali kali

“err ini gimana”

“badannya turunin”

melakukan apa yang disuruh, haru menurunkan badannya. membuat kedua sikunya menjadi tumpuan saat pelan tapi pasti kedua tangan junkyu meraih tengkuk dan punggungnya. menyatukan mereka dalam pelukan hangat.

degupnya berpacu. hidung haru yang bergesekan dengan rambut pemuda dibawahnya membuat penciumannya penuh dengan wangi khas junkyu. dan lagi junkyu yang memeluk erat di ceruk lehernya. membuatnya bersusah payah menahan.

“kangen aku ga” , junkyu berkata kecil di sela pelukannya. tersenyum kemudian saat merasa haru balas mengagguk.

“maaf ya” , junkyu melanjutkan ucapannya dengan pelukan yang tak seerat tadi. tubuhnya dia baringkan lagi dan itu membuat posisi mereka seperti... ya begitulah.

haru masih dengan posisinya membuat poni panjangnya menutupi pandangan junkyu. sudah diselipkan ke telinga masih saja jatuh lagi, akhirnya junkyu harus menahannya ke pelipis kanan dan kiri haru dengan kedua tangannya.

haru sendiri tak menyembunyikan senyumnya. kemudian menatap diam junkyu dibawahnya.

hening.

tangan junkyu perlahan bergerak kemudian berhenti di garis dagu haru. membawanya turun perlahan, meniadakan jarak. sampai saat kedua bibir mereka bertemu membuat gelanyar aneh dirasakan haru. Hanya kecupan durasi lama, membuat dua pasang manik itu terpejam merasakan perasaan yang bercampur.

senang. menyenangkan.

saat junkyu melepas pertama dan menangkap haru yang bernafas keras membuatnya terkekeh pelan.

“jangan ketawa”

junkyu, haru tuh malu ah elah.

“iya iya. sini”

junkyu menggeser badannya mendekat ke dinding. supaya tangan kiri haru yang sudah tertangkap oleh pandangannya kalau ter gips itupun tak ketindihan nanti. haru menurut dan ikut berbaring. lalu tangannya yang kembali diajak bertaut.

“dingin” , haru menoleh. pasalnya tangan junkyu menjadi lebih dingin sekarang.

“makanya angetin”

junkyu tertawa pelanーkarena tubuhnya yang terasa lemahーsaat haru membawa tangannya digosok dengan hoodie hitamnya yang dikenakan haru.

“Sakit?” haru bertanya lemah setelah hening menyelimuti.

“emh engga” , suara junkyu yang terdengar sangat lemah membuat haru cepat bangun.

“m-mau minum?”

tawarannya tergantung diudara kosong.

junkyunya kembali jatuh lelap.

Larut dalam lamunannya membuat jari junkyu bergerak asal diatas keyboard pianonya. Banyak, banyak pikiran pikiran yang datang bersilih satu sama lain.

Haru lagi apa? Udah makan?

Ruby ngapain ya sama mami

Gimana kalau ternyata gue duluan daripada single gue keluar? Sempet ga?

Sebenernya udah sering, tapi gue takut. Takut nanti malam. Sendiri lagi?

Kira kira semacam itu yang terlintas di benaknya, membuatnya memikirkan skenario masing masing.

Kecuali yang terakhir.

Setelah melirik kearah keluar jendela, mendapati langit sore yang menjingga membuat dirinya kembali pada rasa takut yang sama. tapi junkyu tak pernah terbiasa dengan itu.

Berjalan gontai, junkyu membawa dirinya menunduk membuka penyimpanan makanannya. Mengambil sekotak marshmallow fudge penuh topping dan membawanya perlahan menuju pintu putih yang letaknya sedikit tertutupi tirai.

Pintu yang pernah hampir Haru buka.

Memutar kunci yang tergantung, membuat indra penciuman junkyu menangkap wewangian bunga lily seiring dengan pintu terbuka lebar. Wewangian yang dapat membuat seorang kim junkyu tenang sekaligus tercekat. Bagaimana tidak? Pemilik wangi ini, yang kamera analog nya terdapat di laci nakas di ujung ruangan serba putih ini, membuat junkyu merasakan hadirnya walau dari aroma yang biasanya menguar alami dari tubuhnya, tapi juga membuat junkyu merutuk kenapa dirinya tak dapat berbuat apapun untuk mencegah yoshinya pergi.

Kamar seluas 4 × 4 inilah yang junkyu gunakan khusus setiap malam bulan tiba. Membuatnya semirip mungkin dengan ruangan sebelumnya, di apartemennya dahulu. Terasa hangat sekarang, karna sinar matahari bebas masuk dari jendela kaca besar yang terlapis kain tipis putih,

Terdapat kasur kecil disini, yang kepalanya bertepatan dengan sudut jendela yang tak sampai ujung. Membuat yang berbaring disana apabila memasang posisi miring ke kanan baru akan melihat jendela sebagai pandangan pertama.

Kasur lain junkyu. Kasur yang menempel pada dinding di sisi kirinya. Dengan dinding disitu yang terpasang handcuff berguna menahan satu tangan junkyu yang apabila bergerak tak terkendali. Takut junkyu yang akan bergerak semaunya dan menjadi liar jadi jihoon memasangnya disana. Tentu dengan bahan lembut dan terbaik agar pergelangan junkyu tak terluka.

Junkyu tersenyum mengedarkan pandangannya. Membawa tubuhnya berputar kecil melihat ruangan itu ikut berputar di pandangannya.

Junkyu menarik tirai putih itu, agar dari posisi tidurnya nanti masih bisa melihat langit diatas sana. Kebiasaannya.

Oh ya, la luna dileher junkyu juga belum menunjukkan tanda tandanya. Di malam purnama emas, la luna nya pasti akan bercahaya redup redup dan semakin terang untuk jangka hitungan menit. Tak ada rasa sakit, hanya bercahaya seolah ingin bergabung memberi pelita dari bulan.

Langit menggelap. Membuat tubuh junkyu perlahan berbaring sempurna di kasur empuknya. Junkyu tidak memakai borgolnya kali ini, entah kenapa dia tiba tiba yakin kalau malam ini ia tak akan melakukan hal diluar batas . Udara juga semakin dingin membuat efek tersendiri bagi badan kyu.

Junkyu sedari tadi mencoba memejam berharap jatuh tertidur. Ingin mendahului rasa sakit yang entah datang atau tidak dan seperti apa. Tapi gagal. Beberapa kali juga junkyu bisa dengan langkah kaki dari ruang kamarnya, sepertinya jihoon yang mengecek. Atau yedam yang biasa menyiapkan apapun yang semisal dibutuhkan mendadak. Rasanya junkyu beruntung, diberi teman seperti mereka. Mempunyai orang tua dengan warisan kim corp membuat keduanya harus bekerja dari mansionnya secara tertutup. Kenapa? Penyebabnya adalah bisa saja maut mengintai mereka melalui pesaing perusahaan yang iri hati. Dan juga junkyu yang tak mau merepotkan mami nya kalau dirinya berbuat diluar kendali.

Sepertinya jika dilihat dari kegelapan langit mungkin ini sekitar jam 7 atau 8?

pikir junkyu yang perlahan di dahinya turun satu dua dan tetes keringat selanjutnya. suhu tubuhnya naik turun atau memang dia panas dingin?

dan tak lama setelahnya junkyu jatuh menjemput gelap.


“Sa toilet dulu bentar” ucap haru terburu

“tangan lo bisa gak”

“bisa lah. nih pegang” cepat haru mengoper satu satunya barang yang dia bawa, ponsel.

Kata asahi tadi, “udah bawa diri aja. Lo tuh udah ditanggung junkyu tau ga?” Dan beneran, haru cuma bawa diri dan juga baju yang dikenakan seadanya, kurang tebal. Padahal perkiraan malam ini seoul bisa sampai -2 celcius.

Haru dengan mata bergerak gelisahnya menyelesaikan panggilan alamnya dengan cepat. Menatap dirinya dari pantulan cermin, ujung hidungnya memerah. Haru kedinginan. Dan juga karna pesawat mereka yang terlambat landing membuat dirinya sampai di seoul sekarang, di pukul 8 malam lebih. Belum lagi perjalanan ke apatemen junkyu yang memakan waktu... haru ingin cepat sampai.

Menemui asahi yang berdiri di tempat tadi, haru langsung diajak ke mobil yang dikirim jihoon. Membuat perjalanan mereka ah asahi tidak terlalu bosann karena supir yang bertanya ini itu. Sedangkan haru dan seluruh perasaan serta pikiran berkecambuhnya diam menatap lampu gedung gedung.

semoga ga terlambat


“hh-halo haru. masuk sa. sini mau minum dulu?” Sapa jihoon cepat saat melihat wajah haruto yang terengah saat pintu terbuka.

“Engga bang. ee itu” tolak junkyu seraya melirik kamar junkyu. ia tak tahu mau bilang apa, dia yang disuruh datang kan? lalu?

“iya mau ke junkyu? langsung ooh iya iya” jihoon dibuat kikuk sendiri lalu menuntun haru ke kamar junkyu.

“eh bentar, baju lo tipis banget nih pilih mau mana deh tar sakit, jangan kayak junkyu”

Jihoon memberhentikan langkahnya dan mendorong haru ke depan lemari pemilik kamar. haru menarik asal hoodie hitam ditangannya

“udah, tar aja bang gue ga dingin kok makasih” potong haru saat jihoon akan membuka mulutnya lagi.

“hah yaudah. itu pintu putih? iya masuk situ ada junkyu didalam. kalau ada apa apa teriak gue aja ya? apalagi kalau misal em, junkyu gerak aneh langsung menjauh ok?”

Penjelasan jihoon tak terlalu didengarnya, tapi haru menyempatkan berbisik 'makasih' sebelum dengan yakin membuka knop pintu.

wush

Haruto masuk dan menutup ruangan remang ini lagi. Sepertinya tak ada lampu membuat satu satunya penerangan disini adalah dari cahaya bulan yang merengsek masuk dari jendela besar didepannya. Haru berjalan pasti ke arah ranjang, mendudukkan badannya dilantai deki mensejajarkan wajahnya dengan wajah yang diam diam dirindunya. tak munafik, haru lega saat melihat wajah tenang itu dengan mata terpejam dan nafas teratur.

“ngh”

haru terdiam melihat perubahan mimik wajah didepannya, kening serta alis junkyu perlahan menikuk. membawa tangan haru perlahan naik, menyentuh dan mengelus pelipis itu pelan. hatinya menghangat begitu gerakannya membuat lipatan itu perlahan hilang.

chup

haru memegang daun telinganya sendiri setelah mencuri kecupan kecil di sudut bibir junkyu. ia tak percaya kalau dirinya akan mencium seseorang yang tertidur. seperti mencuri kesempatan saja. eh tapi kan junkyu juga seringー ok cukup. telinga haru memerah entah karena bayangan di otaknya atau karena suhu yang semakin menusuk kulit.

lantai yang didudukinya tak terlalu dingin, jadi haru masih bisa bertahan dengan posisinya sekarang. hoodie hitam milik junkyu juga sudah dipakainya melapisi bajunya sendiri. membuat penciumannya yang lama tak membaui wangi ini kembali merasakannya.

'kok gue jadi gini' batin haru tapi malah meraih satu jari junkyu untuk digenggamnya dengan tangan sehat kanannya. tangan kirinya masih di gips jadilah tak bisa digunakan sementara.

lama haru hanya diam seperti itu. sampai ia menegakkan duduknya melihat jelas apa itu.

cahaya keemasan

yang menguar bercahaya dari tanda di leher junkyu. membuat tangan haru dengan gerakan patah patah menyentuhnya tapi menarik tangannya lagi cepat. haru yang penasaran memajukan wajahnya dan melihat jelas apa yang dilihatnya.

beberapa belas menit terlewat. haru sudah kembali pada duduk ngemper nyamannya. setelah menperhatikan cahaya yang perlahan memudar itu haru merasa hatinya ーah bahkan perasaannya terasa tenang. damai. tentram. seperti tak ada beban dan sekarang membuatnya hanya mengusap jari junkyu pelan.

.

. .

. . .

. . . .

. . . . .

“mmm ngg? eh e-eh”,

haru mengerjap cepat dan menarik wajahnya mundur. ia ketiduran. dan terbangun karna ujung rambutnya yang berkali kali menabrak kelopak matanya gatal.

terbangun dengan wajah junkyu yang menatapnya dengan mata sayu sebagai pandangan pertama. tangannya yang digenggam. juga nafas mereka yang bisa dirasakan masing masing.

“kkak udah bangun” , haru masih dengan keterjutannya, mencuri curi pandangan ke tangan kanannya yang digenggam.

junkyu menampakkan senyumnya walau susah.

kak ya ,?

” he em. hai? “

suara junkyu terdengar dengan ibu jarinya yang perlahan bergerak mengusap tangan digenggamannya.

“hai”

hening setelahnya. junkyu masih menatap lemah ke arah haru. sementara haru sesekali meliriknya, lebih sering menatap tautan tangannya.

“kenapa” haru bertanya lebih dulu karna tangan junkyu yang mengetuk punggung tangannya berkali kali.

“peluk”,

“mau peluk haru”

junkyu mengulang perkataannya. membuat haru menggit bibir dalamnya. dan perlahan naik ke kasur.

junkyu tersenyum lebih lebar saat harunya mau. jadi ia meluruskan badannya menjadi terlentang. membuat haru yang diatas mengerjap berkali kali

“err ini gimana”

“badannya turunin”

melakukan apa yang disuruh, haru menurunkan badannya. membuat kedua sikunya menjadi tumpuan saat pelan tapi pasti kedua tangan junkyu meraih tengkuk dan punggungnya. menyatukan mereka dalam pelukan hangat.

degupnya berpacu. hidung haru yang bergesekan dengan rambut pemuda dibawahnya membuat penciumannya penuh dengan wangi tubuh junkyu. dan lagi junkyu yang memeluk erat di ceruk lehernya. membuatnya bersusah payah menahan.

“kangen aku ga” , junkyu berkata kecil di sela pelukannya. tersenyum kemudian saat merasa haru balas mengagguk.

“maaf ya” , junkyu melanjutkan ucapannya dengan pelukan yang tak seerat tadi. tubuhnya dia baringkan lagi dan itu membuat posisi mereka seperti... ya begitulah.

haru masih dengan posisinya membuat poni panjangnya menutupi pandangan junkyu. sudah diselipkan ke telinga masih saja jatuh lagi, akhirnya junkyu harus menahannya ke pelipis kanan dan kiri haru dengan kedua tangannya.

haru sendiri tak menyembunyikan senyumnya. kemudian menatap diam junkyu dibawahnya.

hening.

tangan junkyu perlahan bergerak kemudian bertengger di garis dagu haru. membawanya perlahan, meniadakan jarak. sampai saat kedua bibir mereka bertemu membuat gelanyar aneh dirasakan haru. Hanya kecupan durasi lama, membuat dua pasang manik itu terpejam merasakan perasaan yang bercampur.

senang. menyenangkan.

saat junkyu melepas pertama dan menangkap haru yang bernafas keras membuatnya terkekeh pelan.

“jangan ketawa”

junkyu, haru tuh malu ah elah.

“iya iya. sini”

junkyu menggeser badannya mendekat ke dinding. supaya tangan kiri haru yang sudah tertangkap oleh pandangannya kalau ter gips itupun tak ketindihan nanti. haru menurut dan ikut berbaring. lalu tangannya yang kembali diajak bertaut.

“dingin” , haru menoleh. pasalnya tangan junkyu menjadi lebih dingin sekarang.

“makanya angetin”

junkyu tertawa pelanーkarena tubuhnya yang terasa lemahーsaat haru membawa tangannya digosok dengan hoodie hitamnya yang dikenakan haru.

“Sakit?” haru bertanya lemah setelah hening menyelimuti.

“emh engga” , suara junkyu yang terdengar sangat lemah membuat haru cepat bangun.

“m-mau minum?”

tawarannya tergantung diudara kosong.

junkyunya kembali jatuh lelap.

Larut dalam lamunannya membuat jari junkyu bergerak asal diatas keyboard pianonya. Banyak, banyak pikiran pikiran yang datang bersilih satu sama lain.

Haru lagi apa? Udah makan?

Ruby ngapain ya sama mami

Gimana kalau ternyata gue duluan daripada single gue keluar? Sempet ga?

*Sebenernya udah sering, tapi gue takut. Takut nanti malam. Sendiri lagi? *

Kira kira semacam itu yang terlintas di benaknya, membuatnya memikirkan skenario masing masing.

Kecuali yang terakhir.

Setelah melirik kearah keluar jendela, mendapati langit sore yang menjingga membuat dirinya kembali pada rasa takut yang sama. tapi junkyu tak pernah terbiasa dengan itu.

Berjalan gontai, junkyu membawa dirinya menunduk membuka penyimpanan makanannya. Mengambil sekotak marshmallow fudge penuh topping dan membawanya perlahan menuju pintu putih yang letaknya sedikit tertutupi tirai.

Pintu yang pernah hampir Haru buka.

Memutar kunci yang tergantung, membuat indra penciuman junkyu menangkap wewangian bunga lily seiring dengan pintu terbuka lebar. Wewangian yang dapat membuat seorang kim junkyu tenang sekaligus tercekat. Bagaimana tidak? Pemilik wangi ini, yang kamera analog nya terdapat di laci nakas di ujung ruangan serba putih ini, membuat junkyu merasakan hadirnya walau dari aroma yang biasanya menguar alami dari tubuhnya, tapi juga membuat junkyu merutuk kenapa dirinya tak dapat berbuat apapun untuk mencegah yoshinya pergi.

Kamar seluas 4 × 4 inilah yang junkyu gunakan khusus setiap malam bulan tiba. Membuatnya semirip mungkin dengan ruangan sebelumnya, di apartemennya dahulu. Terasa hangat sekarang, karna sinar matahari bebas masuk dari jendela kaca besar yang terlapis kain tipis putih,

Terdapat kasur kecil disini, yang kepalanya bertepatan dengan sudut jendela yang tak sampai ujung. Membuat yang berbaring disana apabila memasang posisi miring ke kanan baru akan melihat jendela sebagai pandangan pertama.

Kasur lain junkyu. Kasur yang menempel pada dinding di sisi kirinya. Dengan dinding disitu yang terpasang handcuff berguna menahan satu tangan junkyu yang apabila bergerak tak terkendali. Takut junkyu yang akan bergerak semaunya dan menjadi liar jadi jihoon memasangnya disana. Tentu dengan bahan lembut dan terbaik agar pergelangan junkyu tak terluka.

Junkyu tersenyum mengedarkan pandangannya. Membawa tubuhnya berputar kecil melihat ruangan itu ikut berputar di pandangannya.

Junkyu menarik tirai putih itu, agar dari posisi tidurnya nanti masih bisa melihat langit diatas sana. Kebiasaannya.

Oh ya, la luna dileher junkyu juga belum menunjukkan tanda tandanya. Di malam purnama emas, la luna nya pasti akan bercahaya redup redup dan semakin terang untuk jangka hitungan menit. Tak ada rasa sakit, hanya bercahaya seolah ingin bergabung memberi pelita dari bulan.

Langit menggelap. Membuat tubuh junkyu perlahan berbaring sempurna di kasur empuknya. Junkyu tidak memakai borgolnya kali ini, entah kenapa dia tiba tiba yakin kalau malam ini ia tak akan melakukan hal diluar batas . Udara juga semakin dingin membuat efek tersendiri bagi badan kyu.

Junkyu sedari tadi mencoba memejam berharap jatuh tertidur. Ingin mendahului rasa sakit yang entah datang atau tidak dan seperti apa. Tapi gagal. Beberapa kali juga junkyu bisa dengan langkah kaki dari ruang kamarnya, sepertinya jihoon yang mengecek. Atau yedam yang biasa menyiapkan apapun yang semisal dibutuhkan mendadak. Rasanya junkyu beruntung, diberi teman seperti mereka. Mempunyai orang tua dengan warisan kim corp membuat keduanya harus bekerja dari mansionnya secara tertutup. Kenapa? Penyebabnya adalah bisa saja maut mengintai mereka melalui pesaing perusahaan yang iri hati. Dan juga junkyu yang tak mau merepotkan mami nya kalau dirinya berbuat diluar kendali.

Sepertinya jika dilihat dari kegelapan langit mungkin ini sekitar jam 7 atau 8?

pikir junkyu yang perlahan di dahinya turun satu dua dan tetes keringat selanjutnya. suhu tubuhnya naik turun atau memang dia panas dingin?

dan tak lama setelahnya junkyu jatuh menjemput gelap.


“Sa toilet dulu bentar” ucap haru terburu

“tangan lo bisa gak”

“bisa lah. nih pegang” cepat haru mengoper satu satunya barang yang dia bawa, ponsel.

Kata asahi tadi, “udah bawa diri aja. Lo tuh udah ditanggung junkyu tau ga?” Dan beneran, haru cuma bawa diri dan juga baju yang dikenakan seadanya, kurang tebal. Padahal perkiraan malam ini seoul bisa sampai -2 celcius.

Haru dengan mata bergerak gelisahnya menyelesaikan panggilan alamnya dengan cepat. Menatap dirinya dari pantulan cermin, ujung hidungnya memerah. Haru kedinginan. Dan juga karna pesawat mereka yang terlambat landing membuat dirinya sampai di seoul sekarang, di pukul 8 malam lebih. Belum lagi perjalanan ke apatemen junkyu yang memakan waktu... haru ingin cepat sampai.

Menemui asahi yang berdiri di tempat tadi, haru langsung diajak ke mobil yang dikirim jihoon. Membuat perjalanan mereka ah asahi tidak terlalu bosann karena supir yang bertanya ini itu. Sedangkan haru dan seluruh perasaan serta pikiran berkecambuhnya diam menatap lampu gedung gedung.

semoga ga terlambat


“hh-halo haru. masuk sa. sini mau minum dulu?” Sapa jihoon cepat saat melihat wajah haruto yang terengah saat pintu terbuka.

“Engga bang. ee itu” tolak junkyu seraya melirik kamar junkyu. ia tak tahu mau bilang apa, dia yang disuruh datang kan? lalu?

“iya mau ke junkyu? langsung ooh iya iya” jihoon dibuat kikuk sendiri lalu menuntun haru ke kamar junkyu.

“eh bentar, baju lo tipis banget nih pilih mau mana deh tar sakit, jangan kayak junkyu”

Jihoon memberhentikan langkahnya dan mendorong haru ke depan lemari pemilik kamar. haru menarik asal hoodie hitam ditangannya

“udah, tar aja bang gue ga dingin kok makasih” potong haru saat jihoon akan membuka mulutnya lagi.

“hah yaudah. itu pintu putih? iya masuk situ ada junkyu didalam. kalau ada apa apa teriak gue aja ya? apalagi kalau misal em, junkyu gerak aneh langsung menjauh ok?”

Penjelasan jihoon tak terlalu didengarnya, tapi haru menyempatkan berbisik 'makasih' sebelum dengan yakin membuka knop pintu.

wush

Haruto masuk dan menutup ruangan remang ini lagi. Sepertinya tak ada lampu membuat satu satunya penerangan disini adalah dari cahaya bulan yang merengsek masuk dari jendela besar didepannya. Haru berjalan pasti ke arah ranjang, mendudukkan badannya dilantai deki mensejajarkan wajahnya dengan wajah yang diam diam dirindunya. tak munafik, haru lega saat melihat wajah tenang itu dengan mata terpejam dan nafas teratur.

“ngh”

haru terdiam melihat perubahan mimik wajah didepannya, kening serta alis junkyu perlahan menikuk. membawa tangan haru perlahan naik, menyentuh dan mengelus pelipis itu pelan. hatinya menghangat begitu gerakannya membuat lipatan itu perlahan hilang.

chup

haru memegang daun telinganya sendiri setelah mencuri kecupan kecil di sudut bibir junkyu. ia tak percaya kalau dirinya akan mencium seseorang yang tertidur. seperti mencuri kesempatan saja. eh tapi kan junkyu juga seringー ok cukup. telinga haru memerah entah karena bayangan di otaknya atau karena suhu yang semakin menusuk kulit.

lantai yang didudukinya tak terlalu dingin, jadi haru masih bisa bertahan dengan posisinya sekarang. hoodie hitam milik junkyu juga sudah dipakainya melapisi bajunya sendiri. membuat penciumannya yang lama tak membaui wangi ini kembali merasakannya.

'kok gue jadi gini' batin haru tapi malah meraih satu jari junkyu untuk digenggamnya dengan tangan sehat kanannya. tangan kirinya masih di gips jadilah tak bisa digunakan sementara.

lama haru hanya diam seperti itu. sampai ia menegakkan duduknya melihat jelas apa itu.

cahaya keemasan

yang menguar bercahaya dari tanda di leher junkyu. membuat tangan haru dengan gerakan patah patah menyentuhnya tapi menarik tangannya lagi cepat. haru yang penasaran memajukan wajahnya dan melihat jelas apa yang dilihatnya.

beberapa belas menit terlewat. haru sudah kembali pada duduk ngemper nyamannya. setelah menperhatikan cahaya yang perlahan memudar itu haru merasa hatinya ーah bahkan perasaannya terasa tenang. damai. tentram. seperti tak ada beban dan sekarang membuatnya hanya mengusap jari junkyu pelan.

.

. .

. . .

. . . .

. . . . .

“mmm ngg? eh e-eh”,

haru mengerjap cepat dan menarik wajahnya mundur. ia ketiduran. dan terbangun karna ujung rambutnya yang berkali kali menabrak kelopak matanya gatal.

terbangun dengan wajah junkyu yang menatapnya dengan mata sayu sebagai pandangan pertama. tangannya yang digenggam. juga nafas mereka yang bisa dirasakan masing masing.

“kkak udah bangun” , haru masih dengan keterjutannya, mencuri curi pandangan ke tangan kanannya yang digenggam.

junkyu menampakkan senyumnya walau susah.

kak ya ,?

” he em. hai? “

suara junkyu terdengar dengan ibu jarinya yang perlahan bergerak mengusap tangan digenggamannya.

“hai”

hening setelahnya. junkyu masih menatap lemah ke arah haru. sementara haru sesekali meliriknya, lebih sering menatap tautan tangannya.

“kenapa” haru bertanya lebih dulu karna tangan junkyu yang mengetuk punggung tangannya berkali kali.

“peluk”,

“mau peluk haru”

junkyu mengulang perkataannya. membuat haru menggit bibir dalamnya. dan perlahan naik ke kasur.

junkyu tersenyum lebih lebar saat harunya mau. jadi ia meluruskan badannya menjadi terlentang. membuat haru yang diatas mengerjap berkali kali

“err ini gimana”

“badannya turunin”

melakukan apa yang disuruh, haru menurunkan badannya. membuat kedua sikunya menjadi tumpuan saat pelan tapi pasti kedua tangan junkyu meraih tengkuk dan punggungnya. menyatukan mereka dalam pelukan hangat.

degupnya berpacu. hidung haru yang bergesekan dengan rambut pemuda dibawahnya membuat penciumannya penuh dengan wangi tubuh junkyu. dan lagi junkyu yang memeluk erat di ceruk lehernya. membuatnya bersusah payah menahan.

“kangen aku ga” , junkyu berkata kecil di sela pelukannya. tersenyum kemudian saat merasa haru balas mengagguk.

“maaf ya” , junkyu melanjutkan ucapannya dengan pelukan yang tak seerat tadi. tubuhnya dia baringkan lagi dan itu membuat posisi mereka seperti... ya begitulah.

haru masih dengan posisinya membuat poni panjangnya menutupi pandangan junkyu. sudah diselipkan ke telinga masih saja jatuh lagi, akhirnya junkyu harus menahannya ke pelipis kanan dan kiri haru dengan kedua tangannya.

haru sendiri tak menyembunyikan senyumnya. kemudian menatap diam junkyu dibawahnya.

hening.

tangan junkyu perlahan bergerak kemudian bertengger di garis dagu haru. membawanya perlahan, meniadakan jarak. sampai saat kedua bibir mereka bertemu membuat gelanyar aneh dirasakan haru. Hanya kecupan durasi lama, membuat dua pasang manik itu terpejam merasakan perasaan yang bercampur.

senang. menyenangkan.

saat junkyu melepas pertama dan menangkap haru yang bernafas keras membuatnya terkekeh pelan.

“jangan ketawa”

junkyu, haru tuh malu ah elah.

“iya iya. sini”

junkyu menggeser badannya mendekat ke dinding. supaya tangan kiri haru yang sudah tertangkap oleh pandangannya kalau ter gips itupun tak ketindihan nanti. haru menurut dan ikut berbaring. lalu tangannya yang kembali diajak bertaut.

“dingin” , haru menoleh. pasalnya tangan junkyu menjadi lebih dingin sekarang.

“makanya angetin”

junkyu tertawa pelanーkarena tubuhnya yang terasa lemahーsaat haru membawa tangannya digosok dengan hoodie hitamnya yang dikenakan haru.

“Sakit?” haru bertanya lemah setelah hening menyelimuti.

“emh engga” , suara junkyu yang terdengar sangat lemah membuat haru cepat bangun.

“m-mau minum?”

tawarannya tergantung diudara kosong.

junkyunya kembali jatuh lelap.

read in your own risk. dont share the link. 🔞🔞🔞

Tidak tahu lagi harus dijelaskan seperti apa, asahi lelah. Beruntung segala tugas dan praktek tugasnya ia selesaikan dalam satu minggu penuh ini.

Dan tumben tumbenan sekali orang tuanya mengerti, mereka menuruti kemauan asahi kali ini. Mau membayarkan grand suite room di sebuah hotel ternama. Dengan alasan refreshing langsung diiyakan begitu saja oleh keduanya. Awalnya asahi sedikit kaget, karna tak biasanya keinginannya akan terkabul. Yang ada malah ia yang harus mengabulkan ekspektasi kedua orang tuanya. Menjadi anak dari pengacara paling terkenal dikota, tidak mudah.

-

Asahi meletakkan banyak candle aromatherapy di setiap sudut ruangan. Membuat wewangian lavender menguar kuat tapi tetap lembut bagi yang menghirupnya.

“wah aku bahkan rela tinggal seperti ini terus”, ujar asahi sambil membaui ruangan sekitarnya.

Beralih ke arah kulkas, mengecek persidiaan cake yang sebelumnya dia beli. Sangat cantik, dari warnanya bahkan sudah menggoda. Oke mari kita bebersih dulu.

Asahi melepaskan satu persatu balutan kain yang menempel. Membiarkannya terserak seiring langkahnya dan berhenti tepat didepan bathup yang sudah ia hias susah payah.

Beberapa lilin aroma sudah menyala. Suara riak air dari bathup yang bagian atasnya menyerupai air terjun membuat ruangan itu semakin mengenakkan.

Ah inilah yang asahi butuhkan setelah segala materi hukum yang ia pelajari bukan atas kemauannya itu memenuhi hingga menggerogoti hampir separuh batinnya.

Memuakkan.

Asahi memejamkan matanya. Membiarkan gelombang air yang membasuh tubuhnya. Tak berniat tuk bergerak banyak.

Kejadian kemarin kembali terbayang. Membuat asahi membuka maniknya lalu menepak permukaan air kesal. Bisa bisanya ingatan itu yang terputar?!

Bayangan akan mahluk terkutuk yang selalu berhasil memancing amarah asahi, bayangan si Choi Hyunsuk yang meneriakinya lantang dari lantai tiga, mengatakan kalau dirinya akan menjadi perjaka tua karna sebelumnya sengaja menumpahkan air soda ke tas berbulu Choi itu. Cih gayanya itu terlalu huwek-asahi bahkan tak bisa mengatakannya. Seperti penggoda ulung. Tapi sepertinya memang benar, melihat si Choi berganti pasangan disetiap event kampus dan lagi! Yang menjadi gandengannya itu astaga,, dari anak kedokteran sampai anak berseragam SMA saja ia goda! Benar benar menjijikkan.

Awal semua ini adalah ketika awal semester mahasiswanya, saat ada yang tak sengaja bertanya

“menurutmu siapa yang akan menjadi patokan keindahan fakultas hukum?”

Dan saat hasil voting ricuh itu keluar, menghasilkan dua nama. Hamada Asahi si nomer 1 karena proporsi tubuhnya yang ramping dan kulit putih porselennya, serta tak lupa muka yang dianggap ice princess itu yang memenangkan hati banyak pria yang menjadi mayoritas di fa hukum. Membuat si nomer 2 choi hyunsuk marah. Membuatnya mengomel di tempat kejadian, dan malah mendapat seruan kata “kiyowoo” dari para seme berhidung anjing.

Disebut imut?? Cih.

“oh god” ,sadar asahi mengelus dadanya sendiri, menenangkan gejolaknya.

Waktu berjalan cepat, membuat sedikit ujung jari Asahi mengkerut. Sudah 42 menit dia berendam. Sepertinya cukup,

Gerakan asahi membuat sedikit air ikut turun ke lantai. Dengan hanya melapisi badannya dengan bathrobe putih sepaha Asahi keluar dari area itu. Membuat udara sekitarnya manis, wangi vanilla.

Ujung rambut putihnya dibiarkan menetes jatuh membasahi marmer. Bahkan dengan tampilan seperti ini Asahi terlihat bersinar, menawan.

Memakai sandal hiu nya dan tanpa keinginan untyk berpakaian terlebih dahulu, asahi beranjak ke dapur lagi. Melewati segala sisi ruangan untuk beberapa kaleng bir yang di sediakan hotel.

“yang mana ya” asahi sedikit membungkuk melihat barisan minuman yang tak banyak ia tahu. Menimbang apa yang akan diminumnya membuat asahi fokus, tak menyadari perlahan ada asap rokok yang mengudara.

Sebentar,

Kenapa di barisan paling bawah space nya kosong satu?

Memilih tak terlalu memikirkannya, akhirnya asahi mengambil dengan merk yang sama dari tempat kosong tadi. Tanpa tahu kalau minuman itu kandungannya yang paling kompleks. Sementara batas minumnya saja tak sampai 3 shots.

Ctak

Penutup kaleng tinggi itu terlepas, membuat busa keluar dan menuruni sebagian lengan asahi.

“aishh kok dingin bangett??”, Kaget asahi menatap tangannya yang dilelehi cairan kuning kecoklatan.

“Wait, astaga ya tuhan aku memohon...

Badan asahi menegang saat pandangannya menangkap tubuh yang terududuk di lantai dengan kepala menunduk penuh.

“HAH ANJIR SIALAN LO SIAPA”

Badannya melompat kecil, membuat lebih banyak bir tumpah. Dan tumpahannya memercik mengenai sepatu hitam sosok tadi.

Asahi segera merapatkan tali bathrobenya. Dengan pandangan tajam ia menunggu sosok itu mengadah.

“WOY”

Badan itu tak berkutik,

“pls lo kenapa bisa masuk...”

suara asahi perlahan mengecil, merasa ngeri.

Apakah ia pembunuh seperti di serial netpliknya? NONONO JANGAN MEMBAYANGKAN HAMADA.

“hmmm”

Geraman rendah barusan semakin membuat tubuh asahi tegang.

“ee-excuse me sir” entah kerasukan setan apa asahi berjalan mendekat. Jarak Sandal hiu nya dan sepatu pria itu hanya terpisah beberapa inchi.

“ya?” asahi menjatuhkan rahangnya terpana beberapa saat lalu menggeleng ribut.

Pemuda itu, menggenggam botol yang sama dengan minumannya. Denan rambut hitam jatuhnya, mata yang sedikit sayu dan bibir penuh cukup untuk membuat asahi berusaha mengontrol ekspresi. Belum lagi saat asahi sadar, pakaian pria itu adalah celana kain dengan kameja putih yang lengannya dibawa naik sampai siku. Menampilkan tangan yang semakin kebawah itu penuh dengan tonjolan urat.

Glek

“Sir... But i think.. i-i think you're in the wrong...room” , suara patah patah asahi saat matanya bertemu dengan mata hitam itu. Tentu asahi segera membuang pandangannya dan melanjutkan ucapannya dalam satu tarikan nafas.

30 detik...

58 detik...

Asahi mulai risih dengan angin pendingin ruangan yang tepat jatuh ke tubuhnya.

Kesal tak mendapat respon, asahi memutar kepalanya cepat,

Yang ditatap entah kenapa menaikkan senyumnya,

“I'm in the right room” , tangannya membawa kaleng cairan itu kembali menyentuh bibir, menyesap alkohol tanpa melepas pandangannya.

Asahi membawa pandangannya turun.

“See” pemuda itu menampakkan Kartu kunci hotel ditangannya. Membuat ekspresi kaget asahi terlihat jelas.

WHT? Persis seperti kunci asahi tapi warnanya beda. Asahi dengan broken white dan kartu pemuda itu, terlihat jelas hitam gelap.

Mata pria itu terkunci pada mahluk didepannya. Menatap lekat wajah asahi dan turun pada tangan yang satu sibuk menahan bathrobe bagian dadanya dan tangan yang lain menggenggam bagian tali.

Pria muda itu mengeluarkan decih tawa dari bibir miringnya, kemudian mengahabiskan sisa isi kaleng dalam satu teguk.

“WHAT THE FCK U'RE SMIRK??!?”

Yang dibentak hanya tersenyum. Membawa kepalanya bersandar pada dinding belakangnya, tetap menatap sosok yang lebih kecil.

“Don't flatter yourself”

bisiknya dengan suara serak efek alkohol tadi. Mengucapnya tak lepas dengan senyuman menawan yang malah Asahi umpat.

Asahi sedikit berdebar sebenarnya. Tapi apa dia bilang?? Apakah badannya ada kecacatan? Matanya serusak apa sampai tak lihat kemolekan Asahi yang hampir tak berbusana?

Menghela nafas sebentar, “WHA- oh sht, then please out this is my room” jelas asahi dengan penekanan diakhir.

Pemuda itu berdiri. Membawa tubuhnya ke depan asahi yang refleks mengangkat pandangannya, menatap emosi.

“no. never” suaranya yang serak terdengar jelas sehingga membuat asahi memejam, menahan sesuatu didalam sana agar berhenti bergejolak.

Dan saat asahi membuka matanya, pria itu sudah tak disana. Melainkan di depan kulkas, dan asahi tebak sedang memilih bir selanjutnya.

-

Sudah dua jam dan laptop asahi mulai panas setelah memutar film panjang.

Setelah asahi memilih acuh dan menganggap pria tadi angin lalu, ia harus menyelesaikan daftar healing nya. Ia hanya akan bersenang senang pokonya titik.

Kemudian bunyi perutnya lapar menyadarkan, sudah jam 2 pagi tapi asahi masih terjaga. Dan anehnya bahkan ia tak mabuk setelah mencicipi beberapa teguk kaleng tadi. Yah membuatnya beruntung sehingga bisa menyelesaikan serial film nya yang sempat terhalau tugas.

Asahi lapar sekarang. Ia butuh cake nya yang dikulkas. Tapi itu berarti mengharuskannya... Ah persetan dengan takut, ia hanya mau kue nya.

Pintu besar itu ashai buka kencang. Dan kaki Asahi yang melangkah di setiap ketukan detik, menyatakan bahwa ia tak takut lumayan mengisi perjalanannya ke dapur yang jalannya gelap, padahal asahi tak pernah mematikan lampu.

Senyum dimple nya muncul saat setelah membuka kulkas, kue nya semua masih lengkap.

Membawa caramel cake dengan satu kaleng bir dengannya, asahi kembali tapi dengan langkah yang lebih pelan.

“How can....”

Suara serak itu.

Baru ketika mata ashai menyipit, badan yang lebih besar darinya itu terduduk di sofa. Sekelilingnya gelap, hanya ada beberapa lilin aroma yang dibiarkan menyala. Membuat wajah itu sedikit terpias cahaya, dan berhasil membuat asahi terpesona lagi.

Ekhem. Asahi berjalan maju, meletakkan bawaanya di meja kaca yang tersedia. Kemudian sedikit membawa tubuhnya menunduk untuk melihat wajah itu dengan memastikan masih ada jarak aman.

Wah... Asahi benar benar baru lihat yang seperti ini. Bibir penuh yang diapit rahang tegasnya sedikit mengkilap, sepertinya bekas bir tebak asahi. Dan rambut hitamnya yang berjatuhan semakin membuat matanya yang pejam terlihat samar. Dan asahi dengan tak sadar menyingkirkan rambut itu, ingin melihat bagian kening yang dari tadi tersembunyi.

Degupnya berpacu. Posisi ini membuat asahi perlahan mencium aroma citrus segar.

Hampir asahi kelepasan untuk mengusap pipi jatuh itu dengan jarinya kalau saja lilin di sekitarnya mendadak kelap kelip.

mau..

Badannya dibawa kembali tegap, dan segera asahi mengambil asahi bungkusan dan kaleng tadi menuju kamar. Tak sehat bagi jantungnya.

“Hah..hah..asa tolol” umpatnya pada diri sendiri, jarinya memegang kuat pingguran meja tempatnya menaruk bungkusan dan kaleng tadi.

Dadanya serasa mau meledak. Jantungnya berdegup kencang, dan sontak ia membawa kakinya melangkah lebih cepat.

“Oh iya tutup pintu”, putar balik asahi saat pintu kamarnya masih terbuka dengan pandangan ke ruangan gelap membuat apapun samar.

Tap

Tap

Tap

Asahi kira, itu langkahnya.

GREP

BLAM

“aa-akh”

Desis asahi setelah tangannya ditarik dan dihantam ke pintu yang barusan dibanting. Membawa tubuhnya ikut terhentak dengan suara pintu.

“what are u doing...” badan kecil itu gemetar dengan muka kesamping, enggan menatap tubuh yang berdiri tegap dihadapannya. Hanya berdiri, tak ada tangan yang memagari asahi dikedua sisi.

Asahi tak bisa berfikir jernih. Kakinya dibawah sana bahkan mulai lemas.

“putih”,

Mata asahi membelalak setelah kata tadi terucap dari lawan

“HAH. SIAPA TADI YANG BILANG DONT FLATTER WHAT THE HELL U'RE BEAST” Suara asahi nyaring, menatap sengit pemuda yang sedikit memundurkan tubuhnya.

“mm-maksutku rambut” debat pria itu setelah kupingnya sesaat terasa pengang.

“KAU- akh ah” asahi yang sudah mengacungkan telunjuknya kembali meringis saat pedih di punggunya kembali terasa. Membuat badannya terhuyung.

Tangan besar itu menyelip dan berhenti setelah melingkar di pinggul Asahi, menarik badan itu agar tak bertemu dengan dinginnya lantai.

“Yoon, call me yoon”

Pipi asahi memanas, tangannya yang terjepit perlahan meremas kameja putih itu. Asahi diam tak berkutik. Membuat pria yang menyebut dirinya Yoon itu kembali mendorong badannya ke badan pintu. Menghimpit badan kecilnya,

“lepasin..”

Asahi susah payah menggerakkan tangannya. Karna dianggap mengganggu, yoon pun menariknya, menuntunnya untuk ikut melingkar di perutnya.

Perlahan tapi pasti, asahi bisa merasakan beban di pucuk kepalanya. Yoon mendaratkan dagunya, mencium rambut itu samar samar.

“Can we start?”, Lamunan asahi buyar, suara yang senantiasa serak itu menyadarkan.

“uh-oh whaーMmph”

Terlambat, asahi dibungkam. Lidah besar itu menerobos masuk, membuat perasa asahi geli karna rasa alkohol yang tertinggal. Mata asahi yang masih setengah membelalak menatap mata hitam di depannya.

“buka”

Bisikan di sela sela itu seolah sihir. Membuat asahi melepas kuncian mulutnya. Membiarkan indra perasanya yang semakin mengecap saliva yang terasa manis sisa bir. Dan secara amatir, asahi menggigit kecil bibir besar itu, menandakan keinginan dilepasnya.

“hamada asahi” ucap yoon membuat asahi kaget kesekian kali di tengah nafas engap nya.

“kau tau dari mana...”

Jaehyuk; si Yoon yang pandangannya perlahan mengabur hanya tersenyum menanggapi. Lalu menarik pergelangan si kecil, menjatuhkan kedua tubuh dengan posisi asahi menimpanya.

Asahi yang perutnya jatuh diatas perut jaehyuk mulai merasakan hawa panas disekitarnya. Membawa sesuatu dalam dirinya menyala.

Tepukan perlahan di pinggang bawahnya menyadarkan asahi.

“Maaf,–”

Suara menggantung jaehyuk, asahi tak tahu harus membalas apa. Tapi memang harusnya dia marah kan? Itu tadi... adalah ciuman pertamanya. Ciuman yang dalam artian sampai melumat dan bertukar saliva. Kalau hanya mengecup bibir mah asahi sering memberikannya percuma pada sahabat atau teman.

Asahi akui, ciuman dengan lumatan tergesa tadi tak akan disesalinya. Emm mungkin suatu saat ia akan meminta-

“eungh”

Asahi mengerang saat pinggulnya diremas. Ujung kaos tipisnya sedikit tersingkap, membuat tangan hangatーkarna alkoholーjaehyuk sesekali mengenainya, membuat perasaan geli setengah mati dirasakan asahi.

“haha kau tak tahu siapa aku? Kau tau tidak? Kenapa mereka semena mena seperti itu...”, Jaehyuk meracau dengan mata tertutup, mengeluarkan cairan bening terhimpit di ujung.

Asahi mendapati ekspresi baru lagi pemuda didepannya. Sebelumnya sudah sengiran aneh, senyum tipis, dan sekarang seperti wajah entahlah, lelah sepertinya?

Dengan rasukan setan entah mana, asahi merangkak naik mensejajarkan wajah nya dengan jaehyuk. Merasakan hela nafas yang sesekali keluar dan meniup poni jatuhnya.

“you're drunk?” , Asahi masih setia menyelidik pemandangan dibawahnya. Tak membuat kedua tangannya yang menahan beban tubuh lelah.

“haha ain't”

Kekehan sekian sekon jaehyuk, saat bibir penuh mengkilap itu tertarik ke ujung, sanggup membuat asahi terpana. Semakin yakin membangunkan sesuatu padanya.

Detik selanjutnya jaehyuk menarik kedua pangkal tangan asahi, menghilangkan penyangga tubuh itu hingga rubuh ; kembali menempel sempurna pada tubuh besarnya.

Asahi memekik tertahan, saat mulutnya bersiap mengumpat jaehyuk memutar posisi mereka. Membuat si kecil asahi terkurung dibawah.

“KAU KELEW-MMPH”

Sayaang, mulutnya kembali terbungkam. Salahkan asahi yang saat merangkak naik tadi menyenggol jae kecil, menghilangkan pertahanan jaehyuk untuk tak memerkosa pasangannya.

“eungh”

Lidah asahi ditarik, diajak memutar. Melilit panas di dalam rongga kecil asahi. Kemudian lenguhan kembali terdengar saat jaehyuk bermain di langit langitnya. Lelehan saliva keluar dari sudut bibir asahi yang kemudian jaehyuk jilat dan kembali berujung dengan bibir tebalnya yang menyedot kuat.

“MMMPH” , asahi memberontak. Ia butuh bernafas!

Jaehyuk melepas pagutannya, dengan keadaan mulai terengah yang sama.

“Cantik”

Blush

Asahi yang memiringkan wajah rasanya ingin memutar tubuh sampai mukanya tenggelam di bantal yang menjadi sangga.

Asahi menggerak paksakan dirinya sampai hampir sedikit lagi menjadi tengkurap

“no princess” , jaehyuk menahan gerak bahu asahi dengan dagunya. Sehingga dari posisi ini mmebuat suara serta nafasnya terasa dekat dengan leher dan telinga kanan asahi.

“ss-stop. please go sleep” , asahi terbata dengan masih menahan wajah jaehyuk yang merengsek maju.

“yes, with you”

Selepas mengucapnya jaehyuk lantas memutar tubuh itu dan sekali tarikan kaos tipis biru laut terlepas dari tempatnya.

“akh. emh unghh”

Jaehyuk semakin dalam ke curuk leher asahi, menjilat dan menggigit kecil disana dengan tangan yang langsung memanjakan tonjolan di dada asahi yang ternyata sudah tegang. Ciumannya turun ke collar bone putih halus, kembali meninggalkan jejak kecil kecil tanpa memutus garis jilatannya.

Kepala asahi kosong. Kakinya terlalu lemas hanya untuk melipat jari, membuatnya semakin tak berkutik. Satu tangannya mencengkram pundak si dominan, membuat punggung tangan satunya harus ia gigit demi menghentikan racauan nikmat.

Jaehyuk semakin turun, membawa lidahnya menjilat sekitar perut asahi. Berputar putar disekitar pusar Asahi lalu menusuk nusuk bolongan kecil itu. Membuat badan asahi melengkung naik, seolah kembali menawarkan perut ratanya untuk dijamah.

“shhh lepas , nah get it”

Menyadari asahi yang tak bersuara menyadarkan jaehyuk, membujuk asahi melepaskan gigitannya kemudian mengisi mukut ashai dengan dua jarinya sebagai pengganti. Yang detik selanjutnya ia gerakkan asal, membelit lidah diam Asahi, berharap bisa mennggantikan lidahnya sementara.

Asahi terlanjur terbang lupa daratan. Jari besar itu ia jilat, memainkan lidah amatir nya disana. Tangannya menahan pergerakan tangan jaehyuk, kemudian sesekali ia hisap dalam.

Pandangan jaehyuk menangkap semua itu. Sangat erotis menurutnya. Bagaimana mata memerah asahi fokus pada pergelangan tangannya, saat lidahnya seolah mengitari jarinya dan saat jarinya berada di pangkal lidah dalam asahi.

Dengan pandangan terkunci pada wajah cantik diatas, tangan Jaehyuk perlahan meremas kepemilikan Asahi. Membuat badan si empu sedikit gemetar. Setelahnya Asahi kembali sibuk dengan lidahnya kembali dan perlahan satu tangan menganggurnya dibawa ke dadanya sendiri, bermain dengan dada nya yang tak lagi dijamah Jaehyuk.

Such a bad kitten

Senyum sebelah jaehyuk timbul melihat Asahi yang menyentuh dirinya sendiri. Dengan buru buru tangannya bekerja melepas celana pendek putih Asahi menyisakan dalaman krem.

“akk jangan digigitt”

Kepala jaehyuk menerima satu geplakan setelah ia menggigit gemas ujung penis Asahi yang masih terbalut kain.

Tangan hangatnya meraba paha dalam putih tanpa cacat itu. Memberikan sengatan sengatan dirasakan Asahi. Bagaimana gerakan Jaehyuk yang pelan tapi tetap terasa panas.

Asahi sempurna merona. Saat maniknya melihat kebawah -ingin mengecek kenapa tak ada sentuhan yang datang- menemukan bagaimana mata Jaehyuk terus menatapnya, dengan senyuman yang tertutup karna kini Jaehyuk menggigit ujung celana dalam kremnya. Menarik keatas lalu kebawah dengan cepat, membuat kepala penis Asahi timbul lalu hilang kembali.

“ck cepatlaー”

“diam. let me guide”

Asahi bungkam setelah mencoba menurunkan sendiri dalamannya yang ditahan dan berakhir tangannya yang disatukan, digenggam satu tangan oleh Jaehyuk.

Jaehyuk menunduk lagi meraih kain itu. Mengecup gundukannya pelan, dilanjut ia tarik kebawah dengan sepenuh tenaga. Penis Asahi yang tak seberapa, lepas lalu menubruk ujung hidungnya, meninggalkan jejak precum.

Cukup Jaehyuk dibawah, ia kembali naik menatap asahi yang memerah setelah melihat bagaimana dengan tidak sopannya penis tak seberapanya itu yang seolah menampar jaehyuk.

“sweetie”

Suara rendah Jaehyuk membelai pendengaran Asahi, dengan patah patah ia mendekati wajah itu. Mengecup kemudian menjilat basah ujung hidung Jaehyuk, membersihkan cairannya sendiri. Saat ia mau menarik lidahnya menjauh Jaehyuk terlebih dahulu meraub bibirnya. Menekan kuat tengkuk belakangnya,

“AMMPH AKH”

pagutannya lepas, Asahi meringis saat tubuhnya dimasuki dua jari setengah basah Jaehyuk, tangannya beralih menahan lengan Jaehyuk yang siap bergerak

Tangan Asahi Jaehyuk arahkan melingkar pada lehernya, Lanjut meraup habis bibir cherry yang seakan memiliki kandungan heroine tinggi.

Ahh Asahi ingat sensasi ini. Sensasi seperti lima bulan lalu saat ia menemukan bingkisan berisi dildo di loker kampusnya. Dan berlanjut mencari tahu kegunaan dan cara pemakaian benda pink transparan itu. Dan ketika mencobanya, Asahi menangis sesenggukan bersumpah tak akan memakainya lagi.

“Akh ahh mmhh”

Desahan sempurna mengisi ruangan sepi itu. Kembali berulang setelahnya saat jaehyuk membuat gerakan memutar, menggunting sampai menusuk nusuk asal didalam sana.

“ah ah ahh nghh a-aku..”

Desahan akhir itu bersamaan dengan getaran hebat Asahi. Cairan ejakulasinya menyembur tinggi mengenai perut atasnya. Keluar tanpa disentuh dan hanya menggunakan 2 jari Jaehyuk.

“Oh fck. how can boy become this hot”, jaehyuk menarik asal kameja putihnya, terlalu lama jika harus satu persatu.

Sementara Asahi yang tak terlalu menangkap ucapan Jaehyuk acuh, Ia masih terngah setelah mencapai ejakulasi terhebat di hidupnya.

Cup Cup Cup Cup

Jaehyuk menurunkan tubuhnya, mengecup sembarang fitur wajah rupawan Asahi sembari tangannya membebaskan sesuatu yang dari tadi berkedut nyeri tak tahan dikeluarkan.

“Pegang”

“Uh-oh” , asahi yang kaget saat dihadapkan benda sebesar ini hanya bisa meneguk ludah kasar. Berharap miliknya tak robek,

“uhm halo” , tangan kecil Asahi yang menggenggam takut takut penis Jaehyuk itu bergerak pelan di ujungnya. Kemudian dengan berbekal instingnya memainkan lubang kencing itu dengan kukunya.

“shhh cukup”

Jaehyuk menjauhkan kejantanannya, tak ingin keluar di wajah yang memerah sempurnaーsangat kontras dengan bantal putih dikepalanya.

“Trust me honey,”

“Euung~”

Belum apa apa tapi Asahi melenguh saat Jaehyuk menaikkan pinggulnya dan menahannya dengan lapisan bantal.

Jleb

Asahi yang akan berteriak refleks menggigit lidah Jaehyuk yang menerobos masuk. Uhh sakit sekali.. Jaehyuk menerobos dengan sekali tusuk. Dengan penis kering nya dan hanya berlapis cairan alami lubang Asahi, didalam sangat panas. Sangat penuh.

Lidah Jaehyuk mengobrak abrik milik Asahi guna mengalihkan rasa sakitnya. Dapat dilihat dari lipatan di kening dan sudut mata asahi yang terpejam kuat.

Cukup lama Jaehyuk menahan hasratnya untuk bergerak brutal di dalam Asahi yang masih sesenggukan. Tangannya juga sudah bermain di tonjolan pink Asahi, tapi sepertinya submisif nya masih butuh waktu.

Jaehyuk membawa bibirnya ke kening asahi, menempelkannya lama tanpa ada pergerakan lain. Dan perlahan tapi pasti tangan Asahi yang lelah mencengkram selimut sutra melingkari leher Jaehyuk. Dan membuat pergerakan kecil dibawah sana.

“Aku gerak ya?” , Suara Jaehyuk yang berubah lembut tak mampu Asahi tolak, membuat kepalanys menggaguk kecil.

“ahhhh nggggh”

Penis Jaehyuk dibawa keluar membuat Asahi merasa kosong yang kemudian melenguh. Kembali mendesah saat ujung benda tumpul itu mengenai titik terdalamnya.

Jaehyuk sendiri menggeram rendah lalu menggeleng frustasi. fuck ini menjepitnya sangat kuat. Kalau ia tau lelaki bisa senikmat ini ia tak akan melepaskan malam pertamanya dengan pegawai serta hubungan ons menjijikkan.

Kenapa Asahi baru ketemu gue

Kembali berulang, penis Jaehyuk yang keluar lalu masuk lalu keluar menyisakan kepalanya dan menghantuk tepat prostat Asahi.

Membuat dua anak adam itu mengeluarkan suara yang nyaris sahut sahutan.

“Shh you so fucking tight”

Plak

Jaehyuk dibawa gila dengan sensasi hebat dibawah sana. Menampar pinggiran bokong Asahi yang langsung memerah.

“nghh ahh jaeh mmh”,

Nikmat. Nikmat. Hanya nikmat yang Asahi rasakan sekarang. Pikirannya hanya ingin lebih dalam lebih keras dan bagaimana untuk selalu merasakan seluruh kegilaan ini. Kakinya yang dipeluk didepan dada Jaehyuk membuat suara pantatnya dan paha Jaehyuk yang beradu semakin nyaring.

Masuk ke menit 23 dan Jaehyuk benar benar berlaku keras pada lubang Asahi. Membuat satu dua tetes darah tercipta di dalam sana, tak terlihat.

“nghhh jjae aku mau lagi”, ashi menarik frustasi rambutnya saat ujung penis kemerahannya berkedut kencang.

“ngg-nyaaah~”

sperma Asahi masih keluar banyak, hasil tak dikeluarkan 2bulan terakhir sepertinya terlalu menumpuk.

“Enak ya sa? ga disentuh lagi loh” , kalimat menggoda yang mmebuat kepala Asahi menggangguk tanpa malu, Merubah tempo Jaehyuk menjadi pelan membiarkan Asahi menikmati pelepasannya.

Jaehyuk berhenti. Pinggulnya diam dengan seluruh penisnya tertanam.

Asahi yang perlahan kembali dari eforia pelepasannya menatap lemah Jaehyuk diatasnya. Tangan kecilnya menarik rahang itu mendekat, mengecup kedua sisi pipi itu.

Tapi tak kunjung mendapatkan apa yang diinginkan, Asahi bergerak lemah. Terlalu menyiksa dengan lubang penuh seperti ini.

“Nghhh jaee”

“Please me”

Asahi merona kesekian kali. Dengan lengan yang kembali ia gantungkan di pundak Jaehyuk,

“Please i want you,–”

Plak

Belum selesai Asahi menyelesaikan kalimat penuh intonasi setengah frustasi itu Jaehyuk tanpa berpikir dua kali memaju mundurkan pinggulnya cepat. Dalam. Menyentuh titik yang tepat. Membuat kaki Asahi naik ke udara, membantu agar benda Jaehyuk semakin masuk kedalamnya.

Racauan Asahi mengikuti tempo, selalu bersamaan dengan suara becek yang bertubruk dari bawah.

“shit you're my little whore”

Jaehyuk semakin sering berkata-setengah menggeram- yang normalnya Asahi harus marah, tapi di situasi ini malah membuat Asahi terangsang dapat dilihat dari kepala penis nya yang perlahan berdiri tegak.

“nooo there hmmh” , Asahi menggeleng ribut. Kini sangat terasa milik Jaehyuk berdenyut dibawah sana yang dengan ukurannya dan kemudian menabrak titik manisnya? Oh Asahi bisa gila.

“Ngh A-asahi nghh”

Cairannya ia lepas seluruhnya di dalam Asahi. Membuat tubuh dibawahnya bergetar hebat merasakan sensasi surga. Perlahan Jaehyuk membawa turun tubuhnya, mengecupi wajah berkeringat Asahi.

“for.real.im.dyin.into.you”

-

Asahi mengerjap pelan. Bangun tepat jam 6 pagi sudah menjadi reflek bagus tubuhnya, yang disayangkan di situasi macam ini. Barulah Asahi merasa lubangnya itu berkedut nyeri dengan pipi pantat yang terasa panas.

Sadar Asahi di pinggul bawahnya terasa berat tertindih. Menyingkap selimut putih nya, Tangan panjang itu melingkar pas.

Asahi berbalik

“Hey jangan gigit..” cicitan Asahi, tenggorokannya terasa seret terlalu lama teriak tadi malam.

Jaehyuk acuh dan masih menggigiti kecil punggung mulus kecil yang pasti akan ia jadikan boneka pribadinya.

Lelah tak ditanggapi Asahi berniat kembali tidur, saat siap memejam

“YAK APA ITU KELUARKAN”

Badan atas Asahi terbangun kaget saat tiba tiba di lubangnya dirasa ada yang bergerak,

“shht answer me kitten”

“last night, how many times have you?”

Pertanyaan Jaehyuk, yang dikeluakannya tapi tetap dna bertambah semangat mengobrak abrik lubang perihnya membuat Asahi melek merem merasa nikmat sakit pada satu waktu.

“engh- first”

Beberapa saat setelah Asahi menjawab, pergerakan di lubangnya berhenti. Membuatnya menghela entah lega atau tak terima

“hAH?? Jangan bohong”, Jaehyuk langsung naik ke badan Asahi setelah sadar dari keterjutannya.

“what...? I tell the truth” , suara asahi melemah takut

“ey ey sorry bikin takut, tapi beneran yang pertama?”

Usapan di pipinya membuat Asahi sedikit rileks, kemudian menggangguk lucu.

“wtf, u're so damn good”

Wajah jaehyuk bersungguh sunggu mengatakannya, membuat telinga merahnya tertangkap Asahi.

Melihat Asahi yang memutus pandangan karna malu membuat kekehan ringan keluar dari Jaehyuk. Memperparah tingkat merah wajah telinga Asahi.

Badannya dibawa turun, dengan bertumpu pada hanya dua lutut, Jaehyuk menarik badan yang lebih kecil. Dibawa ke pelukan besarnya. Kembali bersentuhan sesama kulit kulit.

Uhh... Mata Asahi memerah. Memeluk Jaehyuknya dan mengeluarkan satu dua ttes air mata di ceruk leher itu.

Lama keduanya seperti itu, menikmati rasa degup samar satu sama lain karna dada keduanya menempel.

“but sa... beneran?”

Jaehyuk ini kenapa tak percaya sekali sih??

“ee-emmm itu pernah masukin dodil sih” Asahi menjawab malu malu, setengah malu.

“unexpected.... enakan mana”

Jaehyuk bertanya dengan tone dan muka datarnya membuat Asahi bingung.

“Sama?”

“Sama inilah”, Jaehyuk menjawab seperti itu dengan pinggulnya dibawa turun, penisnya ditempelkan pada penis kecil Asahi.

Blush

“itu”

Suara asahi yang seperti bisikan membuat senyuman Jaehyuk muncul dengan cerah.

“huaaaa”

Teriakan Asahi berhenti saat tubuhnya sudah sempurna dibawa duduk di posisi dipangku Jaehyuk. Sementara pelaku hanya tersenyum.

“Sarapan, Asahi” jelasnya.

Dan kembali pagi mereka yang diisi dengan kegiatan sama dengan cara berbeda.

read in your own risk. dont share the links. 🔞🔞🔞

Tidak tahu lagi harus dijelaskan seperti apa, asahi lelah. Beruntung segala tugas dan praktek tugasnya ia selesaikan dalam satu minggu penuh ini.

Dan tumben tumbenan sekali orang tuanya mengerti, mereka menuruti kemauan asahi kali ini. Mau membayarkan grand suite room di sebuah hotel ternama. Dengan alasan refreshing langsung diiyakan begitu saja oleh keduanya. Awalnya asahi sedikit kaget, karna tak biasanya keinginannya akan terkabul. Yang ada malah ia yang harus mengabulkan ekspektasi kedua orang tuanya. Menjadi anak dari pengacara paling terkenal dikota, tidak mudah.

-

Asahi meletakkan banyak candle aromatherapy di setiap sudut ruangan. Membuat wewangian lavender menguar kuat tapi tetap lembut bagi yang menghirupnya.

“wah aku bahkan rela tinggal seperti ini terus”, ujar asahi sambil membaui ruangan sekitarnya.

Beralih ke arah kulkas, mengecek persidiaan cake yang sebelumnya dia beli. Sangat cantik, dari warnanya bahkan sudah menggoda. Oke mari kita bebersih dulu.

Asahi melepaskan satu persatu balutan kain yang menempel. Membiarkannya terserak seiring langkahnya dan berhenti tepat didepan bathup yang sudah ia hias susah payah.

Beberapa lilin aroma sudah menyala. Suara riak air dari bathup yang bagian atasnya menyerupai air terjun membuat ruangan itu semakin mengenakkan.

Ah inilah yang asahi butuhkan setelah segala materi hukum yang ia pelajari bukan atas kemauannya itu memenuhi hingga menggerogoti hampir separuh batinnya.

Memuakkan.

Asahi memejamkan matanya. Membiarkan gelombang air yang membasuh tubuhnya. Tak berniat tuk bergerak banyak.

Kejadian kemarin kembali terbayang. Membuat asahi membuka maniknya lalu menepak permukaan air kesal. Bisa bisanya ingatan itu yang terputar?!

Bayangan akan mahluk terkutuk yang selalu berhasil memancing amarah asahi, bayangan si Choi Hyunsuk yang meneriakinya lantang dari lantai tiga, mengatakan kalau dirinya akan menjadi perjaka tua karna sebelumnya sengaja menumpahkan air soda ke tas berbulu Choi itu. Cih gayanya itu terlalu huwek-asahi bahkan tak bisa mengatakannya. Seperti penggoda ulung. Tapi sepertinya memang benar, melihat si Choi berganti pasangan disetiap event kampus dan lagi! Yang menjadi gandengannya itu astaga,, dari anak kedokteran sampai anak berseragam SMA saja ia goda! Benar benar menjijikkan.

Awal semua ini adalah ketika awal semester mahasiswanya, saat ada yang tak sengaja bertanya

“menurutmu siapa yang akan menjadi patokan keindahan fakultas hukum?”

Dan saat hasil voting ricuh itu keluar, menghasilkan dua nama. Hamada Asahi si nomer 1 karena proporsi tubuhnya yang ramping dan kulit putih porselennya, serta tak lupa muka yang dianggap ice princess itu yang memenangkan hati banyak pria yang menjadi mayoritas di fa hukum. Membuat si nomer 2 choi hyunsuk marah. Membuatnya mengomel di tempat kejadian, dan malah mendapat seruan kata “kiyowoo” dari para seme berhidung anjing.

Disebut imut?? Cih.

“oh god” ,sadar asahi mengelus dadanya sendiri, menenangkan gejolaknya.

Waktu berjalan cepat, membuat sedikit ujung jari Asahi mengkerut. Sudah 42 menit dia berendam. Sepertinya cukup,

Gerakan asahi membuat sedikit air ikut turun ke lantai. Dengan hanya melapisi badannya dengan bathrobe putih sepaha Asahi keluar dari area itu. Membuat udara sekitarnya manis, wangi vanilla.

Ujung rambut putihnya dibiarkan menetes jatuh membasahi marmer. Bahkan dengan tampilan seperti ini Asahi terlihat bersinar, menawan.

Memakai sandal hiu nya dan tanpa keinginan untyk berpakaian terlebih dahulu, asahi beranjak ke dapur lagi. Melewati segala sisi ruangan untuk beberapa kaleng bir yang di sediakan hotel.

“yang mana ya” asahi sedikit membungkuk melihat barisan minuman yang tak banyak ia tahu. Menimbang apa yang akan diminumnya membuat asahi fokus, tak menyadari perlahan ada asap rokok yang mengudara.

Sebentar,

Kenapa di barisan paling bawah space nya kosong satu?

Memilih tak terlalu memikirkannya, akhirnya asahi mengambil dengan merk yang sama dari tempat kosong tadi. Tanpa tahu kalau minuman itu kandungannya yang paling kompleks. Sementara batas minumnya saja tak sampai 3 shots.

Ctak

Penutup kaleng tinggi itu terlepas, membuat busa keluar dan menuruni sebagian lengan asahi.

“aishh kok dingin bangett??”, Kaget asahi menatap tangannya yang dilelehi cairan kuning kecoklatan.

“Wait, astaga ya tuhan aku memohon...

Badan asahi menegang saat pandangannya menangkap tubuh yang terududuk di lantai dengan kepala menunduk penuh.

“HAH ANJIR SIALAN LO SIAPA”

Badannya melompat kecil, membuat lebih banyak bir tumpah. Dan tumpahannya memercik mengenai sepatu hitam sosok tadi.

Asahi segera merapatkan tali bathrobenya. Dengan pandangan tajam ia menunggu sosok itu mengadah.

“WOY”

Badan itu tak berkutik,

“pls lo kenapa bisa masuk...”

suara asahi perlahan mengecil, merasa ngeri.

Apakah ia pembunuh seperti di serial netpliknya? NONONO JANGAN MEMBAYANGKAN HAMADA.

“hmmm”

Geraman rendah barusan semakin membuat tubuh asahi tegang.

“ee-excuse me sir” entah kerasukan setan apa asahi berjalan mendekat. Jarak Sandal hiu nya dan sepatu pria itu hanya terpisah beberapa inchi.

“ya?” asahi menjatuhkan rahangnya terpana beberapa saat lalu menggeleng ribut.

Pemuda itu, menggenggam botol yang sama dengan minumannya. Denan rambut hitam jatuhnya, mata yang sedikit sayu dan bibir penuh cukup untuk membuat asahi berusaha mengontrol ekspresi. Belum lagi saat asahi sadar, pakaian pria itu adalah celana kain dengan kameja putih yang lengannya dibawa naik sampai siku. Menampilkan tangan yang semakin kebawah itu penuh dengan tonjolan urat.

Glek

“Sir... But i think.. i-i think you're in the wrong...room” , suara patah patah asahi saat matanya bertemu dengan mata hitam itu. Tentu asahi segera membuang pandangannya dan melanjutkan ucapannya dalam satu tarikan nafas.

30 detik...

58 detik...

Asahi mulai risih dengan angin pendingin ruangan yang tepat jatuh ke tubuhnya.

Kesal tak mendapat respon, asahi memutar kepalanya cepat,

Yang ditatap entah kenapa menaikkan senyumnya,

“I'm in the right room” , tangannya membawa kaleng cairan itu kembali menyentuh bibir, menyesap alkohol tanpa melepas pandangannya.

Asahi membawa pandangannya turun.

“See” pemuda itu menampakkan Kartu kunci hotel ditangannya. Membuat ekspresi kaget asahi terlihat jelas.

WHT? Persis seperti kunci asahi tapi warnanya beda. Asahi dengan broken white dan kartu pemuda itu, terlihat jelas hitam gelap.

Mata pria itu terkunci pada mahluk didepannya. Menatap lekat wajah asahi dan turun pada tangan yang satu sibuk menahan bathrobe bagian dadanya dan tangan yang lain menggenggam bagian tali.

Pria muda itu mengeluarkan decih tawa dari bibir miringnya, kemudian mengahabiskan sisa isi kaleng dalam satu teguk.

“WHAT THE FCK U'RE SMIRK??!?”

Yang dibentak hanya tersenyum. Membawa kepalanya bersandar pada dinding belakangnya, tetap menatap sosok yang lebih kecil.

“Don't flatter yourself”

bisiknya dengan suara serak efek alkohol tadi. Mengucapnya tak lepas dengan senyuman menawan yang malah Asahi umpat.

Asahi sedikit berdebar sebenarnya. Tapi apa dia bilang?? Apakah badannya ada kecacatan? Matanya serusak apa sampai tak lihat kemolekan Asahi yang hampir tak berbusana?

Menghela nafas sebentar, “WHA- oh sht, then please out this is my room” jelas asahi dengan penekanan diakhir.

Pemuda itu berdiri. Membawa tubuhnya ke depan asahi yang refleks mengangkat pandangannya, menatap emosi.

“no. never” suaranya yang serak terdengar jelas sehingga membuat asahi memejam, menahan sesuatu didalam sana agar berhenti bergejolak.

Dan saat asahi membuka matanya, pria itu sudah tak disana. Melainkan di depan kulkas, dan asahi tebak sedang memilih bir selanjutnya.

-

Sudah dua jam dan laptop asahi mulai panas setelah memutar film panjang.

Setelah asahi memilih acuh dan menganggap pria tadi angin lalu, ia harus menyelesaikan daftar healing nya. Ia hanya akan bersenang senang pokonya titik.

Kemudian bunyi perutnya lapar menyadarkan, sudah jam 2 pagi tapi asahi masih terjaga. Dan anehnya bahkan ia tak mabuk setelah mencicipi beberapa teguk kaleng tadi. Yah membuatnya beruntung sehingga bisa menyelesaikan serial film nya yang sempat terhalau tugas.

Asahi lapar sekarang. Ia butuh cake nya yang dikulkas. Tapi itu berarti mengharuskannya... Ah persetan dengan takut, ia hanya mau kue nya.

Pintu besar itu ashai buka kencang. Dan kaki Asahi yang melangkah di setiap ketukan detik, menyatakan bahwa ia tak takut lumayan mengisi perjalanannya ke dapur yang jalannya gelap, padahal asahi tak pernah mematikan lampu.

Senyum dimple nya muncul saat setelah membuka kulkas, kue nya semua masih lengkap.

Membawa caramel cake dengan satu kaleng bir dengannya, asahi kembali tapi dengan langkah yang lebih pelan.

“How can....”

Suara serak itu.

Baru ketika mata ashai menyipit, badan yang lebih besar darinya itu terduduk di sofa. Sekelilingnya gelap, hanya ada beberapa lilin aroma yang dibiarkan menyala. Membuat wajah itu sedikit terpias cahaya, dan berhasil membuat asahi terpesona lagi.

Ekhem. Asahi berjalan maju, meletakkan bawaanya di meja kaca yang tersedia. Kemudian sedikit membawa tubuhnya menunduk untuk melihat wajah itu dengan memastikan masih ada jarak aman.

Wah... Asahi benar benar baru lihat yang seperti ini. Bibir penuh yang diapit rahang tegasnya sedikit mengkilap, sepertinya bekas bir tebak asahi. Dan rambut hitamnya yang berjatuhan semakin membuat matanya yang pejam terlihat samar. Dan asahi dengan tak sadar menyingkirkan rambut itu, ingin melihat bagian kening yang dari tadi tersembunyi.

Degupnya berpacu. Posisi ini membuat asahi perlahan mencium aroma citrus segar.

Hampir asahi kelepasan untuk mengusap pipi jatuh itu dengan jarinya kalau saja lilin di sekitarnya mendadak kelap kelip.

mau..

Badannya dibawa kembali tegap, dan segera asahi mengambil asahi bungkusan dan kaleng tadi menuju kamar. Tak sehat bagi jantungnya.

“Hah..hah..asa tolol” umpatnya pada diri sendiri, jarinya memegang kuat pingguran meja tempatnya menaruk bungkusan dan kaleng tadi.

Dadanya serasa mau meledak. Jantungnya berdegup kencang, dan sontak ia membawa kakinya melangkah lebih cepat.

“Oh iya tutup pintu”, putar balik asahi saat pintu kamarnya masih terbuka dengan pandangan ke ruangan gelap membuat apapun samar.

Tap

Tap

Tap

Asahi kira, itu langkahnya.

GREP

BLAM

“aa-akh”

Desis asahi setelah tangannya ditarik dan dihantam ke pintu yang barusan dibanting. Membawa tubuhnya ikut terhentak dengan suara pintu.

“what are u doing...” badan kecil itu gemetar dengan muka kesamping, enggan menatap tubuh yang berdiri tegap dihadapannya. Hanya berdiri, tak ada tangan yang memagari asahi dikedua sisi.

Asahi tak bisa berfikir jernih. Kakinya dibawah sana bahkan mulai lemas.

“putih”,

Mata asahi membelalak setelah kata tadi terucap dari lawan

“HAH. SIAPA TADI YANG BILANG DONT FLATTER WHAT THE HELL U'RE BEAST” Suara asahi nyaring, menatap sengit pemuda yang sedikit memundurkan tubuhnya.

“mm-maksutku rambut” debat pria itu setelah kupingnya sesaat terasa pengang.

“KAU- akh ah” asahi yang sudah mengacungkan telunjuknya kembali meringis saat pedih di punggunya kembali terasa. Membuat badannya terhuyung.

Tangan besar itu menyelip dan berhenti setelah melingkar di pinggul Asahi, menarik badan itu agar tak bertemu dengan dinginnya lantai.

“Yoon, call me yoon”

Pipi asahi memanas, tangannya yang terjepit perlahan meremas kameja putih itu. Asahi diam tak berkutik. Membuat pria yang menyebut dirinya Yoon itu kembali mendorong badannya ke badan pintu. Menghimpit badan kecilnya,

“lepasin..”

Asahi susah payah menggerakkan tangannya. Karna dianggap mengganggu, yoon pun menariknya, menuntunnya untuk ikut melingkar di perutnya.

Perlahan tapi pasti, asahi bisa merasakan beban di pucuk kepalanya. Yoon mendaratkan dagunya, mencium rambut itu samar samar.

“Can we start?”, Lamunan asahi buyar, suara yang senantiasa serak itu menyadarkan.

“uh-oh whaーMmph”

Terlambat, asahi dibungkam. Lidah besar itu menerobos masuk, membuat perasa asahi geli karna rasa alkohol yang tertinggal. Mata asahi yang masih setengah membelalak menatap mata hitam di depannya.

“buka”

Bisikan di sela sela itu seolah sihir. Membuat asahi melepas kuncian mulutnya. Membiarkan indra perasanya yang semakin mengecap saliva yang terasa manis sisa bir. Dan secara amatir, asahi menggigit kecil bibir besar itu, menandakan keinginan dilepasnya.

“hamada asahi” ucap yoon membuat asahi kaget kesekian kali di tengah nafas engap nya.

“kau tau dari mana...”

Jaehyuk; si Yoon yang pandangannya perlahan mengabur hanya tersenyum menanggapi. Lalu menarik pergelangan si kecil, menjatuhkan kedua tubuh dengan posisi asahi menimpanya.

Asahi yang perutnya jatuh diatas perut jaehyuk mulai merasakan hawa panas disekitarnya. Membawa sesuatu dalam dirinya menyala.

Tepukan perlahan di pinggang bawahnya menyadarkan asahi.

“Maaf,–”

Suara menggantung jaehyuk, asahi tak tahu harus membalas apa. Tapi memang harusnya dia marah kan? Itu tadi... adalah ciuman pertamanya. Ciuman yang dalam artian sampai melumat dan bertukar saliva. Kalau hanya mengecup bibir mah asahi sering memberikannya percuma pada sahabat atau teman.

Asahi akui, ciuman dengan lumatan tergesa tadi tak akan disesalinya. Emm mungkin suatu saat ia akan meminta-

“eungh”

Asahi mengerang saat pinggulnya diremas. Ujung kaos tipisnya sedikit tersingkap, membuat tangan hangatーkarna alkoholーjaehyuk sesekali mengenainya, membuat perasaan geli setengah mati dirasakan asahi.

“haha kau tak tahu siapa aku? Kau tau tidak? Kenapa mereka semena mena seperti itu...”, Jaehyuk meracau dengan mata tertutup, mengeluarkan cairan bening terhimpit di ujung.

Asahi mendapati ekspresi baru lagi pemuda didepannya. Sebelumnya sudah sengiran aneh, senyum tipis, dan sekarang seperti wajah entahlah, lelah sepertinya?

Dengan rasukan setan entah mana, asahi merangkak naik mensejajarkan wajah nya dengan jaehyuk. Merasakan hela nafas yang sesekali keluar dan meniup poni jatuhnya.

“you're drunk?” , Asahi masih setia menyelidik pemandangan dibawahnya. Tak membuat kedua tangannya yang menahan beban tubuh lelah.

“haha ain't”

Kekehan sekian sekon jaehyuk, saat bibir penuh mengkilap itu tertarik ke ujung, sanggup membuat asahi terpana. Semakin yakin membangunkan sesuatu padanya.

Detik selanjutnya jaehyuk menarik kedua pangkal tangan asahi, menghilangkan penyangga tubuh itu hingga rubuh ; kembali menempel sempurna pada tubuh besarnya.

Asahi memekik tertahan, saat mulutnya bersiap mengumpat jaehyuk memutar posisi mereka. Membuat si kecil asahi terkurung dibawah.

“KAU KELEW-MMPH”

Sayaang, mulutnya kembali terbungkam. Salahkan asahi yang saat merangkak naik tadi menyenggol jae kecil, menghilangkan pertahanan jaehyuk untuk tak memerkosa pasangannya.

“eungh”

Lidah asahi ditarik, diajak memutar. Melilit panas di dalam rongga kecil asahi. Kemudian lenguhan kembali terdengar saat jaehyuk bermain di langit langitnya. Lelehan saliva keluar dari sudut bibir asahi yang kemudian jaehyuk jilat dan kembali berujung dengan bibir tebalnya yang menyedot kuat.

“MMMPH” , asahi memberontak. Ia butuh bernafas!

Jaehyuk melepas pagutannya, dengan keadaan mulai terengah yang sama.

“Cantik”

Blush

Asahi yang memiringkan wajah rasanya ingin memutar tubuh sampai mukanya tenggelam di bantal yang menjadi sangga.

Asahi menggerak paksakan dirinya sampai hampir sedikit lagi menjadi tengkurap

“no princess” , jaehyuk menahan gerak bahu asahi dengan dagunya. Sehingga dari posisi ini mmebuat suara serta nafasnya terasa dekat dengan leher dan telinga kanan asahi.

“ss-stop. please go sleep” , asahi terbata dengan masih menahan wajah jaehyuk yang merengsek maju.

“yes, with you”

Selepas mengucapnya jaehyuk lantas memutar tubuh itu dan sekali tarikan kaos tipis biru laut terlepas dari tempatnya.

“akh. emh unghh”

Jaehyuk semakin dalam ke curuk leher asahi, menjilat dan menggigit kecil disana dengan tangan yang langsung memanjakan tonjolan di dada asahi yang ternyata sudah tegang. Ciumannya turun ke collar bone putih halus, kembali meninggalkan jejak kecil kecil tanpa memutus garis jilatannya.

Kepala asahi kosong. Kakinya terlalu lemas hanya untuk melipat jari, membuatnya semakin tak berkutik. Satu tangannya mencengkram pundak si dominan, membuat punggung tangan satunya harus ia gigit demi menghentikan racauan nikmat.

Jaehyuk semakin turun, membawa lidahnya menjilat sekitar perut asahi. Berputar putar disekitar pusar Asahi lalu menusuk nusuk bolongan kecil itu. Membuat badan asahi melengkung naik, seolah kembali menawarkan perut ratanya untuk dijamah.

“shhh lepas , nah get it”

Menyadari asahi yang tak bersuara menyadarkan jaehyuk, membujuk asahi melepaskan gigitannya kemudian mengisi mukut ashai dengan dua jarinya sebagai pengganti. Yang detik selanjutnya ia gerakkan asal, membelit lidah diam Asahi, berharap bisa mennggantikan lidahnya sementara.

Asahi terlanjur terbang lupa daratan. Jari besar itu ia jilat, memainkan lidah amatir nya disana. Tangannya menahan pergerakan tangan jaehyuk, kemudian sesekali ia hisap dalam.

Pandangan jaehyuk menangkap semua itu. Sangat erotis menurutnya. Bagaimana mata memerah asahi fokus pada pergelangan tangannya, saat lidahnya seolah mengitari jarinya dan saat jarinya berada di pangkal lidah dalam asahi.

Dengan pandangan terkunci pada wajah cantik diatas, tangan Jaehyuk perlahan meremas kepemilikan Asahi. Membuat badan si empu sedikit gemetar. Setelahnya Asahi kembali sibuk dengan lidahnya kembali dan perlahan satu tangan menganggurnya dibawa ke dadanya sendiri, bermain dengan dada nya yang tak lagi dijamah Jaehyuk.

Such a bad kitten

Senyum sebelah jaehyuk timbul melihat Asahi yang menyentuh dirinya sendiri. Dengan buru buru tangannya bekerja melepas celana pendek putih Asahi menyisakan dalaman krem.

“akk jangan digigitt”

Kepala jaehyuk menerima satu geplakan setelah ia menggigit gemas ujung penis Asahi yang masih terbalut kain.

Tangan hangatnya meraba paha dalam putih tanpa cacat itu. Memberikan sengatan sengatan dirasakan Asahi. Bagaimana gerakan Jaehyuk yang pelan tapi tetap terasa panas.

Asahi sempurna merona. Saat maniknya melihat kebawah -ingin mengecek kenapa tak ada sentuhan yang datang- menemukan bagaimana mata Jaehyuk terus menatapnya, dengan senyuman yang tertutup karna kini Jaehyuk menggigit ujung celana dalam kremnya. Menarik keatas lalu kebawah dengan cepat, membuat kepala penis Asahi timbul lalu hilang kembali.

“ck cepatlaー”

“diam. let me guide”

Asahi bungkam setelah mencoba menurunkan sendiri dalamannya yang ditahan dan berakhir tangannya yang disatukan, digenggam satu tangan oleh Jaehyuk.

Jaehyuk menunduk lagi meraih kain itu. Mengecup gundukannya pelan, dilanjut ia tarik kebawah dengan sepenuh tenaga. Penis Asahi yang tak seberapa, lepas lalu menubruk ujung hidungnya, meninggalkan jejak precum.

Cukup Jaehyuk dibawah, ia kembali naik menatap asahi yang memerah setelah melihat bagaimana dengan tidak sopannya penis tak seberapanya itu yang seolah menampar jaehyuk.

“sweetie”

Suara rendah Jaehyuk membelai pendengaran Asahi, dengan patah patah ia mendekati wajah itu. Mengecup kemudian menjilat basah ujung hidung Jaehyuk, membersihkan cairannya sendiri. Saat ia mau menarik lidahnya menjauh Jaehyuk terlebih dahulu meraub bibirnya. Menekan kuat tengkuk belakangnya,

“AMMPH AKH”

pagutannya lepas, Asahi meringis saat tubuhnya dimasuki dua jari setengah basah Jaehyuk, tangannya beralih menahan lengan Jaehyuk yang siap bergerak

Tangan Asahi Jaehyuk arahkan melingkar pada lehernya, Lanjut meraup habis bibir cherry yang seakan memiliki kandungan heroine tinggi.

Ahh Asahi ingat sensasi ini. Sensasi seperti lima bulan lalu saat ia menemukan bingkisan berisi dildo di loker kampusnya. Dan berlanjut mencari tahu kegunaan dan cara pemakaian benda pink transparan itu. Dan ketika mencobanya, Asahi menangis sesenggukan bersumpah tak akan memakainya lagi.

“Akh ahh mmhh”

Desahan sempurna mengisi ruangan sepi itu. Kembali berulang setelahnya saat jaehyuk membuat gerakan memutar, menggunting sampai menusuk nusuk asal didalam sana.

“ah ah ahh nghh a-aku..”

Desahan akhir itu bersamaan dengan getaran hebat Asahi. Cairan ejakulasinya menyembur tinggi mengenai perut atasnya. Keluar tanpa disentuh dan hanya menggunakan 2 jari Jaehyuk.

“Oh fck. how can boy become this hot”, jaehyuk menarik asal kameja putihnya, terlalu lama jika harus satu persatu.

Sementara Asahi yang tak terlalu menangkap ucapan Jaehyuk acuh, Ia masih terngah setelah mencapai ejakulasi terhebat di hidupnya.

Cup Cup Cup Cup

Jaehyuk menurunkan tubuhnya, mengecup sembarang fitur wajah rupawan Asahi sembari tangannya membebaskan sesuatu yang dari tadi berkedut nyeri tak tahan dikeluarkan.

“Pegang”

“Uh-oh” , asahi yang kaget saat dihadapkan benda sebesar ini hanya bisa meneguk ludah kasar. Berharap miliknya tak robek,

“uhm halo” , tangan kecil Asahi yang menggenggam takut takut penis Jaehyuk itu bergerak pelan di ujungnya. Kemudian dengan berbekal instingnya memainkan lubang kencing itu dengan kukunya.

“shhh cukup”

Jaehyuk menjauhkan kejantanannya, tak ingin keluar di wajah yang memerah sempurnaーsangat kontras dengan bantal putih dikepalanya.

“Trust me honey,”

“Euung~”

Belum apa apa tapi Asahi melenguh saat Jaehyuk menaikkan pinggulnya dan menahannya dengan lapisan bantal.

Jleb

Asahi yang akan berteriak refleks menggigit lidah Jaehyuk yang menerobos masuk. Uhh sakit sekali.. Jaehyuk menerobos dengan sekali tusuk. Dengan penis kering nya dan hanya berlapis cairan alami lubang Asahi, didalam sangat panas. Sangat penuh.

Lidah Jaehyuk mengobrak abrik milik Asahi guna mengalihkan rasa sakitnya. Dapat dilihat dari lipatan di kening dan sudut mata asahi yang terpejam kuat.

Cukup lama Jaehyuk menahan hasratnya untuk bergerak brutal di dalam Asahi yang masih sesenggukan. Tangannya juga sudah bermain di tonjolan pink Asahi, tapi sepertinya submisif nya masih butuh waktu.

Jaehyuk membawa bibirnya ke kening asahi, menempelkannya lama tanpa ada pergerakan lain. Dan perlahan tapi pasti tangan Asahi yang lelah mencengkram selimut sutra melingkari leher Jaehyuk. Dan membuat pergerakan kecil dibawah sana.

“Aku gerak ya?” , Suara Jaehyuk yang berubah lembut tak mampu Asahi tolak, membuat kepalanys menggaguk kecil.

“ahhhh nggggh”

Penis Jaehyuk dibawa keluar membuat Asahi merasa kosong yang kemudian melenguh. Kembali mendesah saat ujung benda tumpul itu mengenai titik terdalamnya.

Jaehyuk sendiri menggeram rendah lalu menggeleng frustasi. fuck ini menjepitnya sangat kuat. Kalau ia tau lelaki bisa senikmat ini ia tak akan melepaskan malam pertamanya dengan pegawai serta hubungan ons menjijikkan.

Kenapa Asahi baru ketemu gue

Kembali berulang, penis Jaehyuk yang keluar lalu masuk lalu keluar menyisakan kepalanya dan menghantuk tepat prostat Asahi.

Membuat dua anak adam itu mengeluarkan suara yang nyaris sahut sahutan.

“Shh you so fucking tight”

Plak

Jaehyuk dibawa gila dengan sensasi hebat dibawah sana. Menampar pinggiran bokong Asahi yang langsung memerah.

“nghh ahh jaeh mmh”,

Nikmat. Nikmat. Hanya nikmat yang Asahi rasakan sekarang. Pikirannya hanya ingin lebih dalam lebih keras dan bagaimana untuk selalu merasakan seluruh kegilaan ini. Kakinya yang dipeluk didepan dada Jaehyuk membuat suara pantatnya dan paha Jaehyuk yang beradu semakin nyaring.

Masuk ke menit 23 dan Jaehyuk benar benar berlaku keras pada lubang Asahi. Membuat satu dua tetes darah tercipta di dalam sana, tak terlihat.

“nghhh jjae aku mau lagi”, ashi menarik frustasi rambutnya saat ujung penis kemerahannya berkedut kencang.

“ngg-nyaaah~”

sperma Asahi masih keluar banyak, hasil tak dikeluarkan 2bulan terakhir sepertinya terlalu menumpuk.

“Enak ya sa? ga disentuh lagi loh” , kalimat menggoda yang mmebuat kepala Asahi menggangguk tanpa malu, Merubah tempo Jaehyuk menjadi pelan membiarkan Asahi menikmati pelepasannya.

Jaehyuk berhenti. Pinggulnya diam dengan seluruh penisnya tertanam.

Asahi yang perlahan kembali dari eforia pelepasannya menatap lemah Jaehyuk diatasnya. Tangan kecilnya menarik rahang itu mendekat, mengecup kedua sisi pipi itu.

Tapi tak kunjung mendapatkan apa yang diinginkan, Asahi bergerak lemah. Terlalu menyiksa dengan lubang penuh seperti ini.

“Nghhh jaee”

“Please me”

Asahi merona kesekian kali. Dengan lengan yang kembali ia gantungkan di pundak Jaehyuk,

“Please i want you,–”

Plak

Belum selesai Asahi menyelesaikan kalimat penuh intonasi setengah frustasi itu Jaehyuk tanpa berpikir dua kali memaju mundurkan pinggulnya cepat. Dalam. Menyentuh titik yang tepat. Membuat kaki Asahi naik ke udara, membantu agar benda Jaehyuk semakin masuk kedalamnya.

Racauan Asahi mengikuti tempo, selalu bersamaan dengan suara becek yang bertubruk dari bawah.

“shit you're my little whore”

Jaehyuk semakin sering berkata-setengah menggeram- yang normalnya Asahi harus marah, tapi di situasi ini malah membuat Asahi terangsang dapat dilihat dari kepala penis nya yang perlahan berdiri tegak.

“nooo there hmmh” , Asahi menggeleng ribut. Kini sangat terasa milik Jaehyuk berdenyut dibawah sana yang dengan ukurannya dan kemudian menabrak titik manisnya? Oh Asahi bisa gila.

“Ngh A-asahi nghh”

Cairannya ia lepas seluruhnya di dalam Asahi. Membuat tubuh dibawahnya bergetar hebat merasakan sensasi surga. Perlahan Jaehyuk membawa turun tubuhnya, mengecupi wajah berkeringat Asahi.

“for.real.im.dyin.into.you”

-

Asahi mengerjap pelan. Bangun tepat jam 6 pagi sudah menjadi reflek bagus tubuhnya, yang disayangkan di situasi macam ini. Barulah Asahi merasa lubangnya itu berkedut nyeri dengan pipi pantat yang terasa panas.

Sadar Asahi di pinggul bawahnya terasa berat tertindih. Menyingkap selimut putih nya, Tangan panjang itu melingkar pas.

Asahi berbalik

“Hey jangan gigit..” cicitan Asahi, tenggorokannya terasa seret terlalu lama teriak tadi malam.

Jaehyuk acuh dan masih menggigiti kecil punggung mulus kecil yang pasti akan ia jadikan boneka pribadinya.

Lelah tak ditanggapi Asahi berniat kembali tidur, saat siap memejam

“YAK APA ITU KELUARKAN”

Badan atas Asahi terbangun kaget saat tiba tiba di lubangnya dirasa ada yang bergerak,

“shht answer me kitten”

“last night, how many times have you?”

Pertanyaan Jaehyuk, yang dikeluakannya tapi tetap dna bertambah semangat mengobrak abrik lubang perihnya membuat Asahi melek merem merasa nikmat sakit pada satu waktu.

“engh- first”

Beberapa saat setelah Asahi menjawab, pergerakan di lubangnya berhenti. Membuatnya menghela entah lega atau tak terima

“hAH?? Jangan bohong”, Jaehyuk langsung naik ke badan Asahi setelah sadar dari keterjutannya.

“what...? I tell the truth” , suara asahi melemah takut

“ey ey sorry bikin takut, tapi beneran yang pertama?”

Usapan di pipinya membuat Asahi sedikit rileks, kemudian menggangguk lucu.

“wtf, u're so damn good”

Wajah jaehyuk bersungguh sunggu mengatakannya, membuat telinga merahnya tertangkap Asahi.

Melihat Asahi yang memutus pandangan karna malu membuat kekehan ringan keluar dari Jaehyuk. Memperparah tingkat merah wajah telinga Asahi.

Badannya dibawa turun, dengan bertumpu pada hanya dua lutut, Jaehyuk menarik badan yang lebih kecil. Dibawa ke pelukan besarnya. Kembali bersentuhan sesama kulit kulit.

Uhh... Mata Asahi memerah. Memeluk Jaehyuknya dan mengeluarkan satu dua ttes air mata di ceruk leher itu.

Lama keduanya seperti itu, menikmati rasa degup samar satu sama lain karna dada keduanya menempel.

“but sa... beneran?”

Jaehyuk ini kenapa tak percaya sekali sih??

“ee-emmm itu pernah masukin dodil sih” Asahi menjawab malu malu, setengah malu.

“unexpected.... enakan mana”

Jaehyuk bertanya dengan tone dan muka datarnya membuat Asahi bingung.

“Sama?”

“Sama inilah”, Jaehyuk menjawab seperti itu dengan pinggulnya dibawa turun, penisnya ditempelkan pada penis kecil Asahi.

Blush

“itu”

Suara asahi yang seperti bisikan membuat senyuman Jaehyuk muncul dengan cerah.

“huaaaa”

Teriakan Asahi berhenti saat tubuhnya sudah sempurna dibawa duduk di posisi dipangku Jaehyuk. Sementara pelaku hanya tersenyum.

“Sarapan, Asahi” jelasnya.

Dan kembali pagi mereka yang diisi dengan kegiatan sama dengan cara berbeda.