Johnny tidak pernah membayangkan kalau akhir dari kontrak di situs Finding Partner akan membuat suasana hati dia sedu membiru. Dia seolah tidak mau mengakhiri ini. Dia ingin terus bersama dengan Jaehyun dan melanjutkan kontak dia. Persetanan dengan uang, dia akan membayar seberapapun itu.
Namun apa daya.
Johnny menyadari kalau seandainya apa yang dia pikirkan bisa menjadi boomerang dan membuat Jaehyun tidak nyaman. Dia tau Jaehyun ingin segera mengakhiri kontrak ini. Dan dia tau mungkin Jaehyun akan terluka seandainya dia memilih untuk melanjutkan kontak ini.
“Iced Americano dan latte..”
Johnny mengangguk kepada salah satu pelayan yang membawakan pesanannya. Satu americano untuknya dan satu latte untuk Jaehyun. Astaga lihat saja, Johnny bahkan tau apa pesanan yang akan dipesan untuk Jaehyun.
Jaehyun.
Sesosok pria muda, masih kuliah, namun dapat memberikan banyak sekali pencerahan, kehangatan, dan mungkin rasa cinta kepada Johnny? Dalam titik ini Johnny tak akan berhenti untuk bersyukur dan berterimakasih kepada Taeil yang menyarankan dia untuk membuka situs itu. Karena tanpa itu, dia mungkin tidak akan pernah bertemu dan tau anak laki – laki dengan paras menenangkan dan dua buah lesung pipit manis bernama Jaehyun.
Johnny sadar, kalau sebenarnya dia sudah jatuh cinta dengan Jaehyun.
Sikap Jaehyun yang bisa membuat dia perlahan terbuka dan tidak pernah memaksanya membuat Johnny merasa hidup dan pantas untuk dicintai. Jaehyun itu orang yang sederhana yang bisa merobohkan perasaan dingin di tubuh Johnny.
Jaehyun itu yang pertama kalinya membuat Johnny merasa hidup dan menikmati hidup. Walau hanya dengan berpegangan tangan setelah makan malam sederhada di angkringan.
Johnny menaikan kepalanya saat bunyi lonceng pertanda ada orang yang masuk. Satu tarikan membentuk senyuman keluar dari bibir Johnny saat melihat sosok yang sedari tadi memenuhi pikirannya.
“Mas.. Maaf ya aku telat.”
Jaehyun datang dengan setelan santainya. Kaos putih berbalut jaket denim nya. Tetap menawan. Johnny terpesona dengan kesederhadaannya itu.
“Saya sudah pesenin latte buat kamu.”
Jaehyun tersenyum lalu bertermakasih kepada Johnny. “Udah mau lulus nih murid aku. Makasih ya mas.” Setelah ucapan sederhana itu Jaehyun meminum latte nya.
Mata Johnny melirk melihat amplop coklat yang ada di samping Jaehyun. Itu mungkin kontak mereka. Jaehyun membawanya.
“Mas?”
“Ya?”
Jaehyun terlihat lebih gugup dari biasanya, setelah menghabiskan setengah gelas latte yang dipesan oleh Johnny, tangan Jaehyun membuka amplop coklat itu dengan hati – hati membuat Johnny merasa cemas.
“Selama tiga bulan, saya peach sudah berusaha dengan baik untuk memberikan pelayanan kepada Si Mas?” Jaehyun tersenyum menjeda kalimatnya. “Semua pembiayaan sudah selesai dan lunas, dan waktu yang ditetapkan hari ini, sudah habis.”
Jaehyun mengulurkan tangannya mengajak Johnny untuk bersalaman. “Mas?” Tapi entah kenapa Johnny tidak mau menggapai genggaman tangan itu. Dia sangat suka menggenggam tangan Jaehyun. Tapi kali ini kalau dia menggenggam tangan Jaehyun, mereka akan berpisah kan?
“Mas aku pegel...” Jaehyun berucap sambil memelas, menggerak – gerakan tangan kanannya yang sampai saat ini belum saja di sambut oleh Johnny.
“Ah iya, maaf..”
Johnny mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Jaehyun dengan senyum canggung. Dia tidak boleh membuat Jaehyun kecewa.
“Kalo begitu, tahap selanjutnya. Hp mas..”
“Hp saya? Kenapa?”
Jaehyun menjawab pertanyaan Johnny dengan tingkahnya. Dia mengeluarkan ponsel nya dan membuka tampilan kontak. Mata Johnny berkerut saat tangan Jaehyun menekan kontak namanya lalu memilik opsi hapus dan menghapusnya. “Setelah kontrak berakhir. Partner dan Klien harus menghapus kontak masing – masing. Dan tidak boleh membocorkan hal yang terjadi selama kontrak berlangsung kepada siapapun.” Jaehyun berucap.
“Ah.. Iya..”
Dengan perasaan yang tidak rela, Johnny mengeluarkan ponsel nya dan melakukan hal yang sama seperti apa yang tadi Jaehyun lakukan. Menghapus kontak Jaehyun.
Tapi seperti nya itu tidak berguna.
Johnny sudah menghafal sepenuhnya nomor ponsel Jaehyun.
Mungkin kalau nanti dia sedang tidak waras atau sedang mabuk, dia akan dengan tidak tahu malu menghubungi Jaehyun.
Satu senyum lega tergambar di bibir Jaehyun. Begitupula dengan Johnny. Tapi siapa yang tau dibalik dua senyum lega yang mereka keluarkan itu terpanjat beratus – ratus doa dan harapan mereka untuk tidak terpisah. Tapi apa boleh buat..
Johnny akan percaya rencana Tuhan dan takdir.
“Jaehyun..”
“Ya Mas ?”
“Kalau kontrak ini udah selesai, dan kita nanti ketemu secara kebetulan di luar gimana?”
Jaehyun tertawa mendengar pertanyaan dari Johnny. “Ya sapa aku dong mas..”
“Terus kalau nanti saya ajak jalan, tanpa adanya kontrak, kamu mau?”
Johnny menatap tepat di bola mata coklat Jaehyun. Berbagai harapan dia panjatkan memohon dan berharap kata ‘iya’ keluar dari mulut Jaehyun. Senyuman yang Johnny suka kembali keluar dari wajah Jaehyun.
“Ya kalo beneran ketemu lagi Mas..”
Johnny menautkan alisnya mendengar jawaban yang menggantung dari Jaehyun. “Jadi, boleh enggak?”
“Mmmh..” Jaehyun mengangguk malu – malu. “Boleh..”
Entah kenapa. Perasaan tidak rela yang dari pagi menyambangi hati Johnny mendadak menghilang saat senyum Jaehyun mengembang sambil berbicara iya.
Baiklah. Detik ini juga Johnny akan sering – sering berdoa kepada Tuhan. Semoga hal menyenangkan yang orang – orang lain sebut takdir, akan kembali membawa dia bertemu dengan Jaehyun. Johnny harap itu akan terjadi.