HeavenKyoong

Contain NSFW Gif and Pictures

Setelah menerima pesan dari kekasihnya, Chanyeol sebenarnya tak langsung lari menuju kamar untuk menerkam kekasihnya. Ia masih tertempel pada meja kerjanya dan sembari mengurut penisnya yang tegang.

Chanyeol kembali terbayang soal ucapan Luna tentang adiknya. Bagaimana jika Justina kembali merecoki hubungannya dengan Baekhyun? Chanyeol tak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti dulu. Ia tak ingin membuat Baekhyun menderita seperti apa yang sudah terjadi pada Luna.

Dengan pertimbangan yang matang, Chanyeol akhirnya memutuskan untuk bertanya dahulu kepada Baekhyun.


Chanyeol melangkahkan kakinya menyusuri anak tangga apartementnya untuk menuju ke lantai atas, lantai dimana kamar dirinya dan Baekhyun untuk beristirahat malam ini. Tetapi, sesaat Chanyeol membuka pintu kamarnya, Chanyeol sudah dihadiahi oleh pemandangan yang membuat penisnya semakin berdiri tegak.

image

Pantat mulus Baekhyun berhasil membuat Chanyeol menelan ludahnya kasar. Memang dasar aki-aki sangean. Menelisik setiap lengkung bukit sexy itu, dalam hatinya ia tak sabar memakannya.

Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun yang masih asik memaikan HPnya, lalu duduk di pinggir jalan dan meremas-remas pantat sintal itu.

Bukan Chanyeol namanya jika jari-jari tak jahil seperti sengaja menekan-nekan dan memainkan lubang pantat Baekhyun yang sudah sedikit bsah.

“Mppphhh—–” lenguhan Baekhyun keluar saat satu jari Chanyeol berhasil menerobos lubangnya yang sempit.

“Baekhyun, saya ingin bertanya sesuatu.” Ucap Chanyeol dengan jarinya yang masih bermain di dalam lubang Baekhyun.

“Mphhh—Ahh iya pakhh, mau tanya apaahh?—ahh”

“Kamu— benar gapapa have sex tanpa kondom? Kalau jadi nanti, apa kamu udah siap?” Chanyeol ingin meyakinkan Baekhyun sekali lagi, tetapi reaksi Baekhyun malah menjadi-jadi. Ia membalikan tubuhnya dan membuka kemeja Chanyeol yang kebesaran itu, menampakan penis mungilnya yang sudah menegang dan mengeluarkan cairan pre-cum itu.

“Kata Mbak Luna mpphhh—gapapa, crot didalam sekali belum tentu jadi ahh—” Baekhyun menaik turunkan pinggulnya agar jari tebal Chanyeol dapat menusuk lubang manisnya.

Keringat dingin keluar di pelipis Chanyeol, saat jari-jarinya melesak lubang Baekhyun semakin dalam. Jika dipikir-pikir, apa yang diucapkan Luna ada benarnya juga, karena ia pernah mebuktikannya.

“Pak, ayokk saya udah ga tahan.” Baekhyun menghentikan gerakan pinggulnya dan menungging dihadapan Chanyeol, memperlihatkan lubangnya yang berkedut dan cantik itu.

inage

Tanpa aba-aba Chanyeol langsung merebahkan dirinya, menarik pinggang Baekhyun dan mengocok lubang itu dengan jarinya.

image

“Ahh—yessh pakk lebih dalem plaese mppphhh—” Cercauan Baekhyun memang sudah menjadi candu bagi Chanyeol, dan membuat penis Chanyeol semakin menegang dibawah sana.

Dengan sekali gerak, Chanyeol membalikan badan Baekhyun, mengocok penisnya dan menggunakan spermanya sebagai pelumas alami, lalu memasukan penisnya yang besar kedalam lubang sempit itu.

image

image

“Pak— lebih dalam pleasehhh” Chanyeol semakin memompa lubang kekasihnya itu dengan brutal.

“Ahhh— baby you're so good sayang. I like it mphhhh—” Chanyeol ikut mencercau merasakan nikmat penisnya yang di pijat di dalam lubang itu.

“Pak—ahhh saya mau keluar. Ahhhh..”

“Bareng sayang—”

Chanyeol menghentakkan pinggulnya semakin dalam membuat penis besarnya menabrak titik manis Baekhyun sehingga tubuhnya bergetar hebat menggelinjang.

“Sayang saya keluar—– ahhhh”

“Saya juga pak—mppphhh”

image

image

Cairan bening Chanyeol keluar memenuhi lubang sempit Baekhyun sedangkan cairan Baekhyun mengotori ranjang kekasihnya.

Seusai percintaan itu, Baekhyun langsung terlelap begitu saja sehingga Chanyeol harus membersihkannya seorang diri lagi. Tetapi sesaat Baekhyun terlelap, penis Chanyeol kembali menegang saat melihat pemandangan didepannya. Pemandangan Baekhyun yang hanya menggunakan celana dalam. Memang dasar om om sange.

Rêve : The Rise of The Prince Dragon

image

Dipinggir balkon rumahnya, Baekhyun menyesap gulungan nikotin itu, menghembuskan asapnya lalu menghirupnya. Matanya yang indah menatap bulan purnama yang bersinar terang dan membentuk bulatan yang sempurna. Sedari tadi, pikiran Baekhyun masih di hantui dengan DM random dari seorang ‘yang katanya’ anak indigo itu. Baekhyun adalah tipe manusia realistis, ia tak percaya akan tahayul dan segala macamnya. Tetapi anehnya, kenapa anak indigo itu tahu bahwa dimimpinya, Baekhyun telah menolak pemberian laki-laki yang ia sebut sebagai Rêve itu. Entahlah manusia di bumi ini lama-lama aneh, begitulah batin Baekhyun. Angin malam ini lumayan kencang, menyentuh kulitnya yang hanya terbalut kimono satin berwarna rose gold itu. Angin angin itu seolah mencumbui nipplenya, membuat rasa geli sekaligus nikmat.

“Fuck, gue sange—“ Ucap Baekhyun dan mematikan rokoknya.

Ia membuka kimono satinnya dan membuangnya sembarangan, berjalan menuju nakasnya dan mengambil sebotol lube dan mainan kesayanganya, sebuah dildo dari kaca yang mungkin harganya lebih mahal dari dildo plastik biasanya. Baekhyun mebasahi dildo itu dengan lubenya, merebahkan tubuhya dan sedikit melakukan pemanasan, seperti memainkan lubangnya, memasukan jarinya agar lubangnya sedikit melonggar.

image

Setelah dirasa longgar, Baekhyun memasukan dildonya dan mengocok lubang analnya dengan dildo itu.

image

“Mhhhppp—ahh—Fuck!”

Ini bukan pertama kalinya Baekhyun melakukan hal ini, semejak ia putus dengan kekasihnya ‘Daehyun’ 11 bulan yang lalu, Baekhyun selalu memuaskan dirinya dengan mainan-mainan itu. Tak jarang juga Baekhyun masih mencercau nama mantan kekasihnya ketika bercinta dengan mainannya.

“Ahhh—Daehyunahh—Faster please—ahhh—ahhh—mphhh—Fuck”

Baekhyun mengocok dildo itu lebih cepat hingga beberapa kali menyentuh titik manisnya, membuat tubuhnya menggelinjang dan pada akhirnya mengalami pelepasan yang hebat.

Baekhyun melepas dildo itu dan medongakan kepalanya, tampak ia melihat lukisan yang baru ia buat seolah-olah tengah menatapnya bermain. Baekhyun turun dari ranjangnya dan langsung membersihkan sprema yang menempel pada perutnya dengan tisu. Dengan kondisi yang terlanjang Baekhyun, berjalan mendekati lukisan itu, menyentuh tiap inchi kanvas yang ia warnai tak lupa warna merah darah pada mata lelaki yang ia sering sebut dengan Rêve.

“Siapa kau? Kenapa kau selalu hadir didalam mimpiku?” Begitulah ucap Baekhyun pada lukisan itu.

Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar, karena sejujurnya ia pun tak tega melepas lukisannya itu. Tetapi anehnya setiap ia melukis tentang Rêve, lukisannya selalu laku keras dengan harga yang cukup fantastis di banding lukisannya yang lain.

Baekhyun kembali menyalakan rokoknya, berjalan menuju balkon dan bertengger pada tralis besi pembatas balkon. Baekhyun menelisik jalanan kota, tetapi seperti biasa tampak begitu sepi dan sunyi. Angin malam kembali bertiupan tetapi saat ini lebih kencang dan membuat tubuh Baekhyun yang masih terlanjang sedikit kedinginan, sehingga dirinya memilih untuk menutup balkon dan kembali ke kamarnya, merebahkan tbuhnya sembari menyesap rokok itu.

Sinar bulan tampak terang malam ini, hingga dapat menyinari tubuh indah Baekhyun dan membawa dirinya terlelap sampai akhirnya sebuah sentuhan menyadarkannya.

image

Seorang laki-laki berbadan besar tengah duduk dipinggir ranjangnya, menatap takjub pada tubuh Baekhyun, menari-narikan jarinya diatas kulit yang putih dan bersinar itu.

“Indah—“ Begitulah takjub si lelaki saat jarinya menyentuh wajah Baekhyun. Baekhyun yang terkaget langsung bangun dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

“Kau siapa?” Tanya Baekhyun gemetaran. Baekhyun bisa melihat manik merah terang yang tengah menatapnya. Seorang laki-laki yang menggenakan pakian khas seorang pangeran dan tak lupa pada bagian lehernya terdpat sisik seperti ular, tak banyak tetapi cukup terlihat jelas. Wajah lelaki itu mendekat dan semakin dekat hingga Baekhyun bisa mengenali siapa lelaki itu. Dia adalah Rêve, lelaki yang sering hadir di mimpinya.

’Kau datang lagi kemimpiku—‘

“Rêve—“ Ucap Baekhyun saat wajah Rêve mulai mendekati dirinya. Baekhyun menangkup wajah yang besar itu dan menelisik kembali, meyakinkan apakah dirinya kembali memimpikan sosok lelaki tampan itu.

“Rêve??” lelaki itu tampak bingung dengan sebutan yang diberikan oleh Baekhyun.

“Kau selalu hadir di mimpiku, dan aku selalu melukismu setiap kita bertemu. Jadi aku memberimu nama Rêve, yang artinya mimpi.” Baekhyun tersenyum melihat lelaki tampan itu juga tengah tersenyum, tampaknya ia menyukai nama itu.

“Janganlah menolakku lagi, Prince Baekhyun.”

“Prin—mpphhh” Rêve mencumbu bibir Baekhyun sebelum ia sempat bertanya kenapa Rêve memanggilnya sebagai Prince Baekhyun. Baekhyun yang terbuai ciuman manis itupun membalasnya, memainkan lidahnya hingga liur yang bertukar bercampur di dagu mereka masing-masing.

Rêve membuka pakaiannya, melepaskan atribut-atribut yang menggantung ditubuhnya hingga yang tersisa hanyalah balutan celana dalam dari kain sutra mahal. Tubuh atletis Rêve tampak sexy dimata Baekhyun, membuat Baekhyun meneguk ludahnya kasar. Jari-jemari lentik Baekhyun ia mainkan di dada Rêve, menyentuh nipple kecoklatan itu lalu menari turun hingga ke pusar dan membawa dua jarinya masuk kedalam pusar itu. Tarian jari itu semakin turun, hingga akhirnya menyentuh sebuah gundukan yang keras dan besar. Baekhyun meremas gundukan itu, membayangkan jika lubangnya yang kehausan akan penis asli selama berbulan-bulan kembali penuh dengan penis besar dibalik celana dalam satin itu. Rêve hanya memandang lelaki cantik yang tengah asik memainkan kejantannya, membuat dirinya ingin segera memiliki lelaki cantik itu.

Dengan sekali gerak, Baekhyun melepaskan celana dalam satin itu, melepaskan penis yang sudah menegang hingga tak sengaja menampar pipinya. Baekhyun tercengang saat melihat penis besar itu berdiri sempurna dihadapannya. ’Mimpi yang luar biasa’ Batinnya.

Baekhyun meraih penis tersebut, mengocoknya dengan tangan rampingnya. Kocokannya semakin kencang membuat cairan bening keluar dari kepala penis itu, cairan yang ditunggu-tunggu oleh Baekhyun untuk menyicipinya. Baekhyun menjilati cairan itu, lalu mengulum kepala penis besar Rêve, membuat sang empu mendesah sexy dengan suara beratnya. Sesekali Baekhyun mengigit kecil, menjilat lubang pipis itu lalu menyedotnya seperti tengah menyedot bobba tea.

image

“Ooohh—So good, mulutmu nikmat sekali pangeranku—aku menyukainya ahhh—“ Rêve terus mencercau, apalagi ketika penisnya itu menabrak pangkal tenggorokan Baekhyun.

“A—ahhkuu ingin keluar ahhh..” Baekhyun melepas kulumannya itu, mengocok sedikit penis yang sudah membesar itu hingga akhirnya sprema yang melimpah keluar, menjilati ujung penis itu lalu menelan sperma miliki Rêve yang ternyata rasanya sungguh manis berbeda seperti milik Daehyun yang asin sekali.

image

Setelah Rêve pelepasan, Rêve menciumi bibir Baekhyun yang masih penuh dengan spermanya, melumatnya dan mamainkan lidahnya kembali.

image

Ciuman yang semula dibibirnya perlahan mulai turun, menyesap setiap inchi kulit putih di area lehernya, meninggalkan beberapa ruam kemerahan yang lama-lama menjadi ungu. Tangan kanan Rêve ia gunakan untuk memainkan nipple Baekhyun sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mengocok penis mungil Baekhyun. Lenguhan desahan secara berganti Baekhyun keluarkan, menikmati setiap perlakuan Rêve terhadap tubuhnya.

Rêve mengocok penis Baekhyun dengan tempo yang cepat sehingga Baekhyun mengalami pelepasan kembali. Rêve menjilat sperma itu sembari menatap Baekhyun dengan mata sayunya yang masih mengangkang lebar dibawahnya.

Dengan sekali gerakan, Rêve langsung membalikan badan Baekhyun, tanpa izin dari Baekhyun Rêve langsung menjilat lubang Baekhyun dengan lapar, menyedotnya dan memasukan lidahnya yang panjang kedalam lubang itu membuat Baekhyun merasakan sengatan yang luar biasa. Sudah lama ia tak merasakan getaran seperti ini dan sekarang lelaki dalam mimpinya kembali memberikan getaran hebat ini.

image

“Akhhh—fuck i like it, masukin jarimu pleaseee i want to feel something inside—ahhh—ahhh” Baekhyun membuka lebar pipi pantatnya agar lidah Rêve bisa masuk lebih dalam. Sesuai perintah Baekhyun, Rêve meludahi jari-jarinya dan membasahi lubang Baekhyun, lalu memasukan 3 jarinya sekaligus kedalam lubang itu dan mengocoknya.

Clop

Clop

Clop

“Akhhh—ahh—ahhh yess Daddy, yess ahhh—fuck”

Suara cepakan ulah kocokan tangan Rêve dan juga desahan yang Baekhyun keluarkan memenuhi isi ruangan itu. Angin malam yang berhembus bahkan tak kembali Baekhyun rasakan karena tubuhnya sedang kepanasan menerima permainan dari Rêve.

Degup jantung Rêve semakin kencang saat cahaya bulan menyinari lubang Baekhyun, tampak seperti kristal yang berkilau dimata Rêve, benar benar indah sekali. Rêve yang sudah tergoda itupun langsung menghentikan permainan jarinya, mengocok sebentar penisnya lalu pelan-pelan memasukan penisnya.

image

“Akhhh—fuck, gede banget anjir—Rêve lebih dalam please” Rêve mematuhi perintah Baekhyun untuk menancapkan penisnya lebih dalam, lalu memompa lubang Baekhyun dengan brutal. Baekhyun hanya pasrah dan membuarkan Rêve yang bermain dengan lubangnya. Rêve mendongakan kepalanya dengan mulut yang menganga karena melepaskan desahannya. Nikmat, sungguh nikmat sekali lubang lelaki manis pujaan hatinya, rasanya Rêve tak ingin melepaskan kembali lelakinya ini.

“Akhhh—pangeran, aku mencintaimu—ahh tolong jangan pergi lagi—ahh—“ Rêve mencercau, menyebut panggilan pangeran itu kembali membuat Baekhyun kebingungan. Kenapa ia dipanggil pangeran? Tapi Baekhyun tak memperdulikannya karena itu hanya mimpi dan besok pagi ia pasti akan terbangun. Mungkin Baekhyun akan membuat sebuah lukisan erotis dengan adegan bercinta dirinya bersama Rêve saat ini.

Rêve terus menggenjot lubang Baekhyun, hingga Baekhyun bisa merasakan penis didalam lubangnya mulai membesar bersiap untuk pelepasan.

image

“Saya akan keluar—ahhh—“ Rêve menghentakan penisnya, menghujam lubang itu hingga spermanya keluar begitu banyak dan bahkan hingga keluar dari lubang Baekhyun. Baekhyun tak memberontak sedikitpun saat sperma itu keluar didalam dan memenuhi rahimnya. Rasanya hangat dan sedikit menggelikan ’Jadi begini rasanya sperma yang memenuhi rahimku?’. Baekhyun tak ambil pusing karena ia pikir ini hanyalah mimpi jadi ia juga ingin merasakan bagaimana pembuahan didalam dirinya.

Setelah pelepasan keduanya, Rêve mengecup kening Baekhyun dan memeluk tubuh mungil itu sembari menciumi dada mulus Baekhyun, menyelimuti tubuh mungil itu lalu menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Baekhyun sembari berbisik.

“Pangeran, kau akan mengandung anak-anakku. Kembalilah ke Anderrel, selamatkan para Naga dan juga rakyat Anderrel, aku sudah lelah mencarimu.” Baekhyun kebingungan dari ucapan Rêve dan langsung menatap mata merah terang itu.

“Aku tak mengerti maksudmu, kau terus memanggilku dengan sebutan pangeran. Aku hanyalah seorang pelukis, jadi ku mohon berhentilah mengunjungi mimpiku, Rêve.”

“Namaku bukan Rêve, tetapi Pangeran Chanyeol. Apa Pangeran lupa juga? Kaulah yang mulai mengunjungiku hingga aku jatuh hati padamu. Apa kau juga lupa bahwa aku sudah melamarmu, tetapi kau menolakku? Jadi aku mohon pangeran kembalilah ke Anderrel, anak anak kita ini—( Rêve mengelus perut Baekhyun) mereka akan menyelamatkan Kerajaan kita, mereka akan menjadi ksatria yang hebat.” Baekhyun hanya terkekeh kenapa mimpinya makin lama-makin konyol seperti ini.

“Mimpiku makin aneh saja, kerajaan? Naga? Kesatria? Hahahah” Baekhyun tertawa cukup kencang membuat Pangeran Chanyeol cukup kesal. Chanyeol bangkit dari pelukan Baekhyun, menunjukan mata merahnya yang menyala terang, tubuhnya mengeluarkan aura panas dan percikan api hingga perlahan mengeluarkan sosok Naga yang bersemayam didalamnya. Baekhyun yang panik melihat hal itu langsung ketakutan.

“Ini bukan mimpi Pangeran, kaulah yang membawaku kesini, kau lihat itu—( Pangeran Chanyeol menunjuk lukisan dirinya) itu adalah sebuah pintu hingga aku bisa menemukanmu Pangeran. Aku adalah seorang Pangeran Naga, seperti gambarmu itu, dan inilah wujudku. Jika kau masih tak percaya, lihat saja perutmu. 30 hari lagi mereka akan terlahir menjadi ksatria yang hebat dan menguasai Anderrel.” Baekhyun menyikap selimutnya, melihat perutnya yang sudah buncit seperti tengah hamil 3 bulan.

“Gak—ini Cuma mimpi, INI CUMA MIMPI—Hikss” Baekhyun menangis memukul perutnya yang sudah buncit itu, dan sesekali menampar pipinya karena ia ingin melihat fakta bahwa dirinya tengah bermimpi.

“Pangeran, jangan kau sakiti anak kita. Stop memukulnya—jangan Pangeran aku memohon” Baekhyun masih memukul perutnya sembari menangis, ia kesal kenapa ia tak kunjung terbangun dari mimpinya.

“HAAAAAAAAA Aku tak mau hamil, aku bukan pangeran. Tolong bangunkan aku. Haaaaaaa” tangis Baekhyun kencang dan tangannya tak berhenti memukul perutnya. Pangeran Chanyeol kesal sekaligus sedih melihat pujaan hatinya menolak berkah darinya. Dengan berat hati, Pangeran Chanyeol menggigit leher Baekhyun, menyesap darah itu hingga membuat Baekhyun tak sadarkan diri.

Sebentar lagi matahari akan terbit, Pangeran Chanyeol bergegas menggendong Baekhyun dan membawanya masuk kedalam portal dalam lukisan itu. Membawa punjaan hatinya untuk menyelamatkan kerajaannya yang tengah dilanda musibah karena dirinya. Pangeran Chanyeol yang enggan menikah, karena ia hanya menginginkan Baekhyun sebagai pendampingnya. Dan sekarang ia percaya bahwa Kerajaannya akan kembali makmur, karena selain ia akan menikah, ia akan memiliki 4 ksatria gagah yang sebentar lagi akan lahir, sesuai ramalan dari leluhurnya.

—Tamat—

Baekhyun menyesal telah mengikuti saran Mbak Luna untuk memuaskan kekasihnya malam ini. Pasalnya, setelah Baekhyun mengirimi pesan seperti itu pada kekasihnya, Chanyeol langsung berlari menuju kamarnya. Bahkan kini kekasihnya sedang bersiap di kamar mandi membersihkan badannya.

Pintu kamar mandi terbuka, menampakan Chanyeol yang hanya menutupi bagian bawahnya dengan handuk kecil sehingga penisnya yang panjang itu bisa terlihat tengah menggantung dibaliknya.

“Sayang, kenapa tiba-tiba?” Baekhyun hanya menunjukan sebungkus Durex rasa Strawberry yang diberi Mbak Luna tadi.

“Dikasih Mbak Luna, tadi. Kalau bapak ga mau, gapapa saya ganti baju aja.” Belum sempat Baekhyun beranjak dari ranjangnya, Chanyeol sudah dengan sigap mengukung kekasihnya itu. Mengecup bibir Baekhyun sekilas lalu meraih dagu si manis untuk menatap matanya. Chanyeol melepas wig yang dipakai Baekhyun, dan melihatkan surai peraknya yang lembut, mengelusnya lalu menghirup aroma manis rasa kelapa pada surai itu.

“Saya mau melakukannya denganmu, apabila kamu siap. Dan saya hanya ingin melakukannya hanya dengan Baekhyun bukan Baekhee.” Chanyeol kembali mengecup bibir bibir manis yang menjadi candu itu, Baekhyun yang sudah meyakinkan dirinya meraih tengkuk Chanyeol, mencium kekasihnya semakin dalam.

Ciuman yang semula hanya kecupan, kini berubah menjadi lumatan lumatan liar yang membuat saliva keduanya berceceran membasahi dagu masing-masing.

“Baekhyun, kamu sudah yakin sayang?” Tanya Chanyeol sekali lagi sebelum ia benar-benar ingin mengoyak lubang kekasihnya untuk pertama kalinya. Baekhyun menganggukkan kepalanya, lalu menuntun tangan Chanyeol meraih daun telinganya.

“Pak, disini titik sensitifku, sentuh aku disana. Ahhh—” Chanyeol menggelitiki bagian belakang daun telinga Baekhyun hingga Baekhyun melepas lenguhannya. Setelah itu, Baekhyun kembali menuntun tangan Chanyeol kearah nipplenya yang sudah mengeras.

“Disini juga titik sensitifku, bermainlah disini. Aku menyukainya. Nghhh—“ Chanyeol melintir nipple itu lalu sedikit menekannya, membuat Baekhyun merasa geli-geli nikmat dan tubuhnya mulai bergetar. Tak hanya sampai disana, Baekhyun menyikap rok yang ia kenakan. Tanpa ada underwear dibaliknya, sudah bisa terlihat langsung penis mungilnya yang tengah menengang. Baekhyun menuntun jari jemari Chanyeol menuju ujung penisnya, tepatnya di lubang pipisnya itu.

“Dan terakhir disini, titik sensitif yang tak sembarang orang bisa menyentuhnya. Mhhhpp—“ Chanyeol langsung meraup bibir Baekhyun menlumatnya dengan liar hingga lidah mereka menari bertautan satu sama lain. Chanyeol melepas ciuman mereka, beranjak menuju kopernya di dekat nakas dan mengambil sesuatu. Sebotol lube yang Chanyeol sudah siapkan.

“Heh? Apaan ini?? Bapak udah nyiapin dari sebelumnya?? Ihh dasar mesum.” Chanyeol hanya terkekeh melihat ekspresi Baekhyun yang terlihat jengkel ketika ia mengeluarkan satu botol lube itu.

“Saya tidak berencana untuk memakainya, saya hanya jaga-jaga takut kamu tiba-tiba mabuk trus minta di garuk lagi kayak sebelumnya.” Jelas Chanyeol yang langsung membuat Baekhyun Blushing mengingat kejadian itu kembali.

“Saya ga mau menyakiti kamu, saya ingin memberi kesan pertama yang indah.” Chanyeol kembali mengukung Baekhyun, membuka handuknya yang menggantung dan menampakan penisnya yang sudah menegang.

“Sayang—“

“Iya??”

“I Love you—“

“I Love you too. Mphhh—“ Chanyeol kembali melumat bibir cherry itu dengan lapar menyesap setiap rasa manis buah cherry dari lipbalm yang Baekhyun gunakan.

Ciuman itu perlahan berpindah, mengecup daun telinga Baekhyun dan sedikit mengulumnya. Tangan Chanyeol yang semula meremas pantat sintal Baekhyun, kini berpindah memainkan nipplenya, memelintir dan sesekali mencubitnya, membuat desahan Baekhyun semakin menjadi-jadi.

“Akhhh pakk—“

“Enak baby?”

“Enak, aku suka. Mau lagi—ahhh—“ Chanyeol memiringkan senyumnya melihat wajah Baekhyun yang mendongak dan bibir yang terbuka mengeluarkan desahan yang merdu ditelinganya.

“Sayang, saya longgarkan dulu ya.” Baekhyun hanya mengangguk, karena jujur ini pertama kalinya ia melakukan sex dan membuatnya kurang tau harus apa, jadi ia hanya mengiyakan setiap ajakan Chanyeol. Chanyeol meraih botol lube itu menuangkan cairan bening itu di jari telunjuknya.

“Sayang, kalau sakit bilang ya. Saya mau masukin satu jari dulu biar lubang kamu terbiasa.” Baekhyun hanya mengangguk, ia juga gemas pada kekasihnya yang terus meminta izin seperti itu. Chanyeol mengoles cairan lube itu disekitar lubang Baekhyun yang sudah berkedut, memainkan jarinya dan—

“Ahhh—mhhhppp.” Chanyeol memasukan satu jarinya kedalam lubang Baekhyun secara perlahan membuat Baekhyun merasakan sengatan yang luar biasa di bagian bawahnya.

“Sayang sakit ya?” Baekhyun hanya menggeleng kepalanya karena memang benar tidak sakit sama sekali tetapi nikmat.

“Saya gerakan ya jarinya?” Sejujurnya Baekhyun geregetan apa-apa kekasihnya harus minta izin, tetapi itu bukan salahnya juga karen ini memang sex pertama Baekhyun yang pasti membuat Chanyeol juga khawati apabila kekasihnya akan kesakitan.

Chanyeol menggerakan jarinya, menusuk lubang Baekhyu dengan lembut dan tempo yang berirama. Desah dan keringat dingin Baekhyun keluar, ini baru satu jari yang masuk belum nanti penis kekasihnya yang lumayan besar itu.

Chanyeol menambah satu jarinya, masuk ke lubang Baekhyun, tetapi kini gerakan Chanyeol mengocok lubang itu sedikit cepat dan membuat Baekhyun melayang saking enaknya.

“Ahhh—aaahh pak, saya mau keluar. Lebih cepat ngocoknya ahhh—aahhh—“ Chanyeolpun mendengar permintaan Baekhyun dan mengocok lubang sempit itu hingga akhirnya Baekhyun mengalami pelepasan.

“Sayang, mau udahan?” Baekhyun menggeleng, karena ia tau kekasihnya belum pelepasan sama sekali. Dengan sedikit binal, Baekhyun membalikan posisinya, menunggingkan pantatnya dan membuka lebar pipi pantat itu hingga terlihat jelas lubangnya yang sudah membesar akibat kocokan jari-jari kekasihnya yang besar itu.

“Ayok pak, saya mau lagi. Tapi kali ini saya mau penis bapak. Ahh—“ Baekhyun sedikit menggoda kekasihnya dengan memasukan dua jarinya kedalam lubangnya yang basah itu. Chanyeol menelan kasar ludahnya melihat betapa binal kekasihnya itu.

Chanyeol sudah tak kuat menahan ereksi melihat keindahan ini, ia langsung merobek bungkus kondom itu dan memasangkan pada penisnya. Menjilat lubang Baekhyun lalu memasukan penisnya. Dengan sekali hentak, penis itu berhasil masuk kelubang Baekhyun.

“Ahhh—sayang, saya gerakan ya.”

“Iya pak, yang kenceng sampe saya ngedesah. Ahh—“

Chanyeol memompa lubang itu dengan brutal, suara hantaman kulit dipdu dengan desahan membuat isi ruangan itu begitu panas.

image

“Ahhh—ahhh Chanhhh Yeolahhhh faster. Fuckkk ahhh—oh God your dick so guwd. Ahhh—mmphhh”

Mendengar cercauan Baekhyun yang mendesahkan namanya, membuat Chanyeol menaikan tempo hantamannya bahkan hingga suara decitan ranjang merekapun saling beradu.

“Ahhh—ahh yess baby yesshhh, fuck your hole so damn good.”

Plakkk satu tamparan pada pipi pantat Baekhyun dilyangkan Chanyeol hingga desahan Baekhyun semakin meninggi karena tamparan itu sungguh membuatnya semakin meningkatkan libidonya.

“Nghhh—-ahhh pak, saya mau keluar lagi, kencangkan—mppphhh ahhh—ahh—ahh”

“Saya juga sayang, saya juga mau keluar ahh—ahh—ahh” Chanyeol menggenjot lubang Baekhyun semakin kencang, hingga akhirnya cairan sperma mereka keluar dengan deras, Baekhyun yang mengeluarkan cairannya diatas kasur sedangkan sperma Chanyeol memenuhi kondom itu.

“Pak—I Love your dick” Ucap Baekhyun yang masih terengah-engah.

“Kamu juga nikmat sekali sayang, saya suka” Chanyeol mengecup kening Baekhyun lalu beranjak ke kamar mandi.

Chanyeol melepaskan kondomnya lalu membuangnya di tong sampah, mengambil tisu basah dan membersihkan penis dirinya dan Baekhyun. Memakaikan Baekhyun celana lalu menggendong tubuh Baekhyun, memindahkan tubuhnya sementara ke sofa karena dirinya ingin mengganti sprai yang telah kotor itu, dan kembali menempatkan baekhyun diatas ranjangnya.

Chanyeol yang kelelahan, memeluk tubuh Baekhyun dan menghirup aroma Baekhyun yang sudah mendengkur sejak tadi mungkin karena kelelahan. Tetapi tanpa mereka sadari ada empat orang yang tengah menguping di luar kamar mereka.


“Tuh kan saya bilang juga apa. Chanyeol emang sange an banget orangnya.”

“Emang Mbak Luna the best lah, si balita jadi ga perawan lagi.”

“Ehh—ehh guys denger deh, si balita ngedesah lagi.”

“Udah yeop kuping lo tar tambah lebar ngupingin orang ngewe.”

“Lah terus bapak ngapain kesini kalo ga nguping juga?”

“Saya? Saya Cuma ngikut mbak luna wleee”

“Udah udah, mending kita balik ke kamar masing-masing. Saya udah ditunggu mas sehun.”

“Nah sekarang pasti giliran mbak luna sama mas sehun.”

“Hehe iya, kenapa? Kento mau nontonin saya juga?”

“Ohh engga kok mbak, saya mau balik ke kamar aja hehe.”

“Ken, gue ikut—gue diusir pak eun woo.”

“Halah, asu koe awas aja kau kentut yeop. Ga akan ku maapkan”

“Udah-udah bertengkarnya lanjut nanti, saya juga mau ke kamar mau cuddle sama yang bebeb.”

“Songong—“ (Kento dan Inyeop dalam diam)


Q: Kak Den ada full videonya ga? A: Ohh tentu ada 😏, seperti biasa di akun @ParkCandy6104 ya xixixi

image

Disclaimer: Ada adegan Nantaimori, tapi hanya sebatas sex play tidak bermaksud untuk menyinggung tradisi itu. Ingat ini semua hanya fiksi belaka. Anything can happen in Fiction


Guyuran hujan yang lebat, mengakibatkan temperatur Kota Seoul menjadi semakin rendah. Dinginnya udara malam itu membuat sebagian orang memilih untuk berdiam diri didalam rumah, menghangatkan diri dengan coklat panas dan api unggun yang dinyalakan. Berbeda dengan Park Chanyeol, seorang Alpha yang dikenal dengan kebringasannya, dan juga kekejiannya sebagai seorang gangster di kota itu. Entah sudah berapa nyawa melayang ditangannya, bahkan pemerintah Kota Seoulpun takut dan tak berani macam-macam padanya. Tetapi ketakutan itu hanya gimik belaka, nyatanya pemerintah justru memanfaatkan Kelompok Gangster Chanyeol sebagai senjata politik.

Sedari tadi, Chanyeol hanya menatap lelaki tua yang diketahui adalah seorang Beta itu, menelisik tubuhnya yang buncit sedang terkapar sekarat di kakinya. Tetesan darah segar masih mengalir deras dari lehernya yang baru saja ia sayat. Sebuah deringan dari telepon genggam pada tangan lelaki tua itu, menginterupsi atensi Chanyeol. Panggilan dari salah satu anggota kepolisian Seoul membuat Chanyeol semakin geram kepada lelaki tua yang sudah kehilangan nyawa itu.

BRAKKKKK

Dengan satu ayunan palu besar dari tangan Chanyeol, ia berhasil menghancurkan telepon genggam sekaligus tangan si lelaki tua itu. Huekkkkk Cuuhhhh Chanyeol meludah tepat diwajah si lelaki tua itu. Dua ajudan Chanyeol yang sedari tadi memayunginya, segera memberikan sebuah saputangan untuk membersihkan sisa liur yang keluar saat ia berludah tadi. Jika kalian bertanya, mengapa tak satu orangpun yang melaporkan pembunuhan tersebut? Jangankan orang berlalu-lalang, gang kecil itu hanya dihuni oleh kecoa dan tikus yang hidup liar disekitar sana, gang kecil itu terlalu jauh dari jangkauan pusat kota, jadi itu adalah tempat yang aman untuk melancarkan aksinya.

Chanyeol yang sudah usai dengan urusannya, akhirnya berbalik pergi sembari melepaskan sarung tangan hitamnya dan juga jas hitam legam yang ia kenakan untuk dibakar oleh anak buahnya, agar bukti pembunuhan itu segera lenyap, maka polisi tidak akan pernah tau siapa pembunuh lelaki tua itu yang ternyata adalah salah satu calon wali kota yang akan menjabat pada pemilu bulan depan.

“Bersihkan si tua bangka itu!” begitulah titah Chanyeol pada beberapa anak buahnya yang sudah sedia membawa bensin dan beberapa cairan kimia lainnya untuk melenyapkan jasad lelaki tua itu.

Dengan langkah yang gagah, Chanyeol memasuki BMWnya lalu menjetikan jarinya, memerintahkan si supir untuk melajukan kendaraannya. Dua hari lagi, fenomena blue moon akan terjadi, Chanyeol sedari tadi tampak gelisah karena sampai saat ini ia belum menemukan seorang Omega yang akan memuaskannya saat masa rut. Dari kalangan semua Alpha, Chanyeol tergolong Alpha yang unik, dimana ia bisa merubah bentuk dirinya menjadi serigala yang utuh saat bulan purnama tiba. Hal itu juga yang membuat sebagian musuhnya merasa takut, karena Chanyeol bisa saja mengubah dirinya menjadi serigala lalu menerkam mangsanya, mencabik kulit mereka dan memakan daging segar dari musuhnya. Masa rut Chanyeol juga teratur, hanya setiap Fenomena Blue Moon terjadi. Biasanya Chanyeol akan memerintahkan anak buahnya untuk mencarikannya seorang omega laki-laki, dan setelah ia puas dan masa rutnya telah selesai, ia akan langsung merubah wujudnya menjadi seekor serigala dan memangsa omega itu. Hal itu ia lakukan bukan tanpa alasan, ia hanya trauma jika kejadian 17 tahun lalu akan terulang kembali, dimana seorang omega cantik meninggalkan dirinya.

Chanyeol menatap keluar jendela, menelisik setiap jalanan kota yang sepi karena hujan yang masih turun walau hanya gerimis. Chanyeol meraih sebatang rokok pada sakunya, menurunkan kaca jendela mobil dan menghisap rokoknya dalam-dalam. Matanya ia pejamkan, pikirannya masih kalut karena tak satupun omega yang bisa ia temui malam ini. Kepulan asap rokok yang berhembus membuat rasa dingin akibat gerimis bisa membuatnya sedikit berasa hangat. Saat Chanyeol ingin menghirup aroma nikotin itu, ada sebuah aroma lain memaksa masuk kedalam indra penciumannya. Sebuah aroma feromon yang manis bak vanila dengan sedikit sentuhan coffee, buah per dan orange blossom yang menenangkan. Ini adalah aroma feromon jatuh cinta, Chanyeol pernah merasakan feromon ini sebelumnya. Aroma feromon itu semakin kuat, hingga pikiran Chanyeol melayang dimabukan oleh aroma feromon favoritenya ini.

Wait— Chanyeol membuka lebar matanya, melihat sekelilingnya. Saat ini mobilnya masih terhenti karena lampu merah, tetapi aroma feromon manis itu semakin menajam. Chanyeol yang kepalangpun langsung turun dari mobil dan mencari sumber feromon itu. Langkahnya berjalan cepat mengikuti aroma feromon itu berasal, hingga akhirnya ia terhenti ditengah jalan dan—

Ckiiittttttttt

Sebuah mobil sedan, hampir saja menabrak dirinya jika saja sang pengemudi tak sigap untuk tancap pedal rem. Tetapi Chanyeol tak memperdulikan pengemudi yang tengah mengamuk itu, karena kini matanya menangkap sesosok lelaki mungil yang tengah mengadahkan kepalanya, membiarkan rintik hujan membasahi kulit wajahnya. Aroma feromon yang kuat itu ternyata berasal dari lelaki mungil itu. Lelaki itu tampak masih remaja, karena Chanyeol bisa melihat dari pakaian yang ia kenakan, sebuah setelan vest dan juga kemeja ala anak SMP di kota Seoul. Chanyeol terpatung ketika melihat remaja itu tengah tersenyum menatap langit, mengeluarkan feromon jatuh cinta yang Chanyeol selalu rindukan selama ini.

Indah Begitulah batin Chanyeol saat menyadari manik sabit lelaki mungil itu menatap dirinya yang masih berdiri ditengah jalan.

Tinn—tinn—tinn

“AWAS!!!!”

Sebuah truk, hampir menabrak chanyeol /lagi/ kalau saja lelaki mungil itu sadar dan langsung mendorong tubuhnya hingga membentur trotoar. Chanyeol menelisik sosok remaja lelaki yang tengah mengukungnya, menghirup aroma feromon yang masih sama manisnya.

“Ahjussi, kau tidak apa-apa?” remaja laki-laki itu menatap setiap sudut tubuh Chanyeol mencari apakah ada yang terluka atau tidak. Chanyeol yang masih candu dengan feromon remaja itu langsung mengendus pucuk kepalanya, menghirup setaip feromon yang lepas.

Kini hujan telah berhenti, cahaya bulan kembali menyeruak memenuhi Kota Seoul, lolongan serigala terdengar jelas membuat Chanyeol kembali tersadar bahwa masa rutnya tidak lama lagi.

“Ahjussi, kulitmu bersinar.” Ucap lelaki remaja yang masih setia terduduk di hadapan Chanyeol. Kulit Chanyeol bercahaya bak taburan bubuk permata ketika cahaya bulan menyinarinya. Chanyeol hanya memandang remaja dihadapannya, wajah remaja itu tampak tak asing dimatanya, tapi disisi lain Chanyeol juga berfikir jika remaja itu bisa ia jadikan pemuas nafsunya semasa rut. Untuk dibunuh? Bisa ia pikirkan nanti saat ia sudah tau asal-usul remaja itu.

“Siapa namamu?” Tanya Chanyeol dengan suara beratnya yang sungguh candu.

“Baekhyun, Park Baekhyun Ahjussi”

“Park, hah?” Chanyeol dengan senyum miringnya langsung meraup wajah lelaki remaja itu dengan saputangan yang sudah berisi obat tidur yang Chanyeol sudah siapkan sedaritadi.

Awalnya remaja yang bernama Baekhyun itu berontak sampai akhirnya ia pingsan terkulas lemah dipelukan Chanyeol. Dua ajudan Chanyeol yang sedari tadi setia menunggu di mobil, langsung berlari kearah bosnya, menggendong Baekhyun dan memindahkannya dikedalam mobil.


Baekhyun mengerjapkan kedua matanya, menetralkan rasa pusing akibat menghirup obat tidur itu. Sorot matanya menelisik setiap inci disekitarnya, berusaha menyadarkan dimana dirinya berada saat ini. Aku dimana? Sebuah ruangan yang cukup luas dengan dekorasi serba putih membuat Baekhyun tersadar dirinya sedang berada di tempat yang ia tak kenal. Ia langsung menyikap selimut yang menyelimuti dirinya. Pakian sekolahnya sudah tanggal, dan kini ia hanya menggenakan sebuah kemeja putih yang kebesaran dan sedikit tembus pandang dengan sebuah celana dalam putih yang bahkan bukan miliknya menutupi area bawahnya.

Image

Baekhyun panik, apakah ia akan diperkosa oleh Ahjussi yang ia temui tadi? Atau bahkan lebih parah lagi? Seperti menjual dirinya pada Alpha lainnya. Dengan sisa tenaga yang Baekhyun miliki, Baekhyun langsung bangkit dari ranjang itu dan berlari menuju pintu diujung ruangan tersebut. Sial pintunya terkunci. Berkali-kali Baekhyun berusaha membuka gagang pintu itu, tetapi hasilnya tetap sama, pintu itu tak mau terbuka hingga akhirnya sebuah aroma feromon yang menyejukan menginterupsi pergerakannya.

Tap—Tap—Tap Sebuah derap langkah semakin mendekat, Baekhyun yang panik hanya berdiri di depan pintu dan menundukan kepalanya.

“Are you lost baby boy?” Suara berat seorang lelaki mengalun di telinga Baekhyun membuatnya sedikit bergidik dan membangunkan bulu kuduknya. Baekhyun masih menundukan kepalanya, ia takut menatap laki-laki yang tengah mengukungnya di pintu itu.

“Pretty little omega.” Ucap Chanyeol sembari meremas pipi pantat Baekhyun. Yaps, pemilik suara berat itu adalah Chanyeol. Dengan setelan jas formal dan sepatu pantofel yang berkilap, Chanyeol menghampiri Baekhyun yang tengah berusaha kabur dari kamarnya.

“Ahjussi, kau mau apa? Kenapa kau menculikku? Bukankah aku sudah menyelamatkanmu?” Baekhyun semakin bergetar tat kala tangan Chanyeol mulai menjamah tubuhnya. Jari jemari besar itu menari indah dibalik kemeja putih itu, menyusuri setiap inci tubuh putih bersih milik Baekhyun.

“Kau menyelamatkan orang yang salah sayang.” Bisik Chanyeol dengan suara beratnya dan mengulum daun telinga Baekhyun hingga Baekhyun rasanya ingin mendesah tapi ia berusaha tahan.

“Ahhh—Ahjussi jangan, aku mohon.” Akhirnya Baekhyun melepaskan juga desahannya saat jari jemari Chanyeol mulai memainkan nipplenya.

“Desahanmu indah sekali sayang, aku jadi tak sabar mencicipimu.” Chanyeol mengecup leher Baekhyun, menghirup aroma feromon manis Baekhyun yang sudah menjadi candu bagi Chanyeol.

“Ahjussi, aku mohon ahh—nghhh” desahan Baekhyun semakin menjadi saat jari jemari Chanyeol masuk kedalam celana dalamnya, dan memasukan jari tengahnya kedalam lubang Baekhyun yang sudah sedikit basah. Chanyeol sedikit mengocok jarinya di tengah lubang sempit itu. Alunan desahan Baekhyun yang merdu itu sudah berhasil membuat Chanyeol kecanduan dan semakin mengocok jarinya dengan tempo yang cepat hingga akhirnya Baekhyun mengalami pelepasan untuk pertama kalinya.

“Kau sungguh menikmati jariku sayang, aku suka itu. Sekarang bersihkanlah dirimu, aku sudah menyiapkan baju untukmu.” Bisik Chanyeol dan meninggalkan Baekhyun yang masih terduduk lemas didepan pintu.

’ Kenapa pelepasan pertamaku harus begini hiks— Besok aku akan mengalami heat pertamaku. Aku harus kabur dari tempat ini hikss—‘ Baekhyun menangis tersendu mengingat saat blue moon nanti ia akan mengalami heat pertamanya.


Baekhyun telah selesai membersihkan badannya sesuai dengan intruksi Chanyeol, Baekhyun menggunakan setelan lingrie yang sudah disiapkan diatas kasurnya. Lingrie dengan bordiran bunga mawar yang menutupi susunya, dan juga sebuah thong yang menutupi penisnya yang mungil. Baekhyun memperhatikan dirinya dari cermin, menelisik tubuhnya yang mungil dan putih itu terbalut pakian yang sungguh minim.

image

Baekhyun merasa jijik, ia tampak seperti omega jalang yang siap melayani Alpha yang kehausan akan sex. Air matanya kembali mengalir saat ia kembali mengingat mendiang ibunya. Ibunya adalah seorang omega yang berparas cantik dan berhati lembut. Tetapi, akibat ulah dari Alpha yang tak bertanggung jawab itu, ibunya harus mengasuh dirinya seorang diri sampai akhirnya sang ibu meninggal dunia. Almarhum ibunyapun pernah bercerita, jika sang Alpha yang menghamilinya tak pernah mengklaim dirinya dan meninggalkannya begitu saja. Karena hal itulah ibunya selalu wanti-wanti terhadap Baekhyun jika bertemu dengan seorang Alpha. Tetapi naas sekali nasib Baekhyun, sifat baik hatinya justru mengantarkan dirinya pada lubang neraka seorang Alpha.

Tok—Tok—Tok—

“Permisi tuan, Bos besar telah menunggu anda di meja makan.” Ucap salah satu ajudan Chanyeol yang sedari tadi mengawasinya dari luar kamar. Baekhyun hanya mengangguk dan membersihkan air mata yang tumpah dipipinya.

Dengan setelan lingrie yang ia gunakan, tak ada satupun ajudan Chanyeol yang berani menatapnya. Itu sudah menjadi peraturan umum di mansion mewah ini, apabila salah satu ajudannya berani menatap omega si Bos Besar, maka tak segan-segan Chanyeol akan langsung membunuhnya.

Baekhyun menyusuri tangga yang beralaskan karpet merah itu, berjalan dengan kakinya yang terlanjang menuju meja makan yang ditunjukan oleh salah satu ajudan Chanyeol yang kini tengah menuntunnya. Mansion milik Chanyeol ini begitu luas, ruang tengahnya dihiasi oleh Chandelier dari kristal dan juga perapian yang cukup besar.

Sesampainya di meja makan, Baekhyun menatap Chanyeol yang tengah menyesap winenya. Dengan sedikit ragu, Baekhyunpun mendudukan dirinya di ujung meja makan yang begitu panjang ini, bak meja makan istana.

“Siapa yang menyuruhmu untuk duduk disana? Kemarilah, duduklah disini” Ucap Chanyeol dan menepuk pahanya. Baekhyun semakin ketakutan, tubuhnya bergetar, ia semakin takut apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan langkah pelannya, Baekhyun akhirnya mendaratkan pantatnya tepat diatas paha sang Alpha.

“You look sexy with this my baby boy.” Chanyeol mengusap ibu jarinya pada bordiran bunga mawar di lingrie Baekhyun, membuat nipple nya geli akibat gesekan kain bordiran itu.

“Ahjussi, akuu mohon hentikan—ahh” Chanyeol semakin menekan jarinya memainkan nipple yang berada dibalik kain itu dan membuat Baekhyun semakin melepaskan lenguhannya.

“You ask me to stop, tapi kamu mendesah ketika aku menyentuhnya. Apa itu artinya kau mau lagi?” dengan senyuman miringnya, Chanyeol menarik kedua kaki Baekhyun, meletakan kakinya diatas meja hingga Baekhyun mengangkang sangat lebar.

“Tolong ambilkan mainanku” Titah Chanyeol pada salah satu ajudannya. Ajudannya itupun segera berlari menuju kesalah satu ruangan dan kembali dengan sebuah kotak yang berukuran sedang.

“Ini Tuan.” Ajudan itu menyerahkan kotak tersebut, kotak yang terbuat dari kayu dengan kunci gembok yang masih menyatu.

Sesaat Chanyeol membuka kotak itu, Baekhyun langsung membelalakan matanya melihat isi dari kotak tersebut yang ternyata berisi bnyak sekali sex toy milik Chanyeol. Chanyeol meraih sebuah vibrator kecil berwarna hitam dan juga sebotol lube yang ia langsung oleskan pada vibrator itu. Chanyeol menyalakan vibrator itu dengan ponselnya, lalu memainkannya di penis mungil Baekhyun yang masih terlapisi oleh Thong.

“Ahjussi—jangan, aku ga kuat—ahh—ahh—aah” Baekhyun semakin mendesah saat vibrator itu masuk kedalam lubangnya, bergetar hebat hingga akhirnya Baekhyun pelepasan lagi. Baekhyun terkulai lemas di dada Chanyeol, tetapi permainan Chanyeol belum usai sampai sana, Chanyeolpun mengangkat tubuh Baekhyun dan mendudukannya diatas meja makan.

“Do you wanna play with me baby boy?” Tanya Chanyeol pada Baekhyun. Baekhyun langsung menggeleng menolak ajakan Chanyeol. Chanyeol menyeringai, jari jemarinya langsung memainkan ponselnya, menaikan tempo getaran vibrator yang masih menancap pada lubang Baekhyun. Tubuh Baekhyun semakin bergetar, desahannya semakin menjadi-jadi.

“Ba-baiklah Ahjussi aku akan bermain denganmu, tapi ahh—tolong hentikanlah benda ini.” Chanyeol akhirnya menurunkan tempo getaran vibrator itu, membuat Baekhyun merasa sedikit lega.

“Permainannya sungguh mudah baby boy, kau hanya mengikuti ucapanku. Jika kau membantah aku akan mengoyak lubangmu dengan vibrator itu, paham?” Baekhyun hanya mengangguk merespon ucapan Chanyeol.

“Sekarang bukalah pakaianmu itu baby boy.” Chanyeol menyandarkan tubuhnya, memperhatikan jari jemari Baekhyun yang lentik tengah melepaskan Lingrie dan juga thongnya yang ia kenakan itu.

“Mengangkanglah lebih lebar lalu mainkan kedua nipplemu sayang” Baekhyun kembali membuka kakinya lebar, menampakan lubangnya yang sudah basah, dan penis mungilnya yang sedikit menegang. Jari jemari Baekhyun bergetar, ia ragu meraih nipplenya tetapi tatapan ganas pada mata Chanyeol membuatnya ketakutan. Jari lentiknya menyentuh kedua nipplenya, melintir dan menekannya berkali-kali, sensasi luar biasa yang Baekhyun rasakan belum lagi vibrator yang dilubangnya yang lambat laun bergetar semakin kencang.

“Ahhh—nghh”Baekhyun mendongakan kepalanya merasakan nikmat yang berlebihan pada tubuhnya. Chanyeol mulai ereksi melihat omega cantik itu memuaskan dirinya. Chanyeol menelan ludahnya kasar, dan tangan kirinya diam-diam mengurut penisnya yang mulai menegang. Baekhyun masih menikmati permainan jarinya sendiri, hingga nipplenya mulai kemerahan.

“Berbaringlah sayang, ini waktuku untuk makan malam.” Baekhyun menghentikan permainannya dan berbaring pada meja makan itu dengan kaki yang masih mengangkang. Chanyeol nepuk tangannya dua kali, dan dalam sekejap para pelayan rumah tangga membawa sayuran segar dan juga beberapa piring daging ikan mentah seperti sashimi. Para pelayan menata sayuran itu pada tubuh Baekhyun, awalnya ia ingin berontak karena sensasi dingin dan geli disekujur tubuhnya, tetapi saat melihat tatapan Chanyeol, Baekhyun mengurungkan niatnya.

Setelah makanan itu tertata rapi ditubuh Baekhyun, Chanyeol meraih sumpitnya yang terbuat dari emas murni 24karat. Kecap asin yang berwadahkan keramik kecil yang mewah itu ia tuangkan keatas daging sashimi yang tepat berada di nipple Baekhyun. Kecap asin itu menetes mengenai nipple Baekhyun, tetapi dengan sigap Chanyeol langsung menjilat kecap asin itu dan menghisap nipple Baekhyun.

“Ahh—Ahjussi, hentikan—nghhh“ Baekhyun kembali melenguh saat sumpit Chanyeol masuk kedalam lubang Baekhyun, mengoyak lubang iitu dengan sumpit agar si vibrator yang tengah bergetar itu keluar. Sensasi dingin dan geli yang dirasakn Baekhyun membuat dirinya harus mengeluarkan cairan putih bak susu itu dari dalam lubangnya saat vibrator itu berhasil keluar.

image

Chanyeol tersenyum puas ketika melihat cairan itu banjir keluar dari lubang cantik Baekhyun, puas dengan permainannya Chanyeol menjilat sumpitnya lalu memasukan beberapa daging sashimi kedalam mulutnya, hingga hanya tersisa daging yang masih menempel didekat nipple baekhyun. Chanyeol mengarahkan sumpitnya ke nipple Baekhyun, memaninkan pentil yang mengeras itu dan menyumpitnya beberapa kali hingga desahan Baekhyun kembali nyaring terdengar di telinga Chanyeol.

“Time for dessert.” Ucap Chanyeol dan meraih whipping cream, mengolesi ujung penis Baekhyun dan disekitar lubang analnya. Dalam sekali gerak, Chanyeol langsung mengulum penis mungil itu, menjilati whipping cream yang masih melekat pada ujung penis baekhyun. Jilatan Chanyeol semakin menurun, hingga akhirnya lidah itu asik menari memutari lubang Baekhyun, menjilat whipping cream dan sesekali memasukannya kedalam lubang Baekhyun, menyedot sisa cairan putih yang ternyata rasanya asin-asin manis. Setelah memainkan lubang Baekhyun, Chanyeol kembali mengulum penis mungil itu, sesekali ia menggigit ujung penis Baekhyun karena gemas. Chanyeol mengocok penis si mungil dengan mulutnya, hingga dirasanya tubuh Baekhyun sudah bergetar hebat, Chanyeolpun melepas kuluman itu dan mengocok dengan tangannya.

“Nghhh—Ahjussi, saya mau keluar.”

“Just do it my baby.” Cairan Sperma yang kental keluar dari penis Baekhyun, mengotori tangan Chanyeol dan juga meja makan berbahan dasar kayu mahoni itu. Chanyeol menjilat sperma Baekhyun yang masih tersisa di tangannya itu, lalu mengecup kening Baekhyun.

“Your so beautiful my omega, can’t wait to taste you tomorrow.” Itulah ucapan terakhir Chanyeol sebelum ia meninggalkan Baekhyun yang masih terkapar di meja makannya, menyuruh pelayan wanitanya menggendong Baekhyun kembali ke kamarnya untuk beristirahat.


Keesokan harinya

Chanyeol merendamkan tubuhnya dengan air susu hangat dan juga beberapa kelopak bunga mawar, menyiapkan dirinya untuk ritual rutnya nanti malam.

“Kau sudah menemukan informasi tentang omega itu?” tanya Chanyeol pada salah satu ajudan yang sedang berada disebelah bak mandi itu. Namanya Mark, seorang Beta yang menjadi ajudan kepercayaan Chanyeol.

“Dia seorang yatim piatu yang diasuh oleh paman dan bibinya tuan.” Ucap Mark menyerahkan tablet yang berisi data diri Baekhyun.

“Nama paman dan bibinya Byun Baekbeom dan Lee Min Seo, lalu darimana dia dapat marga Park? Siapa nama ayah dan ibunya?” tanya Chanyeol pada Mark.

“Maaf tuan, kami sama sekali belum menemukan siapa orang tua omega itu.” Sahut Mark yang masih menundukan kepalanya.

“Segera cari sebelum aku menghabisinya malam ini.” Chanyeol menyerahkan Tabletnya kembali pada Mark.

“Baik Tuan.”

Tok—tokk—tokk—

Pintu kamar mandi Chanyeol berketuk dengan kencang, firasatnya mengatakan ada hal buruk yang terjadi. Chanyeol mengisyaratkan mark untuk membuka pintunya, dan benar saja. Salah seorang ajudan Chanyeol masuk dengan kondisi nafas terengah-engah dan keringat dingin di pelipisnya. Ajudan itu adalah Jaehyun seorang Beta yang bertugas untuk menjaga kamar Baekhyun.

“Ada apa?”

“Gawat tuan— ini sungguh gawat” Ucap Jaehyun dengan nafasnya yang masih terengah-engah.

“Gawat bagaimana? Apanya yang gawat?” Chanyeol mengernyitkan alisnya berusaha memahami ajudannya.

“Si Omega tuan—“

“Ada apa dengan dia?”

“Aku rasa dia sedang heat tuan.” Ucapan Jaehyun itu membuat Chanyeol langsung berdiri dan langsung berjalan menuju kamar Baekhyun. Bahkan Chanyeol sudah tak peduli dengan tubuh terlanjangnya dan juga air yang menetes dari tubuhnya. Sesampainya didepan pintu kamar Baekhyun, Chanyeol dapat mencium feromon manis itu begitu kuat tetapi aroma feromon ini lebih seksi dari sebelumnya.

“Mhhhhh—ahhh—nghhh, Ahjussi lebih dalam ahh—“ Chanyeol dapat mendengar cercauan merdu itu dari luar pintu. Senyum miringnya terulas lebar, melihat kelakuan omeganya yang tak disangka-sangka tengah heat itu.

“Siapkan lilin, permen dan juga whiski dengan es batu, aku rasa aku akan memajukan jadwal ritual.” Titah Chanyeol pada Jaehyun.

Saat Chanyeol membuka pintu kamar Baekhyun, aroma feromon yang seksi itu langsung memenuhi isi kepala Chanyeol. Sialnya, aroma feromon itu langsung membuat penisnya mengeras dan tegang. Chanyeol memperhatikan Baekhyun yang tengah asik memasukan jari-jari lentiknya kedalam lubang sempit itu sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk mengocok penisnya.

image

“Ahhh—Ahjussi, kenapa Ahh—kau ada disini?” Aroma feromon yang sejuk bak hutan pinus itupun berhasil menginterupsi atensi Baekhyun, tetapi ia tetap melanjutkan kegiatannya tak peduli bahwa kini seorang Alpha tengan kehausan.

“Aku akan memuaskanmu sayang,” Chanyeol mengambil beberapa es batu dari gelas wishkinya, memasukan es batu tersebut kedalam lubang Baekhyun.

“Ahjussi, dingin ahhh”

“Tapi kau suka kan?” Baekhyun mengangguk, ini adalah sex pertamnya dan ia sudah merasakan hal-hal menakjubkan seperti ini, merasakan perutnya yang dingin karena dimasuki beberapa es batu kedalamnya.

Chanyeol meraih sebuah lolipop yang sudah disiapkan sebelumnya, mengulumnya sebentar lalu memberikannya pada Baekhyun.

“Ahjussi, kenapa kau memberikan aku permen?” Tanya Baekhyun yang masih kebingungan. Keringat dinginnya makin menetes karena ia dilarang bermain sendiri oleh sang Alpha dan membuat heatnya semakin menjadi.

“Masukan permen itu kelubangmu sayang, biarkan lubangmu manis karena memakannya.” Mendengar titah Chanyeol, Baekhyunpun langsung menurutinya. Ia memasukan lolipop yang sudah basah itu kedalam lubangnya, sesekali Baekhyun mengocok permen itu karena ternyata sensasi yang ia rasakan begitu nikmat, belum lagi es batu yang perlahan mencair menambahkan gairahnya dalam mengocok lubangnya dengan permen itu.

image

“Ahjussi—ahh—nikmathh sekali. Ahjussi aku suka permen ini ahhh, Ahjussi mhhh ahh” Nikmat sekali, benar-benar nikmat desahan omeganya yang satu ini, belum lagi aroma feromon yang manis bagai candu itu semakin menyeruak, memenuhii setiap sudut ruangan ini.

“Kocok terus sayang, sampai permen itu habis di lubangmu.” Penis Chanyeol yang sudah menegak karena desahan omeganya itupun langsung ia kocok dengan tangannya, mengarahkan penisnya pada mulut Baekhyun yang sudah terbuka karena mendesah itu, dam memaksakan penisnya masuk kedalam mulut Baekhyun.

“Yesss Baby-ahhh your throat so damn Good. Oh God fuck—Ahh—ahh Baekhyunah, Park Baekhyun..” Chanyeol menggenjot penisnya kedalam mulut Baekhyun hingga menyentuh tenggorokannya, sedangkan Baekhyun masih asik mengocok lubangnya dengen permen yang kian mengecil itu.

“Ahh—ahh ahh Nice baby boy, so nice saya akan keluar.” Chanyeol mengeluarkan penisnnya dari mulut Baekhyun dan kembali mengocok dengan tangannya.

“Buka mulutmu sayang, dan nikmatilah cairan ini.” Dengan nafas yang terengah-engah akibat pelepasan juga, Baekhyun langsung menuruti perintah Chanyeol, membuka mulutnya dan menampung semua sperma yang keluar dari penis besar Sang Alpha.

image

“Ahjussi—permennya” Baekhyun meraih tangkai permen yang ia kocok tadi dilubangnya. Permennya sudah abis akibat dilalap oleh lubangnya yang hangat. Melihat hal itu, Chanyeol tersenyum bangga karena omeganya yang pintar dalam memainkan lubang senggamanya.

“Let me taste it baby, menunggilah” Tanpa berfikir lagi Baekhyun langsung menuruti perintah Chanyeol untuk menungging, memperlihatkan lubangnya yang sudah basah dan manis itu. Bak serigala kelaparan, Chanyeol langsung meraup lubang Baekhyun, menyesap rasa manis dari permen yang iia kocokan sebelumnya. Lidah Chanyeol yang panjang itu mulai menari masuk kedalam lubang Baekhyun menjilat sisa sisa rasa manis dan juga es batu didalamnya.

image

“Ahhh—Ahjussi nikmat sekali, saya suka. Lebih dalam—please” Sesaat Chanyeol ingin menjilat lubang itu lebih dalam lagi, lolongan serigala mulai terdengar ditelinganya. Sebentar lagi ritual Blue Moonnya akan dimulai dan mengubah dirinya menjadi serigala seutuhnya. Mengetahui itu akan terjadi, Chanyeol langsung merebahkan tubuh omeganya itu, membuka lebar kedua kakinya hingga lubang Baekhyun yang berkedut itu terpampang jelas didepan Chanyeol.

“Prepare yourself baby boy, and Call me your Alpha” Ucap Chanyeol. Baekhyun hanya mengangguk dan mematuhi setiap perkataan Chanyeol, karena malam ini ia akan dipuaskan hasratnya dengan seorang Alpha yang tangguh.

“Alphaku—“ Sesaat Baekhyun mengucapkan kata itu, kedua bola mata Chanyeol langsung berubah menjadi sepasang mata serigala yang indah, taring-taringnya yang tajampun mulai tumbuh perlahan, kulitnya yang disinari cahya bulan tampak begitu berkilau bak bongkahan permata.

Chanyeol memasukan dua jari sekaligus kedalam lubang Baekhyun, mengocoknya dengan tempo yang cepat.

image

“Nghhh Alpha—ahh—ahh enak sekali Alpha, nikmat Alpha ahhh—ahh” Setelah dirasa lubang itu sudah cukup menlonggar, dengan sekali hentakan, Chanyeol langsung memasukan penisnya, memompa lubang Baekhyun dengan Brutal.

image

“Baby, your hole so nice fuck ahh—ahhh—“

“Alpha ini terlalu nikmat nghhh—ahh—ahh Alpha aku suka, Baekhyun suka ini. Ini nikmatahhh—ahh” Cercauan keduanya begitu nyaring menikmati masa rut dan masa heat masing-masing.

Chanyeol mengubah posisi mereka menjadi Baekhyun yang berada diatasnya, mengoyak kembali lubang itu dengan penuh semangat dan tempo yang semakin cepat.

image

“Nghhh—Alpha, hentikanlah aku ingin pipis ngghhh”

“Pipislah sayang, pipislah yang banyak aku suka itu ahhh—ahh—ahh—“ dalam beberapa kali hentakan Chanyeol berhasil membuat omeganya pipis, mengeluarkan air mani yang membasahi ranjang kingsizenya. Setelah Baekhyun squirt, Chanyeol tak semata-mata menghentikan permainannya karena ia belum mendapat pelepasan.

“Cantikku, pimpinlah permainan ini, buatlah aku merasa puas dengan goyanganmu sayang.” Mendengar pujian sensual dari Chanyeol itu membuat tubuh Baekhyun semakin bergetar dan langsung menungging dihadapan Chanyeol, memasukan penis Chanyeol kedalam lubangnya menggunakan jemari lentiknya.

image

“Yess baby, do it like that ahhh—ahh—ahh yes”

“Apa Alpha suka goyanganku?”

“Tentu saja baby, goyanganmu nikmat sekali, mhhh” Baekhyun semakin menggenjot pinggulnya, menghentakan kasar pada penis Chanyeol hingga desahan dan raungan Chanyeol semakin menjadi-jadi.

Puncak Rutnya hampir sampai, ia sudah tak tahan lagi ingin melepaskan semua spermanya kedalam lubang senggama omeganya, dengan satu gerakan lincah Chanyeol merebahkan tubuh Baekhyun lalu menghujam lubangnya.

image

“Ahh—Alpha, jangan aku mohon—No!!” Baekhyun berusaha mendorong tubuh Chanyeol ketika penis yang didalam lubangnya semakin membesar, ia tau Alphanya sedang knotting.

Aroma feromon ketakutan Baekhyun semakin meruak, mengingatkan Chanyeol kembali pada masa lalunya. Sebuah penyesalan yang ia lakukan pada seorang Omega cantik idamannya. Sebuah penyeselan yang ingin ia bayar sekarang, ia ingin mengklaim seorang wanita omega cantik yang sangat ia cintai itu. Chanyeol tak ingin kehilangannya lagi, aroma feromon ketakutan ini adalah hal yang ia ingin ingat kembali karena saat ini ia sungguh ingin mengklaim omega yang ia cintai. Seorang omega yang bernama Byun Baekhee, wanita yang menjadi cinta pertama Chanyeol.

“Ahhh—Baekhee, kemana saja kau? Byun Baekhee, aku mencintaimu. Sungguh mencintaimu ahh—ahh” Dengan sekuat tenaga Baekhyun juga berusaha menjauhkan si Alpha yang berusaha mengigit leher tetapi naas Chanyeol yang tak sadarkan diri itu menggigit lehernya dan mengeluarkan semua spremanya didalam lubang Baekhyun dan mengklaim dirinya.

image

Setelah pelepasan itu, tubuh Chanyeol perlahan mulai berubah, bulu-bulu halusnya mulai tumbuh disekitar kulitnya, mata tajamnya memincing menatap lapar omega yang baru ia klaim itu, dengan sekali hentakan Chanyeol langsung menyetubuhi Baekhyun dengan wujud serigalanya.

image

Tak hanya Chanyeol yang mulai berubah, tetapi baekhyun juga perlahan mulai berubah walau tak sesempurna Chanyeol, hanya menampakan ekor dan juga kuping seorang bayi serigala, tak lupa bola matanya yang berwarna emas terang dan ungu cosmic yang indah.

image


Fenomena Blue moon akhirnya terlewati, begitula dengan berakhirnya masa rut Chanyeol. Sedari tadi Baekhyun tak henti-hentinya menangis, mengingat Sang Alpha yang mencercau sebuah nama yang ia kenal saat bercinta tadi, sebuah nama yang selalu Baekhyun kenang. Byun Baekhee, nama ibu kandungnya yang telah meninggal.

“Ayah— apa kau ayahku?” Rintih Baekhyun yang masih meringkuk diatas kasur dengan wujud yang masih setengah serigala itu.

image

Chanyeol yang sudah merubah dirinya sedari tadi hanya duduk dipinggir ranjang mengusak wajahnya kasar. Ia masih tak percaya bahwa omega yang baru saja ia klaim adalah seorang omega hasil hubungannya bersama wanita cantiknya Byun Baekhee. Dengan taring dan cakar yang masih tumbuh, Chanyeol meraih leher Baekhyun dan berusaha mencekiknya. Baekhyun tak melawan sedikitpun hingga air matanya menetes membasahi pipinya.

“Ayah—sakit..“ Chanyeol menghentikan cekikannya ketika Baekhyun mulai memanggilnya Ayah. Leher Baekhyun bekas gigitan Chanyeol itu kembali mengeluarkan darah dan sedikit membengkak. Chanyeol tak tega melihat putranya sekaligus omeganya kesakitan dengan berat hati iya menjilati luka-luka itu hingga mengering dan sembuh.

“Ayah—kau akan menjadi ayah bagiku dan calon anak yang sudah kau tumpahkan didalam perutku.” Itu adalah ucapan terakhir Baekhyun sebelum dirinya tertidur pulas di dekapan Chanyeol. Chanyeol mengecup keningnya menyalurkan rasa cinta seorang ayah pada putranya yang telah ia klaim. Benar-benar ini adalah kesalahan kedua Chanyeol yang membuat dirinya akan menyesel seumur hidup.

Tok—tokk

“Masuk.” Titah Chanyeol saat mendengar suara ketukan pintu, tampak seorang ajudan masuk ke kamarnya, ia adalah Mark.

“Maaf tuan, kami sudah menemukan nama orang tua omega itu. Anda adalah ayah kandungnya tuan—”

Dorrrr!

Satu tembakan melayang mengenai kepala Mark, Chanyeol sudah kesal dengan kinerja ajudannya yang lambat, karena ia baru saja bonding dengan anaknya sendiri.

Chanyeol menggendong bridal Baekhyun, membawa omeganya sekaligus anaknya ke kamar dirinya untuk beristirahat.

“Mulai detik ini aku akan menjagamu, kau adalah wujud lain dari Baekhee. Dan aku akan mencintaimu sebagai anak sekaligus pasanganku, Park Baekhyun.” Chanyeol mengecup kening Baekhyun, memeluknya erat dan tertidur pulas bersama.

Contain NFSW gif

Izinkan saya belajar jatuh cinta sama kamu Tapi saya udah jatuh cinta sama bapak Yaudah kalo gitu kita pacaran aja.<

Image

Sedari tadi Baekhyun masih menggerutu perkara tweet yang di publish oleh Kento, tentang hubungan rahasianya dengan si Pak Bos.

“Udah jangan ngedumel kayak gitu, sini rebahan disamping saya, kita cerita-cerita sedikit.” Chanyeol menarik lengan Baekhyun dan membawanya kedalam pelukan hangatnya.

“Baekhyun—“Chanyeol menelusuk kedalam ceruk leher Baekhyun menghirup aroma parfume cussons baby yang Baekhyun biasa kenakan sebelum tidur.

“Hmmm—” Baekhyun hanya berdeham menyahuti lelaki raksasa yang tengah mengusak hidungnya dileher putih Baekhyun.

“Soal tweetmu, sejujurnya saya sedikit tersinggung ketika kamu berkata semua itu terjadi karena kebetulan” Cupp— Chanyeol mulai menciumi leher putih itu menyesap area tulang selangka itu hingga meninggalkan ruam kemerahan.

“Tapi memang kenyatahh annya seperti mhhh itu, saya nghh harus berkata apalagi? Ahh Pakhh Stop it mhh” Baekhyun menyahuti perkataan Chanyeol sembari mendesah karena ulah tangan Chanyeol yang bermain indah di beberapa bagian tubuh Baekhyun yang sensitif seperti area puting dan lubang analnya.

“But semua itu terjadi karena kita saling menyukai hal itu terjadi kan?” Cumbuan Chanyeol semakin turun hingga lidah itu berakhir pada puting baekhyun yang sudah mengeras.

“Ahh pakhh boleh mhhh kah sayaahh berta—mhh nya sesuatu nghh?” Chanyeol hanya mengangguk. Desahan Baekhyun semakin menjadi saat lidah Chanyeol mulai memainkan putingnya dan jari-jarinya mulai menggoda lubang Baekhyun yang sudah berkedut itu.

“Pak ahh, sejujurnya mhh saya ini ahh siapa dimata bapak nghh? Apa saya mhh hanya sebatas bawahan ahh bapak saja? Atau saya mhh hanya pemuas nghh nafsu bapak saja?” Chanyeol mengehentikan semua kegiatanya, menatap manik baekhyun yang masih tenang itu.

“Saya tidak pernah menganggap kamu sebagai pemuas nafsu saya, Baekhyun. Saya sepenuhnya tertarik pada kamu, apalagi saat kamu tersenyum. Saya—”

“Tapi bapak tiap ketemu saya bapak bawaannya sange mulu.” Baekhyun menundukan kepalanya melihat fakta bahwa selama ini ia hanya memuaskan nafsu bosnya yang selalu sange itu. Chanyeol menarik dagu Baekhyun, menatap mata sabit itu dalam-dalam.

“Baekhyun, umur saya 35 tahun. Bukan hal tabu lagi bagi saya jika setiap saya melihat kecantikanmu, entah sebagai Baekhyun atau Baekhee saya akan merasa terangsang dan sange. Itu sudah hal wajar yang dialami manusia, jika manusia tidak sange maka kamu tidak akan tercipta Baekhyun.” Baekhyun hanya terdiam, melihat fakta bahwa bosnya bukanlah lelaki remaja usia 25 tahun seperti dirinya yang masih memiliki pikiran yang terlalu kekanakan. Bosnya adalah lelaki dewasa yang saat ini sedang merindukan sentuhan seseorang untuk memuaskan masa-masa nafsunya.

“Baekhyun, saya tidak akan pernah menyentuh lubangmu dengan milik saya tanpa seizin kamu, karena saya tau kamu harus menjaga privacy itu karena kamu memiliki apa yang lelaki lain tak miliki. Tapi Baekhyun, saat ini saya mohon, bolehkan saya memuaskan diri saya dengan bagian tubuhmu yang lain?” Baekhyun terkaget saat ia merasakan sebuah penis yang sudah mengacung tegak menggesek-gesek di area penisnya yang masih terbungkus oleh celana boxer hitam itu.

“Pak, saya tidak pernah keberatan soal memuaskan nafsu bapak karena saya juga kecanduan dengan milik bapak.” Balas Baekhyun dan mengecup bibir Chanyeol. Mendapatkan izin dari Baekhyun, Chanyeol langsung membuka kasar celana boxer Baekhyun, memaksakan penisnya masuk kedalam himpitan paha Baekhyun yang kenyal itu. Chanyeol memaju-mundurkan penisnya merasakan penis berurat itu dipijat lembut oleh kulit paha Baekhyun.

Image (Mau full videonya ga? wkwkwk)

“Ahh— Baekhyun, bahkan pahamu saja bisa membuah gairah saya meningkat apalagi lubang sempitmu ini. Ahh—ahh—ahh ” Cercauan Chanyeol sambari jari jemarinya bermain dilubang anal Baekhyun.

“Pak, ahh— soal hubungan kita mhh—”

“Baekhyunah, Izinkan saya belajar jatuh cinta sama kamu. Ahh—ahh”

“Nghh— Tapi saya udah jatuh cinta sama bapak. Mhh—ahh”

“Yaudah kalo gitu kita pacaran aja. Mhh—ahh—ahh.”

“Pak—mhh”

“Baekhyunah, ahh saya akan sampai ahhh ahh mhhh” Chanyeol terkulai lemas seusai pelepasan hebatnya, menatap Baekhyun dan sesekali mengecup bibir merah muda yang kini menjadi favoritenya.

“Jadi gimana?” Tanya Chanyeol pada Baekhyun yang masih mematung.

“Kamu mau kan jadi pacar saya?” Ucap Chanyeol kembali mempertegas ajakannya.

“Heung— i-iya saya mau pak.” Mendengar balasan Baekhyun, Chanyeol langsung menerbitkan senyuman yang lebar hingga lesung pipinya tampak jelas terlihat. Chanyeol kembali mengecup massal wajah Baekhyun mulai dari kening, pelipis, pipi, hidung, mata dan terakhir mendaratkan ciumannya pada bibir manis itu.

“I Love you, Byun Baekhyun..”

“I—i love you too, Park Chanyeol..” wajah Baekhyun memerah saat mengucapkan kata cinta untuk kekasihnya itu, ini pertama kalinya ia merasakan kembali indahnya jatuh cinta setelah beberapa kali dikecewakan dan disakiti.


Author's side note: yeeeee akhirnya jadian huaaaaaa btw seperti biasa ya yang mau liat video ekkhmm ekkhhmmnya di akun @ParkCandy6104

Kaisoo's stories how they finally fall in love each other

Jangan berikan aku perhatian seperti layaknya kamu adalah ibuku. Aku tak suka. Kenapa? Nanti aku jatuh cinta.

Image

Saat ini Kai tengah membantu Kyungsoo untuk menyiapkan kue ulang tahun untuk Kento.

“Pak, kalau mengocok telurnya seperti itu nanti lama mengembangnya. Lakukan seperti ini.” Kyungsoo menunjukan pada Kai cara mengocok telur dengan benar. Kai hanya menatap lelaki bermata bulat itu. Menelisik setiap inci kulitnya yang bersih.

“Biasakan kalau diluar kantor kamu manggil aku pakai namaku tanpa embel-embel pak.”

“Maaf aku belum terbiasa.” Kyungsoo masih asik mengaduk adonan kue yang mulai mengembang itu, sedangkan Kai ia masih asik menatap Kyungsoo.

“Aigoo— padahal kita sudah jadian lebih dari seminggu lamanya, tapi kamu masih kaku aja.” Kai mengusak kepala Kyungsoo mengecup keningnya lalu berjalan menuju rak dapur, mengambil sebuah loyang kue. Kyungsoo hanya tersenyum dan masih asik mengaduk adonan kue yang siap untuk di panggang.

Jika kalian bertanya, kapan dan kenapa mereka bisa jadian? Apa yang terjadi dengan seorang Kyungsoo yang memiliki tatapan dingin dan juga hati yang keras, seorang Kyungsoo yang susah mengerti akan artinya cinta. Sungguh sesingkat itu bagi seorang Kai untuk mencairkan sebuah bongkahan es Antartika.

Ayo kita flashback sebentar, tepat saat makan malam kantor yang terjadi kurang lebih seminggu lalu

Saat itu, kota sungguh terasa dingin akibat angin malam yang menerpa cukup kencang. Kyungsoo yang saat itu ingin cepat pulang kerumahnya, rela meninggalkan rekan satu divisinya dan juga atasannya yang masih menikmati makan malam di resto bbq yang terletak tak jauh dari perusahaan ia mengabdi.

“Kyungsoo, kamu mau balik sama saya gak?” Tawar Kai yang saat itu juga ikut pulang duluan.

“Ga usah pak, saya naik kendaraan umum saja.” Ucap Kyungsoo menolak ajakan Kai.

“Tapi ini anginnya kenceng loh, nanti kamu kedinginan.” Kai masih berusaha membujuk Kyungsoo untuk ikut dengannya.

“Ga usah pak, saya ga—”

“Kalo saya maksa kamu mau ga ikut sama saya?”

“Pak—”

“Ayolah Kyungsoo, apa kamu ga takut kedinginan ini anginnya kenceng loh” Kai menggosokan kedua tangannya pada tubuhnya yang sudah menggigil. Sejujurnya yang kedinginan itu dia, Kyungsoo? Dia baik baik saja karena ia sudah menggunakan jaket yang lebih tebal dari Kai. Kyungsoo yang melihat Kai kedinginan itu langsung melepas satu jaketnya dan memasangkannya pada tubuh Kai. Kai hanya termenung menatap lelaki yang lebih pendek dari dirinya itu tengah berusaha meraih bahunya untuk menyelimuti jaket miliknya pada tubuh Kai.

“Baiklah pak, saya ikut bapak pulang. Tapi ada satu syarat.”

“Apa?”

“Mampirlah dulu dirumah saya, saya akan buatkan sup untuk meredakan hangover.” Kai mengangguk menyetujui syarat yang Kyungsoo berikan itu. Bagaimana ia bisa menolak justru itulah yang membuat dirinya bersemangat.


Suasana rumah yang hangat dengan dekorasi dominan kayu membuat Kai sedikit merasa lebih hangat. Aroma scented candle yang menyeruak ikut menjadi teman yang hangat malam ini.

“Silahkan dinikmati pak.” Kyungsoo memberikan Kai semangkuk yukgaejang (sup pereda pengar) dan segelas air putih. Kai yang melihat sup itu tampak lezat langsung saja menyantapnya dengan lahap.

“Bagaimana pak rasanya?”

“Enak, seperti buatan ibuku”

“Syukurlah.”

Dengan satu tegukan saja yukgaejang itu sudah kandas dimangkuknya.

“Kyungsoo..” Sapa Kai setelah selesai meminum air putihnya.

“Iya pak?”

“Jangan berikan aku perhatian seperti layaknya kamu adalah ibuku. Aku tak suka.” Kai mengeratkan jaket milik Kyungsoo itu pada tubuhnya.

“Kenapa?”

“Nanti aku jatuh cinta.” Gurat merah semakin tertampak jelas pada pipi Kyungsoo, menandakan ia tengah tersipu atas ucapan atasannya itu.

“Kyungsoo, kalau kamu jadi milik saya malam ini mau ga?” Tanpa basa basi Kai langsung melontarkan perasaannya itu pada Kyungsoo. Kyungsoo hanya terdiam mencerna setiap kata yang dimaksud oleh Kai.

“Maksud bapak?”

“Kalau kamu cium saya sekarang, kita pacaran ka— cupp.” Kyungsoo langsung mengecup pipi Kai tanpa mendengar lanjutan dari perkataan Kai. Kini giliran kai yang mematung. Ia tak menyangka bahwa semudah ini ia menyatakan perasaannya pada lelaki dingin yang sudah berhasil mencuri hatinya.

“Sejujurnya, saya juga ada ketertarikan sama bapak, tapi saya belum berani memastikan ketertarikan saya itu apakah cinta atau hanya karena bapak selalu membuat saya tersenyum dengan jokes receh yang bapak sering lontarkan. Hingga saat tadi bapak bilang bahwa bapak jatuh cinta pada saya, saya juga yakin kalau itu juga perasaan cinta yang sedang saya rasakan.” Kyungsoo bercerita panjang lebar menyampaikan bagaimana perasaannya selama ini pada Kai. Kai hanya tertegun mendengar pernyataan itu. Ia tak menyangka bahwa selama ini perasaannya bukanlah perasaan cinta sebelah pihak.

“Berarti mulai malam ini kita pacaran?” Kyungsoo mengangguk menanggapi pertanyaan Kai.

“Tapi pak, saya belum siap kalau teman-teman tau soal ini.”

“Kamu tenang saja, mereka hanya tau saya yang mengejar kamu tanpa tau kamu juga menyukai saya.” Kyungsoo pun tersenyum dan akhirnya pada malam yang dingin itu mereka sama-sama memeluk menyalurkan kehangatan satu sama lain.


Flashback off

Tingg

“Akhirnya, kuenya udah mateng. Ayo kita hias.” Ucap Kai membuka oven dan mengambil kue yang sudah matang dan mengembang dengan cantik.

“Tolong ambilkan buah yang ada di kulkas, aku harus menyiapkan whipping creamnya.” Titah Kyungsoo. Kaipun mengambil beberapa buahan yang akan mereka gunakan sebagai hiasan kue ulang tahun Kento. Merekapun menghiasnya bersama, Kyungsoo yang sedikit mengenal bahasa jepang membuat hiasan coklat yang berisi tulisan diatasnya.

“Btw kenapa ya tumben banget Chanyeol surpraisin Kento? Biasanya dia cuek banget sama bawahannya.” Ucap Kai sembari menghias kue itu.

“Kamu sadar juga ga? Kalau belum lama ini semenjak Baekhyun ngasih kopi ke Chanyeol sikap Chanyeol berubah?”

“Hah?? Ngasih kopi? Bentar, kayaknya aku tau deh kapan hari itu. Soalnya aku juga sempet ditanya ada naruh kopi ga di atas mejanya, tapi pas aku bilang engga, dia malah senyum-senyum sendiri sambil baca notes gitu. Trus kamu darimana tau kopi itu dari Baekhyun?”

“Aku ngeliat Baekhyun masuk ruangan pak Chanyeol bawa 2 gelas kopi, tapi pas keluar yang dibawa cuma 1 ya apalagi kalo bukan buat dikasih ke pak Chanyeol kan?” Kai mengangguk berusaha mengguratkan garis benang merah apa yang sebenarnya terjadi pada rekan kerjanya yang selama ini dikenal galak.

“Tapi kenapa yang di surprisein Kento ya?” Kai kembali berfikir sejenak, mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

“Sepertinya Kento tau sesuatu yang kita ga tau tentang Chanyeol.” Kyungsoo merespon.

“Sayang, gimana kalau kita cari tau?” Ucap Kai bersemangat.

“Boleh, tapi liat nanti kondisinya bagaimana. Udah kelar nih, kita foto dulu trus kirim ke grup.”

“Okay!!”

Contain NFSW gif

Image

Baekhyun membuka pintu kaca yang menjadi sekat antara ruangannya dengan ruangan si Pak Bos. Pintu kaca yang gelap sehingga tak mudah bagi orang lain bisa melihat isi di dalam ruangan itu. Saat Baekhyun mulai melangkahkan kakinya, Baekhyun tampak sedikit terkejut dengan isi ruangan Bosnya itu.

“Loh pak, kursi tamu ada dimana?” Tanya Baekhyun saat menyadari kursi tamu diruangan itu tak ada di tempatnya.

“Diambil Kento tadi buat main seluncuran katanya sama Inyeop.” Baekhyun hanya ber-oh ria mengingat tadi ia melihat kelakuan teman satu divisinya tengah saling mendorong kursi beroda untuk bersenang-senang kala jam istirahat.

“Terus saya duduk dimana pak?”

“Kamu duduk disini saja.” Chanyeol menepuk space kursi diantara selangkangannya, mengisyaratkan Baekhyun harus duduk disana. Baekhyun kikuk, ia tak mungkin melakukan itu apalagi kondisinya saat ini ia masih di lingkungan kantor.

“Tapi pak—”

“Ga akan ada yang masuk ruangan saya, semuanya pada istirahat diluar.” Baekhyun masih mematung, ia ragu jika harus duduk dipangkuan bosnya. Tetapi tatapan mata Chanyeol sungguh menjanjikan bahwa tak akan terjadi apa-apa.

Baekhyun melangkahkan kakinya, mendekati kursi kerja bosnya yang cukup besar bak sebuah singgasana hanya bedanya itu berbahan kulit sintetis. Baekhyun mendaratkan pantatnya tepat diantara selangkangan Chanyeol, membuat Baekhyun bisa merasakan benjolan milik bosnya diantara pipi pantatnya.

Baekhyun mulai menyuap bekalnya, begitu juga dengan Chanyeol yang lahap menyantap bekal buatan anak buahnya itu.

“Ini kamu yang masak?” Tanya Chanyeol sembari mengunyah.

“Iya pak, tapi dibantu sama Yoojung juga. Hehe”

“Enak, sama kayak kamu— cuppp—-“ Chanyeol mencium leher Baekhyun, dan kembali melanjutkan makannya. Baekhyun hanya mematung, ia rasa tubuhnya disengat oleh sengatan listrik.

Baekhyun, sudah menghabiskan main course nya sekarang giliran ia menikmati dessert yang berupa buah strawberry dan pisang yang ia potong kecil-kecil, begitu juga dengan Chanyeol.

“Baekhyunah—” Baekhyun memutar kepalanya, menatap bosnya yang tengah mengulum buah strawberry dimulutnya.

“Saya ingin pisangmu.” Dengan sekali gerak, Chanyeol langsung meraih dagu Baekhyun, mengecup bibirnya dan membuka mulutnya yang penuh dengan buah pisang. Chanyeol menukar buat strawberry yang semula dimulutnya dengan buah pisang yang ada dimulut Baekhyun, hingga akhirnya mereka saling melumat bibir satu sama lain.

“Pak—ahhh jangan sentuh itu.” Baekhyun melenguh ketika jari-jari Chanyeol mulai menyentuh nipple Baekhyun yang mulai mengeras di balik kemeja putihnya.

“Baekhyun saya mau jujur, setiap saya melihat kamu sebagai Baekhee saya selalu horny. Apalagi kemarin saya melihat kamu bekerja dengan pakaian waiters wanita seperti itu. Tapi saya juga benci melihat bagaimana mata para lelaki hidung belang itu menatap pahamu yang mulus.” Chanyeol mengelus paha Baekhyun, membayangkan bagaimana ia melihat paha indah itu dilapisi fishnet stocking.

“Pak—mhhhhmm” Chanyeol kembali melumat bibir mungil Baekhyun, hingga terdengar suara cepakan yang cukup nyaring. Baekhyun sedikit menggerakkan pantatnya, ia merasa tak nyaman karena merasa benjolan Chanyeol semakin mengeras.

“Ahhhh Baekhyun, jangan gerakan pantatmu. Saya jadi pengen.” Chanyeol mengentikan ciuman mereka. Menatap Baekhyun yang tampak malu karena wajahnya sudah semerah padam.

“Kamu mau another dessert ga?” Tanya Chanyeol. Baekhyun hanya mengangguk, ia paham apa yang dimaksud bosnya dengan another dessert itu.

“Lalu, berlututlah untukku sayang cuppp—-” Chanyeol mengecup Baekhyun sebelum akhirnya Baekhyun bangkit dari duduknya, lalu berlutut dibawah bosnya. Chanyeol yang sudah hornypun langsung membuka resleting celananya mengeluarkan penis besar yang sudah tegak mengacung.

“Ahhh Baekhyunahh—” Chanyeol mendesah ketika kepala penisnya itu dicumbu oleh bibir manis Baekhyun, dikulumnya dan sesekali dihisap hingga pipi Baekhyun cekung kedalam.

Image (Just imagine it okay lmao 🤣)

Baekhyun memaju-mundurkan kepalanya, mengocok penis besar itu dengan jemari lentiknya. Chanyeol mendongakkan kepalanya merasakan nikmat bagaimana jari jemari itu lihat memainkan penis dan bola kembar miliknya.

“Ahhh Baekhyun, sekarang saya ingat rasa nikmat yang saya dapatkan waktu itu.” Baekhyun sedikit bingung dengan ucapan bosnya, tetapi ia tetap memompa penis Chanyeol dengan cepat.

“Baekhyunahh— ahhh—ahhhh saya akan sampai, lebih kencang please.” Mendengar permintaan bosnya itu, Baekhyun langsung mengocok penis Chanyeol hingga brutal hingga akhirnya Chanyeol melepaskan spermanya di dalam mulut mungil Baekhyun.

Tok-tok-tok.

Baekhyun panik ketika ia mendengar suara ketukan pintu, ia berniat untuk bangkit tetapi kepalanya malah ditahan oleh Chanyeol.

“Kamu diem disana jangan gerak.” Titah Chanyeol, Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya karena mulutnya masih tersumpal oleh penis Chanyeol.

“Ya, masuk..”

“Permisi pak, saya mau kembalikan kursinya.” Kento membuka lebar pintu ruangan Chanyeol.

“O—oh ya ta-taruh saja disana” Chanyeol menunjuk kearah depan mejanya. Kento hanya mengikuti arahan Chanyeol, tetapi sesaat Kento sampai di depan meja Chanyeol, mata Kento terfokus pada sebuah sepatu pantofel dengan posisi terbalik seperti ada seseorang yang tengah bersimpuh dibalik meja si bos.

“Pak ini kaki siapa?” Tanya Kento dengan polosnya, mendengar ucapan Kento, Baekhyun yang tengah bersimpuh didalamnya langsung panik dan menggeser kakinya.

“Ka-kaki sayalah. Kaki si-siapa lagi.” Ucap Chanyeol terbata-bata. Kento tak sebodoh itu, bagaimana mungkin si bos yang tengah terduduk tetapi kakinya seperti orang bersimpuh. Kento memicingkan matanya, tersenyum miring menatap bosnya lalu—

TAPPP!!

Brakkk

Jedug

“Akkkk!!!! Sakit” Satu injakan yang cukup kuat Kento layangkan pada kaki itu hingga Baekhyun tersentak dan kepalanya reflek membentur meja Chanyeol. Dengan kondisi yang berantakan, dan mulut yang masih dipenuhi cairan sperma, Baekhyun akhirnya mendongakkan kepalanya dan keluar dari bawah meja.

“Apaan sih lo main injek-injek aja? Sakit tau!” Baekhyun meringis mengelus kepalanya yang terbentur meja Chanyeol cukup keras.

Chanyeol menghembuskan nafasnya berat, nasibnya sungguh sial. Kenapa ia selalu diciduk oleh Kento saat momen momen seperti ini bersama Baekhyun?

“Kamu mau berapa? Lima ratus ribu lagi?” Chanyeol menatap Kento dengan senyum tak ikhlasnya. Kento hanya menggeleng dengan senyum sumringahnya.

“Lalu???”

“Saya mau ulang tahun saya di suprisein pak.” Jawab Kento dengan senyum yang mengembang luas di wajahnya.

“Okay nanti saya surprisein kamu.” Ucap Chanyeol yang sedikit terkekeh mendengar permintaan Kento.

“Beneran pak?”

“Bener, tapi kamu jaga rahasia ya soal ini.”

“Rahasia aman pak, tenang aja” Kento tersenyum menatap Chanyeol dan memberi gerakan seolah-olah tengah mengunci mulutnya.

“Yasudah kalo gitu saya permisi dulu ya pak, Baekhyun, bibir lo ada mayonaise nya tuh netes.” Kento menundukkan kepalanya memberi hormat pada Chanyeol dan langsung keluar dari ruangan Chanyeol dengan wajah sumringahnya.

“Sial, ke gap lagi saya.”


Author's side note: pengen jadi Kento ih 😭

Chanyeol merebahkan tubuh mungil Baekhyun di kasur King sizenya. Yaps benar, Chanyeol membawa Baekhyun ke apartemennya karena Chanyeol tak tahu dimana rumah Baekhyun. Lagipula tak ada salahnya ia membawa Baekhyun kedalam apartemennya yang besar dan sepi itu.

Sedari tadi Baekhyun mengeluh kepanasan dan berusaha membuka pakainnya. Chanyeol yang sudah horny berusaha menahan agar ia tak memperkosa lelaki manis itu. Tetapi salahkanlah Baekhyun yang saat ini tengah clingy pada tubuh Chanyeol, berusaha melesak pada ceruk leher Chanyeol dan menggerang kepanasan.

“Hikss panas sekali—” Ucap Baekhyun yang berusaha membuka kancing kemejanya. Chanyeol yang masih berbaring disebelah Baekhyun karena kecapean harus menggendong Baekhyun dengan berat hati harus bangun dan mencari baju ganti untuk Baekhyun.

Setelah menemukan baju ganti untuk Baekhyun, Chanyeol dikejutkan oleh penampakan Baekhyun yang sudah melepas 2 kancing kemejanya. Chanyeol semakin uring-uringan, ia bingung apa yang harus ia lakukan. Sejujurnya ia tak ingin mengganti baju Baekhyun karena takut ia semakin tambah horny melihat kulit mulus lelaki manis itu secara kasat mata. Tetapi mau tak mau Chanyeol harus melakukannya kalau tidak lelaki manis itu akan terus merengek kepanasan.

Bau alkohol meruak ketika Chanyeol mulai membuka satu persatu kancing baju Baekhyun, menampakan nipple pink Baekhyun yang sudah mengeras. Tahan Chanyeol, tahan. Dia bawahan lo inget itu

Akhirnya Chanyeol berhasil membuka kemeja itu dengan sempurna dan langsung memasangkan kaos hitam kebesaran miliknya. Sekarang giliran celana Baekhyun yang harus ia lepas.

Chanyeol menarik nafasnya dalam, menyiapkan mentalnya agar libidonya tak menguasai dirinya saat membuka celana Baekhyun. Dengan perlahan, Chanyeol melepaskan kait celana Barkhyun menurunkan resletingnya lalu melepasnya penuh hingga ujung kaki. Tapi, harapan Chanyeol untuk melihat yang tidak-tidak gagal.

Niatnya agar menahan hornynya malah dibuat semakin horny oleh Baekhyun. Bagaimana bisa bawahannya itu menggunakan thong sebagai underwearnya? Dan parahnya lagi penis mungil Baekhyun ikut menyembul tegang keluar dari thong itu.

Image

Sialan, penis Chanyeol malah semakin menegang melihat penis imut itu. Chanyeol menelan ludahnya kasar, niatnya ia ingin memasangkan celana training miliknya tapi tangannya justru iseng menyentuh kepala penis mungil yang menyembul itu, mengelus lubang pipis yang mulai mengeluarkan pre-cum itu. Jari Chanyeol yang sudah basah karena menyentuh kepala penis mungil itu ia jilat, mencicipi rasa pre-cum Baekhyun yang rasanya sedikit manis.

wtf Chanyeol sadar, please Chanyeol langsung menjauh dari ranjangnya, tapi belum sempat ia beranjak, sebuah tangan menahannya.

“Pak, gatel hikss—” Baekhyun yang masih setengah sadar itu menatap dirinya dengan mata sayu yang mulai menitikan air mata pada ujungnya.

“Gatel banget pak, tolong saya hikss—” isakan Baekhyun semakin menjadi membuat Chanyeol tak tega melihat.

“Baekhyun jangan nangis, coba kamu kasih tau saya kamu gatal disebelah mana? Saya bantu garukan hmmm”

Baekhyun menuntun jemari Chanyeol menuju ke pusat gatalnya. Jari-jari besar Chanyeol Baekhyun bawa menelisik pipi pantatnya, mencari sumber rasa gatal yang ternyata berada di lubang anusnya.

Chanyeol semakin horny saat jari-jarinya dituntun masuk kedalam lubang anus si manis.

“Disana pak gatal sekali—ahhh—mhhhh” Baekhyun memasukan satu jari Chanyeol kedalam lubangnya. Chanyeol sudah tak peduli lagi dengan status keduanya yang masih bos dan bawahan. Baekhyun sudah membangunkan gairahnya, jadi jangan salahkan dirinya kini harus sedikit 'bermain' dengan Baekhyun.


“Ahhh—pak enakhhh pak enakkhh—mhhh” Baekhyun mendongakan kepalanya saat jari Chanyeol mengoyak lubang anusnya yang sudah basah.

Posisi Baekhyun saat ini duduk diatas pangkuan Chanyeol yang menyandarkan tubuhnya pada pangkal ranjang. Desahan Baekhyun semakin liar saat satu jari besar Chanyeol mengoyak lubang sempit Baekhyun yang bahkan mungkin belum pernah disentuh oleh siapapun.

“Ahhh—pak tambah lagi dong pak, enakkhh banget saya sukaaahhh—mhhh” Mendengar permintaan Baekhyun Chanyeol langsung menambahkan dua jari lagi kedalam lubang rektum Baekhyun.

“Nyahhh—pakkhh—ahhh nikmat pak nikmat sekali ahhh” Sial kenapa desahan Baekhyun begitu gemas hingga dirinya semakin horny dibuatnya.

Chanyeol kembali mengocok lubang sempit hingga akhirnya ia tak sengaja menyentuh sebuah benjolan didalamnya.

“Aaaahhh—pakkkhhh disana pakhh—nghhh kocok lebih cepat pak” Ternyata benjolan yang Chanyeol sentuh adalah titik manis Baekhyun. Dengan sekuat tenaga Chanyeol mengocok lubang itu dengan tiga jarinya, menabrakan titik manis Baekhyun sehingga sang empu mendesah liar dibuatnya.

“Ahhh—ahhh—nghhh pakhhh enak pakhhh saya mau keluar pakhhh—Nyahhh” Cairan sperma Baekhyun keluar mengotori kemeja putih Chanyeol.

Setelah mendapatkan pelepasannya, Baekhyun langsung merebahkan dirinya pada dada bidang Chanyeol. Chanyeol yang tak tega melihat wajah polos itu kelelahan memilih untuk merebahkan tubuh si mungil.

Bagaimana dengan ereksi Chanyeol? Tentu ia harus menuntaskannya seorang diri 😂.

Chanyeol merebahkan tubuhnya disebelah Baekhyun yang sudah terlelap. Menanggalkan pakaiannya dan melemparkannya asal. Chanyeol memijit penisnya yang sudah menegang itu, mengurutnya perlahan hingga mengocoknya kencang.

Keringat dingin memenuhi tubuhnya karena sudah lebih dari sepuluh menit Chanyeol mengocok penisnya tetapi ia tak kunjung pelepasan.

Image

Ia tak bisa membayangkan sebuah fantasy sex selama fantasy nyatanya ada disebelahnya tengah tertidur pulas.

Dengan sedikit frustrasi karena tak kunjung pelepasan, akhirnya Chanyeol memilih untuk sedikit mewujudkan sex fantasynya. Chanyeol meraih tangan Baekhyun yang sudah tak sadarkan diri itu, menuntun jemari lentik itu menyentuh penisnya. Jari jemari lentik Baekhyun Chanyeol tuntun untuk memainkan lubang pipisnya dan memijit batang penisnya yang berurat, sedangkan tangan lainnya yang menganggur ia gunakan untuk barmain ditubuh Baekhyun, menyentuh nipple Baekhyun lalu membawa jari telunjuknya masuk melesak ke dalam mulut Baekhyun yang sedikit menganga, memainkan lidah si manis.

“Ahhh—Baekhyuahh kamu manis sekali—nghhh ahh ahh Baekhyunahh” Chanyeol terus mendesahkan nama Baekhyun saat ia mengocok penisnya brutal dengan jemari lentik Baekhyun. Dalam benaknya, ia pernah merasakan sentuhan yang sama pada penisnya. Sentuhan dari jari lentik yang nikmat hingga bisa membawanya melayang. Tetapi ia mengesampingkan pikirannya itu saat ini karena ia tengah mengejar kenikmatan untuk mencapai puncak pelepasan.

“Ahhh—ahhh Baekhyunahhh saya mau keluar—ahhhhh, Baekhyunahh jarimu nikmat sekali” Chanyeol terus mendesahkan nama Baekhyun tetapi si pemilik nama masih tertidur pulas disampingnya. Hingga pada kocokan terakhir, Chanyeol akhirnya mengalami pelepasan yang cukup hebat hingga membuat tubuhnya penuh dengan sperma miliknya.

Nafas Chanyeol terengah-engah setelah mendapatkan pelapasannya. Ia menatap lelaki manis disampingnya yang masih tertidur lelap itu.

“Baekhyun saya minta maaf” Ucap Chanyeol mengecup kening Baekhyun lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.


*Author's side note: ngewenya nanti aja kalo udah sah gimana? 🌚

Karena sejatinya orang yang kesepian lebih mudah mengungkapkan amarahnya, didalam lubuk hatinya, mereka hanya butuh perhatian kecil dari orang sekitarnya<

Senyumnya merekah ketika Baekhyun mendapatkan chat dari Bosnya. Pada dasarnya pekerjaan Baekhyun di Paradise Bar hanyalah seorang waiters. Tetapi tak jarang juga beberapa pelanggan disana membooking dirinya hanya untuk ditemani minum, tetapi jika ada pelanggan yang meminta having sex, Baekhyun selalu menyarankan agar menyewa stripper atau beberapa wanita malam yang sudah disediakan di Bar itu. Tetapi apabila pelanggan itu memaksa, ia akan menggunakan obat tidur yang ia masukan ke dalam minuman si pelanggan.

Sejujurnya kegiatan sex pertama Baekhyun di Bar itu saat ia hanya iseng memberi service Blowjob pada bossnya di kantor, Park Chanyeol. Baekhyun yang saat itu kesal karena bossnya yang selalu mengomelinya masalah pekerjaan yang tak usai usai, jadi ia iseng saja mengerjai om om sange yang menjadi bosnya itu. Tapi siapa sangka, saat Baekhyun membuka pintu kamar no 69 itu sosok bossnya itu tengah terduduk menatap interior kamar yang dibuat agak gelap itu.

Chanyeol yang tersadar akan kedatangan stripper favoritenya hanya mengembangkan senyum di wajahnya, menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala wanita cantik dengan nampan yang bersi botol wine ditangannya. Baekhyun yang menyadari bahwa tatapan Chanyeol saat dirinya menjadi wanita jadi-jadian sedikit berbeda, membuat Baekhyun menjadi sedikit kikuk.

“Hay” Begitulah sapa Chanyeol saat Baekhyun mendudukan pantatnya disebelah dirinya.

“Hay” jawab Baekhyun dengan senyum yang manis dimata Chanyeol. Tangan Baekhyun sudah bersiap membuka obat tidur yang terselip pada cincinnya, dan bersiap menuangnya dalam gelas wine yang akan dia berikan pada Chanyeol. Tetapi kegitannya itu tertahan saat Chanyeol membuka suaranya.

“Saya kesini bukan karena saya lagi horny, mengingat apa yang kamu lakukan pada saya terakhir kali. Saya kesini hanya butuh teman untuk minum dan sedikit mengobrol.” Ucap Chanyeol sembari meraih botol wine yang semula dipegang oleh Baekhyun.

Baekhyun tertegun melihat tingkah bosnya yang 180° berbeda seperti yang ia lihat dikesehariannya. Chanyeol dengan bahasa yang sopan dan dan senyuman yang membuat dimplenya tampak terlihat dengan jelas. Tidak seperti biasanya yang selalu menekuk alisnya dan bibir yang selalu melengkung ke bawah.

Baekhyun memandang Chanyeol dengan pupil yang semakin membesar, ia masih tak menyangka bahwa sisi manis bosnya sungguh menenangkan jika dipandang terus.

“Hey? Kamu gapapa?” Ucap Chanyeol dan melayangkan tangannya di hadapan wajah Baekhyun. Baekhyun langsung tersadar dari lamunannya, mengulaskan kembali senyumnya dan menggelengkan kepalanya.

“Ahh tidak, saya tidak apa-apa. Maaf jika service saya kemarin kurang memuaskan.” Baekhyun menundukan kepalanya memberi kata maaf yang sejujurnya ingin meminta maaf karena telah memberi obat tidur.

Chanyeol meraih dagu Baekhyun agar wajah cantiknya bisa ia tatap dengan jelas. Chanyeol masih penasaran dengan sosok wanita manis ini, seolah-olah ia pernah melihatnya, tetapi ia tak tau dan tak ingat dimana.

“Kamu cantik.” Ucapan Chanyeol itu langsung membuat buluk kuduk Baekhyun merinding, rasa panas pada pipinya dan juga sedikit rasa gerumulan di perutnya.

“Apa kita pernah bertemu srbelumnya? Kamu tampak tak asing dimata saya.” Deg Jantung Baekhyun langsung berdetak kencang. Apa pak Chanyeol sadar bahwa gue adalah anak buahnya yang selalu dia omelin? Begitulah batin Baekhyun.

Baekhyun langsung memalingkan wajahnya, ia takut jika semakin Chanyeol menatapnya, Chanyeol semakin sadar.

“Tidak sir, kemarin adalah pertama kalinya saya melihat anda sebagai pelanggan bar ini.” Baekhyun masih memalingkan wajahnya, tetapi Chanyeol langsung memberinya sebuah gelas dengan wine yang sudah ia tuangkan.

“Syukurlah, kalau kita belum pernah bertemu sebelumnya. Karena malam ini saya ingin sedikit berkeluh kesah.” Baekhyun semakin tertegun melihat mata bulat yang biasanya melotot kini tampak menyuratkan sebuah kesedihan.

“Bisakah saya tidur dipahamu? Jika kau tidak nyaman tidak apa-apa” Ucap Chanyeol usai menegak winenya. Baekhyun semakin kepalang melihat sisi manis bosnya ini. Bagaimana bisa Pak Chanyeol dengan aura seramnya bisa se-gentle ini??

“No, that's okay” menerima izin dari Baekhyun, Chanyeol langsung merebahkan tubuhnya dan mengalaskan paha Baekhyun sebagai bantalnya. Baekhyun sedikit degdegan karena ini juga kali pertamanya Baekhyun mendapatkan perlakuan manis dari seorang pria.

“Nama kamu siapa?” Tanya Chanyeol.

“Baekhee, tuan” Jawab Baekhyun. Ya itulah nama samaran yang ia gunakan saat melakukan pekerjaan malamnya.

“Nama yang indah, btw panggil saja saya Chanyeol.” jawab Chanyeol dan mengulaskan kembali senyumnya dan Baekhyunpun reflek mengelus surai perak milik Chanyeol.

“Iya Chanyeol” Kini giliran Baekhyun yang mengulas senyumnya.

“Margamu apa?” Pertanyaan Chanyeol kali ini sedikit membuat Baekhyun kebingungan, ia tak mungkin menggunakan marga Byun karena itu akan membuat Chanyeol semakin curiga.

“Park, Park Baekhee” Jawab Baekhyun asal.

“Park ya? Aku harap marga itu tak akan pernah berubah.” Senyum Chanyeol semakin meluas mengingat dirinya juga bermarga Park. Sial, kenapa harus park? Baekhyun kesal pada dirinya sendiri tetapi ia ttap mengulaskan senyum manisnya.

“Apa kau punya media sosial?”

Baekhyun berfikir sejenak, haruskah ia memberi tahu instagramnya yang terpapang foto dirinya sebagai Baekhee? Ahh itu hanya instagram tak akan menjadi masalah besar.

“Aku hanya memiliki Instagram.”

“Baguslah, setidaknya ketika aku melihat wajahmu aku akan terlupa akan masalah hidupku.” Baekhyun rasanya ingin berteriak, bagaimana bosnya yang galak itu bisa bersikap manis seperti ini.

“Tadi siang, atasan saya memarahi saya. Bukan memarahi seperti membentak tetapi lebih ke memperingati saya bahwa kinerja saya kurang baik. Saat itu saya langsung merasa bahwa saya selalu merasa kurang. Bahkan anak buah saya selalu meremrhkan saya.” Curhatan Chanyeol itu langsung membuat Baekhyun merasa bersalah. Tepatnya saat Chanyeol berkata bahwa dirinya selalu meremehkan Chanyeol.

“Saya selalu berusaha tegas, kepada anak buah saya tetapi mereka tetap menganggap bahwa tegasnya saya hanya main-main.” Rasanya Baekhyun juga ingin mencurakan hatinya mengenai Chanyeol yang selalu bersikap dingin dan jarang mengapresiasi kerja kerasnya.

“Mungkin kamu jarang mengapresiasi kerja keras bawahanmu, makanya mereka selalu menganggap remeh sikap tegasmu. Coba sesekali apresiasi mereka dengan hal kecil. Jalin hubungan yang baik dengan mereka, mulai dari hal hal kecil seperti sebuah kata semangat. Mereka akan menghargai sikap tegas kamu apabila kamu juga menghargai kerja keras mereka.” Akhirnya Baekhyun bisa mencurahkan keluh kesahnya pada bos yang selalu bersikap dingin dan penuh amarah itu.

“Kau benar, selama ini saya hanya memperlihatkan amarah saya pada mereka sampai saya lupa bahwa mereka juga manusia.” Baekhyun tersenyum mendengar ucapan Bosnya itu.

Rasanya ingin mencium kening bosnya dan mengucapkan terimakasih sudah sadar akan sikapnya selama ini. Tetapi satu hal yang membuat Baekhyun sadar saat menatap mata milik Chanyeol itu. Ia -Chanyeol- hanya kesepian dan butuh perhatian. Selama ini Chanyeol tak pernah nenceritakan tentang dirinya pada anak buah dan bahkan temannya dikantor tetapi ia memilih seorang stranger untuk menjadi tempatnya berkeluh kesah. Chanyeol saat ini adalah cerminannya saat 3 tahun lalu, saat Baekhyun kehilangan kedua orang tuanya. Baekhyun yang semula lelaki yang bersikap manis berubah menjadi pemarah dan melampiaskan kemarahannya pada adik perempuannya, hingga ia sadar bahwa ia saat itu hanya kesepian.

“Karena sejatinya orang yang kesepian lebih mudah mengungkapkan amarahnya, didalam lubuk hatinya, mereka hanya butuh perhatian kecil dari orang sekitarnya.” Ucap Baekhyun yang masih mengelus surai perak itu.

“Saya harap orang sekitar saya bisa memberikan perhatian kecil itu.” Baekhyun tersenyum menatap bosnya yang tengah menatap dirinya. Dalam hatinya, Baekhyun ingin sekali mengubah sikap bosnya itu perlahan walau mungkin agak susah untuk dimulai.

Chanbaek NSFW/ Hybrid Area

Having sex dengan Hybrid Black Mamba itu ibaratkan mengkonsumsi nikotin heroin maupun morfin. Itu akan membuatmu kecanduan serta melayang bagai terbang hingga langit ke-tujuh. – Bervan McCharty.

Bervan kaget ketika melihat sosok laki-laki blonde tengah merebahkan tubuhnya. Sesaat setelah Bervan melangkah mendekati lelaki itu, manik diantara keduanya bertemu, menatap tubuh satu sama lain. Bervan tersadar Bathrobenya masih terbuka dan menampakan penis mungilnya. Bervan langsung kikuk dan mengikat asal tali bathrobenya.

“Lo-lo siapa?” Bervan berjalan pelan, mendekati pria yang tengah menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala.

“Tuan, saya adalah peliharaan tuan mulai hari ini.” Ucap lelaki itu dan menundukan kepalanya memberi hormat.

“Wait, maksud lo?” Bervan dengan sigap menuju ke arah ia meletakan Hybrid Black Mambanya itu. Benar saja dugaannya, Box dari kaca itu sudah pecah berantakan. Dugaannya saat mandi juga benar bahwa si item yang sudah memecahkan Boxnya.

Bervan kembali melangkah menuju ranjangnya, menepuk pipi dari lelaki itu, memastikan bahwa itu benar si item yang berubah.

“Item?” lelaki itu hanya mengangguk tetapi air mukanya menampakan kekesalan, tampaknya ia tak suka dengan sebutan yang diberikan Bervan.

“Maaf tuan, saya tidak suka dengan panggilan itu.” Bervan hanya terkekeh mendengar ucapan Hybridnya itu.

“Terus, lo mau gue panggil apa?” Bervan tersenyum menatap bola mata kelam milik Hybridnya . Tampan sekali bahkan tampannya mengalahkan Willis.

“Apa saja selain itu, saya tidak suka.” Gurat merah muda terlihat jelas dipipi Hybrid barunya itu. Gemas sekali!!! Bagaimana bisa Prof. Yixing menciptakan Hybrid gemas seperti ini?!?!?!

“Hmmmm— bagaimana kalau Charles?” Hybrid itu langsung mengangguk antusias. Ia sangat menyukai nama itu, nama yang tampak keren bagi seorang Hybrid.

Bervan menatap lekuk tubuh Charles yang tampak seksi hingga tanpa sadar penis kecilnya mulai menegang di balik Bathrobe itu.

“Charles..”

“Iya tuan?”

Bervan tak menyahuti Charles tangannya menyusuri punggung Sexy Charles hingga akhinya tangan itu menyentuh ujung selimut. Niatnya ingin membuka selimut yang membaluti tubuh Charles, tetapi tangannya dihalang oleh Charles.

“Kenapa???”

“Maaf tuan, saya malu.” Lagi-lagi Hybrid itu blushing dan telinganya yang besar semakin berwarna merah tomat.

“Gausah malu— cupp gue Cuma mau liat bawah lo seberapa gede.” Bervan mengulaskan senyum miringnya, berbisik serta sedikit menjilat daun teliga Charles.

Dengan wajah yang masih semerah tomat, Charles pelan-pelan membuka selimut yang menutupi bagian bawahnya. Bervan tercengang saat melihat penis besar Charles yang juga sudah menegang.

Cuppp

Charles mencium leher putih Bervan, ia sudah tidak tahan melihat tubuh mulus tuannya yang membuat penisnya mengacung tegak bak menara Eiffel. Bervan yang juga sudah sange daritadi langsung menyambar bibir Plum milik Charles, meraupnya dan mencumbunya bak orang sedang kelaparan.


“Ahh— Charles, i like it nghhh—“ Charles menjilat puting merah muda Bervan, lidahnya yang masih berbentuk seperti lidah ular menyapu kasar puting lucu itu, sedangkan tangan kirinya asik memilin puting yang satunya.

Tubuh Bervan bergelinjang merasakan geli pada dadanya serta lubangnya yang sedari tadi digoda oleh kepala penis Charles. Charles kembali mengecup kulit putih Bervan, meninggalkan beberapa bekas di sekitar leher hingga dadanya. Tangan Bervan pun tak tinggal diam, ia langsung meraih tengkuk Charles agar ciumannya semakin mendalam.

“Ahhhh— Charles, Fuckkk, I like it.” Charles yang semula mencumbu area atas, kini perlahan menurun hingga lidahnya menggelitiki area pusar Bervan.

Lidahnya yang masih terbelah dua itu perlahan masuk kedalam pusar Bervan dan menari indah di dalamnya. Tubuh Bervan semakin menggelinjang, matanya ia kerlingkan karena nikmat berlebihan yang ia terima dari permainan Charles.

Melihat tuannya merasa puas, Charles langsung membalikan tubuh Bervan, mengangkat pantatnya agar lubang kenikmatan itu terlihat jelas di hadapannya. Lubang anal yang sudah sedikit mengeluarkan cairan membuat gairah Charles semakin mengebu-gebu. Dengan rasa lapar, Charles langsung menjilat cairan yang mulai menetes itu, lalu lidahnya yang cukup panjang ia memasukan ke dalam lubang pink Bervan, menyesap rasa manis yang dihasilkan oleh cairan alami Bervan.

“Aaaaahhhh— Charles please i need your dick ahhh righhttthh noww ahhh.” Charles menghiraukan permintaan tuannya, karena ia belum merasa puas dengan permainnya.

Lidahnya masih menyusuri lubang Bervan, masuk jilat lalu keluarkan begitu terus hingga lubang anal Bervan tak henti-hentinya mengeluarkan cairan.

Sudah dirasa lubang Bervan cukup basah, Charles mulai memasukan dua jarinya sekaligus, mengocok pelan agar lubang Bervan sedikit terbiasa.

“Ahhh—Ahhh.. Nghhhh Fuckkhhh. Faster please, Godhhhh” Mendengarkan cercauan tuannya, Charles langsung mengocok lubang itu dengan tempo cepat.

Clop

Clop

Clop

Clop

“Ahh, ahh, ahh, yess daddy. Righh therehhh ahhh” Charles merasakan jarinya tengah menyentuh benjolan kecil yang membuat tubuh Bervan semakin menggelinjang.

Dengan instingnya, Charles mengerti apa yang tengah ia sentuh hingga akhirnya ia mengocok lubang anal itu semakin menjadi-jadi, menabrakan benjolan kecil itu dengan jari-jari besarnya.

“Ahhhh Charhhh Lesshhh ahhh..I wanthhh cumhhh”

Splurt

Splurt

Splurt

Hanya dengan permainan lidah dan jari Charles saja sudah membuat Bervan mengalami pelepasan yang hebat. Bak air mancur, cairan kentalnya tak henti-henti keluar. Charles merasa sedikit kesal karena ia belum sempat memasukan penis tegangnya kedalam lubang Bervan. Bagimana bisa tuannya sudah terkulai lemas hanya dengan permainan sederhanannya itu.

Tanpa pikir panjang lagi, Charles langsung memasukan penis besarnya ke dalam lubang Bervan. Bervan sontak kaget melihat kelakuan hybridnya itu, ia baru saja pelepasan dan kini ia ingin menungganginya lagi? Yang benar saja? Tapi birahi Charles yang sudah diubun-ubun ia tak peduli terhadap tuannya yang berusaha menjauh darinya. Dengan satu hentakan kasar, penis besar itu berhasil masuk kedalam lubang Bervan.

“Aoohhh baby, your fucking hole so fucking tight. Ahhh—“ Charles mengerjapkan matanya merasakan penisnya dipijat oleh dinding lubang anal Bervan.

Saking besarnya milik Charles, tanpa disadari lubang Bervan sedikit mengeluarkan darah. Buliran bening berhasil menetes dari manik sabit Bervan. Sayangnya Charles tak menghiraukan tuannya, ia tetap memompa lubang itu dengan Brutal.

Plak

Plak

Plak

Plak

Image (Video On Qrt)

Image (Video On Qrt)

Suara aduan kulit semakin terdengar jelas, menampakan permainan charles yang begitu kejam dan membuat Bervan sedikit kewalahan karena harus mengalami pelepasan berulang kali.

“Ahhh—Ahhhh.. ahhh pleasehhh stophhh. Hiks.”

“No baby, i can’t stop arghhh fuckk. I think im—ahhhh”

Bervan bisa merasakan penis didalam lubangnya semakin membesar dan—

Splurt

Splurt

Splurt

Cairan kental Charles melesak masuk kedalam perutnya, dan saking banyaknya cairan itu bahkan keluar dari lubangnya. Bagaimana dengan Bervan? Bukan hanya sperma yang ia keluarkan dari tubuhnya, melainkan air mani yang begitu banyak juga ikut keluar dari tubuhnya. Ia terlalu menikmati permainan Hybridnya hingga untuk pertama kalinya ia merasakan squirt dan bermandikan sperma disekujur tubuhnya.

Image (Video on Qrt)

Image (Bervan's ass with Charles's Sperm)

Bervan tak akan menyangkal jika memang benar permainan sex Charles membuatnya menjadi candu yang belum ia pernah rasakan sebelumnya. Sebuah rasa bahagia yang membuat dirinya tak mau terlepas dari Charles.

Nafas Charles masih terengah-engah usia mendapatkan pelepasannya, dengan sisa tenaga yang ia miliki, akhirnya ia memilih untuk berbaring dan memeluk tubuh mungil tuannya, membisikan kata-kata manis dan mengecup kening tuannya beberapa kali.

“i’m sorry if i hurt you. Cupp...”

“No, Charles i like it, gue mau ngewe sama lo tiap hari hehe.”

“Maaf tuan, jika ini mengganggu anda tolong katakan.” Bervan menyatukan alisnya kebingungan, tapi belum sempat ia bertanya apa makdusnya?, Bervan sudah merasakan sesuatu yang dingin meliliti tubuhnya, dengan ujungnya yang tumpul tengah berusaha masuk kedalam lubangnya. Bervan yang panik langsung membuka selimut yang menyelimuti tubuh mereka.

Mata Bervan langsung melotot melihat apa yang tengah melilit tubuhnya. Sesuatu yang dingin itu ternyata berasal dari tubuh Charles yang mulai berubah. Walau tak semua hanya dari bagian pinggang hingga kakinya. Ujung ekor Charles juga berusaha masuk kedalam lubang anal Bervan. Bervan yang sedikit syok langsung menengok kearah Charles yang tengah tertidur lelap dengan wajah tampannya.

“Ap—“

“Jika tuan terganggu saya bisa ber—“

“No, i like it, please masukin ekor lo lagi dikit— ahhhh”

Charles mengulas smirknya, mendengarkan desahan tuannya saat ia memainkan ekornya dilubang kenikmatan itu. Dengan nafsu yang masih tersisa kini Charles memulai permainannya hingga pagi tiba melesak lubang Bervan dengan ekor nya yang hitam legam dan memberi gigitan ular yang membekas pada leher Bervan.

Having sex dengan Hybrid Black Mamba itu ibaratkan mengkonsumsi nikotin heroin maupun morfin. Itu akan membuatmu kecanduan serta melayang bagai terbang hingga langit ke-tujuh. – Bervan McCharty.


Bervan and Charles Footage

Kalo ga nyaman please skip

⚠️ . . .

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Image

Author's side note : I already warned u guys hehe 😬✌🏻