
Disclaimer: Ada adegan Nantaimori, tapi hanya sebatas sex play tidak bermaksud untuk menyinggung tradisi itu. Ingat ini semua hanya fiksi belaka. Anything can happen in Fiction
Guyuran hujan yang lebat, mengakibatkan temperatur Kota Seoul menjadi semakin rendah. Dinginnya udara malam itu membuat sebagian orang memilih untuk berdiam diri didalam rumah, menghangatkan diri dengan coklat panas dan api unggun yang dinyalakan. Berbeda dengan Park Chanyeol, seorang Alpha yang dikenal dengan kebringasannya, dan juga kekejiannya sebagai seorang gangster di kota itu. Entah sudah berapa nyawa melayang ditangannya, bahkan pemerintah Kota Seoulpun takut dan tak berani macam-macam padanya. Tetapi ketakutan itu hanya gimik belaka, nyatanya pemerintah justru memanfaatkan Kelompok Gangster Chanyeol sebagai senjata politik.
Sedari tadi, Chanyeol hanya menatap lelaki tua yang diketahui adalah seorang Beta itu, menelisik tubuhnya yang buncit sedang terkapar sekarat di kakinya. Tetesan darah segar masih mengalir deras dari lehernya yang baru saja ia sayat. Sebuah deringan dari telepon genggam pada tangan lelaki tua itu, menginterupsi atensi Chanyeol. Panggilan dari salah satu anggota kepolisian Seoul membuat Chanyeol semakin geram kepada lelaki tua yang sudah kehilangan nyawa itu.
BRAKKKKK
Dengan satu ayunan palu besar dari tangan Chanyeol, ia berhasil menghancurkan telepon genggam sekaligus tangan si lelaki tua itu. Huekkkkk Cuuhhhh Chanyeol meludah tepat diwajah si lelaki tua itu. Dua ajudan Chanyeol yang sedari tadi memayunginya, segera memberikan sebuah saputangan untuk membersihkan sisa liur yang keluar saat ia berludah tadi. Jika kalian bertanya, mengapa tak satu orangpun yang melaporkan pembunuhan tersebut? Jangankan orang berlalu-lalang, gang kecil itu hanya dihuni oleh kecoa dan tikus yang hidup liar disekitar sana, gang kecil itu terlalu jauh dari jangkauan pusat kota, jadi itu adalah tempat yang aman untuk melancarkan aksinya.
Chanyeol yang sudah usai dengan urusannya, akhirnya berbalik pergi sembari melepaskan sarung tangan hitamnya dan juga jas hitam legam yang ia kenakan untuk dibakar oleh anak buahnya, agar bukti pembunuhan itu segera lenyap, maka polisi tidak akan pernah tau siapa pembunuh lelaki tua itu yang ternyata adalah salah satu calon wali kota yang akan menjabat pada pemilu bulan depan.
“Bersihkan si tua bangka itu!” begitulah titah Chanyeol pada beberapa anak buahnya yang sudah sedia membawa bensin dan beberapa cairan kimia lainnya untuk melenyapkan jasad lelaki tua itu.
Dengan langkah yang gagah, Chanyeol memasuki BMWnya lalu menjetikan jarinya, memerintahkan si supir untuk melajukan kendaraannya. Dua hari lagi, fenomena blue moon akan terjadi, Chanyeol sedari tadi tampak gelisah karena sampai saat ini ia belum menemukan seorang Omega yang akan memuaskannya saat masa rut. Dari kalangan semua Alpha, Chanyeol tergolong Alpha yang unik, dimana ia bisa merubah bentuk dirinya menjadi serigala yang utuh saat bulan purnama tiba. Hal itu juga yang membuat sebagian musuhnya merasa takut, karena Chanyeol bisa saja mengubah dirinya menjadi serigala lalu menerkam mangsanya, mencabik kulit mereka dan memakan daging segar dari musuhnya. Masa rut Chanyeol juga teratur, hanya setiap Fenomena Blue Moon terjadi. Biasanya Chanyeol akan memerintahkan anak buahnya untuk mencarikannya seorang omega laki-laki, dan setelah ia puas dan masa rutnya telah selesai, ia akan langsung merubah wujudnya menjadi seekor serigala dan memangsa omega itu. Hal itu ia lakukan bukan tanpa alasan, ia hanya trauma jika kejadian 17 tahun lalu akan terulang kembali, dimana seorang omega cantik meninggalkan dirinya.
Chanyeol menatap keluar jendela, menelisik setiap jalanan kota yang sepi karena hujan yang masih turun walau hanya gerimis. Chanyeol meraih sebatang rokok pada sakunya, menurunkan kaca jendela mobil dan menghisap rokoknya dalam-dalam. Matanya ia pejamkan, pikirannya masih kalut karena tak satupun omega yang bisa ia temui malam ini. Kepulan asap rokok yang berhembus membuat rasa dingin akibat gerimis bisa membuatnya sedikit berasa hangat. Saat Chanyeol ingin menghirup aroma nikotin itu, ada sebuah aroma lain memaksa masuk kedalam indra penciumannya. Sebuah aroma feromon yang manis bak vanila dengan sedikit sentuhan coffee, buah per dan orange blossom yang menenangkan. Ini adalah aroma feromon jatuh cinta, Chanyeol pernah merasakan feromon ini sebelumnya. Aroma feromon itu semakin kuat, hingga pikiran Chanyeol melayang dimabukan oleh aroma feromon favoritenya ini.
Wait— Chanyeol membuka lebar matanya, melihat sekelilingnya. Saat ini mobilnya masih terhenti karena lampu merah, tetapi aroma feromon manis itu semakin menajam. Chanyeol yang kepalangpun langsung turun dari mobil dan mencari sumber feromon itu. Langkahnya berjalan cepat mengikuti aroma feromon itu berasal, hingga akhirnya ia terhenti ditengah jalan dan—
Ckiiittttttttt
Sebuah mobil sedan, hampir saja menabrak dirinya jika saja sang pengemudi tak sigap untuk tancap pedal rem. Tetapi Chanyeol tak memperdulikan pengemudi yang tengah mengamuk itu, karena kini matanya menangkap sesosok lelaki mungil yang tengah mengadahkan kepalanya, membiarkan rintik hujan membasahi kulit wajahnya. Aroma feromon yang kuat itu ternyata berasal dari lelaki mungil itu. Lelaki itu tampak masih remaja, karena Chanyeol bisa melihat dari pakaian yang ia kenakan, sebuah setelan vest dan juga kemeja ala anak SMP di kota Seoul. Chanyeol terpatung ketika melihat remaja itu tengah tersenyum menatap langit, mengeluarkan feromon jatuh cinta yang Chanyeol selalu rindukan selama ini.
Indah Begitulah batin Chanyeol saat menyadari manik sabit lelaki mungil itu menatap dirinya yang masih berdiri ditengah jalan.
Tinn—tinn—tinn
“AWAS!!!!”
Sebuah truk, hampir menabrak chanyeol /lagi/ kalau saja lelaki mungil itu sadar dan langsung mendorong tubuhnya hingga membentur trotoar. Chanyeol menelisik sosok remaja lelaki yang tengah mengukungnya, menghirup aroma feromon yang masih sama manisnya.
“Ahjussi, kau tidak apa-apa?” remaja laki-laki itu menatap setiap sudut tubuh Chanyeol mencari apakah ada yang terluka atau tidak. Chanyeol yang masih candu dengan feromon remaja itu langsung mengendus pucuk kepalanya, menghirup setaip feromon yang lepas.
Kini hujan telah berhenti, cahaya bulan kembali menyeruak memenuhi Kota Seoul, lolongan serigala terdengar jelas membuat Chanyeol kembali tersadar bahwa masa rutnya tidak lama lagi.
“Ahjussi, kulitmu bersinar.” Ucap lelaki remaja yang masih setia terduduk di hadapan Chanyeol. Kulit Chanyeol bercahaya bak taburan bubuk permata ketika cahaya bulan menyinarinya. Chanyeol hanya memandang remaja dihadapannya, wajah remaja itu tampak tak asing dimatanya, tapi disisi lain Chanyeol juga berfikir jika remaja itu bisa ia jadikan pemuas nafsunya semasa rut. Untuk dibunuh? Bisa ia pikirkan nanti saat ia sudah tau asal-usul remaja itu.
“Siapa namamu?” Tanya Chanyeol dengan suara beratnya yang sungguh candu.
“Baekhyun, Park Baekhyun Ahjussi”
“Park, hah?” Chanyeol dengan senyum miringnya langsung meraup wajah lelaki remaja itu dengan saputangan yang sudah berisi obat tidur yang Chanyeol sudah siapkan sedaritadi.
Awalnya remaja yang bernama Baekhyun itu berontak sampai akhirnya ia pingsan terkulas lemah dipelukan Chanyeol. Dua ajudan Chanyeol yang sedari tadi setia menunggu di mobil, langsung berlari kearah bosnya, menggendong Baekhyun dan memindahkannya dikedalam mobil.
Baekhyun mengerjapkan kedua matanya, menetralkan rasa pusing akibat menghirup obat tidur itu. Sorot matanya menelisik setiap inci disekitarnya, berusaha menyadarkan dimana dirinya berada saat ini. Aku dimana? Sebuah ruangan yang cukup luas dengan dekorasi serba putih membuat Baekhyun tersadar dirinya sedang berada di tempat yang ia tak kenal. Ia langsung menyikap selimut yang menyelimuti dirinya. Pakian sekolahnya sudah tanggal, dan kini ia hanya menggenakan sebuah kemeja putih yang kebesaran dan sedikit tembus pandang dengan sebuah celana dalam putih yang bahkan bukan miliknya menutupi area bawahnya.

Baekhyun panik, apakah ia akan diperkosa oleh Ahjussi yang ia temui tadi? Atau bahkan lebih parah lagi? Seperti menjual dirinya pada Alpha lainnya. Dengan sisa tenaga yang Baekhyun miliki, Baekhyun langsung bangkit dari ranjang itu dan berlari menuju pintu diujung ruangan tersebut. Sial pintunya terkunci. Berkali-kali Baekhyun berusaha membuka gagang pintu itu, tetapi hasilnya tetap sama, pintu itu tak mau terbuka hingga akhirnya sebuah aroma feromon yang menyejukan menginterupsi pergerakannya.
Tap—Tap—Tap Sebuah derap langkah semakin mendekat, Baekhyun yang panik hanya berdiri di depan pintu dan menundukan kepalanya.
“Are you lost baby boy?” Suara berat seorang lelaki mengalun di telinga Baekhyun membuatnya sedikit bergidik dan membangunkan bulu kuduknya. Baekhyun masih menundukan kepalanya, ia takut menatap laki-laki yang tengah mengukungnya di pintu itu.
“Pretty little omega.” Ucap Chanyeol sembari meremas pipi pantat Baekhyun. Yaps, pemilik suara berat itu adalah Chanyeol. Dengan setelan jas formal dan sepatu pantofel yang berkilap, Chanyeol menghampiri Baekhyun yang tengah berusaha kabur dari kamarnya.
“Ahjussi, kau mau apa? Kenapa kau menculikku? Bukankah aku sudah menyelamatkanmu?” Baekhyun semakin bergetar tat kala tangan Chanyeol mulai menjamah tubuhnya. Jari jemari besar itu menari indah dibalik kemeja putih itu, menyusuri setiap inci tubuh putih bersih milik Baekhyun.
“Kau menyelamatkan orang yang salah sayang.” Bisik Chanyeol dengan suara beratnya dan mengulum daun telinga Baekhyun hingga Baekhyun rasanya ingin mendesah tapi ia berusaha tahan.
“Ahhh—Ahjussi jangan, aku mohon.” Akhirnya Baekhyun melepaskan juga desahannya saat jari jemari Chanyeol mulai memainkan nipplenya.
“Desahanmu indah sekali sayang, aku jadi tak sabar mencicipimu.” Chanyeol mengecup leher Baekhyun, menghirup aroma feromon manis Baekhyun yang sudah menjadi candu bagi Chanyeol.
“Ahjussi, aku mohon ahh—nghhh” desahan Baekhyun semakin menjadi saat jari jemari Chanyeol masuk kedalam celana dalamnya, dan memasukan jari tengahnya kedalam lubang Baekhyun yang sudah sedikit basah. Chanyeol sedikit mengocok jarinya di tengah lubang sempit itu. Alunan desahan Baekhyun yang merdu itu sudah berhasil membuat Chanyeol kecanduan dan semakin mengocok jarinya dengan tempo yang cepat hingga akhirnya Baekhyun mengalami pelepasan untuk pertama kalinya.
“Kau sungguh menikmati jariku sayang, aku suka itu. Sekarang bersihkanlah dirimu, aku sudah menyiapkan baju untukmu.” Bisik Chanyeol dan meninggalkan Baekhyun yang masih terduduk lemas didepan pintu.
’ Kenapa pelepasan pertamaku harus begini hiks— Besok aku akan mengalami heat pertamaku. Aku harus kabur dari tempat ini hikss—‘ Baekhyun menangis tersendu mengingat saat blue moon nanti ia akan mengalami heat pertamanya.
Baekhyun telah selesai membersihkan badannya sesuai dengan intruksi Chanyeol, Baekhyun menggunakan setelan lingrie yang sudah disiapkan diatas kasurnya. Lingrie dengan bordiran bunga mawar yang menutupi susunya, dan juga sebuah thong yang menutupi penisnya yang mungil. Baekhyun memperhatikan dirinya dari cermin, menelisik tubuhnya yang mungil dan putih itu terbalut pakian yang sungguh minim.

Baekhyun merasa jijik, ia tampak seperti omega jalang yang siap melayani Alpha yang kehausan akan sex. Air matanya kembali mengalir saat ia kembali mengingat mendiang ibunya. Ibunya adalah seorang omega yang berparas cantik dan berhati lembut. Tetapi, akibat ulah dari Alpha yang tak bertanggung jawab itu, ibunya harus mengasuh dirinya seorang diri sampai akhirnya sang ibu meninggal dunia. Almarhum ibunyapun pernah bercerita, jika sang Alpha yang menghamilinya tak pernah mengklaim dirinya dan meninggalkannya begitu saja. Karena hal itulah ibunya selalu wanti-wanti terhadap Baekhyun jika bertemu dengan seorang Alpha. Tetapi naas sekali nasib Baekhyun, sifat baik hatinya justru mengantarkan dirinya pada lubang neraka seorang Alpha.
Tok—Tok—Tok—
“Permisi tuan, Bos besar telah menunggu anda di meja makan.” Ucap salah satu ajudan Chanyeol yang sedari tadi mengawasinya dari luar kamar. Baekhyun hanya mengangguk dan membersihkan air mata yang tumpah dipipinya.
Dengan setelan lingrie yang ia gunakan, tak ada satupun ajudan Chanyeol yang berani menatapnya. Itu sudah menjadi peraturan umum di mansion mewah ini, apabila salah satu ajudannya berani menatap omega si Bos Besar, maka tak segan-segan Chanyeol akan langsung membunuhnya.
Baekhyun menyusuri tangga yang beralaskan karpet merah itu, berjalan dengan kakinya yang terlanjang menuju meja makan yang ditunjukan oleh salah satu ajudan Chanyeol yang kini tengah menuntunnya.
Mansion milik Chanyeol ini begitu luas, ruang tengahnya dihiasi oleh Chandelier dari kristal dan juga perapian yang cukup besar.
Sesampainya di meja makan, Baekhyun menatap Chanyeol yang tengah menyesap winenya. Dengan sedikit ragu, Baekhyunpun mendudukan dirinya di ujung meja makan yang begitu panjang ini, bak meja makan istana.
“Siapa yang menyuruhmu untuk duduk disana? Kemarilah, duduklah disini” Ucap Chanyeol dan menepuk pahanya. Baekhyun semakin ketakutan, tubuhnya bergetar, ia semakin takut apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan langkah pelannya, Baekhyun akhirnya mendaratkan pantatnya tepat diatas paha sang Alpha.
“You look sexy with this my baby boy.” Chanyeol mengusap ibu jarinya pada bordiran bunga mawar di lingrie Baekhyun, membuat nipple nya geli akibat gesekan kain bordiran itu.
“Ahjussi, akuu mohon hentikan—ahh” Chanyeol semakin menekan jarinya memainkan nipple yang berada dibalik kain itu dan membuat Baekhyun semakin melepaskan lenguhannya.
“You ask me to stop, tapi kamu mendesah ketika aku menyentuhnya. Apa itu artinya kau mau lagi?” dengan senyuman miringnya, Chanyeol menarik kedua kaki Baekhyun, meletakan kakinya diatas meja hingga Baekhyun mengangkang sangat lebar.
“Tolong ambilkan mainanku” Titah Chanyeol pada salah satu ajudannya. Ajudannya itupun segera berlari menuju kesalah satu ruangan dan kembali dengan sebuah kotak yang berukuran sedang.
“Ini Tuan.” Ajudan itu menyerahkan kotak tersebut, kotak yang terbuat dari kayu dengan kunci gembok yang masih menyatu.
Sesaat Chanyeol membuka kotak itu, Baekhyun langsung membelalakan matanya melihat isi dari kotak tersebut yang ternyata berisi bnyak sekali sex toy milik Chanyeol. Chanyeol meraih sebuah vibrator kecil berwarna hitam dan juga sebotol lube yang ia langsung oleskan pada vibrator itu. Chanyeol menyalakan vibrator itu dengan ponselnya, lalu memainkannya di penis mungil Baekhyun yang masih terlapisi oleh Thong.
“Ahjussi—jangan, aku ga kuat—ahh—ahh—aah” Baekhyun semakin mendesah saat vibrator itu masuk kedalam lubangnya, bergetar hebat hingga akhirnya Baekhyun pelepasan lagi. Baekhyun terkulai lemas di dada Chanyeol, tetapi permainan Chanyeol belum usai sampai sana, Chanyeolpun mengangkat tubuh Baekhyun dan mendudukannya diatas meja makan.
“Do you wanna play with me baby boy?” Tanya Chanyeol pada Baekhyun. Baekhyun langsung menggeleng menolak ajakan Chanyeol. Chanyeol menyeringai, jari jemarinya langsung memainkan ponselnya, menaikan tempo getaran vibrator yang masih menancap pada lubang Baekhyun. Tubuh Baekhyun semakin bergetar, desahannya semakin menjadi-jadi.
“Ba-baiklah Ahjussi aku akan bermain denganmu, tapi ahh—tolong hentikanlah benda ini.” Chanyeol akhirnya menurunkan tempo getaran vibrator itu, membuat Baekhyun merasa sedikit lega.
“Permainannya sungguh mudah baby boy, kau hanya mengikuti ucapanku. Jika kau membantah aku akan mengoyak lubangmu dengan vibrator itu, paham?” Baekhyun hanya mengangguk merespon ucapan Chanyeol.
“Sekarang bukalah pakaianmu itu baby boy.” Chanyeol menyandarkan tubuhnya, memperhatikan jari jemari Baekhyun yang lentik tengah melepaskan Lingrie dan juga thongnya yang ia kenakan itu.
“Mengangkanglah lebih lebar lalu mainkan kedua nipplemu sayang” Baekhyun kembali membuka kakinya lebar, menampakan lubangnya yang sudah basah, dan penis mungilnya yang sedikit menegang. Jari jemari Baekhyun bergetar, ia ragu meraih nipplenya tetapi tatapan ganas pada mata Chanyeol membuatnya ketakutan. Jari lentiknya menyentuh kedua nipplenya, melintir dan menekannya berkali-kali, sensasi luar biasa yang Baekhyun rasakan belum lagi vibrator yang dilubangnya yang lambat laun bergetar semakin kencang.
“Ahhh—nghh”Baekhyun mendongakan kepalanya merasakan nikmat yang berlebihan pada tubuhnya. Chanyeol mulai ereksi melihat omega cantik itu memuaskan dirinya. Chanyeol menelan ludahnya kasar, dan tangan kirinya diam-diam mengurut penisnya yang mulai menegang. Baekhyun masih menikmati permainan jarinya sendiri, hingga nipplenya mulai kemerahan.
“Berbaringlah sayang, ini waktuku untuk makan malam.” Baekhyun menghentikan permainannya dan berbaring pada meja makan itu dengan kaki yang masih mengangkang.
Chanyeol nepuk tangannya dua kali, dan dalam sekejap para pelayan rumah tangga membawa sayuran segar dan juga beberapa piring daging ikan mentah seperti sashimi. Para pelayan menata sayuran itu pada tubuh Baekhyun, awalnya ia ingin berontak karena sensasi dingin dan geli disekujur tubuhnya, tetapi saat melihat tatapan Chanyeol, Baekhyun mengurungkan niatnya.
Setelah makanan itu tertata rapi ditubuh Baekhyun, Chanyeol meraih sumpitnya yang terbuat dari emas murni 24karat. Kecap asin yang berwadahkan keramik kecil yang mewah itu ia tuangkan keatas daging sashimi yang tepat berada di nipple Baekhyun. Kecap asin itu menetes mengenai nipple Baekhyun, tetapi dengan sigap Chanyeol langsung menjilat kecap asin itu dan menghisap nipple Baekhyun.
“Ahh—Ahjussi, hentikan—nghhh“ Baekhyun kembali melenguh saat sumpit Chanyeol masuk kedalam lubang Baekhyun, mengoyak lubang iitu dengan sumpit agar si vibrator yang tengah bergetar itu keluar. Sensasi dingin dan geli yang dirasakn Baekhyun membuat dirinya harus mengeluarkan cairan putih bak susu itu dari dalam lubangnya saat vibrator itu berhasil keluar.

Chanyeol tersenyum puas ketika melihat cairan itu banjir keluar dari lubang cantik Baekhyun, puas dengan permainannya Chanyeol menjilat sumpitnya lalu memasukan beberapa daging sashimi kedalam mulutnya, hingga hanya tersisa daging yang masih menempel didekat nipple baekhyun. Chanyeol mengarahkan sumpitnya ke nipple Baekhyun, memaninkan pentil yang mengeras itu dan menyumpitnya beberapa kali hingga desahan Baekhyun kembali nyaring terdengar di telinga Chanyeol.
“Time for dessert.” Ucap Chanyeol dan meraih whipping cream, mengolesi ujung penis Baekhyun dan disekitar lubang analnya. Dalam sekali gerak, Chanyeol langsung mengulum penis mungil itu, menjilati whipping cream yang masih melekat pada ujung penis baekhyun. Jilatan Chanyeol semakin menurun, hingga akhirnya lidah itu asik menari memutari lubang Baekhyun, menjilat whipping cream dan sesekali memasukannya kedalam lubang Baekhyun, menyedot sisa cairan putih yang ternyata rasanya asin-asin manis. Setelah memainkan lubang Baekhyun, Chanyeol kembali mengulum penis mungil itu, sesekali ia menggigit ujung penis Baekhyun karena gemas.
Chanyeol mengocok penis si mungil dengan mulutnya, hingga dirasanya tubuh Baekhyun sudah bergetar hebat, Chanyeolpun melepas kuluman itu dan mengocok dengan tangannya.
“Nghhh—Ahjussi, saya mau keluar.”
“Just do it my baby.” Cairan Sperma yang kental keluar dari penis Baekhyun, mengotori tangan Chanyeol dan juga meja makan berbahan dasar kayu mahoni itu. Chanyeol menjilat sperma Baekhyun yang masih tersisa di tangannya itu, lalu mengecup kening Baekhyun.
“Your so beautiful my omega, can’t wait to taste you tomorrow.” Itulah ucapan terakhir Chanyeol sebelum ia meninggalkan Baekhyun yang masih terkapar di meja makannya, menyuruh pelayan wanitanya menggendong Baekhyun kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
Keesokan harinya
Chanyeol merendamkan tubuhnya dengan air susu hangat dan juga beberapa kelopak bunga mawar, menyiapkan dirinya untuk ritual rutnya nanti malam.
“Kau sudah menemukan informasi tentang omega itu?” tanya Chanyeol pada salah satu ajudan yang sedang berada disebelah bak mandi itu. Namanya Mark, seorang Beta yang menjadi ajudan kepercayaan Chanyeol.
“Dia seorang yatim piatu yang diasuh oleh paman dan bibinya tuan.” Ucap Mark menyerahkan tablet yang berisi data diri Baekhyun.
“Nama paman dan bibinya Byun Baekbeom dan Lee Min Seo, lalu darimana dia dapat marga Park? Siapa nama ayah dan ibunya?” tanya Chanyeol pada Mark.
“Maaf tuan, kami sama sekali belum menemukan siapa orang tua omega itu.” Sahut Mark yang masih menundukan kepalanya.
“Segera cari sebelum aku menghabisinya malam ini.” Chanyeol menyerahkan Tabletnya kembali pada Mark.
“Baik Tuan.”
Tok—tokk—tokk—
Pintu kamar mandi Chanyeol berketuk dengan kencang, firasatnya mengatakan ada hal buruk yang terjadi. Chanyeol mengisyaratkan mark untuk membuka pintunya, dan benar saja.
Salah seorang ajudan Chanyeol masuk dengan kondisi nafas terengah-engah dan keringat dingin di pelipisnya. Ajudan itu adalah Jaehyun seorang Beta yang bertugas untuk menjaga kamar Baekhyun.
“Ada apa?”
“Gawat tuan— ini sungguh gawat” Ucap Jaehyun dengan nafasnya yang masih terengah-engah.
“Gawat bagaimana? Apanya yang gawat?” Chanyeol mengernyitkan alisnya berusaha memahami ajudannya.
“Si Omega tuan—“
“Ada apa dengan dia?”
“Aku rasa dia sedang heat tuan.” Ucapan Jaehyun itu membuat Chanyeol langsung berdiri dan langsung berjalan menuju kamar Baekhyun. Bahkan Chanyeol sudah tak peduli dengan tubuh terlanjangnya dan juga air yang menetes dari tubuhnya.
Sesampainya didepan pintu kamar Baekhyun, Chanyeol dapat mencium feromon manis itu begitu kuat tetapi aroma feromon ini lebih seksi dari sebelumnya.
“Mhhhhh—ahhh—nghhh, Ahjussi lebih dalam ahh—“ Chanyeol dapat mendengar cercauan merdu itu dari luar pintu. Senyum miringnya terulas lebar, melihat kelakuan omeganya yang tak disangka-sangka tengah heat itu.
“Siapkan lilin, permen dan juga whiski dengan es batu, aku rasa aku akan memajukan jadwal ritual.” Titah Chanyeol pada Jaehyun.
Saat Chanyeol membuka pintu kamar Baekhyun, aroma feromon yang seksi itu langsung memenuhi isi kepala Chanyeol. Sialnya, aroma feromon itu langsung membuat penisnya mengeras dan tegang. Chanyeol memperhatikan Baekhyun yang tengah asik memasukan jari-jari lentiknya kedalam lubang sempit itu sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk mengocok penisnya.

“Ahhh—Ahjussi, kenapa Ahh—kau ada disini?” Aroma feromon yang sejuk bak hutan pinus itupun berhasil menginterupsi atensi Baekhyun, tetapi ia tetap melanjutkan kegiatannya tak peduli bahwa kini seorang Alpha tengan kehausan.
“Aku akan memuaskanmu sayang,”
Chanyeol mengambil beberapa es batu dari gelas wishkinya, memasukan es batu tersebut kedalam lubang Baekhyun.
“Ahjussi, dingin ahhh”
“Tapi kau suka kan?” Baekhyun mengangguk, ini adalah sex pertamnya dan ia sudah merasakan hal-hal menakjubkan seperti ini, merasakan perutnya yang dingin karena dimasuki beberapa es batu kedalamnya.
Chanyeol meraih sebuah lolipop yang sudah disiapkan sebelumnya, mengulumnya sebentar lalu memberikannya pada Baekhyun.
“Ahjussi, kenapa kau memberikan aku permen?” Tanya Baekhyun yang masih kebingungan. Keringat dinginnya makin menetes karena ia dilarang bermain sendiri oleh sang Alpha dan membuat heatnya semakin menjadi.
“Masukan permen itu kelubangmu sayang, biarkan lubangmu manis karena memakannya.” Mendengar titah Chanyeol, Baekhyunpun langsung menurutinya. Ia memasukan lolipop yang sudah basah itu kedalam lubangnya, sesekali Baekhyun mengocok permen itu karena ternyata sensasi yang ia rasakan begitu nikmat, belum lagi es batu yang perlahan mencair menambahkan gairahnya dalam mengocok lubangnya dengan permen itu.

“Ahjussi—ahh—nikmathh sekali. Ahjussi aku suka permen ini ahhh, Ahjussi mhhh ahh” Nikmat sekali, benar-benar nikmat desahan omeganya yang satu ini, belum lagi aroma feromon yang manis bagai candu itu semakin menyeruak, memenuhii setiap sudut ruangan ini.
“Kocok terus sayang, sampai permen itu habis di lubangmu.” Penis Chanyeol yang sudah menegak karena desahan omeganya itupun langsung ia kocok dengan tangannya, mengarahkan penisnya pada mulut Baekhyun yang sudah terbuka karena mendesah itu, dam memaksakan penisnya masuk kedalam mulut Baekhyun.
“Yesss Baby-ahhh your throat so damn Good. Oh God fuck—Ahh—ahh Baekhyunah, Park Baekhyun..” Chanyeol menggenjot penisnya kedalam mulut Baekhyun hingga menyentuh tenggorokannya, sedangkan Baekhyun masih asik mengocok lubangnya dengen permen yang kian mengecil itu.
“Ahh—ahh ahh Nice baby boy, so nice saya akan keluar.” Chanyeol mengeluarkan penisnnya dari mulut Baekhyun dan kembali mengocok dengan tangannya.
“Buka mulutmu sayang, dan nikmatilah cairan ini.” Dengan nafas yang terengah-engah akibat pelepasan juga, Baekhyun langsung menuruti perintah Chanyeol, membuka mulutnya dan menampung semua sperma yang keluar dari penis besar Sang Alpha.

“Ahjussi—permennya” Baekhyun meraih tangkai permen yang ia kocok tadi dilubangnya. Permennya sudah abis akibat dilalap oleh lubangnya yang hangat. Melihat hal itu, Chanyeol tersenyum bangga karena omeganya yang pintar dalam memainkan lubang senggamanya.
“Let me taste it baby, menunggilah” Tanpa berfikir lagi Baekhyun langsung menuruti perintah Chanyeol untuk menungging, memperlihatkan lubangnya yang sudah basah dan manis itu. Bak serigala kelaparan, Chanyeol langsung meraup lubang Baekhyun, menyesap rasa manis dari permen yang iia kocokan sebelumnya. Lidah Chanyeol yang panjang itu mulai menari masuk kedalam lubang Baekhyun menjilat sisa sisa rasa manis dan juga es batu didalamnya.

“Ahhh—Ahjussi nikmat sekali, saya suka. Lebih dalam—please” Sesaat Chanyeol ingin menjilat lubang itu lebih dalam lagi, lolongan serigala mulai terdengar ditelinganya. Sebentar lagi ritual Blue Moonnya akan dimulai dan mengubah dirinya menjadi serigala seutuhnya. Mengetahui itu akan terjadi, Chanyeol langsung merebahkan tubuh omeganya itu, membuka lebar kedua kakinya hingga lubang Baekhyun yang berkedut itu terpampang jelas didepan Chanyeol.
“Prepare yourself baby boy, and Call me your Alpha” Ucap Chanyeol. Baekhyun hanya mengangguk dan mematuhi setiap perkataan Chanyeol, karena malam ini ia akan dipuaskan hasratnya dengan seorang Alpha yang tangguh.
“Alphaku—“ Sesaat Baekhyun mengucapkan kata itu, kedua bola mata Chanyeol langsung berubah menjadi sepasang mata serigala yang indah, taring-taringnya yang tajampun mulai tumbuh perlahan, kulitnya yang disinari cahya bulan tampak begitu berkilau bak bongkahan permata.
Chanyeol memasukan dua jari sekaligus kedalam lubang Baekhyun, mengocoknya dengan tempo yang cepat.

“Nghhh Alpha—ahh—ahh enak sekali Alpha, nikmat Alpha ahhh—ahh” Setelah dirasa lubang itu sudah cukup menlonggar, dengan sekali hentakan, Chanyeol langsung memasukan penisnya, memompa lubang Baekhyun dengan Brutal.

“Baby, your hole so nice fuck ahh—ahhh—“
“Alpha ini terlalu nikmat nghhh—ahh—ahh Alpha aku suka, Baekhyun suka ini. Ini nikmatahhh—ahh” Cercauan keduanya begitu nyaring menikmati masa rut dan masa heat masing-masing.
Chanyeol mengubah posisi mereka menjadi Baekhyun yang berada diatasnya, mengoyak kembali lubang itu dengan penuh semangat dan tempo yang semakin cepat.

“Nghhh—Alpha, hentikanlah aku ingin pipis ngghhh”
“Pipislah sayang, pipislah yang banyak aku suka itu ahhh—ahh—ahh—“ dalam beberapa kali hentakan Chanyeol berhasil membuat omeganya pipis, mengeluarkan air mani yang membasahi ranjang kingsizenya.
Setelah Baekhyun squirt, Chanyeol tak semata-mata menghentikan permainannya karena ia belum mendapat pelepasan.
“Cantikku, pimpinlah permainan ini, buatlah aku merasa puas dengan goyanganmu sayang.” Mendengar pujian sensual dari Chanyeol itu membuat tubuh Baekhyun semakin bergetar dan langsung menungging dihadapan Chanyeol, memasukan penis Chanyeol kedalam lubangnya menggunakan jemari lentiknya.

“Yess baby, do it like that ahhh—ahh—ahh yes”
“Apa Alpha suka goyanganku?”
“Tentu saja baby, goyanganmu nikmat sekali, mhhh” Baekhyun semakin menggenjot pinggulnya, menghentakan kasar pada penis Chanyeol hingga desahan dan raungan Chanyeol semakin menjadi-jadi.
Puncak Rutnya hampir sampai, ia sudah tak tahan lagi ingin melepaskan semua spermanya kedalam lubang senggama omeganya, dengan satu gerakan lincah Chanyeol merebahkan tubuh Baekhyun lalu menghujam lubangnya.

“Ahh—Alpha, jangan aku mohon—No!!” Baekhyun berusaha mendorong tubuh Chanyeol ketika penis yang didalam lubangnya semakin membesar, ia tau Alphanya sedang knotting.
Aroma feromon ketakutan Baekhyun semakin meruak, mengingatkan Chanyeol kembali pada masa lalunya. Sebuah penyesalan yang ia lakukan pada seorang Omega cantik idamannya. Sebuah penyeselan yang ingin ia bayar sekarang, ia ingin mengklaim seorang wanita omega cantik yang sangat ia cintai itu. Chanyeol tak ingin kehilangannya lagi, aroma feromon ketakutan ini adalah hal yang ia ingin ingat kembali karena saat ini ia sungguh ingin mengklaim omega yang ia cintai. Seorang omega yang bernama Byun Baekhee, wanita yang menjadi cinta pertama Chanyeol.
“Ahhh—Baekhee, kemana saja kau? Byun Baekhee, aku mencintaimu. Sungguh mencintaimu ahh—ahh” Dengan sekuat tenaga Baekhyun juga berusaha menjauhkan si Alpha yang berusaha mengigit leher tetapi naas Chanyeol yang tak sadarkan diri itu menggigit lehernya dan mengeluarkan semua spremanya didalam lubang Baekhyun dan mengklaim dirinya.

Setelah pelepasan itu, tubuh Chanyeol perlahan mulai berubah, bulu-bulu halusnya mulai tumbuh disekitar kulitnya, mata tajamnya memincing menatap lapar omega yang baru ia klaim itu, dengan sekali hentakan Chanyeol langsung menyetubuhi Baekhyun dengan wujud serigalanya.

Tak hanya Chanyeol yang mulai berubah, tetapi baekhyun juga perlahan mulai berubah walau tak sesempurna Chanyeol, hanya menampakan ekor dan juga kuping seorang bayi serigala, tak lupa bola matanya yang berwarna emas terang dan ungu cosmic yang indah.

Fenomena Blue moon akhirnya terlewati, begitula dengan berakhirnya masa rut Chanyeol. Sedari tadi Baekhyun tak henti-hentinya menangis, mengingat Sang Alpha yang mencercau sebuah nama yang ia kenal saat bercinta tadi, sebuah nama yang selalu Baekhyun kenang. Byun Baekhee, nama ibu kandungnya yang telah meninggal.
“Ayah— apa kau ayahku?” Rintih Baekhyun yang masih meringkuk diatas kasur dengan wujud yang masih setengah serigala itu.

Chanyeol yang sudah merubah dirinya sedari tadi hanya duduk dipinggir ranjang mengusak wajahnya kasar. Ia masih tak percaya bahwa omega yang baru saja ia klaim adalah seorang omega hasil hubungannya bersama wanita cantiknya Byun Baekhee. Dengan taring dan cakar yang masih tumbuh, Chanyeol meraih leher Baekhyun dan berusaha mencekiknya. Baekhyun tak melawan sedikitpun hingga air matanya menetes membasahi pipinya.
“Ayah—sakit..“ Chanyeol menghentikan cekikannya ketika Baekhyun mulai memanggilnya Ayah. Leher Baekhyun bekas gigitan Chanyeol itu kembali mengeluarkan darah dan sedikit membengkak. Chanyeol tak tega melihat putranya sekaligus omeganya kesakitan dengan berat hati iya menjilati luka-luka itu hingga mengering dan sembuh.
“Ayah—kau akan menjadi ayah bagiku dan calon anak yang sudah kau tumpahkan didalam perutku.” Itu adalah ucapan terakhir Baekhyun sebelum dirinya tertidur pulas di dekapan Chanyeol. Chanyeol mengecup keningnya menyalurkan rasa cinta seorang ayah pada putranya yang telah ia klaim. Benar-benar ini adalah kesalahan kedua Chanyeol yang membuat dirinya akan menyesel seumur hidup.
Tok—tokk
“Masuk.” Titah Chanyeol saat mendengar suara ketukan pintu, tampak seorang ajudan masuk ke kamarnya, ia adalah Mark.
“Maaf tuan, kami sudah menemukan nama orang tua omega itu. Anda adalah ayah kandungnya tuan—”
Dorrrr!
Satu tembakan melayang mengenai kepala Mark, Chanyeol sudah kesal dengan kinerja ajudannya yang lambat, karena ia baru saja bonding dengan anaknya sendiri.
Chanyeol menggendong bridal Baekhyun, membawa omeganya sekaligus anaknya ke kamar dirinya untuk beristirahat.
“Mulai detik ini aku akan menjagamu, kau adalah wujud lain dari Baekhee. Dan aku akan mencintaimu sebagai anak sekaligus pasanganku, Park Baekhyun.” Chanyeol mengecup kening Baekhyun, memeluknya erat dan tertidur pulas bersama.