bday.
Seperti malam-malam sebelumnya, Sunwoo ingin menghabiskan waktu hanya dengan gitar dan pena. Sunwoo berencana untuk menulis apa saja yang ada di benaknya, kemudian ia lantunkan satu persatu kalimat itu sambil diiringi alunan dari gitarnya.
Helaan napasnya panjang, bahunya terasa berat.
Beberapa menit yang lalu Sunwoo sempat membuka laman twitter dan mengetik namanya di kolom pencarian, ramai, ia sedang berulang tahun.
Tapi ia tak bereaksi apapun. Entah apa yang sedang terjadi padanya, entah apa yang diinginkan egonya.
Once upon a time when I was a little boy I was so happy, I was so brave all my wishes were granted hahaha, my parents made it all happen by the way I wanted a toy I wanted a lot of ice cream everything I was the happiest back then
Sampai disitu, tangannya melemah. Ia simpan kembali penanya, ia tatap bait itu beberapa menit.. Sunwoo menghela lagi napasnya yang entah sudah ke berapa kali “Hhhhhh~~”
Dengan seluruh tenaganya yang tersisa, ia kembali mengangkat pena hitamnya.
anyway, now I have a lot of things I can buy anything I want but where's the happiness though? I feel so... empty? like there's a giant wall blocking me like being carried by a huge wave that has nowhere to go
“apa ini yang selama ini gue cari?”
Ia simpan gitar yang sedari tadi berada dipangkuannya di tepian kursi kemudian bangkit, berjalan menuju monitor yang terletak 3 meter di depannya.
Beberapa saat dari itu, ia terkekeh.. karena gambar dirinya sendiri.
Sunwoo kecil yang tinggi badannya belum meraih 170 centi meter, dibalut kostum futsal warna merah kebanggaan sekolah menengah pertamanya. “gue emang ganteng dari dulu ya ternyata”.
Kemudian foto selanjutnya adalah ia yang tersenyum bangga sambil mengangkat tinggi piala kejuaraan sepak bola, masih dengan kostum yang sama. Lalu ada foto dirinya bersama seluruh anggota keluarganya di luar lapangan. Benar, ia sangat bahagia di masa itu.
Tanpa Sunwoo sadari, matanya sudah basah sedari tadi. Ia rindu, ia sangat rindu dirinya yang dulu.
Dirinya yang bisa bebas berekspresi, dirinya yang bisa melakukan banyak hal tanpa dibatasi, dirinya yang bahagia oleh caranya sendiri. Tanpa peduli pandangan orang lain, tanpa takut dicibir oleh ketikan tangan jahil.
Renungan memilukan itu terhenti karena bunyi notifikasi ponselnya tiba-tiba datang membombardir
“ah, udah waktunya ya?”
“Happy birthday Sunwoo-yaa!” “hbd sunwoo!” “bro pibesdey y” Pesan-pesan yang ia baca lewat bar notifikasi dari lock screen nya, di bawah penanda waktu yang menunjukkan 00:00, April 12.
Sesuai ekspektasinya, itu grup The Boyz. Mereka selalu mengucapkan tepat waktu. Jika tidak, biasanya ketiduran.
Tentu saja ucapan terima kasih disertai beberapa emoji yang ia ketik sebagai jawaban. Namun setelah itu.. tak ada apa-apa lagi, hatinya kembali sunyi lagi.
Lagi dan lagi, ia menghela napasnya, kali ini lebih panjang dari sebelumnya.
*** “kenapa?” suara itu tepat di belakang telinga Sunwoo.
Satu kata itu cukup membuat Sunwoo terperanjat. kaget banget anjir kalo masuk kamar orang tuh bilang-bilang napa!!!!.
Yang diomeli malah tertawa tanpa rasa bersalah. Itu Younghoon.
“kenapa? lagi banyak pikiran ya?” Younghoon tetap penasaran.
“nope. enggak. gausah sotoy. enggak tau deh bingung”
“aneh”
“emang”
Younghoon tertawa lagi, “ditungguin tuh di depan.. udah pada kumpul nungguin lo” lanjutnya.
Tak ada respon, Sunwoo diam beberapa saat.
“lagi kangen keluarga?” Younghoon sebisa mungkin mencairkan suasana.
“eh? hah? oh.. engga ini tadi lagi bersihin file foto aja” tangan Sunwoo dengan cekatan menekan tombol “x” merah untuk menutup foto yang masih terbuka di monitor.
“lagi kangen main bola?” tanpa pikir panjang, Younghoon ingin menuntaskan.
“dikit”
“kepikiran lagi?”
Sunwoo kesulitan menjawab, dan Younghoon tak mau mengorek lebih dalam lagi.
“yaudah kalo udah siap lo nyusul aja ya ke ruang depan” Younghoon sudah melangkah menuju keluar.
“bang”
“oit” Younghoon menahan langkahnya di ambang pintu.
“dulu cita-cita gue pengen jadi atlet sepak bola”
“kita semua tau itu, Nu”
“tapi bukan berarti gue orang yang gagal kan bang?”
“maksudnya?”
“orang yang ga berhasil raih cita-cita kan orang yang gagal”
“lo sadar ga sih lo itu siapa? lo Sunwoo! lo The Boyz!” Younghoon kembali masuk ke dalam kamar dan duduk di sofa dekat gitar milik Sunwoo. “lo boleh aja gagal raih impian lo, tapi lo berhasil di bidang yang lain! liat diri lo sekarang!”
Sunwoo menunduk, air matanya jatuh ke kain celananya. “gue ngerasa akhir-akhir ini semakin capek.. gak ada space sama sekali buat diri sendiri”
“liat gue” ucap Younghoon, dan Sunwoo menuruti. “lo bisa terus bahagia, ngerasain ketenangan, saat lo bisa mengontrol diri sendiri..”
“iya bang, gue cuma gelisah.. kangen dikit sama masa lalu”
“terus lo nyesel jadi penyanyi?”
“gak sama sekali. Justru gue jadi belajar, kalo gue pasti bisa kalo mau terus nyoba dan yakin”
“lo sukses, Nu! lo udah berhasil.. lo itu Sunwoo, penyanyi hebat! lo tuh—”
“iya iyaaa! udah gue paham” Sunwoo memotong.
Younghoon berdiri kemudian menghampiri Sunwoo lagi, “Udah buruan keluar, ditungguin”
Younghoon menepuk bahu Sunwoo dua kali sebelum akhirnya ia benar-benar keluar.
Sunwoo kembali termenung.
Belakangan ini ia pikir dirinya tidak bahagia, padahal ia hanya kebingungan. apa aku memilih jalan yang benar? atau aku gagal?.
Namun setelah percakapan singkatnya dengan Younghoon dan tentu setelah ia mau berdamai dengan keadaan dan takdir, Sunwoo menjadi sadar.. Apa yang telah ia pilih adalah memang sudah jalan yang seharusnya.
Ia mungkin tidak mencetak gol pada jaring gawang tim lawan, namun ia berhasil mencetak rekor di banyak chart musik bahkan sekelas billboard sekalipun.
Ia mungkin tidak mendapat sorakan GOLLLL atas tendangannya, namun namanya akan diteriakkan dengan meriah oleh ribuan manusia kala ia bernyanyi dan menari di atas panggung.
Benar, tak ada gunanya merenungi apakah yang sedang ia jalani adalah benar atau salah. Dengan terus berusaha melakukan yang terbaik pun, ia ternyata mampu mencapai versi terbaik dari dirinya. Dirinya yang sekarang.
Pemuda yang baru saja menginjak usia 23 itu, akhirnya melangkahkan kaki menuju ruang tengah. Ia berjalan sambil menatap layar ponselnya yang masih saja dihujani pesan selamat.
“lama banget lo Sunwoo abis ngapain sih?”
Suara nyaring Chanhee berhasil membuat Sunwoo melepas fokus pada ponselnya, “sorry kak, itu tadi balesin chat dulu-”
Belum selesai Sunwoo beralasan, kalimatnya terputus karena ia terkejut...
“SURPRISEEEEE!!!!” sepuluh orang di depannya serentak berteriak.
Sunwoo menutup mulutnya dengan kedua tangan, tanda tak percaya.
Teman-temannya kini menggunakan pakaian futsal lengkap dengan sepatunya.
“ayo buruan, jam sewa lapangannya udah kepotong 10 menit!” protes Haknyeon.
“lapangan?” Sunwoo semakin bingung.
“ayo kita main sebagai bentuk perayaan ulang tahun rapper kita!” Sangyeon mendekat pada Sunwoo lalu memasang topi kerucut kertas berwarna merah di kepalanya.
Sunwoo terkekeh bukan main, “ngapain sih?!!”
“ayo ah cepet!!” kini Changmin yang protes sambil menyerahkan baju yang sama dengan yang ia pakai pada Sunwoo, “pake nya pas nyampe disana aja!”
“Yuk?” Sangyeon merangkul Sunwoo agar segera berjalan keluar, diikuti oleh yang lain.
*** Sepanjang permainan, Sunwoo tak henti berdebar. Ia bahagia, rasa bahagianya masih sama seperti dulu. Ah tidak, mungkin lebih.
Bersama dengan semua anggota keluarga barunya, di atas rumput hijau, berlari berebut bola tanpa memikirkan skor dan apapun. Ia bahagia.
Meski Chanhee terus-terusan mengomel karena lelah. Meski Changmin yang tak henti berteriak karena hal kecil. Meski Hyunjae, Eric dan Haknyeon hanya tertawa tanpa bermain mengikuti aturan. Lalu ada Sangyeon yang terus menghela napas karena bosan menegur mereka yang usil. Di sisi lain ada Juyeon yang gawangnya selalu kebobolan kemudian diomeli oleh Younghoon. Meskipun begitu, Sunwoo tetap bahagia dan bersyukur atas momen ini. Kalau kalian bertanya-tanya bagaimana permainan Kevin dan Jacob... Tak perlu khawatir, karena mereka bermain dengan serius.
Usai permainan, maksudnya setelah waktu sewa lapangan habis, mereka bersebelas berkumpul di tengah. Berpelukan atas dasar memberikan ucapan selamat ulang tahun pada Sunwoo.
Lagi-lagi, Sunwoo bersyukur. Ia sama sekali tidak menyesal telah memilih jalan menjadi seorang penyanyi dan tak akan pernah menyesal telah berada di lingkaran yang sama bersama ke-sepuluh sahabatnya.
“Happy birthday ya, Sunwoo! makasih udah jadi versi diri lo yang terbaik” gumam Sunwoo pada dirinya sendiri, di 12 April ke 23.