ismura

You Keep Me Alive

cw, au // chapter 10 (Rise and Shine!)

UNTUK PEMENANG LOMBA PRAKARYA TINGKAT JUNIOR TAHUN INI ADALAH

Suasana audience terlihat sangat hening ketika pewara sengaja tidak melanjutkan kata-katanya untuk mendapatkan efek dramatis di final lomba prakarya tersebut.

SELAMAT KAMI UCAPKAN PADA YOIMIYA NAGANOHARA DARI INAZUMA JUNIOR HIGH!

“WOOOOAHHHHH!” sorak penonton dari kursinya, memberikan standing applause di saat Yoimiya berjalan menuju panggung untuk mendapatkan penghargaan.

Namun raut wajah gadis itu tidak bisa ia sembunyikan lagi, bagaimana tidak? Hari ini, beberapa jam sebelum ia berangkat menuju Mondstadt untuk acara puncak penghargaan Junior Crafter of Tevyat, Yoimiya baru saja diputuskan oleh Kazuha, kekasihnya yang sebenarnya sudah bersamanya sejak kelas 7.

Sekarang Yoimiya sudah menjadi senior di SMP-nya, lomba terakhir untuk menutup masa SMP-nya adalah Junior Crafter ini.

“Bagaimana perasaan kamu setelah mendapatkan juara sekaligus memecahkan rekor yang mungkin gak akan bisa dipecahkan oleh orang lain, membuat rangkaian kembang api yang dapat bertahan selama 16 menit 47 detik!”

Sorakan penonton kembali mengisi seluruh ruangan karena sejak awal Yoimiya mempresentasikan hasil karyanya, mereka sudah yakin bahwa dia akan keluar sebagai pemenang?

“Bagaimana, Yoimiya?”

Yoimiya masih menunjukkan kesedihan di wajahnya, namun ia tetap berusaha untuk tersenyum.

“Ehm... terima—”

Baru satu kata yang dikeluarkan oleh Yoimiya, air mata gadis itu mengalir deras dan tubuhnya ambruk saat itu juga.

Namun penonton menganggapnya sebagai rasa haru yang sulit untuk diucapkan dan menambah volume gemuruh suara audience yang sekarang berada di pusat Kota Mondstadt itu.

Kazuha... gumam Yoimiya lirih.

“Semangat, Nak!” ujar sang pewara sambil mengelus lembut punggung Yoimiya.

Yoimiya tak memedulikan itu semua, yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah Kazuha, lelaki berengsek yang memutuskannya hanya lewat pesan singkat dengan alasan yang juga tak jelas.

“Permisi.” ujar Yoimiya yang masih terisak-isak.

Yoimiya pergi meninggalkan panggung begitu saja, bahkan piala yang besarnya bisa menutupi sebagian dari tubuhnya tidak ia ambil. Penonton yang masih sibuk bersorak sampai tidak lagi memperhatikan sang pemenang yang sudah lebih dulu meninggalkan ruangan.

Yoimiya mengambil ponselnya dan mencari kontak Kazuha, ia meneleponnya terus menerus walaupun selalu ditolak oleh Kazuha.

“Berengsek!” seru Yoimiya dengan keras.

Ia berjalan menuju halte bus dengan mata yang sembab. Hidupnya terasa hampa, jatuhnya seperti ditusuk oleh ribuan tombak yang datang entah dari mana. Kakinya sudah lemas namun terus dipaksakan olehnya.

Yoimiya menyenderkan kepalanya di tiang pondasi halte, sesekali menghantam kepalanya dengan keras di sana.

Bahkan jedotan kepala ini gak sesakit hati gue. ucap Yoimiya dalam hati.

“Kamu kenapa?” tanya seorang perempuan yang baru saja turun dari bus.

Yoimiya tidak menggubrisnya, namun karena itu juga ia jadi ketinggalan bus.

“AHHHH! KETINGGALAN BUS!!!” teriak Yoimiya tak tentu arah, gadis itu sudah benar-benar kehilangan akalnya.

“Hey, ada apa?” tanya perempuan bersurai panjang dengan poni yang tertata sangat rapi tadi.

Apaan, sih? Sok perhatian banget

“Kita memang belum kenal, tapi saya bisa menjadi tempat cerita untuk kamu untuk beberapa saat.”

Yoimiya menoleh ke arah perempuan itu, menatapnya heran. Bagaimana bisa orang asing yang tiba-tiba datang itu memintanya untuk menceritakan masalahnya.

“Gapapa, gak usah dipikirin, Kak.” jawab Yoimiya dengan suaranya yang sudah mulai serak karena menangis.

Tiba-tiba mobil hitam berhenti tepat di depan mereka berdua, seorang lelaki berpakaian serba hitam keluar dan membukakan pintu untuk lawan bicara Yoimiya tadi.

“Tuan Putri Sangonomiya, silakan masuk!”

Kokomi berdiri dari duduknya, menatap Yoimiya yang masih enggan untuk menoleh ke arahnya dari tadi. Ia tersenyum lalu masuk ke dalam mobil hitam itu dan pergi meninggalkan Yoimiya.

Tch. Orang kaya sok peduli.

**

Yoimiya terbangun dari tidurnya, tubuhnya tak bisa ia gerakkan sama sekali, kaki dan tangannya sengaja diikat karena dia memberontak sejak awal ia dibawa ke panti rehab di Sumeru kemarin sore.

Ada Kazuha di ujung ruangan, ia juga ikut tertidur saat itu.

Yoimiya menatapnya penuh dengan rasa benci, mengoceh sendiri soal hubungannya di masa lalu.

“Woy, bukain ikatan gue ini.” ujar Yoimiya sedikit keras agar Kazuha bisa mendengarnya.

Kazuha membuka matanya pelan-pelan, ia baru bisa tertidur 5 menit yang lalu, sejak tadi ia sibuk menenangkan Yoimiya yang ngigau selama tidurnya.

“Ah... udah bangun?” ujar Kazuha berdiri mendekati Yoimiya.

Melihat wajah dan senyum Kazuha membuat rona wajah Yoimiya memerah, ia membuang mukanya selama Kazuha melonggarkan ikatan tangan dan kaki Yoimiya.

“Bentar, gue panggil petugasnya du—”

“Gak usah.” potong Yoimiya.

Kazuha tak menghentikan langkahnya dan keluar dari ruangan.

“GUE BILANG GAK USAH!” teriak Yoimiya dari dalam.

Bisa gak, sih? Jangan egois gini

You Keep Me Alive

cw, au // ending chapter 9 (Melt)

Kaeya tiba-tiba datang ke Teapod Resindence tengah malam, mencari Albedo yang katanya sedang ronda malam. Setelah rapat yang cukup alot di Knight of Favonius, ia mendengar kabar bahwa Eula pindah ke Teapod.

“Al!” seru Kaeya dari mobilnya.

Albedo melambaikan tangannya lalu kembali fokus ke ponselnya.

Kaeya turun dari mobilnya dan menghampiri Albedo yang sedang asik bermain game online dengan Aether dan Ajax.

Push, Bang! Elahh malah AFK.” seru Ajax yang sudah terlihat emosi ketika Albedo yang merupakan carry satu-satunya dalam match tersebut malah meletakkan ponselnya dan berbicara dengan Kaeya.

Aether menyenggol tubuh Ajax, membisikkan sesuatu.

“Itu siapa?”

Ajax hanya menggeleng tak peduli, ia menukar ponselnya dengan milik Albedo yang sudah mengisyaratkan untuk memainkan hero miliknya.

Albedo membawa Kaeya sedikit jauh dari pos ronda malam.

“Lo beneran, kan? Eula pindah ke sini?” tanya Kaeya dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

“Hape gue masih dimainin, pokoknya dia join grup RT kami. Emang itu bohongan bagi lo?” jawab Albedo dengan wajah seriusnya, tapi di situasi apa pun, wajahnya memang seperti itu.

Kaeya menghela nafas lega, ia menarik lengan Albedo dan memintanya untuk mengantarkan Kaeya ke rumah Eula.

“Bentar, gue bilang dulu sama anak-anak.”

Albedo menghampiri Ajax dan Aether, berbicara sesuatu namun tak terlalu dipedulikan oleh mereka. Bagaimana tidak? Mereka sudah hampir menang, namun dikacaukan oleh teman Albedo yang tiba-tiba merusak momen.

Kaeya hanya tertawa kecil saat ditatap sinis oleh Aether dan Ajax saat Albedo menjelaskan sesuatu pada mereka.

“Udah, ayok. Biarin aja mereka.”

Setelah sampai di depan rumah Eula, Albedo kembali menuju pos ronda dan melanjutkan ketertinggalannya tadi.

Kaeya menghela nafas sebelum menekan bel rumah Eula.

Namun pintu rumah Eula terbuka dari dalam, ternyata Eula sudah mengetahui kalau Kaeya datang berkunjung.

Mereka hanya dibatasi oleh pintu teralis rumah Eula. Perempuan itu sudah menggunakan gaun tidurnya yang cukup tipis, sehingga sedikit menunjukkan tubuhnya pada Kaeya namun tak terlalu dipedulikan oleh Eula.

“Ada apa? Saya tidak bisa berhubungan badan tanpa status.” ujar Eula singkat.

Saat mendengarkan hal itu, hati Kaeya seperti tertusuk jarum lalu diseret ke bawah sampai tersayat dan luka. Ia benar-benar merasa bersalah, namun tak bisa berkata apa-apa setelah mendengar perkataan Eula.

“Eula, boleh aku masuk?” tanya Kaeya, bibirnya bergetar saat mengatakan hal itu.

Eula membuka batas terakhir penghalang antara mereka, mempersilakan Kaeya masuk.

“Rumah saya kosong, sama seperti hati saya.” ujar Eula sambil berjalan menuju dapur.

Memang tidak ada apa-apa, setidaknya kursi plastik untuk duduk saja tidak ada.

Kaeya menyusul Eula ke dapur. Melihat perempuan itu sedang menahan tangisnya dari belakang.

“Jangan mendekat!” seru Eula yang sadar bahwa Kaeya sedang mendekatinya.

“Eula...”

Eula membalikkan badannya, menatap pria yang selama ini ia sukai dengan perasaan penuh benci.

“Semua penjelasan kamu tidak akan bisa saya terima lagi, Kaeya!” bentak Eula.

Kaeya kembali mendekati Eula namun di saat yang sama Eula juga ikut mundur.

“Jangan mendekat! Saya sudah bilang jangan mendekat!”

Eula sudah tak bisa bergerak lagi setelah terhalang dinding dapurnya, air matanya mengalir, ia sudah tidak bisa apa-apa lagi.

Kini mereka jarak mereka tinggal sejengkal. Tak ada lagi pembatas, tak ada lagi halangan, tak ada lagi gangguan. Hanya Kaeya dan Eula.

“Aku minta maaf.” ujar Kaeya pelan.

Eula tak membalasnya, ia membuang mukanya dari Kaeya, deru nafas pria itu terasa jelas di pipi kanannya, membuat jantungnya berdebar hebat.

“Cu...kup...” gumam Eula pelan.

Kaeya menyentuh bahu Eula dengan lembut, namun refleks Eula mendorong Kaeya sampai terjatuh.

“Kaeya, saya tidak bisa seperti ini. Kamu sudah bermain dengan adik saya di belakang saya. Kamu pikir saya akan menerima kamu setelah melihat adegan panas yang kalian perbuat tempo hari?!”

Eula berjalan keluar dari dapurnya namun kakinya ditahan oleh Kaeya yang masih tak hilang akal.

“LEPASIN KAKAK GUE!” teriak Rosaria dari pintu depan rumah yang masih terbuka lebar.

Rosaria berlari menghampiri Eula dan Kaeya dan memisahkan mereka.

“LO GILA, YA?! SETELAH KITA SELESAI LO MALAH LAKUIN HAL INI KE KAKAK GUE?! BANGSAT LO, KAE!” bentak Rosaria dengan keras.

Kaeya berdiri dari lantai dan membersihkan baju dan celananya.

“Gue cuma mau minta maaf, gue mau jelasin tapi Eula—”

“BOHONG! GUE LIHAT SEMUANYA!” potong Rosaria cepat.

Eula menatap ke Rosaria, wajah adiknya itu merah karena emosi.

“Gini aja, gue jelasin di sini. Gak ada yang bergerak.” ujar Kaeya.

“Gue adalah polyamorous” lanjut Kaeya singkat.

Raut wajah Eula dan Rosaria semakin masam setelah mendengarkan penjelasan dari Kaeya.

“Berarti selain gue? Masih ada lagi yang tidur sama lo? Atau pacaran sama lo?” tanya Rosaria memastikan.

Kaeya mengangguk, tanpa rasa bersalah sedikit pun.

“Gue minta maaf, yang sebesar-besarnya. Terutama untuk kamu, Eula.”

“Aku tak sengaja menyentuhmu tadi, aku hanya ingin minta maaf padamu dan pergi dari hidupmu setelahnya. Apa yang aku dan Rosaria lakukan sangatlah salah, aku juga tahu kalau kamu memiliki perasaan padaku. Namun melihat aku yang seperti ini, Polyamorous. Aku rasa kita—”

“Cukup. Penjelasanmu sudah saya dengar, sekarang keluar dari rumah saya.” potong Eula cepat. Ia sudah muak mendengar dan melihat wajah Kaeya. Rasa sukanya hilang begitu saja setelah mendengar bahwa Kaeya adalah seorang polyamorous.

Kaeya hanya tersenyum, menunduk dan pergi meninggalkan dua saudari itu.

“Kak... Rosa minta maaf...” ujar Rosaria sambil menangis, ternyata ia sudah menahan tangisnya dari tadi.

Eula memeluk Rosaria dengan erat, ia sangat merindukan adiknya, namun egonya lebih tinggi dari apa pun. Kini ia benar-benar tak mau berpisah dengan adiknya, selama-lamanya.

“Kita tinggal di sini saja. Kamu cari pekerjaan baru, jangan pernah berinteraksi lagi dengan lelaki bajingan itu.” balas Eula sambil mengusap lembut rambut Rosaria.

**

Selama perjalanan menuju Liyue, ponsel Itto terus menerus berdering. Sara meneleponnya tanpa henti, kini Itto sadar bahwa ia tidak boleh berada di dekat Sara lagi. Sejenak ia berpikir bahwa Sara adalah orang yang akan mengobati lukanya, namun disadarkan kembali setelah Yae Miko datang.

Cukup, Sara. Kita gak akan bisa bersama.

Itto berjalan menuju pelabuhan Liyue, ia melihat Beidou sedang meneguk alkohol yang kesekian kalinya. Paras Beidou tampak anggun di bawah sinar rembulan yang sedang berada di puncaknya malam ini.

“Yo!” sapa Itto lalu naik ke atas kapal Beidou yang masih dalam proses reparasi.

“Mana botol gue?!” balas Beidou yang ternyata masih sadar setelah meminum lebih dari 10 botol.

“Gila, gue baru aja nyampe.” ujar Itto sambil menggaruk kulit kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu, sudah menjadi kebiasaannya entah kenapa.

Beidou memperhatikan Itto dengan seksama, ada yang lain yang ditunjukkan oleh bocah raksasa itu, sesuatu yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Perempuan itu menggeser botol-botol kosong yang ada di kursi panjang kapal lalu menyuruh Itto untuk duduk.

“Lo kenapa?” tanya Beidou sambil membuka botolnya yang keempat belas.

Itto tak menjawabnya, lelaki itu hanya menatap langit dengan mata kosongnya, menyenderkan tubuhnya di dinding kapal lalu menghirup nafas dalam-dalam.

Beidou tidak peduli dengan gelagat Itto yang ia rasa sok galau tersebut. Ia kembali menegak alkohol yang rasanya sudah seperti minum air mineral baginya.

“Kalau mau cerita, tinggal cerita. Gak usah sok galau.” ujar Beidou kembali meyakinkan Itto untuk mencurahkan seluruh isi hatinya.

Itto menatap ke arah Beidou perlahan, memandangi wanita yang enggan membuka eye patch miliknya sebelum ia benar-benar mabuk.

“Ada yang salah dalam hidup gue,” ujar Itto pelan.

Beidou mengernyitkan sebelah alisnya, ia benar-benar baru kali ini menghadapi Itto yang sedang galau tak tentu arah.

“Gue udah ngomong untuk yang kesekian kali sama lo, Ei udah mati, To.” ujar Beidou tegas, tak peduli dengan perasaan Itto yang sedang rapuh.

“Gue tahu.” jawab Itto pelan.

“Gue ada di sana saat Ei mati.” lanjutnya.

Beidou tersedak minumannya, lalu mengambil kerah baju Itto dan mendorongnya ke ujung kapal.

“TOLOL!”

Beidou menampar pipi kanan Itto berkali-kali, tenaga wanita itu sangat kuat setelah dalam pengaruh alkohol, gila.

Itto tak membalas apa pun yang Beidou berikan.

“TERUS KENAPA LO GAK NOLONGIN DIA?! LO BIARIN DIA MATI GITU AJA?!” bentak Beidou dengan keras.

“GUE GAK BISA GANGGU APA YANG AYAH GUE PERBUAT!”

Beidou melepaskan genggamannya, ia terkejut bukan kepalang. Zhongli, orang yang selama ini menjadi panutan baginya telah membunuh Ei? Yang merupakan kekasih anaknya sendiri?

Itto terduduk lemas, rasanya ia ingin menumpahkan semua rasa sakitnya lewat tangisan, namun sayangnya tidak ada yang keluar dari matanya saat ini.

“Lo jangan bohong, To.” bantah Beidou tak percaya.

Itto tertunduk, ia tak bisa berkata apa-apa. Sedikit saja suara yang keluar dari mulutnya, ia bisa menangis.

“Pak Zhongli? Membunuh Ei?”

Itto hanya mengangguk, namun tidak menatap Beidou.

“Kenapa?”

**

“Karena, itu adalah kontrak yang diberikan kepada saya.” jawab Zhongli dengan suara khasnya.

Yae Miko menatapnya aneh, tak paham dengan jawaban Zhongli.

“Kontrak?!” bentak Yae Miko keras.

“Ya, tetua dari Celestia yang mengutus saya.”

Yae Miko menendang Zhongli dengan keras, lelaki itu terdorong ke pojok ruangan karena lengah.

“Celestia apanya?! Celestia itu gak ada!”

“Raiden Ei dan Raiden Shogun adalah generasi terakhir di Euthymia! Anda memang benar-benar gila, ya?!” lanjut Yae Miko terus menohok Zhongli dengan suara kerasnya.

Zhongli berdiri dan menatap Yae Miko dalam-dalam.

“Euthymia, itu bukan nama asli dari panti asuhan yang kalian dirikan.” ujar Zhongli singkat.

“Alasan saya membunuh Ei adalah supaya tidak ada lagi garis keturunan dari Euthymia.”

Mata Yae Miko terbelalak setelah mendengarkan penjelasan Zhongli, semuanya masih tak masuk akal baginya. Zhongli hanya menjawab apa yang menurutnya perlu dijawab, ia tak bisa terus memancing pria paruh baya itu untuk membeberkan semuanya.

“Apakah kamu sadar? Kenapa saya hanya membunuh Ei?”

Yae Miko menggelengkan kepalanya, tidak tahu apa isi pikiran dan masa lalu dari Zhongli.

“Karena hanya Ei yang bisa memiliki keturunan.” lanjut Zhongli datar.

Kini Zhongli berjalan mendekati Yae Miko yang sudah membeku sejak tadi.

The Face of Inazuma, adalah sebutan Ei, bukan?”

Yae Miko hanya mengangguk ketakutan, aura yang Zhongli pancarkan begitu kuat sehingga menembus mentalnya yang belum seberapa ini.

“Wacana tentang keabadian yang sering digaungkan Euthymia itu hanya omong kosong belaka.”

“Justru saya menyelamatkan Ei dari penderitaannya.” lanjut Zhongli.

“DENGAN MEMBUNUH?! HAH?!” balas Yae Miko tak peduli lagi dengan rasa takutnya.

“Ya, dengan membunuhnya.”

Yae Miko terjatuh karena badannya sudah tidak seimbang, tubuhnya bergetar hebat tak kuat menahan aura Zhongli yang semakin lama semakin menekan tubuhnya.

“Tidak ada yang abadi di muka bumi ini. Bahkan Ei sendiri tahu akan hal itu.”

“Ada harga yang harus dibayar untuk Teyvat. Ini saling menguntungkan, dia memiliki darah keturunan yang kotor dan hina, sementara saya ditugaskan untuk membersihkannya dari dunia ini.”

“Adanya strata sosial membuat dunia ini penuh dengan kelicikan dan kemunafikan, dan bukan hanya Euthymia yang saya habisi. Seluruh bangsawan dan keturunan murni yang ada di Teyvat sudah saya musnahkan.”

Zhongli memberikan tangannya pada Yae Miko.

“Ayo berdiri, beban yang Celestia berikan pada saya lebih berat dari apa pun. Rasa takut yang menggerogoti, dosa yang datang tanpa henti, gelar pahlawan yang mereka sematkan di samping nama saya, itu semua tidak ada artinya.”

“Sejujurnya, hidup tak pernah bercanda padamu. Kamu sendiri yang menganggap dunia ini hanyalah panggung sandiwara.”

-to be continued

You Keep Me Alive

cw, au // chapter 9.2 (Melt)

Rosaria duduk di ruang tunggu Adventure Guild, menunggu tugas hariannya yang harus ia kerjakan, semenjak pindah ke departemen penjagaan di Dragonspine, hubungan Rosaria dengan Eula bisa dibilang semakin renggang. Kadang ia menginap di sana karena di malam hari akses menuju Mondstadt sedikit terhambat karena penerangan di sana sangat minim, ditambah setelah kematian Diluc seluruh penjagaan di daerah Dragonspine sengaja diperketat.

Kak... aku harus gimana?

Kaeya baru saja tiba di Adventure Guild, ia sudah selesai mengerjakan tugasnya hari ini, lelaki itu kembali membawa laporan hasil pengawasannya di Cape Oath.

Rosaria tidak menyadari kehadiran Kaeya karena masih sibuk melamun, namun lelaki itu juga tidak berani untuk berbicara lagi dengan Rosaria.

Gue samperin gak, ya?

Namun niat itu diurungkan oleh Kaeya, ia berjalan menuju Knight of Favonius untuk rapat selanjutnya.

Rosaria menyadari Kaeya melewatinya begitu saja, aroma parfum dan tubuhnya yang khas membuatnya bergidik. Ia rindu masa-masa itu, masa di mana ia didekap dengan erat oleh Kaeya setelah melakukan banyak aktifitas dengannya. Kini ia sudah tidak bisa melakukan itu lagi bersamanya. Bagi Rosaria, sekarang semuanya terasa hampa.

Secepat itu lo lupain gue, Kae?

**

“AETHER!! BANGUN!! MAU RONDA, KAN?!” teriak Lumine dari luar kamar Aether.

Lumine tak berhenti menggedor-gedor pintu kamar abangnya karena ini adalah hari pertamanya ngeronda.

Jam berapa, sih? gumam Aether yang baru saja membuka sebelah matanya.

Jam dindingnya menunjukkan pukul 23.15 WT, ia sudah tidur sangat lama hari ini. Saat Aether bangun dari kasurnya, badannya terasa ringan, seperti tidak ada beban.

“Gila, rasanya kayak tidur siang!” gumam Aether pelan.

“AE—”

“SABAR, BACOT!”

“INI GUE, AJAX!”

“MAAP, BANG!”

Aether keluar dari kamarnya dan mendapati Ajax sedang senyum-senyum tak tentu arah. Ia membungkus sesuatu dengan kain berwarna biru yang dia pegang di tangan kirinya.

“Apaan, nih?” tanya Aether heran.

“Ini PS gue, sengaja gue sembunyiin waktu pindahan kemarin. Lumayan, kan!” bisik Ajax yang juga membuat Aether antusias.

“Ada kaset bola gak?” balas Aether penuh semangat.

“Udah transfer paling update ini, Bro!”

GEPLAK!

Lumine menjitak kepala Ajax dengan kuat, lelaki itu meringis kesakitan sambil memeluk barang selundupannya.

“Apaan itu?” tanya Lumine dengan wajah datarnya.

Ajax semakin memeluk PS-nya dengan erat.

“Ini...” Ajax menoleh ke arah PS-nya lalu kembali menatap Lumine yang sudah terlihat kesal.

“Barang hiburan untuk ngeronda nanti.” jawab Ajax sambil menatap Aether dan berharap semoga dia paham dengan maksudnya.

“Barang hiburan?” Lumine mengernyitkan alisnya.

“Iya! Ya, kan, Ther?”

“I-iya! Di pos masing gak ada barang apa-apa! Catur aja gak ada! Ha..Ha..Ha..” jawab Aether dengan canggungnya.

Ajax mengangguk berkali-kali, berharap Lumine percaya dengan apa yang dikatakan oleh abangnya.

“Padahal tinggal jujur kalau itu PS apa susahnya.” jawab Lumine sambil meninggalkan mereka berdua menuju kamarnya.

“Gue ngantuk, jangan lupa kunci pintu.” Lumine masuk ke dalam kamarnya.

Ajax dan Aether saling menatap heran, namun ada rasa khawatir kalau Lumine marah dengan mereka.

“Lumi marah, ya?” tanya Ajax bingung.

Aether menggelengkan kepalanya, ia jarang melihat Lumine seperti itu, atau memang dia tidak pernah memperhatikan adiknya sama sekali?

“Udah, kita tinggal aja. Main game di HP aja! Mabarrrrr” balas Aether masih semangat setelah bangun dari tidurnya.

“Eh, iya! Gas!”

Ajax meletakkan PS-nya di ruang tamu, mereka berdua pergi menuju pos untuk ngeronda bersama Albedo.

Tiba-tiba pintu kamar Lumine terbuka, ada mata yang mengintip ke arah ruang tamu.

“HEHEHE! Akhirnya gue bisa mainin kaset baru gue!” ujar Lumine tersenyum menyeringai menatap PS milik Ajax itu.

**

Senyum Yae Miko belum luntur sedikit pun, kini Ningguang yang mulai kesal dengan perangainya yang dianggap kurang ajar. Ningguang sendiri tidak tahu apa yang diketahui oleh Yae Miko tentang Archon War yang selalu disinggung ketika Zhongli mulai berbicara.

“Ning.” ujar Zhongli sedikit menoleh ke kanan, ke arah Ningguang.

Ningguang mendekatkan wajahnya ke Zhongli.

“Bawa Itto keluar dari sini, segera.”

“Baik, Mas.”

Perintah Zhongli bersifat mutlak, walaupun suaminya adalah orang yang jenaka, Ningguang tidak bisa membantah sedikit pun apa yang dikatakan oleh Zhongli ketika wajah suaminya sudah berubah menjadi serius seperti sekarang ini.

“Itto, ayo kita keluar.” ajak Ningguang sambil mengangkat lengan bocah raksasa itu dan pergi dari ruangan.

Itto hanya menurut saja dengan apa yang dikatakan oleh Ningguang. Sama, apa pun yang dikatakan oleh ayahnya bersifat mutlak dan tidak bisa lagi dibantah olehnya.

Raiden Shogun dan Sara juga diminta keluar oleh Yae Miko. Walaupun lebih muda dari Raiden Shogun, entah kenapa aura yang dipancarkan oleh Yae Miko membuat sepupunya itu tiba-tiba menurut kepadanya.

“Tolong jangan membuat masalah, Miko.” ujar Raiden Shogun sebelum meninggalkan ruangan.

Kini tinggal Zhongli dan Yae Miko yang berada di ruangan bekas tempat tinggal Itto dan Sara selama 3 hari terakhir.

Mereka berdua tidak melepaskan tatapan tajam yang mereka lemparkan satu sama lain.

Archon War, semenjak pertemuan kita 7 tahun lalu. Kamu selalu membenci keluarga saya.” kata Zhongli sambil menyilangkan tangannya di dada.

“Keturunan kami dilahirkan hanya untuk membenci dan mengutuk keluargamu, Rex Lapis.” jawab Yae Miko yang perlahan menurunkan garis bibirnya.

“Tidak ada yang salah dengan apa yang sudah terjadi, kini semua itu tinggal sejarah.”

Yae Miko sontak tertawa mendengar perkataan Zhongli. Di balik tawanya, tersimpan dendam yang sangat besar atas apa yang terjadi 30 tahun yang lalu.

“Bagaimana bisa seorang pemimpin Liyue membunuh seluruh bangsawan yang ada di Teyvat seorang diri?” sindir Yae Miko dengan suara datarnya. Ia sudah tidak lagi tersenyum, raut wajahnya berubah-ubah seperti orang yang memiliki kepribadian ganda.

“Setelah itu, namanya diagung-agungkan dan bahkan dijuluki Hero of Teyvat? Tidak masuk akal.” lanjutnya.

Zhongli tidak menjawab apa pun yang dikatakan oleh Yae Miko, terlihat seperti tidak peduli, namun tatapan Zhongli semakin tajam ketika Yae Miko terus memanggilnya dengan sebutan Rex Lapis.

“Ditambah lagi dengan gadis kesayangan Ningguang yang bernama Yanfei itu, hebat sekali dia bisa menyingkirkan banyak masalah keluarga kalian hanya dalam waktu beberapa hari saja?”

“Kamu tidak akan mengerti semua tentang apa yang sudah saya lakukan di masa lalu.” jawab Zhongli singkat.

Yae Miko terkekeh setelah mendengarkan penjelasan Zhongli.

“Hei, Morax.” ujar Yae Miko sambil berdiri dari duduknya.

Zhongli mendongak ke arah Yae Miko.

Kini air mata Yae Miko yang mengalir membasahi pipi perempuan bersurai merah muda itu.

“Kenapa kau tega membunuh kekasih anakmu sendiri?”

You Keep Me Alive

cw, au // chapter 9.1 (Melt)

Setelah sampai di Guest House of Mondstadt, Raiden dan Yae Miko langsung menuju kamar Sara dan Itto.

Sudah ada Ningguang dan Zhongli yang tiba lebih dulu dari mereka.

“SARA!” bentak Raiden yang sudah hilang akal karena khawatir dengan adik satu-satunya di Euthymia ini.

Sara hanya menunduk, ia tak berani menatap Raiden, apalagi sepupunya, Yae Miko yang hanya tersenyum menatap ke arahnya.

“Sara sudah dewasa, ya.” sindir Yae Miko sambil tersenyum lebar.

“Ma-maaf, Kak.”

Sara spontan sujud di depan Yae Miko. Tubuhnya bergetar saat semakin dekat dengan kakinya. Yae Miko tidak menghiraukan Sara, ia terus tersenyum sampai membuat Itto jengkel dengan senyumannya.

“Lo kenapa senyum terus? Itu Sara udah minta maaf sama lo, kan?” ujar Itto kesal.

“Tutup mulutmu itu, Sampah.” jawab Yae Miko yang masih tetap dengan senyumnya.

Itto kaget saat mendengar balasan dari Yae Miko. Saat bocah raksasa itu akan berdiri, Zhongli langsung menghalanginya dengan tangan kirinya.

“Tahan emosimu, Itto.” suruh Zhongli dengan suara berat yang sudah menjadi khasnya.

Ningguang tidak berani berbuat apa-apa kalau ia sudah melihat wajah Zhongli berubah menjadi serius.

Semoga gak ada apa-apa gumam Ningguang dalam hati.

Zhongli mempersilakan Raiden Shogun dan Yae Miko duduk terlebih dahulu, sementara Ningguang menarik Sara yang masih tetap dalam posisi sujud.

“Miko, kamu tahu, kan? Masalahnya apa?” tanya Zhongli.

“Ya, akar dari masalah ini adalah Anda yang masih tetap hidup setelah Archon War, Bapak Rex Lapis.” jawab Yae Miko dengan senyuman khasnya.

**

Noelle menekan bel pintu rumah Eula, ia membawakan beberapa peralatan rumah yang sekiranya belum dimiliki oleh tetangga barunya tersebut.

Eula yang mendengar bel rumahnya berbunyi langsung berjalan menuju pintu depan.

“Selamat malam, Mba. Saya Noelle, anak Pak RT.” sapa Noelle sambil tersenyum.

“Oh, hai, Noelle. Ada perlu apa? Kok banyak banget barang bawaannya?” tanya Eula bingung.

Noelle memberikan sebagian peralatan rumah tangga seperti sapu dan pel ke Eula terlebih dahulu.

“Ehm.. Enggak, Mba. Tadi disuruh Mamah buat bawain ini ke tetangga baru, siapa tahu belum ada barang apa-apa karena pindahnya mendadak, bukan?” balas Noelle sambil tersenyum namun dengan nafas yang terengah-engah.

Baik juga tetanggaku ini.

“Ah.. terima kasih, ya! Mau masuk dulu?” tanya Eula sambil mengambil barang yang dibawa oleh Noelle.

Noelle masuk ke dalam rumah Eula, memang masih sangat banyak ruang kosong di tempat ini, barang-barang lain juga masih dibungkus di dalam box cokelat bertuliskan Teyvat Express di setiap box itu.

“Mau minum apa, Noelle? Ini saya pakai gula kamu, ya. Hehe” canda Eula sambil membuka tutup gula yang sebenarnya masih bersegel karena baru dibeli oleh Noelle.

“Itu buat Mba saja, soalnya hadiah penyambutan tetangga baru kata Ayah.”

Eula semakin terkejut, ia merasa lega setelah mengetahui ternyata banyak orang yang masih perhatian dengannya, peduli dengannya. Karena ia mengira setelah memutuskan hubungannya dengan Rosaria dan Kaeya, perempuan itu akan hidup sendiri selamanya.

“Saya gak pernah dapat beginian, jadi maaf kalau wajah saya kelihatan banget kagetnya.” ujar Eula sambil berjalan menuju dapur.

“Mau Noelle bantuin, Mba?”

“Heh, gak usah. Kamu, kan, tamu di sini.” jawab Eula cepat.

Beruntungnya Eula yang didatangi oleh Noelle malam ini, pikirannya belum jernih semenjak kepindahannya secara mendadak ke Teapod Residence, ia melihat Noelle yang mengintip-intip Eula dari ruang tamu. Jujur, Eula masih sedikit sungkan dengan tetangga barunya tersebut walaupun sebenarnya ia sedang tidak ingin diganggu karena hatinya sudah hangus terbakar oleh api cemburu.

“Mba?” sapa Noelle dari belakang.

“Eh, iya? Kenapa, Noelle?”

“Ini... tehnya masih dalam plastik belum diambil. Hehe”

“Astaga! Hampir saja kamu cuma minum air gula! Hahaha”

Hati yang sudah sekeras dan sedingin es pun akan meleleh jika diberi kehangatan oleh orang yang baik dan selalu ada untuk kita.

**

Yoimiya membukakan pintu rumahnya setelah berkali-kali digedor oleh Kazuha yang sudah terlihat emosi dari tadi.

“Apa, sih? Orang baru bangun.” rengek Yoimiya penuh kekesalan.

“Udah merengeknya?” potong Kazuha yang sudah mulai menampakkan urat-urat kekesalan di dahinya.

“Lo kalau datang ke sini cuma buat marahin gue aja mending telepon aja tadi, Ju.” balas Yoimiya tak peduli.

Yoimiya kembali menuju kamarnya dan membiarkan Kazuha berdiri di depan pintu rumahnya begitu saja.

“Miya, lo cemburu sama Kokomi?”

Yoimiya tak menggubris pertanyaan Kazuha. Ia menjatuhkan tubuhnya ke kasurnya lalu menyelimuti dirinya dengan kain panjang yang entah sudah berapa lama tidak dibersihkan.

Kazuha masuk ke dalam rumah Yoimiya, ia melihat banyak sekali sampah yang berserakan dan debu di lantai yang sudah cukup tebal karena tak pernah dibersihkan oleh Yoimiya.

“Jangan masuk.” ujar Yoimiya dari dalam kamarnya.

Kazuha tak peduli dengan omongan Yoimiya, karena gadis itu sendiri tak pernah mau mendengarkan apa yang dikatakan olehnya.

Netra milik Kazuha terfokus pada satu hal, yaitu serbuk kristal yang masih terbungkus rapi dalam plastik di atas nakas.

“LO MASIH MAKE JUGA?!” bentak Kazuha yang sudah mengambil barang haram itu dengan cepat sebelum Yoimiya sempat membalikkan badannya.

“BALIKIN!” teriak Yoimiya dengan suara yang tak kalah besarnya.

“MIYA! Lo gila, ya? Ini barang haram!”

“GUE GAK PEDULI! BALIKIN OBAT GUE!”

Yoimiya berusaha merebut serbuk kristalnya dari tangan Kazuha tanpa peduli dengan sekitarnya. Baju kotor yang terpijak, atau dalamannya yang masih tercecer ke mana-mana.

Kazuha tetap tidak ingin memberikan barang haram itu ke Yoimiya, ia tak habis pikir, semenjak putus dengannya Yoimiya berubah drastis. Padahal dulu dia anak yang rajin dan berprestasi.

“SADAR, MIYA! GAK SEMUANA BISA DISELESAIKAN DENGAN BARANG INI!”

Percuma, akal sehat Yoimiya sudah hilang. Ia berusaha sekuat tenaga merebut apa yang sedang dipegang oleh Kazuha. Yoimiya menjerit-jerit sambil mengambil barang yang sudah setara dengan nyawa baginya.

Tak lama kemudian, tetangga yang mendengar suara jeritan Yoimiya langsung berbondong-bondong menghampiri rumah Yoimiya.

“Ada apa ini?!” teriak salah satu warga.

“Coba masuk! Siapa tahu ada pemerkosaan atau KDRT.”

Beberapa warga laki-laki masuk dan berlari menuju sumber suara. Mereka mendapati Kazuha dan Yoimiya yang masih berebut barang haram itu. Baju milik Kazuha sudah robek karena digigit oleh Yoimiya yang sudah menggila, juga lengannya yang luka karena taringnya yang cukup tajam.

Warga setempat langsung memisahkan Yoimiya dan Kazuha, setelah menjelaskan kejadiannya secara singkat, warga sepakat untuk menelepon Badan Rehabilitasi Teyvat yang berada di Sumeru. Tangan dan kaki Yoimiya sudah diikat ke belakang, karena ia sangat ganas dan brutal kalau sudah mengamuk.

“PUAS LO KAZUHA?! PUAS?! PUAS LO, ANJING?!” bentak Yoimiya yang masih belum sadar dengan keadaan.

Kazuha meneteskan air matanya ketika melihat perempuan yang pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya malah hancur seperti ini, hatinya ikut hancur ketika melihat Yoimiya terpuruk seperti ini.

Maaf, Miya

You Keep Me Alive

cw, au // chapter 9 (Melt) trigger: slighty nsfw

“Yoimiya?” panggil Ayin dari meja guru.

“Gak masuk, Bu.” balas seseorang dari kelas 10E.

Sudah sebulan lebih Yoimiya tidak masuk sekolah, padahal gadis itu berhasil mendapatkan beasiswa di sekolah karena pernah menjuarai lomba prakarya tingkat nasional. Yoimiya sanggup membuat rangkaian kembang api yang bisa menghiasi langit lebih dari 15 menit hanya dengan sekali tembakan.

“Siapa yang dekat atau kenal dengan Yoimiya?” tanya Ayin kepada siswa di kelas.

Lumine menggeleng, begitu juga dengan Barbara. Namun Razor angkat tangan sendiri di saat orang lain tidak berharap bahwa dirinya tahu sesuatu tentang Yoimiya.

“Ya, Razor? Kamu tahu siapa yang kenal dengan Yoimiya?”

“Razor tahu, Bu. Namanya Kazuha. Itu pun Razor bisa tahu karena Bennett yang cerita.” balas Razor datar, kembali menatap buku pelajarannya dan menggambar serigala di sana.

“Kazuha...” gumam Ayin pelan.

“Barbara?”

“Iya, Bu?”

“Bisa minta tolong sepulang sekolah nanti temui Kazuha dan minta anterin ke rumah Yoimiya?” ujar Ayin dengan wajah memelasnya.

“Ah.. baik, Bu.” jawab Barbara pasrah.

Barbara langsung menoleh pelan ke Lumine, gadis itu belum sadar kalau sebentar lagi ia akan ditarik ke dalam lingkaran kepasrahan.

“Lumiiii~” goda Barbara sambil memeluk Lumine dari samping.

“Ehh, kenapaa. Barb?”

Ternyata Lumine dari tadi tidak mendengarkan apa pun yang dibicarakan oleh Ayin, wali kelasnya. Ia tadi menggeleng karena lagu yang ia dengarkan mengajaknya untuk memainkan kepalanya.

“Temenin?” ajak Barbara dengan wajah polos nan imut.

“Ke mana? Toilet?” tanya Lumine bingung.

“Ihh, bukan! Tapi ayo, deh.”

Selama perjalanan menuju toilet perempuan, Barbara menceritakan semuanya ke Lumine, semua yang sengaja tidak ia dengarkan karena sibuk mendengarkan lagu dari jam pertama pelajaran.

“Mau, ya? Mauuuu?” ujar Barbara sambil menyenderkan kepalanya di bahu Lumine.

“Iyaa, iyaaa.” jawab Lumine pasrah. Benar, gadis itu sudah terjebak di lingkaran kepasrahan.

**

Eula mematikan komputer di ruang kerjanya, sebagai inspektur di kepolisian Teyvat tentu membuatkan suntuk karena harus terus menerus membuat laporan hasil pengawasan yang tidak akan ada habisnya dan terus bertambah setiap harinya.

Hari ini ia ingin pulang cepat, sudah lebih dari 4 hari perempuan berambut biru itu menginap di kantornya. Kebetulan hari ini adalah ulang tahun Rosaria, jadi ia ingin membuat sedikit kejutan dengan membelikan dress kembar untuknya dan saudara tirinya tersebut.

Ini style Rosa banget! Untung udah nyampe pas hari ulang tahunnya kata Eula dalam hati.

Eula berjalan keluar kantor pusat sambil menggumamkan lagu-lagu yang terlintas di pikirannya. Namun wajah yang masih memiliki sisa-sisa semangat perayaan harus berubah ketika melihat Teppei datang dengan tumpukan berkas yang kalau dilihat saja sudah ingin muntah dibuatnya.

“Maaf, Ibu! Ini masih ada laporan lagi hari ini.” kata Teppei setelah meletakkan tumpukan kertas itu di atas mejanya.

“Saya mau pulang cepat hari ini, kamu pasti bosan lihat saya yang kumel seperti ini, bukan?” jawab Eula ketus. Ia langsung berjalan meninggalkan Teppei begitu saja setelahnya.

“Padahal masih cantik-cantik aja, kok.” gumam Teppei pelan sambil melirik Eula pelan-pelan.

Eula masuk ke mobil dinas miliknya, karena mobil pribadinya selalu dipakai oleh Rosaria, terpaksa ia memakai mobil berplat khusus yang sebenarnya tak ingin ia pakai kalau bukan urusan dinas.

Selama perjalanan, wajah Eula semakin cerah karena jaraknya dengan rumah sudah semakin dekat. Ia benar-benar rindu dengan rumah, juga Rosaria. Hidup berdua sejak Eula berumur 20 tahun membuat mereka ikatan sudah lebih kuat dari apa pun, walaupun cara mereka memahami satu sama lain terbilang aneh.

Saat tiba di rumah, Eula melihat sesuatu yang janggal di teras rumah. Sepatu boot hitam terletak di sana.

Ini, kan, bukan punya Rosa?

Eula berjalan pelan menuju pintu depan rumah, meneliti sepatu siapa yang ada di rumahnya jam 8 malam ini.

Gak tahu, deh

Eula membuka pintu rumahnya dengan kode sandi khususnya, pintu rumah mereka memiliki sistem keamanan khusus yang dibuat oleh Sangonomiya Enterprise karena memiliki fitur yang beragam, bisa menggunakan kode sejumlah penghuni rumah, Face ID, atau fingerprint.

Lampu ruang tamunya hidup, dan ada beberapa botol wine yang sudah habis terletak di atas meja ruang tamu.

Rosa ngadain pesta? Sama siapa?

Eula meletakkan tasnya di sofa dan berjalan menuju kamar Rosaria, terdapat dasi yang diikat di knop pintu kamar Rosaria namun pintu itu tidak tertutup rapat karena terhalang dasi yang sedikit tebal.

Saat Eula mendekatkan wajahnya di celah pintu yang sedikit terbuka itu, ia mendapati Rosaria dan Kaeya sedang bercinta dengan penuh gairah. Wajah keduanya merah pertanda mereka berdua sedang dalam pengaruh alkohol.

Eula sangat ingin mendobrak kamar Rosaria saat itu juga. Namun ia tak memiliki kekuatan karena tubuhnya tak mengizinkan, ia syok melihat lelaki yang ia sukai sejak lama malah bercinta dengan saudara tirinya.

Namun karena sudah terlanjur mematung di depan kamar Rosaria, Eula terjatuh dan masuk ke dalam kamar Rosaria.

“EULA?!” seru Rosaria yang langsung menjauhkan tubuhnya dari Kaeya, ia mengambil beberapa kain dan menutup dirinya sebelum ia mengangkat kakaknya menuju ruangannya.

Kaeya yang masih terlalu mabuk langsung tepar di ranjang Rosaria yang sudah penuh dengan keringat mereka berdua.

Rosaria sudah berpakaian setelah meletakkan Eula di kasurnya, ia membawakan teh hangat untuk diminum oleh sang kakak.

Eula hanya meminum sedikit teh buatan Rosaria, ia masih tak menyangka, bahwa selama ini kecurigaannya benar, Rosaria memiliki hubungan dengan Kaeya.

“Sudah berapa lama kamu pacaran sama Kaeya?” tanya Eula pelan.

Rosaria langsung sadar saat itu juga, walaupun ia menghabiskan 3 botol wine karena Kaeya sudah mabuk setelah meminum 2 gelas saja.

“Kami gak pacaran, Kak.” jawab Rosaria sambil menunduk.

“Terus kenapa kalian bisa bercinta? Kalian mabuk? Atau memang kalian memiliki hubungan khusus untuk itu saja?”

Rosaria mengangguk, namun Eula masih belum mengerti anggukannya menjawab pertanyaannya yang mana.

“Kamu jawab yang mana?!” tanya Eula sedikit keras.

“Yang kedua.” jawab Rosaria pelan.

Walaupun hati ingin menangis, namun air mata Eula tertahan oleh pikirannya yang ingin nampak tegar. Hati dan pikirannya sekarang sudah berlawanan, tidak tahu siapa yang akan menang dan kalah dalam pertandingan paling rumit di dunia.

“Saya sengaja pulang untuk bisa merayakan ulang tahun kamu, hari ini ulang tahun kamu, kan?”

Rosaria kembali mengangguk.

“Saya hanya ingin menghabiskan waktu bersama kamu, karena saya sadar dengan kesibukan saya. Tapi ternyata kamu sudah memiliki rencana lain yang gagal karena hadirnya saya di antara kalian.” lanjut Eula yang terdengar seperti menahan tangisnya.

Rosaria hanya terdiam, ia benar-benar merasa bersalah karena ia sendiri tahu bahwa Eula juga menyukai Kaeya saat Kaeya masih magang di kepolisian Teyvat.

Namun perasaannya sendiri juga tidak bisa berbohong, perempuan berambut merah itu juga sangat menyukai Kaeya, namun Kaeya tidak ingin memiliki hubungan dengan siapa pun. Walaupun terpaksa, lama-lama Rosaria juga menikmati hubungan mereka berdua yang awalnya hanya sebagai teman minum saja.

“Saya akan pindah dari sini.” ujar Eula memotong keheningan di antara mereka.

“Jangan, Kak.” bujuk Rosaria yang sudah menangis.

“Kalian bisa tinggal berdua di sini. Karena jarak dari sini menuju Adventure Guild cukup dekat. Jangan berhubungan seperti ini saja, kalian harus segera menikah.” lanjut Eula tak memedulikan Rosaria yang menghalangi jalannya untuk keluar dari rumah.

“Rosa, kamu tahu kita berdua adalah anak haram dari lelaki bejat itu, kan?”

Rosaria terdiam sesaat, menatap netra sang kakak yang sudah tak kuasa menahan tangis.

“Saya ikhlaskan Kaeya untuk kamu. Tapi jangan ikuti masa lalu keluarga kita.”

Eula pergi meninggalkan Rosaria setelah mengambil tasnya di ruang tamu.

You Keep Me Alive Character List

(UPDATED 28/12/2021)

*characters belong to miHoYo *ignore timestamps *modern society setting *ooc, bxg, gxg ship *written in bahasa *REALLY appreciated if you qrt/rt/like

1. Geo Family Zhongli – 50 tahun – Suami Ningguang – Konyol, receh, bijaksana, perhatian – Hero of Teyvat – Mengenal hampir semua karakter di series – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Ningguang dan Madame Ping

Ningguang – 48 tahun – Istri Zhongli – Bijaksana, penyayang, serius – Super Mom – Liyue's role model – Memiliki ikatan kuat dengan Itto dan Gorou – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Zhongli dan Madame Ping – Tidak menyukai Beidou

Arataki Itto – 28 tahun – Keras, bebal, pembuat onar, penyayang anak-anak – Troublemaker of Teyvat – Kekasih mendiang Ei – Disukai oleh Raiden Shogun dan Kujou Sara – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Raiden Ei – Memiliki ikatan yang kuat dengan Ningguang dan Beidou – Tidak berteman lagi dengan Raiden Shogun

Albedo – 24 tahun – Tunangan Sucrose, soon become a father – Serius, penyayang, cerdas – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Klee – Alchemist di Bio-Alchemy of Mondstadt

Noelle (11 IPS 1) – 17 tahun – Rajin, supel, manis, penyayang, penakut – The Pearl of Geo Family – Menyukai Thoma – Memiliki ikatan yang kuat dengan Ayaka – Bendahara OSIS yang baru – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Madame Ping

Gorou (10B) – 15 tahun – Manja, pemberani, konyol – The Last Member of Geo Family – Menyukai Kokomi – Memiliki ikatan yang kuat dengan Ningguang

Sucrose – 23 tahun – Tunangan Albedo, soon become a mother – Pesimis, penyayang, pekerja keras, supel

Madame Ping – 77 tahun – Ibu dari Ningguang – Sangat menyayangi Zhongli – Bijaksana, receh, peduli – Cucu kesayangannya adalah Noelle – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Noelle, Ningguang dan Zhongli

2. Twins Aether (10D) – 16 tahun ke 17 tahun – Saudara kembar Lumine – The protector – Tampan, jenius, perhatian – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Lumine – Memiliki ikatan yang kuat dengan Venti, dan Ajax – Wakil ketua OSIS yang baru – Disukai oleh Keqing dan Kokomi

Lumine (10E) – 16 tahun ke 17 tahun – Saudara kembar Aether – Cantik, jenius, pemalu, memiliki empati yang tinggi – The protector – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Aether dan Barbara – Memiliki ikatan yang kuat dengan Ajax

3. Adeptus Cousin Ganyu (12 IPA 1) – 18 tahun – Sepupu Xiao – Cantik, pintar, perhatian. – Greatest sister of all time – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Xiao – Menyukai Thoma – Sahabat Keqing

Xiao (10D) – 16 tahun – Sepupu Ganyu – Ganteng, atlet, cuek, judes, wibu – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Ganyu – Menyukai Lumine

4. Harbringers La Signora / Rosalyne – 26 tahun – Pendiri The Harbringers – Cuek, pekerja keras, keras, tegas – Memiliki ikatan yang kuat dengan Scaramouche

Ajax (12 IPA 1) – 18 tahun – Menyukai Lumine – Pintar, atlet, ramah – Disukai banyak siswi SMA Teyvat – Memiliki ikatan yang kuat dengan Scaramouche, Lumine, dan Aether – Mantan Keqing

Scaramouche (10A) – 15 tahun – Kasar, keras, manja, tertutup – Pemimpin Fatui Harbringers – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan La Signora dan Ajax

5. Euthymia Raiden Shogun / Baal / Makoto – 30 tahun – Kembaran Raiden Ei – Dingin, PTSD, perhatian, penyayang – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Ei – Menyukai Arataki Itto – Tidak berteman lagi dengan Itto

Raiden Ei – 24 tahun (death) – Kembaran Raiden Shogun – Hangat, penyayang, perhatian, disukai anak-anak – The Face of Inazuma – Sangat mencintai Arataki Itto – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Raiden Shogun, Arataki Itto dan Kujou Sara

Kujou Sara (12 IPS 1) – 18 tahun ke 19 tahun – Kikuk, keras, tegas, pesimis, PTSD – Sangat mencintai Arataki Itto – Adik kesayangan Raiden Ei – Menganggap Raiden Shogun dan Arataki Itto sebagai gurunya – Ketua OSIS sebelum digantikan oleh Kokomi

6. Euthymia Associate Yae Miko – 28 tahun – Sepupu dari Raiden Shogun dan Raiden Ei – Cantik, genit, bijaksana, ramah, perhatian – Memiliki ikatan yang kuat dengan Raiden Shogun dan Raiden Ei – Sangat membenci Arataki Itto – Sangat membenci Keluarga Geo

7. Aether's Friends Venti (10D) – 16 tahun – Tampan, atlet, perhatian, bucin, seniman – Pacar Barbara – Memiliki ikatan yang kuat dengan Barbara dan Aether

Xingqiu (10D) – 16 tahun – Jenius, perhatian, ramah – Pacar Hu Tao – Memiliki ikatan yang kuat dengan Hu Tao – Teman SD Hu Tao

Bennett (10D) – 16 tahun – Sering dianggap figuran – Konyol, baik, ramah – Pacarnya Fischl

Amber (10D) – 15 tahun – Ramah, baik, perhatian, pesimis – Sangat menyukai Ajax – Memiliki ikatan yang kuat dengan Aether

Hu Tao (10B) – 16 tahun – Ceria, cerdas, ramah, perhatian – Dulu suka dengan Xiao. – Sekarang pacarnya Xingqiu

8. Lumine's Friend Barbara (10E) – 16 tahun – Manis, perhatian, setia, seniman – Adik kandung Jean – Pacar Venti – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Lumine

Fischl (10A) – 17 tahun – Puitis, pengkhayal, perhatian, pemalu – Pacarnya Bennett – Korban ekspektasi orang tua

9. Electro Family Lisa – 38 tahun – Single parent, penyayang, perhatian – Menyimpan rahasia besar dalam hidupnya (ayah biologis Razor adalah Diluc [chapter 7]) – Dosen di Universitas Teyvat – Menyukai Rosaria

Razor (10E) – 16 tahun – Pendiam, pemalu, polos, sering terpengaruh – Menyukai Lumine – Selalu bertanya tentang ayahnya kepada Lisa

10. Electro Family Associate Keqing (12 IPA 1) – 18 tahun – Siswa teladan SMA Teyvat – Cantik, pintar, mandiri, pesimis – Menyukai Aether – Sahabatnya Ganyu – Mantan Ajax

Beidou – 28 tahun – Pemabuk, keras, perhatian, manis, sexy – Memiliki ikatan yang kuat dengan Itto – Kapten kapal khusus wanita Liyue – Tidak disukai oleh Ningguang – Membantu Itto sadar dan mengikhlaskan Ei

11. Ningguang's Associate Yanfei – 32 tahun – Pengacara kondang – Memiliki reputasi yang buruk (karena membantu Itto) – Baik, manis, pintar, sedikit gila

12. Pyronemo Family Diluc – 39 tahun (death) – Suami dari Jean, ayah dari Klee – Baik, cuek, penyayang, gegabah – Memiliki hubungan dengan Lisa di masa lalu, sebelum berkeluarga dengan Jean – Ayah biologis dari Razor

Jean – 29 tahun – Istri dari Diluc, ibu dari Klee – Mandiri, cantik, pekerja keras, penyayang, tegas – Memiliki ikatan yang kuat dengan Klee – Sempat menyukai Arataki Itto semasa sekolah

Klee (3 SD) – 8 tahun – Anak dari Diluc dan Jean – Ceria, pintar, menarik – Memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Albedo – Tidak menyukai Arataki Itto – Hobi bermain api, mencuri perhatian – Sadar bahwa memiliki ikatan dengan Razor

13. Pyronemo Associate Kaeya – 30 tahun – Sepupu dari Diluc – Sempat menyukai Lisa – FWB-nya Rosaria (Tidak berhubungan lagi) – Ganteng, gampang jatuh cinta, lucu, cerdas

Rosaria – 34 tahun – Adik tiri Eula – FWB-nya Kaeya (Tidak berhubungan lagi) – Dingin, jutek, judes, penyayang

14. OSIS Thoma (12 Sastra 1) – 18 tahun – Cinta pertama siswi SMA Teyvat – Ganteng, husband material, paket lengkap (pintar, baik, menarik) – Ketua OSIS sebelum Kujou Sara – Sangat menyukai Ayaka – Tidak disukai Raiden Shogun, dan Arataki Itto

Kamisato Ayaka (11 Sastra 1) – 16 tahun – Manis, rajin, pemalu, polos, tegas – Menyukai Thoma – Memiliki 1 kakak laki-laki, Kamisato Ayato – Memiliki ikatan yang kuat dengan Noelle – Sekertaris OSIS yang baru

15. Gorou's Friend Kazuha (10B) – 16 tahun – Baik, perhatian, pemalu – Memiliki ikatan yang kuat dengan Gorou – Mantan Yoimiya – Menyukai Kokomi

Kokomi (11 IPA 2) – 17 tahun ke 18 tahun – Tegas, berwibawa, manis, pintar – Memiliki hubungan misterius dengan Aether dan Lumine – Ketua OSIS yang baru setelah Sara – Disukai oleh Kazuha dan Gorou

Yoimiya (10E) – 16 tahun – Suka cutting, depresi, manis, memiliki tato di seluruh tubuhnya (selalu memakai baju panjang) – Mantan Kazuha – Menyukai Xiao

16. Teyvat Police Teppei – 27 tahun – Adik kelas Itto – Baik, tegas, bijaksana, kolot – Memiliki ikatan yang kuat dengan Yanfei – Menyukai Lisa

Eula – 35 tahun – Kakak tiri dari Rosaria – Kurang akrab dengan Rosaria – Jujur, polos, pendendam – Memiliki hubungan yang kuat namun aneh dengan Rosaria – Memutuskan hubungan dengan Rosaria dan Kaeya

You Keep Me Alive

cw, au // ending chapter 8 (Pemilihan OSIS SMA Teyvat)

“Baik, waktu pemilihan telah habis!” ujar Keqing kepada seluruh peserta pemilihan.

Nampak di layar juga sudah 100% suara yang memilih satu di antara 4 kandidat yang ada. Di sini hebatnya produk sistem polling yang dibuat oleh Sangonomiya Enterprise, pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya akan dilacak dan orang yang tidak memilih akan maju ke depan panggung untuk menjelaskan kenapa dia tidak memilih atau golput. Semua pendapat akan diterima oleh panitia, siapa tahu alasannya tidak memilih bisa menjadi bahan evaluasi pengurus OSIS nantinya.

Sistem sedang melakukan pengecekan ulang serta penampilan grafik di layar sudah menunjukkan wajah keempat kandidat ketua OSIS dengan grafik yang naik turun yang sengaja diprogram untuk membuat para peserta dan tentunya kandidat ketua OSIS menjadi ketar-ketir.

“Bagaimana panitia? Sudah bisa ditampilkan hasilnya?” tanya Keqing menggunakan walkie talkie ke petugas screening di belakang panggung.

Siap, Kak.

“Baik, kita akan mulai tunjukkan siapa yang akan menjadi Bendahara OSIS tahun ini terlebih dahulu.”

Seluruh siswa kompak menepuk paha mereka masing-masing sebagai bentuk euforia yang sangat menegangkan ini.

“Bendahara OSIS SMA Teyvat tahun ini adalah...”

Persentasi: 20.7% – Noelle 11 IPS 1

“WOAAAAHHHHHH!!! NOELLE” ruangan aula menyorakkan nama Noelle yang terpilih sebagai Bendahara OSIS menggantikan Margaret yang sebelumnya bertugas sebagai bendahara.

“Selamat untuk Noelle yang terpilih sebagai anggota OSIS tahun ini! Kami mempercayakan tugas ini kepada kamu, ya!” ujar Keqing lembut.

Noelle juga sedikit bersyukur karena tidak terpilih sebagai ketua OSIS, ia merasa bahwa dirinya belum bisa menjadi penyatu sekolah, sifat pesimisnya kadang menghalanginya untuk maju. Namun apa pun hasilnya, Noelle akan berusaha untuk memajukan sekolah serta OSIS menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.

“Kita akan lanjutkan, sekertaris kita!”

DEGEDEGEDEGEDEGEDEG

Persentasi: 21% – Kamisato Ayaka 11 Sastra 1

“Selamat! Kepada Kamisato Ayaka! Yang terpilih sebagai seker—”

“AYAKAAAAAAAAAA!! YEAAHHHHHH!!!”

Begitu hebohnya pesta demokrasi sekolah yang juga ditayangkan di TV lokal ini, program ini sengaja dibuat agar orang tua siswa di rumah juga bisa mengikuti perkembangan pemilihan OSIS tahun ini. Lagi-lagi semua ini dapat terwujud berkat Kamisato Enterprise.

Suasana di rumah Keluarga Geo

“MAMAHHHH! ANAK KITA!!!” seru Zhongli dari ruang keluarga.

Ningguang yang masih bersiap-siap untuk berangkat menuju kantor spontan berlari ke ruang keluarga. Sucrose yang masih memasak di dapur juga ikut panik karena teriakan Zhongli yang mengisi seisi rumah.

“KENAPA ANAK KITA, MAS?!” teriak Ningguang yang rambutnya masih tergerai itu.

“Woah, cantik sekali istriku tercinta.” ujar Zhongli menggoda sang istri.

“Ih, serius, Mas!” sanggah Ningguang yang sedang tidak mood bercanda dengan suaminya karena masih kesal Zhongli tidak mau tidur di luar.

“Oh, iya! Noelle, Ning. Anak kita jadi bendahara!” seru Zhongli antusias, wajahnya berseri-seri melihat Noelle yang sedang berdiri di atas panggung dari televisi rumah.

“Wahhh, anak gadisku...” gumam Ningguang terharu, lupakan tentang masalah pekerjaannya di Jade Chambers, sekarang anaknya lebih penting dari itu semua.

“AYAH! ADA APA?” ujar Sucrose yang berjalan cepat menuju ruang keluarga. Kini usia kehamilannya sudah masuk 4 bulan, perutnya sudah mulai menonjol, dan itu yang menjadi mainan Albedo setiap hari setelah pulang dari Bio-Alchemy of Mondstadt.

“Sini, Sayang. Lihat Noelle udah jadi bendahara di sekolahnya.” jawab Ningguang sambil tersenyum lebar. Rasa bahagianya sudah tak bisa disembunyikan lagi.

Ningguang yang awalnya berada di mode business woman seketika menggeliat ke tubuh Zhongli dan menggunakan paha sang suami untuk menjadi bantalannya.

Zhongli spontan menyisir lembut rambut panjang Ningguang yang masih tergerai, mengelus kepalanya yang merupakan favoritnya Ningguang di kala mereka sedang berdua atau memang lagi ingin manja dengan suami.

“Wahhh! Keren Noelle, ya!” balas Sucrose ikut antusias.

“Eh, bentar, Mah.” Sucrose kembali jalan menuju dapur untuk mematikan kompor yang masih hidup.

Setelah kembali ke ruang keluarga, Sucrose melihat Zhongli dan Ningguang sudah tidak memperhatikan televisi dan sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Pengen juga sama Al. gumam Sucrose dalam hati, kemudian pergi membiarkan pasutri legend itu bermesraan di ruang keluarga.

Suasana di aula SMA Teyvat

“Baik, setelah ini kita akan langsung ke posisi Wakil Ketua OSIS SMA Teyvat.” lanjut Keqing setelah suasana sedikit lebih tenang.

Pokoknya apa pun yang bersangkutan dengan Ayaka, semuanya pasti heboh, itulah hebatnya Kamisato Ayaka, The Cryo Supremacy.

“Wakil ketua OSIS tahun ini adalah...”

DEGEDEGEDEGEDEGEDEG

Persentasi: 25.3% – Aether 10D

Air mata Aether langsung mengalir setelah melihat hasil pemilihan suara miliknya, ia tetap puas dengan hasilnya walaupun dia tidak menjadi ketua OSIS. Setelah itu matanya mencari Lumine yang ternyata sudah lompat-lompat kegirangan sambil menangis histeris, tak menyangka abangnya bisa menjadi wakil ketua.

“ABAAAANGGG!” seru Lumine dari tempat duduknya yang berada di tengah-tengah aula.

Muncul rasa haru dari teman-teman Aether yang juga tidak menyangka bahwa Aether bisa mendapat posisi yang cukup tinggi di sebuah organisasi yang sebenarnya merupakan dunia baru untuknya.

“Wahhh, selamat, Lumi!” ucap Ajax sambil merangkul Lumine yang masih sesenggukan, melihat wajah Lumine yang menangis belepotan itu justru menarik garis mulut Ajax semakin lebar. Jantungnya kembali berdetak lebih kencang untuk ke sekian kalinya. Apakah benar Ajax jatuh cinta pada Lumine?

“Kak Ajax!! A-a-aeHUAAAAA” Lumine langsung memeluk Ajax saking bahagianya.

Namun dari atas panggung, Aether malah mengisyaratkan tangannya seperti sedang menggorok leher Ajax dengan bengisnya.

“Hehehe, Lumine. Peluk Barbara aja.” bisik Ajax yang panik melihat Aether yang ternyata memperhatikan mereka dari tadi.

Keqing juga menatap Aether tulus, ia sebenarnya sudah terharu setelah mendengarkan sedikit cerita tentang diskriminasi yang dialami oleh Aether dan Lumine. Ia merasakan juga, diskriminasi itu ada. Kini harapannya adalah membantu Aether di sisa waktu sekolahnya untuk menghilangkan segala jenis diskriminasi yang masih ada di sekolah.

“Baik, selamat kepada Aether yang telah menjadi—”

CIEEEEEEEEEEEEEE seru sebagian peserta yang mendukung kapal Aether dan Keqing untuk berlayar.

Wajah Keqing seketika memerah setelah itu, namun bisa dengan cepat ia kembali ke mode profesional.

Persentasi: 33% – Sangonomiya Kokomi

Kokomi menang jauh dari yang lain. Membuat gadis bersurai krem itu masih tampak duduk dengan tegasnya. Walaupun wajahnya manis dan terlihat lemah, tetapi semuanya berubah ketika ia sudah serius, suaranya lantang namun tetap enak didengar, itu adalah karisma Kokomi.

Keqing mempersilakan keempat kandidat yang sudah memiliki jabatannya masing-masing untuk memberikan kata sambutan, namun ketiganya (Noelle, Ayaka dan Aether) kompak meminta Kokomi untuk memberikan kata sambutan.

“Baik, terima kasih kepada rekan-rekan saya. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih juga untuk semuanya yang telah memilih saya. Hasil yang kita dapat hari ini adalah yang terbaik untuk kita dan sekolah pastinya. Jangan pernah ragu atau pesimis bahwa periode ini tidak akan seperti kepemimpinan Kak Kujou Sara yang kebetulan berhalangan hadir di antara kita semua karena suatu hal yang sepertinya tidak bisa ditunda.”

“Saya ingin mengucapkan satu kalimat, yang akan menyihir seluruh elemen yang ada di sekolah ini.”

“Percayakan kepada kami, karena amanah tidak akan salah memilih pundak!”

**

Yoimiya langsung mematikan televisinya ketika tahu Kokomi menjadi ketua OSIS tahun ini. Ia kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur, mengambil obat berwarna putih yang sering ia gunakan untuk membawanya pergi dari dunia nyata yang keras ini. Obat terlarang itu sudah sering ia gunakan semenjak putus dari Kazuha saat kelulusan SMP dulu.

Selamat ajalah untuk lo, Pacarnya Kazuha. runtuk Yoimiya dalam hati.

**

Sara terbangun dari tidurnya, setelah kabur dari Euthymia kemarin, Sara bertemu dengan Itto di sebuah guest house di daerah Mondstadt. Mereka kini tinggal berdua di sana. Bagi Itto, ia tidak peduli sama sekali jika satu kamar dengan Sara. Namun ini adalah hal yang baru bagi Sara, ditambah lagi saat ia terbangun, ada lelaki raksasa yang masih tertidur pulas di sebelahnya.

BENTAR, KOK GUE GAK PAKE BAJU? KAK ITTO JUGA?!

-to be continued

You Keep Me Alive

cw, au // chapter 8.1 (Pemilihan OSIS SMA Teyvat)

Hari yang telah ditunggu-tunggu telah tiba, setelah diberikan waktu sekitar 5 hari karena mepet untuk melakukan persiapan, sekarang saatnya untuk keempat kandidat ketua OSIS SMA Teyvat yang baru untuk mengemukakan visi dan misinya.

Seluruh siswa diarahkan menuju aula yang berada di lantai 3. Aether, Noelle, Ayaka dan Kokomi sudah berada di atas terlebih dahulu. Mereka sedang mempersiapkan diri, Noelle masih sibuk dengan teksnya, Ayaka mondar-mandir berbicara dengan pelan sambil sesekali melihat teksnya, Aether berbicara di depan kamera depan ponselnya, sementara Kokomi sedang bermeditasi.

Tenang banget si Kokomi. gumam Noelle dalam hati.

Gadis berambut merah muda itu melihat ke arah yang lainnya, entah kenapa perasaannya seperti tenang tak ada beban. Biasanya ia yang paling kalang kabut saat sedang mempersiapkan sesuatu, Noelle sering bergumam sendiri karena asik dengan dunianya.

BAIK, SEMUANYA! SELAMAT DATANG DI PESTA DEMOKRASI SMA TEYVAT! SETELAH KITA MENDENGARKAN VISI MISI YANG AKAN DIPAPARKAN OLEH KEEMPAT KANDIDAT PADA HARI INI. SILAKAN AMBIL REMOTE YANG SUDAH TERLETAK DI BAWAH KURSI KALIAN. TERDAPAT 4 NOMOR YANG ADA DI REMOTE TERSEBUT, KALIAN BISA MEMILIH SAAT SEMUA KANDIDAT TELAH SELESAI MENYAMPAIKAN VISI DAN MISINYA. TERIMA KASIH

“Kandidat pertama...” kata Keqing sengaja menahan suaranya, mendramatisir keadaan. Iringan suara drum yang diputar dari komputer dihidupkan untuk menghiasi khidmatnya suasana pesta demokrasi di SMA Teyvat.

“Noelle dari kelas 11 IPS 1!”

Noelle naik ke atas mimbar, menghela nafasnya beberapa kali agar lebih tenang dan percaya diri. Namun pandangannya tak bisa lepas dari Thoma, ia sudah menyukai Thoma dari saat masa orientasi siswa baru setahun yang lalu. Ya, Noelle ada satu dari sekian banyak Siswi SMA Teyvat yang telah jatuh cinta pada Thoma.

Thoma memberi semangat lewat tangannya kepada Noelle. Berharap ia bisa menyampaikan visi dan misinya dengan lancar tanpa hambatan.

“Baik! Perkenalkan, saya Noelle dari kelas 11 IPS 1. Berdirinya saya di depan teman-teman semuanya adalah suatu kebanggaan bagi saya. Bagaimana tidak? Atas kepercayaan yang diberikan saya bisa menjadi kandidat lewat jalur rekomendasi.”

Tepuk tangan meriah memenuhi aula saat ini, Noelle adalah siswa teladan dari jurusan IPS, dia juga merupakan ketua organisasi PMR tahun ini. Tentu banyak orang yang mendukungnya, di samping itu gadis itu memiliki karisma yang berbeda dari ketiga saingannya.

“Saya ingin melanjutkan apa yang telah dijalankan oleh OSIS sebelumnya, dengan kepercayaan yang telah diberikan tentu saya dan rekan-rekan saya yang berdiri di depan kalian semua akan memberikan yang terbaik untuk sekolah kita yang tercinta ini!”

“Visi saya adalah memajukan sumber daya manusia, tingkat intelektual setiap siswa dan yang paling penting adalah pembinaan karakter! Karena setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, karena itu kita spesial! Misi saya untuk saat ini adalah lebih menghidupkan organisasi dan memberikan kesempatan yang besar untuk teman-teman yang ingin membentuk organisasi baru yang pastinya bisa memajukan sekolah kita. Terima kasih.”

Noelle turun dari mimbar diikuti oleh tepuk tangan yang lebih meriah dari sebelumnya. Ia pun merasa puas karena bisa menyampaikan semua yang ada di teks yang telah ia buat bersama Albedo dengan baik.

“Selanjutnya, kandidat kedua. Kamisato Ayaka dari kelas 11 Sastra 1.”

Sebagian besar sorakan untuk Ayaka adalah dari kalangan laki-laki. Gadis berambut biru muda itu adalah ketua umum organisasi khusus bela diri di SMA Teyvat. Ayaka hampir menguasai seluruh jenis bela diri, juga klan Kamisato memiliki darah pejuang dan berperan besar dalam Archon War di masa lalu, sekarang klan mereka dipimpin oleh abang kandung Ayaka, yakni Kamisato Ayato.

“Sebagai satu-satunya siswa yang mendaftar untuk menjadi ketua OSIS, saya merasa percaya diri bisa memimpin organisasi yang paling legenda di sekolah tercinta kita.”

“Misi saya hanya satu, ingin memajukan seni bela diri untuk perlombaan antar daerah. Kita ingat kembali peristiwa tawuran di sekolah kita beberapa waktu yang lalu. Minimnya pengetahuan tentang apa itu bela diri justru membuat kita menjadi tak tahu aturan sehingga terjadi tawuran. Justru dengan bela diri, kita semua bisa menjaga satu sama lain, benar begitu?!”

BENAR! seluruh siswa kompak setuju, karena mereka dikalahkan oleh satu orang saja.

“Sementara visi, tentu kita semua ingin lebih memberikan penghargaan untuk sekolah yang telah membentuk kita, membantu kita mencari jati diri yang sebenarnya. Saya yakin teman-teman semuanya sepakat, kalau keseimbangan itu perlu. Ada teman-teman yang hanya baik di bidang akademik, tetapi sedikit sulit di non akademik. Saya berusaha untuk menyeimbangkan kedua hal yang nampaknya mustahil itu. Kita semua bisa!”

Ayaka turun dari mimbar dan kini giliran Kokomi yang akan maju untuk menyampaikan visi dan misinya.

“Selamat pagi, teman-teman yang berbahagia.”

“Saya, Sangonomiya Kokomi dari kelas 11 IPA 2.”

Dukungan dari Noelle dan Ayaka jika digabungkan, jadilah suara yang sekarang bersorak untuk mendukung Kokomi. Belum ada yang bisa menandingi pendukung Kokomi saat ini. Wajahnya yang manis namun tegas, tutur katanya yang lembut namun memiliki arti yang kuat, itu adalah Sangonomiya Kokomi.

“Izinkan saya untuk menyampaikan, apa yang ingin saya sampaikan untuk teman-teman semua yang telah hadir di pagi hari ini.”

“Tuntutan jaman membuat standar kehidupan menjadi semakin tinggi. Jika kita terlambat untuk mengejar ketertinggalan, kerugian yang akan menemani kita sampai akhir hayat. Saya ingin teman-teman semua sadar, bahwa hidup tidak seperti apa yang kalian tonton, baca atau pikirkan. Keseimbangan itu perlu, pembinaan karakter itu perlu, tingkat intelektual juga perlu. Namun jikalau semua itu hanya pemaparan saja, semuanya akan sulit untuk terwujud.”

Seluruh siswa hening saat mendengarkan Kokomi, tak ada suara tambahan, semuanya mendengarkan Kokomi dengan khidmat.

“Maka dari itu. SAYA! SANGONOMIYA KOKOMI, AKAN MENYATUKAN SELURUH ELEMEN YANG ADA DI SEKOLAH DAN SALING BERSINERGI AGAR SIAP UNTUK MEMBANGUN MASA DEPAN YANG CERAH UNTUK SELURUH SISWA SMA TEYVAT!”

“PENYALURAN MINAT DAN BAKAT SISWA, AGAR TIDAK ADA LAGI YANG HANYA DATANG KE SEKOLAH UNTUK ABSEN. SEMUA MEMILIKI HAK UNTUK MENULIS MASA DEPAN KALIAN MASING-MASING!” teriak Kokomi dengan lantang.

“Sangonomiya Kokomi, nomor 3.”

Seluruh siswa SMA Teyvat langsung heboh dibuat oleh Kokomi, tidak ada yang tidak percaya dengan perkataan Kokomi, bagaimana tidak? Buktinya adalah kesuksesan yang ia toreh di perusahaan milik keluarganya saat kepemimpinannya, dan itu bukan hanya sekadar permainan. Remote yang dibuat untuk voting kandidat OSIS hari ini juga merupakan inovasi yang dibuat oleh Kokomi seorang diri.

“Kandidat terakhir, Aether.”

Aether naik ke atas mimbar, banyak yang tak memperhatikannya, mungkin ini juga nasib nomor urut terakhir, selain itu orang juga banyak yang kurang suka dengan Aether karena rumornya yang satu rumah dengan Ajax dan terlihat mesra dengan Lumine belum hilang juga.

“Teman-teman yang saya hormati, perkenalkan nama saya Aether dari kelas 10D.”

Lumine, Ajax, Amber, Bennett, Xingqiu, Fischl, Venti, Barbara dan Hu Tao yang paling keras suara teriakannya.

Keqing menatap Aether dengan tulus. Saat membantunya merumuskan visi dan misi, konsentrasinya terpecah karena sibuk memandang wajah lelaki yang sangat ia sukai. Bahkan ia sampai lupa kalau kedatangannya untuk membantu Aether, bukan berkencan dengannya di perpustakaan.

“Saya terbilang masih menjadi siswa baru. Baru sekitar 2 atau 3 bulan saya bersekolah di sini. Istilahnya saya masih meraba-raba apa saja organisasi atau bagaimana lingkungan di sekolah baru saya ini.”

“Satu yang bisa saya ambil dan akan sampaikan untuk semua yang hadir di sini. Ini juga berdasarkan pengalaman pribadi saya saat bersekolah di sini.”

Seluruh siswa menunggu apa yang akan dikatakan oleh Aether setelah ini.

“Saya ingin menghentikan diskriminasi yang ada di sekolah ini, ini yang tidak diangkat oleh semua kandidat lain yang hanya ingin memajukan sekolah, berprestasi di sekolah, membangun masa depan yang katanya tidak seperti yang kita bayangkan.”

“Secara tidak langsung, Kak Kokomi mengatakan pasti ada orang yang akan tertinggal dan rugi sepanjang hidupnya nanti. Dan akhirnya orang-orang itu yang akan menjadi korban diskriminasi di lingkungan masyarakat.”

Lumine berkaca-kaca mendengar semua perkataan Aether, karena semua yang dikatakan abangnya itu adalah makanan sehari-hari mereka, diskriminasi.

“Abang kamu keren, Lumi.” bisik Ajax dari sisi kirinya.

Barbara menepuk lembut punggung Lumine dari belakang. Malah air mata yang keluar setelahnya.

“Untuk itu, misi saya hanya untuk menghentikan diskriminasi antar siswa, dan juga guru. Saling menghargai dan memahami satu sama lain. Itu yang paling sederhana. Untuk apa saling mencemooh, sedangkan kita bisa saling merangkul dan menguatkan satu sama lain.”

“Visi saya adalah lebih mengedepankan moral seluruh jajaran yang ada di sekolah ini. Mempersiapkan masa depan tanpa memikirkan moral sama saja seperti kehancuran yang disebabkan oleh bom waktu! Karena semuanya akan sibuk dengan dirinya sendiri tanpa memperhatikan orang lain. Terima kasih.”

Setelah keempat kandidat menyampaikan visi dan misi mereka, sekarang seluruh pemilih jadi bingung karena keempat calon ketua OSIS memiliki kekuatannya masing-masing. Saat jaman pemilihan tahun lalu, semuanya sudah tahu akan memilih Sara untuk menjadi pemimpin.

“Baik, silakan dipilih nomor 1 sampai 4, pikirkan baik-baik. Ini untuk masa depan sekolah kita nanti.” ujar Keqing dengan tegas.

Waktu pemilihan tersisa 3 menit, terlihat di layar belum 100% siswa menggunakan hak suaranya karena masih bingung akan memilih siapa.

Abang pasti menang! seru Lumine dalam hati.

You Keep Me Alive

cw, au // chapter 8 (Pemilihan OSIS SMA Teyvat)

Keqing berjalan dengan cepat menuju ruangan OSIS, setelah sampai di sana ia langsung menyuruh Sara untuk memberikan pengumuman atas kejadian yang menimpanya saat festival kemarin.

Dulu ada yang sempat mengambil foto Keqing diam-diam saat kegiatan Hari Adat Teyvat. Walaupun foto itu akhirnya sangat viral, Keqing tidak terima karena orang tersebut mengambil fotonya diam-diam. Alhasil kakak kelasnya (penguntit) habis kena ceramah olehnya selama 2 jam lebih.

“Baik, Keqing. Akan saya umumkan.” ujar Sara yang langsung menuju ruangan interkom khusus OSIS.

PENGUMUMAN, MENINDAKLANJUTI KASUS PENYEBARAN VIDEO MILIK KEQING KELAS 12 IPA 1, PELAKU DIHARAPKAN DATANG KE RUANG OSIS SEKARANG JUGA! TERIMA KASIH

Geng Aether langsung heboh saat mendengarkan pengumuman itu, padahal baru saja apel pagi selesai dilaksanakan. Banyak siswa yang keluar kelas untuk melihat siapa pelaku penyebaran video itu.

“Udah, mending lo pergi sekarang daripada sembunyi terus.” ucap Xiao menghampiri meja Venti.

“Bener, kalau misalnya sekarang lo ngaku, mungkin konsekuensinya gak bakal separah kalau lo sembunyi begini.” balas Xingqiu menimpali omongan Xiao.

Venti menghela nafasnya secara teratur, ia dirundung rasa bersalah selama beberapa hari ini.

Barbara datang ke kelas Venti dan menghampiri pacarnya dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

“Venti, Rara temenin, ya?” ajak Barbara sambil tersenyum, namun raut wajahnya masih jelas terlihat khawatir.

Setelah melihat Barbara, Venti merasa ia harus menghadapi apa yang telah ia perbuat secara gentle. Ia siap menerima hukumannya, apa pun itu.

“Udah, aku aja, Ra.” jawab Venti lembut.

Venti keluar dari ruang kelas 10D dan berjalan menuju ruangan OSIS. Sepanjang perjalanan, Venti disoraki habis-habisan oleh siswa lain yang sebenarnya hanya ingin menambah heboh suasana saja.

Dari atas, Keqing melihat Venti seorang diri berjalan menuju ruangan OSIS.

Temennya Aether ternyata. gumam perempuan berambut ungu itu dalam hatinya.

Setelah sampai di ruangan OSIS, Keqing meminta seluruh anggota OSIS untuk keluar dan meninggalkan mereka berdua saja.

Keqing adalah ketua MPK (Majelis Perwakilan Kelas) di SMA Teyvat, kedudukannya setingkat lebih atas dari OSIS. Menjadi siswa teladan selama 3 tahun berturut-turut membuatnya sangat disegani walaupun pada saat yang sama dia sangat disukai oleh seluruh siswa SMA Teyvat.

Kalau Thoma adalah cinta pertama bagi siswi SMA Teyvat, Keqing adalah cinta pertama seantero SMA Teyvat.

“Gue bakal langsung to the point nanya sama lo, kenapa lo lakuin hal seperti itu?” tanya Keqing tegas.

Venti menunduk, bingung mau menjawab apa, ia bahkan tak tahu kalau video itu bisa menyebar dengan cepat, padahal ia hanya mengirimkannya ke teman-teman satu grupnya.

“Sebenarnya saya hanya mengirim ke teman-teman saya, Xiao, Xingqiu, Amber, Bennett, dan—”

“Aether?” potong Keqing.

Venti mengangguk. Walaupun dalam hatinya mengumpat karena omongannya dipotong oleh Keqing.

“Terus kenapa bisa menyebar? Aether bilang Pak RT dia sampai tahu?” tanya Keqing lagi.

“Saya tidak tahu, Kak. Jujur.” balas Venti pelan.

Keqing bisa membaca raut wajah Venti yang penuh dengan penyesalan, walaupun menurutnya Venti salah, tapi yang lebih salah justru orang yang melanjutkan penyebarkan video itu.

“Dulu gue pernah begini, Venti. Ada yang foto gue diam-diam dan nyebarin ke komunitas yang penuh dengan orang mesum. Gue yang niatnya cuma ikut lomba baju tradisional jadi bahan orang-orang untuk melakukan hal yang tabu.”

Venti mengangguk, ia paham sepenuhnya dengan perkataan Keqing. Ia sadar, namun kalau nasi sudah menjadi bubur? Apa yang bisa ia lakukan?

“Kak, saya minta maaf dan gak akan mengulangi lagi perbuatan saya. Saya hanya iseng waktu itu karena selama ini Aether memang gak pernah jalan sama cewek mana pun kecuali Lumine.” jelas Venti dengan mata yang berkaca-kaca.

“Terus?”

“Terus? Oh... iya, sebagai teman saya seneng aja gitu melihat kalian di festival itu. Gak lebih.” lanjut Venti.

Keqing tersenyum, secara tidak langsung ia paham bahwa Aether memang tidak sedang dekat dengan siapa-siapa. Sejenak ia melupakan tentang video skandalnya yang sudah menyebar seantero Teyvat.

“Gue bisa lihat dari wajah lo, penyesalan lo. Jadi gue maafin. Tapi tolong, gue udah pernah jadi korban. Jangan sampai terjadi seperti ini lagi untuk ke depannya.” ujar Keqing dengan tegas.

Venti mengangguk namun masih menunduk. Ia tak berani menatap netra Dewi Petir (sebutan Keqing saat masih kelas 10).

“Satu lagi, gue boleh minta tolong?”

Venti mendongak, hatinya berkata bahwa Keqing ingin meminta bantuannya untuk menjodohkannya dengan Aether.

“Tolong bujuk Aether menjadi anggota OSIS.” lanjut Keqing dengan serius.

**

Ruangan OSIS sekarang sangat kalut, hanya Ayaka yang mendaftar untuk menjadi ketua OSIS, padahal waktu pendaftaran terakhir adalah hari ini.

“Sepertinya jalan satu-satunya hanya dari jalur rekomendasi.” ujar Sara kepada seluruh anggota OSIS dan MPK yang hadir di tengah-tengah rapat.

“Untuk anak-anak kelas 11, apakah kalian memiliki rekomendasi siswa yang bisa menjadi 4 inti?” lanjut Sara.

Salah seorang anggota OSIS mengangkat tangannya.

“Kalau saya boleh merekomendasi, saya ingin merekomendasikan Noelle anak kelas 11 IPS 1 untuk dicalonkan. Karena ia selalu aktif dalam organisasi selama saya kenal dia, dari kelas 10.”

Sara mengangguk setuju, walaupun ia pernah memiliki masalah dengan Noelle ketika masih menjadi murid baru, Noelle memang orang yang bisa diandalkan menurutnya. Saat itu Noelle tidak sengaja menyenggol barang prakarya milik Sara. Saat itu juga Sara mengamuk sejadi-jadinya, seluruh perjuangannya terasa sia-sia saat melihat akrilik yang telah ia buat selama lebih dari 2 minggu hancur begitu saja ketika menyentuh tanah.

Sara tidak mengetahui kalau Noelle yang menyampaikan kepada guru prakaryanya bahwa produk yang Sara buat hancur karenanya. Padahal Sara sudah pasrah dan mengaku kalau ia tidak mengumpulkan produknya dan mendapatkan nilai 0 dari gurunya. Setelah tahu bahwa Noelle melaporkan itu kepada gurunya, bibir Sara menjadi kaku ketika ingin menyapa Noelle atau meminta maaf padanya.

“Baik, kandidat pertama Noelle. Saya juga setuju kalau itu.”

“Bagaimana kalau Kokomi?” sahut Thoma dari ujung ruangan.

“Lo kayaknya kenal sama semua cewek, ya, Thom?” sindir Sara yang justru mengundang gelak tawa anggota OSIS yang lain.

Thoma hanya terkekeh mendengar komentar pedas dari Sara saat itu.

“Saat kelas 10 Kokomi aktif di OSIS bagian pengembangan diri. Namun, saat ia naik kelas 11... kalian sendiri tahu, ya. Kondisi keluarganya setelah ayahnya meninggal saat itu.”

Kokomi tidak bisa bergerak bebas untuk saat ini, semenjak ditinggal ayahnya karena kecelakaan setahun yang lalu membuat Kokomi sebagai satu-satunya anak dari klan Sangonomiya harus menggantikan posisi sang ayah di Sangonomiya Enterprise. Sangonomiya Enterprise bergerak di bidang artificial intelligence, produk yang dibuat adalah sistem keamanan berlapis untuk mencegah pembobolan, baik itu skala kecil seperti rumah, sampai skala besar seperti perusahaan ternama, contohnya Jade Chambers, perusahaan milik Ningguang.

“Apa dia bisa mengimbangi kegiatan di sekolah dan luar sekolah?” Keqing mulai angkat bicara.

Sebagai ketua MPK, dia sangat mempertimbangkan dan memahami keadaan siswanya yang memang tidak bisa aktif mengikuti organisasi karena masalah seperti yang Kokomi alami.

“Dia pernah nanya ke gue langsung tentang pemilihan OSIS yang baru, dia berminat katanya. Setidaknya itu yang gue dengar langsung darinya,” jawab Thoma kepada Keqing.

“Ya sudah, kalau memang seperti itu kita masukkan saja. Kita juga berterima kasih seharusnya pada Sangonomiya Enterprise, yang sudah membuat sistem polling yang sangat canggih dan efektif untuk pemilihan OSIS dari tahun lalu.” balas Sara menimpali pembicaraan Thoma dan Keqing.

“Terakhir, dari kelas 10. Setidaknya ada satu atau dua orang yang harus ikut, untuk mengenalkan ke mereka dunia organisasi itu seperti apa.”

Keqing mengangkat tangannya, sudah pasti ia akan menunjuk Aether sebagai kandidat pilihannya.

“Gue mau merekomendasikan Aether.” jelas Keqing.

Suasana ruangan OSIS berbisik-bisik membicarakan pendapat Keqing yang dinilai tidak subjektif.

“Gue tahu kalian ngomongin apa, ya. Tapi gue bakal jawab kenapa gue memilih Aether sebagai kandidat. Kalian tahu? Siapa yang seharusnya menjadi siswa yang menyampaikan pidato saat penyambutan siswa tahun ajaran baru ini?”

Tak ada yang menjawab pertanyaan Keqing, anggota OSIS sedikit yang berada di aula saat itu. Mereka disibukkan dengan siswa yang terlambat dan mengarahkan orang tua menuju aula serta tugas lainnya yang diberikan kepada mereka.

“Gue sengaja bilang gini, karena program kerja MPK adalah di acara penyambutan siswa baru. Jadi wajar kalau sedikit OSIS yang tahu kalau Aether yang seharusnya menyampaikan pidato saat itu, bukan Venti.”

Banyak yang kaget setelah tahu bahwa Aether adalah siswa yang dirumorkan mendapatkan nilai sempurna saat ujian nasional. Ternyata memang benar, saudara kembarnya, Lumine, hanya selisih satu poin saja dari sang abang. Mereka berdua tercatat sebagai siswa paling jenius dari seluruh sekolah yang ada di Teyvat saat ini.

“Apa kalian masih menganggap gue subjektif? Kalau dilihat dari sikap dan jiwa kepemimpinan dia, kita bisa lihat nanti. Dia gak harus jadi ketua, kan?” lanjut Keqing.

Semua serempak setuju dengan rekomendasi dari Keqing.

“Baik, 4 kandidat yang akan maju akan kita umumkan siang ini. Ayaka Kamisato dari jalur pendaftaran, sementara Noelle, Kokomi dan Aether dari jalur rekomendasi.” tutup Sara sambil mengetok palu tanda rapat pemilihan ketua OSIS telah selesai.

You Keep Me Alive

cw, au // ending chapter 7 (Ekspektasi Orang Tua) trigger: blood, violence

Fischl berjalan menuju sekolah sambil tertunduk, luka yang Mariane berikan masih sangat terasa di tubuhnya. Ia terpaksa bersekolah agar bisa memenuhi ekspektasi orang tuanya yang menganggap bahwa Fischl adalah orang yang jenius.

Keluarga bangsawan semuanya jenius! Jangan sampai kamu tidak seperti para pendahulu kita!

Bennett menyadari bahwa Fischl tidak tampak semangat seperti biasanya. Ia pun langsung menghampiri Fischl walaupun tidak dihiraukan olehnya.

“Hey! Icel!” sapa Bennett sambil menepuk lembut pundak Fischl.

Tentu Fischl langsung mengerang kesakitan, air matanya langsung mengalir deras. Ia sudah berada di puncak rasa sakitnya. Bennett yang tak tahu apa-apa langsung meminta maaf kepada Fischl berkali-kali.

“Icel! Benny minta maaf! Kenapa, Cel?” tanya Bennett panik, mereka sudah menjadi bahan tontonan siswa lain yang sedang berjalan menuju kelas masing-masing.

“Tolong Icel... Rumah sakit...” ujar Fischl pelan.

Untungnya Fischl langsung memberitahu Bennett ke mana mereka harus pergi, kalau Fischl lebih mementingkan egonya terlebih dahulu, mungkin Bennett sudah menjadi sasaran massa karena dianggap sedang membully Fischl.

Dengan sigap Bennett merangkul Fischl dan berjalan pelan-pelan keluar sekolah, pangkalan taksi tak terlalu jauh dari sekolah mereka, dan kebetulan masih ada satu taksi lagi yang sedang menganggur menunggu penumpang.

Fischl dan Bennett masuk ke dalam taksi dan meminta supir untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit.

“Aku telepon Tante Mari aja, ya?” tanya Bennett yang malah semakin panik setelah melihat darah yang menempel di punggung baju Fischl.

“Jang..an...” jawab Fischl lirih, ia sedang menahan sakitnya sekuat mungkin.

“Icel...ada...uang. Pakai uang ini dulu...aja...” lanjutnya sambil menunjuk ke arah tasnya.

Bennett hanya terdiam melihat Fischl mengerang kesakitan, berusaha menyambungkan semua kemungkinan yang terjadi karena Fischl tidak menjadi perwakilan angkatan yang memberikan pidato di hari penyambutan siswa baru.

Kurang lebih Bennett paham dengan kondisi keluarga Fischl, mereka adalah keturunan berdarah biru, ia juga tak sengaja melihat Mariane memarahi Fischl dengan bahasa yang sangat tidak pantas diucapkan kepada anak saat kelulusan SD mereka dulu.

Masa dia disiksa sampai begini? pikir Bennett dalam hati.

Mereka tiba di rumah sakit, Bennett langsung mengantarnya menuju IGD untuk mendapatkan penanganan pertama terlebih dahulu. Setelah Fischl dibawa ke ruang IGD, Bennett duduk di kursi ruang tunggu sambil memegang tas Fischl yang terasa sangat berat.

“Kok berat banget?” gumam Bennett dalam hati.

Karena penasaran, Bennett membuka sedikit tas Fischl dan mengintip ke dalam tasnya.

“Ya Archon!” seru Bennett yang kaget bukan kepalang.

Bennett menemukan ikatan uang Mora kertas yang jumlahnya lebih dari 40 juta Mora yang sudah dilabeli dengan tulisan tangan Fischl.

Anak ini mau kabur dari rumah, ya?! ujar Bennett dalam hati.

Tiba-tiba terasa sedikit hembusan dari belakang pundak Bennett yang membuatnya langsung merinding. Saat ia menoleh ke belakang, ia melihat seorang pria paruh baya yang sedang menatap ke arah uang yang sedang dipegang oleh Bennett.

“Kamu pencuri, ya?” tanya Zhongli polos.

“Hah?! Bukan, Om! Ini duit temen saya!” jawab Bennett panik.

“Alesan! Biasanya pencuri alasannya seperti itu!” bantah Zhongli memojokkan Bennett.

Kali ini Bennett yang menangis, ia tak menyangka bahwa Fischl sedang mencoba kabur dari rumah, di satu sisi dia juga panik karena dituduh mencuri oleh orang yang tidak ia kenal. Ia merasa sangat tertekan di situasi seperti ini.

“MAS!” seru Ningguang dari koridor yang berlawanan dari ruang tunggu yang sedang diduduki oleh Bennett dan Zhongli.

Ningguang berjalan mendekati mereka berdua.

“Kenapa kamu nuduh orang sembarangan?! Kita gak tau kebenarannya, kan?” ujar Ningguang lalu duduk di samping Bennett.

Zhongli yang ingin membalas pertanyaan Ningguang langsung mengunci mulutnya rapat-rapat setelah ditatap oleh sang istri dengan tatapan kematian.

Padahal kidding aja. runtuk Zhongli dalam hati.

“Kamu kenapa, Nak?” tanya Ningguang lembut.

Tanpa ia sadari, Bennett menceritakan semuanya kepada Ningguang dari awal sampai akhir, bagaimana sikap Mariane kepada Fischl ketika anaknya gagal memenuhi ekspektasi orang tuanya (setidaknya apa yang dikira oleh Bennett benar adanya).

Mendengar hal itu, Ningguang langsung menyusul ke ruangan di mana Fischl dirawat. Sementara Zhongli masih diam menatap ke arah Bennett.

“Cah.” sahut Zhongli dengan tatapan tajamnya.

“I..iya, Om?”

“Saya sudah berpikir keras, tapi saya rasa saya itu gak punya keponakan yang namanya Bennett. Apa saya benar oom kamu?” tanya Zhongli dengan polosnya.

Bennett tersedak karena tertawa, entah kenapa setelah takut oleh aura yang Zhongli pancarkan, kini ia bisa menerima kehangatan yang diberikan oleh Zhongli lewat pertanyaan konyolnya.

Zhongli tersenyum melihat Bennett yang sudah tidak panik lagi seperti tadi, merasa tugasnya sudah selesai, ia beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan Bennett yang masih asik tertawa.

**

TING TONG

Suara bel rumah Mariane berbunyi beberapa kali. Dengan cepat wanita itu berlari ke depan dan membukakan pintu untuk tamunya.

“Iya? Cari siapa, Pak?” tanya Mariane bingung.

“Saya mencari Mariani.” jawab Zhongli.

“Maaf, mungkin maksudnya Mariane?”

“Oh, iya. Mariane.”

Zhongli sudah berdiri di depan pintu rumah dengan gagahnya, dadanya ia tegakkan, suaranya ia beratkan, namun ia malah salah menyebut nama orangnya.

Duh, malunya.

Mariane mempersilakan Zhongli untuk masuk ke dalam rumahnya, namun Zhongli langsung berjalan masuk dan mencari ruangan di rumah yang ia rasa mencurigakan.

“Bapak ada masalah apa?! Main masuk-masuk ke ruangan orang?!” seru Mariane yang langsung panik melihat gelagat Zhongli.

“Hey! Dengar tidak?!” teriak Mariane dan langsung berlari menyusul Zhongli.

Mariane terus menerus menarik lengan Zhongli namun pria itu jauh lebih kuat darinya. Ia malah terseret sampai ke depan pintu menuju ruangan bawah tanah.

“Pasti di sini tempat kamu menyiksa anakmu.” ujar Zhongli pelan.

Mariane terlihat kaget saat mendengar hal itu. Dari mana Zhongli tahu kalau ia menyiksa Fischl?

“BAPAK TAHU APA?! BEGINI CARA KAMI PARA BANGSAWAN MEMBERI SANKSI PADA ORANG YANG GAGAL!” bentak Mariane dengan lantang.

Zhongli tak bergeming, ia langsung membuka pintu ruangan bawah tanah itu dan langsung turun ke ruangan penyiksaan itu.

Mariane sudah panik karena tak bisa menahan Zhongli dan apa yang dia katakan tak dihiraukan olehnya.

“BERANI KAMU MELAWAN BANGSAWAN?! SAYA BISA ARAHKAN PASUKAN KAMI UNTUK MENYERANG ANDA!” teriak Mariane sampai seluruh urat di leher dan kepalanya terlihat jelas.

Merasa perkataannya tidak digubris oleh Zhongli, Mariane menyusulnya ke bawah.

Saat Mariane tiba di bawah, ia melihat Zhongli sedang memegang pisau yang masih bersimbah darah bekas siksaan Fischl kemarin.

“KENAPA?! KENAPA KALAU SAYA MEMBERI HUKUMAN PADA ANAK SAYA?!”

“BEGINI CARA SAYA DIBESARKAN! ADA MASALAH APA DENGAN ITU?”

Zhongli berjalan menuju Mariane, semakin dekat dengannya, semakin pelan suara perempuan itu.

“Semua bangsawan yang ada di Teyvat sudah mati saat Archon War.” bisik Zhongli ke telinga kiri Mariane.

Mariane melemah, ia sadar akan hal itu. Seluruh keluarganya dibantai habis-habisan saat jaman perang, ia masih menyimpan luka lama yang tak kunjung sembuh. Ditambah lagi ia ditinggalkan suaminya yang meninggal karena kecelakaan saat sedang mengerjakan commision saat usia kandungannya baru menginjak 4 bulan.

Archon... war” gumam Mariane pelan.

“Seluruh keluarga Oldenburg seharusnya sudah mati saat perang, dan ternyata saya bertemu dengan keturunan murni satu-satunya di tempat hina ini.” bisik Zhongli.

“Mariane Oldenburg. Sudah saatnya untuk beristirahat dengan tenang.” lanjut Zhongli.

Mariane terduduk dan menggigil ketakutan, ia sudah lama tidak mendengar nama Oldenburg, nama itu sebenarnya tidak boleh disebutkan oleh siapa pun karena itu adalah identitas rahasia yang bisa membahayakan anggota keluarga lain dan memicu adrenalin yang sangat tinggi sehingga terjadi reaksi yang mengerikan bagi para penyandang nama Oldenburg ketika mendengar “kode” itu.

Zhongli menelepon petugas rumah sakit jiwa, menyuruhnya untuk secepatnya menjemput Mariane dan menempatkannya di tempat yang seharusnya.

Setengah jam kemudian, petugas rumah sakit itu membawa Mariane menuju Pusat Penanganan Jiwa di daerah Snezhnaya yang berada di ujung Teyvat untuk penanganan lebih lanjut.

Zhongli berjalan keluar dari rumah Mariane, menelepon Ningguang dan mengabari bahwa semuanya baik-baik saja. Ningguang pun berkata seperti itu, Fischl juga menceritakan yang sejujurnya kepada Ningguang. Entah dari mana mereka berdua tahu persis identitas keluarga Fischl.

Misteri akan tetap menjadi misteri jika tak ada resolusi. Ekspektasi tak akan pernah sejajar dengan realita, dia bisa melebihi atau jatuh tanpa peduli. Razor tidak bisa memenuhi ekspektasi Lisa yang berharap bahwa anaknya bisa terbuka dan bercerita tentang apa saja kepada sang ibu. Di sisi lain, Fischl tidak bisa memenuhi ekspektasi Mariane di bidang akademik dan semua hal dituntut sempurna olehnya.

Lingkaran kehidupan akan terus berputar jika kita masih mengikuti jejak para pendahulu kita. Didikan orang tua kita di masa lalu belum tentu tepat jika diberikan kepada anak kita. Kebiasaan yang masih sering terjadi di lingkungan terdekat kita.

Maka dari itu, jangan menjadi generasi penerus bangsa. Jadilah generasi pengubah bangsa.

**

Yoimiya keluar dari rumahnya saat mengetahui Kazuha telah tiba di depan rumahnya.

“Jujuuu!” seru Yoimiya saat berjalan menuju mobil Kazuha.

Saat Yoimiya membuka pintu depan mobil Kazuha, ia melihat sosok perempuan yang belum pernah ia temui sebelumnya.

“Miya, lo di belakang aja duduknya. Oh, iya. Kenalin! Ini Koko—”

Yoimiya langsung menggebrak pintu mobil Kazuha dan berlari masuk ke dalam rumah. Hatinya hancur, bagaimana bisa seseorang yang masih sangat ia sayangi bisa mendapatkan penggantinya secepat itu?

“Kazuha berengsek!” pekik Yoimiya setelah mengunci pintu rumahnya.

-to be continued