Setelah perjuangan Jihoon, akhirnya bisa mewujudkan cita cita nya. Yaitu menjadi tentara di negara nya. Ia ingin mengabdi kepada negara nya, dan menjadi seorang yang berguna bagi negaranya.
Hari ini hari pertama ia menjadi tentara, ia berharap akan menjadi hari yang sangat menyenangkan dan tidak terlupakan. Tetapi hari ini.....
“Jihoon? Park Jihoon?”
“Iya benar saya maknae dari tim 3.”
“Yang tegap berdiri nya.” Kata lelaki yang lebih pendek dari nya sambil menendang tulang kering nya.
“Siap.”
“Tolong belikan saya kopi americano di kafetaria.”
“Maaf tapi sebentar lagi upacara akan mulai.”
Changbin, teman setim Jihoon lalu mendekati Jihoon dan memberikan kode untuk 'turuti saja dia'
Jihoon pun mau tak mau harus menuruti si kecil entah siapa menyuruh seenak jidat nya, dia siapa? Jihoon pun tidak tahu. Atau memang anak baru paling kecil semua di perlakukan seperti ini?
Jihoon kembali dengan satu tangan membawa kopi yang ia beli untuk entah lelaki yang lebih kecil itu seperti nya ia atasan.
“Ini kopi nya.”
Jihoon berlari menghampiri lelaki itu di tengah lapangan yang akan memulai apel pagi. Lelaki itu meminum nya dan memuntahkan kopi itu kedepan muka nya.
“Apa apaan ini? tidak kamu berikan gula?”
“Siap! saya tidak tahu.”
“Perhatian! lihat jika tidak tahu apa yang saya maksud ini akibat nya.”
Lelaki itu membuka cup kopi itu dan menyiram nya di atas kepala Jihoon, lelaki itu walaupun sambil berjinjit karena lebih pendek dari Jihoon. Jihoon di permalukan di hari pertama nya, badan, baju, rambut seluruh nya basah terkena kopi.
Jihoon hanya menunduk dan mendengar ocehan lelaki itu, dia pun tidak tahu dia siapa sampai semua orang tunduk dengan nya. Apakah semua anak baru di perlakukan seperti ini? sangat tidak adil.
“Cepat sekarang push up di depan saya seratus kali.”
“Siap!”
“Kurang keras.”
“SIAP!”
Jihoon pun langsung sigap di depan dia melakukan push up, lelaki itu dengan santai tersenyum menang. Jihoon hanya mengutuk lelaki itu di dalam hati nya. Siapa yang kira di dalam dunia tentara ini kejam dengan pembully an. Jihoon hanya menggerutu sebenarnya ia sangat lelah tetapi ini mungkin hanya di hari pertama.
Semua telah selesai, upacara, dan hukuman karna kopi itu. Waktu nya beristirahat makan siang dan berganti pakaian karena pakaian yang ia pakai lengket penuh kopi.
“Ji sabar ya.” Changbin menghampiri Jihoon.
“Santai hyung, mungkin ini hari pertama saja.”
“Dia memang seperti itu, tidak ada yang berani menolak. Semua harus dituruti, dia sangat berkuasa.”
“Dia memiliki jabatan apa?”
“Ah, ayah nya pimpinan negara. Kau tahu Choi ****** nah itu dia ayah nya.”
“Oh pantas saja, orang dalam.”
“Jangan seperti itu tapi benar sih hahahaha, namanya Choi Hyunsuk hanya selisih satu tahun lebih tua dari kamu ingat namanya jangan bermain main.”
“Oke aku akan menjadi anak baik.”
Setelah istirahat makan siang Jihoon mendapat panggilan untuk patroli di sekitar desa Namwon. Senang nya bukan main ia mendapat perintah pertama nya dengan pekerjaan yang ia impikan itu.
“Park Jihoon”
Alamat buruk, Jihoon yang sudah siap hanya tinggal masuk mobil dinas nya dan berangkat melihat Hyunsuk sang penguasa pekerjaan ini dari jauh.
“Siap, ada yang perlu saya bantu?”
“Saya ikut dengan mu.”
Jihoon sebenarnya kaget, karena kata atasan nya yang memerintahkan nya ia sendiri berpatroli tetapi apa ia bisa menolak? Jihoon membuka pintu untuknya, Hyunsuk memasuki tanpa berucap apa pun.
2 km lagi desa Namwon sampai, di mobil hanya suara radio pemberitahuan pusat tentara yang mengelilingi mereka, tidak ada yang membuka suara dan canggung Hyunsuk yang ada di sebelah nya hanya memperhatikan jalan.
“Mari senior kita berpatroli.”
“Tidak kamu saja, saya ikut kamu hanya ingin melihat kerja mu buruk atau tidak.”
Jihoon hanya tersenyum canggung menjawab pernyataan sang senior itu, Jihoon pun langsung bergegas patroli di sekitar desa itu.
Patroli berjalan lancar tidak ada hambatan dari perbatasan yang sering terjadi konflik masyarakat. Setelah patroli Jihoon masih melihat Hyunsuk terdiam di sebelah kursi pengemudi itu, kalau tidak berbohong Hyunsuk itu manis dan imut tapi sikap nya kepada Jihoon tidak.
“Maaf senior saya lama.”
“Cih, kerja apa itu pengecekan bisa sampai 2 jam.”
“Maaf senior saya tidak tahu.”
“Mari kembali, kamu hanya membuat saya naik darah.”
'Lah lu kali yang buat gue naik darah' Batin Jihoon.
Jihoon pun akhirnya pulang ke camp mereka, begitu sampai.
Plak
Tamparan melesat pada pipi Jihoon.
“Jam 3 seharusnya sudah sampai camp, dasar lambat.” Kata Hyunsuk langsung meninggalkan Jihoon sendirian.
Sebenarnya kesabaran Jihoon sudah habis tetapi apa boleh buat?
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Malam telah tiba, sudah waktu nya seluruh pasukan untuk beristirahat malam. Jihoon sudah mandi dan makan malam siap untuk beristirahat malam, ia melewati satu kamar untuk ke kamar bersama nya. Suara jeritan dan sedikit suara kssakitan terdengar dari luar.
Jihoon sebenarnya takut apa yang terjadi adalah perbuatan manusia atau bukan. Tapi bukan Jihoon jika tidak penasaran, karna pintu nya terbuka sedikit. Ia ingin tahu apa yang terjadi.
Jihoon melihat senior yang sangat menyebalkan itu duduk di kasur empuk yang berbeda dengan kasur kamar Jihoon yang tingkat. Dengan teriakan kecil yang ia tahan juga. Entah ia mengapa.
Tetapi Jihoon takut ia kesakitan atau terjadi yang tidak di inginkan, Jihoon mengetok kamar itu.
“Maaf senior apakah baik baik saja?”
Senior itu dengan muka merahnya menengok ke arah Jihoon yang ia belakangi. Ternyata senior nya itu sedang bermain dengan adik kecil nya. Jihoon melihat Hyunsuk tanpa celana dengan tangan nya memegang sebuah mainan bergetar.
Hyunsuk hanya membeku disana, Jihoon pun sama. Tetapi Jihoon akan membalas dendam yang Hyunsuk berikan kepada nya hari ini. Ia berpura pura tidaj tahu apa yang terjadi.
“Apakah butuh bantuan senior?”
Jihoon melangkah masuk ke kamar Hyunsuk yang lebih mewah dari kamar nya, dan tak lupa mengunci kamar itu.
“S-Saya baik baik saja. Kamu boleh keluar.”
“Bagaimana jika sperma senior yang saya bantu keluar?”
“Park Jihoon ini perintah!”
Jihoon mendekati kasur itu dan duduk di samping Hyunsuk yang menutupi adik kecil nya itu dengan baju kebesaran nya.
“Tidak perlu memperintahkan saya akan bantu.”
Jihoon dengan paksa mencium kasar senior nya itu, Hyunsuk memukul mukul dada bidang Jihoon. Tetapi tanpa hasil, Jihoon tetap melanjutkan lumatan paksa untuk Hyunsuk.
Jihoon akhirnya melepaskan ciuman itu. Dan mengunci tangan Hyunsuk keatas yang sudah berbaring terpaksa berkat Jihoon.
“Jihoon please maafkan saya jika tadi saya berlebihan.”
“Saya maafkan, jika anda menyetujui memanjakan anda.”
Jihoon mencium kasar Hyunsuk lagi dengan lengguhan lengguhan Hyunsuk yang memenuhi ruangan itu.
“Cukup gunakan saya jangan gunakan mainan brengsek ini”
Jihoon merebut mainan vibrator dari tangan Hyunsuk dan menaruh nya diatas nipple Hyunsuk yang tegang masih terbalut kaos kebesaran nya itu.
“Ji-shh ah.”
“Lepaskan baju mu jika ingin melanjutkan.”
Jihoon melepas kuncian tangan Hyunsuk dan Hyunsuk yang sangat terancam sekarang melepaskan kaos itu, sekarang ia sudah seperti jalang yang cantik di depan Jihoon.
“Good baby.”
Jihoon langsung menyerang nipple tegang kemerahan Hyunsuk tak lupa nipple kanan nya di beri mainan bergetar medium yang di tahan Jihoon.
Suara kecupan sensual dan suara jeritan Hyunsuk mendominasi di kamar itu, tak takut jika ada yang mendengarnya. Ia hanya butuh ke nikmatan.
“Jihoon kau sangat terampil, tolong manjakan penis ku.”
“Saya tak suka di perintah, lebih baik saya yang memerintah kan jalang.”
Badan Hyunsuk bergetar ketakutan karna jawaban Jihoon yang sangat mengancam nya.
“Menungging lah.”
Hyunsuk mau tak mau harus menungging demi kenikmatan. Jihoon melepaskan ikat pinggang yang masih ia gunakan, untuk menampar pantat sintal Hyunsuk.
Plak
Plak
“Maafkan aku ahh sakith”
Plak
Plak
“Siapa yang kau bayangkan?”
“Bukan urusan m- ah sakit”
3 Tamparan mendarat kembali ke pantat Hyunsuk.
“Jawab dengan jujur atau lobang mu akan aku perkosa sekarang?”
“Aku membayangkan mu.”
Jihoon sebenarnya hanya main main saja bertanya, tetapi jawaban ini mungkin saja agar hukuman nya berkurang.
“Tidak usah berbohong atau mulut mu aku ikat agar tidak bisa mendesah?”
“Tidak aku tidak berbohong, aku mengintip mu pagi hari sebelum aku memerintahkan mu membelikan ku kopi di kamar mandi. Aku melihat penis besar mu, dan aku berfantasi bermain dengan penis mu.”
“Hahaha mengapa aku sangat bodoh tadi, takut dengan jalang pengintip.”
Jihoon pun mencengkram penis Hyunsuk yang sudah mengeluarkan precum cukup lama.
“Ah.”
Jihoon mengulum penis Hyunsuk yang sedang menungging itu dari bawah, sekarang Jihoon sudah berbaring di bawah Hyunsuk sambil bermain dengan lubang sempit Hyunsuk.
“Ahh Ji-”
Jihoon membasahkan tangan kanan nya dengan ludah nya dan kembali mengulum penis Hyunsuk dengan alunan sangat cepat.
“Ah shmsmhh”
Hyunsuk mengerang ke enakan, Jihoon pun tak mau Hyunsuk sangat ke enakan. Ia memasukan jari telunjuk nya ke lubang Hyunsuk.
“Aaaahh.”
Penis Hyunsuk memar dan sangat mengeras pertanda akan mengeluarkan sesuatu yang mereka tunggu tunggu. Jihoon dengan sigap langsung memasukan 3 jari nya di dalam lubang Hyunsuk dengan gaya menggunting untuk memosisikan Park Jihoon kecil nya akan memasuki kandang nya.
“JIHOON MAU KELUAR AH”
Jihoon menelan semua nya tanpa rasa jijik. Dia langsung memosisikan penis nya di depan hole Hyunsuk.
“Jihoon.”
“Kenapa?”
“Fuck me sekar- ahhhshh.”
Serasa di perintah, Jihoon tak suka. Ia langsung membuka celana dan memasukan kebanggan nya itu kepada lubang berurat Hyunsuk.
“Mov-”
Jihoon sudah tidak tahan perintahan Hyunsuk ia mengambil dalaman nya yang sudah ia lepas dan mengikatnya di mulut Hyunsuk agar tidak berisik. Bau anyir, amis yang ada di celana Jihoom itu sangat candu, Hyunsuk suka.
Jihoon menggerakan penisnya dengan tempo tak beraturan, sangat tak beraturan. Hyunsuk menikmati sekali dengan doggy style nya.
“Sempit, saya kira jalang seperti kamu sudah di pakai berkali kali.”
“Cantik, cocok menjadi kepuasan ku.”
Hyunsuk seketika ingin mengeluarkan puncak nya, karna tusukan Jihoon dan pujian Jihoon.
“Mshhh Ji-”
Jihoon melepaskan kain yang terikat di mulut Hyunsuk.
“Kenapa?”
“Mau ahh.”
Putih Hyunsuk keluar sangat tidak tahan, Jihoon sangat marah karna tidak ada aba aba dari Hyunsuk.
“Siapa suruh?”
Jihoon pun langsung mengambil vibrator itu dan menyalakan dengan level paling tinggi dan memasukan bersama penis nya di dalam lubang Hyunsuk.
“AAAH”
Jeritan Hyunsuk sangat sangat keras, mungkin kalau bukan kamar penguasa sudah di buka paksa. Jihoon langsung menggerakan tanpa ampun bersama gesekan getaran dari vibrator Hyunsuk yang panjang itu.
“Senior lubang kamu cocok sekali di perkosa dua penis. Saya suka.”
“Pakai aku dengan penis mu.”
Jihoon tempo yang tidak beraturan itu serasa ingin mengeluarkan.
“Yang kau ingin kan datang.”
Jihoon mengeluarkan nya di dalam lubang Hyunsuk. Dengan jeritan kemenangan Hyunsuk dan Jihoon.
“Jihoon bantu aku, aku ingin keluar lagi.”
Jihoon membantu Hyunsuk berdiri tanpa mengeluarkan penis nya yang penuh dengan air mani kebanggaan Jihoon pada lubang berkedut Hyunsuk, Tetapi ia mengeluarkan vibrator bergetar maximal itu.
Sekarang mereka berdiri sudah tidak di kasur, berhadapan. Jihoon mencium nya kembali yang mengakibatkan darah menetes. Jihoon mengangkat kaki kanan Hyunsuk agar lebih gampang menggagahi senior nya itu.
“Ahh shh hmm Ji aku mau keluar.”
Jihoon menggagahi Hyunsuk lebih dan lebih agar Jihoon bersamaan keluar bersama nya. Tak lupa bermain main di leher putih Hyunsuk yang memeluk Jihoon agar tidak jatuh.
“Sayang kita keluar bareng.”
“Okay.”
Suara berat Jihoon membuat Hyunsuk keluar 5 detik dahulu, disusul Jihoon yang keluar karna efek remasan yang ada di lubang Hyunsuk.
Jihoon pun melepaskan penis nya dan membantu Hyunsuk yang sangat lelah itu berbaring, tak lupa membersihkan dengan tissue yang ada di nakas kamar Hyunsuk.
Saat membersihkan daerah pipi Hyunsuk, Jihoon menatap Hyunsuk yang juga menatap nya.
“Senior sangat menggemaskan di luar seks panas kita.”
“Jihoon, boleh kah aku menjadi suami mu? Aku akan keluar dari sini, disini sangat tidam cocok dengan ku. Aku ingin memiliki anak bersama mu.”
“Aku sangat mau, tetapi bukan kah 2 ronde tidak cukup untuk membuat anak?”
“Jihoon~ kita lanjut besok aku lelah.”
“Kau sangat imut.”
Jihoon lalu mengecup dahi Hyunsuk dan menyelimuti Hyunsuk yang tanpa busana itu.