VI. LIE
Sunghoon menghela nafasnya, kalo boleh jujur ia sangat benci di bohongi. Dari dulu, ia paling tidak suka jika sudah di bohongi, ditambah oleh orang yang sangat ia percayai.
Dia gak tau alasan kenapa Jongseong berbohong padanya hari ini dan ia belum ingin bertanya, mungkin memang Jongseong yang tidak mau mengaku padanya dan mungkin saja ini memang privasi yang Jongseong butuhkan.
Sunghoon menatap sekitar apartemennya dan memutuskan untuk masuk ke dalam kamar sebelah, kamar yang menjadi studio miliknya. Ia mengambil easel miliknya yang ada di sudut lemari kayu dan juga kanvas berukuran sedang. Mengambil kursi kecil dan juga peralatan lainnya.
Sunghoon yang sudah siap menggunakan apron dan juga pelindung lengan terlihat berpikir, gambar apa yang ingin ia buat hari ini. jadi ia memutuskan untuk membuka jendela studionya dan sedikit terkejut melihat memandangan yang sangat indah diluar sana.
“Waw!”
Sunghoon tersenyum, setelah menatap sekitar 10 menitan Sunghoon kembali ke kursinya dan mulai melukis.
Satu jam berlalu dan Sunghoon merasa pegal, dan juga ponselnya terus berdering.
Taehyun is calling
Sunghoon sedikit berdecak sebal karena Taehyun menganggunya jadi ia membiarkan panggilannya namun semakin lama, panggilan itu tidak kunjung berhenti.Dan pada akhirnya, Sunghoon mengangkat panggilan tersebut.
“Hoooonieeeee kenapa tidak mengankattttnyaaaaaa??”
Sunghoon menaikan sebelah halisnya, ini jelas bukan suara dari Taehyun melainkan suara pacarnya.
“Kak Beom?”
“Aku gak peduli kamu lagi ngapain sekarang, pokoknya dalam sepuluh menit kamu harus udah siap. Kita jalan-jalan ke lotte. Tidak ada penolakan!”
Dan panggilan terputus secara sepihak membuat Sunghoon mau tidak mau membuka mulutnya lebar dan berdecak sebal karena tingkah dari pacar sahabatnya itu.
***
“Bisa gak sih, gak usah mendadak?”
Sunghoon merapatkan jaketnya dan mendumel sebal ketika masuk kedalam mobil milik Taehyun, di depan Taehyun hanya bisa terkekeh kecil sedangkan Beomgyu menatap Sunghoon.
“Kita harus pergi jalan-jalan, jangan di rumah saja”
Sunghoon hanya mengangguk lalu kemudian menatap jalanan, sejujurnya hari ini moodnya kurang bagus tapi ia tidak bisa menolak ajakan dari Beomgyu dan juga Taehyun.
Beomgyu menatap ke arah Sunghoon lalu menatap lagi ke arah Taehyun yang sedang menyetir.
“Sunghoon, kamu baik-baik aja kan?”
Sunghoon kaget waktu di tanya sama Beomgyu dan ia tersenyum, berkata bahwa ia baik-baik saja dan tidak perlu merasa khawatir.
“Iya kak, aku baik-baik aja”
***
“Kak Jong, aku mau naik itu boleh?”
Jungwon menunjuk permainan roller coster yang ada di sana, dimana permainan yang selalu ingin Jungwon coba bersama dengan Jongseong.
Jongseong tersenyum lalu mengusap pelan kepala Jungwon dan mengangguk kecil.
“Kak Jong terbaik”
Jungwon menarik tangan Jongseong untuk segera memasukin arena permainan.
Setelah puas untuk bermain, Jungwon kembali mengandeng tangan Jongseong ia bercerita ini dan itu kepada Jongseong, tentang kehidupannya di Jepang selama tiga tahun ini.
“Kak Jong, aku mau naik bianglala disana boleh kan? Sama kak Jong juga?”
Jongseong terdiam, ia menatap manik mata Jungwon.
“Kak, aku janji ini yang terakhir. Setelah ini aku gak akan ganggu kakak lagi, aku cuma pengen jalan-jalan dan main disini bareng kakak”
Jongseong tidak tega melihat wajah sedih Jungwon, mau bagaimanapun juga sosok di depannya ini adalah cocok yang dulu pernah ia cintai sepenuh hatinya.
“Oke, kita naik sekarang”
Jungwon tersenyum senang lalu berjalan ke bianglala dan naik ke sana bersama dengan Jongseong.
Dari atas sini, Jongseong hampir bisa melihat seisi lotte dan ia menatap Jungwon yang juga sedang menatap takjub dengan apa yang ada di bawah sana.
“Kak Jong?”
Jongseong menoleh dan melihat Jungwon sekarang duduk di sebelahnya.
“Maaf kak”
Jongseong tidak pernah tau apa yang terjadi, namun sekarang ia bisa merasakan bahwa Jungwon menciumnya.
tepat pada bibirnya
Ciuman mereka tidak terlalu lama, hanya beberapa detik dan hanya menempel saja.
“Aku tau kalo kakak udah gak bisa kumiliki lagi”
***
“Hoon?”
Sunghoon terdiam dan menatap ke arah Beomgyu dan juga Taehyun yang terlihat khawatir setelah mereka keluar dari bianglala.
Sunghoon berjalan begitu saja tanpa memperdulikan panggilan Taehyun dan juga Beomgyu, Sekarang Beomgyu dan juga Taehyun terlihat mengejar Sunghoon.
“Sunghoon!”
Taehyun menarik tangan Sunghoon dan terkejut begitu melihat Sunghoon menatapnya dengan tatapan kosong dan juga matanya merah.
“Lo kenapa?”
Tanya Taehyun dan Sunghoon menggeleng pelan.
“Aku mau pulang”
Jawab Sunghoon lalu ia melepaskan tangan Taehyun dan berjalan, Taehyun yang awalnya ingin mengejarnya di tahan oleh Beomgyu.
“Kak, itu Sunghoon”
“Hyun, biarin Sunghoon sendiri dulu oke. Dia juga lihat apa yang kita lihat tadi”
“Tapi kak?”
“Percaya sama kakak oke?”
“Jongseong sialan!”
***
Sejujurnya Sunghoon tidak pernah merasakan perasaannya sesakit ini, bahkan rasanya lebih sakit saat melihat Heeseung menyakitinnya dengan bermain api bersama dengan salah satu temannya.
Sunghoon menjongkokkan dirinya di tengah jalan sambil memengang lututnya.
Bayang-banyangan beberapa tahun lalu lewat begitu saja dalam dirinya, membuat dadanya terasa lebih sakit dari sebelumnya.
Kenapa selalu begini?
Kenapa ia harus merasakan sakit yang seperti ini lagi?
Bahkan ini rasanya lebih sakit.
Sunghoon meraih ponsel yang ada di saku jaketnya dan melihat panggilan, ada nama Jongseong disana.
Sunghoon dengan buru-buru menghapus air matanya dan mencoba setenang mungkin.
“sugar?”
Panggil Jongseong dari sebrang sana.
“aku dalam perjalanan pulang, apa kamu mau nitip sesuatu untuk dimakan?”
“Gak usah Jong, aku tadi udah makan kok”
“oke baiklah, aku otw pulang. 15 menit lagi sampe”
Maka dari putusnya sambungan telepon, Sunghoon dengan cepat bangkit berdiri dan segera menghentikan taksi. Setidaknya ia harus berada di dalam apartemen mereka sebelum Jongseong pulang.
Jongseong menurunnkan ponselnya dan menatap ke arah Sunghoon yang baru saja masuk ke dalam taksi.
Ia tersenyum kecut.
“Brengsek! Brengsek jong!”
***
Sunghoon tersenyum begitu melihat Jongseong baru saja masuk ke dalam apartemen mereka, Jongseong menatap wajah Sunghoon dan ia menghela nafasnya.
“Kamu mau mandi jong?”
Jongseong menggelengkan kepalanya.
“Sugar?”
“Ya?”
Jongseong terdiam untuk sesaat lalu berjalan untuk menghampiri Sunghoon. Ia berdiri di hadapan Sunghoon dan menaikan tangannya untuk menyentuh kedua sisi wajah Sunghoon yang membuat Sunghoon terkejut bukan main.
“Jangan pernah nangisi laki-laki brengsek kaya aku”
Sunghoon terdiam untuk sesaat.
“Maaf sudah membuatmu menangis malam ini, sugar“
Sunghoon masih diam, ia menatap mata Jongseong yang menatapnya penuh rasa bersalah.
“Maaf sudah membohongi mu dan maaf-”
Jongseong menundukan kepalanya.
“Jong, aku paling gak suka di bohongi. Aku memiliki trauma kecil pada orang-orang yang membohongiku”
Jongseong terdiam.
“Aku sepenuhnya percaya bahwa kamu berbeda, tapi nyatanya? Kam-”
“Sugar,aku tidak berniat berbohong padamu”
“Setidaknya bilang sama aku kalo kamu pergi sama Jungwon, Jong”
Jongseong menyesali perbuatannya yang berbohong pada Sunghoon.
“Jika kamu berbohong sekali, maka kamu akan berbohong untuk kedua kalinya, ketiga kalinya dan bahkan seterusnya”
Sunghoon menghela nafasnya, lalu ia melepaskan kedua tangan Jongseong yang ada di wajahnya. Lalu ia bawa tangannya untuk menyentuh bibir milik Jongseong.
Sunghoon terdiam lalu kemudian berbalik berniat untuk meninggalkan Jongseong, namun tangannya di tahan oleh Jongseong dan Jongseong menarik Sunghoon agar mendekat padanya.
Jongseong menarik dagu milik Sunghoon dan mencium bibir milik Sunghoon yang membuat Sunghoon terkejut atas apa yang di lakukan oleh Jongseong malam ini.
Diminggu kelima pernikahan mereka, untuk kedua kalinya mereka berciuman, setelah sebelumnya mereka lakukan di upacara pernikahan mereka