auteurlavie

the girl's who love writing

I.Goodnight Sweet Heart

Jongseong melirik arlogi ditangannya lalu bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah gedung tempat tambahan belajar.

“Jong!”

Jongseong tersenyum begitu ia melihat Sunghoon yang baru saja keluar dan berlari kecil kearahnya.

“Jangan lari-lari nanti kamu jatuh”

Ucap Jongseong sambil mencubit pelan ujung hidung mancung milik Sunghoon.

“Kan ada kamu yang bakal nolongi aku”

Sunghoon menautkan salah satu tangannya ke tangan Jongseong. Jongseong terkekeh pelan.

“Kamu mau makan atau langsung pulang?”

Jongseong bertanya dan Sunghoon terlihat berpikir untuk sesaat.

“Menurutmu bagaimana? Pulang dulu atau makan dulu?

Bukannya menjawab, tapi Sunghoon malah balik bertanya.

“Your choice, sweetheart”

Sunghoon tersenyum dan berkata bahwa ia sangat lapar sehingga tadi ia tidak konsen untuk belajar.

Maka berakhirlah mereka di sini, di pinggir sungai Han dengan masing-masing kimbab onigiri, sosis bakar, telur rebus dan juga minuman soda.

Keduanya asik sambil memandang sungai Han di depan sana.

Jongseong menatap Sunghoon yang tengah memakan onigirinya dengan semangat, sepertinya anak itu benar-benar sangat lapar.

Jongseong melepaskan jaketnya yang ia gunakan dan memberikannya pada Sunghoon, udara malam ini memang cukup dingin.

“Thank you,sweetheart

Jongseong terkekeh mendengar perkataan dari Sunghoon.

“Jadi? Siapa teman yang bakal ikut olim nanti?”

Tanya Jongseong lagi, kini ia membuka minuman kalengnya dan memberikannya pada Sunghoon.

“Ibu Yuna belum memberitau pastinya, tapi ada dua kanidat”

“Dua?”

Halis Jongseong terangkat.

“Kamu dan juga Heeseung”

“Aku?”

Jongseong menunjuk dirinya sendiri dan mendapat anggukan dari Sunghoon.

“Kamu mau?”

Jongseong terlihat berpikir.

“Kalo kamu mau, kita pasti bakal menang kaya tahun sebelumnya. Combo mematikan”

Sunghoon tersenyum membuat Jongseong juga ikut tersenyum.

“Kalo begitu aku terima nanti tawaran bu Yuna”

“Yeahhhh!!”

Sunghoon tertawa girang membuat Jongseong tidak henti-hentinya menatap wajah pacarnya itu.

“Kamu tau kenapa aku suruh kamu yang ikut?”

Sunghoon bertanya dan Jongseong menggeleng kecil.

“Itu karna supaya aku bisa menghabiskan waktu bersama dengan pacarku di sekolah tanpa harus sembunyi-sembunyi lagi”

Sunghoon menjawab dengan penuh semangat, bahkan kini ia memeluk Jongseong dari samping dan meletakan kepalanya pada pundak Jongseong.

****

“Masuk lah”

Sunghoon menggeleng pelan.

“Kamu pergi duluan”

Sunghoon menyuruh Jongseong untuk pergi terlebih dahulu, Jongseong tersenyum.

“Kamu masuk duluan, baru aku pergi”

Sunghoon cemberut, tapi ia tau bahwa pacarnya ini keras kepala.

Sunghoon menundukan kepalanya.

“Aku duluan”

Pamit Sunghoon terus dia balik mau buka pagar rumahnya, terus gak jadi dia natap ke arah Jongseong yang lagi natap dia juga.

“Goodnight Jong, makasih buat hari ini”

Ucap Sunghoon terus dia jalan ke arah Jongseong sambil nyuri satu kecupan di bibir Jongseong terus lari masuk ke dalam rumahnya.

Jongseong tertawa pelan melihat tingkah Sunghoon. Kemudian ia bergegas untuk pulang setelah memastika bahwa Sunghoon sudah benar-benar masuk ke dalam rumah.

“Goodnight Sweet Heart”

I. Segel yang aktif

Sunghoon menundukan kepalanya kepada beberapa kurir yang akan membawa barang-barangnya ke platnya yang baru.

“Kalo lo pakek jasa kurir kenapa lo minta gua datang sih?”

Taehyun melipat kedua tangannya dan berdiri di samping Sunghoon sambil melihat mobil pick up yang membawa barang-barang milik Sunghoon.

“Lo kan tau kalo gua gak punya kendaraan Taehyun”

Ucap Sunghoon terus dia nepuk-nepuk debu yang ada di tangannya dan mengambil tas runselnya sambil menatap gedung kosan lama miliknya.

“Akhirnya... selamat tinggal kosan sialan

Ucap Sunghoon lagi dan ia tertawa sambil menatap Taehyun.

Sunghoon terdiam ketika melihat pakaian yang di pakai Taehyun saat ini, kaos abu-abu biasa, celana joger dan juga sendal jepit.

“Taehyun jangan bilang kalo lo-”

“Iya gua bawa mobil, karna gua pikir bakal bawa barang-barang punya lo”

Sunghoon berdesis sebal.

“Lo kan tau gua gak bisa naik mobil”

Taehyun menghela nafasnya dan melirik arlogi di tangannya.

“Udah gak ada waktu lagi buat mikir itu. Naik mobil gua”

Sunghoon hanya mengumpat beberapa kali ke Taehyun.

Taehyun menghela nafasnya saat melihat Sunghoon duduk di kursi belakang bukan di sampingnya.

“Gua bukan supir lo ya”

“Iya. Hari ini lo supir gua, pokoknya buruan”

Taehyun cuma bisa menghela nafasnya. Sejujurnya ia tau bahwa Sunghoon tidak bisa naik mobil, dan jika pun terpaksa Sunghoon pasti akan duduk di belakang dan tidak berniat untuk duduk di depan.

***

Mobil Taehyun bertepatan datang dengan mobil milik Jaeyoon di mana di dalam mobil tersebut keluar Jaeyoon dan Huening Kai.

“Woi, Taehyun!”

Huening Kai langsung melambaikan tangannya pada teman sekelasnya itu.

“Loh, yang mau pindahan mana?”

Sebelum Jaeyoon menjawab, suara motor besar terdengar dari jauh dan mendekat kearah mereka dan pada akhirnya berhenti di depan mereka.

Jongseong membuka helm full face miliknya dan segera turun sambil menyapa yang lain.

Ia sekarang berhadapan dengan Sunghoon yang akan menjadi teman satu platnya.

“Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik”

Sunghoon mengulurkan tangannya dan berjabat tangan bersama dengan Jongseong.

“Tentu saja, kita harus bekerja sama dengan baik bukan?”

Jongseong tersenyum ke arah Sunghoon. Keduanya saling melempar senyum.

tanpa disadari oleh keduanya, sebuah tanda berwarna hitam berbentuk seperti tanda yin dan yang dengan corak kristal di dalamnya, muncul di pundak mereka. Segel takdir mereka telah aktif dan mereka tidak bisa lagi untuk lari dari itu

What it this??

Bagian II

Jadi sekarang disini, di pinggir taman Jongseong lagi duduk sama Sunghoon dengan Jonghoon yang tertidur di gendongan Jongseong.

“Jadi mungkin aja wajah kita sama kan?”

Tanya Sunghoon lagi dan ia menghela nafasnya.

Ini benar-benar gila.

“Gua pernah denger sih kalo misalnya di dunia ini ada 7 orang yang sama dengan kita, wajah sama dan gua baru percaya setelah lihat muka lo yang mirip banget sama si bego”

Jongseong cuma bisa ketawa pelan doang sambil puk puk pantat Jonghoon biar tidur.

“Jadi ini anak lo sama suami lo?”

Tanya Sunghoon lagi.

“Iya. Ini anak gua sama suami gua, kita adop dia waktu umurnya satu tahun dan di ulang tahun pernikahan kita yang ke dua”

Sunghoon menganggukan badannya.

“Btw, umur lo berapa? Kayanya lo lebih tua dari gua deh?”

“25”

“Lah iya, gua baru 20 tahun dan dari tadi gak sopan manggil lo ke lo- tuh kan mulut gua nih”

Jongseong kembali tertawa ngelihat tingkah sosok yang mirip banget sama suaminya itu, tapi sifatnya bertolak belakang banget. Kalo suaminya lemah lembut nah kalo Sunghoon yang ini anaknya bragajul banget.

“Gila sih Jong- kak, sorry gua harus terbiasa”

“Santai aja sih hoon”

Sunghoon jadi agak canggung mau ngomong sebenarnya, cuma gimana ya. Dia juga bingung soalnya.

“Lo kok bisa nikah muda sih kak?”

Tuh kan Sunghoon yang ini tuh orangnya kepoan banget setengah mampus.

“Sorry kak kalo gua lancang, kalo lo gak mau jawab juga gak papa kok”

“Enggak kok, santai aja”

***

“Hah? Jadi lo di jodohin gitu?”

Jay hampir aja berteriak terus dia buru-buru tutup mulutnya lagi.

“Aduh tuhkan mulut gua, emang kagak ada sopan santunnya. Sorry nih kak Sunghoon”

Sunghoon terkekeh pelan lihat tingkah sosok yang mirip suaminya itu, dengan sifat yang berbeda 180 derajat banget.

“Awalnya orang tua kita yang jodohin kita, dan kita sama sekali gak saling kenal”

“Gila kaya di drama-drama banget sih kak, tapi setidaknya kalian bisa nerima satu sama lain kan?”

Sunghoon mengangguk pelan.

“Kamu sama Sunghoon udah pacaran berapa lama?”

Jay yang di tanya gitu cuma bisa diem.

“Sebenarnya baru bentar sih kak, 1 tahunan. Cuma ya gitu kita sahabatan dari masih jabang bayi”

Perkataan Jay tadi gak henti-hentinya buat Sunghoon ketawa lepas. Sumpah dia kaya lihat sosok lain dari suaminya yang selama ini lemah lembut dan perhatian sama dia.

“Lu tau gak sih kak, dapetin dia itu.. beuh, sampe harus naik darah mulu”

Curhat Jay.

Pada akhirnya ia menghabiskan waktu bersama dengan Sunghoon lain, menceritakan bagaimana kisah dirinya dan juga pacar begonya itu meluluhkan ego mereka yang sama-sama kuat.

“Gua sama dia tuh kak, sama-sama keras kepala. Mungkin karna kita dari kecil udah saling kenal, jadi ya gitu”

Sunghoon menepuk pelan pundak Jay.

“Salah satu dari kalian harus ngalah kalo lagi dalam posisi keras kepala. Coba di mulai dari kamu, suatu hubungan bakal berjalan dengan baik kalo kalian bisa berkomunikasi dengan baik juga lo Jay. Dulu di awal-awal umur pernikahan kami, kita sempet berantem karna sebuah kesalah pahaman kecil-”

Jay terdiam.

Dia emang gak pernah marahan sama Sunghoon sih, cuma emang dua-duanya tuh keras kepala banget, gak ada yang mau ngalah sama sekali.

***

“Komunikasi yang baik juga penting salam suatu hubungan”

Sunghoon cuma bisa anggukin kepalanya doang waktu denger semacem nasehat dari Jongseong tentang gimana dia sama suaminya bisa jaga pernikahan mereka yang udah jalan hampir tiga tahunan ini.

“Lu hebat sih kak, salut gua sama lu”

Jongseong menggeleng pelan.

“Gak. Gua gak hebat kalo gak di bantu sama suami gua”

“Kayanya gua bertolak belakang banget ya sama Kak Sunghoon suami lo”

“Emang”

“Tuh! Kan!”

Jongseong beneran gak berhenti ketawa lihat wajah Sunghoon di depannya. Entah kenapa dia suka banget ngegoda Sunghoon, mau Sunghoon suaminya atau Sunghoon yang bragajul ini.

“Udah lah capek gua di goda terus sama lo kak, mending kita cari suami lo sama si bego”

Sunghoon berdiri terus jalan duluan, sedangkan Jongseong hanya menggelengkan kepalanya doang.

***

“Jay!!!!!!”

Jay yang lagi jalan sama Sunghoon kaget waktu lihat pacarnya jalan ke arah dia dengan jalan cepat dan lebih kaget lagi waktu lihat sosok yang mirip sama dia lagi jalan sama anak laki-laki yang di gendong. Anak laki-laki yang tadi manggil dia papa dan Sunghoon papi.

“Lo tuh ke pusat informasi atau ke dubai sih? Lama bener!”

Sunghoon udah mau marah, tapi gak jadi waktu lihat sosok di samping Jay. Sumpah ini mah kaya dia lagi ngaca.

“Waw.. amazing!”

Ucap Sunghoon yang buat mereka tersenyum.

“Sakit ih hoon, lu mah gitu suka banget kekerasan dalam pacaran”

“Kekerasan ndass muu..”

“Jong”

Sunghoon satunya lagi menghampiri Jongseong dan segera mengelus punggung Jonghoon yang masih tertidur di gendongan papanya.

“Jonghoon baik-baik aja, kamu gak perlu khawatir lagi ya sugar

Jongseong tersenyum pelan.

“Syukurlah”

Ucap Sunghoon sambil menghela nafas panjangnya.

Jay dan Sunghoon bragajul saling tatap-tatapan, ini kenapa hubungan mereka berbeda 180 derajat ya.

“Halo Jay”

Jay kaget waktu lihat Jongseong nyapa dia, ini mah kaya dia lagi ngaca.

“Seneng bisa bertemu dengan mu”

“Ohh.. iya, hallo bang!”

“Hahah, bang.. geli banget lo”

Jay langsung natap pacarnya itu, suruh pacarnya itu biar tutup mulut.

“Makasih ya Jay, kamu sama pacar kamu udah temui Jonghoon”

Sunghoon tersenyum ke arah Jay sama pacarnya. Jay sama pacarnya itu cuma bisa saling natap doang.

“Iya kak, sama-sama”

Jawab Sunghoon pacarnya Jay.

Mereka berempat saling mandang dan diem. Terlarut dalam pikiran masing-masing.

“Sorry ya, kita harus pergi duluan. Jonghoon mau istirahat dulu”

Jongseong pamit ke dua orang di depannya.

“Semoga kita berjumpa lagi”

Kali ini Sunghoon tersenyum sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan Jay dan juga pacarnya itu.

“Jay”

Sunghoon tiba-tiba manggil nama pacarnya itu setelah kedua orang yang mirip mereka hilang.

“Apa?”

“Kok gua pengen punya anak kecil?”

“HAH???!!!!!”

FIN.

What it this??

Sunghoon menghela nafasnya dalam-dalam dan rasanya dia pengen banget buat tendang cowok di depannya yang lagi cengengesan gak jelas.

“Ini tuh udah telat 15 menit bego!”

Si cowok yang di begoin itu cuma kasih senyum manis dia ke Sunghoon.

“Iya maaf atuh car, namanya juga kena macet”

Si cowok tadi berunjar dan buat Sunghoon menghela nafasnya lagi.

“Kalo misalnya puncak acara selesai atau kita kelewat seperkian detik aja, gua marah banget sama lo ya Jay”

Final Sunghoon terus dia udah duduk di atas motor milik si cowok itu yang ternyata adalah pacarnya yang bernama Jay.

Jay cuma bisa berdoa aja, semoga acara festival musim seminya gak berakhir. Rugi dong di ambekin sama pacarnya beberapa hari, beberapa jam dicuekin aja Jay udah hampir gila.

“Pegangan yang erat, gua mau ajak lo balapan”

Tanpa menunggu jawaban dan Sunghoon, Jay ngegas motornya sampe Sunghoon kaget dan reflex dia meluk pinggang Jay erat.

lumayan bisa modus sekaligus

***

Jay harus berdoa pada dewi langit karna masih memberinya nasib baik karna acaranya belum selesai, bahkan belum mulai lagi. Jadi dia pun masih bisa ngelihat muka pacarnya itu yang ceria.

Mereka lagi asik foto-foto sama lagi asik makan es krim yang tadi beli sama Jay, kaget karna celana Jay di tarik-tarik sama anak kecil yang umurnya kaya 3 tahunan.

“Papaa...papaaa...”

Sunghoon natap Jay yang lagi natap dia juga.

“Hah? Apa? Dek lo manggil gua apa tadi?”

Jay ngeposisiin dirinya sejajar sama anak laki-laki itu.

“Apapaa.. hehe”

Anak kecil itu tunjuk Jay lagi terus senyum, buat Sunghoon naikin halisnya.

“LO UDAH PUNYA ANAK YAHHH??!! HAH? NGAKU LO ANJING!!!”

Sunghoon jewer kuping Jay yang buat semua natap mereka dan Jay yang lagi meringis buat minta di lepasin. Jeweran Sunghoon tuh gak pernah main-main sakitnya.

“ANJIRRR MANA ADA YAAA!!!”

Jay protes karna demi apapun dia gak tau ini anak siapa dan tiba-tiba manggil dia papa.

“BOHONG LO YAA!! INI BUKTINYA DIA MANGGIL LO PAPAH!!! INI ANAK LO SAMA SIAPA HAH? LO MAIN BELAKANG YA.. BRENGS-”

“HUEEEKKKKK!!! PPAPA MA PAPII ANGAN BELANTEEMMMM!!!”

Tiba-tiba aja tuh anak nangis kejer yang buat Sunghoon sama Jay kaget, ditambah tatapan orang-orang di sekeliling mereka bikin mereka jadi serba salah.

Pada akhirnya Jay gendong tuh anak kecil terus narik Sunghoon buat ke tempat yang agak sepi.

***

“Papa!”

“GUA BUKAN BAPAK LO!”

Bentak Jay terus anak laki-laki langsung murung.

plak!

“Jangan kasar sama anak kecil bego!”

Kepala Jay baru aja di geplak sama pacarnya itu.

“Sekarang ini tuh anak siapa sih? Kenapa dia manggil gua papa? Sumpah ya yang, gua belum punya anak dan gua tuh cuma cintanya sama lo”

Jay berkata sambil membentu tanda suer menggunakan kedua jarinya.

“Lo bohong kan? Lo kan brengsek! Pasti ini anak lo”

Sunghoon udah mau nangis aja, sedangkan Jay ngusak rambutnya kesel. Sedangkan anak laki-laki tadi duduk sambil makan es krim punya Jay.

“Papi angan nangissss yaaahhh,papa emng ahat!! Papa nakalll!!”

Kini keduanya jadi diem terus natap anak kecil itu.

“DIA MANGGIL LO PAPI ANJIRRR... INI MAH JANGAN-JANGAN ANAK LO LAGI?? LO KAN YANG MAIN BELAKANG SAMA GUA??”

Sunghoon langsung berdiri pas denger Jay teriak.

“KAGAK ADA TOLOL!! LIHAT WAJAHNYA NIH ANAK MIRIP SAMA LO”

Untung aja mereka lagi di tempat sepi jadi kagak ada yang denger, coba di tempat rame, udah di pastikan jadi pusat berhatian.

“Hikss... papa ama papi angann belantem agi.. hoonie atuuuttt”

Jay sama Sunghoon jadi diem, sekarang kepala mereka beneran sakit banget ini mah. Kenapa ini anak kecil malah manggil mereka berdua papa sama papi.

please deh, mereka tuh baru tamat SMA tahun kemarin

“Jadi ini gimana?”

Tanya Sunghoon kesel, sedangkan Jay kelihatan banget lagi mikirnya.

“Gini aja, lo tunggu di sini ya. Gua ke pusat informasi dulu”

Ucap Jay dan akhirnya Sunghoon pun anggukin kepalanya, ngebiarin pacarnya itu buat ke tempat infomasi.

“Dek, nama lo siapa tadi?”

Tanya Sunghoon ke anak kecil itu, si anak kecil itu natap Sunghoon sambil ngedipin matanya lucu. Kalo di lihat-lihat ini anak punya mata yang mirip banget sama Jay.

Apa bener kali ini anak Jay, mana tau Jay main sama orang lain di belakang dia kan?

“Papi..”

Sunghoon yang lagi ngelamun buyar langsung waktu anak kecil itu manggil dia.

“hoonie maaauuu pipissss”

mampus dah

***

“Ya aamppunnn!!! Jonghoon papa cariin kamu taunya sama, loh sugar? Jonghoonnya ketemu dimana?”

Sunghoon yang baru aja keluar dari kamar mandi sama anak kecil tadi kaget banget waktu lihat sosok di depannya yang agak mirip sama pacarnya tapi pakaian beda agak rapih sama agak wangi dikit.

“Lo mandi hah? Gua capek-capek jaga di anak lo malah mandi dannn.. sejak kapan lo pakaian kaya om-om gini?”

Sunghoon tanya ke sosok di depannya yang buat sosok di depannya itu kaget bukan main.

“Hah? Tunggu dulu? sugar?”

“Sugar sugar.. lo kata gua gula halus.. lo jangan main-main deh, sekarang kita harus balikin nih anak dulu”

Sunghoon narik tangan orang yang mirip pacarnya itu.

“Tunggu dulu, Sunghoon?”

“Iyaa iyaaa... cepetan Jay”

“Kok kamu tau nama saya?”

Sunghoon diem, ini pacarnya tuh lagi ngeprank dia apa?

“Jangan kebanyakan nonton youtube pakek ngeprank-ngeprank deh lo, gak mempan!”

“Tunggu dulu”

Sunghoon jadi diem, terus dia natap sosok yang mirip pacarnya itu dari atas sampai bawah.

“Kayanya ada yang salah..”

“Sorry kayanya gua salah orang, lo bukan suami gua”

“Hah?”

“Nama lo Sunghoon? Park Sunghoon?”

Sunghoon anggukin kepalanya.

“Lo punya pacar? Namanya Jay?”

“Ya kan itu elo!”

Sekarang Jongseong ngerti.

“Gua Jongseong, dan kayanya ada sesuatu yang terjadi. Lo kesini sama pacar lo kan? Dan gua ke sini sama suami gua, namanya Park Sunghoon dan mukanya mirip banget sama lo”

“Maksud lo?”

“Ini anak gua sama Sunghoon”

“Hah?”

“Jay, ini tuh gua gak ngerti tau. Maksudnya apa, lo jangan ngeprank dong”

“Kita duduk dulu, terus kita omongi ini baik-baik. Gua ceritain ke lo deh nantinya”

***

“Gak ada infomasi kehilangan anak, jadi itu anak siapa sih?”

Jay kelihatan ngeluh banget, terus dia ngelihat orang yang mirip sama pacarnya lagi berdiri kebingungan di tengah kerumunan.

“Lah si anjir! Ngapain dia berdiri disitu? Udah kaya orang bego aja, tapi kan dia emang bego”

Jay langsung nyamperin pacarnya itu.

“Si bego! Anak kecil tadi mana? Lo jual ya?”

“Jong?”

Jay kaget banget waktu lihat muka pacarnya yang natap dia sedih banget kaya mau nangis.

“Lo kenapa? Anak tadi mana?”

“Jonghoon belum ketemu ya Jong? Gimana dong? Hiks”

Lah malah nangis.

“Bentar dulu, kan tadi tuh anak kecil lagi sama lo kok bisa hilang?”

“Jong?”

“Idih, lo ngapain lo lemah lembut dan manggil gua pakek nama asli gua.. lo tuh gak pantes banget buat sok imut dan sok lemah lembut”

“Kamu kenapa sih? Jonghoonnya udah ketemu belum?”

“Jonghoon siapa?”

“Anak kita lah”

“HAH?”

TBC

IX. More Than Words

Sunghoon tersenyum lalu mengucapkan terima kasih banyak pada Heeseung hari ini yang sudah banyak menolongnya.

“Makasih banyak ya kak, udah mau temenin aku”

Ucapnya sambil melepaskan sabuk pengaman.

“Iya sama-sama”

Sambung Heeseung lalu setelahnya Sunghoon pamit sambil melambaikan tangannya pada Heeseung dan juga mobilnya yang pergi meninggalkan dirinya.

Sunghoon tersenyum lalu berjalan masuk ke dalam gedung apartemennya sambil membawa kantong belanjaannya.

Pukul 6 sore ketika ia sampai di dalam apart miliknya, Sunghoon yang masuk sambil membawa kantong terkejut ketika melihat sepatu milik Jongseong ada di dalam dan sendal rumah Jongseong yang biasanya ada di sana hilang, yang artinya Jongseong sudah pulang.

Sunghoon meletakan kantong belanjaannya dan segera melepas sepatunya lalu memakai sendal rumah dan berjalan masuk ke dalam.

“Jong?”

Panggilnya dan ia tidak mendapati apapun, lalu kemudian ia berjalan ke arah dapur dan cukup terkejut begitu ngelihat ada beberapa hidangan makanan yang ada di atas meja makan.

Sunghoon kembali berjalan ke arah kamarnya dan juga Jongseong untuk mencari Jongseong, kemudian yang ia temui adalah suara kran air yang menyala di kamar mandi yang ada di ruangan mereka, berarti Jongseong sedang mandi.

“sugar?”

Sunghoon menoleh waktu denger nama dia di panggil, sekarang Jongseong baru keluar dari kamar mandi.

“Loh kamu udah datang rupanya?”

Ucap Jongseong sambil tersenyum lalu kemudian berjalan ngedekatin Sunghoon.

“Mandi dulu sana, habis itu kita makan malam sama-sama. Aku udah masak buat kamu”

Tubuh Sunghoon di dorong oleh Jongseong sampai kamar mandi lalu pintunya di tutup buat Sunghoon menaikan sebelah halisnya, tapi masa bodo dengan apa yang baru aja dia denger. Mending dia beneran mandi terus makan malam karna perutnya lapar.

Sunghoon yang udah selesai mandi terus berjalan ke arah meja makan, disana Jongseong udah duduk rapih sambil tungguin Sunghoon.

“Duduk dulu”

Sunghoon tuh sebenarnya lagi bingung banget sama tingkahnya Jongseong, soalnya gak biasanya dia kaya gini.

“Ini semua kamu yang masak Jong?”

Tanya Sunghoon terus dia coba ambil salah satu menu yang ada disana.

“Iya, aku yang masak semuanya. Only for you

Sunghoon yang lagi asik makan kaget, terus dia ngelihat Jongseong yang lagi senyum.

“Dalam rangka apa?”

Tanya Sunghoon lagi dan Jongseong menggeleng pelan.

“Gak dalam rangka apa-apa sih, cuma pengen aja masakin kamu sesuatu”

Dan selama beberapa menit sampai acara makan selesai, mereka hanya makan dalam diam.

“sugar”

Jongseong memanggil Sunghoon yang terlihat sedang membereskan meja makan dan mencuci piring kotor bekas mereka tadi.

“Iya?”

Sahut Sunghoon dan ia kanget pas Jongseong berdiri di sampingnya.

“Habis ini kita ke atas yukkk..”

Sunghoon menaikan sebelah halisnya,

“Maksud kamu atas gedung apart ini?”

Jongseong mengangguk kecil,

“Ngapain?”

“Mau lihat pemandangan kota di atas gedung dengan tinggi 17 lantai ini”

Sunghoon awalnya tidak mengerti namun pada akhirnya menurutin semua kemauan Jongseong hari ini.

Sunghoon tuh ngerasa hari ini Jongseong beda banget. Aneh, gak kaya Jongseong yang dia kenal.

Selesai beres-beres, Jongseong beneran bawa Sunghoon ke atas atap gedung apartemen mereka. Dan begitu terkejutnya waktu Sunghoon ngelihat suasan atap yang udah di dekor sedemikian rupa.

Ada beberapa kursi di sana, dan juga ada tenda kecil serta ada sebuah lcd proyektor disana.

“Kamu kan pernah bilang, kalo kamu pengen ngerasain camping atau gak nonton film outdoor dengan nuansa kaya gini”

Sunghoon natap ke arah Jongseong yang lagi tersenyum ke arahnya, di beneran kaget banget kalo Jongseong nyiapin semua ini.

“Sebenarnya ini aku minta bantuan sama Taehyun,Heuning sama Jake. Dan untungnya kamu pergi sama Heeseung”

“Pantes Taehyun gak mau temenin aku”

Jongseong tersenyum, terus dia ngeluarin sesuatu dari dalam sakunya. Sebuah kotak kecil berwarna silver.

Sunghoon kaget banget waktu Jongseong ngeraih tangan kirinya dan tiba-tiba aja Jongseong berlutut di depan dia sambil ngebuka kotak kecil itu yang ternyata isinya adalah sebuah cincin.

“Park Sunghoon. Seorang laki-laki hebat yang pernah aku temui semasa hidupku, kita bahkan tidak saling mengenal pada awalnya sampai kedua orang tua kita melakukan perjodohan gila ini. Seperti sebuah janji yang pernah aku ucapkan pada Tuhan dan keluargamu, bahwa aku akan mencintaimu dalam suka maupun duka. Kali ini aku kembali mengucap janjiku pada Tuhan dengan tulus dari dalam hatiku. Hari ini, tepat enam bulan umur pernikahan kita aku melamarmu. Menjadikan kamu menjadi orang terakhir dalam hidupku, dari yang tadinya tidak saling mengenal satu sama lain, lebih dari sebuah kata aku mengatakan bahwa aku Park Jongseong Mencintai Park Sunghoon. Jadi Park Sunghoon, mau kah kamu menjadi orang terakhir dalam hidupku? Bukan karna pilihan orang tua kita, tapi karna aku yang memilihmu”

Jongseong tersenyum sambil menatap Sunghoon yang masih kelihatan kaget banget, bahkan mukanya sekarang merah.

“Jong, kamu?”

Jongseong melepas cincin pernikahan lama mereka dan mengantinya dengan cincin baru yang sudah ia siapkan terlebih dahulu ke jari manis Sunghoon.

“Dulu aku masang cincin ini tanpa perasaan apapun padamu, tapi sekarang”

Jongseong menyentuh cincinnya yang ada di jari manis Sunghoon.

“Dengan segala perasaanku yang ada padamu, aku memasangkannya”

Sunghoon tidak bisa berkata apa-apa, ini semua begitu mendadak tapi ia bahagia banget.

“Mulai hari ini dan seterusnya, aku harap hanya ada kebahagian dalam keluarga kecil kita”

Jongseong mencium punggung tangan Sunghoon.

“Makasih banget Jong, kamu buat aku bener-bener gak bisa berkata-kata”

Jongseong tersenyum terus ngerapiin rambut Sunghoon.

“Lebih dari sebuah kata, aku benar-benar secara tulus mencintaimu”

Jay menarik tekuk milik Sunghoon dan mulai mencium bibir peach Sunghoon dengan pelan dan menyalurkan rasa cinta dan bahagianya.

Malam ini ditemani kelopak bunga sakura yang berterbangkan, keduanya saling menyalurkan rasa bahagia.

Maka setelah enam bulan menikah, mereka merasakan cinta yang tulus satu sama lain

~End

Special part.

“anjing, ini pegel banget gua tebarin kelopak bunganya”

Jaeyoon udah protes banget, sekarang dia berdiri di atas tangki air yang ada di atap apart Jongseong dan Sunghoon.

“pelan dikit napa, nanti Sunghoon denger!”

Taehyun memperingatin Jaeyoon, di tangannya masih ada satu kotak kelopak bunga sakuranya.

“setan bener, itu si jong nyiumnya gak kelar-kelar”

Protes Heuning Kai yang harus menahan rasa kesalnya.

Fin.

VIII. We only have each other.

Sunghoon ngelihat jam di ruang tengahnya, sudah pukul 8 malam namun Jongseong belum juga kembali padahal tadi pagi Jongseong bilang bahwa ia akan sampai di apart mereka sekitar pukul 5 atau 6 sore.

Sunghoon kembali duduk di sofa ruang tengah, ia mengambil ponselnya berniat untuk menghabiskan waktu dengan bermain saja sambil menunggu Jongseong.

Tepat ketika ia membuka layar ponselnya, suara pintu apartemen milik mereka terbuka dan di sana menampakan Jongseong baru saja datang sambil menyeret koper miliknya.

Sunghoon dengan cepat berjalan ke arah pintu sambil tersenyum lalu masuk ke dalam pelukan Jongseong yang merentangkan tangannya.

Ini sudah hampir tiga minggu Jongseong tidak ada di apart mereka karna harus mengurus perusaan mereka yang ada di Daegu.

“Kangen hmm?”

Tanya Jongseong sambil mengelus pelan punggung Sunghoon dan Sunghoon hanya mengangguk di dalam pelukan Jongseong.

“Kamu lama banget perginya”

Sunghoon melepaskan pelukannya dan menatap Jongseong dengan wajah sedihnya dan bibir yang di pout, membuat Jongseong menyubit pipi Sunghoon.

“Iya maaf ya sugar

Ucap Jongseong sambil mengelus pelan kepala Sunghoon.

“Kamu mau mandi dulu?”

Tanya Sunghoon dan Jongseong mengangguk kecil, lalu Sunghoon berjalan untuk menyiapkan air hangat namun tangannya di tahan oleh Jongseong buat Sunghoon menaikan sebelah halisnya.

“Kenapa Jong?”

Tanya Sunghoon dengan tatapan bingungnya dan Jongseong hanya terkekeh pelan.

Ia mengecup pelan bibir Sunghoon dan berpindah ke dahi Sunghoon yang cukup lama.

“Aku bersyukur punya kamu di hidup aku”

***

Sekarang mereka lagi di posisi duduk selonjoran di atas sofa ruang tengah yang mereka ubah menjadi tempat tidur. Setelah Jongseong mandi, mereka memutuskan untuk menonton film bareng.

Dengan posisi duduk bersebelahan, dimana Sunghoon menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Jongseong dan tangan kiri Jongseong berada di pinggang Sunghoon. Keduanya masih asik menonton film yang menjadi kesukaan mereka berdua, setelah tiga bulan saling mengenal mereka juga tau bahwa mereka mempunyai kesamaan tentang selera film dan juga musik.

Jongseong beberapa kali melirik ke arah Sunghoon yang masih fokus menonton filmnya. Ia terkadang terkekeh kecil waktu ngelihat Sunghoon mengomel tentang karakter yang ada di dalam film tersebut.

“Sugar?

Sunghoon sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat Jongseong. Jongseong menatapnya lalu menyisir rambut Sunghoon ke belakang.

“Iya?”

Tanya Sunghoon pelan sambil menatap Jongseong.

“Kamu ngerasa kesepian gak waktu aku tinggal?”

Sunghoon terdiam lalu ia kembali menatap ke arah layar televisi, Jongseong mengeratkan tangan kirinya pada pinggang Sunghoon.

“Kamu ada kepikiran buat adop anak sugar?

Sekarang Jongseong mengelus pelan kepala Sunghoon.

“Sebenarnya ada sih, cuma kayanya aku belum siap. Aku masih terlalu sibuk, takutnya nanti gak keurus lagi”

Ucap Sunghoon sambil natap Jongseong yang tersenyum padanya.

“Ya udah, tunggu kita udah gak sama-sama sibuk nanti kita adop anak ya, biar apart jadi rame”

Sunghoon tersenyum lalu ia mengecup singkat bibir Jongseong yang buat Jongseong terkekeh pelan.

“Kemarin juga mama ada tanya, kita ada niat buat adop atau enggak. Cuma aku bilang kalo kita belum sempet bicarain ini”

“sugar?”

Sunghoon kembali menatap Jongseong.

“Ya?”

Jongseong kembali menyisir rambut hitam milik Sunghoon dan mengecup singkat dahi Sunghoon.

“thanks to make me falling in love with you every moment, every day and i love you very much”

Jongseong menarik teguk milik Sunghoon dan mulai mencium Sunghoon cukup lama dan dalam, menyalurkan segala perasaannya pada Sunghoon.

Sunghoon membalas ciuman dari Jongseong dan ia mengalungkan kedua tangannya pada leher Jongseong.

Jongseong mengubah posisi mereka, agar Sunghoon merasa nyaman tanpa melepaskan tautan mereka yang semakin lama semakin dalam dan menuntut.

Jongseong melepaskan ciuman mereka dan menatap Sunghoon dari posisinya yang sekarang berada di atas Sunghoon.

“sugar, can i?”

Sunghoon terlihat gugup sebenarnya, tapi ia mengerti apa maksud ucapan dari Jongseong tadi, ia terlihat ragu sampai akhirnya Jongseong mengecup singkat dahinya dan kembali menatap Sunghoon.

“sure”

Jongseong tersenyum dan ia kembali mencium Sunghoon dengan perasaan yang campur aduk menjadi satu.

***

Sunghoon membuka matanya ketika sinar matahari mulai masuk melalui cela jendela kamar apartemennya, ia sedikit mengerjapkan matanya lalu secara perlahan membuka matanya. Maka pandangan pertama yang ia lihat adalah Jongseong yang tertidur di sampingnya sambil memeluk erat tubuhnya.

Sunghoon tersenyum, setidaknya pagi ini ia bisa melihat wajah Jongseong yang tertidur dengan nyaman.

Sunghoon mencoba melepaskan pelukan Jongseong, ia harus bangun untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

“akh”

Sunghoon sedikit meringgis ketika ia hendak beranjak dari tempat tidur, ia baru menyadari sesuatu yang membuat wajahnya tiba-tiba menjadi merah.

“sugar?”

Sunghoon menoleh dan melihat Jongseong yang sedang mengucek matanya, Sunghoon menatap Jongseong yang juga menatapnya.

“Mau kemana?”

Tanya Jongseong dengan suara seraknya.

“Aku mau beres-beres Jong, tapi badan aku sakit semua”

Adu Sunghoon dan Jongseong terkekeh lalu menarik Sunghoon kedalam pelukannya lagi.

“Biar aku aja yang beres-beres, kamu tidur aja dulu”

“Tapi”

“Udah gak papa, kamu pasti capek kan? Maaf ya”

Jongseong memengang wajah Sunghoon dan wajah Sunghoon kembali memerah mengingat apa yang sudah mereka lakukan tadi malam.

“Tapi aku mau pakek baju dulu Jong, dingin”

Jongseong terkekeh pelan dan malah mengencangkan pelukannya pada Sunghoon, yang ngebuat Sunghoon berdecak sebal.

“once again, thanks to trust me sugar. I love you so much. Now, you and me. We only have each other”

Di umur pernikahan mereka yang hampir menginjak empat bulan lamanya, akhirnya mereka memiliki satu sama lain sepenuhnya dengan perasaan yang penuh cinta

VII. PILLOW TALK

Sunghoon terdiam sewaktu baca pesan dari Jungwon, dia bener-bener gak tau harus respon apa. Dan juga ia gak nyangka banget kalo ternyata semuanya kaya gitu dan dia agak ngerasa bersalah sama Jongseong.

Sunghoon masuk ke dalam kamarnya yang udah gak dia tempatin selama kurang lebih satu bulan semenjak dia nikah. Jujur dia kangen sama tempat tidurnya dan suasana kamarnya.

Ia menghela nafasnya lalu berjalan ke samping tempat tidurnya dan membaringkan dirinya sendiri di atas sana dengan pandangannya yang tertuju pada langit-langit kamarnya. Ia tersenyum kecil, Sunghoon jadi inget waktu pertama kali ia tidur berdua dengan Jongseong di kamar ini. Di mana pas pagi hari dia gak sengaja buat tabok Jong karna kaget.

Sunghoon yang mungkin lagi banyak pikiran dan kecapean tanpa sadar ketiduran di posisinya sekarang.

Tiga puluh menit kemudian Jongseong sudah sampai di rumah Sunghoon dan langsung berjalan ke kamar Sunghoon. Ia menghela nafasnya waktu lihat Sunghoon yang tidur dengan posisi kakinya masih ngegantung di sisi ranjang dan cuma badan ke atas yang ada di kasur. Jongseong nyamperin Sunghoon dan duduk di sebelah Sunghoon sambil ngelihatin wajah capek milik suaminya itu.

Jongseong nyentuh pelan wajah Sunghoon dan ngerapiin beberapa anak rambut Sunghoon yang ada di dahinya.

“Eung?”

Sunghoon ngebuka matanya dan dia ngelihat Jongseong lagi duduk sambil senyum, buat Sunghoon mau gak mau langsung berdiri.

“Udah lama Jong?”

Tanya Sunghoon dan Jongseong menggeleng pelan, terus Jongseong nyuruh Sunghoon buat geseran karna Jongseong juga mau duduk.

“Maaf ya sugar”

Ucapnya lagi dan kali ini Sunghoon menggeleng pelan.

“Kamu mau mandi dulu Jong? Biar aku siapin air panasnya dulu?”

Jongseong cuma anggukin kepalanya terus Sunghoon beranjak untuk nyiapin air panas.

****

Sunghoon melipat buku yang baru saja ia baca dan meletakannnya di samping nakas serta membuka kaca mata bacanya ketika ia ngerasa kalo Jongseong baru saja naik ke kasur mereka dan duduk di samping Sunghoon yang lagi nyenderan di headbroad kasur.

Keduanya diam untuk beberapa saat sampai akhirnya Jongseong menghela nafasnya dan menatap Sunghoon.

“Sugar?”

Panggilnya pelan dan Sunghoon juga menatap Jongseong.

“Aku beneran minta maaf, kalo akhir-akhir ini sikap aku terlalu kasar atau cuek sama kamu”

Jongseong meraih kedua tangan Sunghoon dan dicium pelan.

“Masalah Jungwon, kamu harus tau bahwa dia benar-benar sudah aku anggap kaya adik aku sendiri”

“Jong?–”

“Kamu tau aku punya trauma ditinggal, mungkin Taehyun sebelumnya udah pernah bilang sama kamu tentang trauma kecil aku, dan aku paling benci buat di bohongi. Dan kamu udah bohongi aku dua kali”

Jongseong terdiam dan ia benar-benar merasa bersalah.

“Aku cuma takut kejadian beberapa tahun lalu terulang, aku takut aku cuma bisa ngerasa sakit doang. Aku takut kalo nantinya aku gak bisa lagi percaya sama orang”

sugar, maaf aku gak bermaksud buat bohongi kamu. Aku tau aku salah dan aku pantas buat dapat perilaku yang buruk dari kamu”

Sunghoon menggeleng pelan dan menghela nafasnya.

“Aku cuma pengen kita saling terbuka Jong, aku cuma pengen kita saling percaya satu sama lain aja. Kaya yang kamu bilang, kita harus buktiin kalo pernikahan kita ini bukan karna bisnis kedua orang tua kita”

“Untuk sekali lagi aku minta maaf sugar

Sunghoon tersenyum dan mengangguk pelan.

“Aku bakal selalu maafin kamu Jong”

Jongseong tersenyum lalu menarik Sunghoon dalam pelukannya lagi.

“Mungkin ke depannya bakal banyak hal-hal buruk dan baik yang bakal kita lalui bersama, makasih karna kamu mau tetep si samping aku sugar

Jongseong melepaskan pelukannya dan tersenyum.

“I Love You”

Jongseong mencium lama dahi Sunghoon sebelum akhirnya mereka memilih untuk beristirahat.

Memang tidak mudah untuk saling percaya satu sama lain, tapi ketika kalian mencoba untuk berusaha. Mungkin kalian bisa saling percaya satu sama lain

VI. LIE

Sunghoon menghela nafasnya, kalo boleh jujur ia sangat benci di bohongi. Dari dulu, ia paling tidak suka jika sudah di bohongi, ditambah oleh orang yang sangat ia percayai.

Dia gak tau alasan kenapa Jongseong berbohong padanya hari ini dan ia belum ingin bertanya, mungkin memang Jongseong yang tidak mau mengaku padanya dan mungkin saja ini memang privasi yang Jongseong butuhkan.

Sunghoon menatap sekitar apartemennya dan memutuskan untuk masuk ke dalam kamar sebelah, kamar yang menjadi studio miliknya. Ia mengambil easel miliknya yang ada di sudut lemari kayu dan juga kanvas berukuran sedang. Mengambil kursi kecil dan juga peralatan lainnya.

Sunghoon yang sudah siap menggunakan apron dan juga pelindung lengan terlihat berpikir, gambar apa yang ingin ia buat hari ini. jadi ia memutuskan untuk membuka jendela studionya dan sedikit terkejut melihat memandangan yang sangat indah diluar sana.

“Waw!”

Sunghoon tersenyum, setelah menatap sekitar 10 menitan Sunghoon kembali ke kursinya dan mulai melukis.

Satu jam berlalu dan Sunghoon merasa pegal, dan juga ponselnya terus berdering.

Taehyun is calling

Sunghoon sedikit berdecak sebal karena Taehyun menganggunya jadi ia membiarkan panggilannya namun semakin lama, panggilan itu tidak kunjung berhenti.Dan pada akhirnya, Sunghoon mengangkat panggilan tersebut.

“Hoooonieeeee kenapa tidak mengankattttnyaaaaaa??”

Sunghoon menaikan sebelah halisnya, ini jelas bukan suara dari Taehyun melainkan suara pacarnya.

“Kak Beom?”

“Aku gak peduli kamu lagi ngapain sekarang, pokoknya dalam sepuluh menit kamu harus udah siap. Kita jalan-jalan ke lotte. Tidak ada penolakan!”

Dan panggilan terputus secara sepihak membuat Sunghoon mau tidak mau membuka mulutnya lebar dan berdecak sebal karena tingkah dari pacar sahabatnya itu.

***

“Bisa gak sih, gak usah mendadak?”

Sunghoon merapatkan jaketnya dan mendumel sebal ketika masuk kedalam mobil milik Taehyun, di depan Taehyun hanya bisa terkekeh kecil sedangkan Beomgyu menatap Sunghoon.

“Kita harus pergi jalan-jalan, jangan di rumah saja”

Sunghoon hanya mengangguk lalu kemudian menatap jalanan, sejujurnya hari ini moodnya kurang bagus tapi ia tidak bisa menolak ajakan dari Beomgyu dan juga Taehyun.

Beomgyu menatap ke arah Sunghoon lalu menatap lagi ke arah Taehyun yang sedang menyetir.

“Sunghoon, kamu baik-baik aja kan?”

Sunghoon kaget waktu di tanya sama Beomgyu dan ia tersenyum, berkata bahwa ia baik-baik saja dan tidak perlu merasa khawatir.

“Iya kak, aku baik-baik aja”

***

“Kak Jong, aku mau naik itu boleh?”

Jungwon menunjuk permainan roller coster yang ada di sana, dimana permainan yang selalu ingin Jungwon coba bersama dengan Jongseong.

Jongseong tersenyum lalu mengusap pelan kepala Jungwon dan mengangguk kecil.

“Kak Jong terbaik”

Jungwon menarik tangan Jongseong untuk segera memasukin arena permainan.

Setelah puas untuk bermain, Jungwon kembali mengandeng tangan Jongseong ia bercerita ini dan itu kepada Jongseong, tentang kehidupannya di Jepang selama tiga tahun ini.

“Kak Jong, aku mau naik bianglala disana boleh kan? Sama kak Jong juga?”

Jongseong terdiam, ia menatap manik mata Jungwon.

“Kak, aku janji ini yang terakhir. Setelah ini aku gak akan ganggu kakak lagi, aku cuma pengen jalan-jalan dan main disini bareng kakak”

Jongseong tidak tega melihat wajah sedih Jungwon, mau bagaimanapun juga sosok di depannya ini adalah cocok yang dulu pernah ia cintai sepenuh hatinya.

“Oke, kita naik sekarang”

Jungwon tersenyum senang lalu berjalan ke bianglala dan naik ke sana bersama dengan Jongseong.

Dari atas sini, Jongseong hampir bisa melihat seisi lotte dan ia menatap Jungwon yang juga sedang menatap takjub dengan apa yang ada di bawah sana.

“Kak Jong?”

Jongseong menoleh dan melihat Jungwon sekarang duduk di sebelahnya.

“Maaf kak”

Jongseong tidak pernah tau apa yang terjadi, namun sekarang ia bisa merasakan bahwa Jungwon menciumnya.

tepat pada bibirnya

Ciuman mereka tidak terlalu lama, hanya beberapa detik dan hanya menempel saja.

“Aku tau kalo kakak udah gak bisa kumiliki lagi”

***

“Hoon?”

Sunghoon terdiam dan menatap ke arah Beomgyu dan juga Taehyun yang terlihat khawatir setelah mereka keluar dari bianglala.

Sunghoon berjalan begitu saja tanpa memperdulikan panggilan Taehyun dan juga Beomgyu, Sekarang Beomgyu dan juga Taehyun terlihat mengejar Sunghoon.

“Sunghoon!”

Taehyun menarik tangan Sunghoon dan terkejut begitu melihat Sunghoon menatapnya dengan tatapan kosong dan juga matanya merah.

“Lo kenapa?”

Tanya Taehyun dan Sunghoon menggeleng pelan.

“Aku mau pulang”

Jawab Sunghoon lalu ia melepaskan tangan Taehyun dan berjalan, Taehyun yang awalnya ingin mengejarnya di tahan oleh Beomgyu.

“Kak, itu Sunghoon”

“Hyun, biarin Sunghoon sendiri dulu oke. Dia juga lihat apa yang kita lihat tadi”

“Tapi kak?”

“Percaya sama kakak oke?”

“Jongseong sialan!”

***

Sejujurnya Sunghoon tidak pernah merasakan perasaannya sesakit ini, bahkan rasanya lebih sakit saat melihat Heeseung menyakitinnya dengan bermain api bersama dengan salah satu temannya.

Sunghoon menjongkokkan dirinya di tengah jalan sambil memengang lututnya.

Bayang-banyangan beberapa tahun lalu lewat begitu saja dalam dirinya, membuat dadanya terasa lebih sakit dari sebelumnya.

Kenapa selalu begini?

Kenapa ia harus merasakan sakit yang seperti ini lagi?

Bahkan ini rasanya lebih sakit.

Sunghoon meraih ponsel yang ada di saku jaketnya dan melihat panggilan, ada nama Jongseong disana.

Sunghoon dengan buru-buru menghapus air matanya dan mencoba setenang mungkin.

“sugar?”

Panggil Jongseong dari sebrang sana.

“aku dalam perjalanan pulang, apa kamu mau nitip sesuatu untuk dimakan?”

“Gak usah Jong, aku tadi udah makan kok”

“oke baiklah, aku otw pulang. 15 menit lagi sampe”

Maka dari putusnya sambungan telepon, Sunghoon dengan cepat bangkit berdiri dan segera menghentikan taksi. Setidaknya ia harus berada di dalam apartemen mereka sebelum Jongseong pulang.

Jongseong menurunnkan ponselnya dan menatap ke arah Sunghoon yang baru saja masuk ke dalam taksi.

Ia tersenyum kecut.

“Brengsek! Brengsek jong!”

***

Sunghoon tersenyum begitu melihat Jongseong baru saja masuk ke dalam apartemen mereka, Jongseong menatap wajah Sunghoon dan ia menghela nafasnya.

“Kamu mau mandi jong?”

Jongseong menggelengkan kepalanya.

“Sugar?”

“Ya?”

Jongseong terdiam untuk sesaat lalu berjalan untuk menghampiri Sunghoon. Ia berdiri di hadapan Sunghoon dan menaikan tangannya untuk menyentuh kedua sisi wajah Sunghoon yang membuat Sunghoon terkejut bukan main.

“Jangan pernah nangisi laki-laki brengsek kaya aku”

Sunghoon terdiam untuk sesaat.

“Maaf sudah membuatmu menangis malam ini, sugar

Sunghoon masih diam, ia menatap mata Jongseong yang menatapnya penuh rasa bersalah.

“Maaf sudah membohongi mu dan maaf-”

Jongseong menundukan kepalanya.

“Jong, aku paling gak suka di bohongi. Aku memiliki trauma kecil pada orang-orang yang membohongiku”

Jongseong terdiam.

“Aku sepenuhnya percaya bahwa kamu berbeda, tapi nyatanya? Kam-”

Sugar,aku tidak berniat berbohong padamu”

“Setidaknya bilang sama aku kalo kamu pergi sama Jungwon, Jong”

Jongseong menyesali perbuatannya yang berbohong pada Sunghoon.

“Jika kamu berbohong sekali, maka kamu akan berbohong untuk kedua kalinya, ketiga kalinya dan bahkan seterusnya”

Sunghoon menghela nafasnya, lalu ia melepaskan kedua tangan Jongseong yang ada di wajahnya. Lalu ia bawa tangannya untuk menyentuh bibir milik Jongseong.

Sunghoon terdiam lalu kemudian berbalik berniat untuk meninggalkan Jongseong, namun tangannya di tahan oleh Jongseong dan Jongseong menarik Sunghoon agar mendekat padanya.

Jongseong menarik dagu milik Sunghoon dan mencium bibir milik Sunghoon yang membuat Sunghoon terkejut atas apa yang di lakukan oleh Jongseong malam ini.

Diminggu kelima pernikahan mereka, untuk kedua kalinya mereka berciuman, setelah sebelumnya mereka lakukan di upacara pernikahan mereka

V. Sugar?

“Makasih buat hari ini kak Jong”

Yang Jungwon, pria manis itu tersenyum ketika mereka baru saja keluar dari tempat makan. Jongseong mengangguk kecil.

Jongseong terkejut sewaktu Jungwon mengaitkan tangannya pada lengan Jongseong.

“Won?”

“Kak, aku mau kesana boleh? Disana ada banyak jajanan-jajanan”

Jongseong tidak menolak dan pada akhirnya ia mengikuti kemanapun Jungwon pergi dengan tangan Jungwon yang selalu mengandeng tangannya.

Setelah berkeliling, dan sekarang Jungwon sedang berada di salah satu stand makanan, Jongseong memeriksa ponselnya. Karna semenjak tadi perasaannya menjadi tidak enak, namun sayangnya batrai ponselnya habis yang membuat dirinya menghela nafas.

“Kak Jong”

Jongseong menoleh dan melihat Jungwon yang tersenyum pada Jongseong.

“Kakak ingat gak? Kalo dulu kakak bilang bakal nungguin aku?”

Jongseong terdiam untuk sesaat sekarang dia natap manik mata Jungwon yang kelihatan sedih.

“Emang aku pergi selama itu ya kak?”

Belum ada jawaban dari Jongseong.

“Aku pergi lama sampai akhirnya kakak udah berhenti suka sama aku, iya kan?”

“Kapan aku bilang aku berhenti suka sama kamu?”

Jungwon kaget terus dia natap Jongseong yang sekarang tangannya terulur buat nyentuh pipi Jungwon.

“Buktinya kakak udah nikah?”

Jongseong terdiam namun detik berikutnya ia tersenyum.

“Aku nikah bukan berarti aku berhenti buat suka sama kamu won”

“Berarti kakak masih suka sama aku”

Jongseong mengangguk kecil, membuat Jungwon tersenyum lalu kemudian memeluk Jongseong yang membuat Jongseong tersenyum.

“Tapi, untuk sekarang kakak suka kamu sebagai adik kakak. Karna ada orang lain yang kakak suka dan kakak cinta”

Pelukan dari Jungwon terlepas dan ia menatap Jongseong dengan tatapan sedih.

“Kakak seneng kamu pulang, jadi bisa ngelepas rasa kangen ke kamu”

Jungwon terdiam dan ia menghela nafasnya.

“Kalo seandainya aku bilang aku bakal tetap tinggal disini,apa bisa kakak suka sama cinta aku lagi?”

Jongseong menggeleng.

“Semua sudah berubah Jungwon”

***

Jongseong menghela nafasnya, sekarang ia harus meminta maaf pada Sunghoon karna lupa menjemput Sunghoon.

Jadi Jongseong memutuskan untuk mampir ke toko kue, membeli cheese cake dengan potongan strawberry di atasnya. Sunghoon bilang dia sangat menyukainya.

Ketika ia membuka pintu apatemen milik mereka berdua, Sunghoon berdiri di sana dengan raut wajah khawatirnya dan itu membuat Jongseong merasa bersalah.

“Maaf aku lupa jemput kamu hoon, tadi aku pergi sama Jungwon”

Sunghoon terdiam, ia tidak begitu tau siapa Jungwon. Jongseong menyerahkan kotak kue yang ia bawa.

“Aku bawa cheese cake kesukaan kamu”

Sunghoon menerimanya.

“Kamu mau mandi dulu? Biar aku siapkan air hanget”

Jongseong hanya mengangguk lalu Sunghoon berlari ke arah kamar mandi untuk menyiapkan air hanget untuk Jongseong.

Setelah Jongseong membersihkan badannya ia keluar dan melihat Sunghoon tengah menikmati kue yang ia bawa sambil terlihat bermain dengan tabnya, lebih tepatnya ia sedang mengambar sesuatu di tabnya. Saking fokusnya Sunghoon tidak menyadari bahwa Jongseong sudah duduk di depannya.

“Kamu suka banget ya sama yang manis-manis?”

Sunghoon yang kaget akhirnya menoleh pada Jongseong dan terkekeh.

“Iya, soalnya kadang bisa bikin aku gak stress aja”

Jongseong anggukin kepalanya.

“Hoon, kamu gak marah kan? Kalo aku lupa jemput kamu tadi?”

Sunghoon dengan cepat menggeleng.

“Lagian kamu kan ketemu sama temen kan?”

“Jungwon, dia mantan aku”

Pergerakan tangan Sunghoon terhenti lalu ia menatap Jongseong.

“Aku gak ngerti kenapa dia bisa pulang ke korea?”

Sunghoon tidak melanjutkan mengambarnya dan sekarang ia menatap Jongseong.

“Kalo biasanya pasangan lain bakal di uji pas mau nikah, kalo kita pas udah nikah”

Jongseong terkekeh manis ketika mendengar perkataan Sunghoon lalu tangannya terulur buat ngebersihin sisa cheese cake yang ada di sudut bibir Sunghoon yang ngebuat Sunghoon kaget.

“sugar?”

Sunghoon untuk sekali lagi kaget banget waktu denger Jongseong natap dia.

“Ngelihat kamu senyum semanis itu ngebuat aku sadar, kalo mungkin kedepannya aku bakal jatuh dan terus jatuh cinta sama kamu. Karna mungkin sekarang aku sadar kalo aku benar-benar sudah jatuh cinta sama kamu sugar

Di minggu keempat pernikahan mereka, untuk pertama kalinya Jongseong mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada senyum Sunghoon

IV. Saling Percaya

Taehyun memarkirkan mobilnya di tempat yang di sebut oleh Sunghoon tadi, begitu keluar mobil dirinya langsung masuk ke dalam dan mencari sosok Sunghoon. Dan tidak butuh waktu lama sampai ia bertemu dengan sosok Sunghoon yang duduk di salah satu kursi sofa dengan kepala yang menunduk.

“Sunghoon?”

Sunghoon mengangkat kepalanya dan langsung bangkit dari tempat duduknya dan memeluk Taehyun yang membuat Taehyun terkejut.

Taehyun tidak bertanya, ia membiarkan sahabatnya itu untuk memeluknya erat dan terisak pelan, dan yang hanya bisa dilakukan oleh Taehyun adalah mengusap pelan punggung Sunghoon sampai anaknya menjadi tenang.

“Jadi lo berdua bahas apa?:

Tanya Taehyun, setelah Sunghoon lebih tenang Taehyun menganjak Sunghoon untuk segera masuk ke dalam mobilnya dan akan mengantar Sunghoon pulang.

Sunghoon masih diam dan menatap jalanan melalui jendela, Taehyun menghela nafasnya pelan.

“Hoon, bang Heeseung bilang apa aja sama lo?”

Sunghoon noleh ke arah Taehyun, terus senyum pelan.

“Kak Heeseung bilang kalo dia kangen, kangen gimana hubungan kita. Kangen dengan semuanya”

Taehyun berdesis sebal.

“Hoon. Inget, lo gak boleh terbuai dengan omongan laki-laki bren-”

“Kak Heeseung gak brengsek, hyun!”

Sunghoon kelihatan sedikit marah dengan perkataan Taehyun tadi.

“Bisa gak sih lo gak usah bela dia?”

“Aku gak bela”

“Bang Heeseung itu brengsek! Lo-”

“Hyun, aku capek!”

Oke Taehyun memilih diam dari pada dia harus berantem sama Sunghoon di waktu yang gak tepat.

***

Begitu mendengar suara pintu terbuka Jongseong langsung berjalan dan bisa melihat Sunghoon baru masuk.

“Hape lo gak aktif?”

Sunghoon menoleh dan dia ngelihat Jongseong yang natap dia khawatir.

“Maaf, batrainya habis dan aku gak sempet buat charger”

Jawab Sunghoon dan Jongseong memakluminya.

“Lo mandi dulu sana, udah gua siapin air anget sama nanti gua bikinin susu”

Sunghoon cuma bisa anggukin kepalanya, terus dia turutin apa kata Jongseong. Jongseong natap punggung Sunghoon yang kelihatan banget kalo Sunghoon nyimpan sesuatu.

Jongseong ngelihat kalo Sunghoon udah keluar dari kamar mereka dengan piyama yang udah di siapin sama Jongseong dan juga handuk kecil yang dia simpen di lehernya, rambutnya masih basah. Jongseong yang ngelihat itu jadi gemes sendiri.

“Sini lo minum dulu”

Jongseong narik tangan Sunghoon buat duduk dan gak ada penolakan dari Sunghoon, Sunghoon yang baru aja mau minum susunya kaget waktu Jongseong ambil handuk di lehernya terus ngebantu buat ngeringi rambutnya.

“Biar lo bisa cepet tidur, gua bantuin”

“Makasih”

Sekitar lima menit mereka saling diam hingga akhirnya Sunghoon berkata membuat Jongseong menghentikan kegiatannya untuk sesaat, “aku tadi ketemu sama kak heeseung”

Jongseong cuma bisa diam dan ngelanjutin kegiatannya.

“Kak heeseung itu dulu pernah jadi alasan aku buat bahagia dan ngerasa kalo aku tuh di cintai”

Sunghoon menatap gelasnya dan memengang bibir gelasnya dan memaikan jarinya telunjuknya di sekitaran bibir gelas.

“Tapi pernah juga jadi alasan aku nangis dan sakit”

Ada helaan nafas berat yang terdengar dari Sunghoon.

“Dia bilang dia kangen aku”

“Dia bilang kalo dia pengen kami balik kaya dulu”

“Dia bilang kalo pernikahan kita cuma pernikahan bisnis”

“Dia bilang ka-”

“Sunghoon”

Sunghoon terdiam waktu denger suara Jongseong yang berat dan sekarang Jongseong sudah tidak lagi pada kegiataannya mengeringkan rambut Sunghoon, ia berdiri di samping Sunghoon.

“Bukan kah itu dulu?”

Sunghoon menaikan sebelas halisnya dan menatap Jongseong yang sekarang duduk di sampingnya sambil mengenggam tangannya.

“Ini emang baru beberapa minggu kita nikah, dan beberapa minggu kita saling mengenal. Kita sama-sama belajar dari awal oke? Aku dan kamu, kita berdua belajar dari awal untuk saling mengenal satu sama lain. Makasih banget kamu udah mau terbuka sama aku, dan itu tandanya kamu udah percaya sama aku dan aku juga percaya sama kamu. Masalah Heeseung, dia pernah ada di dalam hati kamu, menjadi alasan kamu tertawa, kamu bahagia merasa di cintai dan pernah jadi alasan kamu sakit, tapi untuk sekali lagi. Itu dulu Hoon. Dan satu lagi, ayo kita sama-sama buktikan bahwa pernikahan kita bukan hanya sekedar pernikahan bisnis kedua orang tua kita. Ayo buktikan pada orang-orang di sana, kalo kamu dan aku adalah orang hebat”

Sunghoon tidak pernah melihat sosok dewasa dan serius selama ia mengenal Jongseong, dan ini pertama kalinya dan entah kenapa perkataan Jongseong membuatnya yakin dan percaya.