Birthday Papa
From Because of the twins Universe
Sunghoon menatap Jongseong seakan ragu dengan apa yang barusan ia dengar, ini adalah tahun kedua setelah kejadian memilukan perjalanan hidup mereka, memilih melupakan masa lalu dan kembali berjalan dijalan yang sama serta memulai hidup kembali.
Malam ini setelah keduanya kembali pulang bekerja dan menyelesaikan urusan masing-masing bersama dengan anak-anak, Jongseong berkata bahwa besok Sunghoon bisa mengambil cuti bekerja, dan memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Semenjak mereka memutuskan untuk hidup bersama dan lahirnya Daniel, Sunghoon sangat jarang memiliki waktu sendiri, di pagi hari ia akan mengurus Sangwon dan Jungwon yang harus berangkat sekolah, kemudian menyiapkan segala sesuatu dan mengurus Daniel, balita berumur 17 bulan tersebut, kemudian ia harus kembali ke kantor untuk bekerja sedangkan Daniel mereka titipkan pada orang tua Jongseong yang pada akhirnya menetap di Korea setelah pernikahan resmi Sunghoon dan Jongseong.
“Kamu kan juga tau anak-anak sedang libur musim dingin”
Ucap Jongseong sambil mengelus pelan surai hitam Sunghoon yang saat ini menjadikan lengan kiri Jongseong sebagai bantalan.
“Aku sengaja kasih kamu cuti biar kamu bisa ngabisin waktu kamu sendiri, lagian besok juga adalah hari ulang tahunmu kan? Aku ingin kamu keluar tanpa harus memikirkan aku ataupun anak-anak”
Sunghoon masih sedikit ragu sebenarnya, tapi ini adalah kesempatan yang sangat jarang datang. Memang terkadang ia sedikit lelah dengan rutinitasnya.
Jongseong tersenyum dan mengelus sisi wajah Sunghoon.
“Anak-anak juga pasti bakal ngerti kok, aku juga besok cuti”
Sunghoon tidak menjawab dan hanya mengangguk kecil, kemudian Jongseong mencium kening Sunghoon lama sebelum menarik Sunghoon kedalam pelukannya untuk segera tidur.
***
“Jong, jam 10 nanti bangunin Daniel dulu terus kamu kasih dia minum sama bubur yang sudah aku buatin, untuk banyak buburnya kaya biasa aja dan setelah itu jangan lupa di mandiin”
Sunghoon berkata, ia mengambil coat coklat panjangnya dan memakainya kemudian mengambil tas ransel dan kunci mobil, ia berjalan ke arah kamar Daniel dan mencium balita yang masih tertidur tersebut.
Sekarang jam menunjukan pukul 8 pagi.
“Sangwon dan Jungwon juga jangan lupa di kasih sarapan, tadi aku udah buat sarapan untuk kalian bertiga. Untuk makan siang, kamu bisa angetin yang ada di kulkas. Jangan lupa nanti cek popok Daniel setiap dua jam sekali, dan jangan kasih jelly untuk Daniel”
Jongseong tersenyum mendengar setiap ocehan Sunghoon pagi ini, ia berjalan menuju pintu apartemen mereka. Sunghoon berbalik menatap Jongseong.
“Atau aku gak jadi pergi aja ya Jong? Aku khawatir”
Dari raut wajah Sunghoon terlihat ia sebenarnya tiga tega membiarkan Jongseong merawat anak-anaknya sendiri walaupun si kembar sekarang sudah menginjak umur 15 tahun.
“Sayang, kamu gak usah khawatir ya. Aku bisa jagain mereka kok, sekarang gak usah mikirin yang aneh-aneh dan nikmati waktu kamu”
Sunghoon kembali menghela nafasnya kemudian mengangguk kecil, Jongseong menarik Sunghoon kepelukannya dan kemudian mencium dahi Sunghoon dan bibir Sunghoon singkat.
“Selamat bersenang-senang Sunghoon”
Sunghoon mengangguk kemudian melambaikan tangannya dan keluar dari apartemen mereka, begitu suara pintu tertutup Jongseong menghela nafasnya dan sekarang ia mengaruk kepalanya. Harus dari mana ia membereskan rumah yang berantakan karena mainan Daniel yang belum di bereskan.
Pertama Jongseong harus membangunkan di kembar untuk membantunya sebelum waktunya membangunkan si bungsu. Jongseong berjalan ke kamar si kembar yang bahkan lampu kamarnya masih mati, tidak ada tanda-tanda bahwa si kembar sudah bangun.
“Sangwon-ah, ayo bangun”
Pertama Jongseong membangunkan Sangwon karena posisi tempat tidurnya ada di bawah, Sangwon tidak sulit untuk di bangunkan, jadi Jongseong hanya perlu sekali memanggil nama putra sulungnya tersebut dan Sangwon sudah bangun dengan rambut acak-acakan dan mata yang masih terpejam. Jongseong terkekeh kemudian mencium sekilas pipi si sulung yang langsung membuat Sangwon membuka matanya dan mengelap pipinya yang di cium oleh Jongseong sambil mengomel, kemudian sekarang Jongseong membangunkan Jungwon yang akan sulit dibangunkan sama sepertinya.
“Jungwon!! Ayo bangun!!”
Jongseong menepuk-nepuk pelan bahu anaknya, dan bukannya bangun Jungwon malah menarik kembali selimutnya dan menyelimuti dirinya full dengan selimut.
“Uuuweeekkk!!! hikss!!!”
“Papi Adekkk bangunnn!!!”
Teriakan dari Sangwon yang ternyata sudah keluar kamar membuat Jongseong segera keluar sedangkan Jungwon terbangun dengan mata yang masih mengantuk karena suara teriakan dari Sangwon dan suara nangis dari Daniel.
Jongseong meletakan dua piring berisi nasi dan beberapa makanan sehat ke hadapan Sangwon dan juga Jungwon, lalu membawa bubur labu ke meja khusus Daniel, dimana Daniel sudah duduk disana sambil memukul-mukul meja.
“Mamammm..mamammm..”
Balita berumur 17 bulan itu terlihat bersemangat ketika melihat Jongseong membawa mangkuk berwarna putih, Jongseong duduk di kursinya dan menyuapi Daniel. Sedangkan si kembar juga tengah menikmati sarapannya.
“Jadi papa jam berapa sampai dirumah?”
Sangwon yang sudah menyelesaikan sarapannya bertanya pada Jongseong, ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke dapur yang berada di belakang meja makan. Kemudian ia membuka kulkas dan menuang susu cair dan berjalan untuk dirinya dan juga memberikannya pada Jungwon.
“Sekitar jam delapan malam papa sampai rumah, nah sekarang siapa yang mau bantuin papi beres-beres rumah dan siapa yang bantuin papi main sama Daniel”
“Aku bantu jaga Daniel”
Jongseong menatap si kembar yang berbicara secara sama-sama, si kembar saling menatap dengan masing-masing menyipitkan matanya.
“Gua duluan yang bilang”
Jungwon berkata, ia rasa dirinya lah yang bertama kali berbicara.
“Gak, gua duluan yang bilang. Lu bantu papi gua jaga adek”
Sangwon menunjuk ke arah Jungwon.
“Enak aja, gak ada ya!! Ngalah lah, gua aja yang jaga adek”
“Gua yang lahir duluan”
Ketika si kembar tengah berdebat untuk siapa yang jaga Daniel, si balita masih asik memakan bubur labunya dan Jongseong menggelengkan kepalanya. Kenapa kedua anaknya ini sama-sama keras kepala dan tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Sama seperti dirinya dan Sunghoon yang sama-sama keras kepala
***
Sunghoon sudah sampai di tempat perkemahan, memang ini adalah cara terbaik untuk healing time dan menghabiskan waktu sendiran. Walau di bilang cuaca sangat dingin tapi Sunghoon tidak terlalu merasa dingin, mungkin karna ia juga lahir di musim dingin. Ponselnya ia sengaja biarkan mati karena perintah Jongseong agar Sunghoon tidak di ganggu dan benar-benar menghabiskan waktunya seorang diri.
Untuk saat ini, selama hidupnya kurang lebih 37 tahun Sunghoon selalu merasa bersyukur bisa di kelilingi oleh orang-orang hebat dalam hidupnya. Ia merasa bahwa hidupnya selalu baik, walau ada di mana ia benar-benar merasa bahwa tidak ada yang berada di pihaknya dan akan menyerah jika bukan karena kehadiran Jungwon saat itu. Dan sekarang Sunghoon sangat bersyukur dengan apa yang sudah ia alami selama ini. Tuhan benar-benar tidak tinggal diam untuk dirinya dan juga keluarga kecilnya, jika diingat-ingat pengalaman yang membuatnya benar-benar bahagia adalah ketika melahirkan di kembar dan Daniel, kedua moment itu yang membuatnya bertahan hingga saat ini.
Sunghoon mengambil gelas coffenya dan menikmati pemandangan hutan di tempat kemahnya, mungkin setelah ini ia akan membaca buku dan mendengarkan lagu hingga siang sebelum ia kembali ke kota dan berkeliling untuk sementara waktu.
***
“Bukan seperti ini dek, pertama kocok telurnya sampai mengembang”
Sangwon berkata sambil membaca resep dari ponselnya, jadi setelah perselisihan panjang mereka Jongseong memutuskan untuk Sangwon dan Jungwon yang membuat kue ulang tahun untuk Sunghoon dan dirinya yang menjaga Daniel, lagian Jongseong ingin membiarkan si kembar membuat kue mereka sendiri untuk Sunghoon.
“Kuning dan putihnya di pisah atau gak?”
Tanya Jungwon dan Sangwon kembali membaca resepnya, kemudian memberi tau Jungwon step per step cara membuat kue ulang tahun, sedangkan Jongseong di ruang bermain khusus Daniel tengah membereskan barang-barang Daniel yang berantakan, sedangkan Daniel sudah tertidur di kasurnya setelah menyusu tadi.
Setelah membereskan kamar main Daniel, Jongseong berjalan kedapur untuk melihat pekerjaan dari anak kembarnya.
Jongseong tersenyum ketika melihat kedua anak kembarnya sudah menyelesaikan adonan kue ulang tahun dan tinggal di masukan ke dalam loyang dan di oven, Jongseong mengambil ponselnya dan menyuruh si kembar melihat ke kamera karena Jongseong ingin si kembar mengucapkan ulang tahun mereka untuk Sunghoon dan merekam bagaimana kegiatan si kembar, tadi juga ia sudah merekam Daniel.
***
Sunghoon menaruh setangkai bunga krisan berwarna putih kemudian berdoa untuk sesaat, setelah kembali dari perkemahan Sunghoon ingin mengunjungi salah satu makam dari orang yang benar-benar sudah sangat berarti di hidupnya dan mempunyai tempat sendiri walaupun orang itu hanya mampir sebentar yang membuat Sunghoon membuka hatinya.
Biasanya di tahun-tahun sebelumnya, orang ini adalah orang pertama yang selalu mengucapkan ulang tahun pertama untuknya. Orang yang selalu mengajak Jungwon memberiknya sebuah kejutan, membuatnya tertawa ketika ia menangis.
“Huft!! Rasanya masih seperti mimpi ya kak”
Sunghoon tersenyum, memilih untuk duduk di pinggir pusaran tersebut sambil mengelus pelan nama Lee Heeseung yang tertera disana.
“Jika Daniel sudah besar, aku akan membawanya kesini dan menceritakan seberapa berartinya kakak untukku, Jungwon terutama Jongseong. Sama seperti surat yang kakak tinggalkan, aku hidup sangat bahagia sekarang dan aku bersyukur dengan keluarga yang aku punya, jadi kak di kehidupan selanjutnya, aku ingin kakak hidup dengan baik, bertemu dengan seseorang yang mencintai kakak dengan tulus dan hidup bahagia bersama dengan orang itu”
Sunghoon tersenyum kemudian bangkit berdiri, karena setelah ini ia ingin pergi berbelanja beberapa pakaian musim dingin untuk anak-anaknya.
***
“Nah, selesai”
Sangwon dan Jungwon berseru ketika kue ulang tahun buatan mereke berdua sudah selesai, mereka saling memandang lalu menertawakan diri masing-masing ketika melihat penampilan acakan-acakan dari diri mereka.
Jongseong datang sambil mengendong Daniel yang terlihat ikut berseru senang sambil menepuk-nepuk tangannya dan empeng di mulutnya.
“Nah, sekarang abang jagain adek ya biar papi sama kakak masak untuk makan malam dulu”
Sangwon mengangguk lalu mengambil ahli Daniel dari gendongan Jongseong, sedangkan Jungwon terlihat sedih, ia juga ingin bermain dengan Daniel tapi harus membantu papinya menyiapkan makan malam karena Jungwon cukup pintar memasak makan Korea dari pada Sangwon yang selama 13 tahun tinggal di Amerika.
Pukul 8 Malam tepat, Sunghoon mengabari Jongseong bahwa ia sudah berada di parkiran basement, sedangkan Jongseong dengan cepat mengambil kue buatan si kembar dan Daniel saat ini berada di gendongan Sangwon, segera berdiri di depan pintu untuk memberi kejuatan untuk Sunghoon.
Posisi sekarang Jongseong yang berada di depan sambil memengang kue dengan lilin yang menyala, Sangwon yang menggendong Daniel dan Jungwon yang siap meledakan coffenti popper dan jangan lupa masing-masing dari mereka memakai topi khas ulang tahun. Begitu mereka mendengar suara pintu apartemen yang terbuka maka-
“HAPPY BIRTHDAY!!! PAPA!! WE LOVE YOUUU!!!”
Sunghoon terkejut, ia tidak menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini, ia hanya berpikir bahwa mereka akan makan malam sederhana seperti biasanya.
“Ayoo PAPA tiupp lilinnya dulu!!”
Jungwon berkata membuat Sunghoon yang sempat melamun karena terkejut bergerak mendekat ke arah Jongseong.
“Make a wish dulu hoon”
Sunghoon mengangguk dan tersenyum kemudian menutup matanya, kali ini ia hanya ingin berterima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan keempat orang yang paling berharga di hidupnya dan berharap bahwa mereka akan terus merasakan kebahagiaan seperti ini sampai selamanya.
Sunghoon meniup lilinya dan membuat si kembar dan Daniel bertepuk tangan dengan hebohnya, kemudian Sunghoon mendekat dan mengecup singkat bibir Jongseong sambil mengucapkan terima kasih.
Melihat apa yang baru saja di lakukan oleh kedua orang tuanya, Sangwon dengan cepat menutup mata Daniel sedangkan Jungwon menutup matanya sendiri dan tangannya menutup mata Sangwon membuat Sunghoon dan Jongseong yang melihat itu terkekeh pelan kemudian mengajak mereka untuk segera makan malam.
“Siapa yang sudah menyiapkan ini?”
“Tentu sana bukan aku maupun Daniel”
Sunghoon menatap Sangwon yang duduk di kursinya dan tertawa kecil, “tapi aku yang membuat kuenya bersama dengan Jungwon” sambungnya lagi.
“Terima kasih kembar”
Ucap Sunghoon, ia kemudian mendudukan Daniel di kursinya yang di letakkan di samping kursinya dan sekarang mereka mulai untuk makan malam bersama.
***
“Aaaa aaaa... aduh abang lagi jelek, muka lagi nyelemotan kenapa disuruh buat video sih.... tapi gak papa sih, ini demi papa.. halo papa ini Sangwon anak sulungmu, papa selamat ulang tahun. Semoga papa selalu bahagia di hidup papa bukan cuma pas ulang tahun papa aja. Pah, kalo papa butuh bantuan Sangwon kasih tau ya, papa masih punya Sangwon disini, kalo papa juga mau curhat, curhat sama Sangwon juga gak papa kok pah hehehe. Pah, terima kasih karena papa sudah menghadirkan Sangwon, Jungwon dan juga Daniel ke dunia ini. Semoga papa selalu sehat dan bahagia ya pah, Sangwon dan adek-adek sayang papa. Satu lagi, papa tenang aja, Sangwon bakal jagain adek-adek Sangwon. Hhehehe”
“Pah, ini Jungwon! Anak papah yang paling manis... apaan si abang!! Aishhh!!! Jangan ganggu, aku mau buat video, tuh lihat pah.. Sangwon bandel banget, masa aku diejekin mulu kapan aku mau ngomongnya sama papa!! pah, selamat ulang tahun, semoga tahun ini dan tahun-tahun berikutnya papa selalu bahagia ya pah, terima kasih sudah menjaga kami semua yang bandel-bandel ini. papa adalah papa terhebat didunia ini, papa the best!!”
Sunghoon tersenyum sambil menahan rasa harunya ketika melihat video yang menjadi kado dari mereka untuk Sunghoon yang saat ini tengah mereka nonton sama-sama, dengan posisi si kembar di bawah sofa sambil memengang cemilan, Sunghoon dan Jongseong yang duduk di atas sofa dengan Jongseong yang merangkul Sunghoon dan kepala Sunghoon yang bersandar pada dada bidang Jongseong. Daniel, ia sudah berada di kamarnya karena sudah tidur.
“Haloo!! Hai Sunghoon, ini Jongseong suamimu-”
Si kembar langsung menatap ke atas dengan muka mereka yang menahan jijik sedangkan Jongseong menatap si kembar tidak suka, karena si kembar protes.
“Pertama-tama terima kasih karena sudah hadir untuk kami semua disini, terima kasih karena sudah mau mengurus kami berempat dan terima kasih karena sudah menjadi sosok yang kuat, di hari bahagaimu ini, kami berempat berharap bahwa kamu akan selalu bahagai dengan pilihan hidupmu, terima kasih karena tidak pernah menyerah untuk anak-anak dan hubungan kita selama ini. Setelah ini mari tetap bahagia dan bersama sampai maut memisahkan kita. We Love you Sunghoon”
“happy birthday papa!!”
Video di tutup oleh lambaian tangan keempat orang yang sangat berarti bagi Sunghoon, Sunghoon menatap Jongseong yang tersenyum kepadanya. Jongseong meraih tangan Sunghoonn, kemudian ia menghapus air mata bahagia yang baru saja keluar dari kedua air mata Sunghoon.
“Makasih karena kamu ada sampai hari ini Sunghoon”
Jongseong mendekatkan jarak mereka dan mencium bibir Sunghoon lembut. Sedangkan si kembar saling memandang dan memilih pergi dengan berjalan secara tiarap ke kamar mereka, tidak ingin menganggu suasana orang tua mereka, karena setelah ini mereka akan tau apa yang akan terjadi.
END