Tiga
Sunghoon melambaikan tangannya pada Heeseung yang baru saja masuk kedalam caffe, Heeseung yang melihat Sunghoon melambaikan tangannya tersenyum kemudian menghampiri meja di mana Sunghoon duduk, namun pandangannya tertuju pada dua gelas minuman yang ada di meja sana.
“Aku hanya sedang mencoba menebak minuman kesukaanmu, hyungnim tidak keberatan kan?”
Sunghoon menunjuk ke arah minuman di depan Heeseung, sedangkan Heeseung menggeleng dan berkata bahwa ia bisa minum coffe apapun.
“Apa kamu tau, ada dessert yang terkenal disini”
Sunghoon menaikan sebelah halisnya dan menggeleng pelan.
“Kalo begitu biar aku pesan dulu-”
“Eh, gak usah. Kan disini Sunghoon yang traktir, nama kuenya apa? Biar Sunghoon pesen”
Sunghoon segera menahan tangan Heeseung yang akan bangkit berdiri, dan diri yang sekarang berdiri. Heeseung yang melihatnya terkekeh pelan.
“Kamu bilang aja di kasir, kue paling best seller”
“Oke siap”
Sunghoon memberi gestur tangan OK kemudian pergi ke counter dessert, Heeseung yang matanya tertuju pada Sunghoon hanya bisa mengulas senyumnya, ditambah ketika Sunghoon terlihat beberapa kali membuka mulutnya saat melihat-lihat etalase berisikan kue-kue terbaik dari caffe ini.
Namun pandangan Heeseung sedikit memincing ketika melihat ada dua sosok yang ia kenal baru saja masuk dan berdiri di samping Sunghoon, hingga melihat Sunghoon tidak sengaja menyenggol bahu sekertaris Heeseung, Sunghoon membungkukan badannya dan terlihat mengucapkan minta maaf, sambil berjalan ke kasir untuk membayar.
“Mereka bilang ini yang paling top, tapi aku juga memesan rasa yang ini”
Sunghoon datang sambil membawa tiga kue dengan rasa berbeda, kemudian memberikan satu untuk Heeseung yang diterima baik oleh Heeseung.
“Ngomong-ngomong, waktu di busan kemarin, kakak ada mengerjakan sebuah proyek yah?”
Tanya Sunghoon ia memotong kue di depannya dengan garfu kecil dan memakannya dengan antusias, “ternyata memang enak” sambungnya lagi.
Heeseung tersenyum, ia meminum minumannya “ada pembangunan hotel yang akan di lakukan disana”
Jawab Heeseung, matanya sama sekali tidak pernah berpaling dari wajah Sunghoon.
Sejak pertemuannya pertama kali di hari itu, Heeseung sudah tertarik dengan Sunghoon. Semua tentang Sunghoon membuat Heeseung selalu penasaran, dan Heeseung tau bahwa Sunghoon adalah CEO dari HJ Group.
Kalo dilihat dalam posisi sekarang, siapapun tidak akan menyangka bahwa orang di depan Heeseung adalah seorang CEO dan malah akan mengira bahwa orang di depannya hanyalah anak SMA yang sedang menikmati kue kesukaannya hingga belepotan.
“Sorry Hoon-”
Heeseung berkata membuat Sunghoon melihat kearahnya dan terkejut ketika Heeseung menyeka sudut bibir Sunghoon dengan tissu yang penuh dengan cream dari kue yang dirinya makan, Sunghoon sedikit terlihat malu dan menundukan kepalanya.
“Enak banget ya kuenya? Sampai kaya bocah gitu kamu”
Sunghoon sekali lagi melirik dan tersenyum sambil mengangguk, kemudian keduanya menghabiskan jam makan siang sambil bercerita ini dan itu tentang apa saja kesukaan mereka dan mereka memiliki beberapa kemiripan.
“Akhir pekan kamu sibuk gak hoon?”
Sunghoon menggeleng pelan dan membuat Heeseung tersenyum.
“Kalo gitu, mau nonton?”
Tawar Heeseung dan jauh di lubuk hati Sunghoon ia merasakan bahagia yang tiada tara, sehingga ia mengangguk dengan semangat dan membuat tangan Heeseung bergerak mengelus puncak kepala Sunghoon yang malah membuat keduanya terdiam.
“Eh, maaf hoon”
Heeseung meminta maaf karena ketidak sopanannya sedangkan Sunghoon hanya diam.
Ia diam bukan marah.
Hanya saja hatinya seperti ada yang aneh.
Perutnya juga terasa aneh.
Kepalanya juga.
Jantungnya juga.
Kakinya juga.
Jadi respon yang Sunghoon berikan hanya anggukan kecil.