Twins
Sunghoon yang sedang berada di dapur di kejutkan dengan suara tangisan anak kecil yang membuatnya segera berlari ke arah kamar tidurnya dan bisa melihat seorang anak berumur 4 tahun yang menangis sambil memengangi boneka larva berwarna kuning, dengan piyama bergambar beruang.
“Aigoo, Jungwon-ah ada apa?”
Sunghoon buru-buru mengendong anak berumur 4 tahun tersebut, sambil mencoba menenangkannya ia berjalan ke dapur untuk menyelesaikan masakannya.
“Jungwon kenapa menangis, hm?”
Anak berumur empat tahun tersebut hanya menggeleng pelan sambil mengalungkan kedua tangannya pada leher papanya.
Sunghoon hanya mengelus pelan punggung anak laki-lakinya kemudian ia segera menyelesaikan masakannya untuk sarapan Jungwon.
“Nah Jungwon, sekarang mandi dulu ya. kan ini hari pertama Jungwon ada di day care”
Mata sebabnya terlihat berbinar, Jungwon sangat senang mendengar kata Day Care. Jungwon mengangguk kemudian ia bersemangat membuka celana tidurnya dan segara berlari ke kamar mandi, membuat Sunghoon terkekeh dan mengambil celana yang di tinggalkan oleh Jungwon.
“Papa... papa...papa...”
“Iya?”
“Tuh liat, gembung..gembunggg..”
Ucap Jungwon sambil membuat gelembung dari tangannya dan tertawa, Sunghoon hanya melihatnya sambil tertawa pelan.
***
“Nah, Jungwon nanti jangan nakal sama Beomgyu sam ya, papa akan menjemput sekitar pukul 4 sore nanti”
Jungwon mengangguk kecil.
Sunghoon berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Jungwon, ia tersenyum sambil mengusak rambut hitam milik Jungwon.
“Coba cium papa dulu, sayang”
Sunghoon mencium pipi Sunghoon lalu melambaikan tangannya dan segera masuk ke dalam ruangan Day carenya, Sunghoon tersenyum lalu ia menuju parkiran untuk segera berangkat kerja.
***
Sunghoon yang sedang sibuk dengan berkas-berkas di hadapannya terkejut begitu melihat kedatangan Jake yang tiba-tiba berada di sampingnya.
“Ngapain sih Jake”
Jake bukannya merasa bersalah, tapi dirinya malah tersenyum kemudian menarik kursi di depan sana.
“Lo tau gak Hoon, katanya bakal ada manager baru”
Jake berkata dan Sunghoon terlihat tidak peduli dan masih melanjutkan menyelesaikan laporannya.
“Terus katanya ganteng lagi Hoon”
Sunghoon masih fokus pada kerjaannya, membiar Jake terus membicarakan manager baru tersebut.
“Katanya nanti bakal ada acara makan malem bareng, mau ikut?”
Finalnya Jake berkata bahwa akan ada acara makan malam bersama di seluruh bagian divisinya, menyambut manager mereka yang baru.
“Gak deh, gua gak ikut”
Jake terlihat kecewa,
“Kenapa? Karna Jungwon?”
Sunghoon mengangguk, sekarang apa lagi alasannya yang bisa ia berikan selain Jungwon.
Jake menopang dagunya, menatap teman semasa SMAnya tersebut.
“Jungwon pasti bangga banget punya lo sebagai papanya, mana anaknya pinter lagi kaya lo. Walaupun mukanya mirip dia“
Tangan Sunghoon yang ada di atas keyboard langsung terdiam dan Jake yang menyadari itu langsung menutup mulutnya dan mengutukin dirinya sendiri.
“Sorry Hoon, gua gak bermaksud”
Sunghoon tersenyum dah menggeleng pelan. Kemudian melanjutkan perkerjaannya.
***
Sunghoon yang baru saja keluar dari dalam toilet sedikit terkejut begitu merasakan kakinya baru saja di tabrak oleh seseorang anak kecil.
Sunghoon langsung berjongkok waktu anak kecil tersebut terjatuh dan memengan dahinya akibat terbentur kaki panjang Sunghoon.
“Kamu gak papa?”
Tanya Sunghoon dan anak kecil itu menggeleng pelan.
“Papi, won cari papi”
Sunghoon mengerutkan keningnya, anak kecil yang mungkin saja berumur hampir sama dengan anaknya tersebut kelihatan kebingungan, lagian siapa sih yang membawa anak kecil ke kantor.
“Nama kamu siapa, sayang?”
Sunghoon bertanya, sambil membenarkan letak baju anak laki-laki tadi yang dimana baju yang ia gunakan naik keatas dan memperlihatkan perut gendutnya.
“Sangwon”
“Sangwon ya? nah, Sangwon dimana orang tuamu?”
“Papi gih kelja, awon ingung... cendilian, nda unya teman”
Sunghoon menghela nafasnya.
“Kalo gitu paman antar ke ruangan papi mau? Sangwon main aja disana ya”
anak kecil itu menurut kemudian Sunghoon membawa anak kecil itu keruangan yang di tunjuk oleh Sangwon.
Langkah Sunghoon terhenti, ketika ia berdiri di ruangan manager barunya yang sampai saat ini Sunghoon belum melihat wajahnya.
“Paman baik, ni luangan papi awon.. ayooooo macukk duyuuuuu”
Sangwon menarik tangan Sunghoon, awalnya Sunghoon tidak berniat tapi ntah kenapa ajakan Sangwon bisa membuat hatinya tergerak. Sunghoon dengan pelan membuka pintu ruangan manager barunya, kemudian melihat sosok yang berdiri membelakanginya sambil terlihat meneleponnya.
“PAPI!!!!”
Sangwon berteriak dan membuat sosok tadi berbalik, manik mata Sunghoon bertemu dengan manik mata sosok tadi. Dan entah kenapa air mata milik Sunghoon keluar dan ia dengan cepat segera berlari keluar.
“Sunghoon!?”
Sosok tadi mencoba mengejarnya namun di tahan oleh Sangwon.
“Papi au kemana? awon ngantukkkkk, mau bobo”
“Sangwon mau bobo”
Sangwon mengangguk, kemudian sosok tadi mengendong anaknya, dan membiarkan Sunghoon tadi keluar dari ruangannya begitu saja.
***
Jongseong setelah menidurkan anaknya segera keluar ruangannya dan menuju ruangan teamnya, dan langkahnya berhenti di depan sana. Melihat bagaimana sosok yang amat sangat ia rindukan, tengah duduk di mejanya dengan tangan yang fokus kepada layar komputer.
Jongseong ingin membuka ruangan tersebut, namun tangannya di tahan oleh seseorang.
“Jake?”
“Wah, ternyata benar. Si laki-laki brengsek ini yang menjadi manager”
Jake tersenyum sinis, kemudian ia berdiri di depan Jongseong.
“Jangan mencoba mendekat, apalagi mendekati Sunghoon. Setelah apa yang telah lo lakuin ke Sunghoon empat tahun lalu”
Jake berkata kemudian masuk ke ruangan tersebut, berjalan ke arah meja Sunghoon memberikan Sunghoon segelas coffe.
Jongseong terdiam kemudian lebih memilih untuk berjalan menjauh, mungkin ini bukan saatnya untuk menemui Sunghoon.
***
Sunghoon mengigit jari-jarinya, tadi ia mendapatkan telepon bahwa Jungwon di larikan ke rumah sakit akibat tidak sengaja memakan selai kacang.
“Maaf Sungwon, kami sangat lalai”
Beomgyu berkata sedangkan Sunghoon hanya tersenyum dan menggeleng pelan.
“Gak papa kok kak, aku aja yang lupa kasih tau kalo Jungwon alergi kacang”
Beomgyu pada akhirnya pamit, setelah Jungwon di perbolehkan pulang.
Sunghoon mengendong tubuh Jungwon yang tertidur, mereka berjalan untuk keluar dari rumah sakit.
“Paman baik!!”
Langkah Sunghoon terhenti begitu ia anak kecil di depan sana melambaikan sebelah tangannya kearahnya, karna sebelah tangannya yang lain sedang bergandengan dengan pria dewasa.
Sangwon berlari menghampiri Sunghoon yang masih terlihat kebingunan.
“Paman kenapa ada di lumah sakit? paman sakit? eh, itu siapa? awon disini kalna papi sakit habis makan selai kacang di acala tadiii”
Lidah Sunghoon terasa kelut, ia sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan anak kecil di depannya, matanya pemanas dan nafasnya terasa tercekat.
“Papa, atiitt”
Jungwon terbangun dari tidurnya sambil mengeluh, ia menatap wajah Sunghoon yang terlihat tidak tenang.
“Papa napa? papa nda papa kan?”
“Loh kok papa nangis, uwon dah nda atit lagi kok?”
“Papi napa kok nangis? macih atit ya? mau awon panggilin doktel?”
***
“Kalo lahir nanti mau kasih nama siapa?”
“Sangwon sama Jungwon,lucu gak sih?”
“iya. lucu kaya kamu nanti”
“Iya lah, harus kaya aku”
“Salah satu dari mereka jantungnya terlihat lemah, kemungkinan salah satu mereka tidak akan bertahan lama”
Dear Sunghoon, maaf.. maafkan aku jika aku harus egois seperti ini. aku membawa Sangwon pergi, aku yakin Jungwon sembuh jika kamu yang merawatnya, maaf Sunghoon Sangwon adalah harapan satu-satunya agar Ayah dan Ibu bisa merestui hubungan kita, jika mereka setuju aku akan membawamu beserta Jungwon, Tolong tunggu sebentar saja. Aku mohon