Do you
Bright berkendara dari Slawi kembali ke Semarang dengan perasaan senang, masalahnya dengan sang adik telah berhasil ia selesaikan, itu berarti tak ada lagi penghalang untuk dirinya untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
Senyumnya terus mengembang ditengah perjalanan, disimpannya baik-baik kartu memori itu di dalam dashboard mobil bercampur dengan uang receh dan beberapa permen disana, cukup mencolok karena disimpan dengan kotak kecil berwarna merah.
Ia bertolak dari Slawi menuju Semarang pukul 14:30 tepat setelah sang mama pulang dari acara rutinnya bersama teman sosialitanya, pukul 16:15 ia sampai di Semarang, entahlah mengapa setiap kali kita bepergian selalu saat pulang terasa lebih singkat dari pada saat berangkat? Itu masih menjadi sebuah tanda tanya juga dikepala Bright.
Bright masuk kedalam rumah dan langsung membersihkan badan, memakai pakaian terbaik yang ia punya, memakai parfum yang memiliki bau maskulin kesukaannya karena sebentar lagi ia akan membawa winata ke bandungan, tempat wisata alam yang indah ketika malam tiba, menyuguhkan pemandangan kota Semarang dari atas, melihat kerlap-kerlip lampu perkotaan di bawah sana dengan suasana yang dingin membuat bandungan menjadi pilihan tepat untuk bright saat ini.
Meski bukan malam minggu, bagi dirinya tak ada yang terlambat untuk menghabiskan hari bersama winata, Bright bergegas menjemput winata di tempat yang sama seperti biasanya.
Sepanjang perjalanan dari Banyumanik menuju Graha estetika lagi-lagi senyumnya mengembang jelas di wajahnya.
Langit semarang yang sedang menunnukkan senjanya kini semakin cantik untuk ditatap lama-lama, senja berwarna merah menyala itu sedang menyambangi kota ATLAS ini, mereka menyambut Bright yang baru saja kembali ke Semarang dan sekarang sedang menjemput Winata.
Begitu ia sampai, matanya bisa menangkap siluet Winata disana, masih sama, tetap mahasiswa manis dan pintar yang ia kenal.
Ketika roda mobil berhenti berputar, winata langsung berjalan mendekatinya, dengan kaca mobil yang berwarna hitam, Bright bisa leluasa tersenyum memandangi winata yang semakin mendekat kearahnya tanpa khawatir win akan melihatnya, karena memang tak terlihat dari luar.
Tok tok tok tok
Win mengetok kaca pintu mobil yang berada tepat di sebelah Bright, membuatnya terkejut dan kembali dari lamunannya menatap Winata, dengan cepat Bright menyadarkan dirinya untuk bersikap normal, menyamarkan senyumnya yang tadi mengembang disana.
Bright menekan tombol dan kaca pintu mobil turun dengan sendirinya, mempersilahkan cahaya senja untuk masuk memupus temaram dibalik kaca, pun pandangannya langsung tertuju pada Winata yang nampak mempesona sore ini, begitu manis dan menarik untuk terus ia pandang.
“yuk win masuk” ujar Bright yang langsung keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Winata.
Win tersenyum melihat betapa gentle Bright memperlakukannya, meski ini bukan pertama kali bright melakukan itu, nyatanya tiap kali hal itu terulang lagi selalu ada degup dan getaran sama yang ia rasakan, seperti pertama kali di hero cafe dulu.
Win melangkah untuk masuk kedalam mobil yang pintunya masih dipegang oleh Bright.
“makasih ya mas” ia memberikan senyuman manis untuk Bright, sebagai tanda terimakasih mungkin?
“my pleasure Win” Bright membalas senyuman itu dengan senyuman yang tak kalah manis, senyuman yang selalu membuat getar-getar bermakna di hati keduanya.
Selama perjalanan, Wright dan Win banyak mengobrol dan membahas berbagai macam topik dari topik tingan hingga mata kuliah yang sedang di geluti winata semester ini.
“mas tau gak mas? Mata kuliahnya pak Mike tuh kemarin bahas tes TAT, unik deh mas hampir sama kaya tes Rho gitu”
“iyakah? Itukan tes yang ngungkapin dinamika kepribadian kan?”
respon Bright sambil mengalihkan pandanganya pada winata sejenak sebelum ia bawa ke jalanan semarang yang padat.
Win mengangguk
“tapi mendingan test TAT gak sih win? Dari pada test Rho, itu interpretasinya aja lama banget ahahahhah” tawa renyah Bright terdengar nyaring
“iya sih mas, test Rho aja panduannya banyak banget huhuhu, harus sabar-sabar deh semester ini kayanya bakal sering begadang sama Mix nih”
“mas dulu juga gitu kok pas kuliah, susahnya, keluh kesahnya di jalanin aja, itu yang kamu mau kan? Kan bentar lagi mau skripsi kan?”
Win mengangguk lagi
“iya mas, wahh bentar lagi win lulus S1 ya mas? Gak kerasa deh mas, itutuh kaya kuliah hahahihi tau-tau udah skripsi hahahahhaha” canda winata
Bright ikut tertawa mendengar candaan insan yang menceriakan harinya itu
“selesai dari GMM beneran mau ke ICL win?”
“iya mas, win akan coba dulu deh, mas kan dulu juga lulusan situ kan?”
Bright menangguk
“iya Win, banyak temen-temen mas yang ada disana. Kuliah dan tinggal di Negara orang lain membuat kita sadar kalau masih banyak hal di dunia ini yang belum kita ketahui, banyak pelajaran dan makna hidup yang bisa di ambil disana, arti pertemanan, persahabatan dan lain lain itu ada disana semua, suatu saat kalau kamu beneran kuliah di ICL pasti paham kok”
Bright menerangkan beberapa hal yang bisa ia ambil selama kuliah bertahun-tahun di London, mereka banyak menyebut London sebagai The City Of Lover/ The City Of Angel.
Mobil mereka sampai di sebuah café, café yang sudah ia reservasi sebelum ia kembali ke Semarang. Café diatas bukit dengan pemandangan kota Semarang dari atas seperti kerlap kerlip lampu yang menakjubkan.
Setelah bright dan win turun dari mobil, mereka berjalan beriringan masuk kedalam café, mereka disambut oleh seorang pramusaji yang langsung sigap mendatangi tamu mereka.
“selamat siang, atas nama siapa pak?”
“Winata Mulya Sandjaya” ucap bright sambil tersenyum.
Win terkejut karena Bright mengatas-namakan dirinya ketika memesan sebuat seat di café indah ini, café dengan vintage hampir sama dengan hero café yang semingu lalu mereka kunjungi.
“baik pak, mari saya antarkan”
Mereka mengikuti pramusaji itu kesebuah meja dengan suasana outdoor dan temaram lampu yang indah dipandang.
“silahkan pak, silahkan kak”
***
Bandungan-Sky Garden Cafe-07:15 Pm
Suasana kafe yang tenang dan kental dengan nuansa vintage di setiap sudutnya membuat bright dan winata seperti dibawa ke era berpuluh puluh tahun lalu, atsmosfer romansa sangat kental disini.
“win, mas mau ngomong serius sama kamu boleh?” izin bright sebelum meneruskan apa yang ada dikepalanya saat ini.
Win terhenti dari aktifitas memakan eskrimnya, ia langsung mengelap bibirnya dengan tissue yang disediakan, sialnya adegan mengelap bibir itu membuat bright salah tingkah sendiri.
“bo….boleh mas, mau ngomongin apa emang” win terbata sendiri karena ucapan bright.
“win….” Ujar bright, ia mengambil nafas dalam-dalam
“mas rasa, kamu udah tahu kan kalau mas sedang coba deketin kamu?” tanya bright, matanya tak lepas dari menatap mata sayu winata yang indah.
Rona merah itu ada di kedua pipi winata ketika pertanyaan itu diberikan bright. Ia mengangguk malu seraya tersenyum.
“do you want to try? Try to know each other. You don’t have to like me very much, just keep your heart open for me” lanjut bright, kini ia kedua tangan winata, memegang dan memberi afeksinya disana, mengirimkan rasa itu secara diam-diam.
Win hanya bisa tersenyum, senyum yang sangat manis dan membuat bright ingin melindungi seyum itu di sisa hidupnya.
“ini…..ini maksudnya? Maksudnya gi…gimana ya mas?” meski paham arah percakapan bright ia masih agak bingung karena ini terlalu cepat untuk mengungkapkan rasa.
“jadi gini win, mas gak jadiin kita officicial enggak win, gak gitu. Mas sadar terlalu cepat untuk kita melangkah ke hubungan yang lebih serius, mas Cuma mau kamu tahu kalau mas sungguh-sungguh sama kamu, mas akan kasih kita ruang dan waktu untuk saling mengenal satu sama lain lebih dekat lagi, lebih mengerti satu sama lain lagi, kalau sudah saatnya, mas akan tanya lagi ke kamu” jelas Bright.
Win dalam diam menyetujui niat baik Bright, ia mau mengenal insan di depannya lebih jauh lagi, lebih mengenalnya lagi sebelum melangkah ke tahap selanjunya.
Win menagngguk tanda ia setuju, masih dengan senyum manis yang mengembang disana.
“lalu…” ucap win tiba-tiba, membuat detak jantung bright berdegup lebih kencang, takut kalau kalimat selanjutnya menghancurkan ekspektasi yang sudah ia buat sebelumnya.
“kira-kira kapan mas akan tanya win lagi?” lanjut Win malu-malu.
Bright tersenyum lebar, ia lega karena bukan hal yang buruk yang ia dengar, melainkan hal yang menandakan kalau win juga mau ia ajak ke langkah selanjutnya setelah mengenal satu sama lain.
“tunggu aja sampai waktu itu datang Win, mas pasti akan tanyakan itu lagi ke kamu, sampai kamu siap pasti waktu itu akan datang dengan sendirinya” jawab bright mengeratkan genggaman tangannya pada buku tangan Win.
Win mengangguk, wajah gembira terpancar diantara keduanya, senym itu terukir disana, di muka keduanya. Hingga tiba-tiba bright berbisik.
“win….” Bisiknya pelan
Membuat win harus mendekatkan wajahnya karena takut tak terdengar oleh inderanya.
“iya mas” jawab win juga berbisik, ia mengikuti cara main bright saat ini.
“can I kiss you?” tanya bright sopan, dan itu malah membuat win salah tingkah sendiri
“can you just kiss me? No need to ask”
win mengatakan itu dengan menundukan mukanya, ia malu namun ia gemas sendiri mengapa bright harus meminta izinya padahal ia bisa saja melakukannya secepat kilat.
Maka dengan itu wajah bright semakin mendekat, hal selanjutnya yang terjadi adalah sesuatu di luar ekspektasi win, ia kira bright akan mengecup bibirnya, ternayata ia salah. Bright mencium pipinya, and somehow hal itu membuat perasaan win menghangat, ia tahu bright bukan tipe yang sembarangan, bright tipe orang yang bisa membawa dan mengendalikan dirinya.
CUPPPP
“whats is that mas” tanya win
“cium pipi, apalagi hehehehe” bright terkekeh ketika tahu win seperti tak puas dengan ciuman yang ia berikan di pipi ranum itu.
“eummm…gapapa deh ehhehehhe”
“sabar ya kalau mau yang lain, bukan di sini tempatnya” jawab bright agak nakal dan memberikan senyuman manisnya.
“ihhhhh apaan sih mas, siapa yang minta? Tadi kan mas yang minta duluan huuuuuuu” win mengeurucutkan bibirnya, terlihat lucu dan meggemaskan
Mereka berdua tertawa dan terkekeh disana, dibawah langit semarang, dinginnya bandungan dan kerlap kerlip lampu perkotaan yang terlihat indah ditatap.
Disana bright baru saja mengungkapkan kesungguhannya pada winata, disana winata yang dengan senang hati menerima niat dan kesungguhan hati bright untuk saling mengenal dan mengerti satu sama lain lebih dalam lagi
Minggu 17 Agustus 2019
Dibawah langit semarang dan bandungan.