JeJeJJ

Bangun Semarang 11 Agustus 2019 14:15 PM

Langit semarang sedang tak bersahabat, masih terhitung pukul 14:15 namun langit sudah bermuram durja, hitamnya memenuhi seluruh langit semarang, siap untuk menangis tersedu-sedu menurunkan rintik hujan yang satu persatu mulai jatuh membasahi bumi.

Winata sedang dalam perjalanan menuju alamat yang dikirimkan oleh Bright, tentunya setelah ia pergi ke Market untuk membeli beberapa bahan yang akan ia gunakan untuk memasak bubur, pun setelah ia mampir ke apotek untuk membeli obat pereda demam.

Sepanjang jalan dari kampus menuju alamat yang dikirimkan oleh Bright, Hujan mengguyur dengan derasnya, membuat suasana kota Semarang kini menjadi lebih dingin, bahkan ketika di dalam mobil pun winata merasakan dingin itu.

Mobil winata berhenti didepan sebuah rumah, tak terlalu besar namun penataannya terlihat elegan dan indah, selanjutnya win keluar dari mobil meski hujan bisa saja membasahi pakaian yang sedang ia gunakan, ia langsung membuka gerbang karena bright mengatakan kalau gerbang dan pintu sengaja tak dikunci.

Setelah membuka gerbang, win segera kembali masuk kedalam mobil untuk memarkirkannya di garasi, kemeja yang ia gunakan kini basah oleh rintik hujan yang semakin deras. Perlahan langkahnya membawanya ke depan pintu masuk, ditekannya bel itu.

Sekali

Dua kali

Tiga kali

Hingga sepuluh kali

Tak ada jawaban sama sekali dari sang penghuni rumah, tak ada tanda-tanda pintu akan dibuka oleh seseorang yang ia kenal.

‘mas bright tidur kali ya? Jadi gak denger bel rumah, sama ini suara hujan kenceng banget sih ah…ini langsung masuk aja kali ya? Tapi kan gak sopan….duhhhh….masuk ajalah, tadi mas bright juga udah bilang kalau disuruh langsung masuk aja’ pikir win dalam hati.

Dipegangnya kenop pintu itu dan ia putar, benar saja kalau pintunya tak dikunci dari dalam, dengan langkah setengah berjinjit seakan ia takut jika menimbulkan suara rebut, win melangkah kedalam.

sesampainya didalam winata mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan yang didominasi warna hitam, warna netral elegan, dari ruangan ini win paham kalau mungkin saja bright lebih suka warna-warna gelap.

Perhatian win tertuju pada suatu kamar yang pintunya setengah terbuka, ia berjalan pelan agar tak membangunkan sang tuan rumah, disana win bisa melihat bright yang tengah tidur bertelanjang dada dan hal itu membuat win salah tingkah sendiri, bagaimana tidak? Bright yang sering ia temui di kampus adalah bright yang selalu berpenampilan rapi, namun ini? Bright yang ia lihat adalah bright yang sedang telentang diranjang dan bertelanjang dada, dilemparnya pandangan mata winata kesegala arah agar tak terus menatap bright yang tengah lena dalam tidurnya.

Setelah ia bisa mengendalikan detak jantungnya yang berdegup kencang, win masuk kedalam kamar bermaksud membangunkan sang dosen, jadi yang ia lakukan sekarang adalah duduk ditepi ranjang dan mencoba menggoyang-goyangkan badan bright secara pelan agar segera terjaga.

“mas……mas bright….mas bangun..win udah sampe nih…” win mengguncang-guncangkan badan bright namun si empunya badan belum terbangun juga.

Karena khawatir, win berinisiatif mengecek suhu badan bright dengan menempelkan buku tangannya di dahi bright, terasa hangat dan tak terlalu tinggi panasnya, mungkin hanya dengan minum obat yang ia beli di apotek bisa menurunkan demamnya.

Baru saja winata akan menarik tangannya, bright terbangun dan membuka mata, tangan win pun kini sudah ada dalam genggaman tangan bright, ia tersenyum melihat win yang ternyata sudah sampai dirumahnya bahkan sudah ada diranjangnya.

Win bingung sendiri, tak tahu harus merespon seperti apa, berada di jarak sedekat ini dengan pergelangan tangan yang saling bertautan dan kondisi bright yang tengah bertelanjang dada membuat win gelisah.

“dari tadi win?”

tanya bright dengan senyum mengembang, ia masih belum melepaskan pergelangan tangan winata yang ada di genggamannya.

“i….iya mas…eh …enggak, barusan aja kok tadi sampenya”

terlihat jelas kalau win salah tingkah berada disituasi seperti ini. Bright melepaskan genggaman tangannya, ia paham kalau winata tengah salah tingkah karenanya.

“itu kemejamu basah semua gitu…ganti baju pake punya mas aja ya abis ini”

tawar bright yang baru saja memperhatikan kemeja winata yang basah di beberapa bagian karena air hujan.

Win mengangguk “ mas badannya masih anget gini kok malah tidur gak pake baju sih, sana pake baju dulu lah mas…..nanti tambah panas badannya”

“hmmmm? Mas yang tambah panas atau kamu tuh yang kepanasan?” goda bright

“enggaaa…..apaan sih…udah ah, win mau ganti baju dulu aja mas….mana bajunya?”

win menodongkan telapak tangannya di depan muka bright, seolah meminta baju ganti itu sekarang juga.

“iya, sini ikut mas” bright bangkit berjalan menuju lemari pakaian, win mengekor dibelakangnya.

“pake kaos lengan panjang aja ya? Biar kamu gak masuk angin gara-gara kehujanan tadi”

“boleh mas, apa aja sih yang penting win ga pake kemeja basah ini” Bright mengangguk dan mulai mencari kaos yang mungkin saja cocok digunakan oleh winata.

“ini aja ya? Kayanya bagus kamu pake deh” bright memberikan kaos lengan panjang dengan warna gelap, sepertinya memang benar kalau bright suka hal-hal berwarna gelap.

Win menerima kaos itu “mas juga pake baju gih…jangan kaya gini, nanti panas lagi….win udah beli obat di apotek nanti di minum ya mas”

“iya win….makasih ya udah peduli sama mas”

“sama-sama mas, yaudah sana mas tidur lagi aja…win mau bikini bubur ayam baut mas, tadi mas belum makan kan?”

Bright menggeleng

“bandel banget sih mas, kalau gini kapan sembuhnya coba?” respon win atas gelengan yang diberikan insan di depannya.

“iya win iyaaa…..” bright tersenyum karena diperhatikan dan ia berjalan menuju ranjang seraya menjatuhkan badannya lagi.

“yaudah win mau ke dapur dulu ya mas”

win berjalan menuju pintu namun….

“eh iya mas, dapurnya dimana ya? Hehehee win ga tau”

Bright tersenyum geli pada winata

“itu kamu keluar kamar lurus aja terus…nanti belok kanan” bright menerangkan

“oke” win mengangguk dan berjalan ke ambang pintu.

“win…..”

panggil bright

“iya mas? Gimana?” win menengok kearah ranjang dimana bright terbaring disana.

“gak mau rebahan dulu? Sini sebelah mas” ajak bright usil sambil menepuk-nepuk ranjang di sebelahnya.

Win tak merespon, wajahnya sudah memerah saat ini, yang win lakukan sekarang adalah segera berjalan menuju dapur meninggalkan bright dan segala keusilannya.

Daylight

Kelan-Bali Penghujung Desember

Angin sore kali ini sepertinya sedang berlomba-lomba menyapu kulit wajah mereka, iya ada dua insan yang sedang duduk berpangkuan dipinggir pantai saat ini, menikmati sunset meski dengan sudut pandang sendiri – sendiri.

“bright, apa itu suara pesawat? Diatas kita?” tanya win yang ada dipangkuan bright, suara pesawat yang melintang diatas mereka menggungah pendengarannya untuk bertanya.

“iya win, kamu tau pesawat seperti apa? Itu kayak ikan paus yang kemarin kamu pegang itu waktu di Gorontalo, tapi kali ini bisa terbang win” ujar bright menerangkan

“bright aku masih ingat ya gimana bentuk pesawat, wuuuuu” win mengerucutkan bibirnya.

“hmmmm iya, win sunsetnya udah jadi win, indah banget”

bright menciumi tengkuk kekasihnya, memeluknya dari belakang dengan erat. Wangi tubuh win yang di terbangkan angin kini masuk dalam penciumannya. Wangi yang familiar bagi bright 5 tahun terakhir ini.

Win mengedip-ngedipkan kepalanya, senyumnya mengembang, pipinya memerah. Ah nyatanya ia akan selalu tersipu malu tiap kali bright memeluk dan mengecupnya dari bekang.

“pasti indah ya bright, aku juga masih ingat indahnya sunset waktu kita di pantai Kesirat di Gunung Kidul dulu, waktu aku bisa melihat semuanya dengan jelas”

“hmmmm? Kenapa win?” tanya bright yang sadar ada hal yang mungkin tersurat dari perkataan kekasihnya barusan.

“gapapa bright, aku.... I just wonder..... Aku bersyukur punya kamu di hidupku bright, aku.... Aku beruntung dimiliki olehmu... Tapi.... Tapi bright bukannya kamu pantas mendapatkan orang yang lebih baik dari aku? Maksudku..... Ak..... Aku.. Aku kan ga bisa ngeliat indahnya dunia lagi sama kamu..... “ Win berhenti sejenak, ia terisak namun tetap tak bisa menangis, rasanya seperti ada batu yang mengganjal tenggorokannya.

” ssshhhhhh.... Kok ngomong gitu si wi...... “ ucapan bright terpotong

“bahkan..... Bahkan aku aja udah ga bisa ngelihat wajahmu lagi bright..... Bukankah aku jahat kalau mau sama kamu selamanya? Disaat keadaanku yang seperti ini hikss..... Ha...... Harus nya kamu bisa dapetin yang lebih dari aku hiks.....” air matanya jatuh membasahi pipi yang tadinya memerah.

“udah? Gantian aku ya yang bicara?” tanya bright setelah mengambil nafas panjang, ia paham kalau kekasihnya masih saja merasa tak pantas untuknya.

Win mengangguk sebagai jawaban, pelukan bright kini terasa semakin hangat mengantarkan rasa aman yang selalu win rasakan tiap kali diperlakukan sepeti saat ini.

“Winata Adiyasa.....” bright mengucapkan nama lengkap kekasihnya, dan win tahu ketika bright mengatakannya itu pertanda kekasihnya sedang serius.

“aku mengambil sumpah denganmu beberapa bulan lalu bukan karena aku iba padamu, aku memilihmu dan menucap ikrar itu bukan semata-mata aku kasihan padamu.... Ingat pertemuan kita pertama kali win?” tanya bright setengah berbisik ditelinga winata.

Win menggangguk

“masih, waktu itu aku nganter dan nungguin oma mu yang tersesat di mall ya? Setelah itu oma ngajak aku makan siang di rumah kalian kan?” Tanya win memastikan

“iya sayang, kamu tahu kan betapa aku sayang sama oma? Hari itu juga pandanganku berubah, bahwa masih ada Family boy sepeti kamu.... Di dunia yang kejam ini masih ada orang sebaik kamu, di dunia yang penuh dengan kepalsuan masih ada orang yang tak pernah berpura-pura sepertimu..... Dan aku sudah jatuh sejak hari itu win..... “

“semenjak oma pergi, aku lebih sadar lagi kalau kamu juga menyayangi oma sebanyak aku menyayangi beliau..... Dan saat itu juga kamulah satu – satu nya yang ada disampingku kan?” tanya bright pada win.

Win mengangguk lagi sebagai persetujuan.

“jadi winata adiyasa..... Jangan pernah lagi merasa tak pantas untukku ya? Aku menikahimu bukan karena ragamu saja, tapi aku juga mencintai keindahan jiwamu, hatimu, semuanya yang ada dalam dirimu.... Aku menerimanya..... Kamu lebih dari cukup dari apa yang aku minta, tuhan begitu baik ngasih aku kekasih seperti mu, jangan pernah lagi sedih ya? Aku gak akan ninggalin kamu win..... Ga akan...”

“meski aku sekarang buta...?” tanya win

“aku akan jadi mata, tangan dan kakimu sayang, i know u are not perfect and nobody's perfect, but..... I really proud of you, aku bangga bisa memilikimu, aku.... Aku tak pernah berpura-pura mencintaimu win” bright mengecup tengkuk kekasihnya lagi.

Win tersenyum mendengar perkataan kekasih yang kini sudah ia nikahi sejak sebulan lalu.

“bright aku pengen jalan di pinggir pantai deh, boleh gak?” tanya win pada bright yang masih asik menghirup wangi kesukaannya dalam-dalam.

“tentu sayang yuk.....”

Bright menuntun win untuk menuju bibir pantai, kaki-kaki telanjang mereka meninggalkan jejak yang selanjutnya tersapu oleh ombak.

Disini.... Di bibir pantai Bali yang menjadi saksi, dua anak manusia yang tak sempurna namun saling mengisi dan melengkapi, dibawah senja yang menghiasi langit sore. Tawa bright dan win menjadi melodi mengantar sang surya kembali ke peraduannya.

Begitulah kawan, cinta bukan tentang kesempurnaan, cinta bukan tentang kemewahan dan cinta bukan tentang keindahan tampang. Namun bagi mereka yang tak pernah menyerah akan diri kita, bagi mereka yang terus percaya, bagi mereka yang selalu mencoba menerima...... Mereka akan mengerti apa arti cinta yang sebenarya.

Bali Penghujung Desember.

Selamat Pagi

Tahu kah kamu? Bahwa Kamu adalah orang yang sangat beruntung. Karena dari jutaan orang yang ada di dunia ini, kamu termasuk salah satunya yang masih diberikan kesempatan oleh tuhan untuk hidup dan menjalani hari ini.

Hari ini akan jadi hari yang baik, hari yang penuh berkah, hari yang menyenangkan. Kamu BAHAGIA, kamu SEHAT, kamu siap menjalani hari ini dengan SEMANGAT. Iya, SEMANGAT. Karena kamu tahu, banyak hal baik sedang menunggu.

Kamu HEBAT Kamu BISA Kamu ISTIMEWA dan semua hal yang kamu butuhkan sebenarnya sudah ada di dalam diri kamu. KETENANGAN KEJERNIHAN PIKIRAN KEPERCAYAAN DIRI maka dari itu, hargailah hari ini dan katakan ini dengan sungguh-sungguh dari HATI.

“hari ini adalah hari yang BARU, hari ini saya akan memberikan yang TERBAIK, karena saya tahu apa yang saya lalui tidak akan terulang lagi”

“hari ini saya akan membuat pilihan yang BAIK, karena saya tahu setiap KEPUTUSAN akan menentukan MASADEPAN”

“hari ini saya akan BIJAK dalam BERTINTDAK, cermat dalam BERTUTUR KATA, karena setiap kata adalah sebuah do'a dan bisa menjadi NYATA”

“hari ini saya akan terus berbuat BAIK, menebar KASIH, membantu SIAPAPUN juga, karena saya tahu setiap perbuatan akan kembali kepada saya”

“hari ini HAL-HAL INDAH akan hadir dalam hidup saya, pintu kesempatan akan terbuka LEBAR, semua yang dikerjakanpun akan berjalan dengan LANCAR”

“hari ini saya merasakan begitu banyak CINTA, begitu BAHAGIA, dan begitu BERSYUKUR, hari ini adalah hari TERBAIK dihidup saya”

Selamat pagi 💕 Selalu bersyukur ya? Meski susah, meski tak mudah. Bersyukurlah 💕

Mereka sampai di apartemen mereka berdua dengan keadaan yang berbeda, ada win yang nampak segar bugar karena masa heatnya baru saja selesai kemarin, ada bright yang panas dingin karena godaan nakal sang omega di kantor, bau vanillanya masih terngiang-ngiang di kepala, membuat otaknya secara otomatis merangsang bagian tubuhnya untuk mengeras dan menegang saat itu juga.

Mereka berjalan beriringan menuju lift, begitu pintu lift tertutup bright langsung mencium bibir win dengan ganas dan penuh dominasi, ciri khas alpha yang sedang ingin melakukan mating.

“eummmm…..emmppphhh”

win mendesah karena ciuman bright, ciuman yang sebenarnya ia suka, hanya saja tak tepat melakukannnya di dalam lift apartemen, win memukul-mukul dada sang alpha pelan sebagai tanda kalau untuk menyudahi cumbuan ini.

Namun tentu saja bright tak membiarkannya, ia melepas feromon khas kopinya yang membuat sang omega lemah dan berdaya di bawah dominasinya, membuat libido win juga ikut naik karena bau khas dari alpha nya ini.

“eummmhhhh…..”

CUPPPPPP

Ciuman mereka terlerai, bright sadar kalau ia tak akan melakukannya disini, jauh lebih nyaman melakukannya di kamar mereka berdua sepuasnya, ia hanya ingin menggoda omeganya sama dengan cara omeganya menggoda dirinya ketika masih di kantor, sesaat tadi bright melepas feromonnya dan membuat win menjadi panas dingin pertanda kalau nafsunya juga sedang bangkit dan memuncak, ia juga ingin melakukan penyatuan dengan alpha nya sore ini.

“sabar ya win, nanti kita di kamar aja” ujar brighy seraya menyentuh bibir indah milik omeganya dengan lembut, sedangkan win hanya bisa mengangguk, ia sudah ada dibawah kontrol sang alpha saat ini.

“eenghhh…alpha” win meleguh karena perlakuan bright yang lembut di bibirnya.

“kenapa? Hmm?” tanya bright dengan suara berat yang malah terdengar sensual di tenlinga sang omega.

“mau ini…” jawab win yang langsung memegang dan meremas penis milik alphanya yang tegang dari luar celana, hal itu membuat bright terlonjak kaget dengan kelakuan nakal sang omega.

“sshhhhh….diem sayang, jangan nakal-nakal gini dong, gak kasian sama alpha? Bentar lagi sampai. Sabar ya win”

jelas bright mencoba memberi pengertian omeganya seraya memegang pergelangan tangan win yang dari tadi asik mengelus dan meremati penis alphanya, bright berniat untuk menyingkirkan rematan tangan metawin dari penisnya namun tentu saja sang omega tak mau, win asik mengelus dan meremasi penis sang alpha yang kini nampak sangat menggembung dari luar celana.

“ahhhhh……winhhhh….sabar sayanghhhh”

bright berkata seraya menahan nafsunya yang seolah terus dibawa ke puncak oleh sang omega, tangan nakal omeganya benar-benar terampil meremasi penis sang alpha.

“win suka penisnya alpha….hihihi”

ujar win yang meremas penis alphanya lebih keras dan setelah itu melepaskan genggaman tangannya pada kejantanan alphanya itu, hal tersebut membuat bright terlonjak karena kaget sekaligus nikmat yang dia rasakan, kaget karena lagi-lagi omeganya nakal sekali saat ini, nikmat karena walau di remas agak kuat nyatanya malah membuat sensasi nikmat pada penis sang alpha.

TINGGGGGG

Pintu lift terbuka, mereka berjalan keluar dari lift bersisian menuju condo mereka berdua.


“ahh….alph…..eenghhhh” win mendesah karena jilatan sang alpha di lehernya

Aroma manis vanilla dan kopi yang memabukkan memenuhi kamar ini, bright dan win akan melakukannya sekarang, sang alpha juga menjadi ganas dan lebih mendominasi permaianan ini, sedangkan yang dilakukan win adalah menerima dan menikmati rangsangan demi rangsangan yang diberikan oleh sang alpha padanya, hingga tanpa sadar kalau silk nya sudah banjir, pertanda sang omega tengah terangsang dan siap melakukan penyatuan.

Bright menyudahi kegiatannya di leher sang omega, ia langsung menindihnya tanpa celah, membuat sang omega berada di bawahnya menunggu untuk di nikmati tiap inchi tubuhnya.

“alpha…” panggil win sang omega

“hmmmm?”

“mau ini…..” win lagi-lagi meremas penis sang alpha dibalik celana kain yang digunakan bright.

“sshhhhhh….sabar win”

Bright beringsut dari yang awalnya mengungkung sang omega dan berniat untuk mencumbunya, kini menarik dirinya dan melepas satu persatu pakaian yang menempel di tubuhnya, ia akan mengabulkan pinta win yang terus-terusan meminta untuk memegang dan mungkin akan memberi sang dominan blowjob.

Kemeja

Kaos dalam

Celana kain

Boxer

Hingga cd

Semuanya sudah tertanggal entah kemana di lempar oleh bright. Menyisakan dirinya yang tengah telanjang dengan penis tegak keatas menantang.

“sini sayang katanya mau ini? Mau kontol alpha kan? Sini emutin”

perintah bright pada win. Tentu win yang masih menggunakan pakaian lengkap kini bangkit dari ranjang dan memposisikan dirinya menungging menghadap penis sang alpha.

“gede ya alpha, win suka” ucap win seraya menjilat ujung kepala penis milik sang alpha, ia suka menggoda alphanya sebelum memberikan blowjob yang sebenarnya.

“suka sayang? Buka mulutnya win” perintah bright seraya memegang penisnya untuk diarahkan kedalam mulut lembab milik sang omega. Win membuka mulutnya dan langsung menerima sodokan penis milik sang alpha, menerimanya dengan senang hati karena ia juga menginginkannya.

“eummmmm……slurpppp…emmmhhhh” win mendesah ditengah mulutnya yang sibuk memanjakan milik bright, desahan itu membuat sang alpha justru lebih bernafsu untuk memompakan miliknya kedalam mulut sang omega.

“ahhhh….pinter kamu win, pinter sayang”

Bright memompakan miliknya sedalam mungkin win bisa bertahan, mencari-cari kenikmatan dan kehangatan dari tenggorokan lembab milik sang omega kesayangannya itu.

“ghookkk..enghhh….” win tersedak karena bright memompakan kejantanannya terlalu dalam, tentu tak semuanya bisa ia terima hingga ke pangkal penis sang alpha.

“enak win? Enak sayang? Suka punyanya alpha?iya? hmm?” bright memberondong win dengan banyak pertanyaan yang sudah pasti tak akan bisa sang omega jawab, ia terlalu sibuk memaju mundurkan kepalanya di kebanggan bright.

PWAHHHHH

“ahhh…hahhh…suka alpha..punya alpha enak ahhh…ahhh”

meski terengah engah win mencoba menjawab pertanyaan mesum yang sang alpha berikan, bibirnya menetes beberapa liur bercampur cairan precum sang alpha, cairan itu tanda kalau kebanggaan bright sudah siap melakukan tugasnya lebih jauh lagi.

“emang omega nakal kamu win, harus dihukum biar kapok ya kamu? Mau dihukum alpha hmmm?”

“mau alpha…..yang kasar ya alpha”

win menantang sang alpha dalam permainan yang harusnya ia tahu tak akan pernah menang melawan bright sang alpha perkasa dengan feromon kopi yang membuat candu.

“nantang ya kamu omega nakal”

bright langsung melucuti pakaian yang tersisah dibadan win, membuat sang omega telanjang dan mempertontonkan kulit putih bersihnya dan penis sang omega yang sudah sama kerasnya dengan milik sang alpha, keduanya sudah siap melakukan hubungan badan sekarang juga.

Setelahnya bright langsung memegang kedua pergelangan tangan sang omega untuk ia kunci dan ia bawa ke kepala ranjang, membuat kepala win terhimpit oleh ranjang dan penis keras miliknya, tak memberi win ruang untuk bergerak, sesaat lagi win akan mendominasi mulut milik omega nakalnya.

“buka mulutnya, kamu omega nakal harus di hukum memang”

perintah alpha pada sang omega, tentu sang omega menuruti apa mau sang alpha, ia membuka mulutnya memberi jalan penis keras itu untuk masuk memenuhi mulut dan tenggorokannya.

“mmphhhh…mmmmm”

win mendesah, mulutnya penuh dengan kejantanan sang dominan, ia menerima sodokan pada mulutnya yang kadang langsung menghujam tenggorokannya dan membuatnya berair mata, bukan karena menangis, begitulah reaksi alami tubuh ketika ada benda asing yang memaksa masuk kedalam tenggorokan.

“ahh…..enak winhh….pinter kamu….ini kan maumu? Disumpel pake kontol alpha kan?”

bright bervokal ria menikmati hangatnya mulut sang omega yang tengah kepayahan mengatur nafas dibawahnya.

“mmm…mmppphhhhhhh”

“apa hmm? Mau dijejelin lebih dalem lagi? Iya? Mau disumpel sampe mentok hmmm?”

sang alpha lebih brutal mendominasi mulut omeganya, bau kopi yang membuat candu benar-benar memenuhi ruangan ini, membuat metawin sang omega meledak libidonya, silknya sudah keluar dan becek sedari tadi, ia sudah siap melakukannya dengan sang alpha.

Namun sang alpha sedang asik mengerjai mulutnya, pompaan pada mulutnya semakin dalam, semakin menghujam pangkal tenggorokan sang omega, ia kepayahan menata nafas disaat penis itu menyumpal dan mengganggu jalan nafasnya, tangannya pun tak dibiarkan bebas oleh bright, tangannya dikunci oleh sang alpha agar ia tak berontak ketika sang alpha sedang asik menghukum omega nakalnya yang suka menggodanya tadi sejak tadi siang hingga di lift apartemen.

“emmmphh ghook…..emmpphhhh” win tersedak di tengah-tengah pompan penuh nafsu alpha nya. Bright benar-benar sudah dikuasai nafsu saat ini.

“apa hmm? Enak di sumpel pake kontol gini kan? Hmmmmm? Sukanya nantangin alphanya, abis diturutin malah kaya gini, mana win yang nakal tadi huh? Mana?”

bright asik membuat win kalah di permainannya sendiri, ia ingin menunjukkan kalau ia adalah alpha perkasa yang bisa menjinakkan omega senakal metawin.

PLOPPPHHHH

“ahhh…hahh….ahhh…..alpha…..udahh…masukinhh…win ga kuathh”

pinta metawin sambil menelan sisa liur yang bercampiur dengan cairan semen dari penis dominannya.

“HAHAHAHAHA mau kamu di sumpel pake kontol alpha hah? Enak aja, omega nakal kaya kamu harus di kasih pelajaran dulu”

ujar bright yang langsung melepaskan kunciannya pada tangan sang omega dan dengan sigap merubah poisisi sang omega tepat dibawahnya, berada dalam kungkungannya yang mendominasi tiap inchi badan metawinnya.

Ia dengan terampil membuka lebar-lebar kaki metawin dan ia berada di tengah-tengahnya, win kira sang alpha akan menuruti pintanya untuk segera dimasuki, namun ternyata tidak, dirasakannya tiga jari sang alpha masuk dalam dirinya, membuat win kaget dan menggelinjang disaat yang sama, rasa nikmat itu mengirimkan sinyal pada otaknya untuk terus meminta lebih dan lebih lagi, lebih dalam, lebih keras dan lebih ingin di hancurkan oleh sang alpha hingga mungkin tak sanggup berjalan.

“ahhhh…alpha…..eengghhh….lagihhh….yang dalemmhhhh..ahhh”

win keenakan sendiri dengan tiga jari sang alpha yang sudah memasuki dirinya, bermain-main disana dengan silknya yang sudah becek sedari tadi memudahkan bright untuk bermain-main di area itu, area yang membuat sang omega hilang akal dan menjadi gila karena terus-terusan meminta lebih.

“enak sayang? Mau yang lebih enak lagi gak?”

“ma…ahhh….mau alpha…..win mau…..ahhhhh”

win kesusahan menjawab pertanyaan disaat dirinya sedang asik dipermaiankan dibawah sana, rasa nikmat itu terus menjalar keseluruh tubuhnya memabawa panas yang membara, desiran itu semakin kencang seiring bertambahnya tempo permainan jari sang alpha di lubangnya.

“emang jalang kamu win, omega jalangnya alpha, kesayangannya alpha, bentar lagi alpha kasih hadiah” bright menarik tiga jadinya yang sudah basah terkena silk sang omega yang libidonya sudah mencapai puncaknya, silk wangi vanilla yang manis selalu menjadi kesukaan bright sejak kali bertemu dengan metawin dulu.

Adegan selanjutnya dalah bright langsung memposisikan penisnya tepat di depan liang senggama milik metawin, membuat metawin menahan nafas ketika perlahan penis sang alpha mulai memasuki dirinya, ia meremas sprei dan kakinya tiba-tiba bergetar karena sensasi itu, sensasi nikmat yang terus bertambah seiring masuknya penis sang alpha inchi demi inchi, mencoba menemukan titik nikmat dan membuat win berantakan saat itu juga.

“allllhhhh….phaaaaa…..ahhh……deeperhhhhhh….yeahhhh”

win meleguh seiring penis sang alpha yang terus masuk memenuhi dirinya, kepalanya mendongak keatas pertanda ia telah berada di awang-awang untuk dibawa terbang, sungguh nikmat itu menghancurkan win ke titik ternikmatnya.

“hmmm…..mau langsung masukin semua?hmmmm mau win?” tanya bright pada win yang sedang kesusahan mengatur nafas, win tak menjawab, ia hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

SLEPPPP

“AARRGHHHHH…….ALPHHAA……AHHHHHHH…..EMMHHHHHH”

Win menjerit ketika sang alpha memasukkan penisnya sekali hentak hingga membuat win merasa penuh terisi oleh penis bright. Perlahan bright memompakan penisnya, ritmenya pelan dan hal itu membuat win terus meminta lebih.

“fasterhhhh…ahh….fasterhh alpha…..gimme more….ahhh”

“sshhhh….sabar win…gini? Huh? Gini yang kamu mau? Digenjot kasar gini hah?”

Bright mulai mempercepat temponya, mencoba memberikan apa yang omeganya mau, namun ternyata hal itu membat win kepayahan sendiri, ia merasa penuh dan nikmat menderanya disaat bersamaan, mengantarkannya terbang ke langit dan takn bisa kembali karenanya.

“AHHH…..AHH…..yeshhh….like thathhh…emmppphhhh fasshh……tershhhhh”

Win terus meminta disaat dirinya sudah tak mampu lagi menerima bertapa nikmatnya persetubuhan yang diberikan sang alpha atas dirinya, ia hanya ingin segera mengakhiri permainan panas ini dan segera sampai ke puncaknya.

“ahhh…enak banget lobang mu sayangghh….gini? enak hah….anjinghhh kakak bikin kamu hamil sayanghhh…kamu harus hamilhhh ahhhh”

bright mempercepat temponya, menikmati setiap jepitan dan sempit pada penisnya, yang membuatnya ingin terus memompakan kejantannnya kedalam sana, membuat win menggelinjang seperti ikan kekurangan air.

“ahhh….alphaa…winhhh…..winhh mau keluarhhh….gak kuathhhh….”

Win meremas sprei lebih kencang, kakinya merapat pertanda pelepasannya akan segera tiba.

“barengan winhh….alpha bentar lagiihhhh”

bright menggila saat ini, menusuk omeganya tanpa ritme lagi, memasukkan penisnya asal-asalan selama itu bisa memberinya nikmat namun hal itu malah membuat win kepayahan karena nikmat tak terbendung itu kini mengantarkannya pada gerbang kenikmatan untuk segera mencapai pelepasan maha nikmat bersama alphanya.

“ahhhh…winhh…gak kuathh…gak kuat lagihhh……win kel…luarhh AARGHHHHHH”

win menjerit di akhir karena ia berhasil mendapatkan orgasmenya, sedangkan sang alpha masih memompanya mencoba mencari titik nikmat agar ia segera keluar didalam sang omega.

“winhhh ahh..kak bright……keluarhhhh……inside you…..AARRRGHHHH”

kini giliran sang alpha yang keluar, cairan itu tertanam dalam diri metawin, tak kira jumlahnya sangat banyak dan panas membuat win merasa nikmat dan gelisah disaat yang sama.

“ahhh…ah..hahhh…enak sayang?” tanya bright

“enggghhh…enak alpha…tapi udah ya? Win nyeri banget ini huhuhu” pinta sang omega

“no, kamu harus di hukum lagi, ayo main di kamar mandi”

“aaaa nooo…alpha udahhh…ahahhaha alpha geliii ahhh alphaaa”

win langsung di gendong dalam peluk alphanya yang sibuk menggelitikinya untuk dibawa ke kamar mandi dan mungkin akan menghabiskan beberapa ronde malam ini hingga mereka kelelahan sendiri.

konten kotor JeJe 2020

Lie

GMM University 07:55 Am

Pagi ini mood winata sedang tak bagus, entah mengapa harusnya ia tak perlu merasa seperti ini hanya karena menunggu pesan singkat dari Mas dosen, namun nyatanya tak bisa dipungkiri hal itu membuat winata uring-uringan sendiri.

Pikirannya berkecamuk mengingat banyak kejadian yang yang sudah berlalu, apakah ia punya salah? Apakah ia membuat Bright risih? Apakah, apakah, apakah dan banyak apakah yang lain dikepalanya.

Ia lebih banyak diam pagi ini, daripada ia melampiaskannya pada orang lain maka lebih baik diam, pikir winata.

Begitu sampai di kampus, Winata tak langsung menuju ruang kelas.

“yuk win, nanti telat lagi, jangan lupa T3.2” ujar mix serata menenteng tasnya di bahu.

“lo duluan aja deh mix, gue mau ketoilet dulu”

“gitu? Okedeh, jangan lama-lama abis ini si khaoi ada presentasi kelompok skinner”

kata mix seraya mengingatkan kalau nanti kelompok lain akan mempresentasikan hasil mereka seperti kelompoknya minggu lalu.

“oke, sana duluan aja” usir win pada mix.

Mix hanya mengacungkan jempol dan langsung menuju lantai 3, sedangkan win? Tentu ia tidak ke toilet, tujuannya adalah ruang dosen. Ia ingin mengintip apakah orang yang ia cari – cari ada disana, ia ingin melihat orang yang ditunggu pesan singkatnya adakah didalam sana.

Setelah ia sampai di depan pintu dosen ia tak segera masuk, yang win lakukan adalah mengintip dari celah-celah pintu, pandangannya ia bawa ke meja Bright, tak ada tas maupun barang yang biasa dibawa bright disana.

Ia bingung, lalu ia teringat kalau Bright mengajar jam 10 pagi, mungkin ia akan kembali mengintip dari celah pintu setelah istirahat saja seraya menunggu kabar sang dosen, maka dari itu sebelum ada dosen yang memergokinya mengintip dari celah pintu, ia segera berjalan menuju lift, namun baru dua langkah......

“loh ngapain win? Ngintip-ngintip gitu?” itu suara yang win kenal, suara dosen PIO selain bright di fakultas ini, itu suara Gun.

“eh..... Anu.... Maaf pak, tadi... Tadi ada laba-laba di pintu heheheh” jawab winata asal-asalan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“ohhhh laba-labanya di pintu apa di mejanya bright? Kok saya lihat dari tadi ngelihatin mejanya bright terus?” gun tahu betul kalau mahasiswa nya ini sedari tadi memperhatikan meja milik temannya yang tak bisa masuk untuk mengajar.

“eh....enggak pak... Gak kok, ini win mau masuk kelas hehhee, mari pak Gun”

win mengelak dan berusha untuk menghindari topik tentang orang yang ia cari-cari sejak pagi tadi.

“oh yaudah..... Saya kira kamu nyariin bright, dia sakit hari ini jadi gabisa masuk” ujar Gun yang langsung melenggang masuk kedalam ruang dosen.

Mendengar penuturan Gun barusan win langsung terhenti langkahnya, ia terkejut dengan ucapan Gun barusan

'mas bright sakit? Sakit apa? Kok gak ngabarin?' pikir win saat itu, pikirannya penuh memikirkan apa yang terjadi pada dosen pembimbingnya itu hingga.....

“loh win? Kok belum masuk? Yuk abis ini temenmu yang lain presentasi materi skinner loh, yuk jangan terlambat”

itu Gawin yang memergoki win berdiam di depan lift dan langsung mengajaknya untuk naik ke lantai 3 dan mengikuti pembelajaran.

Sejujurnya jika gawin tak memergokinya, ia akan segera meninggalkan kampus dan mencari tahu alamat bright berada, namun bagaimana lagi, selama di dalam lift hatinya tak tenang.

“tumben gak langsung masuk kelas win?” tanya gawin setelah memencet angka 3 untuk membawa mereka ke lantai atas.

“i.... Iya pak tadi... Tadi.... Tadi ngobrol sama pak Gun dulu hehehhe” win menggunakan Gun sebagai alasan saat ini.

“ohhh..... Tapi kok kata gun kamu nyariin bright?” ujar gawin usil, ia tahu kalau mahasiswanya ini sedang didekati oleh temannya. Tak ada salahnya mengusili mahasiswa ini pagi hari.

“eh.....anu...iya... Eh enggak, maksud win.....win mau ambil revisi temen-temen semester 5 A pagi tadi pak di meja pak Bright hehehhe.....” win menemukan alasan yang lebih rasional saat ini.

“jadi saya lihat deh dimeja pak Bright, tapi kosong tadi pak hehheee”

“ohhh..... Iya bright gak masuk dianya lagi demam sih tadi pas ngabarin” jawab gawin seraya memperhatikan ekspresi winata, ia bisa melihat perubahan ekspresi disana.

“ahhh.... Sakit ya pak... Kalau boleh tahu alamat pak Bright dimana ya pak? Mau ambil revisian” lagi-lagi win beralasan tentang revisian untuk mendapatkan informasi lebih tentang Bright yang tak memberinya kabar sama sekali pagi ini.

“kalau revisi sih gausah kesana sih, biasanya besoknya udah dikasih ke kamu kok”

lagi-lagi gawin ingin meneliti Winata dari ekspresi dan mimik muka sang mahasiswa ketika tak mendapatkan informasi yang ia dapat, disana tergambar kelas raut kecewa winata karena tak mendapatkan informasi yang ia mau.

“baik terimakasih ya pak informasi nya” respon winata seraya membuang pandangannya ke arah lain, di dalam lift terasa asing, seminggu lalu ia berada disini bersama bright yang juga menuju lantai yang sama dengannya saat ini, bedanya kalo ini bright tak ada.

“Banyumanik Raya B15 Semarang......” ujar gawin tiba – tiba.

“hah gimana pak?” tanya winata memastikan.

“seinget saya tadi alamat bright sih”

jawab win singkat ketika mendapati raut wajah win yang berubah menjadi senang dan exited karena mendapatkan alamat yang ia tanyakan sedari tadi.

Dititik ini gawin paham kalau memang sudah ada benang merah kusut yang harus segera di sampulkan, ada hal tak terlihat yang harus segera di nyatakan walau dalam diam.

Setelah lift terbuka dosen dan mahasiswa itu segera masuk kedalam kelas untuk melakukan proses pembelajaran.

Jub jub brightwin

BRIGHT WIN IS REAL

bunga matahari

Bright

Bw