Jakaowjskla
Malwosjksow
_hai__
Kalakwkissj
Jakaowjskla
Malwosjksow
_hai__
Kalakwkissj
Halo
Dodam aku kangen
_________
Mashikyu ap kabar
Hloo
_______________________
Kakowosisis
Kkskskekekekekek
_______________ Kkakaksks
Makwoekieoejej
_________
Percakapan dibawah hujan.
maaf kalau bahasa campur ya, semoga suka!
Jaket.
Hari ini, Asahi terpaksa harus menahan dinginnya angin malam setelah turun hujan yang amat sangat deras. Terlebih lagi dirinya hanya memakai kemeja tipis dan celana levis.
Harusnya pukul 5 sore tadi dirinya sudah ada di rumah, namun gagal ketika Mashiho menariknya untuk ikut rapat perwakilan antar fakultas. Kenapa harus Asahi? Ia sangat tidak menyukai suasana ramai, terlebih lagi menjadi perwakilan seperti ini.
“Awas saja kau Mashiho, aku tidak akan mendekati mu lagi mulai saat ini” gerutu nya.
Pukul 8 malam dirinya baru bisa keluar dari ruangan yang menyesakkan itu. Perutnya berbunyi, pertanda bahwa dirinya lapar. Memang sedari siang Asahi belum memakan apapun, karena pada awalnya ia berencana makan di rumah saja setelah pulang dari kampus.
“Baiklah, mari mencari makan dahulu sebelum pulang” putus Asahi.
Perlahan namun pasti, kaki mungil Asahi bergerak menyusuri panjangnya jalanan. Sepi. Mungkin karena hujan terus-menerus turun sedari sore orang-orang enggan untuk keluar, dan jalanan menjadi sepi seperti ini.
Asahi menyukai aroma setelah hujan, menyegarkan. Tetapi udara malam ini sangat dingin untuknya, ia tak tahan. Tangannya tidak berhenti untuk mengusap-usap badannya sendiri, berniat meredakan udara dingin yang ia rasakan. Juga berharap ada warung makan di dekat sini, agar dirinya bisa menghangatkan diri sebentar.
grep
Tiba-tiba sebuah jaket tersampir di pundaknya. Tentu saja Asahi terkejut.
“Lain kali bawalah jaket agar tidak kedinginan seperti itu” ujar orang yang meminjamkan jaket kepada Asahi.
“Ah iya, aku lupa tadi. Maaf” sesal Asahi.
“Tidak perlu meminta maaf, kau tidak salah. Bawalah jaket ku untuk sementara waktu. Jika kau ingin mengembalikan nya hubungi nomor di kertas ini”
“Baik, terimakasih uhm..?”
“Jaehyuk, Yoon Jaehyuk.”
“Terima kasih banyak dan salam kenal Jaehyuk” ucap Asahi yang diiringi dengan bungkukan badan.
Jaehyuk tersenyum manis, “Sama-sama. Omong-omong namamu siapa?”
“Asahi! Hamada Asahi lebih lengkapnya”
“Hamada? Kau bukan orang Korea?” tanya Jaehyuk.
“Ya, aku orang Jepang. Tetapi menetap di Korea” jelas Asahi.
“Oh begitu. Mau ku antarkan pulang?” tawar Jaehyuk.
“Boleh” jawab Asahi dengan semangat.
“Tapi aku lapar” lanjut nya, tidak lupa dirinya memasang wajah cemberut yang menggemaskan.
“Ahaha, baiklah mari mencari makan dahulu. Aku tau restoran sup hangat yang enak disekitar sini. Ayo” Jaehyuk meraih tangan Asahi untuk digenggam, lalu berjalan menuju restoran yang dimaksud tadi.
“Ya! Aku bukan kambing, berhenti menarik ku” kesal Asahi.
“Salah siapa lambat” ejek Jaehyuk
“Aish, kau menyebalkan sekali! Padahal kita baru pertama kali bertemu, tapi dirimu sudah sangat menyebalkan” omel Asahi.
“Berhenti mengomel, dan ayo jalan” Jaehyuk kembali menarik Asahi.
“Yak! Yoon Jaehyuk!”
Begitulah kisah Asahi hari ini. Semoga dirinya bisa bertemu lagi dengan Jaehyuk, bukan hanya kali ini saja. Karena dirinya mulai merasa nyaman berada didekat lelaki lembut bernama Yoon Jaehyuk.
Pertemuan pertama.
“Hai, athala” sapa Jeyfan saat melihat Athala membuka pintu rumahnya.
Dibalas dengan anggukan kepala dari Athala. Ternyata Athala irit bicara itu benar adanya, ia kira Tama hanya membohongi nya.
Tiba-tiba tangan Athala menengadahkan tangannya dihadapan Jeyfan, bermaksud meminta jajanannya. Sadar apa yang diinginkan oleh Athala, Jeyfan segera memberikan satu kresek putih berukuran sedang, yang isinya pasti kalian sudah ketahui.
“Makasih Jeyfan” ucap Athala setelah menerima apa yang ia tunggu-tunggu sedari tadi.
“Nama lo susah” celetuk nya
“Panggil je aja, atau sayang juga boleh” Jeyfan tertawa geli setelah mengucapkan kalimat tersebut.
“Dasar buaya” dengus Athala.
“Haha, iya maaf. Mana tugas lo? Katanya mau nitip. Gue mau balik nih”
“Oh iya lupa, sebentar tunggu ya” Athala bergegas lari masuk kedalam rumah untuk mengambil tugas PKN nya.
“Gemes” gumam Jeyfan pelan.
Tak sampai 5 menit, Athala kembali membawa beberapa lembar kertas yang bisa dipastikan itu adalah tugas miliknya.
“Ini, ke Bu Enir ya je. Nanti kalo ditanya kenapa nggak ngumpulin sendiri bilang aja gue ngambek”
“Mana ada alesan gitu” bingung Jeyfan.
“Ada-ada in aja, lagian Bu Enir udah paham kelakuan gue. Makasih ya je”
“Sama-sama. Yaudah gue balik ke sekolah ya. Lain kali kalo mau minta tolong chat gue langsung, gausah lewat Tama” pamit Jeyfan, tidak lupa tangannya mengacak-acak rambut hitam tebal milik Athala.
“Ya, hati-hati”
“KENAPA PAKE NGACAK ACAK RAMBUT?? MANA INI JANTUNG DEG-DEGAN MULU. GUE ANEH” ujar batin Athala.
Hai
Mashiho duduk termenung di ujung halte bus. Hari ini nilai raport nya keluar, dan ia dimarahi dengan orang tuanya. Mashiho itu lemah dibidang pengetahuan, tetapi ia memiliki bakat menari dan akrobatik yang luar biasa. Namun orang tuanya selalu menuntut nya menjadi pintar dalam bidang pengetahuan dan tidak memperdulikan bakatnya itu.
Sedih, Mashiho sudah berusaha se maksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Bahkan dirinya rela tidak tidur berhari-hari hanya untuk mempelajari materi, demi orang tuanya. Tanpa sadar air matanya menetes, cukup deras sehingga ia tak dapat menahannya lagi.
Seseorang mendekati nya, tetapi ia hanya menghiraukannya. Tiba-tiba telinganya penuh, tersumpal benda kecil. Earphone.
Lelaki disampingnya hanya memberikan senyum manis saat sadar bahwa Mashiho kebingungan,
“Aku tau kau sedang sedih, mungkin jika kau mendengar lagu ini kau akan sedikit tenang” ujarnya.
Alunan musik memenuhi indra pendengaran Mashiho. Ia tak terlalu tahu tentang judul dan lagu yang didengarnya sekarang ini.
You gotta show 'em the real you You gotta give 'em what you've got
Haruskah Mashiho memberitahu orang tuanya siapa dirinya yang asli? Haruskah ia memaksa orang tuanya untuk melihat bakat yang ia miliki? Entahlah, Mashiho akan memikirkannya lagi nanti.
And you can't be perfect, baby 'Cause nobody's perfect, darling
Seberapa kuat dirinya berusaha untuk menjadi sempurna sampai kapanpun itu tidak akn terjadi. Di dunia ini tidak ada yang sempurna. Mashiho berjanji tidak akan memaksa dirinya sendiri untuk menjadi sempurna lagi.
“Terimakasih, berkat dirimu aku sadar bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Aku sangat berterimakasih kepadamu” ujar Mashiho.
“Bagus. Kau tidak perlu menjadi sempurna, cukup jadi dirimu sendiri dan asah kemampuan yang kau punya. Jangan memaksakan diri”
“Aku permisi, bus yang ku tunggu sudah datang” pamit lelaki itu.
“Sekali lagi terimakasih ya!” Mashiho memberikan senyum manis nya.
“Sama-sama. Omong omong namaku Junkyu”