Percaya
“Ayo.” Ucap David yang baru saja sampai didepan lab.
Dinda masih memakai jas putih dan membawa beberapa peralatan lab yang masih bertengger di tangannya. Gadis itu masih diam.
“Itu jas nya mau dipake terus? Kita mau makan loh Din.”
Dengan malas, Dinda menanggalkan jas lab nya hingga terlihat baju kemeja berwarna mocha yang ia gunakan dipadu dengan kulot berwarna putih. Rambut yang sebelumnya dikuncir, digerai kembali.
“Mau kemana emangnya?”
“Ikut aja.”
David menarik tangan Dinda lembut membawa gadis itu kedalam mobilnya.
Hening merayap memenuhi mobil mercedes metalik itu. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Baik Dinda, maupun David larut dalam pikiran mereka masing-masing.
David menggerakkan tangannya ke arah tape untuk menghidupkan musik. Terdengar lantunan dari suara merdu 12 orang penyanyi asal Korea Selatan yang menyanyikan lagu bergenre ballad yang menenangkan.
Sejujurnya, David tidak terlalu suka boyband kpop. Tapi dulu, saat awal-awal mereka berpacaran, Dinda sangat sering memutar lagu-lagu dari boy group yang David ketahui bernama Treasure hingga akhirnya mau tidak mau David juga mengikuti Alunan musiknya. Bahkan beberapa kali David dipaksa untuk mengikuti konser mereka saat mereka datang ke Indonesia.
Meskipun begitu, kadang David juga berpartisipasi membelikan merchandise juga album untuk Dinda. Karena ketika Dinda mendapatkan barang-barang itu, mood Dinda langsung meningkat hingga membuat David semakin senang.
“Kenapa?” Tanya Dinda yang semula terdiam.
David menoleh ke arah Dinda. Beruntung sedang lampu merah, jadi lelaki itu bisa bercakap sesaat dengan gadisnya.
“Kenapa lagu slowmotion? Itu kan lagu lama, udah dari 5 tahun lalu.”
David tersenyum.
“Kalo dipikir-pikir itu lagu mereka pas awal-awal debut kan?”
Dinda mengangguk.
“Berati pas masa-masa kita baru aja jadian, wah lama juga ya Din.”
Dinda tidak menjawab.
“Gue baca arti liriknya, kaya gimana kalian para fans berjuang dari awal secara perlahan bersama mereka. Sampai mereka sukses. Bener ga sih gitu maknanya?”
“Kurang lebih gitu sih.”
“Din, coba lo liat deh. Sekarang boyband favorite lo udah sukses besar, dan jadi nomor 1 dimana-mana. Menurut lo kenapa mereka bisa gitu?”
“Ya karena kami sebagai fans percaya bahwa mereka bertalenta, they're gonna be big and be a a king someday makanya kami dukung mereka dengan cara apapun. Begitu juga mereka selalu percaya dengan kami, mereka selalu bekerja keras untuk memberikan karya-karya mereka. Treasure itu selalu punya sesuatu yang baru untuk ditampilkan dihadapan fans nya.” Jelas Dinda.
David mengangguk-angguk sembari tersenyum. Dinda-nya selalu bersemangat kalau bercerita tentang Treasure.
David lalu menggenggam lembut tangan Dinda.
“Sama juga kaya hubungan kita Din.”
Dinda terperanjat. Jantungnya berdebar kencang, seolah ada listrik yang menyetrum tubuhnya. Sudah lama sekali, mereka tidak berpegangan tangan.
“Kalau kita percaya satu sama lain. Kita juga bakal bisa menghadapi apapun kedepannya-”
“Gue minta satu hal aja, percaya sama gue. Gue gak akan pernah bohongin lo.”
“Maaf ya Din, untuk yang kemarin.”
Hati Dinda menghangat, ia tersenyum lembut dan menggenggam tangan David yang juga menggenggam tangannya.
“Gue juga minta maaf ya Dav.”
@.bae