jinkyujin

Di dalam remang, dua orang lelaki berumur 20 tahun duduk di depan meja bulat dengan lilin yang mereka letakkan ditengahnya. Yang mereka lakukan adalah menanti pergantian tahun, karena saat pergantian tahun mereka akan mendapatkan sebuah nama terlukis di tubuh mereka. Nama yang mereka dapatkan, adalah nama soulmate mereka.

Ketika kedua jarum jam menunjukkan angka dua belas , mereka mulai menutup mata dan merasakan ada sebuah kuas yang menari-nari di atas badan mereka. Saat kuas berhenti, mereka perlahan membuka mata dengan senyum yang sangat lebar. Dua insan itu tertawa ketika melihat satu sama lain.

“Kamu dapat dimana?” tanya lelaki seputih salju pada lelaki mungil di hadapannya.

“Bahu bagian belakang, ayok lihatin punya aku dulu!” lelaki seputih salju itu mengikuti instruksi sahabatnya.

“Off, namanya Off,” Kata lelaki itu menginfokan sebuah info penting kepada sahabatnya. Lelaki mungil dengan baju tidur kebesarannya itu bersorak heboh ketika mendengar jawaban sahabatnya.

“Ayok gantian, kamu dapat dimana?” Tanya lelaki mungil itu, yang lebih tinggi menunjuk lehernya. Lelaki mungil itu melihat leher sahabatnya, dan terlihat sangat kebingungan.

“Kamu yakin, kamu dapat di leher?” tanya nya, lelaki yang lebih tinggi mengangguk yakin.

“Gak ada, New. Yang ada di sini cuma gambar matahari” jawabnya.

Lelaki bernama New itu segara berlari menuju cermin untuk melihat sendiri, tidak mungkin ia tidak mendapatkan sebuah nama. Saat di depan cermin, ia termangu menatap lehernya. Benar, ia tidak mendapat nama dilehernya, yang ada disana hanyalah sebuah simbol matahari yang jelas-jelas sebelumnya tidak ada. Bibirnya tertekuk, ia menjatuhkan badannya diatas kasur dan menutup wajah dengan tangannya sendiri.

“Jangan nangis dong Newwiee,” perkataan sahabatnya hanya dianggap angin lalu, air mata mulai membasahi tempat tidurnya.

“Kenapa aku nggak dapat nama gun? Kenapa cuma matahari?”tanyanya terisak, lelaki bernama Gun itu mengambil tempat dan berbaring disebelahnya. Ia menarik New untuk segera menghadap kearahnya.

“Jangan nangis New, nanti kita pikirin sama sama, ya?” Gun memeluk sahabatnya, untuk menyalurkan kebahagiaan. Tetapi, lelaki yang lebih tinggi itu enggan untuk menghentikan tangisnya.

“Jangan-jangan aku nggak punya soulmate, Gun?” Tanyanya.

“Heh jangan ngomong sembarangan gitu dong, kamu punya soulmate kok. Kayaknya soulmate kamu belum punya nama, atau mungkin namanya matahari,” ucap Gun menenangkan sahabatnya, wajah New masih tertekuk tetapi setidaknya ia sudah berhenti menangis.

“Suatu hari nanti kamu bakalan ketemu dia kok, aku yakin. Yang pasti kita tau tanda ketemu sama soulmate, meskipun cuma satu kali tandanya,” kata Gun.

“Kamu enak, kamu dapat nama dan itu udah sangat membantu kamu. Aku mah apa, dapatnya matahari doang,” keluh New.

“Mungkin, matahari itu ciri khas soulmate kamu. Udah ah jangan nyerah gitu, kamu pasti ketemu dia kok. Kita cari sama sama, ok?” Kata Gun, New mengangguk sebagai jawaban.

Setelah memutuskan untuk berpisah dengan sang kekasih hari-hari New terasa berat, apalagi setelah mendengar dari mama bahwa ia akan menikah dengan orang yang sama sekali belum ia kenal. Marah? tentu saja New marah, kesal? jangan ditanya, perasaannya sangat kacau saat ini. Tapi New tahu, kekasihnya jauh lebih sakit daripada dirinya.

“Sayang, ayok keluar dulu jangan berkurung dikamar terus!” Ucapan mamanya terdengar dari luar kamarnya. Iya, setelah memutuskan untuk putus dengan Tay karena kelakuan mamanya, New memilih untuk berdiam diri didalam kamar dan tidak keluar bahkan untuk makan pun tidak. Hatinya masih sangat sakit karena melepas orang seperti Tay Tawan.

“Newwie, ayok keluar. Keluarga calon kamu bentar lagi datang loh” Ulang mamanya, New berusaha menulikan telinganya. Ia tidak bisa menerima semua kenyataan ini.

“Newwie sayangnya mama, ayolah nak!”

“Mama, adek gak mau nikah sama orang lain. Adek maunya sama mas Tay. Mama jahat sama adek, mama jahat sama mas Tay” balas New dengan suara seraknya, akibat menangis seharian.

“Maaf sayang, mama nggak bisa apa-apa”

“Yang mau nikah aku kan? kenapa mama nggak diskusiin dulu sama aku sebelum nerima lamarannya” Kata New, suaranya menjadi sedikit naik.

“Jadi gimana sayang? Adek nggak mau nikah sama dia?” Tanya mamanya New, New berteriak didalam kamar.

“Enggak ma, enggak” Kata New dengan seidkit terisak, pintu kamar pun masih belum ia buka.

“Dia nggak mau nikah sama aku ma?” Terdengar suara orang lain diluar, New tidak peduli.

“Enggak, aku nggak mau!!” Jawab New dari dalam kamar, kemudian ia mendengar suara yang sedikit ribut diluar.

“Loh adek nggak mau ya? Duh mama malu mas, kamu sih percaya diri banget kalau adek mau nikah sama kamu” New mendengar adek dan mas, dan suaranya juga terdengar tidak asing.

“Adek, ayok keluar dulu. Kalau adek nggak mau, adek bisa bilang langsung ke mereka. Adek ngerti sopan santun kan dek?” Kata mamanya dari luar sana. New berdiri dari tidurnya, ia ingin langsung keluar dengan penampilan yang sangat jelek seperti sekarang. Ia ingin mereka merasa ilfeel dan memilih membatalkan lamaran mereka.

“Hai” New terduduk lemas begitu membuka pintu dan mendengar suara dari sosok yang sangat ia rindukan. New lemah, ia sangat lemah jika sudah berhubungan dengan sosok ini. New menangis lagi, ia menangis dihadapan kedua orang tuanya, dan juga keluarga calonnya.

Lelaki yang akan menjadi calonnya itu tertawa dan ikut menjongkokkan dirinya didepan pintu kamar New. “Hai sayangnya mas, adek apa kabar?” Tanya nya. Bukannya jawaban yang ia dapat, tetapi tarikan kedalam sebuah pelukanlah yang ia dapat.

“Mas jahat, jahat banget!” Padahal yang jahat bukan Tay, tetapi dia. Namun, biarkanlah New bahagia.

“Adek mau kan jadi seseorang yang akan selalu ada didalam setengah hidup mas? Jadi seseorang yang akan membangun sebuah rumah tangga bareng mas, jadi seseorang yang akan selalu mempunyai momen tak terlupakan bareng mas. Jadi pasangan hidup mas, adek mau kan?” Kata Tay didalam pelukannya dengan New.

New memukul badan Tay, ia sangat kesal. “Nggak mau, aku masih jelek banget” Kata New dan menghasilkan tawa dari orang-orang yang lebih dewasa dari mereka.

Ya, begitulah akhir kisah antara Tay dan New. Banyak hal mereka lalui untuk akhirnya dapat menjadi satu didalam kisah, untuk menjadi pemeran utama didalam cerita pihak lainnya. Akhirnya cerita mereka mempunya buku yang beruntungnya memiliki ending yang bahagia.

Tay

Tay melirik wajah tersenyum kekasihnya yang tidak pernah pudar sejak mereka menaiki bis ini. Ia sesekali bersenandung sambil melihat-lihat jalanan. Tay mengeluarkan headset yang ada ditasnya, ia memasang kan nya pada handphone dan kemudian memberinya kepada New.

“Makasih mas hehe, satu lagi?” Tanya nya sambil memasang headset yang diberikan Tay

“Buat mas” Jawab Tay kemudian memakai sebelah lainnya di telinganya. Sejujurnya ini adalah salah satu dari hal yang ingin Tay lakukan bersama kekasihnya. New hanya tersenyum sembari bersenandung ria.

“Kita mau kemana sih mas?” Tanya New, Tay tertawa mendengarnya karena dari tadi mereka sudah dalam perjalanan dan New tidak bertanya mereka akan kemana.

“Rahasia dong, udah ikut aja mas yakin adek pasti suka. Kamu bawa baju kan?” Tanya Tay, New hanya mengangguk sebagai tanggapan atas pertanyaan Tay.

“Anak pintar” Kata Tay sambil mengusak rambut pacarnya.

Setelah

Tay

Setelah resmi menjalin kisah cinta dengan New Thitipoom, Tay merasa semakin jatuh hati setiap harinya dengan semua kepribadian yang dimiliki oleh teman adik sepupunya itu. Senyuman tu tak pernah hilang diwajahnya, Tay Tawan menyukainya.

Tapi Tay melihat akhir-akhir ini senyum di wajah kekasihnya sudah jarang terlihat. Tay khawatir, sangat. “Hei, kamu kenapa?” Tanya Tay mendekati New, New hanya tersenyum sambil mengambil minum yang disodorkan Tay.

“Ha? Emangnya aku kenapa sih mas?” Tanya nya, alih-alih menjawab, Tay lebih memilih mengusap rambut kekasihnya.

“Gemes banget kesayangan aku” Kata Tay kemudian membawa New Thitipoom kedalam pelukannya, ia menenggelamkan wajah New kedalam tubuhnya. New mengeratkan pelukannya Tay, sesaat kemudian ia menarik badannya menjauh dari Tay.

“Kenapa sayang?” Tanya Tay, New menggeleng

“Kita masih di kampus” Jawabnya pelan sembari melirik kanan-kiri. Oh ya, omong-omong saat ini mereka sedang berada di bangku yang ada di samping lapangan basket fakultas New.

“Loh memangnya kenapa kalau kita di kampus? Aku kan cuma peluk pacarku” Jawab Tay, New menggeleng lagi.

“Mas nggak malu orang tau kalau aku pacar mas?” Tanya nya pelan, ia memilih memainkan jari-jarinya daripada melihat kearah pacarnya.

“Kenapa? Kamu yang malu ya?” Tanya Tay, lagi-lagi new menggeleng

“Gak mungkin aku malu punya pacar kayak mas!” Jawabnya dengan berteriak, Tay gemas.

“Nah, aku juga gak mungkin malu punya pacar kayak kamu”

“T-tapi mas, aku gak pantas sama mas” Ucapnya pelan.

“Siapa yang bilang?” Tanya Tay, New tidak menjawab.

“Sayang, itu cuma pikiran kamu aja. Kalau pun ada yang bilang kayak gitu, mereka salah yang benar itu adalah aku yang nggak pantas ada di samping kamu” Jawab Tay sambil berusaha mengangkat wajah pacarnya

“Hei manis, ayok lihat aku dulu” Kata Tay, New mengangkat wajahnya sedikit untuk melihat Tay.

“Kamu itu adalah sosok yang paling cocok untuk menjadi pasangan aku, karena kita berjalan beriringan. Kamu nggak didepan atau di belakang aku, tapi kamu didepan aku”

“Nggak pantas ya? Kalau orang se menakjubkan kamu aja gak pantas, gimana jadinya orang orang kayak aku atau kayak Gun? Apalagi Off? Mereka disebut apa sayang?” New masih diam dan lebih memilih mendengarkan ocehan kekasihnya.

“Dengar aku ya, kamu itu sempurna bagi aku. Semua tentang kamu menjadi hal yang sangat istimewa bagi aku. Kamu ganteng, kamu manis, kamu pintar, sikap kamu dewasa, kamu baik banget, kamu segalanya bagi aku”

” Inget ya sayang, aku nggak suka kalau kamu ngerasa gini lagi. Kamu harus ingat kalau kamu itu adalah versi terbaik dari diri kamu. Jangan takut, jangan malu. Kamu hari bangga, karena aku juga bangga punya kamu sebagai pelengkap hidup aku.” Mata New mulai berair. Tay menarik kekasihnya kedalam pelukannya dan membiarkan New menangis, setidaknya itu dapat membuatnya lega dan membuat semua rasa ketidakpercayaan dalam dirinya.

“Jangan peduliin hal itu lagi ya, dan jangan kayak gitu lagi. Aku nggak suka”


New

Menjadi kesayangan Tay adalah salah satu hal yang tidak pernah New bayangkan akan terjadi, apalagi dengan proses yang sangat singkat. Setelah menjalin hubungan, New jadi mengetahui bagaimana sikap-sikap seorang Tay Tawan itu. Ia sedikit posesif dan protektif pada orang yang dia sayang. Ia juga suka manja ketika hanya berduaan dengan New, tapi tak apa New menyukai semua hal yang ia sebutkan tadi.

New hanya tidak menyukai ketika Tay mulai overthinking dan berakhir menyakiti dirinya sendiri. Padahal overthinking adalah hal yang berasal dari pikiran kita sndiri, dan kemudian berdampak pada diri kita sendiri juga. Yang harus kita lakukan hanyalah mencoba untuk tidak terlalu memikirkan sesuatu.

“Kesayangan mas, jalan yok!” ucap Tay yang baru saja sampai didepan pintu rumahnya.

“Aku bahkan belum mandi mas, yaudah mas masuk aja dulu yuk” Kata New mengajak Tay masuk kedalam kamarnya, sedangkan ia pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Setelah selesai mandi, yang ia lihat hanyalah wajah muram Tay Tawan. Tidak terlalu terlihat, tetapi cahaya diwajahnya terlihat sangat redup.

“Mas kenapa?” Tanya new, Tay hanya menggeleng menandakan ia tidak apa apa.

“Yaudah ayo bangun, aku udah siap nih” Kata New kemudian mengambil ponselnya dan membangunkan Tay dari posisinya saat ini.

Sepanjang jalan tidak banyak suara, keduanya fokus pada kegiatan masing-masing. Ini aneh, tidak biasanya Tay tidak menjahili nya.

“Dek” Panggil Tay, New melihat Tay dengan pandangan bertanya.

“Kalau suatu saat nanti adek ketemu orang lain yang lebih baik dari mas, tolong bilang mas dulu ya. Mas akan berusaha melupakan adek kalau gitu, mas nggak mau jadi benci sama adek”

New hanya mengangguk kan kepalanya tanda ia paham, sebenarnya bingung karena Tay tiba-tiba membahas ini.

Saat mereka sudah berada di taman, Tay kembali memulai pertanyaan aneh “Dek, Kayavine ganteng ya?” Tanya nya, New sangat-sangat bingung karena itu ia hanya menjawab singkat.

“Iya mas” Katanya, Tay kembali diam. Tetapi 4 menit kemudian kembali melontarkan pertanyaan aneh

“Dek, sastra atau bisnis?” Tanya nya, New menjawab sastra karena ia memang lebih menyukai sastra dibanding bisnis.

“Kamu sukanya putih atau hitam?” Tanya Tay lagi

“Putih sih” Jawab New

Dan pertanyaan-pertanyaan aneh lain yang ditanyakan oleh Tay. Pada mulanya New tidak tahu, tapi ketika Tay mulai bertanya ia lebih menyukai huruf T atau K akhirnya New mengetahui maksud dari semua pertanyaan Tay.

“Mas, kayavine itu cuma teman aku loh” Kata New, hal itu sukses membuat Tay kaget karena New tiba-tiba membahas kayavine.

“Aku itu cuma cinta sama mas tau”

“Tapi dia suka sama kami” Jawab Tay pelan, New tertawa darimana coba Tau mendapat pemikiran seperti itu.

“Tau dari mana?” tanya New

“Tadi nggak sengaja lihat chat kamu sama dia. Maaf ya sayang” Jawab Tay pelan, ia merasa bersalah karena telah melanggar privasi pacarnya.

“Ya ampun mas, itu tu chat biasa aja tau. Mana mungkin ada bumbu-bumbu tambahan dari chat kami”

“T-tapi dek.. “

“Mas, semuanya berasal dari pikiran mas sendiri. Mana mungkin aku selingkuh? Mana mungkin aku ninggalin mas yang udah sesempurna ini buat orang kayak kayavine”

“Tapi kayavine ganteng, kamu pasti suka”

“Emangnya aku suka sama orang karena dia ganteng? Ya enggak lah mas! Aku mana mungkin ninggalin mas yang udah aku pilih”

“Denger aku ya, mas terlalu overthinking. Itu gak baik. Mas menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru dengan satu info yang mas dapat, padahal kemungkinan yang ada diotak mas itu nggak mungkin terjadi. Jangan terlalu overthinking ya mas, aku gak suka dan itu nggak baik juga buat mas”

“Overthinking itu bikin kita pusing sendiri loh mas, jadi lebih baik jangan terlalu dipusingkan ya. Mas boleh ikut mikirin suatu hal, tapi jangan terlalu dipikirkan”

“Iya dek, mas minta maaf ya” New tersenyum, kemudian ia memeluk kekasihnya


buat kalian yang baca ini, jangan suka insecure sama overthinking ya. Itu nyusahin diri kalian sendiri sebenarnya. Yang bagus kita lakuin itu adalah percaya dengan diri kita sendiri untuk menghilangkan sikap insecure. Dan jangan terlalu menganggap suatu masalah sebagai beban, yang berakhir kita kepikiran sampai gak bisa tidur dan mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain —shaa❀

Tay

“Kayaknya saya suka sama kamu” Perkataan itu terucap begitu saja dari mulut seorang lelaki yang tidak mempercayai akan adanya cinta.

Lelaki dihadapannya terlihat sangat kaget, bahkan mulutnya seperti enggan menutup. Tay tersenyum, lelaki dihadapannya ini sangat lucu dan menggemaskan.

“Kakak ngomong sama saya?” Tanya nya sambil melirik kesekitar, mungkin saja Tay sedang tidak bicara dengan nya. Tay tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“Oh iya, kan saya udah bilang untuk panggil mas aja” Katanya, lelaki dihdapannya mengangguk dan kembali kedalam keadaan kagetnya lagi.

“Mas, serius....?” Tanya nya bingung, Tay mengangguk. Lelaki itu akhirnya tersenyum.

“Wah makasih mas, saya juga suka banget sama mas eh atau bisa dibilang cinta kali ya?” Katanya bingung, Tay terdiam menunggu jawaban dari sosok yang beberapa waktu ini menarik hatinya.

“Saya juga merasa beruntung banget karena kakak yang kata gun takut buat jauh cinta malah baru aja bilang kalau dia suka sama saya. Makasih ya kak” Lanjutnya, Tay gugup.

“Tapi, saya rasa perasaan kakak belum sampai di tahap itu. Menurut saya, kakak mungkin cuma merasa penasaran sama saya. Kakak masih ragu, saya yakin itu” Tay terdiam, ini dia ditolak ya?

“Yang harus kakak lakuin sekarang adalah ngeyakinin diri kakak sendiri. Sebelum itu semua kakak harus ngapain? Kakak harus menghilangkan pikiran akan cinta itu nggak ada. Aku cuma takut aja, nantinya perasaan kakak ke aku akan tetap di tahap suka sampai akhir, dan berakhir kakak ngerasain hal yang nggak enak dan muncul lagi perkataan ngapain harus sama-sama, kalau akhirnya pisah lagi” Tay tersenyum sambil mencerna perkataan anggotanya ini.

“Iya memang benar, nggak ada yang abadi. Perasaan juga nggak pernah abadi, tapi untuk kakak aku akan memaksanya jadi abadi. Aku ingin rasa takut kakak akan cinta itu hilang setelah ketemu aku. Tapi, kakak juga harus berusaha. Sekarang kakak yakinin diri kakak dulu, yakinin kalau rasa ini suatu saat akan menjadi cinta”

“Tolong ya kak, aku akan terus berusaha kok. Yaudah aku pergi dulu ya kak” Setelah ini New berdiri pamit untuk pulang, meninggalkan Tay sendirian dengan pikirannya yang rumit.

Meskipun pikirannya sedang rumit, Tay tersenyum lebar begitu mendengar semua perkataan New. Ia yakin, ia benar-benar suka sama New. Dan dia juga yakin, perasaan itu akan segera menjadi cinta.

New sungguh menarik, senyum nya ketika berkata tadi membuat senyum Tay ikut terangkat. Matanya yang selalu memancarkan cahaya membuat Tay merasa ia tidak akan kehilangan cahaya jika bersama dengan New. Nada suaranya yang tenang, meski Tay tahu dia takut mengatakan hal seperti itu. Raut wajahnya yang sangat lucu. Tay menyukai itu semua.

Tay akan menjadikan New sebagai pemilik hatinya, ia akan membuat itu menjadi abadi juga.


New

Setelah hari itu New tidak pernah bertemu lagi dengan Tay Tawan, meskipun ia mencari Tay tidak pernah kelihatan. New tersenyum getir, ia merasa Tay sudah yakin bahwa ia tidak akan mencintai New karena itu ia tidak ingin menunjukkan wajahnya lagi dihadapan New.

New jadi teringat perkataan Gun setelah ia bercerita tay menyukainya.

“Wow... Sumpah aku nggak nyangka kak Tay secepat itu bilang dia suka sama kamu. Tapi kamu bener sih New, tapi aku juga yakin kak Tay akan mencintai kamu. Aku yakin kalian berdua akan berakhir barengan. Kak Tay itu memang ragu new, apalagi ini pertama kalinya dia tertarik sama orang. Tapi, aku tau dia butuh keyakinan besar buat mengartikan perasaan dia ke kamu itu suka.”

New saat ini sedang duduk dibawah pohon yang ada di fakultasnya. Tadinya dia bersama dengan Krist, tapi sekarang Krist sedang pergi mencari buku referensi ke perpus sehingga New saat ini sedang sendiri.

“Hai” New dikagetkan dengan rasa dingin di pipinya, serta suara seseorang yang menyapanya. New menoleh kebelakang untuk mencari siapa yang menganggu nya dengan rasa dingin di pipi.

“Kak tay..?” Kata New saat ia melihat orang yang ia cari beberapa hari ini sedang berdiri memegang es krim sambi tersenyum lebar, matahari pun kalah terang.

“Mas” Kata Tay kemudian duduk disamping New, ia menyerahkan es krim yang ia pegang ke tangan New.

“Panggilnya mas aja, ini buat kamu” Kata Tay karena melihat New bingung. New kemudian tersenyum kikuk dan mengambil es krim nya.

“Mas gak mau?” Tanya nya ketika menyadari Tay hanya memiliki satu es krim, Tay menggeleng dengan senyum yang tak pudar dari bibirnya.

Tay kemudian meletakkan coklat dihadapan New, dan kembali membuat new menjadi sangat bingung.

“Untuk kamu” Katanya, kemudian ia kembali mengeluarkan sebuah gantungan kunci berbentuk polar bear dan meletakkan nya diatas coklat.

“Ini untuk kamu juga” Setelah itu dia mengeluarkan ponselnya, dan memberikannya ke arah New.

“Ha?” Bingung New, Tay tersenyum

“Buka dong” Katanya, senyumnya menjadi semakin lebar dan itu cukup silau karena makin membuat Nha bersinar.

New membuka ponsel Tay yang ternyata tidak ada sandinya, ponsel itu memperlihatkan sebuah blog dengan judul New Thitipoom dan beberapa foto New didalamnya

“Ha?” New kembali terlihat bingung

“Slide kesamping” Kata Tay, New hanya mengikuti. Yang ia dapatkan adalah blog dengan judul I love you dengan isinya foto Tay dan beberapa foto New, serta foto yang mereka ambil saat membeli perlengkapan kemarin.

New melihat Tay, Tay hanya tersenyum dan memberi kode untuk terus menslide kesamping. Kali ini membuat New sangat kaget karena judulnya Would you be my love of life?

Sebelum New selesai membaca isi blognya, Tay sudah memajukan bibirnya untuk memakan es krim new yang mulai meleleh. Dan itu tentu saja membuat New sangat kaget.

“New Thitipoom, Aku seorang Tay Tawan Vihokratana mulai saat ini mendeklarasikan bahwa ia sudah jatuh cinta kepada sosok New Thitipoom sejak kapan ya? Sejak lama mungkin dan bersedia memaksa agar cinta ini menjadi suatu yang akan abadi”

“Aku mungkin bukan sosok yang sempurna, masih banyak kurangnya. Tapi apapun akan aku lakukan demi sosok sempurna kayak kamu. Semuanya akan aku lakukan untuk menjaga sosok seberharga kamu, aku Tay Tawan Vihokratana berjanji akan melakukan apapun untuk membahagiakan kebahagiaan nya, yaitu sosok New Thitipoom yang merupakan orang yang sangat ia cintai”

“Jadi, New Thitipoom kamu mau kan jadi pasangan aku? Kita usahakan akan menjadi satu nantinya karena aku tidak ingin hanya sampai di tahap ini”

New menangis, semua perkataan Tay membuat New merasa ia sangat-sangat berharga.

New menyukai semua tentang Tay, tapi ia tidak tau kalau Tay juga menyukai semua hal jelek tentang dirinya. Tay yang sempurna, bukan New. Tapi ia berkata hal seperti itu kepada New.

Tay benar-benar membuat New berkali kali jatuh kedalam pesonanya. New beruntung, ia sangat-sangat beruntung.

—shaa❀

New

Tay Tawan, New baru saja mengetahui nama lelaki yang ia temui di bioskop hari itu. Saat ia meminta Gun mengenalkannya Gun bilang setelah orang itu mau maka dia akan langsung mengenalkan nya dengan New. Setalah itu, mereka tidak pernah lagi membahas Tay. Dan dihari ini, entah sedang sial atau beruntung dia dengan tidak tau dirinya menabrak lelaki itu.

“Kak Tay itu cocok sama kamu” Kata Gun sambil meminum milk shake nya. New yang masih kaget setelah menabrak Tay hanya diam dan menatap punggung Tay yang sudah berjalan menjauh.

“New, respon dong” Kata Krist, yang merupakan teman New juga.

“Harus respon apa? Mending kita bahas kebodohan kamu lagi” Kata New yang membuat Krist kesal, Gun tertawa kencang diikuti dengan New yang tertawa tidak kalah kencang.

“Tapi aku serius New. Kak Tay itu gak pernah pacaran, jatuh cinta aja gak pernah. Selama ini dia takut jatuh cinta, karena keadaan orangtuanya sekarang. Dan kenal kamu dari SMP bikin aku makin yakin orang kayak kamu yang disukai sama kak Tay” Kata Gun yang mencoba membawa pembahasan mereka tadi lagi.

“Mas Tay aja gak pernah pacaran, gimana kamu tau coba wkwk” New terkekeh mendengar perkataan Gun

“Iya sih, tapi kamu itu sosok yang pas mendampingi kak Tay. Kak Tay suka ngerusakin barang, kamu yang perbaiki. Kak Tay ceroboh, beda sama kamu yang teliti nya lewat batas sampai satu soal di cek 3 kali. Kak Tay yang suka debat dengan pemikirannya yang sangat realistik, cocok dipasangin sama kamu yang nggak jauh beda sama kak Tay. Kak Tay yang nggak suka manis, berbanding terbalik dengan kamu yang suka manis. Kak Tay yang tsundere, beda sama kamu. Ya pokoknya kalian saling melengkapi. Aku udah ngamatin hal itu selama 3 tahun terakhir ini” Perkataan Gun membuat Krist tertawa terbahak-bahak, dan new yang mulai memikirkan perkataan Gun. Dia merasa ingin benar-benar menjadi pasangannya Tay.

“Kok ketawa sih Krist?! Aku serius tau. Aku beneran udah mikir gimana jadinya kalau kalian bareng selama ini. Kayak kalau aku ngeliat kamu ngecek soal berulang-ulang, aku langsung kebayang gimana kalau kak Tay jadi pasangan kamu”

New larut dalam pikirannya sendiri, dalam pikirannya ia juga sedang membayangkan bagaimana jika dia benar-benar menjadi psangan seorang Tay Tawan, pasti lucu kan?

“Aku serius Gun, bikin aku ketemuan sama dia besok ya. Aku jemput kamu kerumah. Do'ain aku”


Tay

Tay Tawan adalah salah satu mahasiswa yang kelewat aktif, dan itu membuat dia menjadi sangat-sangat sibuk.

Saat ini ia sedang membeli perlengkapan untuk acara minggu depan. SaatSaat ini Tay sedang menunggu adek tingkat yang akan pergi bersama dia. Tadinya dia ingin pergi bersama Off, tetapi tidak jadi karena Off disuruh untuk menyiapkan hal lain.

Saat ini mata Tay fokus pada lelaki yang saat ini sedang berlari, entah kemana tujuan Tay tidak tahu. Yang Tay tau hanyalah, lelaki itu adalah lelaki dengan kulit yang sangat putih sehingga menyebabkan kulitnya terlihat merah karena panas Matahari. Dan, lelaki itu juga adalah orang yang menjadi perhatian Tay beberapa hari ini.

“H-hah kak Tay, maaf saya telat” Tak disangka, lelaki itu malah berdiri dihadapan Tay dengan keringat yang membanjiri wajahnya.

“Kamu?”

“Iya, saya kak. Kenapa?” Tanya nya, sesaat kemudian dia kembali berbicara

“Oh, nama saya New thitipoom kak. Saya anggota perlengkapan kak, sebelumnya saya dari keamanan tapi katanya saya gak cocok disana jadi pindah kesini” Jelas lelaki itu panjang lebar, padahal Tay tidak minta kan?

“Temannya Gun kan?” Tanya Tay yang membuat New sedikit malu dan salah tingkah.

“Eh iya kak” Jawabnya kemudian

“Yaudah, nih pakai topi saya” Kata Tay sembari memberikan topinya pada New, dan itu membuat new sangat kebingungan.

“Haha lucu banget sih kamu kalau bingung. Ini pakai topi saya, wajah kamu merah merah nanti malah makin merah” New mengambil topi itu dengan malu-malu, bukannya berkurang merah diwajahnya tetapi malah makin bertambah. Tentu saja efek malu.

Setelah selesai mencari perlengkapan dengan beberapa drama yang terjadi tadi, akhirnya mereka berhasil mendapatkan semua perlengkapan yang dibutuhkan.

“Mau makan dulu?” Tanya Tay pada New yang saat ini sedang mengecek kembali barang-barang yang beli, takut ada yang kelupaan.

“Boleh mas, kebetulan aku udah lapar banget” Kak New sambil memegangi perutnya.

“Pantas ada yang aneh dari tadi” Kata Tay sambil terkekeh

“Eh kenapa kak? ? ” Tanya new bingung

“Nah kok kak lagi? Waktu dirumah Gun waktu itu panggilnya mas” Kata Tay yang membuat New sangat malu

“Maaf kak, waktu itu keceplosan” Kata new pelan, ia takut dimarahi

“Panggil mas aja, gak papa kok. Saya malah suka dengernya kalau kamu panggil saya mas” New hanya mengangguk pelan

“Mau makan dimana?” Tanya Tay

“Terserah aja mas, yang ada es krim nya kalau bisa ya. Lagi pengen es krim” Tay hanya mengangguk setelah itu mereka pergi ke cafe excelize tempat pertama kali mereka bertemu, dalam ingatan Tay tentunya.

Setelah makanan mereka datang, New memilih memfoto terlebih dahulu sedangkan Tay langsung makan sambil melihat tingkah New.

“New” Panggil Tay

“Kenapa kak?” Tanya nya

“Saya ngerasa ada yang aneh didiri saya” Kata Tay, New memiringkan kepalanya bingung.

“Kayaknya saya suka sama kamu”


Kadang perasaan itu datang begitu saja tanpa bisa kita tebak. Yang harus kita lakukan selanjutnya adalah memutuskan mau dibawa kemana perasaan itu. Dibiarkan pergi ke langit hingga hilang begitu saja, atau biarkan ia menanamkan benih hingga akhirnya tumbuh besar

—shaa❀

New

Terlambat, New dan Gun berlari-lari di dalam mall agar dapat segera menuju bioskop yang terletak di lantai paling atas. Hari ini mereka sudah berjanji untuk menonton film, bahkan tiket nya sudah mereka beli secara online. Tapi, emang dasarnya jam karet ya mau gimana pun akan tetap terlambat.

“New aku mau pipis” Kata Gun sambil lompat-lompat menahan rasa ingin kencing.

Mereka saat ini sedang membeli popcorn, meskipun telat popcorn adalah hal wajib yang tidak pernah mereka lupakan.

“Yaudah deh, nanti aku duluan aja ya. Ini tiket kamu” Kata New, Gun mengangguk dan segera berlari menuju toilet yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka sekarang.

Setelah mendapatkan popcorn, New masuk kedalam ruangan yang saat ini menampilkan film yang ingin ia tonton. Karena suasana yang sangat gelap, New jadi kesulitan mencari nomor kursinya.

“Eh ini nggak sih?” Tanya New pada dirinya sendiri, ia yakin bahwa tempat itu adalah tempat duduk yang ada pada tiketnya. Tapi, kenapa sudah ada orang disana. New berjalan lagi untuk memastikan bahwa ia tidak salah, dan ternyata ia memang tidak salah.

“Eh anu permisi mas” Panggil New saat ia berdiri disamping lelaki yang sedang fokus menonton, meski yang ditampilkan hanyalah iklan.

“Saya? Kenapa?” Tanya lelaki itu, karena layar yang sedang menunjukkan wajah cerah new jadi bisa melihat dengan jelas wajah orang yang ada di hadapan nya saat itu. Sangat tampan.

“Eh—eng itu tempat saya mas” Kata New pelan, sebenarnya ia tidak enak hati tetapi ia sudah memilih tempat duduk yang sangat ia sukai, yaitu di pojok belakang.

“Eh iya ya? Aduh maaf ya” Lelaki itu terlihat malu, New hanya tersenyum maklum saat melihat lelaki itu berdiri dan mencari tempat duduknya.

“Maaf lama New, tadi an— loh mas tay?” Gun ternyata mengenal lelaki tampan itu.

“Ngapain kamu disini?” Tanya lelaki yang New ketahui bernama Tay itu pada Gun. Ya, sebenarnya tempat duduk Tay ada dibawah New dan Gun.

“Nonton lah, mas ngapain sendiri disini?”

“Ya nonton juga”

“Makanya cari pacar biar nonton berdua” Kata Gun

“Udah ah diem, nanti yang lain terganggu” Perkataan Tay membuat Gun bersedih

“Eh itu loh yang mau aku kenalin sama kamu” Kata Gun kepada New sambil berbisik, New sedikit kaget tetapi kemudian tersenyum lebar.

“Kenalin dong, aku kayaknya naksir dia”


Tay

Bosan, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Tay saat ini. Ia sedang menunggu teman-temannya yang berjanji akan membahas satu dua hal terkait dengan bisnis yang mereka jalankan bersama, tapi mereka masih belum datang sampai saat ini.

“HAHAHAHAHAHA YAAMPUN KALIAN NGAPAIN SIH SAMPAI KETAHUAN?” Tay berdecak malas ketika mendengar teriakan yang sangat menggelegar itu, jujur saja ia terganggu dengan suara yang sangat besar itu.

Tay kembali memainkan ponselnya sambil menyuruh agar teman-temannya segera datang.

“HAHAHAHAHA NGAKAK BANGET” Lagi dan lagi, dengan suara yang sama. Apa orang itu tidak berpikir ia akan menganggu ketentraman pengunjung lain?

Tay akhirnya mencari sumber suara karena terlalu kepo, tapi yang ia lihat adalah senyum yang sangat manis dari orang yang duduk terpaut beberapa meja dari tempatnya saat ini. Sangat manis, tidak cocok dengan suara tawanya yang hampir seperti kuntilanak tadi.

Sekarang Tay sudah mulai merasa lapar, karena itu ia memutuskan untuk memesan makanan terlebih dahulu. Ia tidak memperhatikan depan, tetapi tiba-tiba saja ia tertabrak dengan sosok lelaki yang baru saja berdiri darin tempat duduknya dan akan berjalan berlawanan dari Tay.

“Eh—anu..” Orang itu berkata terbata sambil melihat Tay dengan tatapan sedikit takut? Atau mungkin salah tingkah

“Maaf” Kata Tay, kemudian ia melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Lelaki itu, hanya menatap punggung Tay dengan wajah yang mulai memerah.

Setelah selesai mendapatkan pesanan nya, Tay berkutik dengan kameranya. Sadar atau tidak, kameranya membidik objek manis yang sedang tertawa lebar bersama temannya. Objek itu juga yang merupakan alasan kekesalan Tay sejak tadi.


Terkadang, pertemuan yang sangat sederhana dapat meninggalkan kesan yang sangat mendalam

—shaa❀

Tay

Cinta, Tay tidak percaya akan adanya cinta, akan adanya sebuah hubungan yang terbentuk karena cinta. Tay menolak, sangat menolak tentang cinta yang selalu dibicarakan oleh orang orang sekitarnya. Bohong, Tay yakin tidak ada yang namanya cinta apalagi sampai memutuskan untuk menjalin hubungan sampai ke tahap yang lebih lanjut.

“Kak Tay, kenalan sama teman aku, mau ya?” Ucap Gun yang merupakan adik sepupu dari Tay, Tay melirik Gun sekilas dan tanpa menjawab ia kembali memainkan ponselnya.

“Kak, ayolah!” Kata Gun dengan sedikit memaksa, Tay meletakkan ponselnya diatas meja bulat itu dan berdecih atas perlakuan sepupunya itu.

“Udah aku bilang berapa kali sih ke kamu? Aku itu gak mau dikenalin kayak gitu”

“Cuma temenan kak, nggak macem-macem kok” Bujuk Gun

“Temen ya? Kalau cuma mau temenan ngapain maksa aku buat kenal sama dia?” Tanya Tay malas, sungguh ia tidak mau berurusan dengan yang namanya cinta. Cinta itu tak nyata.

“Aku yang mau kenalin kak, bukan dia yang maksa. Aku rasa dia cocok sama kakak.” Gun segera menutup mulutnya dengan tangan ketika sadar dengan yang ia ucapkan.

“Kan? Aku itu gak mau Gun!”

“Kalau kakak gini terus kakak bakal jadi jomblo sampai mati kak. Kakak nggak mau punya pasangan yang bakal nemenin kakak dimasa tua nanti?” Kata Gun dengan sedikit membentak

“Enggak, mending aku sendirian daripada bersama kemudian berpisah” Kata Tay kesal, ia malas dengan tingkah sepupunya yang selalu saja begini.

“Yaudah, aku nggak peduli lagi. Aku nggak akan peduli kalau suatu saat kak tay kesepian. Kak, nggak semua cinta akan berakhir kayak gitu”

“Cinta itu nggak ada gun”

“Ada, buktinya aku sama papii”

“Itu karena orang itu jumpol” Jawab Tay. Ia sangat mempercayakan sepupunya ini pada Jumpol, orang yang sangat ia percaya.

“Tapi yang mau aku kenalin ke kak Tay itu bukan sembarangan orang, dia teman aku kak. Aku percaya dia” Kata Gun kesal

“Nggak mau, gak usah maksa aku lagi” Kata Tay, Gun melempar jaket nya dan kemudian pergi kearah pintu ketika mendengar pintu rumahnya diketuk.

“Masuk dulu New, aku mau ambil buku dulu” Ucap Gun kemudian berlari ke kamarnya sehingga meninggalkan si tamu dan Tay diruang tamu.

Tay hanya melirik sekilas pada tamu yang duduk tidak jauh darinya sambil membuka majalah yang ada di meja. Orang itu terlihat sangat menarik dengan kulitnya yang putih seperti beruang salju, pipinya yang berisi, dan wajahnya yang terlihat sangat lucu?

“Mau ngapain sama Gun?” Tanya Tay berusaha membuat suasana tidak terlalu canggung

“E—eh itu mas, itu eng mau ngerjain tugas kelompok. EH—eh maksudnya tapi di perpustakaan kok, bukan disini” Tay tertawa melihat respon orang itu yang terlihat panik.

Tay rasa orang yang ada didepannya sekarang sangat menarik? Dan tay merasakan ada yang berbeda dari dirinya?


New

Cinta pertama ya? New sudah merasakan itu saat SMP. New mulai berpacaran dengan salah satu kakak kelasnya yang merupakan seniornya di ekskul basket. Saat itu New masih sangat kecil dan tidak pernah berpikir dua kali untuk menjalin hubungan, yang ada di otaknya ada ia harus mempunyai pacar dan tentu saja hal itu didasari oleh rasa iri kepada temannya yang sudah mempunyai pacar.

Saat itu, didepan seluruh anggota ekskul basket, seorang lelaki yang merupakan kapten tim berjongkok di hadapan New sambil membawa bunga. Kaget? Tentu saja, New bahkan hampir berlari untuk kabur ketika dirinya sadar bahwa lelaki dihadapannya mempunyai maksud lain.

“New, would you be mine?” setelah kata itu diucapkan, semua orang heboh berteriak terima, New yang sangat ingin mempunyai pacar tentu saja tanpa berpikir dua kali segera menerima orang itu menjadi pacarnya.

Setelah dua bulan berpacaran, New merasa ini bukanlah hal yang dia inginkan. Ia sadar, bahwa ia tidak menyukai Off Jumpol, pacarnya. Semua rasa itu hanyalah rasa iri dan tergesa.

“Kak Jumpol, kita putus aja ya?” Kata New sambil menunduk dan memainkan ujung bajunya, lelaki dihadapannya tertawa.

“Iya gak papa kok new, kalau kita jodoh mungkin akan ada lain kali. Tapi kalau enggak, yasudah biarlah cerita kita berakhir disini”

“Maaf ya kak” Kata New, Jumpol mengubah rambut mantan kekasihnya dan kemudian pamit pergi menenangkan diri.


Ya, begitulah sekilas kisah dari masa lalu tentang bagaimana mereka mengawali kisah cinta yang tidak selalu indah. Tetapi tentu saja akan menjadi indah pada saatnya

—shaa❀

Plakk “Siapa yang suruh kamu berantem?!”

Frank mengaduh kesakitan akibat tamparan dari daddynya. Sedangkan Nanon, saudara kembarnya memandang Frank dengan ekspresi ketakutan, rasa bersalah, dan khawatir.

“Udah ngerasa jadi jagoan kamu sekarang? Daddy nggak pernah ya ngajarin kamu buat nonjok anak orang sampai nangis! Kamu masih SD tapi kelakuan kamu udah kayak preman gini, gimana kalau kamu udah SMA nanti. Mau jadi preman hah?”

Frank menunduk mendengarkan ceramahan dari daddy nya. Ini salah Frank, tapi Frank melakukan nya demi nanon.

“Daddy... Udah, Frank cuma bantuin nanon”

“Meskipun bantuin kamu tetap aja gak boleh nonjok orang kayak gitu, kamu kira daddy suka kalau kamu kagak gitu? Daddy kecewa” Frank hanya terdiam mendengarkan daddynya berceloteh

“Jawab atau daddy pukul lagi?” Tetapi Frank hanya diam, Tay mulai melayangkan pukulannya

plak “Gak gitu cara ngedidik anak” Bukan Frank yang dipukul melainkan tangan Tay yang hendak memukul frank.

“Ngapain ikut campur?”

“Saya cuma ngasih tau kamu ya daddynya si kembar kalau kamu marahin anak kamu kayak gitu, bukannya berubah dia bakalan makin nakal”

“Trus gimana? Dia salah.”

“Frank, kenapa kamu mukul Pawat?” Tanya lelaki dengan kulit seputih susu itu

“Dia ngecek nanon, aku kesal” Jawab Frank, tay kagum karena akhirnya Frank menjawab pertanyaan

“Lain kali jangan main pukul ya, ingetin dia baik baik dulu. Jangan dipukul pawat nya”

“Iya”

“Janji? “

“Janji” Setelah itu lelaki itu meninggalkan Tay dan si kembar

“Makasih papanya pleum” kata tay, lelaki bernama new itu tersenyum sebagai tanggapan

surat dari Tay

Hai New, apa kabar?aku harap kamu sekarang jauh lebih sehat dari sebelumnya. Em- sebelumnya aku mau minta maaf ke kamu. Maafin semua sikap aku selama ini New, maaf aku jahat banget sama kamu, maaf aku seakan akan nggak nganggap kamu ada, maafin aku yang tolol ini New, maafin aku yang seakan-akan nggak peka, maafin aku yang dengan nggak tau dirinya malah jatuh hati ke kamu disaat aku adalah penyebab kamu gak bisa gapai mimpi kamu.

Kamu bingung ya? Aku bakal jelasin semuanya. Ini juga adalah maksud dari little secret.

Hai Hin, ini aku Te. Kalau kamu lupa yaudah gak papa, yang pasti aku akan selalu ingat sama kamu satu-satunya orang yang aku bolehin melesetin nama aku jadi apa aja. Kita satu tk kan hin? haha masih bocil banget sih tapi aku ingat kamu dan kesalahan yang aku bikin. Ingat banget sampai sekarang malah, maaf aku bikin kamu trauma sama darah disaat kamu pengen jadi dokter. Maaf banget, aku sadar kesalahan aku itu besar banget setelah kita SMA.

4 tahun lalu, waktu itu kita SMA kelas 2. Aku lagi nemenin teman aku jemput barang yang ketinggalan di tempat les, aku lihat kamu Hin. Kamu ketawa tawa sama teman kamu dan kalian bahas tentang cita-cita ya? Aku ingat waktu tk kamu punya cita-cita jadi dokter tapi aku gak tau kalau kamu masih pengen jadi dokter sampai sekarang. Aku lihat wajah sedih kamu waktu bilang pengen jadi dokter tapi kamu takut sama darah, oh maaf hati aku sakit banget Hin. Aku ngerasa bersalah banget atas hal itu.

Yang bikin aku makin ngerasa bersalah adalah saat aku tau kamu sakit hin, aku tau kamu sakit tapi kamu gak mau ke rumah sakit karena kamu takut ada darah disana. Aku tau gimana kamu nolak dan gak bisa waktu harus cek darah, padahal itu penting banget. Dokter kamu itu adalah satu-satunya keluarga yang aku punya, makanya aku tau.

Kita satu kampus, dan yang bikin aku kaget adalah kamu suka sama aku. Maaf ya Hin, aku gak pantas. Aku gak mau kamu kehilangan lebih banyak cita-cita kamu lagi karena aku. Aku menjauh dan nolak kamu, maaf ya cara aku kasar. Tapi makasih beberapa harinya Hin, aku bahagia. Maaf ya aku gak bikin kamu bahagia.

Aku gak punya keluarga lagi selain dokter itu, jadi kamu lebih berhak hidup Hin. Aku titip jantung aku ya

Oh iya, lupain aku ya! Aku udah sengaja bikin kamu lupain aku selama ini jadi bantu aku ya!

Banyak yang suka sama kamu Hin, lupain orang yang jahat ini

I love you💙