Tay
Setelah resmi menjalin kisah cinta dengan New Thitipoom, Tay merasa semakin jatuh hati setiap harinya dengan semua kepribadian yang dimiliki oleh teman adik sepupunya itu. Senyuman tu tak pernah hilang diwajahnya, Tay Tawan menyukainya.
Tapi Tay melihat akhir-akhir ini senyum di wajah kekasihnya sudah jarang terlihat. Tay khawatir, sangat.
“Hei, kamu kenapa?” Tanya Tay mendekati New, New hanya tersenyum sambil mengambil minum yang disodorkan Tay.
“Ha? Emangnya aku kenapa sih mas?” Tanya nya, alih-alih menjawab, Tay lebih memilih mengusap rambut kekasihnya.
“Gemes banget kesayangan aku” Kata Tay kemudian membawa New Thitipoom kedalam pelukannya, ia menenggelamkan wajah New kedalam tubuhnya. New mengeratkan pelukannya Tay, sesaat kemudian ia menarik badannya menjauh dari Tay.
“Kenapa sayang?” Tanya Tay, New menggeleng
“Kita masih di kampus” Jawabnya pelan sembari melirik kanan-kiri. Oh ya, omong-omong saat ini mereka sedang berada di bangku yang ada di samping lapangan basket fakultas New.
“Loh memangnya kenapa kalau kita di kampus? Aku kan cuma peluk pacarku” Jawab Tay, New menggeleng lagi.
“Mas nggak malu orang tau kalau aku pacar mas?” Tanya nya pelan, ia memilih memainkan jari-jarinya daripada melihat kearah pacarnya.
“Kenapa? Kamu yang malu ya?” Tanya Tay, lagi-lagi new menggeleng
“Gak mungkin aku malu punya pacar kayak mas!” Jawabnya dengan berteriak, Tay gemas.
“Nah, aku juga gak mungkin malu punya pacar kayak kamu”
“T-tapi mas, aku gak pantas sama mas” Ucapnya pelan.
“Siapa yang bilang?” Tanya Tay, New tidak menjawab.
“Sayang, itu cuma pikiran kamu aja. Kalau pun ada yang bilang kayak gitu, mereka salah yang benar itu adalah aku yang nggak pantas ada di samping kamu” Jawab Tay sambil berusaha mengangkat wajah pacarnya
“Hei manis, ayok lihat aku dulu” Kata Tay, New mengangkat wajahnya sedikit untuk melihat Tay.
“Kamu itu adalah sosok yang paling cocok untuk menjadi pasangan aku, karena kita berjalan beriringan. Kamu nggak didepan atau di belakang aku, tapi kamu didepan aku”
“Nggak pantas ya? Kalau orang se menakjubkan kamu aja gak pantas, gimana jadinya orang orang kayak aku atau kayak Gun? Apalagi Off? Mereka disebut apa sayang?” New masih diam dan lebih memilih mendengarkan ocehan kekasihnya.
“Dengar aku ya, kamu itu sempurna bagi aku. Semua tentang kamu menjadi hal yang sangat istimewa bagi aku. Kamu ganteng, kamu manis, kamu pintar, sikap kamu dewasa, kamu baik banget, kamu segalanya bagi aku”
” Inget ya sayang, aku nggak suka kalau kamu ngerasa gini lagi. Kamu harus ingat kalau kamu itu adalah versi terbaik dari diri kamu. Jangan takut, jangan malu. Kamu hari bangga, karena aku juga bangga punya kamu sebagai pelengkap hidup aku.” Mata New mulai berair. Tay menarik kekasihnya kedalam pelukannya dan membiarkan New menangis, setidaknya itu dapat membuatnya lega dan membuat semua rasa ketidakpercayaan dalam dirinya.
“Jangan peduliin hal itu lagi ya, dan jangan kayak gitu lagi. Aku nggak suka”
New
Menjadi kesayangan Tay adalah salah satu hal yang tidak pernah New bayangkan akan terjadi, apalagi dengan proses yang sangat singkat. Setelah menjalin hubungan, New jadi mengetahui bagaimana sikap-sikap seorang Tay Tawan itu. Ia sedikit posesif dan protektif pada orang yang dia sayang. Ia juga suka manja ketika hanya berduaan dengan New, tapi tak apa New menyukai semua hal yang ia sebutkan tadi.
New hanya tidak menyukai ketika Tay mulai overthinking dan berakhir menyakiti dirinya sendiri. Padahal overthinking adalah hal yang berasal dari pikiran kita sndiri, dan kemudian berdampak pada diri kita sendiri juga. Yang harus kita lakukan hanyalah mencoba untuk tidak terlalu memikirkan sesuatu.
“Kesayangan mas, jalan yok!” ucap Tay yang baru saja sampai didepan pintu rumahnya.
“Aku bahkan belum mandi mas, yaudah mas masuk aja dulu yuk” Kata New mengajak Tay masuk kedalam kamarnya, sedangkan ia pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Setelah selesai mandi, yang ia lihat hanyalah wajah muram Tay Tawan. Tidak terlalu terlihat, tetapi cahaya diwajahnya terlihat sangat redup.
“Mas kenapa?” Tanya new, Tay hanya menggeleng menandakan ia tidak apa apa.
“Yaudah ayo bangun, aku udah siap nih” Kata New kemudian mengambil ponselnya dan membangunkan Tay dari posisinya saat ini.
Sepanjang jalan tidak banyak suara, keduanya fokus pada kegiatan masing-masing. Ini aneh, tidak biasanya Tay tidak menjahili nya.
“Dek” Panggil Tay, New melihat Tay dengan pandangan bertanya.
“Kalau suatu saat nanti adek ketemu orang lain yang lebih baik dari mas, tolong bilang mas dulu ya. Mas akan berusaha melupakan adek kalau gitu, mas nggak mau jadi benci sama adek”
New hanya mengangguk kan kepalanya tanda ia paham, sebenarnya bingung karena Tay tiba-tiba membahas ini.
Saat mereka sudah berada di taman, Tay kembali memulai pertanyaan aneh
“Dek, Kayavine ganteng ya?” Tanya nya, New sangat-sangat bingung karena itu ia hanya menjawab singkat.
“Iya mas” Katanya, Tay kembali diam. Tetapi 4 menit kemudian kembali melontarkan pertanyaan aneh
“Dek, sastra atau bisnis?” Tanya nya, New menjawab sastra karena ia memang lebih menyukai sastra dibanding bisnis.
“Kamu sukanya putih atau hitam?” Tanya Tay lagi
“Putih sih” Jawab New
Dan pertanyaan-pertanyaan aneh lain yang ditanyakan oleh Tay. Pada mulanya New tidak tahu, tapi ketika Tay mulai bertanya ia lebih menyukai huruf T atau K akhirnya New mengetahui maksud dari semua pertanyaan Tay.
“Mas, kayavine itu cuma teman aku loh” Kata New, hal itu sukses membuat Tay kaget karena New tiba-tiba membahas kayavine.
“Aku itu cuma cinta sama mas tau”
“Tapi dia suka sama kami” Jawab Tay pelan, New tertawa darimana coba Tau mendapat pemikiran seperti itu.
“Tau dari mana?” tanya New
“Tadi nggak sengaja lihat chat kamu sama dia. Maaf ya sayang” Jawab Tay pelan, ia merasa bersalah karena telah melanggar privasi pacarnya.
“Ya ampun mas, itu tu chat biasa aja tau. Mana mungkin ada bumbu-bumbu tambahan dari chat kami”
“T-tapi dek.. “
“Mas, semuanya berasal dari pikiran mas sendiri. Mana mungkin aku selingkuh? Mana mungkin aku ninggalin mas yang udah sesempurna ini buat orang kayak kayavine”
“Tapi kayavine ganteng, kamu pasti suka”
“Emangnya aku suka sama orang karena dia ganteng? Ya enggak lah mas! Aku mana mungkin ninggalin mas yang udah aku pilih”
“Denger aku ya, mas terlalu overthinking. Itu gak baik. Mas menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru dengan satu info yang mas dapat, padahal kemungkinan yang ada diotak mas itu nggak mungkin terjadi. Jangan terlalu overthinking ya mas, aku gak suka dan itu nggak baik juga buat mas”
“Overthinking itu bikin kita pusing sendiri loh mas, jadi lebih baik jangan terlalu dipusingkan ya. Mas boleh ikut mikirin suatu hal, tapi jangan terlalu dipikirkan”
“Iya dek, mas minta maaf ya” New tersenyum, kemudian ia memeluk kekasihnya
buat kalian yang baca ini, jangan suka insecure sama overthinking ya. Itu nyusahin diri kalian sendiri sebenarnya. Yang bagus kita lakuin itu adalah percaya dengan diri kita sendiri untuk menghilangkan sikap insecure. Dan jangan terlalu menganggap suatu masalah sebagai beban, yang berakhir kita kepikiran sampai gak bisa tidur dan mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain
—shaa❀