1O
Tampar Sakha, pukul Sakha. Kalau ini bisa bikin Sakha di anggap sama Mami
Sakha sedang berada di apartemen milik Rachel yang ia tempati ketika datang ke Indonesia.
Sakha di jemput oleh Rachel, lebih tepatnya di jemput paksa ketika Rachel sudah tahu bahwa nilai Sakha dibawah 100.
“Mami, mana om Jay? Kemarin Mami bilang mau pulang bareng sama om Jay”
“Kenapa nilai mu gak 100 semua?!”
“Sakha gak dapet 100 tapi Sakha dapet 95 semua Mi”
“Tapi Mami maunya kamu dapet 100 Sakha! Apa salah nya kamu lebih giat belajar lagi? Kalo bisa dapet 95 seharusnya kamu bisa dapet 100.”
“Maaf Mih”
“Emang maaf kamu bisa bikin nilai kamu 100? Mami udah bilang kan kemarin, kalau nilai mu jelek mami gak akan anggep kamu anak.”
“Gak, Sakha mau dianggap sama Mami. Sakha minta maaf, janji Sakha rajin belajar biar bisa daper 100” ucapnya sambil memegang lengan Rachel
Rachel menghempaskan tangan Sakha dari lengannya itu “Gak usah peggang peggang saya!”
Sakha tetap memohon kepada Maminya udah menganggap dirinya sebagai anaknya.
plak
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Sakha, Rachel menampar pipi Sakha dengan keras. Sudah habus kesabarannya, belum lagi di tambah masalah dengan Jay baru baru ini.
“Tampar Sakha, pukul Sakha. Kalau ini bisa bikin Sakha di anggap sama Mami”
Rachel memukul, menampar dan mendorong Sakha. Bak seperti orang kesetanan.
“KAMU TAU GARA – GARA KAMU, SAYA BERANTEM DENGAN JAY! GARA – GARA KAMU SAYA HAMPIR KEHILANGAN JAY! SEMUA SALAH KAMU SAKHA, DASAR ANAK HARAM.” teriak Rachel tanpa henti memukulkan Sakha dengan alat yang ada di sekitarnya
Sakha pasrah, ia menangis mendengar ucapan dari sang Mami.
Anak haram. Sakit, sakit sekali. Apa selama ini kehadiran Sakha selalu menjadi penghalang Mami? Apa selama ini Mami nya tidak menganggap Sakha itu ada?
Pertanyaan – pertanyaan itu terus berputar di otak Sakha, sambil ia menangis menahan rasa sakit yang Rachel berikan.
Badan, kaki, tangan. Semua Rachel pukul dengan keras, tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Mami, sakit...” Lirih Sakha
“Papa, maafin Sakha belum bisa jadi anak yang berbakti kepada Mami, maaf kalau selama ini Mami dan Papa gak ingin Sakha hadir di dunia”