Heeseung pov:
Setelah Laura pamit, ntah kenapa Heeseung agak sedikit kepikiran tentang kepamitan Laura,
“Yaudah gue pergi dulu yaa, bye Heeseung Lee” kata kata itu terus-menerus menghantui fikirannya.
Heeseung memutuskan untuk kebawah sekedar mengambil minum di dapur, tetapi atensi Heeseung memusat di televisi yang sedang di tonton oleh Ibu dan Ayah.
“Kecelakaan dimana bu?” tanya Heeseung
“Itu Mas, di pertigaan. Ibu juga gak tau betul dimana, tapi ibu kaya pernah kesana” balasnya
“Korbannya?”
“Meninggal di tempat, Mas” demi apapun Heeseung langsung kepikiran dengan Laura
Setelah mendapat kejelasan dari ibu, Heeseung langsung ke atas untuk menanyakan dimana keberadaan Laura kepada Jake.
Jake mengangkat telfon Heeseung dan berkata “Gue udah dirumah Hee, tadi gue ajak bareng tapi Laura nolak yaudah dia mesen ojol. Tapi gue tungguin dia sampe ojolnya dateng ko”
“Ada apa emang?”
“Ojol?”
“Iyaa,”
“Pake motor apa?”
“Scoopy warna biru”
“J-Jake... lo liat berita sekarang”
“Bentar,”
“Hah, bukan Laura kali itu”
“Liat abang ojolnya sama persis gak?”
“Gak tau betul, soalnya dia make helm and masker. Tapi dari badannya iya..”
“Shit, ayo kesana!”
Setelah telfon menelfon selesai, Heeseung langsung menancapkan gas kerumah Jake, dan menuju tempat kecelakaan itu.
Di dalam perjalanan, telfon Jake berdering dari Laura dan Jake mengangkat telfon itu dan men- sepiker suara telfon nya
“Selamat malam, apa benar ini Pak Jake?”
“Iya saya sendiri, Laura kemana ya, ini siapa?”
“Saya dari rumah sakit harapan, ingin memberi tau bahwa korban atas nama Laura Agatha sedang di periksa oleh dokter kami. Saya harap anda bisa datang untuk menjadi wali nya”
“Saya kesana.” Balas nya dan langsung mematikan telfon itu.
Heeseung yang denger penjelasan dari seberang sana, langsung menancapkan gas lebih kencang dari biasanya.
Heeseung dan Jake sudah sampai di rumah sakit harapan dan sedang berjalan ke arah UGD.
“Sus, atas nama Laura Agatha yang kecelakaan tadi dimana?” tanya Heeseung
“Korban atas nama Laura Agatha sudah berada di ruang mayat pak,”
“Bercanda banget suster nya Hee”
“Tapi yang saya katakan benar pak, Korban sudah tidak bisa di tolong. Karena korban terseret sejauh 2 meter dan mendapati luka serius di banyak bagian tubuh nya”
“Antar saya ke ruangan itu” ucap Heeseung
Dan benar suster itu mengajak Heeseung dan Jake ke ruang mayat, terdapat 1 badan yang terbujur kaku di tutupi kain putih
“Hee,” lirih Jake
Heeseung membuka kain itu dan benar itu adalah Laura Agatha, wanita yang ia sukai sejak lama sekarang sudah terbujur kaku di ruang mayat.
“Hee, gue penyebab Laura mati” ucap Jake
“Kalo tadi gue paksa Laura tetep bareng sama gue, Laura gak akan mat-
“Bukan salah lo, ini udah jalannya. Stop nyalahin diri sendiri”
“Tapi,
“Gue hubungin Riki sama bunda Laura dulu” ucap Heeseung memotong ucapan Jake
Bunda dan Riki sudah sampai dirumah sakit
“Heeseung, ngapain ajak Bunda kerumah sakit? Oh ya, Laura dimana? Biasanya ngintilin kamu terus” ucap Bunda
“Bun,”
“Iyaa Heeseung?”
“Bunda tau berita kecelakaan tadi?”
“Iya tau, kenapa?”
“Korban yang tewas di tempat itu Laura, bun”
“Heeseung jangan main main sama kematian, Bunda gak suka”
“Tapi Heeseung gak bohong, bun”
“Mana buktinya?”
Heeseung mengajak bunda ke ruang mayat, yang dimana Laura terbujur kaku. Heeseung membuka kain itu, Bunda tidak bisa berkata apa-apa lagi raut wajahnya langsung berubah tak ada lagi senyum di wajah Bunda Laura
“Kakak...” lirih Bunda, begitu menyakitkan ketika di dengar oleh semua yang ada di ruangan itu
“Kakak kenapa? Kenapa nak? Ada yang sakit? Yang mana sayang, sini bunda usap usap” ucap nya
“Bangun yuk nak, Laura anak Bunda harus kuat..”
“Bunda..”
“Diam Hee, bunda lagi ajak ngomong Laura. Ayo kak bangun, kita belanja lagi, bunda gak marahin kakak lagi belanja banyak, bunda janji kak, Ayo bangun” ucap bunda sambil menangis
Kalo ditanya, Heeseung sedih atau tidak? Mungkin tidak perlu di jelaskan lagi, Heeseung sangat sedih tetapi Heeseung juga harus kuat di depan Bunda Laura, Jake dan Riki.
“Bang,”
“Iya Rik” jawabnya, sambil membalas pelukan Riki
“Ikhlas ya Rik, lo masih punya gue. Please jangan nangis, Laura gak suka liat lo nangis”
“Kenapa, kenapa harus kak Laura? Kenapa gak gue aja yang mati dan keseret bang?”
“Shhh, udah jalannya Riki... kita gak bisa mengubah takdir, ikhlas yaa? kalo lo gak ikhlas Laura juga susah buat pergi” ucap Heeseung sambil terus memeluk Riki
Pada dasarnya kita hanya di pertemukan tetapi tidak untuk di persatukan, Raa.