Sayang doang gak cukup Raihan
Raihan berlari ketika pintu lift sudah terbuka, ia melihat dengan jelas Vanya dan Adel sedang berargumen.
Ia langsung menarik tangan Vanya dan menyembunyikan tubuh Vanya di belakang dirinya.
“Lo ngapain istri gue?!” tanya Raihan kepada Adel.
Adel tentu terkejut mendengar ucapan Raihan yang meninggi.
“Aku gak ngapa ngapain istri kamu, Han”
Dilain tempat Dito pun berlari ke arah mereka dan menarik tangan Adel untuk menjauh dari Raihan dan juga Vanya.
“Bawa Istri lo naik” ucap Dito sebelum ia benar benar membawa Adel pergi menjauh.
Raihan membalik badannya, panik di wajahnya pun tak bisa ia tutupi. “Kamu gak apa apa?” tanya Raihan.
Vanya mengangguk, “Aku gak apa apa” balasnya.
Syukurlah Adel tak menyakiti istrinya ini.
“Ayo kita naik ke atas,” ajak Raihan dan langsung menggenggam erat tangan Vanya menuju lantainya.
Sampailah mereka di lantai ruangan Raihan, Raihan langsung mempersilahkan Vanya masuk ke dalam ruangannya dan mengunci ruangan tersebut, saat ini ia benar-benar tak ingin di ganggu oleh siapapun.
“Kenapa di kunci?”
“Gak apa apa” balasnya.
Vanya duduk di sofa tersebut lalu menata makanan yang ia bawa tadi, sedikit berantakan karena tadi sempat tergoncang oleh dirinya saat berdebat dengan Adel.
“Mau makan dulu atau mau ngobrol dulu?” tanya Vanya.
“Makan dulu. Aku tau kamu dari pagi udah masak buat aku, jadi aku mau menghargai masakan kamu ini” balas Raihan.
Vanya sedikit salah tingkah mendengar ucapan Raihan tadi.
Mereka pun langsung memakan makanan yang Vanya bawa tadi, Vanya melihat Raihan memakan makanannya begitu lahap pun bernafas lega.
Makan siang pun di tutup oleh cemilan yang Vanya bawa tadi.
“Aku boleh nanya sama kamu gak?” tanya Raihan.
“Boleh, tanya apa?”
“Kamu kenapa bisa berantem gitu sama Adel?”
Vanya menceritakan semuanya tanpa terkecuali.
“Gitu Rai,”
“Tapi dia gak ngapa ngapain kamu kan?”
“Enggak, santai sayang. Aku boleh balik nanya sama kamu?”
“Boleh,”
“Adel pernah chatt kamu?”
Raihan memberhentikan aktifitasnya ketika ucapan Vanya itu.
Apakah ia harus jujur?
Atau ia harus membohongi istrinya ini?
“Iya. Tapi aku gak save”
“Why?”
“Alesan aku harus save dia apa?”
“Gak ada salahnya juga kan?”
“Aku gak mau”
“Kenapa?”
“Van.”
“Apa?”
Raihan menghela nafasnya. Ia tak mau berakhir berdebat dengan Vanya karena Adel seperti ini.
“Aku gak bakal save no adel, aku bakal jamin. Aku udah selesai sama dia, udah gak ada urusannya sama dia. Kamu percaya kan?”
“Apa yang bisa aku percaya sama kamu?”
“Aku sayang kamu, Vanya” ucap Raihan yang ingin menggenggam tangan Vanya.
“Sayang doang gak cukup Raihan.” balas Vanya yang menghindari tangan Raihan itu.
“Kamu gak percaya sama aku?”
“Kamu tau masa lalu aku kaya gimana, Raihan”
“I know. Aku tau, sayang.”
“Oke fine kalo emang kamu belum percaya sama aku, aku bakal buktiin kalo aku bener bener udah selesai sama adel.”