Angel Lo Gila?!
TW // bercode
Sheryl sudah memarkir 'kan mobil nya di depan rumah sang Ayah. Ia langsung berlari membuka pagar rumah dan menuju ke pintu utama rumah tersebut.
“Angel” panggil Sheryl.
Tak ada jawaban dari dalam sana, Sheryl terus mengetuk pintu tersebut sampai dimana ia mendengar suara lirihan tangisan dari atas sana.
“Masa setan sih?” gumam nya.
“ANGEL BUKA NGEL!” teriak Sheryl lagi.
Ia tampak lupa jika ada kunci cadangan di garasi nya tersebut.
Sheryl menelfon Angel tetapi tak ada satu pun yang Angel jawab.
Sheryl cemas, ia sangat khawatir Angel akan kenapa-napa.
“Ahh shit gue lupa ada kunci cadangan. Sheryl tolol” gumamnya sambil berlari ke arah garasi mengambil kunci rumahnya itu.
Sheryl buka dengan tergesa-gesa, setelah pintu terbuka terdengar jelas suara tangisan itu dari arah kamar Angel. Dengan cepat Sheryl berlari menuju kamar milik adek nya itu.
“Dek buka!”
“ANGEL BUKA ATAU GUE DOBRAK?!”
Tak ada jawaban dari dalam, Sheryl pun langsung mendobrak pintu itu dengan sekuat tenaga, Sheryl tidak peduli dengan tangannya yang memar.
“Angel lo gila?!”
“Gak gini caranya Angel, jangan sakitin badan lo. Ah anjing, Angel lo kenapa sih?!”
Sheryl benar-benar murka karena Angel melukai bagian tangannya itu dengan silet.
Tak tau apa yang ada di fikiran Angel saat sini sampai bisa melukai dirinya sendiri.
“Angel jangan jadi gila karna cowok!”
“Kak sakit ... Tapi lebih sakit lagi kalo gue liat Abi sama cewek lain” lirih Angel.
“Luka ini gak sebanding sama apa yang gue rasain Ka. Kak lo tau kan kalo gue sesayang itu sama Abi? LO TAU KAN KAK?!”
“IYA GUE TAU ANGEL! TAPI GUE GAK TOLOL KAYA LO, LUKAIN DIRI SENDIRI DEMI COWO BRENGSEK KAYA ABI!”
“Buang silet nya!” suruh Sheryl sudah kepalang emosi.
“GUE BILANG BUANG SILETNYA ANGEL!!!!” teriak Sheryl menggema.
Dan Angel benar-benar membuangnya, ia menangis memeluk tubuh Sheryl.
“Maafin Angel, Angel udah bikin Ka Sheryl nangis. Angel gak guna di hidup ini ya kak? Apa Angel mati aja?”
Plak
Tamparan keras mengenai pipi Angel, karena Sheryl sudah tidak bisa menahan emosi nya itu.
“Gila lo!”
Sheryl mengambil silet itu dan langsung keluar kamar Angel, membiarkan Angel sendirian disana.
Lebih baik Sheryl keluar kamar itu dari pada ia harus melukai adik nya lagi.
“Berisihin luka lo, gue tunggu di depan.” perintah Sheryl sebelum ia benar-benar pergi.