flashback bagian tiga
___
“Zen, tenang dulu. Lo duduk sini aja sama gue.” Celetuk Matthew sembari menarik ujung kemeja Zenandra.
Lelaki itu tidak bisa tenang. Zenia sedang berada di ruang ICU. Kata Dokter, luka yang di alami Zenia cukup serius karena adiknya itu mengalami kecelakaan beruntun.
Mobilnya hancur tidak berbentuk. Dan Zenandra tidak bisa dan tidak mau membayangkan keadaan adiknya saat ini. Ia terlalu takut.
Beberapa kali dirinya mondar-mandir hanya untuk memastikan ruangan ICU itu masih tertutup rapat. Berharap Sang Dokter masih dalam usahanya untuk menyelamatkan sang adik.
“Sagam mana?”
“Lobby. Jaga-jaga aja.” Jawab Arka yang sedari tadi diam.
Zenandra hanya ditemani Matthew, Arka, dan Sagam yang berjaga di lobby rumah sakit. Orang tuanya belum sampai karena penerbangannya baru satu jam lagi.
“Keenan udah tau?”
Matthew mengangguk. “Udah gue kabarin. Tapi masih teler.”
“Si anjing emang kalo mabok ga sadar-sadar.” Ucap Arka.
Zenandra hanya diam.
Ia menyesalkan perbuatannya yang menyuruh sang adik untuk segera pulang ke rumah tadi.
Andai saja,
Andai saja dirinya tidak gegabah.
Mungkin saat ini Zenia sedang berada di dalam Bar bersama Keenan.
Setidaknya lebih baik daripada melihat adiknya terbaring di dalam ruang ICU.
“Keluarga pasien?” Ucap Dokter yang baru saja keluar dari ruangan.
Zenandra buru-buru berdiri menghampirinya. “Saya kakaknya.” Tuturnya sedikit gemetar.
“Mohon maaf, kami sudah berusaha, namun Tuhan berkehendak lain.”
Zenia, kamu-
“Waktu kematian pukul sebelas lebih lima puluh menit.”
-anak yang kuat, kan?