Vibes
Jaemren Oneshot AU~
Tags: Fantasy , NSFW , đ , Explicit Scene , Unprotected Sex, Anal Sex , Blowjob , Harshwords , Sex With Concent ,
Note: Mohon jangan kaitkan cerita ini dengan kepercayaan/keyakinan apapun. For fiction purpose only.
Happy New Year 2022 untuk semua yang berhasil buka privatter ini.
Jaemin dilanda kebosanan tingkat tinggi. Mark mengajaknya ke salah satu diskotik dengan tujuan untuk menggoda manusia di penghujung tahun 2021 yang tinggal hitungan beberapa jam lagi. Sebagai salah satu iblis yang punya tugas untuk menyesatkan manusia, harusnya ia senang dengan ajakan Mark malam ini. Akan ada banyak manusia yang oleng dengan tujuannya semula ketika bisikan iblis di sekeliling berhasil mengalahkan norma-norma murni mereka sebagai insan berakal. Yang awalnya hanya ingin turun ke lantai dansa, menikmati riuh musik yang diputar DJ, bisa berubah demi kejar nikmat dunia ketika nafsu mulai menyerang dan akal mulai hilang.
Mark berkelana entah ke mana. Mungkin sudah dapat 'mangsa' untuk digoda. Kemampuan mereka berdua sebagai iblis yang dapat dengarkan isi hati manusia, jadi nilai plus tersendiri. Jika manusianya pegang kuat aturan, maka godaan iblis dihiraukan. Jika goyahnya lebih besar, maka iblis akan senang.
Kelebihan lain yang dimiliki iblis sejenis Jaemin dan Mark adalah mereka bisa muncul dalam wujud manusia juga berbaur dengan normal.
Jaemin teguk sekali habis Bourbon di depannya. Matanya mengedar ke sekeliling, guna mencari manusia yang bisa disesatkannya.
Huh? Isi pikiran mereka tak jauh-jauh dari bercinta? Bercinta dengan pacar, bercinta dengan stranger, bercinta di hotel, bercinta di mobil, bercinta di dalam bathub, bercinta dengan iblis. Ckck.
Krrkk...krrkk...Jaemin lanjutkan kegiatan mengunyah es batu setelah berhasil mendengarkan isi hati manusia di sekelilingnya.
SebentarâBercinta dengan iblis??? Siapa manusia gila yang mau bercinta dengan iblis?!!!
Jaemin kembali mendengar dengan teliti suara hati manusia yang ada dalam diskotik tempatnya berpijak.
Manusia-manusia brengzhheekkk!!! Eghoiizzz!!! Khaliannn!!! Hanya mau capaiii kepuashann shendirii!!! Sama sajhaaa shemuanyhaah. Lhebhih bhaikk akhuu berchinnta dengan ibliss sekhaliann. Ghoblhokkk.
Bingo.
Jaemin dapatkan sosok manusia yang curi perhatiannya dengan keinginan paling aneh yang pernah didengarnya selama menjadi iblis. Manusia memang ada yang bekerja sama dengan iblis demi tujuan tertentu, tapi dirinya baru sekali ini mendengar ada yang ingin bercinta dengan kalangan iblis.
Apa ini jenis resolusi baru di tahun 2022?? Aneh sekali manusia jaman sekarang. Jaemin menggelengkan kepala.
Jaemin bergerak cepat demi berada di samping lelaki yang sudah pasti mabuk ini. Aroma alkohol menguar dari mulutnya.
Pantas saja bicaranya ke mana-mana. Manusianya sedang mabuk ternyata. Akalnya telah hilang. Naluri iblis Jaemin yang awalnya penasaran, musnah seketika. Ia berniat untuk pergi.
Sssraakk...
Kacamata berbingkai cokelat tiba-tiba bergeser ke arahnya.
Ahh, milik lelaki yang ingin bercinta dengan iblis.
âHheyyy!! Kau!!! Tholongg kacamatakuu yaaa. Di dekat tanganmuhhhâ pinta lelaki mungil bernama Huang Renjun yang menoleh ke arah Jaemin dengan mata sayu dan wajah bengkak seperti bakpao.
Jaemin menatapnya malas. Tak ada niatnya membantu menggeser kembali kacamata itu ke arah manusia yang minta tolong padanya barusan.
âKauuu!! Manushiaa bhodohh!! Tak mendengarkankhuu yaaaah?â
Jaemin meradang. Ia bukan manusia bodoh. Justru laki-laki di hadapannya inilah yang bodoh, bisa-bisanya memanggilnya dengan kalimat rendah seperti itu.
âHoooyyyy!!! Kacamatakuuuuuu!!! Manushiaa durjanaaa!!!â teriak Renjun lebih kencang. Pancing sekelilingnya menoleh ke arahnya.
Oh! Manusia durjana katanya!! Aku ini iblis! Jaemin menggeram di tempat duduknya, mengambil kacamata milik Huang Renjun dan menggenggamnya kuat.
Renjun yang sedang mabuk, mengeluarkan lima lembar uang nominal seratus ribuan dari blazer hitamnya lalu memberikan uang tersebut ke bartender di dekatnya. Ia gerakkan badannya mendekati Jaemin untuk mengambil kacamata miliknya. Tungkai kakinya yang lemas, buatnya tersandung dan tersungkur tepat di paha iblis yang dianggapnya sebagai manusia.
Lampu temaram diskotik dan jarak pandangnya yang kabur tanpa alat bantu, buat Renjun bingung. Ia arahkan tangannya ke sembarang tempat, guna dapatkan pegangan sebelum dapat berdiri dengan sempurna.
Jaemin menggeram tertahan. Bagaimana tidak? Laki-laki bodoh di depannya ini asal pegang saja. Dengan seenaknya menggenggam penisnya kuat, lalu menekannya tanpa dosa.
Renjun berhasil gapai meja di samping kanan atasnya. Ia tumpukan badannya menggunakan lengannya. Setelahnya, ia mencari lagi kacamatanya dengan penglihatannya yang terbatas.
âTadii ada dhisinniih. Kok bishaa hillaangg. Aishhhâ Renjun terdengar frustasi. Tatapannya beralih ke Jaemin, âkhauu!!! Manushiaa paling manizzz yang khutemui malam ini. Tapi sayanggg, akhuu takmauu laghii dengan manushiaa. Chappeeek!! Seks dengan merekahhhâTak buatku puashh!! Mhauu ke goaa sajahh. Bhiarr ketemhuu iblishh. Heheeeâ
Mata Jaemin berkilat tajam. Pupilnya berubah warna seketika menjadi merah terang.
âWHOAAAA matamhhu mhiripp lampu diskothikkkk. Berwharnaa mherâHmmmppâ Jaemin segera tutup mulut lelaki yang makin banyak bicara ini dengan satu tangannya.
âKhwww phwwt mhwww mngggjkkw brchnnttt khnnnn hhhââ
Jaemin mulai rasakan ketertarikan untuk bermain-main sebentar dengan manusia bodoh berkelakuan minus di hadapannya.
âYa. Kudengar kau tak ingin bercinta lagi dengan manusia. Aku bukan manusiaâ bisik Jaemin di telinga Renjun yang buat Renjun bergidik ngeri.
Efek alkohol masih bercokol di otaknya, tapi Renjun bisa rasakan sosok di depannya ini punya daya magis yang berbeda secara mendadak.
âKhalauu kauu bukhaan manusiaaa. Laluuu aphaaa?â tanya Renjun dalam hatinya yang bisa didengar oleh Jaemin.
âIkut denganku dan cari tau sendiriâ bisik Jaemin lagi.
Bulu kuduk Renjun makin meremang. Dua sisi bahunya terangkat, efek kalimat Jaemin barusan.
***
Renjun pasrah saja diajak Jaemin ke salah satu hotel bintang 5 yang memiliki ruangan VVIP. Ia berada dalam posisi yang menurutnya sangat memalukan sedari tadi. Badannya terletak sempurna di bahu Jaemin. Ah ya, mereka sudah saling bertukar nama saat dalam perjalanan menuju ke hotel.
Jaemin menggendong badan mungil Renjun seperti sedang membawa sekarung beras. Sangat enteng baginya. Kekuatan dirinya sebagai iblis, jauh berkali lipat lebih besar dibandingkan dengan manusia.
Ketika sudah berhasil masuk ke dalam kamar hotel, Jaemin posisikan Renjun untuk duduk di tepi kasur dan menunggu Renjun sadar seutuhnya. Jaemin bersender di dinding, menatap Renjun, si manusia bodoh yang mengata-ngatainya tadi.
âUhhâKepalaku sakitâ
âDasar manusia bodohâ
Renjun menjelingkan matanya ke arah Jaemin, âsiapa yang kau bilang bodoh?!â
âSiapa lagi manusia yang katanya mau bercinta dengan iblis? Kau kan?â Jaemin hampiri Renjun dengan aura kelam.
âMemangnya kenapa kalau aku mau bercinta dengan iblis hah?!â
âHahahaâ Jaemin tergelak. âApa alasanmu?â
âKenapa kau mau tau?! Memangnya kau iblis?!â tanya Renjun lantang dan menantang.
Jaemin tersenyum sinis. Ia merubah pupilnya menjadi merah kembali. Surainya turut berubah menjadi merah keemasan. Pakaian yang digunakannya tiba-tiba hilang seketika, kedua sisi punggungnya memunculkan sayap berwarna hitam pekat.
Renjun membelalakkan matanya dan menutup mulutnya menggunakan dua tangan kecilnya. Yang paling mengagetkan bagi Renjun, di leher Jaemin terdapat simbol yang tak dimengertinya dan memunculkan sinar kemerahan, sedangkan di dada Jaemin penuh dengan tulisan seperti ditato. Dua tanduk kecil juga muncul tepat di kepala Jaemin.
âKutanya padamu. Kenapa kau ingin bercinta dengan iblis?â suara Jaemin terdengar lebih berat daripada sebelumnya, buat Renjun makin sakit kepala.
âAâaku benci dengan manusia!â
âHuh?â
âSemua manusia yang kutemui sebelumnya, hanya kejar kepuasan birahinya sendiri! Terlalu egois! Dalam bercinta harusnya keduanya sama puasnya! Bukan satu pihak saja!!â Renjun malah terdengar seperti sedang curhat pada Jaemin.
âLalu?â
âAku trauma bercinta dengan manusiaâ
âAaaâSeperti itu ternyataâ Jaemin bersidekap dada. âMemangnya bercinta dengan iblis bisa berikan kau kepuasan?â
Renjun menunduk, âaku belum pernah mencobanya. Lagipula sebelumnyaâaku tak pernah bertemu denganâIblis betulanââ diarahkannya tatapannya pada Jaemin.
Mata mereka bertemu. âMari kita coba. Persiapkan dirimu dengan baik.â
âMemangnya kau bisa berikan aku kepuasan yang kumau?â kalimat itu muncul dari mulut Renjun tanpa bisa direm.
Manusia satu ini ternyata tak terlalu bodoh, bahkan begitu lugas. Jaemin berbicara dengan dirinya sendiri.
âKalau aku bisa, kau harus jadi milikku selamanyaâ
Aku ragu kau bisa memuaskanku. Renjun berkata dalam hatinya yang tentu saja bisa di dengar oleh Jaemin dan memancing ledakan emosi dari sisi iblisnya.
Ia selalu saja asal bicaraâ
Jaemin hampiri Renjun yang masih terduduk di pinggir ranjang. Diangkatnya tubuh lelaki yang posturnya lebih kecil darinya dan digendongnya dengan posisi koala.
âHâhey!!â
Jaemin pepetkan Renjun ke dinding. âKekuatanku berbeda dengan manusia. Jika kau rasakan tak kuasa, alihkan pada apa pun yang bisa buatmu tak terlalu sakit. Aku akan tunjukkan bagaimana iblis bisa memuaskan manusia.â
Yayaya, coba saja. Manusia yang lain juga berbicara sama, ujung-ujungnya cuma pedulikan diri mereka sendiri. Renjun berujar lagi dalam hatinya.
Jaemin sebelumnya kesal, tapi malah berubah jadi gemas. Manusia di depannya ini terlalu berbeda dibandingkan dengan yang lain.
âKau tau?â
âApa?â
âKau itu menggemaskan.â
Tepat setelah mengatakan kalimat barusan, Jaemin mulai mengabsen area wajah Renjun dengan mengecupi hidung Renjun pelan. Ia kemudian beralih mengecup pipi Renjun di bagian kanan dan kiri secara bergantian tanpa tergesa. Jaemin turunkan kecupannya ke philtrum milik Renjun, menahan bibirnya lama di sana sembari menatap manik hazel lelaki di depannya yang sibuk berkedip dengan cepat.
âKenapa lagi?â tanya Renjun kebingungan karena risih ditatap Jaemin, si iblis yang tampangnya memang diakui Renjun sangat manis.
âPipimu merona. Kau lucuâ
Hanya dua kata yang terlontar dari mulut Jaemin, tapi berhasil berikan gelanyar aneh pada hati Renjun.
Iblis ini gilaa ungkap Renjun dalam hatinya.
Jaemin tersenyum kecil mendengar isi hati Renjun. Bibir Renjun mulai dijamahnya. Renjun kira, Jaemin akan memperlakukannya dengan kasar, barbar, seperti manusia lain yang pernah having sex bersamanya. Ternyata tidak. Jaemin memulai pagutannya dengan lembut. Pertama-tama, Jaemin sapa bibir Renjun bagian atas. Disesapnya perlahan yang kemudian berganti menuju bibir bagian bawah. Jaemin basahi kedua belah ranum yang sedikit membengkak itu dengan saliva miliknya. Lidah Jaemin mengetuk baris gigi Renjun yang rapi, buat Renjun secara sadar membuka akses lebih pada mulutnya agar Jaemin bisa bebas merangsek masuk.
Benda lunak tak bertulang milik Jaemin yang sudah berhasil menyapa bagian dalam mulut Renjun mulai dihisap Renjun dengan kuat. Keduanya kini beradu sesap dengan benang liur yang menetes bebas ke dagu masing-masing.
Nafas Renjun semula masih teratur, kini sedikit terengah akibat pergulatan bibirnya dan bibir Jaemin. Renjun sudah sering rasakan bibir milik orang lain, tapi baginya saat ini, punya Jaemin berbeda candunya. Renjun tak bisa untuk tidak menggigit bibir Jaemin.
âHm-mmâ geraman yang ke luar dari Jaemin buat Renjun merinding kembali dan spontan meremat pinggang iblis di depannya ini dengan kuat.
Satu tangan Jaemin menahan badan Renjun yang tertumpu di pinggangnya, tangannya yang lain mengusap bulu-bulu halus yang ada di wajah Renjun. Anakan rambut Renjun dirapikannya ke belakang telinganya. Lidahnya dijulurkan demi membasahi wajah Renjun sampai ke kelopak matanya, kemudian dikecupnya kecil.
âHnggâGeli!â
Sayap dan tanduk yang tadi ditunjukkannya pada Renjun, sudah hilang kembali, yang tersisa hanya pupil merah serta simbol dan tulisan yang bersarang di badan Jaemin.
Daun telinga Renjun ditiup beberapa kali lalu digigit Jaemin dengan sensual.
âMmmhâ Renjun menggerakkan kepalanya karena kegelian, yang justru malah mengekspos leher jenjangnya. Dirinya rasakan gairahnya semakin tinggi karena tingkah Jaemin barusan.
Setelah puas bermain dengan telinga Renjun, Jaemin arahkan dirinya untuk menyapa salah satu bagian yang menurutnya paling seksi dari tubuh Huang Renjun. Jaemin berikan kecupan-kecupan kecil lalu beralih menjilati tulang selangka Renjun.
âJaemmmâhmmhâ satu lenguhan lolos dari tanpa bisa tertahan dari mulut Renjun.
Jaemin lanjutkan kegiatannya mengekspos kulit tipis Renjun dan memberikan banyak tanda di sana. Pantas saja banyak manusia yang sering fokus dengan kepuasan mereka sendiri jika sudah eksplorasi tubuh Renjun. Bibir tipis Renjun yang manis merekah akibat ciuman, area telinga dan leher yang sensitif, kulit tipis indah yang selama ini dibalut oleh kain penutup, sudah jadi candu tersendiri. Apalagi dengan Renjun yang berada di bawah kukungan orang-orang, yang mendesah, mengerang tanpa jeda. Jaemin makin tak tahan untuk berada di atas Renjun.
Tangan Jaemin membuka perlahan buah kancing yang masih terkait di kemeja Renjun. Setelah berhasil ditanggalkan, kemeja Renjun dibuang sembarang arah. Mata tajam Jaemin menatap bagian atas badan Renjun yang sudah terekspos sempurna.
Renjun mengalihkan wajahnya karena malu melihat Jaemin menatap lapar ke arah tubuhnya.
Jaemin mengarahkan telunjuk dan ibu jarinya ke bibir Renjun, âAyo hisap jariku, Renjun.â
Renjun turuti kemauan Jaemin. Ia menghisap jari jemari Jaemin layaknya mengemut permen rasa coklat.
Setelah dua jarinya bercampur dengan saliva milik Renjun, Jaemin sapa kulit Renjun dengan telunjuk yang turun perlahan dari leher lalu berhenti tepat di kedua gundukan yang terpampang sempurna seperti minta disentuh. Telunjuk dan ibu jari Jaemin bermain di sana. Menggesek, mengelus, memberikan gerakan memutar dan diakhiri dengan cubitan kecil.
âOhâJaemin!!â Renjun spontan semakin membusungkan dadanya. Terlalu menikmati sentuhan tangan Jaemin.
Seperti ditawarkan untuk menikmati lebih, Jaemin lepaskan jemarinya dari gundukan kecoklatan yang semakin mengeras. Jaemin kini gunakan lidahkan kembali untuk mengisap puncak Renjun sampai puas.
Renjun di atasnya mendongak, menggigit bibirnya frustasi agar tak mengeluarkan desahan demi desahan. Sayangnya Jaemin tau isi hatinya. Ketika gigi Jaemin berhasil menggigit gundukan coklat milik Renjun, desahan Renjun lolos kembali.
âAh!â
Ujung bibir Jaemin menyunggingkan senyuman kecil. Lidahnya menyapa gundukan lain yang belum tersentuh. Melakukan hal yang sama dan Renjun merasa semakin gila hanya karena aksi benda tak bertulang milik Jaemin.
Puas bermain dengan dua puncak yang sudah mengeras sempurna, Jaemin gunakan jemarinya lagi untuk sentuh kulit Renjun sampai ke area perut. Bulu-bulu halus yang ada di sana, tarik perhatian Jaemin. Jaemin memberikan tiupan di pusar Renjun, buat badan Renjun bergetar.
âNgghakâjangan disituhhâJaemmâŠâ
Larangan adalah perintah. Tanpa aba-aba, Jaemin kecup perut Renjun, berikan jilatan lagi dengan lidahnya. Dibasahinya pusar Renjun dengan salivanya. Jaemin baru tau, area pusar adalah titik sensitif lain di tubuh Renjun. Jaemin rasakan area vital Renjun semakin mengeras dibalik celana jeans abu-abunya. Bukan iblis namanya jika tak bisa menggoda manusia. Dengan gerakan pelan, Jaemin adu kepunyaannya dengan milik Renjun, menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah.
âJaemin!! Jaemin!!â Renjun melengking keras. Miliknya dirasa sudah ingin ke luar. Terkutuklah Jaemin, iblis laknat yang bisa buatnya seperti ini.
Paham dengan reaksi Renjun, Jaemin santai mengangkat tubuh Renjun lebih tinggi dan membuka jeans yang sedari tadi menjadi penghalang bagian vital Renjun yang sudah ingin keluarkan cairannya. Berhasil buat Renjun telanjang seutuhnya, Jaemin tatap alat vital Renjun yang mengacung sempurna dan sudah lumayan basah. Tangannya membelai milik Renjun di bawah dan menggelitiknya.
Nafas Renjun terputus-putus. Pikirannya berantakan. Pening mendera kepalanya akibat gerakan tangan Jaemin yang buatnya keenakan.
Jaemin turunkan Renjun dari rengkuhannya. Ia tau bahwa Renjun sudah mulai lemas, maka tangannya menahan tubuh Renjun yang menempel di dinding.
âLebarkan pahamu yang mulus ini, Renjunâ titah Jaemin tegas.
Renjun mengiyakan.
Jaemin meremas paha Renjun geram. Ibu jarinya semakin masuk ke paha bagian dalam milik Renjun. Menyentil benda berurat yang menggantung di area tersebut. Mulutnya yang menganggur, mulai bermain lagi di sekitar area vital Renjun, memberikan gigitan demi gigitan yang buat pinggul Renjun bergerak gelisah.
âJaemin-aahh!â Renjun rasakan aliran darahnya semakin berdesir kencang dan tertumpu di pangkal penisnya. Tetes cairan demi cairan milik Renjun, perlahan terlihat. Tangannya menekan bahu Jaemin sedari tadi.
Jaemin semakin melesakkan lidah panjangnya demi mengitari kepemilikan Renjun yang diyakininya dalam sekali sentuhan akan menyemburkan putihnya.
âSuka dijilatin begini?â pancing Jaemin dengan seringai kecilnya.
Renjun menggeliat dan menggelengkan kepalanya acak.
âAtau aku jilat sekalian sentuh penis kamu aja?â
Jaemin brengsek!
Tanpa aba-aba tangan Jaemin membelai lembut milik Renjun. Ibu jarinya bermain di ujung penis Renjun. Sedang lidah dan mulutnya turut berikan gigitan dan jilatan tiada henti, menggoda area paha bagian dalam.
Sampai ketika Jaemin dengan tangan nakalnya meremas kuat milik Renjun, di saat itulah orgasme Renjun datang dan berserakan di lantai hotel. Di atasnya, Renjun terengah, menumpu dirinya di bahu Jaemin dengan keringat yang tetesnya terasa jatuh di badan Jaemin.
***
Jaemin menggendong Renjun dengan tenang. Membawanya ke berbagai ruangan dalam kamar hotel yang mereka tempati dan akhirnya berhenti di balkon. Merasakan angin sepoi-sepoi sejenak.
Renjun yang tak mengenakan apa pun, merasa pori-pori kulitnya menggingil, âdingiiin. Kenapa kita harus ke balkon??â tanya Renjun dan menghadapkan mukanya tepat di depan Jaemin. Matanya kini malah fokus ke dada si iblis manis.
âPenasaran dengan simbol di dadaku ya? Pegang saja kalau mauâ ujar Jaemin santai.
Renjun yang malu-malu, beranikan diri untuk sentuh simbol di dada Jaemin. Renjun pikir, jika simbol itu disentuh, akan ada sesuatu yang terjadi, ternyata itu hanya pikiran anehnya saja. Dirabanya dada Jaemin dari atas ke bawah. Renjun kagum dengan dada bidang Jaemin, juga tubuhnya yang kekar. Matanya turun ke arah bawah, melihat kepemilikan Jaemin yang di atas rata-rata ukuran biasa manusia.
âSudah tidak sabar mau dimasuki ya?â Jaemin dengan mulut ajaibnya yang berhasil berikan rona merah di wajah Renjun.
âApa setelah bercinta dengan iblis, aku bisa mati?â Renjun layangkan pertanyaan yang buat Jaemin mengernyit.
âMungkin saja? Jika kau terlalu merasa keenakan, sampai dirimu dicabut nyawanya oleh pencabut nyawaâ
âKau ini!!â
âLagipula pertanyaanmu aneh. Apa jangan-jangan, itu yang buat manusia lain meninggalkan dirimu sebelum kau sampai pada puncaknya?â
Renjun mengedikkan bahunya, pertanda ia tak tau.
âKadang-kadang, mereka sering permainkanku untuk tak boleh 'ke luar' sebelum mereka yang duluanâ
âHmm. Egois sekaliâ
KauâJangan begitu yaâŠ
Jaemin dengar lagi suara hati Renjun. Ia tak menjawab, malah melesakkan dua jarinya yang panjang dan lentik ke dalam tubuh Renjun di bawah sana.
âUnghhhâKâKau ini!!!â
Jemari Jaemin bergerilya di dalam sana. Menggaruk dinding-dinding Renjun yang ketat. Beberapa kali berikan gerakan menggunting.
âSsshhhhâJaem! Jaeminhhhâ Wajah Renjun melemas di bahu sosok yang mengobrak-abrik lubangnya tanpa ampun.
Kaki Renjun yang mengalung di pinggang Jaemin, bergerak nikmat tak beraturan. Ketika Jaemin berhasil temukan titik yang bisa buat Renjun semakin melayang, racauan justru ke luar dari mulut Renjun dengan kerasnya.
âUuuhâJaeminnâTernyata...rasanyaââ
âApa?â Tangan Jaemin semakin liar tanpa ampun menekan titik Renjun.
âAhh!â
Tubuh Renjun menegang, âHhhâAku...akuââ
Jaemin memantau kepunyaan Renjun di bawah, âMau ke luar lagi ya? Kalau begitu jangan ditahan honeyâ
âJaemmmhâ
Desahan Renjun terdengar indah di telinga Jaemin. Jika harus buat lelaki mungil ini merasakan kepuasan selama 24 jam non stop pun, Jaemin siap. Apalagi Renjun sendiri yang mau bercinta dengan dirinya, iblis sejati yang kerjanya hanya menggoda manusia tanpa pernah rasakan betapa luar biasanya jika tubuh manusia biasa dan iblis disatukan, maka hasilnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Sepertinya ia harus buat laporan ke Tetua Iblis untuk tambah list bercinta dengan manusia sebagai salah satu list menggoda yang perlu dilakukan. Tapi dirinya sedikit tak rela jika teman-teman iblisnya merasakan nikmat yang sama dengan dirinya.
Lebih baik aku sendiri saja yang merasakan indahnya menjamah tubuh manusia secara langsung. Yang lain tak perlu
Renjun rasakan perih akibat keluwesan tangan Jaemin yang tiada habisnya. Ternyata ia malah jemput putihnya kembali ketika Jaemin tambah dua jemarinya yang lain di dalam sana dan tepat menyentuh titik surgawinya.
âHhhhâhhhhhâ
Perut Jaemin penuh dengan cipratan dari kepunyaan Renjun. Jaemin tiup cairan yang menempel di perutnya dan seketika cairan itu hilang.
Tenaga Renjun sudah hampir habis. Bagaimana bisa ia orgasme dua kali, tapi iblis yang menggendongnya ini malah belum sama sekali. Air liur Renjun menetes di bahu Jaemin dikarenakan dirinya meletakkan wajahnya selepas cairannya yang ke-dua ke luar.
Jaemin elus-elus punggung Renjun yang halus. Ia biarkan Renjun menenangkan dirinya.
Beberapa menit mereka terdiam, sampai akhirnya Renjun yang buka percakapan.
âApa iblis memang tahan godaan?â
âMaksudmu?â
âIyaa, kalian kan sudah sering menggoda manusia. Contohnya seperti sekarang ini. Memangnya kau tak tergoda untuk berada di dalamku ya?â
Siapa bilang?
âAku ingin melihatmu rasakan kepuasan duluan. Urusanku nanti sajaâ
âKalau begitu ayoâ
âWaktu kita masih panjang baby. Apa kau tidak sabar inginkan milikku hancurkan tubuhmu?â
âLebih tepatnya aku juga ingin buktikan bahwa manusia juga bisa puaskan iblisâ
Wowâ Aku semakin ingin memuaskannya terus!
âTak usah pakai pengaman ya. Aku kuat kokâ Renjun dengan segala kepedeannya.
âBaiklah.â
Sebelumnya, Jaemin banyak menginisiasi. Sekarang, Renjun yang bergerak. Ia meminta Jaemin untuk menurunkannya dari gendongan. Renjun diam sejenak menatap kejantanan Jaemin di hadapannya. Ia menelan ludahnya sebelum akhirnya tangannya menggenggam milik Jaemin.
Astaga, bahkan lingkar tanganku saja tak cukup memegang penis iniâŠ
Jaemin mau tak mau tertawa terbahak. Renjun layangkan tatapan bingung dari bawah.
Sombong. Awas saja!
Renjun sapa penis Jaemin dari ujungnya. Berusaha menekannya agar muat dalam genggaman tangannya. Di atasnya, Jaemin rasakan perutnya ingin meledak. Renjun menguruti penis Jaemin sampai tangannya sampai ke pangkal kejantanan si iblis. Dikecupnya perlahan dan diberikannya stimulus berupa permainan lidah yang sensual.
Jaemin menutup matanya. Lengannya bertahan di pinggiran pagar balkon. Geraman rendah tak berhasil ditahannya dikarenakan Renjun kini mengulum dan mengisap kejantanannya dengan cepat.
âHhh...RenjunâŠâ
âHmm??â
Renjun sibuk sekali di bawah sana. Punya Jaemin memang besar, tapi dirinya tak Ali kesulitan untuk memaju-mundurkan daging penuh otot berurat itu ke dalam mulutnya. Bahkan beberapa kali Renjun berikan gigitan manja di ujungnya.
âRenjun...Stop!â suara serak Jaemin berhasil hentikan kegiatan Renjun.
âKenapa?â
âAku mau ke luar di dalammu saja. Sekarang berbaliklah, Renjunâ
Renjun selesaikan aktivitasnya demi ikuti perintah Jaemin. Bisa apa dia jika Jaemin inginnya begitu. Lagipula dirinya juga mau merasakan Jaemin berada dalam tubuhnya. Ia berbalik cepat. Menumpu tangannya pada apa pun yang bisa menahannya.
Mata Jaemin berkilat menatap pemandangan indah di hadapannya. Lubang Renjun ingin sekali dimasukinya, lalu dikoyakknya sampai Renjun tak bisa jalan karenanya.
Tangan Jaemin meremas pinggul Renjun yang menggoda. Ia kelepasan menggunakan kekuatan iblisnya sehingga Renjun rasakan sakit tiga kali lipat.
âSaâkitttâ
Plak!!!
Jaemin berikan tamparan ringan pada pinggul Renjun dan buat Renjun mengerang.
âAhhkkââ
âAku akan memasukimu. Buktikan jika kau bisa memuaskanku, Renjun.â
Selesai berkata seperti itu, Jaemin melesakkan miliknya ke dalam tubuh Renjun dalam satu kali hentakan saja.
Renjun berteriak lirih. Ia sudah tak peduli lagi jika ada yang dengar teriakannya. Bagian belakangnya terasa panas saat ini karena mereka tak menggunakan pengaman sama sekali. Renjun benar-benar rasakan Jaemin menyatu dalam dirinya. Ia menggigit bibirnya kuat sampai dirasakannya darah menyatu dengan salivanya.
Jaemin bergerak di belakangnya setelah mendiamkan sebentar penisnya di dalam sana. Ia tau Renjun butuh waktu untuk beradaptasi. Ketika Jaemin tau Renjun sudah tenang, pinggulnya digerakkan sampai terdengar suara khas ketika sedang bercinta. Tangan Jaemin berada di pinggang ramping milik Renjun.
âHhhhâhhhhhâJaemin!! Uhh!â
Setitik cairan turun dari kelopak mata Renjun. Ia meringis menerima kenikmatan yang disalurkan Jaemin dari belakang.
Jaemin terus mencari di mana titik nikmat Renjun yang tadi berhasil didapatkannya menggunakan empat jemarinya. Ketika Jaemin meyakini sudah menemukan yang dicarinya, ia kerahkan seluruh tenaganya dan mendesak menusuk titik itu dengan brutal.
Renjun terhenyak. Kepalanya mendongak ke belakang. Di dalam sana, Renjun berusaha mengetatkan lubangnya demi merasakan penis Jaemin yang sedari tadi menghancurkan tubuhnya.
âRenjunânikmat sekali-shhhâ Jaemin rasakan miliknya akan meledak. Tangannya di depan, memainkan penis Renjun tanpa ampun.
âAaahâJaem!! Aku mau ke luar lagi!!â
Kaki Renjun bergetar lemas. Ia hampir terjatuh ketika orgasmenya datang kembali. Jaemin di belakangnya turut mengerang memanggil nama Renjun karena cairan miliknya sudah berhasil meledak di dalam tubuh Renjun.
Renjun yang sudah lemas, hampir merosot ke lantai balkon, namun di tahan oleh Jaemin. Jaemin gendong Renjun ala bridal dan membawa Renjun masuk ke dalam kamar hotel kembali. Ditutupnya pintu balkon. Ia tak mau manusia mungil ini kedinginan. Renjun yang penuh peluh, diletakkannya di atas kasur. Kepala Renjun diusapnya dan diberikan kecupan kecil.
Renjun masih menutup matanya. Berusaha mengumpulkan kembali tenaga yang sempat hilang. Ia rasakan Jaemin ada di sampingnya. Memeluknya dan merapikan surainya yang berantakan.
âApakah kau puas?â tanya Jaemin dadakan.
âMenurutmuuuâ jawab Renjun dengan nafas masih belum teratur.
âKalau begitu. Kau resmi milikku ya sekarangâ Jaemin mengeluarkan statementnya.
Renjun tak menjawab. Siapa dia bisa menolak kalimat Jaemin. Renjun tak peduli jika dirinya harus bercinta dengan iblis demi rasakan kepuasan yang tak didapatnya dengan manusia.
DuarrrrâŠ.TashhhhâŠ.DuarrrâŠ
Bunyi kembang api pertanda pergantian tahun sudah dimulai. Jaemin tak menyangka, malam pergantian tahunnya diisi dengan kegiatan panas yang buatnya merasa ingin terbang ke awan.
âKau jangan takut berada di dekatku yaâ
âAku tak perlu takut denganmu. Bercinta dengan iblis manis sepertimu saja berani kulakukan. Lalu kenapa aku harus takut berada di dekatmu???â jawab Renjun dan menenggelamkan wajahnya ke dada Jaemin. âAku ngantuk, Jaemin. Boleh tidur?â
âSilahkan baby. Tidur yang nyenyak di tahun barumu kali ini ya. Aku akan terus di sampingmu.â
©KalriesađŠ