Kals

'Brakk'

Terdengar keras bunyi pintu dibuka kasar dan langkah kaki dihentak-hentakan oleh seorang pemuda kulit pucat berkacamata yang baru saja masuk rumah itu. Tidak peduli pada tiga pasang mata yang memperhatikannya dari ruang tamu, pemuda itu berjalan lurus menuju kamarnya.

“Hei Jen” sapa Renjun sambil mengangkat sedikit tangan kanannya. “Hai” Jeno hanya menoleh sedikit tapi tetap melangkah memasuki kamarnya. Renjun yang hanya diberikan balasan serupa, menggigit jarinya bingung. Jaemin tidak enak hati melihat ekspresi Renjun, bertanya ke Jisung. “Dia kenapa deh?” “Gatau” “Serius gatau?” “Gak ngeh dia ngomong apaan tadi dimotor tapi kayaknya lihat Bang Echan jadi gitu- oi CHENLEEE” Jisung yang sadar ada orang yang sangat dinantinya selama seribu bulan purnama itu menghambur memeluk badan Chenle yang lebih pendek sedikit dari dirinya. “Jisung ih kamu kurusaaan” “Kamu juga , tambah cakep”

“Idiih” itu kalimat yang diucapkan Renjun dan Jaemin bebarengan. Setelah sadar mereka lalu langsung diam secara bersamaan dan melirik muka satu sama lain. Otak masing – masing punya pemikiran yang berbeda.

'Kok Icung flirt nya ama Chenle dah. Bukannya demen ama njun njun ini???' 'Kalimat jijiknya samaan, mungkin jodoh. Aamiin.”

“Cung, tapi tetep gak jelas kenapa dia bete liat Echan?” Tanya Jaemin masih kepo. “Kayanya dia lihat Bang Echan sama Bang Mark, maybe, gatau ah gak ngerti” “Loh? Haechan ama Mark bukannya udah putus?” Sambung Renjun tiba-tiba yang membuat Jaemin heran dan mengerutkan dahinya. “Kamu kenal juga sama Haechan? Sama Mark?” “Iyalah, Echan temen kecil saya disini sebelum saya ke Cina lagi. Tapi dulu saya manggilnya Donghyuck. Gatau kenapa jadi nge-trendnya Haechan. Kalo yang namanya Mark itu gak terlalu sih, cuma suka ada di vidcall ama foto yang dikirim Echan” Ada sesuatu di cengir Renjun setelah membeberkan hal tersebut yang membuat hati Jaemin meleleh. Tapi Jaemin hanya menganggap dirinya terlalu lembut pada semua orang, termasuk orang semi-asing di depannya ini.

“Kamu nginep sini gak le?” “Hari ini gak deh Sung, aku kangen kakek sama nenek, jadi mau balik ke rumah dulu” “Oh gituuu, yaudah deh tapi janji besok besok nginep ya” “Iyaaa, sama Kak Njun ya” “Oh iya sama Kak Njun juga , ya gak kak?” “Owalah masih inget aku Sung, kirain udah ketemu Chenle terus aku nya udah kaya bayangan doang ini, gak dianggap.” Jisung meringis dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Lalu melewati Chenle dan memeluk Renjun walaupun tidak seerat pelukannya dengan Chenle beberapa menit lalu. “Kangen kakak juga kok, tenang ajah hehe”

Jaemin yang melihat interaksi mereka dari kursi empuknya tersenyum kecil. Seperti menonton acara reuni keluarga di channel televisi kesayangannya. 'Oh mungkin tadi Jisung malu aja kali ya kalau langung kangen-kangenan ama Kak Njunnya, lucu juga Jisung kalau lagi jatuh cinta'

'Brakk'

Terdengar keras bunyi pintu dibuka kasar dan langkah kaki dihentak-hentakan oleh seorang pemuda kulit pucat berkacamat yang baru saja masuk rumah itu. Tidak peduli pada tiga pasang mata yang memperhatikannya dari ruang tamu, pemuda itu berjalan lurus menuju kamarnya.

“Hei Jen” sapa Renjun sambil mengangkat sedikit tangan kanannya. “Hei” Jeno hanya menoleh sedikit tapi tetap melangkah memasuki kamarnya. Renjun yang hanya diberikan balasan serupa, menggigit jarinya bingung. Jaemin tidak enak hati melihat ekspresi Renjun, bertanya ke Jisung. “Dia kenapa deh?” “Gatau” “Serius gatau?” “Gak ngeh dia ngomong apaan tadi dimotor tapi kayaknya lihat Bang Echan jadi gitu- oi CHENLEEE” Jisung yang sadar ada orang yang sangat dinantinya selama seribu bulan purnama itu menghambur memeluk badan Chenle yang lebih pendek sedikit dari dirinya. “Jisung ih kamu kurusaaan” “Kamu juga , tambah cakep”

“Idiih” itu kalimat yang diucapkan Renjun dan Jaemin bebarengan. Setelah sadar mereka lalu langsung diam secara bersamaan dan melirik muka satu sama lain. Otak masing – masing punya pemikiran yang berbeda.

'Kok Icung flirt nya ama Chenle dah. Bukannya demen ama njun njun ini???' 'Kalimat jijiknya samaan, mungkin jodoh. Aamiin.”

“Kamu nginep sini gak le?” “Hari ini gak deh Sung, aku kangen kakek sama moms, jadi mau balik ke rumah dulu” “Oh gituuu, yaudah deh tapi janji besok besok nginep ya” “Iyaaa, sama Kak Njun ya” “Oh iya sama Kak Njun juga , ya gak kak?” “Owalah masih inget aku Sung, kirain udah ketemu Chenle terus aku nya udah kaya bayangan doang ini, gak dianggap.” Jisung meringis dan menggaruk belakang kepalanya. Lalu melewati Chenle dan memeluk Renjun walaupun tidak seerat dengan Chenle. “Kangen kakak juga kok, tenang ajah hehe”

Jaemin yang melihat interaksi mereka dari kursi empuknya tersenyum kecil. Seperti menonton acara reuni keluarga di channel televisi kesayangannya. 'Oh mungkin tadi Jisung malu aja kali ya kalau langung kangen-kangenan ama Kak Njunnya, lucu juga Jisung kalau lagi jatuh cinta'

Jaemin terkejut. Terheran-heran mendapati sepasang pemuda yang terlihat seperti anggota remaja pramuka penjual kue yang sering dilihatnya pada film barat jaman dulu rated semua umur. Kedua wajah terlihat familiar tapi hanya salah satu dari mereka yang dikenalnya.

“Chenle?” Senyum Jaemin sambil melangkah membuka gerbang rumah mereka setinggi dada itu. “Mas Bram?” Teriak Chenle sambil mengeluarkan ketawa nyaring khasnya. Jaemin mendengar lontaran yang keluar dari mulut pemuda itu berhenti jalan sejenak sambil mengeluarkan muka cemberutnya namun sedetik kemudian nyengir dan membalas “Aku udah gak nonton CHSI lagi tahu. Cuma nonton 10 eps pertama.” “Lagian seru banget ceritanya sama Jisung waktu itu” “Ini beneran Chenle kan, temen pertukaran pelajar di sekolahnya Jisung dulu?” “Iya kak bener. Oh iya kenalin kak, Ini Renjun. Sepupu aku, Dia kenal juga sama Jisung kok.”

'Renjun?' Seperti pernah dengar batin Jaemin. “Oh, hai, saya Jaemin” Kata Jaemin sambil mengulur tangannya pada orang asing yang berdiri disamping Chenle, mengeluarkan senyum deretan rapi giginya. Namun alih alih membalas uluran tangannya, orang asing tersebut seperti tersadar dari lamunannya, “oh ini yang namanya Jaemin” Kalimat yang dikeluarkan seperti hembusan nafas yang ditahan sejak lama.

Jaemin yang mendengar dan melihat respon orang tersebut, memiringkan kepalanya sedikit dengan ekspresi bingung dan membalas “Iya, saya yang namanya Jaemin” Tangan Jaemin masih terulur kebas ke arah utara Renjun berdiri.

“Kata Jisung saya boleh tidur di kamar kamu”

“Hah?” Seru Jaemin dan Chenle bersamaan.