effemyorlin

ipus

pintu dibuka kasar. ya siapa lagi kalau bukan eren pelakunya. levi tatap malas eren yang kini berjalan ke arahnya dengan kaki yang dihentakkan ringan.

“aduh. ini apa, lho. dateng-dateng main pukul.” levi meringis akibat kepalanya beneran ditabok lumayan sadis oleh eren. sedangkan eren cuma menjulurkan lidahnya.

“sukurin. ipusnya¹ mana?” eren tanya, levi tunjuk kucing berwarna putih yang sedang duduk di kursi pakai dagu dan eren langsung hampiri kucing itu.

“ngapain si main kesini terus. gak punya rumah apa gimana?”

“loh? rumah ku kan kamu.”

levi langsung kicep.

:

“muka ipusnya kok judes banget kaya kamu?”

levi diam, gak merespon omongan eren. melainkan tetap pandangi eren yang sedari tadi masih gak gentar untuk jadikan teo agar jinak pada dirinya.

walaupun gak menampik tangan juga pipi sudah terkena cakaran dimana-mana akibat teo yang beberapa kali menghindari ciuman eren.

levi tersenyum simpul melihatnya.

“ih kok diambil?!” teriak eren gak terima tatkala teo diambil oleh levi dan dipangku oleh pemuda itu.

“ipusnya gak mau sama kamu,”

“mau kok!”

“gak. kamu aja di akar terus daritadi,”

“ya makanya balikin, biar aku jinakin,”

levi gelengkan kepala, tangannya elus pelan kepala kucing berwarna putih itu. “om, balikin. itu teo gak mau sama kamu,”

“apa yee, teo gak mau sama kamu. maunya sama aku tok,” levi ngucap pakai nada jahil. “nih liat, langsung anteng. gak kaya tadi.”

begitu. eren tatap marah, tendang kaki levi sebal sebelum mainkan ponselnya. si bocil merajuk dan levi sukses ketawa puas.

_______________________

(+) ¹ipus, bahasa jawa halus. biasanya orang dewasa atau kakak yang lagi ngemong adiknya suka panggil kucing pakai sebutan ipus. contoh nih, “itu dek, liat ipusnya lagi makan.”

ipus

pintu dibuka kasar. siapa lagi kalau bukan eren pelakunya. levi tatap malas si pacar yang kini berjalan ke arahnya dengan kaki yang dihentakkan ringan.

“aduh. ini apa, lho. dateng-dateng main pukul.” levi meringis akibat kepalanya beneran ditabok lumayan sadis oleh eren. sedangkan eren cuma menjulurkan lidahnya.

“sukurin. ipusnya¹ mana?” eren tanya, levi tunjuk kucing berwarna putih yang sedang duduk di kursi dengan dagu. dan eren langsung hampiri kucing itu.

“ngapain si main kesini terus. gak punya rumah apa gimana?”

“loh? rumah ku kan kamu.”

levi langsung kicep.

:

“muka ipusnya kok judes banget kaya kamu?”

levi diam, gak merespon omongan eren. melainkan tetap pandangi eren yang sedari tadi masih gak gentar untuk jadikan teo agar jinak pada dirinya.

walaupun gak menampik tangan juga pipi sudah terkena cakaran dimana-mana akibat teo yang beberapa kali menghindari ciuman eren.

levi tersenyum simpul melihatnya.

“ih kok diambil?!” teriak eren gak terima tatkala teo diambil oleh levi dan dipangku oleh pemuda itu.

“ipusnya gak mau sama kamu,”

“mau kok!”

“gak. kamu aja di cakar terus daritadi,”

“ya makanya balikin, biar aku jinakin,”

levi gelengkan kepala, tangannya elus pelan kepala kucing berwarna putih itu. “om, balikin. itu teo gak mau sama kamu,”

“apa yee, teo gak mau sama kamu. maunya sama aku tok,” levi ngucap pakai nada jahil. “nih liat, langsung anteng. gak kaya tadi.”

begitu. dan eren sukses dibuat sebal. tendang kaki levi sebelum mainkan ponselnya. si bocil merajuk dan levi total ketawa puas.

______________________

(+) ¹ipus, bahasa jawa halus. biasanya orang dewasa atau kakak yang lagi ngemong adiknya suka panggil kucing pakai sebutan ipus. contoh nih, “itu dek, liat ipusnya lagi makan.”

pemantik

sarapan selesai. perut kenyang. waktunya untuk sebat dengan kopi sebagai teman.

ah, mantap.

“korek gue itu, ya, nyet,” levi berceletuk begitu liat farlan yang baru saja keluarkan pemantik dari saku celana.

“dih, apaan. gue baru beli tadi malam ya.”

“coba liat,” telapak tangan dibuka gestur meminta. diambilnya pemantik itu lalu dilihat seksama. “nah, kan. punya gue ini.”

“apa sih, dikata baru beli tadi malam. ngeyel bener.”

“gue hapal ya korek gue kaya apa. liat, punya gue ada bekas coretan tip-ex nya,” jelas levi sambil tunjuk bagian yang terkena tip-ex. “lagian punya gue juga hilang beberapa hari kemarin. pasti dicolong sama lo.”

“gak usah suudzon lo, babi.”

kok malah jadi ribut.

“korek doang ribut bener lo berdua.” timpal jean.

levi menoleh. “lo yang hobi nyolong korek diem aj— tangan lo, anjing.” umpatnya begitu lihat tangan jean dengan lancang meraba paha eren.

jean menyengir bodoh. gak berhenti, justru dengan iseng memijat paha eren sensual.

yang punya paha diam, khusyuk menonton youtube. dan itu buat levi makin sebal.

“lo ngajak berantem apa gimana?”

kata levi sebelum condongkan tubuhnya dan menjitak kepala jean yang reflek meringis sakit.

“berisik! ribut mulu daritadi!” bentak eren. “itu piring ditaruh ke belakang apa gimana, kek. jorok banget.”

ponsel ditaruh, tatap ketiga pemuda tadi yang kini justru sibuk dengan urusan masing-masing.

eren kok rasanya mau marah, ya.

berakhir hela nafasnya kasar sebelum berdiri: ambil piring bekas lalu berjalan ke area belakang untuk ia cuci.

se kembalinya eren dari bekakang, dirinya dapat lihat ketiga pemuda tadi kini sudah tertidur di karpet. gelengkan kepalanya ringan. hampiri levi yang ter tidur lalu duduk selonjor. ambil kepala milik si pacar pelan untuk ia taruh ke paha supaya gak sakit.

night drive ⚠️🔞

jalanan yang lumayan sepi ditambah lantunan lagu strawberries and cigarettes milik troye sivan yang mengalun indah menambah kesan santai tersendiri. bibir keduanya bergerak ikuti lirik, sesekali saling pandang dan berakhir terkekeh malu.

mata eren terus pandangi levi sedari tadi. pemandangan levi yang tengah menyetir dengan tangan kanan yang menyandar di ambang kaca mobil ditambah bibir pemuda itu yang kepulkan asap telak buat dirinya menelan ludah.

itu luar biasa sexy, sialan.

yang dipandangi menoleh sekilas, disitu eren langsung kelabakan.

duh, ketahuan.

levi naikkan satu alisnya gestur bertanya. “kenapa?”

“gak apa-apa.” geleng eren.

:

hening jadi teman. keduanya pilih diam menikmati lantunan lagu yang berputar ditemani semilir angin malam.

levi lirik sekilas eren yang tengah memakan strawberry yang memang sudah disediakan di mobilnya.

hidupkan sein sebelum mobil ditepikan di pinggir jalan yang sepi. disana kunyahan eren terhenti, menoleh ke arah levi dengan pipi yang menggembung. “kok berhenti?

yang ditanya diam. tangannya ambil satu buah strawberry kemudian ia masukkan ke dalam mulut eren. “jangan ditelan,” perintahnya yang dibalas dengan anggukan patuh eren.

rokoknya dihisap kuat sebelum dilempar asal ke luar. jemarinya mengapit dagu eren halus sebelum memajukan wajahnya dan mencium bibir si pacar cepat.

strawberry yang masih ditahan oleh eren beralih digigit oleh levi. mulutnya reflek terbuka: biarkan kepulan asap rokok penuhi goa mulutnya.

ciuman yang terbilang panas. keduanya saling bermain lidah. mengecap dan menggigit bibir satu sama lain dengan ganas. perpaduan antara rokok dan strawberry nyatanya gak seburuk yang eren bayangkan untuk sesi berciuman.

levi menahan tengkuk eren, tubuhnya ia condongkan yang mana buat eren telak terhimpit. lidah dihisap kuat dengan tangan yang masuk ke dalam baju milik eren dan usap perut rata pemuda itu yang sontak menggeliat resah.

pagutan mereka masih berlanjut. untaian liur turun hingga membasahi dagu eren.

“ah—” eren mendesah kecil manakala levi hembuskan nafas di telinga: spot sensitifnya. cuping telinganya dijilat sensual oleh lidah levi sebelum pemuda itu tenggelamkan wajahnya di ceruk leher. kulit lehernya dihisap kuat sampai memunculkan beberapa ruam ungu yang eren jamin akan hilang untuk waktu yang lumayan lama.

levi memundurkan wajahnya sejenak untuk melihat tampilan eren yang kini total kacau. rambutnya kusut, bibir yang membengkak dengan dagu yang basah oleh liur, dan — sialan tatapan sayunya itu buat levi frustasi.

beralih ciumi seluruh wajah eren, dan kecupan lama di bibir sebelum kembali duduk di kursi pengemudi.

wajah eren total memerah, matanya melirik bagian bawah levi yang sudah mengembung.

“kak...itu..” cicit eren.

“tau. lanjut di kos.”

”..sex?” levi gelengkan kepala. “pake mulutmu.”

night drive

jalanan yang lumayan sepi ditambah lantunan lagu strawberries and cigarettes milik troye sivan yang mengalun indah menambah kesan santai tersendiri. bibir keduanya bergerak ikuti lirik, sesekali saling pandang dan berakhir terkekeh malu.

mata eren terus pandangi levi sedari tadi. pemandangan levi yang tengah menyetir dengan tangan kanan yang menyandar di ambang kaca mobil ditambah bibir pemuda itu yang kepulkan asap telak buat dirinya menelan ludah.

itu luar biasa sexy, sialan.

yang dipandangi menoleh sekilas, disitu eren langsung kelabakan.

duh, ketahuan.

levi naikkan satu alisnya gestur bertanya. “kenapa?”

“gak apa-apa.” geleng eren.

:

hening jadi teman. keduanya pilih diam menikmati lantunan lagu yang berputar ditemani semilir angin malam.

levi lirik sekilas eren yang tengah memakan strawberry yang memang sudah disediakan di mobilnya.

hidupkan sein sebelum mobil ditepikan di pinggir jalan yang sepi. disana kunyahan eren terhenti, menoleh ke arah levi dengan pipi yang menggembung. “kok berhenti?

yang ditanya diam. tangannya ambil satu buah strawberry kemudian ia masukkan ke dalam mulut eren. “jangan ditelan,” perintahnya yang dibalas dengan anggukan patuh eren.

rokoknya dihisap kuat sebelum dilempar asal ke luar. jemarinya mengapit dagu eren halus sebelum memajukan wajahnya dan mencium bibir si pacar cepat.

strawberry yang masih ditahan oleh eren beralih digigit oleh levi. mulutnya reflek terbuka: biarkan kepulan asap rokok penuhi goa mulutnya.

ciuman yang terbilang panas. keduanya saling bermain lidah. mengecap dan menggigit bibir satu sama lain dengan ganas. perpaduan antara rokok dan strawberry nyatanya gak seburuk yang eren bayangkan untuk sesi berciuman.

levi menahan tengkuk eren, tubuhnya ia condongkan yang mana buat eren telak terhimpit. lidah dihisap kuat dengan tangan yang masuk ke dalam baju milik eren dan usap perut rata pemuda itu yang sontak menggeliat resah.

pagutan mereka masih berlanjut. untaian liur turun hingga membasahi dagu eren.

“ah—” eren mendesah kecil manakala levi hembuskan nafas di telinga: spot sensitifnya. cuping telinganya dijilat sensual oleh lidah levi sebelum pemuda itu tenggelamkan wajahnya di ceruk leher. kulit lehernya dihisap kuat sampai memunculkan beberapa ruam ungu yang eren jamin akan hilang untuk waktu yang lumayan lama.

levi memundurkan wajahnya sejenak untuk melihat tampilan eren yang kini total kacau. rambutnya kusut, bibir yang membengkak dengan dagu yang basah oleh liur, dan — sialan tatapan sayunya itu buat levi frustasi.

beralih ciumi seluruh wajah eren, dan kecupan lama di bibir sebelum kembali duduk di kursi pengemudi.

wajah eren total memerah, matanya melirik bagian bawah levi yang sudah mengembung.

“kak...itu..” cicit eren.

“tau. lanjut di kos.”

”..sex?” levi gelengkan kepala. “pake mulutmu.”

night drive ⚠️🔞

jalanan yang lumayan sepi ditambah lantunan lagu strawberries and cigarettes milik troye sivan yang mengalun indah menambah kesan santai tersendiri. bibir keduanya bergerak ikuti lirik, sesekali saling pandang dan berakhir terkekeh malu.

mata eren terus pandangi levi sedari tadi. pemandangan levi yang tengah menyetir dengan tangan kanan yang menyandar di ambang kaca mobil ditambah bibir pemuda itu yang kepulkan asap telak buat dirinya menelan ludah.

itu luar biasa sexy, sialan.

yang dipandangi menoleh sekilas, disitu eren langsung kelabakan.

duh, ketahuan.

levi naikkan satu alisnya gestur bertanya. “kenapa?”

“gak apa-apa.” geleng eren.

:

hening jadi teman. keduanya pilih diam menikmati lantunan lagu yang berputar ditemani semilir angin malam.

levi lirik sekilas eren yang tengah memakan strawberry yang memang sudah disediakan di mobilnya.

hidupkan sein sebelum mobil ditepikan di pinggir jalan yang sepi. disana kunyahan eren terhenti, menoleh ke arah levi dengan pipi yang menggembung. “kok berhenti?

yang ditanya diam. tangannya ambil satu buah strawberry kemudian ia masukkan ke dalam mulut eren. “jangan ditelan,” perintahnya yang dibalas dengan anggukan patuh eren.

rokoknya dihisap kuat sebelum dilempar asal ke luar. jemarinya mengapit dagu eren halus sebelum memajukan wajahnya dan mencium bibir si pacar cepat.

strawberry yang masih ditahan oleh eren beralih digigit oleh levi. mulutnya reflek terbuka: biarkan kepulkan asap rokok penuhi goa mulutnya.

ciuman yang terbilang panas. keduanya saling bermain lidah. mengecap, menggigit bibir satu sama lain dengan ganas. perpaduan antara rokok dan strawberry nyatanya gak seburuk yang eren bayangkan untuk sesi berciuman.

levi menahan tengkuk eren, tubuhnya ia condongkan yang mana buat eren telak terhimpit. lidah dihisap kuat dengan tangan yang masuk ke dalam baju milik eren dan usap perut rata pemuda itu yang sontak menggeliat resah.

pagutan mereka masih berlanjut. untaian liur turun hingga membasahi dagu eren.

“ah—” eren mendesah kecil manakala levi hembuskan nafas di telinga: spot sensitifnya. cuping telinganya dijilat sensual oleh lidah levi sebelum pemuda itu tenggelamkan wajahnya di ceruk leher. kulit lehernya dihisap kuat sampai memunculkan beberapa ruam ungu yang eren jamin akan hilang untuk waktu yang lumayan lama.

levi memundurkan wajahnya sejenak untuk melihat tampilan eren yang kini total kacau. rambutnya kusut, bibir yang membengkak dengan dagu yang basah oleh liur, dan — sialan tatapan sayunya itu buat levi frustasi.

beralih ciumi seluruh wajah eren, dan kecupan lama di bibir sebelum kembali duduk di kursi pengemudi.

wajah eren total memerah, matanya melirik bagian bawah levi yang sudah mengembung.

“kak...itu..” cicit eren.

“tau. lanjut di kos.”

”..sex?” levi gelengkan kepala. “pake mulutmu.”

sore

jam sudah menunjukkan angka lima sore, namun eren belum juga bangun.

“bangun, cil.” ucap levi hampir berbisik sambil telunjuknya mencuil hidung eren main-main. yang dipanggil cuma berdehem malas. “udah mau sore, bangun. aku beli nasi goreng. dari siang belum makan, kamu. nanti sakit.”

dengar kata makanan, eren langsung buka mata.

“mana?” tanya eren semangat, lalu melirik ke arah nakas dimana satu kotak sterofom berisi nasi goreng diletakkan. “suapin, ya?”

“makan sendiri.”

“tau kondisiku dong, om.”

“pantat kamu yang sakit. bukan tangan.” levi balas datar. namun pemandangan wajah eren yang menatapnya persis anak anjing buat dirinya hela nafas pasrah. diambilnya kotak sterofom itu lalu dibuka. arahkan satu sendok ke arah eren yang langsung disambut dengan mulut lebar pemuda itu.

“habis ini pulang,”

“mau kemana emang?”

“kumpul sama anak-anak. kamu gak usah ikut.”

eren manggut. nurut. setelahnya habiskan satu kotak nasi goreng dengan sedikit bumbu obrolan ringan.

:

gerbang kediaman yeager lagi. disana levi angkat tubuh eren yang kesusahan untuk turun dari motor akibat lecet di lubang dubur yang masih belum sembuh.

“sana masuk,” bukannya masuk, justru eren tarik kerah hoodie milik levi lalu beri ciuman di bibir. levi membalas, keduanya saling bermain: melumat bibir dan bergulat lidah satu sama lain. masa bodo jika ada orang yang lewat dan lihat perbuatan gak senooh mereka. levi gigit bibir bawah eren lalu dikecup pelan sebelum jauhkan wajahnya.

“gih, masuk.”

eren anggukan kepala. berbalik dan berjalan ke arah pintu dengan jalan yang sedikit mengangkang. persis orang sunat.

keduanya menoleh ke arah pintu yang terbuka, menampilkan satu sosok pemuda dengan keadaan toples juga tangan pemuda itu yang menggaruk perut.

“WEH ADEK GUE DI APAIN KOK JALANNYA NGANGKANG BEGITU?

sore

jam sudah menunjukkan angka lima sore, namun eren belum juga bangun.

“bangun, cil.” ucap levi hampir berbisik sambil telunjuknya mencuil hidung eren. yang dipanggil cuma berdehem malas. “udah mau sore, bangun. aku beli nasi goreng. dari tadi siang belum makan, kamu.”

dengar kata makananan, eren langsung buka mata.

“mana?” tanya eren semangat, lalu melirik ke arah nakas dimana satu kotak sterofom berisi nasi goreng diletakkan. “suapin, ya?”

“makan sendiri.”

“tau kondisiku dong, om.”

“pantat kamu yang sakit. bukan tangan.” levi balas datar. namun pemandangan wajah eren yang menatapnya persis anak anjing buat dirinya hela nafas pasrah. diambilnya kotak sterofom itu lalu dibuka. arahkan satu sendok ke arah eren yang langsung disambut dengan mulut lebar pemuda itu.

“habis ini pulang,”

“mau kemana emang?”

“kumpul sama anak-anak. kamu gak usah ikut.”

eren manggut. nurut. setelahnya habiskan satu kotak nasi goreng dengan sedikit bumbu obrolan ringan.

:

gerbang kediaman yeager lagi. disana levi angkat tubuh eren yang kesusahan untuk turun dari motor akibat lecet di lubang dubur yang masih belum sembuh.

“sana masuk,” bukannya masuk, justru eren tarik kerah hoodie milik levi lalu beri ciuman di bibir. levi membalas, keduanya saling bermain: melumat bibir dan bergulat lidah satu sama lain. masa bodo jika ada orang yang lewat dan lihat perbuatan gak senooh mereka. levi gigit bibir bawah eren lalu dikecup pelan sebelum jauhkan wajahnya.

“gih, masuk.”

eren anggukan kepala. berbalik dan berjalan ke arah pintu dengan jalan yang sedikit mengangkang. persis orang sunat.

keduanya menoleh ke arah pintu yang terbuka, menampilkan satu sosok pemuda dengan keadaan toples juga tangan pemuda itu yang menggaruk perut.

“WEH ADEK GUE DI APAIN KOK JALANNYA NGANGKANG BEGITU?

aftercare

tw// kinda nsfw.

taruh plastik berisi salep juga satu box sereal di atas nakas. dilihatnya eren yang tengkurap sambil main ponsel. levi mendekat kemudian duduk di pinggir kasur.

tangannya usak surai milik si pacar sekilas. “mandi, ren.”

eren tolehkan kepalanya ke belakang. “gerak sedikit, sakit.”

levi hela nafas pelan, beranjak dari kasur dan berdiri di hadapan eren. “sini,”

“mau apa?”

“gendong.” yang lebih muda naikkan satu alisnya, pasang wajah mencemooh. “kuat emang?” goda eren pakai nada mengejek.

“gak usah ngeremehin.” ketus levi dan eren ketawa. kedua tangannya ia angkat: gestur ingin digendong, yang langsung disambut oleh levi. angkat tubuh eren dan digendong bak karung sebelum melangkah ke arah kamar mandi.

“mandi—”

“mandi sendiri. gak usah manja.” potong levi lalu tinggalkan eren yang merengut.

:

sudah hampir dua puluh menit eren di kamar mandi, mandi juga berjongkok : keluarkan sperma milik levi yang masih belum bersih di dalam sana. “levi babi, bantuin apa gimana kek.”

“KAK! UDAH SELESAI!”

macam anak kecil.

gak lama pintu dibuka oleh levi dengan satu tangan yang membawa handuk, setelahnya balut tubuh eren dengan handuk lantas digendong kembali menuju kasur.

;

posisi tengkurap, levi dapat lihat pantat eren yang sedikit membiru akibat tamparan yang ia berikan malam tadi. gelengkan kepalanya untuk menampik pikirannya yang kembali kotor.

salep dibuka, ambil sedikit gel sebelum tangannya lebarkan kedua bongkahan eren. telunjuknya masuk ke dalam anal pacar, olesi bagian dinding anal milik eren yang lecet.

“ah—”

“gak usah ngedesah, bego,”

“sakit, bangsat,” sahut eren gak terima. “sadar diri, lah. aku kaya gini gara-gara siapa. mainnya kasar, biasanya juga vanilla. gak mau lagi aku sex sama kam—”

plak

omongannya berhenti. levi dengan gak kasihannya tampar pantat eren supaya diam.

“berisik, ngomong ter—” terhenti akibat dengar isakan kecil dari eren. “eh, kok nangis. duh, maaf maaf.”

kan jadi kelabakan sendiri.

beralih berjongkok di samping tubuh eren dan kepalanya sedikit menunduk untuk melihat wajah eren. beneran nangis.

levi meringis. mata eren dicium lembut juga tangannya yang usap pipi eren halus. “maaf, maaf.”

“sakit,” cicit eren.

“iya iya, sakit. maaf, maafin udah kasar, ya?”

beneran. disitu suara levi halus sekali. eren angguk kepala pelan.

“pakein baju.” pintanya, dan levi reflek angguk patuh.

dan berakhir eren yang tertidur pulas di pelukan levi setelah dipakaikan baju.

belanjaan

dongkol setengah mampus. eren dengan kurang ngajarnya ambil snack dan beberapa minuman yang mana hampir penuhi keranjang.

sudah menjadi tabiat eren sebenarnya, dan levi total rutuki dirinya yang lupa akan hal itu.

“nyesel aku belanja sama kamu,”

“kenapa?” eren menyahut tanpa menoleh ke arah levi: masih sibuk masukkan cemilan ke keranjang.

“nanya. kita kesini buat beli belanjaanku betewe, bukan mau borong cemilan sebanyak itu.”

“aku laper, tau, om. berisik banget.”

“kamu gak tau diri. bayar belanjaanmu sendiri sana.”

eren menoleh. “ya gak boleh gitu lah. kamu yang bayarin.”

“aku bayar punyaku sendiri. punya uang kan?”

eren berdecak. “ck, prinsipku kan puny—”

“ya ya ya,” potong levi malas. tangannya beralih ambil keranjang belanjaan dan dorong pundak eren. “dah, saja tunggu di luar.”

eren nurut. sedangkan levi tatap miris belanjaan eren yang cukup buatnya elus dada.

keranjang di taruh. sembari tunggu mba kasir yang hitung total belanjaanya, dirinya berjalan ke arah rak persis sebelah kasir, lalu ambil dua bungkus barang itu dan ia taruh dengan cueknya. total acuh dengan mba kasir yang tahan senyum malu.

selesai. dan dua kresek besar ada di tangan. “nih, bawa.” levi serahkan satu kresek berisi cemilan ke arah eren sebelum keduanya pulang.