aphro제

I write things. Sometimes sad, sometimes happy. But most of the time it breaks a heart.

𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘤𝘪𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘴𝘢

Secercah cahaya menerangi hitam nabastala, memberi eloknya semesta pada hati yang terluka. Seutas senyum, semburat tawa, diri ini beri kala kita berjumpa.

Bulan dua.

Tak sebentar, pun tak lama. Diri ini selalu bertanya, adakah tempat untukku merasa aman? Hati yang carut marut, mengharap sebuah harsa untuk singgah. Dan, semesta membawa-mu.

1460 jam, 60 hari. Masih terpatri dalam benak, kali pertama aku bersua dengan-mu. Rengkuh hangat menjeremba hati, meninggalkan goresan kasih yang di damba. Bak eloknya swastamita, yang hangat dan menawan, kau mendekap daksa dengan rasa.

Terima kasih.

Diri ini telah bertemu bahagia. Aku harap, selalu dan selamanya.

Atas sepercik harsa yang kau beri, terima kasih.


Selamat dua bulan. Love, Jeje — daisy.

— 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒏𝒊𝒓𝒘𝒂𝒏𝒂

Gemintang yang menyinari redumnya nabastala, serta eloknya pendar mentari setelahnya. Mengasingkan rinai hujan yang telah turun terdahulu, menorehkan pelangi untuk buana tempat-nya singgah.

Terkadang, rindu membelenggu hati. Segala bentuk yang memenuhi renjana, sesak, menyeruak mengambil alih. Terkadang pula, bahagia menjadi yang di damba. Kala kita bersua, kala kau memanggil nama.

Aku, bersyukur. Karena kau hadir. Memberi nyawa pada harapan yang telah sirna. Mengembalikan harsa yang hirap, mendekap daksa dengan cinta. Aku, terdayuh. Sebab, diri ini seakan tak mampu untuk membalas. Tak mampu untuk memberi sebanyak yang kau beri.

Tetapi, terima kasih. Karena kau memberi hangat, kala hampa merenggut diri ini. Kau memberi rengkuh, kala dingin menelisik sanubari. Terima kasih, karena kau adalah mentari elok untuk daisy yang rapuh.

364 hari, tak terhitung derai air mata yang jatuh dari pelupuk, dan jeritan hati yang tak berujung. Hingga pada bab terakhir, secercah cahaya hadir bak eloknya arunika. Menghapus sakit, dan luka, meski hanya sekelebat, tepat sebelum aku torehkan titik pada akhir frasa. Satu. Hanya tersisa esok. Sebelum akhirnya buku ini tertutup rapat.

Untuk itu, Bawalah aku menuju nirwana.


daisy.

A love letter.

Hi, Nggak kerasa ya? Kita udah ada di penghujung tahun. How's your 2020? Was it hard?

2020 emang bercanda banget, terlebih buat aku. My fangirl and real life was so fucked up, bahkan dari bulan Januari. Tapi, berkat kalian semua aku bisa bertahan sampai saat ini. Kalau aku bisa bilang, 2020 adalah tahun terburuk kedua setelah 2017, buat aku. Tapi di tahun 2020 juga, aku ketemu banyak banget temen, adek, kakak, keluarga baru yang aku sayang. Ya, kalian.

Aku udah berkali-kali jatuh. Tapi kalian, yang jauh dari aku, yang selalu narik aku buat bangkit. Kalian adalah satu dari sekian alasan untukku bertahan. Untuk itu, aku cuma bisa bilang makasih. Makasih udah jadi cahaya di hari-hari aku yang gelap.

Aku juga mau bilang, dan nggak akan bosen untuk bilang, aku ada disini buat kalian. If you are having a bad day, i'll always be here to give you a warmest hug. Jangan ngerasa sendiri, ya? Karena kamu nggak sendiri. Aku harap, setelah ini, kalian bisa lebih sering tersenyum daripada bersedih. Kalian bisa lebih bahagia, dan menyayangi diri kalian, seperti aku sayang sama kalian.

Terlebih, aku mau bilang makasih sama priv mutuals. Adek-adek aku, temen-temen aku, makasih ya? Udah hadir di hidup aku. Kalian se-berharga itu. Aku juga mau bilang makasih buat semua admin game yang aku mainin selama ini, makasih udah mempertemukan aku sama mereka yang aku sebut keluarga ini.

Terakhir, Aku harap 2021 bisa jadi tahun yang lebih baik untuk kita semua. Aku harap 2021 bisa jadi lebih bahagia. Makasih buat kenangan di tahun 2020.

Memories remain forever.

Aku sayang kalian semua. Happy new year!!

Hug and kisses, Jeje – Daisy.

— 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒏𝒊𝒓𝒘𝒂𝒏𝒂

Gemintang yang menyinari redumnya nabastala, serta eloknya pendar mentari setelahnya. Mengasingkan rinai hujan yang telah turun terdahulu, menorehkan pelangi untuk buana tempat-nya singgah.

Terkadang, rindu membelenggu hati. Segala bentuk yang memenuhi renjana, sesak, menyeruak mengambil alih. Terkadang pula, bahagia menjadi yang di damba. Kala kita bersua, kala kau memanggil nama.

Aku, bersyukur. Karena kau hadir. Memberi nyawa pada harapan yang telah sirna. Mengembalikan harsa yang hirap, mendekap daksa dengan cinta. Aku, terdayuh. Sebab, diri ini seakan tak mampu untuk membalas. Tak mampu untuk memberi sebanyak yang kau beri.

Dan, terima kasih. Karena kau memberi hangat, kala hampa merenggut diri ini. Kau memberi rengkuh, kala dingin menelisik sanubari. Terima kasih, karena kau bersinar terang kala semua menjadi gelap. Kau lah bintang paling terang, pada semesta yang ku-pijak.

365 hari, tak terhitung derai air mata yang jatuh dari pelupuk, dan jeritan hati yang tak berujung. Hingga pada bab terakhir, secercah cahaya hadir bak eloknya arunika. Menghapus sakit, dan luka, meski hanya sekelebat, tepat sebelum ku torehkan titik pada akhir frasa. Satu. Hanya tersisa hari ini. Sebelum akhirnya buku ini tertutup rapat.

Untuk itu, Bawalah aku menuju nirwana.


Terimakasih, rumah. — jeje.

𝗚𝗼𝗿𝗲𝘀𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝘀𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵.

Halo, STT. You got a love letter from me.

Sebenarnya, aku hanya ingin mengucap terima kasih. Kalian adalah satu alasan pasti, aku dapat bertahan hingga saat ini. Terkadang, saat aku terjatuh, merasa kosong, dengan hanya melihat chat kalian, aku bisa kembali bangkit.

Terima kasih, ya? Sudah hadir dan menjadi bagian dari cerita hidup aku selama ini.

Dan, terima kasih. Karena kalian sudah memutuskan untuk bertahan hingga titik ini. Kalian memilih untuk berjuang, meski kalian tahu seberapa jahat semesta memperlakukan kalian tahun ini. Kalian hebat. Aku tidak pernah bosan untuk selalu berkata bahwa, kalian berharga. Dan kalian dicintai. Setidaknya, bila kalian tidak mendapat cinta di sekitar kalian, biarlah aku yang memberikan itu kepada kalian.

Datanglah padaku, bila kalian butuh rengkuh hangat untuk hati yang terluka.

Aku hanya bisa berharap satu-dua hal. Berharap agar semesta selalu memberikan langit terindah untuk kalian. Dan juga, berharap agar kalian dapat menemukan bahagia, in the most amazing way.

Terakhir, selamat tahun baru. Terima kasih, dan selamat, kalian berhasil mengalahkan bercanda-nya 2020. You did great, and will always do great.

Everything will be fine, in the end. If it's not fine, it's not the end.


Love you tons, Jeje.

𝘢𝘳𝘶𝘯𝘪𝘬𝘢.

Sang luna memancarkan indahnya, menerangi semesta beserta gemintang yang berkilau. Hari ini, adalah pijak terakhir pada 2020. Epilog untuk goresan pena dalam hidup.

Secercah cahaya datang dalam sekejap, memberi efek kejut yang mengundang harsa. Aku, terlena. Oleh semua rengkuh hangat, serta rapal manis yang kau beri. Aku, ber-terima kasih.

Bak elok swastamita, kau adalah warna yang diberi semesta pada gelap hidupku. Aku, ber-terima kasih. Saat gelap bumantara berganti arunika, Aku hanya berharap, agar bahagia menjadi apa yang kau jeremba, pada akhirnya.

Sebab, bahagiamu, pun menjadi apa yang ku sebut bahagia.

Selamat tahun baru, keluarga. — jeje.

Retisalya.

Gemuruh yang membungkam semesta, serta rinai hujan yang memeluk siapapun yang berlalu di bawahnya, menelisik netra. Hati ini bertanya, kemana pendar sang luna yang selalu menerangi.

Luka, terdengar menyakitkan, pun terasa sangat. Mati rasa, bila menjeremba hati terdalam. Sesak, menyeruak membasuh kalbu. Di bawah rinai hujan, derai air mata menyatu menyapu perih. Aku, terdayuh. Aku, terberai.

Ingin mati saja.

Tuhan tak dengar. Meraung keras, pun tak memiliki arti. Sesak. Redumnya nabastala, menyingkirkan eloknya fajar dan senja. Menyimpan warna, mengubur dalam hitam dan kelabu. Kosong. Harsa telah hirap, hanya rengkuh yang di damba. Aku, terberai. Hilang di antara jutaan rasa yang carut-marut. Mengoyak sadar, mengoyak hidup.

Semesta tak menolong. Segan dengan gelap bumantara yang berkuasa. Cerah tak dapat muncul, sebab hitam dan kelabu mendorong-nya terlalu dalam. Lagi-lagi, jejal. Retisalya, menelisik sanubari. Memberi perih tak berujung, memberi sakit tak terobati. Hancur.

Rengkuh aku.

Hangat, diri ini sangat mendamba. Sebab, sudah terlalu dingin dan kosong. Rengkuh aku, sebelum semesta melakukannya.

Aku ingin mati, namun aku tidak akan. Setidaknya, tidak sekarang.


2021, daisy.