kkumasmom

SPC : Same Person Couple 7

Udah beberapa bulan semenjak mereka pacaran. The relationship’s doing so good, mereka bisa manage waktu masing-masing buat kuliah juga.

Kayak sekarang.

Kyla yang gak ada kelas hari ini, nemenin Hyunsuk nugas di kosannya.

Tapi kenapa kefrustasian cowok itu semakin membuat Kyla turned on? Dirinya mencoba untuk menenangkan Hyunsuk. “Hey, pelan-pelan aja, Hyun..” Kyla mengelus paha Hyunsuk.

Posisinya Hyunsuk lagi ngerjain di mejanya, Kyla duduk di samping dia. Kursi yang berbeda. “Mmh iya babe, maaf ya.”

Helaan nafas Hyunsuk malah membuat Kyla salah paham tapi cewek itu tetep mencoba untuk kalem. Cewek itu ngeliatin Hyunsuk terus dari samping, tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya.

Jujur, Hyunsuk langsung ngerasa ada yang aneh. Dia nengok ke arah Kyla, “Babe?”

“Sorry babe you look so good right now.”

“Kayaknya aku harus meluk kamu biar semangat lagi deh, sini duduk.” Hyunsuk menepuk pahanya, kursi gamingnya dimundurin sedikit.

Of course Kyla langsung duduk di atas paha Hyunsuk, berhadapan sama si cowok. “Kamu kalo lagi serius makin ganteng deh.”

Denger pujian dari Kyla, Hyunsuk membuang mukanya sambil menahan senyum, “Makasih ya, cantik. Sini peluk.”

Mereka pun pelukan dengan sangat erat, Hyunsuk mendusel ke ceruk leher Kyla, kedua lengannya melingkar di pinggang si cewek.

Sumpah Kyla beneran gak sadar pas dia gak sengaja bergerak di atas Hyunsuk.

Leher Kyla dikecup pelan sebelum Hyunsuk menatapnya lagi, “Kamu kenapa sih?”

“Mau.”

“Mau apa, sayangg?” Rambut Kyla disisir ke belakang telinganya sama jemari Hyunsuk.

Kyla hanya menatap Hyunsuk kayak anak kecil mau minta permen. Kode itu langsung nyambung ke otak Hyunsuk, ia membasahi bibir bawahnya dengan lidahnya sendiri sebelum mencium Kyla.

Keduanya jarang berpagut selama ini sebenernya, bahkan yang sekarang aja lebih lama dari biasanya.

Kening mereka masih bersentuhan, Hyunsuk berenti sebentar, “Kamu yakin?”

“Please, aku udah nunggu dari lama sebenernya.”

“Ya aku juga, cantik. Tapi aku gak enak bilangnya.”

“Fuck me, Hyun.” Rambut belakang Hyunsuk dijambak sama jemari Kyla.

Cowok itu menggeram lalu mengangkat tubuh Kyla, ia jalan ke arah kasurnya. Hyunsuk di atas Kyla, masih lanjut berpagut.

Suara lumatan bibir sangat terdengar.

Sesekali Hyunsuk tersenyum miring di sela-sela ciuman, “Baby, you’re such a good kisser.”

“Thank you, ganteng.” Kening Hyunsuk dikecup, lagi-lagi cowok itu dibuat terbang. Timingnya kurang pas tapi emang daritadi mereka checking out on each other.

Celana pendek yang Kyla pake dilepas, dalemannya pun juga dilepas. “Aku siapin dulu.”

“G-gak usah-“

Hyunsuk menatap Kyla sebentar, “Sayang.”

“Iya, Hyun. Sorry aku gak tahan.” Kyla menggigit bibir bawahnya.

Selagi Hyunsuk berlutut di sela-sela kaki Kyla, jemarinya masuk ke area sensitif ceweknya. “Sakit?”

“Enggak, Hyun.. Fuck.. Keep going..” Kyla meremas bed sheets.

“Cepetin, Hyun.”

“Alright baby.” Kocokan jemari Hyunsuk dipercepat.

Sampe akhirnya Kyla mencapai klimaksnya. “Oh shit, sorry, Hyun jadi beran-“

Untuk kesekian kalinya, Hyunsuk memotong kalimat Kyla, kali ini dengan menciumnya, “You taste so good, cantik.”

“Tapi.. Kasur kamu gimana?”

“Gak usah pikirin yang lain. I’m literally right here, pikirin aku aja- Oh shit you look so fucking pretty.” Pipi sampe leher Kyla dielus sama Hyunsuk yang salfok sama Kyla.

“Okay i will.” Walaupun terengah-engah, Kyla terkekeh pelan.

Keduanya kembali berpagut, Kyla membantu Hyunsuk untuk melepas kaos hitamnya. Kalung Hyunsuk juga bergelantungan.

Bibir Kyla mulai mengecup leher dan dada Hyunsuk. Cowok itu menggigit kalungnya karena dia gak mau hal tersebut mengganggu aktivitas Kyla.

Geraman terdengar beberapa kali saat Kyla menjilat beberapa spot. “Hyun, ayo..”

“Iya sayang iya.” Hyunsuk langsung menuruti permintaan Kyla, ia berlutut untuk melepas iket pinggang dan celananya, sekalian sama boxer.

Si cowok melihat reaksi Kyla pas ngeliat juniornya pertama kali, ia terkekeh pelan, “You’re safe with me, ini karena aku keras.”

“It’s massive, Hyun.”

Si cowok terdiam sebentar, “Ah anjing. Yang sorry yang, aku gak ada kondom-“

“Hyun cepetan masukin, gapapa kok please.”

Atasan Kyla juga dilepas, menyisakan si cewek dengan branya. “Aku masuk ya..” Izin Hyunsuk.

Pundak Hyunsuk diremas, “Hmm.. Hyun.. A-ah.. Kamu.. Gede banget..” Kedua mata Kyla terpejam.

“Kamu sempit banget, cantik.” Bibir si cowok mengecup pundak Kyla sekilas.

Sampe udah terbiasa, Hyunsuk akhirnya bergerak juga. “Baby you good?”

“Yes, sir. Enak banget, please keep going..” Dari pundak, tangan Kyla bergerak ke punggung Hyunsuk, ja meremas kencang saat cowok itu menghentakkan miliknya kencang.

Suara decitan kasur juga gak kalah keras.

Salah satu tangan Hyunsuk melepas kaitan bra Kyla lalu tangannya meremas buah dada Kyla beberapa kali.

Plak plak plak!

Kening Kyla beberapa kali dikecup, “My pretty fucking girl..”

“Hyun..”

“Hm?” Salah satu tangan Hyunsuk menahan badannya di headboard.

“Your cock.. Ah fuck aku mau keluar kayaknya..” Kyla yang lagi ngomong kepotong sendiri, yang tadinya lagi tatap-tatapan sama sang cowok, matanya terpejam sekilas.

Dengan cepat, Hyunsuk memindahkan tangan Kyla ke samping, ia menyatukan kedua tangan mereka di kanan-kiri Kyla.

Bibir mereka juga menyatu. Lagi.

Saat menjauh, Hyunsuk menggigit bibir bawah Kyla. “Babe, aku juga deket..”

“Cum, Hyun. Fill me up.”

“Babe-“

“Please.” Kyla menatap Hyunsuk dengan dalam.

Tentu saja si cowok melemah.

Keduanya pun mencapai klimaks bersamaan.

Hyunsuk segera membersihkan tubuh Kyla sebelum tubuhnya sendiri. Ia mengambil salah satu hoodienya buat Kyla, gak lupa minum.

Kyla dipindahin ke atas badan Hyunsuk yang senderan, punggung ceweknya diusap berkali-kali. “Kamu ada-ada aja, babe.”

“Kamu ganteng banget, Hyun, sumpah.”

“Ya kamu juga cantik banget, yang. Aku daritadi agak susah ngerjain tugas karena pengen ngeliatin kamu terus.” Rambut Kyla diacak pelan, tapi abis itu dirapihin lagi, gak lupa dikecup.

Kyla mendusel ke dada Hyunsuk yang masih shirtless, “Makasih banyak ya, for always making me feel safe.”

“Sama-sama cantiknya aku, abis ini aku mandiin terus kita makan ya?” Pelukan Hyunsuk semakin erat.

“Iyaa gantengg..”

Both of them are whipped for each other.

#HoonKilarrr_8

Hari ini hari sekolah biasa yang gak terlalu padet. Jam pulang juga lebih cepet jadi pada ngambil kesempatan buat istirahat di rumah.

Sementara Jihoon malah ngegym, without knowing where his girlfriend is, sampe dia dibikin kaget pas Kyla masuk bareng beberapa adik kelas cewek-cewek. “Nah ini gymnya- ehem! Kalian kalo mau exercise tinggal naik lift ke lantai 2 yaa..” Si cewek nyaris tersedak pas ngeliat Jihoon lagi pull up.

“Oh oke kak! Makasih kalo gitu buat tour hari ini! Kita pulang duluan ya kakk.” Salah satu adik kelas itu manggut-manggut sebelum pamitan.

“Makasih kak! We’ll do our best!” Lanjut yang lain.

Kyla dengan senyum paksanya ngejawab, “Sama-sama, semangat jadi anak cheers ya! Semoga pada lolos!”

Mereka pun keluar dari gym setelah ngeliat-liat sebentar. “Paji.”

“Hehe, kamu abis keliling, yang?” Jihoon turun dari alat pull up, checking out on Kyla yang lagi jalan ke arahnya.

“Iya, mana udah pada pulang jadi aku sendiri deh. Kamu ngapain coba ngegym abis pulang sekolah?”

“Udah lama, yang. Biar stamina aku nambah.” Jihoon mengelap keringatnya dengan kaos yang diangkat sama dia, mengekspos setengah badannya.

Sikap itu membuat Kyla mendengus, “Yaudah ngerti deh yang paling suka ngegym. Cih, untung kamu tadi balik ke arah sana, kalo gak itu adek kelas pasti pada salfok sama kamu.”

“Kalopun salfok ya gak keliatan dong, cantik? Ini masih punya kamu kok.” Seperti biasa, Jihoon selalu mengingatkan Kyla kalo tubuh cowok itu juga milik sang pacar, especially his abs. Tangannya mengarahkan tangan Kyla untuk mengelus absnya.

Keduanya bertatapan dengan sangat dalam, perlahan Jihoon tersenyum miring selagi mengelus area sensitif Kyla yang rok bagian depannya udah dinaikin sama dia.

“Ji..” Mata Kyla terpejam sekilas.

Jihoon sempet ngeliat area bawah Kyla yang masih pake daleman tapi udah basah, “Cepet banget?”

“Ji please..”

“Please apa?” Dengan pelan Jihoon mengarahkan Kyla buat duduk di salah satu adjustable bench disana, they’re so lucky ada batasan dinding yang ada kaca.

Daleman Kyla diturunin lalu dimasukin ke dalam kantong celana si cowok. “Your pussy is so fucking wet.” Ujar Jihoon, perlahan ngemasukin jemarinya ke dalam area sensitif Kyla.

“Daddy gak usah..”

“But daddy wants to make you cum..”

“Please langsung pake punya kamu aja..” Kyla menatap Jihoon dengan desprate. Lengan si cowok diremas sama Kyla karena gerakan jarinya semakin cepat.

“Ya ini kan pake jari aku?”

Gak sengaja Kyla mencapai klimaks setelah beberapa lama dikocok oleh jemari Jihoon, dirinya menyender ke belakang, matanya terpejam. “MMHH….”

Jihoon menatap Kyla selagi menghisap jemarinya. “You taste so good, kitten.” Paha Kyla dikecup lalu tubuh cewek itu diangkat sebelum didudukin di atas paha Jihoon.

Celana dan boxernya Jihoon udah turun, “Suaranya jangan terlalu keras ya, anak pinter.” Kepala Kyla dielus, cewek itu mengangguk sambil tergesa-gesa mencari milik Jihoon untuk dimasukin ke area sensitifnya.

Belom apa-apa, kedua tangan Jihoon udah meremas bokong Kyla dengan kencang, sekalian ngeadjust. “Enak, sayang?”

“B-bentar.. Ssh ah..” Pundak Jihoon diremas oleh Kyla.

Saat udah fully masuk, Kyla mendongak sambil menghela nafas, “Fuck sayang kamu hot banget.” Bibir Jihoon mulai mendekor leher ceweknya.

Perlahan Kyla bergerak naik turun, Jihoon juga membantu pergerakannya. “Kitten you’re so good.”

“Thank- Thank you daddy… Fuck…” Kyla sekilas mengumpat di ceruk leher Jihoon.

Mereka berpagut selama beberapa menit, Kyla masih bergerak dengan stabil, Jihoon semakin bangga tentunya. “Kamu gak capek?” Tanya Jihoon di sela-sela kegiatan.

Beberapa kancing kemeja Kyla dilepas, dasinya dilonggarin sama Jihoon. “I’m okay, daddy. You’re just so big.”

Si cowok menghisap kulit Kyla yang terekspos sehingga keluar tanda merah. “Kalo capek bilang, biar aku yang gerak.” Jihoon menggigit bibirnya sambil menatap Kyla yang masih naik turun.

Gak tahan, Kyla melepas kaos lengan panjang yang dipake Jihoon. “Daddy..”

“Hm? Kenapa, yang? Ah fuck..” Jihoon sempet salfok sama area mereka berdua yang menyatu.

Tanpa sadar, mata Kyla berkaca-kaca, “Kamu.. Ganteng banget..”

“Thank you, sayang.. Come kiss daddy.” Jihoon menarik leher Kyla agar mereka bisa kembali berpagut, lengan Kyla juga melingkari leher Jihoon.

Plak plak plak!

“Mmh aku deket..” Ujar Jihoon, bibir keduanya masih bersentuhan.

“Daddy fuck… Spank me please..” Kyla udah lemes tapi masih tetep bergerak.

Plak! Tamparan dari telapak tangan Jihoon ke bokong Kyla lumayan keras, cewek itu ngeflinch sampe matanya agak berkaca-kaca.

Aksinya membuat Kyla semakin dekat juga. “Ah Jihoon..”

Panggilan nama itu membuat Jihoon thrust his hips upwards dengan gemas, kedua tangannya meremas pinggul Kyla, “Jihoon ah di dalem..”

“Fuck anjing!”

Mereka pun mencapai klimaks masing-masing, Jihoon menuruti permintaan gadisnya juga.

Si cowok yang senderan menarik Kyla ke dalam dekapannya, tangannya langsung mengelus tubuh Kyla. “Enak gak? Ada yang perih?”

“Enak banget, Ji. Makasih ya.” Cewek itu mendusel ke ceruk leher Jihoon.

“Makasih juga, cantikku. Tapi ada yang perih gak??” Pipi Kyla dikecup sesekali sama Jihoon, cowok itu juga berujung memeluk pinggang Kyla.

“Perih kayak biasa tapi aman kok, yang. Aku mau lanjut lagiii..”

“Heh, capek lho. Kamu abis tour sekolah tadi kan?” Jihoon dibuat kaget.

Jujur, Kyla yang desperately minta lagi bikin Jihoon menggila, nyaris banget keilangan kendali. Ia pun meraih wajah Kyla supaya bisa bertatapan, “Sayang, lanjutnya nanti di kosan aku ya? Gak enak desahan kamu ketahan kalo disini, okay?”

“Okayyy..” Kyla sempet ngepout tapi abis itu ditarik sama Jihoon buat berpagut lagi, di sela-sela ciuman cowok itu terkekeh.

“Beneran gak mau lanjut disini, daddy?” Kyla masih berusaha, dia gak tahan.

“Kamu mau kita ketauan karena suara kamu? Mending sekalian aku bikin serek nanti di rumah, cantik. Besok kan libur.” Paha Kyla dielus sama Jihoon.

“Hmm okay daddy.” Jawab Kyla sembari mengusap dada bare Jihoon.

“Good girl, sini cium lagi abis itu kita beres-beres baru pulang, we’re gonna have so much fun.”

MarKil : 46 (Alternative Universe, if they never break up)

Bener aja, pulang kerja Mark membuka pintu kamar dengan tergesa-gesa. “Daddy’s home, baby.”

Kyla yang lagi duduk di kasur sedikit kaget, “Eh- Mark-“

Cowok itu langsung naik ke atas Kyla, kedua tangannya menumpu badannya di kanan dan kiri tubuh Kyla. “Fuck, you’re gonna cry. Bisa-bisanya gak pake celana pas lagi pake tanktop.”

Mark mendengus sebelum turun untuk mencium Kyla dengan agresif. Leher Kyla digenggam oleh salah satu tangannya.

Di sela-sela ciuman, Mark melepas topi hitamnya, tangannya sekilas menyisir rambutnya ke belakang.

“Markie relax.”

“Shut up.” Pipi Kyla ditampar sebelum Mark lanjut mencium gadisnya.

Kali ini tangan yang tadinya lagi mencekik leher Kyla pelan, mulai turun, meremas buah dadanya, lalu semakin turun ke paha dan akhirnya sampe di area sensitif si cewek.

Jemari Mark mengelusnya. “Wet.”

“Nghh..” Kyla melenguh sambil menjambak rambut belakang Mark.

“Daddy’s wet needy fucking brat.” Si cowok gemes sama keadaan, ia menggertakkan giginya selagi ngomong, jemarinya juga mengusap milik Kyla dengan agresif walaupun masih dari luar daleman.

“Daddy fuck..” Kyla memejamkan kedua matanya.

Mark gak menghiraukan Kyla, dia juga mulai membuka daleman Kyla, “Jangan nangis dulu dong.”

“Fucking hell, daddy, you look so good..” Kyla mengelus dada Mark, jemarinya perlahan membuka kancing kemeja sang pacar satu per satu.

“Yeah?” Mark menatap Kyla dari atas, senyum miringnya terpampang.

Kyla mengangguk sebelum menarik kepala cowok itu buat kembali berpagut.

Bibir bawah Kyla digigit beberapa kali sama Mark, geramannya juga keluar saat tangan Kyla meraba dada barenya yang udah terekspos.

Setelah berciuman lama, Mark berlutut untuk melepas kemeja dan menurunkan bawahannya. “I’m going in, baby.”

“FUCK DADDY!” Desah Kyla kencang, kedua telapak tangan Kyla meremas punggung Mark.

Plak plak plak!

Tatapan Kyla dari bawah ke Mark membuat cowok itu menamparnya lagi dan mencekiknya. “Sayang, stop with that look.”

“Daddy, cepetin..”

Geraman kembali terdengar, permintaan Kyla dituruti oleh Mark.

Damn, the bed creaks.

Desahan Kyla bener-bener gak tertahan, Mark juga sesekali mengeluarkan desahannya sambil mendongak.

Plak plak plak!

Kyla gak sengaja mengeluarkan air matanya, “Daddy, mau cum. Please.”

“Mau cum?”

“Yes please.” Kyla memberi doe eyesnya ke Mark.

Nyaris ngalah.

Mark mengeluarkan miliknya. “Not now, baby.” Kekehannya terdengar, padahal nafas Mark udah terengah-engah.

“Oh fuck..”

Kyla gak tau harus ngomong apa, dia lemes. Baru juga mau ngatur nafas, Mark menggendong tubuh cewek itu dan jalan ke arah kamar mandi.

Kaki Kyla masih melingkar di pinggang Mark, ia memeluk cowok itu erat. “Daddy, gak bisa kalo berdiri.”

“Aku pegangin. Gampang kan?”

“Daddy please..” Kyla mulai terisak.

“Gak usah nangis, aku tau kamu suka. You’re the one who’s a needy slut.” Bener, makanya Kyla gak bales lagi.

Tubuh si cewek ditaruh ke lantai lalu diputar, kini dua-duanya menghadap ke kaca.

Kyla menumpu badannya juga ke tembok wastafel, salah satu tangan Mark memegang pinggangnya, satunya lagi mencekiknya dari belakang.

Bokong Kyla ditampar, “Look me in the eyes while i fuck you hard.”

“Ah! Yes i will, daddy.” Kyla segera menatap Mark lewat kaca dengan dalam. She’s trying so hard.

“Good girl.”

Mark kembali menghentakkan pinggulnya.

“Ah… Ssh Minhyung- ah…” Kyla memindahkan tangan Mark ke buah dadanya.

“Anjing.” Gumam Mark dengan pelan, tangannya meremas buah dada Kyla.

“Mmhhh ahhh..”

“Sayang, i like your voice so much.. Holy shit..” Mark sekilas merapatkan bibirnya, matanya juga sempet terpejam tapi abis itu dia balik menatap Kyla.

Plak plak plak!

And it’s time.

Kyla mendongak, otomatis kepalanya menyender di dada Mark. “Minhyung.. Ahh..”

“Fuck. Cum sayang, cum. Kamu makin sempit.” Urat-urat di leher dan kening Mark terlihat.

“AHHH!” Kyla mendesah kencang, Mark semakin deket karena ceweknya.

Si cowok mendongak, pinggulnya masih bergerak dengan agresif. “Ah anjinggg.. Fuck.. I’m gonna cum.”

“Fill me up, daddy.”

“Sayang fuck!” Mark pun mencapai klimaksnya.

Kamar mandi hanya terisi dengan suara nafas mereka.

Keduanya saling mengatur nafas.

Pelan-pelan Mark mengangkat Kyla keluar sampe cewek itu kembali tiduran.

Mark membersihkan sebentar kemudian memakaikan Kyla daleman dan celana pendeknya. “Baby?”

“Mark, i swear, enak banget.” Kyla masih memejamkan matanya.

Selagi Mark pake boxer, ia terkekeh. “I know, aku juga ngerasa enak banget. Especially when you allow me to cum insi-“

“Okay don’t talk about that! Please!” Kyla menutup wajahnya dengan bantal.

Mark duduk di samping cewek itu lalu melepas bantalnya dari tangan Kyla, “You’re cute. Thank you ya, sering-sering jadi brat biar enak.”

“Hey!”

“Hahahaha! I love you, sweetheart. Maaf kalo aku sakitin kamu.” Kening dan bibir Kyla dikecup.

“Ya i love you too.”

Mark mengelus rambut Kyla, “Mau pindah ke sofa gak? Do you wanna watch something? Masih ada stock popcorn.”

“Sure, can i borrow your hoodie, though?” Gak sadar, Kyla memanyunkan bibirnya, Mark auto gemes, pipi Kyla diremas. “KAMU LUCU BANGET ASTAGAAA.. Orang abis ini aku pengen ngambil hoodie aku buat kamu kok.”

“Hahaha ishhh iyaaaaudaah, thank you lagi.”

Sekali lagi bibir Kyla dikecup dan rambutnya diacak pelan sama Mark.

MarKil : 45 (Alternative Universe, if they never break up)

Dua orang ini lagi double-date sama Taeyong-Bink, karena lagi pada libur juga. Mereka minum bareng setelah tadi makan.

Cuman salah banget timingnya. Tension di antara Mark dan Kyla sangah tinggi karena mereka teringat sama aktivitas mereka tadi pagi menjelang siang sebelum siap-siap pergi.

Pas lagi asik ngobrol, Mark iseng buka gallery. Suhu tubuhnya memanas, sesekali menatap Kyla. “Duh..” Cowok itu bergumam sambil mengatur posisi duduknya.

Bink sadar, “Kenapa lo, Mark?”

“Eh Mark sorry gue lupa lo lagi banyak jadwal, abis ini gue sama Bink masih mau lanjut jalan, kalian kalo mau pulang, boleh aja lho.” Lanjut Taeyong, ikutan sadar juga.

Kyla menahan senyumnya karena dia tau apa yang sebenernya dirasain sama Mark.

Awalnya Mark ngerasa gak enak tapi daripada makin parah, dia berlagak beneran pegel dan meminta maaf ke pasangan satunya buat pulang duluan.

I mean.. Udah cukup lama juga sih mereka hangout.

Mark menghabiskan beernya sambil menatap Kyla yang masih menahan senyumnya.

Keduanya pun pamit lalu mereka jalan ke basement. “Pegel kamu?” Ledek Kyla.

“Keras, sayang.” Bales Mark sambil meraih kunci mobil di dalam kantongnya.

Gak ada balesan apa-apa lagi dari Kyla.

Cewek itu ditarik sama Mark supaya langsung duduk di atas pahanya pas udah masuk mobil. “Markie?”

“Baby let’s fuck.” Dengan cepat ia menyalakan mobil sebelum melepas topinya.

Leher Kyla digenggam, bibir Mark juga melumat bibir si cewek dengan agresif. “Lagi?” Tanya Kyla di sela-sela kegiatan.

“Yes.” Sekilas Mark tersenyum lalu maju untuk mencium Kyla lagi, kali ini kedua tangannya memegang pinggang Kyla, sesekali meremas dua buah dadanya.

Celana pendek Kyla dilepas, “Baby’s wet.” Mark terkekeh selagi mengelus area bawah Kyla dengan jemarinya.

Padahal Kyla masih memakai dalemannya, “Gara-gara kamu.” Lengan berotot milik Mark diremas oleh Kyla yang sembari menggigit bibir bawahnya.

Tiba-tiba dalemannya juga udah lepas, jemari Mark masuk tanpa aba-aba, gerakannya gak pelan, of course. Way more aggressive. “Baby, you like this?”

“S-so f- ah.. Ah shit..” Kedua mata Kyla terpejam.

“Can’t talk?” Untuk kesekian kalinya Mark terkekeh di hari itu.

Tangan Mark memegang punggung Kyla saat cewek itu menyender pelan ke setiran mobil. “Bisa. Enak banget aduh.. Sayang..” Kyla berusaha menatap dan menjawab pertanyaan Mark yang tadi.

Pinggul Kyla ikut bergerak membuat Mark menggeram pelan. “Deket ya? Sempit banget ini.”

“Yes, sir. Mau keluar, please..”

Jemarinya terus bergerak semakin cepat, Mark juga jadi gemes, “Mau cum?”

“Mau.”

Jawaban singkat Kyla membuat Mark mendengus, “Mau cum, hm?”

“Mau daddy..” Kyla udah se-desperate itu.

Sang cowok menggertakkan giginya, “Then fucking cum.” Matanya menatap mata Kyla dengan tajam dan dalam.

Kyla mendongak, “Oh fuck, daddy!”

Jari Mark masih bergerak tapi abis itu dia mengeluarkan jemarinya lalu dihisap. “You taste so fucking good, love. Fuck, best view ever.” Ujar Mark, tersenyum miring saat melihat pemandangannya.

Kyla masih mengatur nafasnya, “Thank you, sir.”

“”Baby come here, kiss me.” Suruh Mark karena Kyla masih mendongak.

Beberapa detik kemudian Kyla yang maju ke Mark, gantian tangannya yang memegang leher Mark, sesekali jakun si cowok dielus.

Sedangkan kedua telapak tangan Mark meremas bokong Kyla yang perlahan bergerak di atasnya. “You’re still wet, sayang. Aku jadi makin keras ini.” Mark menggigit bibir bawah Kyla.

“Aku lemesin ya?” Kyla perlahan mundur lalu membuka celana Mark, that guy is going insane karena Kyla.

Selagi membuka boxernya, Mark membantu Kyla tapi dia sambil checking out on her, tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya sendiri lalu menyisir rambutnya ke belakang. “Cantik banget sih.” Kepala Kyla dielus.

Kursinya dimundurin sama Mark supaya space Kyla lebih banyak.

Milik Mark mulai masuk ke dalam Kyla, “Markie ini kamu keras banget, aaah fuck..”

“Bisa gak sayang?” Mark mengelus paha Kyla.

“Bisa, daddy.” Kyla mulai bergerak naik turun.

Awalnya masih slow, “Oh fuck baby..” Mark memperhatikan area mereka berdua yang menyatu.

“Mmh.. Sir…” Pundak Mark diremas oleh Kyla.

“Sayang kalo kamu gak kuat- Fuck!” Belom juga lanjut, Mark mendesah lumayan kencang saat Kyla bergerak dengan cepat dan agresif.

Rambut Mark jadi target jambakan tangan Kyla, “Ah- So fucking deep!” Ucap Kyla barengan sama hentakannya.

Kaos Mark dilepas juga akhirnya. “Ini punya aku ya daddy..” Ujar Kyla dengan sensual sebelum ia mencium dada dan menghisap nipples si cowok.

“Anjing!” Mark menyisir rambutnya ke belakang lagi.

Kedua tangan Mark kini membantu pergerakan pinggul Kyla. “You’re so good, baby.. Oh my fuck..” Kedua mata Mark sempet terpejam.

Walaupun Kyla mendekor dada cowoknya, lenguhannya tetap terdengar. Which is not okay for Mark. “Sayang aku deket.” Bokong Kyla ditampar pelan lalu diremas.

“Daddy, mau cum lagi..”

“Sini sayang.” Wajah Kyla diraih supaya bisa dicium sama Mark.

Leher si cewek dicekik pelan, that made her cum. “Ah Minhyung!”

Nahkan.

Mark udah terengah-engah banget. “Sayang fuck..”

Udah berkali-kali dibuat gila, ini semakin gila lagi karena Kyla turun ke sela-sela kaki cowok itu lalu menghisap dan mengocok miliknya.

Well that made him cum too.

“Oh oh shit.. Ah anjing!” Tangan Mark sampe menggenggam setiran mobil.

Suara yang ada di dalam mobil itu cuman suara nafas mereka yang gak beraturan.

Mark mengelus kepala Kyla yang lagi senderan di pahanya. “Bisa naik gak, cantik?”

Kyla mengangguk lemas.

Pelan-pelan Mark bantu Kyla buat duduk di pangkuannya lagi dan mulai pake bawahan juga. “Markie that was hot.”

“You’re insane, baby. Mustinya aku foto kamu tadi.” Mark terkekeh lagi sambil merapikan rambut Kyla.

“Kalo kamu foto aku bahaya donggg.. Nanti lanjut lagi.” Kyla setengah bercanda.

Cup! Mark mengecup kening Kyla. “But thank you though. You’re the hottest, prettiest, best, girlfriend ever.”

“Hahah apa sih? Sama-sama tapi.” Pipi Mark dielus, rambutnya juga disisir oleh jemari Kyla.

Gak lama Mark pun mengambil kaosnya dan mengelap keringet Kyla, “Kasian banget sayangku, capek ya?”

“Kenapa pake kaos kamu heh???”

“Aku bawa hoodie, babe.” Mark tersenyum. Senyum ganteng.

Kyla dibuat tambah lemah pas Mark ngasih dia botol minumnya. “Where should we go after this?”

“Up to you.” Jawab Kyla sambil senyumin Mark.

“Oh fuck you’re the prettiest i swear.” Si cowok mendusel ke ceruk leher Kyla.

Abis turned on, jadi clingy. Gimana sih?

MarKil : 44 (Alternative Universe, if they never break up)

Sayang banget Kyla gak bisa dateng nemenin Mark di award show yang ini, untung dikasih tau dari jauh-jauh hari kalo dia ada pekerjaan keluar kota.

Gak lama banget sih tapi tetep aja cewek itu gak bisa dateng walaupun malemnya dia pulang.

Karena deket bandara ada hotel, Kyla nginep disitu sementara sebelum dia pulang ke apart. “Anjing.” Gumamnya sambil membanting hapenya pelan ke meja sembari ia duduk juga.

Penampilan Mark yang beda dan tingkah laku cowok itu udah bikin kesel, ini ditambah beberapa temen dan kakak-adeknya malah ceng-cengin dia.

Gimana gak kesel?

Dengan cepat cewek itu ngacangin message dari Mark dan main ke sosmed lainnya, gak lama setelah itu juga dia mulai bersih-bersih.

Baru keluar kamar mandi, hapenya berdering, Mark videocall, “Babe? Hi sayang! Kok kamu gak bales message aku? Kecapean ya-“

“Mark i’m so happy for you udah menangin dua daesang tapi i’m not in the mood, please bentar dulu ya.” Kyla menghindari kontak mata sang pacar, hapenya juga dia naikin sedikit supaya gak keliatan kalo dia cuman pake handuk.

“Thank you baby.” Mark tersenyum miring lalu menutup telfonnya.

Nahkan. Kepala Kyla udah pasti semakin panas.

Cewek itu menghela nafasnya panjang sambil mengambil sports bra dan dalemannya, ia pun balik ke dalem kamar mandi. “Fucking hell.” Gumamnya lagi.

Udah selesai semua, dia mengambil hapenya yang ada di meja baru rebahan di kasur. “Haaaahh…” Ujarnya, lega.

Beberapa menit kemudian, Kyla yang lagi asik main hape, kamarnya bunyi bel. “Anjir.. Cobaan apa lagi dah?”

Sebelum membuka, Kyla ngecek lubang intip pintu, she’s trying to act that everything’s okay karena orang yang di depan pintu itu adalah Mark. “Oh fuck.” Kyla berbisik sambil menutup mulutnya.

Ia pun membuka pintu kamar, “Are you kidding me?”

“Baby? Kok gak pake baju?”

“Ya orang dariawal aku gak mau pake baju karena aku kira malem ini bakal sendiri.” Jawab Kyla.

Mark menahan senyumnya, “May i come in?”

Kyla memutar bola matanya malas, “Hm.”

Puncak kepala Kyla dikecup sama Mark.

Barang-barang Mark ia taro di atas meja yang kosong, “I’ve been here before by the way makanya aku tau kamu dimana, gak jauh juga dari gedung.”

Kyla sama sekali gak bales, ia tengkurep di bagian kasurnya.

“Kyla.” Loh.

Jujur aja, Kyla merinding namanya dipanggil tapi dia nengok, “Apa sih?”

“I love bratty you so much holy fuck.” Ujar Mark sembari membuka jas hitamnya.

“It makes me wanna fuck you rough and good.” Cowok itu ngelanjutin kalimatnya sebelum terkekeh.

Kyla mendengus lalu ia kembali fokus ke hapenya, “Ngomongnya gitu terus tapi buktinya kamu yang capek duluan.”

Rahang Mark mengeras. “Mau?”

Kyla menaruh hapenya di atas nightstand, “Whatever daddy wants.”

Dengan cepat Mark menghampiri Kyla kemudian memutar posisi Kyla jadi dia bertatapan dengan Mark yang sekarang ada di atasnya. “My fucking brat.” Pipi Kyla ditampar sebelum lehernya dicekik sama tangan Mark yang berurat.

Keduanya berpagut dengan nafsu dan agresif, sesekali da yang terkekeh di sela-sela ciuman.

Kyla membuka aksesoris yang Mark pake dengan tergesa-gesa membuat cowok itu terkekeh sambil menatapnya, “Horny dasar.”

“Oh shut up-“

Plak! Lupa, langsung kena tampar lagi dari Mark.

Dengan sigap cowok itu mengecup keningnya sebelum berlutut di sela-sela paha Kyla, “Daddy’s hard.”

“Daddy’s hard?” Kyla menatap Mark dengan doe eyesnya, tangannya membuka iket pinggang sang cowok.

“Fucking hard. Gara-gara kamu.” Mark menyisir rambutnya ke belakang dengan agresif.

“I’m wet too, daddy.”

“I know.” Setelah celana diturunin, boxer Mark diturunin, ia bergerak maju lalu memasukkan miliknya ke dalam mulut Kyla yang udah terbuka.

Kedua tangan Mark menahan dirinya di dinding kamar yang ada di depannya, kepalanya menengok ke bawah terus, “Oh fuck… Keep going baby..”

Kyla is well trained.

“Anjing.. Aduh sayang..” Mark meloloskan desahannya tapi abis itu dia langsung merapatkan bibirnya.

Ia merasa sedikit panas, langsung membuka kaos putih dalemannya.

Nahan setengah mati, Mark memundurkan posisinya saat udah deket. “Oh shit.”

Kyla mengusap area mulutnya, “Enak, daddy?”

“Enak, sayang. Sekarang aku masukin ke yang bawah ya.” Mark mengecup bibir ceweknya.

Daleman Kyla dilepas dengan mudah, “Baby you’re so wet.” Mark yang salfok, tanpa sadar menggigit bibir bawahnya.

“Masukin, Mark.” Lagi-lagi Kyla lupa. Sangking gak sabarnya.

Si cowok mengocok miliknya terlebih dahulu, “Masukin apa, hm?”

“Please, daddy.”

“Didn’t you just say Mark?” Mark menaikkan salah satu alisnya, tangannya masih terus mengocok miliknya sendiri.

“Fuck.. Daddy please.. I want your-“ Air yang udah terkumpul di mata Kyla, jatuh ke pipinya begitu aja saat Mark menghentakkan miliknya keras ke area sensitif Kyla.

“AHH!” Kyla meremas punggung cowok itu, kepalanya mengumpat di ceruk leher Mark.

“Daddy.. Oh my fuck.. Ah.. You’re so big..” Jemari Kyla menjambak rambut belakang Mark yang berwarna biru itu.

Tangan Mark meremas paha Kyla saat genggaman di rambutnya mengencang, “Uhh.. Baby..”

“Sayang, ini kamu sempit banget..” Mark memejamkan kedua matanya.

“Choke me please..” Pinta Kyla, persis di dekat telinga sang pacar.

Permintaan Kyla langsung dituruti, “Like this?” Mark tersenyum miring.

“H-harder..”

Pipi Kyla kena tampar. Lagi. “Greedy fucking slut, makin sempit kamu fuck..” Genggaman di leher Kyla dikencengin sama Mark, sesuai kemauan gadisnya.

Hentakan pinggul Mark semakin agresif. “Daddy slow down..”

Mark bener-bener mabok situasi jadi dia gak denger Kyla. “Uh anjing..” Cowok itu menggigit bibir bawahnya.

Kyla menepuk lengannya, “Markie pelanin- uhh.. Nan-nanti kasurnya rusak- Oh fuck..”

Untung Mark langsung sadar. “Ah shit.. Babe? Kamu gapapa kan?”

“Just keep going, aku udah deket..”

“Aku juga, sayang.”

Plak plak plak!

Temponya cepet tapi Mark lebih tau diri supaya kasurnya gak rusak. “Mau cum..”

“Go on.” Kening Kyla dikecup.

Tangan Mark dengan sigap menutup mulut Kyla, dia tau suara yang akan keluar pasti bakal dinotice tetangga. “Mmmhh!”

“Ah sayang..” Mark ikut mencapai klimaksnya.

Dengan cepat cowok itu memutar balik jadi Kyla yang ada di atasnya, pelan-pelan Mark senderan ke bed head board.

Lengannya memeluk pinggang Kyla, sesekali dielus punggung sampe bokongnya. “Sayang.”

Yang terdengar cuman isakan Kyla di ceruk leher Mark.

“Ssh ssh ssh.. Baby, you’re safe with me, okay? Maaf ya aku nyakitin kamu. I’m sorry, so so sorry. Mustinya aku sadar kalo kamu lagi capek.” Pipi Kyla dikecup berkali-kali.

Beberapa detik akhirnya Kyla bales, “Tadi kebawa suasana kok aku, banyak coincidence yang bikin aku kesel sendiri.” Kyla juga ikut mengecup ceruk leher Mark.

“We’ll talk about this later, ya? Aku tau kamu kecapean. Paling nanti kebangun juga kita.” Mark meraih wajah Kyla, pipi Kyla yang lembab diusap.

Cewek itu mengangguk. “Thank you.”

“Thank you juga, sayang. I love you.”

“I love you too.”

Keduanya berpagut selama beberapa menit sebelum tertidur di pelukan masing-masing.

#112

Seusai Haechan melakukan interview bareng 127, dia langsung membuka message yang baru aja masuk, dari Kyla.

Saat membaca, tanpa sadar Haechan tersenyum miring selagi membalas sang pacar, Jungwoo langsung notice, “Heyy anak muda, lagi chattan ama ayang ya??”

“Biasalah, bucin bat anying sama adek gua.” Johnny menggelengkan kepalanya.

“Hahaha berisik banget dah. Udah gue mau nyamper ayang dulu, byeee freakers!” Cowok itu mengambil tas ranselnya lalu keluar dari ruangan, abang-abangnya ada yang ketawa dan ngeceng-cengin.

Haechan segera masuk ke toilet umum di gedung yang cukup mewah itu. “Kil- lho? Kok gak ad-“

“Ehem.” Kyla berdeham dari luar pintu.

Sang cowok menggigit bibir bawahnya lalu menarin Kyla ke dalem, “Needy banget kayaknya?”

“Ya elah, Chan, lo pegang nih, baru ngeliat gue udah keras.” Tangan Kyla langsung memegang milik Haechan dari luar celananya.

“Siapa yang gak keras kalo lo ngirim foto kayak tadi anjing?” Dengan agresif, cowok itu melempar tas ranselnya lalu menarik Kyla untuk berciuman.

Tangan Haechan memegang leher Kyla sembari mereka jalan mendekati kloset yang tertutup lalu Haechan duduk di atas situ, “Ride me, buruan.”

Dengan sensual, Kyla naik ke atas paha Haechan, berhadapan, kemudian mendekati wajahnya ke sang pacar, “Kenapa harus buru-buru.. Daddy?” Kedua lengan Kyla melingkar di leher Haechan.

Tatapan Haechan menajam, cowok itu lagi-lagi menggigit bibir bawahnya, kali ini sambil ngeliatin bibir Kyla.

“Kil.”

“Hahah okay, okay.” Kyla berdiri sebentar untuk menurunkan celana dan dalemannya, dibantu sama Haechan juga.

Saat Haechan ingin membuka resleting celananya sendiri, tangannya ditahan sama Kyla yang dengan cepat duduk di atas Haechan lagi dan bergerak di atasnya. “Oh fuck daddy..”

Baru aja ngegrind di atas Haechan yang bahkan belom buka celana, Kyla udah semabok situasi itu. “Kil fuck.. Ah gila lo?”

Mata Haechan terus memperhatikan area bawah Kyla yang semakin basah, “Sayang, gak mau dimasukin aja, hm?” Pinggang Kyla dielus.

“Kenapa sih buru-buru banget kayaknya?” Kyla masih bergerak pelan.

Haechan menahan desahannya, “Kalo mau lama, kita lanjut di hotel. I’m gonna fuck you hard and good, gak tahan ngeliat bentukan lo kayak gini.”

Mau gak mau, Kyla berhenti. “Fuck me rough then. Sekarang.”

Kalimat Kyla barusan membuat Haechan mendengus sebelum menyisir rambutnya ke belakang, “Berdiri.” Suruh Haechan.

Setelah Kyla berdiri, Haechan juga ikut berdiri lalu memutar posisi ceweknya jadi Kyla ngebelakangin dia, kedua tangan cewek itu juga menahan badannya ke tembok. “Slut.” Ujar Haechan selagi menurunkan celana dan boxernya sambil terkekeh.

Satu hentakan membuat kedua mata Kyla terpejam dan mengeluarkan desahannya, “AH!”

“Chan, Chan, ahh.. Hyuck.. Kok keras banget?” Kyla sempet nengok ke belakang, Haechan udah mau gila aja ngeliat point of viewnya.

Bokong Kyla ditampar, “Enak?”

“P-perih dikit… Aaah fuuuck..”

“Terus mau gimana?” Kedua tangan Haechan meremas dua buah Kyla dari belakang.

“AH! Ah fuck! Anjing..” Sumpah, Kyla bingung banget harus gimana. Enak, iya. Perih, iya.

Dengan cepat, salah satu tangan Haechan menutup mulut Kyla yang perlahan dihisap oleh cewek itu. “Fuck sayang..” Si cowok mendongak while rolling his eyes.

Plak plak plak!

Beberapa hentakan kemudian, Haechan balik kayak posisi awal, tapi gerakannya masih sama, pipi Kyla juga udah penuh sama air matanya.

Salah satu tangan Haechan menaikkan sweater yang dia pake, supaya gak ganggu. “Ah anjing.. Kamu sempit banget..”

“Daddy i wanna cum..” Kyla sedikit terisak.

“Cum, cantik.” Bokong Kyla diusap, sesekali diremas.

Gak lama, Kyla pun mencapai klimaksnya. “Ah!”

Pinggang Kyla diremas kencang oleh kedua telapak tangan Haechan selagi ia masih bergerak, “Fuck fuck fuck! Aku deket banget..”

Bodoamat udah selemes apa, Kyla masih ngejawab, “Fill me up, daddy..”

“Horny fucking bitch, gila gue anjing..” Haechan bergumam, dia sendiri frustasi sama sikap Kyla yang beda.

“Oh fuckk..” Akhirnya Haechan juga mencapai puncaknya.

Gak pake lama, Kyla digendong dan ditaruh ke atas tembok wastafel. “Maaf ya.” Si cowok segera memakai celananya lalu memeluk Kyla sekilas, dia membantu sang pacar memakai celana dan dalemannya juga.

“Kok? Gede banget sih? Beda ya maksud aku- eh gue- ah anjing gak jadi.” Kyla yang salting, menutup mukanya.

Haechan auto tertawa pelan, “Yah salting si cantik..” Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

Selagi memijit paha Kyla, Haechan mengecup bibir Kyla beberapa kali di tengah-tengah dia lagi ngomong, “Kalo sakit, kita gak usah makan diluar.”

Cup!

“Nanti order aja ya sayang ya?”

Cup!

“Cantik banget sih.”

Cup!

Kyla belom bales apa-apa, Haechan udah memagut Kyla lagi, kali ini lama.

Tangan Kyla menyisir rambut coklat sang pacar. “Gapapa kok, makan diluar aja. Kan duduk ini.”

“Jangan dipaksa loh ya.”

“Iyaaaa ganteenggg..” Kyla meremas kedua pipi Haechan yang lagi nyengir.

Frenemies With Benefits #9

Konser jauh aja kadang Kyla ikut, ini udah jadian, tempatnya deket, Kyla gak lembur pula. Udah pasti cewek itu nemenin.

Apalagi Seungmin lagi nempel banget sama Kyla.

Yang bikin jengkel adalah pas Seungmin tiba-tiba ngeprank Kyla sok cuek terus malah ngobrol sama staff cewek-cewek.

Setelah beberapa performance Kyla nahan gengsi karena Seungmin ganteng tapi ngeselin, dia izin pulang ke apart si cowok duluan.

Seungmin yang dikasih tau staff langsung kepikiran tentunya. Dichat gak dibales, ditelfon juga gak dibales.

Sampe apart, Seungmin auto mencari pacarnya. “Sayang!”

Ia membuka pintu kamar mandi di kamar dengan sedikit keras, “Kil- lho..”

“Berisik banget sih? Gak bisa ngetok?” Kyla yang lagi dandan karena baru selesai bersih-bersih, ngegas.

Demi apapun, Seungmin bingung banget haru kayak gimana. Sang cewek hanya memakai salah satu kaosnya dan daleman.

“Gue kira lo kemana anjir.. Aduh..” Seungmin mengelus dadanya.

“Ya menurut lo gue mau kemana lagi? Lagian disana bosen, gak ada temen.” Kyla menyindir lalu terkekeh.

Si cowok mendekati cewek itu sembari menyisir rambutnya, lalu memeluk Kyla dari belakang. “I’m sorry. Tadi gue mau ngeprank lo, gue kira lo bakal ajak ngomong kenapa gue ngacangin-“

“Ngeprank ngacangin gue sih ya terserah, tapi gak dengan cara ngobrol sama banyak staff cewek dong sampe pada ngelus pundak lo, dong? Iya gak?” Ujar Kyla dengan jelas, Seungmin menahan senyumnya.

“Jealous?”

Kyla kembali terkekeh, “You wish.”

“You are.” Seungmin memutar badan Kyla lalu menarik ceweknya untuk berpagut.

Kedua tangan Kyla menahan badannya di tembok wastafel ke belakang. “Mmh- Kenapa sih suka banget ngabis-ngabisin liptint gue?!”

“Gak tau juga.” Seungmin maju lagi, salah satu tangannya memegang pinggang belakang Kyla, satunya memegang pipi si cewek.

Otomatis salah satu tangan Kyla meraih wajah cowoknya juga. “You look so fucking good with this hair.” Jemarinya naik untuk menyisir rambut Seungmin sehingga cowok itu sempet menggigit bibir bawahnya.

“Thank you, cantik. You look so fucking hot, too, wearing this.” Tangan Seungmin meremas buah dada Kyla sebentar sebelum ia menggendong tubuh cewek itu lalu dibawa keluar kamar mandi.

Tau-tau mereka udah ada di sofa aja.

Kyla membuka hoodie Seungmin dengan cepat, “Anjing.” Gumam cewek itu pelan saat melihat badan Seungmin.

Cowok itu juga ikut melepas kaosnya yang dipake Kyla, “Fuck, i knew it.” Ujar Seungmin, sadar kalo Kyla emang daritadi gak pake bra.

Kyla maju dan kembali melumat bibir Seungmin dengan agresif, “Min- ah fuck.” Cewek itu menyisir rambutnya sendiri ke belakang.

Seungmin yang udah terengah-engah, tersenyum miring ngeliat Kyla, “Apa, sayang?”

“Bodoamat lo punya gue pokoknya.” Sekarang Kyla mendekor leher Seungmin, sesekali jakunnya dihisap saat cowok itu mendongak. “Ah fuck, emang iya anjing.”

Selagi Kyla sibuk mendekor leher dan dada Seungmin, tangan cowok itu terus mengelus pundak sampe bokong, sesekali bokong Kyla diremas.

Lama kelamaan Kyla yang udah gak tahan, dia turun ke sela-sela kaki Seungmin. “My man must be hard.” Cewek itu terkekeh kesekian kalinya, diikuti Seungmin juga, bangga bisa jadiin Kyla miliknya.

Kepala Kyla dan pipinya dielus sama Seungmin sebelum ditampar. “You’re hot as fuck.”

Celana dan boxer udah turun, Kyla pun memulai aktivitasnya. Gerakan tangan dan mulut membuat Seungmin menggila, ditambah tatapan dari bawah. “Kenapa pake grey sweatpants sih?” Kyla menjauh sebentar walaupun tangannya masih mengocok.

Seungmin menggigit bibir bawahnya, “Biar bisa beginian lah, gak mungkin lo gak horny ngeliat gue pake grey sweatpants.”

“Tau aja sih.” Kyla mengecup milik Seungmin lalu melepas dalemannya.

“Fuck me hard, daddy.” Ujar Kyla dengan frontal.

Tau apa maksud ceweknya, Seungmin berdiri agar Kyla bisa menungging. Bokongnya ditampar sama Seungmin dengan mudah, “Horny fucking slut.”

Plak! Satu hentakan membuat Kyla mendesah dengan kencang. “Fuck Min!”

Punggung dan belakang leher Kyla dikecup oleh bibir Seungmin selagi cowok itu meremas dua buah dada Kyla dari belakang. “Ah shit.. Sempit banget kamu..” Si cowok sekilas mendongak.

“Daddy, move faster please..”

“Iya sayang.” Sangking agresif dan mabok situasinya, letak sofa itu udah gak jelas.

Plak plak plak!

Beberapa bantal yang ada di atas sofa juga udah jatoh ke lantai. “Fucking choke me- ah anjing..”

Gak pake lama, Seungmin menuruti permintaan ceweknya. “Enak, sayang? Udah deket?”

“I think i’m close, daddy.”

“Should i go slower?” Goda Seungmin, persis di dekat telinga Kyla.

Mata cewek itu mulai berkaca-kaca, “No please, mau cum..”

Seungmin terkekeh, “Alright baby, then cum. Aku abis kamu.” Mati-matian cowok itu menahan klimaks, sebenernya daritadi dia pengen keluar karena kelakuan ceweknya yang terlalu needy.

Plak plak plak!

Krak! Kayaknya ada satu bagian sofa yang rusak, semua gara-gara mereka emang.

Beberapa hentakan kemudian Kyla pun mencapai klimaks sambil berciuman dengan Seungmin. “Hah.. Ah fuck.. Anjing..”

“Oh fuck.” Seungmin pun juga mencapai klimaksnya gak lama setelah itu.

Yang bikin kaget adalah pas Kyla berusaha sekuat tenaga buat merubah posisi mereka jadi dia yang di atas pangkuan Seungmin kayak tadi.

Cewek itu lagi-lagi mencium Seungmin, dibales tentunya. Kedua tangan si cowok memegang pinggang Kyla yang sedikit bergerak di atasnya. “Sayang, masih mau lanjut?”

“Mau cium kamu doang.”

“Then stop grinding on me, cantik. Nanti aku keras lagi gimana?” Punggung Kyla dielus.

“Ya kan bisa aku lemesin?”

Keduanya terdiam sebentar lalu sama-sama terkekeh. “Gak salah sih, sini kiss lagi.” Jemari Seungmin memegang dagu Kyla.

Di sela-sela ciuman pasti ada aja yang tertawa pelan, tapi tetep lanjut.

Terakhir, Seungmin mengecup kening Kyla. “Thank you, besok temenin aku beneran ya?”

“Ya kalo kamu gak ngeprank aku mau.”

“Hahaha iya sayang, gak lagi. Tadi aku takut kamu ilang gak ada kabar.” Kedua tangan Seungmin memeluk pinggang Kyla.

“Ih apaan sih? Lebay. Btw udah ah ayo pake baju, geli rambut kamu kena dada aku.” Jemari Kyla memainkan rambut Seungmin yang lagi mendusel ke dadanya.

“Besok kalo mau lagi, bilang ya, cantik.” Sekali lagi Seungmin mengecup bibir Kyla.

NaKil : FWB Relationship.

Acara kali ini, dreamies bisa ngundang beberapa orang buat ikut nonton juga. Kyla termasuk udah pasti, gak mungkin gak diajak sama cowok dan sahabatnya.

Kursi dreamies gak jauh dari Kyla, cewek itu juga mulai ngobrol sama sebelahnya, Jaemin cuman bisa menatap mereka.

Udah ngobrolnya sama cowok, mana baru kenal lagi. Ditambah dress yang dipake Kyla sedikit terbuka.

Berkali-kali Jaemin mengeraskan rahangnya saat melihat Kyla ditarik pelan supaya bisa dibisikin sama cowok itu.

Setelah dreamies perform, Jaemin menunggu Kyla di ruang ganti. “Mampus gue.” Gumam Kyla, kayaknya tau kenapa dipanggil.

Masuk ruang ganti, Jaemin lagi ngebenerin dasinya. “Having too much fun?” Cowok itu melirik ke Kyla lewat kaca.

“With that guy? No. Cuman dia ajak ngobrol, Na. Gak enak masa aku diemin?” Kyla menurunkan dressnya sedikit.

Jaemin mendecak, “Ckckckck.. Bisa-bisanya tuh cowok salfok ke paha kamu terus. Aku aja yang dari jauh bisa keliatan.” Kedua tangan Jaemin masuk ke kantong celananya, sembari jalan mendekat ke Kyla.

Si cewek terdiam, dia ngeliatin Jaemin jalan ke arahnya.

“N-na..”

“Hm?” Jaemin menatap Kyla tajam sehingga cewek itu kembali terdiam.

Selagi Jaemin mendekat, Kyla semakin mundur sampe akhirnya dia terkunci di antara si cowok dan pintu. “Apa? Gak jadi ngomong?”

Dari paha, ke pinggang, dan ke leher dielus salah satu tangan Jaemin. “Don’t be scared, cantik.”

“Ya.. Kamu jangan serem-serem, Na.”

“Bukannya kamu suka?” Salah satu alis Jaemin, naik.

Leher Kyla dicekik pelan, bibirnya langsung mendarat di bibir Kyla, udah agresif dariawal.

Tangan Jaemin satunya menaruh tangan Kyla di belakang kepala cowok itu. Rambut si cowok dijambak pelan sama Kyla.

Dari leher, mulai turun sampe akhirnya dress Kyla dinaikin, dalemannya diturunin sama Jaemin. “Sayang, kok basah banget?” Kekehan keluar dari mulut Jaemin.

“Masukin jari kamu please..”

Lagi-lagi Jaemin terkekeh, “Mau sampe cum?” Cowok itu menggoda Kyla dengan mengelusnya terlebih dahulu.

Si cewek mendongak sekilas, “Up to you, sir.. Ahh shit..”

Rahang Kyla dikecup sebelum Jaemin melakukan pekerjaannya. “Enak, hm?”

Suara si cowok halus namun pergerakan jemarinya sangat agresif. Sangking nikmatnya, Kyla hanya mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya.

Tangan Jaemin satunya menampar paha Kyla, “Slut. Gak bisa ngomong?”

“Bisa, sir. Your fingers are the best holy fuck.. It feels so good.. Aku deket..” Kyla memejamkan matanya.

Jaemin tersenyum miring lalu memggigit bibir bawahnya. “Cum, sayang.”

“Sir.. Oh fuck!” Selagi mendongak, leher Kyla dicium sama Jaemin, sesekali dijilat lalu dihisap.

Gak cuman leher, pas mereka udah balik tatap-tatapan, jemari Jaemin dihisap sama dirinya sendiri, cowok itu memainkan alisnya.

Gak tahan, Kyla menarik sang pacar untuk kembali berpagut.

Karena daritadi jas Jaemin udah dibuka, Kyla hanya melepas kancing kemeja putih si cowok satu-satu. “Aku gak bisa lama-lama ya, sayang.”

“Aku gak peduli, Na. Kamu yang suruh aku kesini, kan?” Kyla fokus melepas kancing lalu dasi si cowok.

Jaemin mengangkat dagu Kyla, “Needy?”

“Yes, sir. Fuck me, please.” Giliran Kyla yang mengecup rahang cowoknya.

Cowok itu menonjolkan lidahnya lewat pipinya lalu segera menurunkan celana dan boxernya. “Look how hard sayang, gara-gara kamu ini.”

Kyla mengocok milik Jaemin sebentar, cowok itu menggeram. “Please put it in, sir. Fill me up- Ah!”

Hentakan Jaemin dari bawah membuat Kyla mendesah cukup kencang. “Uh fuck..” Cowok itu mengeluarkan lidahnya sambil ngeliatin area mereka yang di bawah.

Kyla meremas belakang leher dan pundak Jaemin, “Mmh! Oh my fuck..” Kepalanya sempet ngumpet di ceruk leher Jaemin yang udah mulai keringetan.

“Fucking wet, ah anjing..” Jaemin mendongak, kedua matanya terpejam.

Remasan di pinggang Kyla juga mengencang. “Sempit banget, cantik..” Sesekali buah dada Kyla diremas oleh telapak tangan Jaemin.

Tangan Kyla mengambil tangan Jaemin yang ada di buah dadanya lalu ia mengarahkan ke wajahnya sampe jemari Jaemin dihisap. “You’re big as fuck, sir..”

Ngeliat pemandangannya, Jaemin mulai mendesah kencang. “Sayang ahh.. Fuck kamu hot banget..”

Ditambah Jaemin sempet salah fokus ke perut Kyla yang keliatan ada miliknya sedang bergerak. He’s that big, and hard. “Fuck fuck fuck..” Kata kasarnya bersamaan dengan hentakannya.

Setelah dihisap, Kyla kembali memindahkan tangan cowoknya ke lehernya. “Choke me sir, ahhh aku de-deket..”

Rahang Jaemin kembali mengeras, “Mau cum lagi, hm?”

“Yes please.” Dengan cepat, Kyla menjawab pertanyaan sang pacar.

“Keluarin, sayang.” Jaemin tersenyum miring lalu terkekeh ngeliat Kyla yang lagi mau mencapai klimaksnya.

Desahan dan ekspresi Kyla membuat Jaemin ingin mencapai klimaksnya juga. “Fuck..”

“Sayang, aku cum ya..”

“Please do, sir.” Kyla udah lemas, dia kembali ngumpet di ceruk leher Jaemin.

Si cowok pun keluar. Seperti permintaan Kyla di awal. “Anjing..”

Kyla sedang mengatur nafasnya daritadi sedangkan Jaemin terengah-engah, tapi tetep tersenyum miring.

Selagi mereka mengatur nafas, Jaemin mengelus pinggang dan paha Kyla. Pelan-pelan pindah ke kursi.

Daleman Kyla diambil lalu dipakein sama Jaemin. “Nanti aku anterin kamu ke tempat duduk tadi ya, cantikku. Makasih banyaak..” Pipi Kyla dikecup.

Cewek itu mengangguk, “Makasih juga, Na.”

“Sini pegangan.” Jaemin sedikit membungkuk supaya Kyla bisa menahan badannya dengan memegang pundak si cowok selagi ia memakaikan daleman Kyla.

“Minum dimana sih ah anjing..” Gumam Jaemin sambil nyari air.

Kyla tertawa pelan, “Gapapa, Na. Nanti aja. Di depan kursi aku ada kok.”

“Beneran?”

“Iya ganteng. Sini peluk.” Kyla membuka tangannya membuat Jaemin tersenyum tulus.

Paha Kyla dipijit sebentar lalu pelan-pelan dibantuin berdiri sambil jalan ke arah kursi Kyla tadi.

Karena lewat belakang, Jaemin langsung membuka jas hitamnya kemudian menaruhnya ke atas paha Kyla. “Nih sayang.” Puncak kepala Kyla dikecup cepat.

“Makasih, sayangku.” Kyla tersenyum ke Jaemin yang daritadi udah senyumin dia.

Frenemies With Benefits #8

It’s been one day since they confirmed their relationship. Akhirnya.

Sayangnya, keduanya day off hari ini. Gimana gak malu coba? Ditambah semalem sempet emosional, mana Seungmin nginep pula.

Bangun-bangun, Kyla melihat pemandangan Seungmin yang lagi bilas muka terus lanjut sikat gigi, emang sengaja pintu kamar mandinya dibuka.

Tanpa sadar, cewek itu tersenyum tipis. “Hngggg….” Seperti biasa, Kyla stretching membuat cowoknya noleh. “Eh, selamat pagi..”

Karena malu, Kyla salah tingkah dan menutup setengah wajahnya dengan selimut, “Hahaha apaan sih? Gemes.” Gumam Seungmin sebelum lanjut bersih-bersih.

Gak lama, Kyla bangun dan masuk ke kamar mandi sambil mengucek matanya. “Enak tidurnya pasti?” Seungmin mengelus kepala Kyla.

“Banget, mana ujan kan semalem.”

“I know. Yaudah, bersih-bersih gih. Gue pake kaos dulu.” Puncak kepala Kyla dikecup cepat.

Sumpah, ini mereka sama-sama deg-degan tapi berusaha ditutupin. “Min, mau temenin beli roti ke bawah gak?”

“Mau gue beliin?” Udah pake kaos, Seungmin kembali jalan ke kamar mandi.

“Enggaaak, lo temenin gue.”

“Ayo aja sih.” Pas Kyla lagi pake skincarenya, Seungmin iseng memeluk pinggang sang pacar dari belakang.

Daritadi Seungmin being way too flirty, Kyla nyaris salting lagi, untung gak keliatan karena Seungmin mendusel ke ceruk lehernya.

Lagi asik pake liptint, tangan Seungmin masuk ke dalem tank top hitam Kyla, meremas dua buah dadanya. “Ck ah.. Min.. Ngapain sih? Masih pagi anjir.”

“Lo mimpi apa semalem?” Pundak Kyla dicium dengan sensual.

Busted.

“Mimpi? Mimpi apaan?”

Si cowok terkekeh lalu memutar badan Kyla saat dia udah beres. “Your fucking voice last night, gila gue sampe ngocok tau gak sih?”

Seungmin semakin maju dan mengunci Kyla dengan kedua tangannya ada di kanan-kiri cewek itu. “Mimpiin gue?” Wajah Seungmin mendekat.

“Kalo iya, kenapa? Gak boleh? Berhak dong gue mimpiin cowok gue?” Nah mampus Seungmin, Kyla juga mendekati wajahnya ke si cowok.

Awalnya sedikit kaget tapi Seungmin terkekeh sebelum ia memagut bibir ceweknya. “Elah, liptint gue sayang banget.” Ujar Kyla, setengah bercanda di sela-sela ciuman mereka.

“Transfer ke bibir gue juga, sayang, gapapa dong?” Tubuh Kyla diangkat ke tembok wastafel yang kosong.

Kedua lengan Kyla melingkar di pundak Seungmin, ia memperdalam ciumannya. “Fuck, you’re hot.” Ujar Kyla.

“So are you.” Rahang Kyla dikecup.

Kyla melepas kaos yang baru dipake Seungmin lalu celana si cowok diturunin dengan tergesa-gesa, “Aduh anjing, badan lo..” Kyla meraba dada bare Seungmin.

Cowok itu mendongak selagi terkekeh, nafasnya terengah-engah. “Udah jadi hak milik lo sejak kapan tau tuh.”

“Emang, punya gue semua.” Biar cepet, Kyla membuka celana dan dalemannya sendiri.

Terdengar suara geraman pelan saat Kyla mengocok milik Seungmin sesaat. “Gue masukin ya?”

“Please do.” Kyla terus ngeliatin area bawah.

Baru jadian aja udah begini.

Kyla meremas punggung cowoknya, kepalanya juga mengumpat di ceruk leher Seungmin. “Ah wait.. Min ah anjing lo makin gede.. Fuck..”

“Gue udah keras dari semalem, especially when you’re wearing this. Fucking sexy.” Jemari Seungmin memainkan strap tank top Kyla.

Ahh oh my fuck.. Anjing..” Kyla mendesah selagi mendekor leher Seungmin.

Kedua tangan si cowok juga sesekali meremas dan menampar pelan bokong Kyla. “Kamu enak banget sayang..”

“Fuck don’t call me that please, sir.. Ah..”

“Oh shit, kamu makin sempit..” Seungmin sempet memejamkan kedua matanya.

Plak plak plak

Jemari Kyla menjambak rambut belakang Seungmin, “Min, cepetin.. Aku mau cum bentar lagi..”

“Fuck, iya cantik..” Keduanya kembali bertatapan, otomatis berpagut setelah itu.

Mereka mencapai klimaks dengan lumayan cepat, desahan juga sangat terdengar di sela-sela ciuman mereka.

Seungmin menggigit bibir bawah Kyla saat melepas pagutan mereka. “Oh fuck..” Kyla terengah-engah.

“Cantik, makasih ya.” Pipi Kyla dikecup.

Si cewek mengangguk dengan lemas, “Sayang, mau lanjut.”

SPC : Same Person Couple 6

Setelah beberapa hari Mino, sepupu dari Hyunsuk yang baru aja nikah dan pulang dari bulan madu, dia ngajak Hyunsuk dan beberapa sepupu nginep di villa.

Of course, Hyunsuk mau. Apalagi Mino suruh cowok itu buat ngajak Kyla yang udah lumayan akrab buat ikut.

Tugas dan kelas selesai, pas juga besok libur, jadi langsung berangkat sore ini.

To be completely honest, selama perjalanan Kyla sama Hyunsuk sama-sama nahan diri karena dari kemaren aktivitas panas mereka tertunda terus.

Nyampe villa, mereka diajak ke kamar yang tersedia setelah nyapa Mino dan lainnya. Both of them memikirkan hal yang sama persis. Intinya bakal have fun malem ini.

Saat Hyunsuk sedang merapikan barang-barang, Kyla menepuk pundaknya, “Hyun.”

“Iya, sayang?”

Si cewek berdeham terlebih dahulu, “Nanti malem. Please.”

“Be rough.” Lanjut Kyla.

Hyunsuk tersenyum, “You sure?”

“Yes, one hundred percent.”

Cowok itu megecek jam di tangannya, “Sekarang jam.. Sepuluh. Okay, bentar.” Ia mengecup kening Kyla cepat sebelum keluar kamar.

Balik dari luar, Hyunsuk langsung kunci pintu kamar, “Aman kok.”

“Hah? Maksud kamu?” Kyla yang ada di kamar mandi, noleh ke cowoknya yang baru masuk itu.

Hyunsuk tersenyum miring lalu menghampiri Kyla, tubuhnya diangkat ke dinding wastafel. “You look so good.” Puji Hyunsuk sebelum mencium dan menghisap leher Kyla.

Cewek itu otomatis mendongak lalu memegang belakang kepala Hyunsuk, “Sayang, mau cium.”

Satu kali kecupan diberi Hyunsuk di leher Kyla sebelum cowok itu melumat bibir ceweknya.

Tangan Hyunsuk yang tadinya ada di paha Kyla, pindah ke buah dadanya. “Fuck, aku horny banget, cantik.” Ujar Hyunsuk di sela-sela ciuman.

“I can tell, sir.” Goda Kyla sambil meraba milik Hyunsuk di balik celananya yang mengeras.

Suara geraman terdengar, “Shit, aduh sayang, sumpah kamu hot banget.” Hyunsuk mengecup rahang Kyla.

“Well then fuck me, sir. Fuck me hard.”

Gak pake lama, Hyunsuk menurunkan celana dan daleman Kyla, ia langsung memasukkan jemarinya ke area sensitif Kyla.

Cewek itu memejamkan matanya sambil meremas pundak sang pacar. “Oh fuck yeah..

Hyunsuk menatap Kyla lalu memainkan alisnya sekilas, “Enak, sayang?”

Kyla mengangguk cepat.

Jemari Hyunsuk bergerak semakin cepat, “Mau cum?”

Si cewek kembali mengangguk.

Ya jelas Hyunsuk ngeluarin jemarinya lalu menghisapnya. “Dua pertanyaan aku kok gak dijawab?”

“Hey?” Wajah Hyunsuk mendekat ke wajah ceweknya. “Terlalu enak Hyun.. I’m sorry.” Air mata mulai terkumpul di mata Kyla, dia udah deket banget.

Si cowok terkekeh lalu ikut menurunkan celana dan boxernya, “Mau masuk kemana?” Hyunsuk memainkan miliknya sebentar.

“Mulut aku dulu, please.”

“Go ahead, cantik.” Hyunsuk bantuin Kyla turun pelan-pelan supaya cewek itu bisa berlutut.

Kyla langsung menggunakan mulutnya, tanpa tangan. Membuat Hyunsuk semakin gila dan turned on pastinya, pinggulnya bergerak sedikit agresif.

Tangan Hyunsuk memegang kepala Kyla, mereka bertatapan dengan dalam.

Sesekali Hyunsuk mendongak. “Aaah yess.. Sayanggg..

Doe eyes Kyla dari bawah membuat cowoknya semakin lemah, “Fuck fuck fuck, cantik..

Tok tok tok! Terdengar suara ketukan pintu depan.

Untung udah dikunci.

Hyunsuk auto menggigit bibir bawahnya supaya gak ada suata yang keluar, seakan mereka udah terlelap.

Namun pinggul dan kepala Kyla tetap bergerak.

Tok tok tok!

Kayaknya udah pada tidur, besok aja kita ajak Bang Hyunsuk main game bareng pacarnya..” Ujar salah satu sepupu Hyunsuk.

Tanpa sadar Hyunsuk semakin dekat, keringet di keningnya bermunculan. “Sayang.. Fuck.. Aku cum ya?”

Kyla mengangguk.

Cowok itu pun nyampe, “Telen, cantik.”

Kyla menuruti kemauan cowoknya, “Pinter..” Kepala Kyla dielus sama Hyunsuk yang sedang mengatur nafasnya.

Cewek itu berdiri lalu segera digendong sama Hyunsuk ke arah sofa kecil deket kasur, “You taste so good, daddy.” Ujar Kyla, kedua tangannya melingkar di pundak Hyunsuk.

Cowok itu duduk dan memangku Kyla. “You’re such a good kitten.. Makasih ya.” Leher Kyla dicekik pelan lalu ditarik agar Hyunsuk bisa menciumnya lagi.

Awalnya masih biasa sampe Kyla yang udah setengah telanjang bergerak di atas Hyunsuk yang setengah telanjang juga.

Ciuman mereka semakin agresif.

Bokong Kyla diremas oleh kedua telapak tangan Hyunsuk, sesekali dispank lalu dielus. “Sayang, aku keras lagi ini. Kamu basah banget.” Mata Hyunsuk salfok ke arah bawah.

Kyla menggigit bibir bawahnya, “Ayo daddy..”

Untuk kedua kalinya, rahang Kyla dikecup sebelum Hyunsuk melemparnya ke kasur.

Cowok itu melepas kaos hitamnya dan kaos yang dipake Kyla. “I’ve been waiting for this, sayang.”

Kaitan bra Kyla dilepas dengan salah satu tangan Hyunsuk, “Daddy..”

“Yes, baby?” Si cowok yang lagi mau masukin miliknya ke Kyla, sempet nengok ke arah sang pacar.

“Gak bakal ketauan kan?”

Balesan Hyunsuk hanya kekehannya lalu ia menghentakkan juniornya ke dalam area sensitif Kyla dengan kencang.

AH- mmhh..” Dengan sigap, Hyunsuk menutup mulut Kyla.

Hyunsuk bergerak cepat dan agresif, sesuai permintaan Kyla.

MMH! Fuckkk..” Si cowok mengumpat di ceruk leher Kyla, perlahan juga jemarinya dihisap oleh si cewek.

Otomatis Hyunsuk kembali menatap Kyla, “Needy fucking slut.”

“Your slut, daddy.” Ujar Kyla, nafasnya terengah-engah selagi mengemut.

Gerakan Hyunsuk semakin agresif, suara kasur berdecitan dengan keras.

Pipi Kyla kena tampar sekali lalu Hyunsuk mengecupnya. “Sayang, aku udah deket.. Ahh..” Ujar Kyla, air matanya keluar.

“Kamu duluan.” Tangan Hyunsuk kembali meremas buah dada Kyla.

Punggung si cowok juga diremas sama Kyla selagi cewek itu mencapai klimaks, Hyunsuk juga inisiatif untuk mencium pacarnya.

Gak lama, si cowok juga keluar. “Fuck.” Gumam Hyunsuk pelan.

Nafas mereka gak ada yang teratur.

Kyla memeluk badan Hyunsuk yang rebahan di atasnya. “Maaf ya, Hyun.”

“Kenapa maaf sayang?”

“Kamu udah capek nyetir, aku bikin capek lagi.” Punggung si cowok dielus.

Leher Kyla dikecup sekilas, “Gapapa sayang, worth it kok.”

“Kalo next round aku yang gerak, gimana?”

“Hah?? Kamu masih mau lanjut baby?” Rambut Kyla dirapikan sama jemari Hyunsuk.

“Jawab dulu.”

Setelah rambut, pundak Kyla dielus. “I’m totally fine with that, tapi nanti kamu gak bisa jalan.”

Si cewek terkekeh di keadaannya yang terengah-engah lalu ia mengecup pipi Hyunsuk. “And i’m totally fine with that too, sir.”