kkumasmom

MarKil : 43 (Alternative Universe, if they never break up)

Setiap comeback gak mungkin gak ada latihan, cuman ya hari ini mereka lebih santai latihannya.

Cuman entah kenapa Mark hari ini udah beberapa kali gak sengaja pamer badannya dan extra hard di ekspresi pas nari.

Cowok itu baru nyadar kalo something’s off with his girlfriend, Kyla, yang nemenin dia. “Babe, yang lain udah pada mau pulang, kamu mau pulang sekarang apa masih mau disini?”

“Lah, aku ngikut kamu.” Jawab Kyla seadanya, menghindari kontak mata Mark.

Si cowok menahan senyumnya, “Okay then, aku masih mau latihan sekali lagi. Mau join?”

“No thanks.” Kyla tersenyum tipis, masih sambil main handphonenya.

Udah fix banget kalo dia needy. Kalo needy biasanya suhu tubuh memanas, that’s why Kyla ngebuka outernya dan hanya memakai tank top.

Untung yang lain udah pada siap-siap dan beberapa udah pada keluar mau pulang, gak lupa pamitan dan ngucapin Kyla yang lagi ulang tahun, of course.

Termasuk staff.

Tension di ruangan semakin kerasa.

Ruangan tersisa Kyla dan Mark, akhirnya. “Babe, nanti jadi dinner bareng your siblings, kan?” Ujar Mark sembari mengelap keringetnya memakai kaosnya.

“Ck.” Kyla mendecak dan berdiri, ia menghampiri Mark yang lagi duduk di sofa.

Mark ngeliatin Kyla dari atas sampe bawah, “Birthday girl lookin’ hot, damn.”

Gak pake lama Kyla langsung duduk di atas paha Mark, saling berhadapan. “You were being extra rude today, Markie. Sadar gak?” Kedua tangan Kyla melingkar di pundak Mark.

“Hm?” Otomatis Mark memegang pinggang Kyla.

“Staff cewek hari ini lebih banyak tapi kamu malah pamer terus ish.” Kayaknya Mark bakal meledak ngeliat ceweknya lagi ngomel padahal needy. His weakness.

“Aku lupa terus babe, lagian aku males ngambil handuknya.” Pinggang Kyla mulai dielus.

Seketika keduanya bertatapan, gak ada yang ngomong.

Sampe Kyla salah tingkah dan jadi salah fokus ke bibir Mark, cowok itu langsung ngeledek, “Kiss?”

Udah males nunggu, Kyla maju dan melumat bibir Mark dengan dalam, cowok itu juga membalas ciumannya dengan agresif.

Baru awal-awal, Kyla mengarahkan salah satu tangan Mark ke buah dadanya, membuat cowok itu tersenyum miring di sela-sela ciuman.

Kyla melenguh saat buah dadanya diremas kencang, “Mmh..”

Setelah beberapa menit mereka berpagut, Kyla mendorong Mark supaya dia bisa senderan. “I’m so wet, fuck.” Ujar Kyla frontal.

“Chill, baby.”

“Shut up.” Kyla membuka celananya, Mark auto membantu Kyla sekalian nurunin celana dan boxernya sampe akhirnya bawahan mereka lepas.

Mark menyisir rambutnya ke belakang, “Mau aku siapin- Ah fuck..” Cowok itu kaget saat Kyla tiba-tiba menghentakkan badannya ke bawah.

Kedua tangan Mark membantu pergerakan pinggul Kyla naik turun. “Ah baby fuck..” Mark sekilas memejamkan kedua matanya sebelum memperhatikan area mereka berdua yang menyatu.

Pundak Mark diremas oleh Kyla, “Ah anj- fuuuckk..” Kyla mendongak sambil bergerak, Mark semakin lemah tentunya. “Baby you’re so good..”

“I fucking know, baby.” Bales Kyla sambil terkekeh walaupun nafasnya terengah-engah.

Mark lowkey kaget sama aura Kyla yang beda sore ini. “Shit, kamu sempit banget, sayang..” Bokong Kyla diremas oleh kedua telapak tangan Mark.

Urat di leher dan kening Mark bermunculan, keringetnya juga semakin terlihat. “Sayang, slow down please..” Cowok itu mendongak sembari menggigit bibir bawahnya.

Kyla berlagak tidak mendengar apapun jadi dia tetep brutal. “Kamu suka kan?” Cewek itu tersenyum miring, nafasnya udah gak teratur tapi Kyla sama sekali gak peduli kalo pahanya bakal mati rasa.

“Aahh such a fucking slut, enak banget babe..” Remasan di bokong Kyla mengencang sampe lagi-lagi cewek itu memindahkan kedua tangan Mark ke dua buah dadanya.

“Anjinggg..” Puncak Mark semakin dekat.

Tumben Kyla gak sesensitif biasanya.

Plak! Plak! Plak!

“Sayang, aku udah deket.. Ah anjing..” Mark menatap Kyla dengan dalam.

“Mau cum?” Jemari Kyla mengelus leher dan jakun Mark.

“Fuck, iya..”

Sengaja emang, temponya dipelanin sama Kyla, “Bentar lagi ya.” Ada jeda sedikit, “Sayang.” Panggilan yang jarang Kyla ucapin ke Mark membuatnya lemas.

“Oh God.. Baby what the fuck?” Ia hanya bisa mendongak sambil mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

Sumpah, Kyla merasa bangga banget. Especially Mark sampe desperate dan lemes.

Kyla mengambil kesempatan untuk mengecup dan menjilat leher dan jakun Mark. “Markie likes this, hm?”

“Baby, move.” Cowok itu semakin terengah-engah.

“Kamu kira aku gak capek?”

“Please, sayang.” Mark pun akhirnya menatap Kyla lagi.

Kyla menghela nafasnya sebelum kembali bergerak, “Aahh fuckkk..” Untuk kesekian kalinya, Mark memejamkan kedua matanya.

“Markie, you’re so big and hard, holy fuck..” Rambut belakang Mark dijambak pelan.

“Ah shit, baby, i’m close..” Gak perlu waktu lama bagi Mark untuk ngerasa deket lagi.

Kyla awalnya pengen nurunin tempi lagi tapi dia pun juga bakal capek. “Uhhh aku juga deket..” Gantian, Kyla menyisir rambutnya ke belakang.

Selagi mau mencapai klimaks, Mark membawa Kyla ke pagutannya, lalu dia sempat berhenti untuk melepas kacamatanya. “Fuck.”

“Markie, mau cum..” Kening keduanya nempel.

“Ayo sayang.” Bokong Kyla kembali diremas.

Plak plak plak

Mereka pun nyampe. Finally.

Mark langsung menarik Kyla ke pelukannya saat dia udah senderan. “One of the best, thank you sayang. Mustinya aku yang bikin kamu enak.” Belakang kepala Kyla dielus.

Si cewek mengatur nafasnya sebentar di ceruk leher Mark sebelum membalasnya, “Sama-sama. Tapi siapa bilang kita udah selesai? Aku mau dienakin juga kali sama kamu, it’s my birthday, right?”

“Hah? Kamu seriusan?” Mark yang lagi ngelus punggung Kyla seketika membeku.

“Ayo daddyyyyy, pleaseee.. Di mobil deh ya?” Kyla menjauh dari ceruk leher Mark untuk menatap cowoknya.

“Baby, aku mau banget tapi jangan langsung sekarang, paha aku sakit..”

“Ck, kamu ya bener-bener.” Kyla ngepout terus balik ke ceruk leher Mark, ia sengaja menghela nafas di sekitar lehernya.

Suara geraman pelan terdengar. “Don’t worry, babe. Nanti malem masih bisa kan? I’m gonna fuck you hard, ya?”

“Maunya make love.”

“Anything you want, sayang.”

#111

Right after the concert ended, Haechan pulang ke hotel dengan tergesa-gesa. Yes, it’s because of his girlfriend ngirim pap yang bikin gak waras.

Jadi 50/50 lah.

Baru juga buka pintu, Kyla yang barusan keluar dari kamar mandi langsung nengok ke Haechan. “Gimana, Chan? Bagus kan foto yang gue kirim?” Goda Kyla.

Si cowok menutup pintu dan melempar tas nya, “Anjing.”

Pergelangan tangan Kyla ditarik lalu Haechan membawa ceweknya untuk dipagut dengan agresif dan dalam.

Kedua tangan Kyla melingkar di pundak Haechan, sesekali menjambak rambut belakang si cowok yang lowkey keringetan. “Chan lo hot banget anjing.” Ujar Kyla, terengah-engah.

“Gue mikirin kita pas tadi pagi sebelom gue ke venue asal lo tau, thanks to you hahaha performance gue jadi bagus.” Haechan membasahi bibir bawahnya lalu kembali memagut Kyla.

Perlahan membawanya ke meja hotel yang kosong, Kyla didudukin. “Fuck, cewek gue paling hot dah sialan.” Haechan sekilas terkekeh sebelum mendekor leher dan dada Kyla yang terekspos.

Cewek itu memejamkan matanya, “Uhh.. Chan..” Leher belakang Haechan dielus sama Kyla, cewek itu terus melenguh.

Setelah puas dengan beberapa tanda merah yang udah muncul, Haechan mulai turun, mengecup dan menjilat paha Kyla.

Sampe cowok itu berlutut dan menurunkan celana pendek Kyla. “Fucking slut, no panties?” Si cowok mendongak ke arah Kyla.

“Suck it already for fuck’s sake, Hyuck..” Jemari Kyla menjambak rambut Haechan yang sempet menggeram, “Gak sabaran banget buset, padahal abis main sendiri kan?”

“Yah, gak dijawab.” Haechan berlagak mengeluh sebelum ia maju dan mengisap area sensitif Kyla dengan agresif.

Aksi Haechan bikin Kyla auto mendongak, “Ahh yesss, keep going Hyuck..

Ah fuck fuck, enak banget mulut kamu..” Genggaman di rambut Haechan mengencang.

Desahan yang keluar dari mulut Kyla daritadi membuat Haechan sesekali terkekeh di sela-sela kegiatannya.

Ah anjing.. Deket..” Kyla memejamkan kedua matanya.

Dapet view dari bawah, jelas aja Haechan semakin keras. “Kamu mau cum?”

B-belom.. Sshh bareng kamu aja..” Si cewek berusaha untuk menatap Haechan.

Cowok itu pun perlahan berdiri sambil mengusap dan menjilat area mulutnya yang basah.

Mereka lanjut berpagut, Kyla bantu cowoknya melepas kaos dan iket pinggangnya, terburu-buru.

Gantian, Haechan juga melepas sports bra yang Kyla pake. “Oh fuck.” Gumam cowok itu sebelum mengisap (lagi) buah dadanya, kali ini.

“Hyuck please i want your dick, now..” Kyla meremas pundak bare Haechan yang semakin buff.

“Sabar, sayang.. Besok aku day off kok.” Rahang Kyla dikecup sekilas.

Gak lama setelah itu, Haechan menggendong ceweknya ke kamar mandi sembari Kyla mengecup rahang dan leher cowoknya.

Kamar mandi ditutup, tubuh Kyla diputer jadi keduanya berhadapan dengan kaca.

Celana dan boxer Haechan udah turun, “Aku masuk.”

Satu hentakan tumben membuat Kyla langsung berkaca-kaca.

Kedua tangan Kyla memegang tembok wastafel. “Fuck fuck, Hyuck..

Dari belakang, Haechan meremas dua buah dada Kyla, bibirnya mengecup pundak, leher, sesekali juga punggung cewek itu.

“Kamu makin sempit sayang, fuck..” Haechan menatap dalam Kyla lewat kaca.

Sangking nikmat dan turned on nya, Kyla mengeluarkan air matanya. “Hyuck astaga.. Aduhh..” Kyla menggigit bibir bawahnya.

Hentakan Haechan semakin brutal, ia mengeraskan rahangnya. “You’re so fucking hot, ah fuck, anjing.” Sangking gemes sama keadaan, Haechan menampar bokong Kyla lalu mencekik lehernya.

Selagi dicekik, pipi Kyla dikecup. “Needy fucking whore, my whore.”

“Uhhh, all yours, Hyuck..” Kyla memindahkan satu tangan Haechan yang nganggur ke buah dadanya.

Si cowok ikut memejamkan matanya karena Kyla yang terlalu mabok situasi. “Kil.. Ah gila kamu.. Enak banget, cantik..”

Plak plak plak!

Suara hentakan menyimbangi suara desahan dua orang ini.

Hyuckkkk, deket banget.. Faster please..” Kepala Kyla menyender ke Haechan.

“Cum, sayang- ah fuck.”

Kyla pun keluar duluan, “AAAH.. Hyuck!

Desahan Kyla terdengar merdu di telinga Haechan, membuat cowok itu semakin dekat.

Ia pun segera mengeluarkan miliknya, dengan sekuat tenaga Kyla juga langsung berlutut.

Udah tau alur, Kyla mengocok dan mengisap milik Haechan selagi cowok itu mencapai klimaks. “Kil ah fuckkkkk… Anjing anjing!” Haechan auto menjambak rambut Kyla pelan, kepalanya mendongak, kedua matanya terpejam.

“Telen, sayang.” Pipi Kyla dielus.

Keduanya bertatapan dengan dalam dan sensual.

Mereka mengatur nafas beberapa lama, belom ada yang bicara sampe Haechan menggendong Kyla kembali ke kasur.

Pelan-pelan tubuh cewek itu ditidurin di kasur. “Bentar ya, yang-“

“Mau peluk, Hyuck.” Kyla membuka kedua tangannya.

Si cowok terkekeh, “Iya, bub. Sebentar ya, aku bersihin kamu dulu.”

Haechan juga dengan lembut pakein Kyla daleman dan hoodie miliknya sambil dipijit juga sesekali.

Si cowok memberi botol minumnya ke Kyla, sambil dipegangin. Kyla sendiri nyaris salting, “Makasii, tumben kamu.” Ujar Kyla setelah botol minumnya ditaro ke meja deket kasur.

“Ih? Apaan?” Haechan pura-pura mendecak sambil pake boxernya.

“Hahahaha udah ah cepet sini aku mau dipeluk.”

Setelah memakai hoodie yang satu lagi, Haechan melompat ke kasur. “Wuaaah, capek banget.” Cowok itu segera menarik Kyla ke pelukannya.

Puncak kepala Kyla dikecup berkali-kali. “Cie needy.”

“Cie buru-buru.” Bales Kyla di dekapan Haechan.

Bokongnya ditepok, “Diam kamu.”

Mereka tertawa pelan sebelum Haechan mengecup kening Kyla. “Thank you, bub. I love you.”

“Iyaa i love you too.”

“Tidur yuk.”

“Heem.”

#111

Right after the concert ended, Haechan pulang ke hotel dengan tergesa-gesa. Yes, it’s because of his girlfriend ngirim pap yang bikin gak waras.

Jadi 50/50 lah.

Baru juga buka pintu, Kyla yang barusan keluar dari kamar mandi langsung nengok ke Haechan. “Gimana, Chan? Bagus kan foto yang gue kirim?” Goda Kyla.

Si cowok menutup pintu dan melempar tas nya, “Anjing.”

Pergelangan tangan Kyla ditarik lalu Haechan membawa ceweknya untuk dipagut dengan agresif dan dalam.

Kedua tangan Kyla melingkar di pundak Haechan, sesekali menjambak rambut belakang si cowok yang lowkey keringetan. “Chan lo hot banget anjing.” Ujar Kyla, terengah-engah.

“Gue mikirin kita pas tadi pagi sebelom gue ke venue asal lo tau, thanks to you hahaha performance gue jadi bagus.” Haechan membasahi bibir bawahnya lalu kembali memagut Kyla.

Perlahan membawanya ke meja hotel yang kosong, Kyla didudukin. “Fuck, cewek gue paling hot dah sialan.” Haechan sekilas terkekeh sebelum mendekor leher dan dada Kyla yang terekspos.

Cewek itu memejamkan matanya, “Uhh.. Chan..” Leher belakang Haechan dielus sama Kyla, cewek itu terus melenguh.

Setelah puas dengan beberapa tanda merah yang udah muncul, Haechan mulai turun, mengecup dan menjilat paha Kyla.

Sampe cowok itu berlutut dan menurunkan celana pendek Kyla. “Fucking slut, no panties?” Si cowok mendongak ke arah Kyla.

“Suck it already for fuck’s sake, Hyuck..” Jemari Kyla menjambak rambut Haechan yang sempet menggeram, “Gak sabaran banget buset, padahal abis main sendiri kan?”

“Yah, gak dijawab.” Haechan berlagak mengeluh sebelum ia maju dan mengisap area sensitif Kyla dengan agresif.

Aksi Haechan bikin Kyla auto mendongak, “Ahh yesss, keep going Hyuck..

Ah fuck fuck, enak banget mulut kamu..” Genggaman di rambut Haechan mengencang.

Desahan yang keluar dari mulut Kyla daritadi membuat Haechan sesekali terkekeh di sela-sela kegiatannya.

Ah anjing.. Deket..” Kyla memejamkan kedua matanya.

Dapet view dari bawah, jelas aja Haechan semakin keras. “Kamu mau cum?”

B-belom.. Sshh bareng kamu aja..” Si cewek berusaha untuk menatap Haechan.

Cowok itu pun perlahan berdiri sambil mengusap dan menjilat area mulutnya yang basah.

Mereka lanjut berpagut, Kyla bantu cowoknya melepas kaos dan iket pinggangnya, terburu-buru.

Gantian, Haechan juga melepas sports bra yang Kyla pake. “Oh fuck.” Gumam cowok itu sebelum mengisap (lagi) buah dadanya, kali ini.

“Hyuck please i want your dick, now..” Kyla meremas pundak bare Haechan yang semakin buff.

“Sabar, sayang.. Besok aku day off kok.” Rahang Kyla dikecup sekilas.

Gak lama setelah itu, Haechan menggendong ceweknya ke kamar mandi sembari Kyla mengecup rahang dan leher cowoknya.

Kamar mandi ditutup, tubuh Kyla diputer jadi keduanya berhadapan dengan kaca.

Celana dan boxer Haechan udah turun, “Aku masuk.”

Satu hentakan tumben membuat Kyla langsung berkaca-kaca.

Kedua tangan Kyla memegang tembok wastafel. “Fuck fuck, Hyuck..

Dari belakang, Haechan meremas dua buah dada Kyla, bibirnya mengecup pundak, leher, sesekali juga punggung cewek itu.

“Kamu makin sempit sayang, fuck..” Haechan menatap dalam Kyla lewat kaca.

Sangking nikmat dan turned on nya, Kyla mengeluarkan air matanya. “Hyuck astaga.. Aduhh..” Kyla menggigit bibir bawahnya.

Hentakan Haechan semakin brutal, ia mengeraskan rahangnya. “You’re so fucking hot, ah fuck, anjing.” Sangking gemes sama keadaan, Haechan menampar bokong Kyla lalu mencekik lehernya.

Selagi dicekik, pipi Kyla dikecup. “Needy fucking whore, my whore.”

“Uhhh, all yours, Hyuck..” Kyla memindahkan satu tangan Haechan yang nganggur ke buah dadanya.

Si cowok ikut memejamkan matanya karena Kyla yang terlalu mabok situasi. “Kil.. Ah gila kamu.. Enak banget, cantik..”

Plak plak plak!

Suara hentakan menyimbangi suara desahan dua orang ini.

Hyuckkkk, deket banget.. Faster please..” Kepala Kyla menyender ke Haechan.

“Cum, sayang- ah fuck.”

Kyla pun keluar duluan, “AAAH.. Hyuck!

Desahan Kyla terdengar merdu di telinga Haechan, membuat cowok itu semakin dekat.

Ia pun segera mengeluarkan miliknya, dengan sekuat tenaga Kyla juga langsung berlutut.

Udah tau alur, Kyla mengocok dan mengisap milik Haechan selagi cowok itu mencapai klimaks. “Kil ah fuckkkkk… Anjing anjing!” Haechan auto menjambak rambut Kyla pelan, kepalanya mendongak, kedua matanya terpejam.

“Telen, sayang.” Pipi Kyla dielus.

Keduanya bertatapan dengan dalam dan sensual.

Mereka mengatur nafas beberapa lama, belom ada yang bicara sampe Haechan menggendong Kyla kembali ke kasur.

Pelan-pelan tubuh cewek itu ditidurin di kasur. “Bentar ya, yang-“

“Mau peluk, Hyuck.” Kyla membuka kedua tangannya.

Si cowok terkekeh, “Iya, bub. Sebentar ya, aku bersihin kamu dulu.”

Haechan juga dengan lembut pakein Kyla daleman dan hoodie miliknya sambil dipijit juga sesekali.

Si cowok memberi botol minumnya ke Kyla, sambil dipegangin. Kyla sendiri nyaris salting, “Makasii, tumben kamu.” Ujar Kyla setelah botol minumnya ditaro ke meja deket kasur.

“Ih? Apaan?” Haechan pura-pura mendecak sambil pake boxernya.

“Hahahaha udah ah cepet sini aku mau dipeluk.”

Setelah memakai hoodie yang satu lagi, Haechan melompat ke kasur. “Wuaaah, capek banget.” Cowok itu segera menarik Kyla ke pelukannya.

Puncak kepala Kyla dikecup berkali-kali. “Cie needy.”

“Cie buru-buru.” Bales Kyla di dekapan Haechan.

Bokongnya ditepok, “Diam kamu.”

Mereka tertawa pelan sebelum Haechan mengecup kening Kyla. “Thank you, bub. I love you.”

“Iyaa i love you too.”

“Tidur yuk.”

“Heem.”

HeeKil #4

Heeseung is currently dancing with Kyla di dance floor party nya Mashiho yang emang temenan sama mereka, suka makan bareng juga kalo selesai kelas.

Lagu yang diputer semakin bikin tension di antara dua orang ini tinggi, apa lagi mereka beberapa kali grinding on each other.

There’s this one moment dimana Heeseung yang lagi asik joget sempet disuruh freestyle sesuai lagu, dan aksi hip thrust nya membuat Kyla menggigit bibirnya, bangga mempunyai Heeseung sebagai sang pacar saat yang lain nyorakin.

Si cowok juga flirting sama Kyla daritadi, gak ada abisnya.

Emang mereka pengen banget ngelakuin hal itu, udah tau juga bakal terjadi.

Perlahan minuman yang beralkohol di gelas mereka habis, “Sayang, mau naik? Aku bilang ke Mashi nih, izin ke guest bedroom.” Heeseung berbicara persis di belakang telinga Kyla.

“Emang gapapa?”

“Ya gapapa, banyak kok kamar tamu disini.” Akhirnya setelah cowok itu izin ke tuan rumah, mereka berdua naik. No hesitation.

Si cowok membuka pintu kamar dan membiarkan Kyla masuk duluan, “My pretty lady, damnn..” Ujar Heeseung sebelum nutup pintu sembari ngeliatin Kyla yang jalan ke arah kasur.

Pintu udah dikunci.

Kyla juga udah duduk di ujung kasur, entah apa yang bakal terjadi.

“Kamu capek, Hee? Makanya minta kamar tamu?” Tanya Kyla.

Pertanyaan Kyla membuat Heeseung mendengus, “Not really. Kenapa emang?”

Kyla mendongak ke arah Heeseung yang berdiri di depannya. “Kita gak pulang?”

“Kayaknya enggak.” Tangan Heeseung mulai mengelus pipi Kyla. “I wanna fuck you so bad though..” Rambut si cewek disisir ke belakang telinganya.

Keduanya bertatapan sebentar sebelum Kyla bales, “Then fuck me. Fuck me hard, sir.” Dagu Kyla sengaja ia tempelin di atas junior milik cowoknya.

Rahang Heeseung mengeras, “Mau suck dulu, hm?”

“Mau, please.” Kyla berlagak seperti anak kecil meminta permen, Heeseung udah tergila-gila alias lemah kalo Kyla begitu. Ia juga pindah untuk berlutut di bawah.

Dengan cepat jeans si cowok diturunin, “Wow, keliatan banget kamu keras ini, Hee.” Bibir Kyla mengecup milik Heeseung yang masih memakai boxer.

“Gara-gara kamu.” Tatapan Heeseung menajam dari atas.

Boxernya pun diturunin, Kyla mulai mengocoknya. “Makin gede lagi, aku kuat gak ya?” Kyla menatap Heeseung dari bawah, doe eyesnya semakin keliatan.

“Suck it, kitten.” Dagu Kyla sempet dielus dengan jemari cowoknya.

Si cewek pun mulai pekerjaannya.

Emang udah mabok situasi banget makanya sampe begini.

Heeseung mendongak, mulutnya ternganga, kedua matanya terpejam, tangannya juga memegang belakang kepala Kyla. “Fuck yes.. Your mouth aaahh sayanggg enak banget..

Ah deeper..

Beberapa kali Heeseung nyaris cum saat menatap mata Kyla.

Sayang, udah dulu- Ahh..” Si cowok menghentikan Kyla sebelum ia mencapai klimaksnya.

Kyla terkekeh sambil mengusap area wajahnya yang basah. “Enak gak?”

“So fucking good, sayang.” Si cowok menyisir rambutnya ke belakang sebelum menampar pipi Kyla pelan.

Badannya diangkat lalu ditidurin di kasur. “Cantik banget kamu.” Satu-satu dari baju sampe daleman Kyla, dilepas sama Heeseung.

Gantian, Kyla juga melepas kaos putih Heeseung. “Mau kiss.” Ujar Kyla.

Udah pasti diturutin, si cowok turun dan mulai melumat bibir Kyla dengan agresif.

Bibir bawah Kyla digigit sama Heeseung lalu cowok itu terkekeh.

Salah satu tangannya meremas buah dada Kyla. “Mmh..” Lenguhan si cewek terdengar jelas.

Setelah beberapa lama bermain di area buah dada Kyla, perlahan mulai turun untuk mengelus pinggang si cewek, sesekali diremas saat bibir Kyla sempet mengecup lehernya.

Selagi Kyla mendekor leher Heeseung dan menjilat jakunnya beberapa kali, jemari Heeseung bermain dia area sensitif Kyla yang bawah.

Yang tadinya diraba jadi masuk. “Ah! Ah! God please.. Fuckk..” Desahan Kyla membuat Heeseung diem-diem tersenyum miring.

Lengan berotot si cowok diremas kencang oleh tangan Kyla. “Oh my- Ahh..

“Sayang, mau cum sekarang?” Tanya Heeseung, mengecup rahang Kyla sekilas.

“Boleh gak? Aku gak ku- Aahh aku gak kuat..” Kyla berusaha menatap Heeseung.

Si cowok mengeluarkan jemarinya lalu menghisapnya. “Bareng aku aja ya..”

Keliatan kalo air mata mulai terkumpul, Heeseung langsung mengecup keningnya. “Biar enak, sayang.”

“Mau sekarang, please daddy..” Nahkan.

Gak pake lama, Heeseung menghentakkan miliknya ke dalam Kyla, keduanya memejamkan mata mereka. “FUCK!” Kyla mendongak.

“Uhh.. Shit..” Geram Heeseung di ceruk leher Kyla.

Selagi bergerak, bibir Heeseung gantian yang memberi tanda-tanda merah di leher Kyla. Sesekali digigit membuat Kyla menjambak rambutnya.

Plak plak plak!

Heeseung menggerakan pinggulnya lebih brutal dari yang tadi dia lakuin di dance floor.

Kyla meremas punggungnya. “Hee ahhh.. Kamu gede banget sayang..

“Fuck fuck fuck.. Your voice is driving me insane, kitten..” Ujar Heeseung sebelum kembali memagut bibir Kyla.

Kali ini tangannya mencekik leher cewek itu.

Suara decitan kasur semakin keras.

Keringet juga udah dimana-mana.

Keduanya juga semakin deket.

Air mata Kyla pun keluar, “Daddy, mau ride kamu please..”

“Holy fuck..” Umpat Heeseung sebelum merapatkan bibirnya.

Ia mengganti posisi jadi Kyla yang ada di atasnya.

Kedua tangan Heeseung memegang pinggang Kyla, membantu pergerakannya juga. “Sayang, sayang.. Uh fuck..” Heeseung gak bisa menahan desahannya saat melihat Kyla yang bergerak dengan brutal.

Kyla melingkari leher Heeseung dengan kedua tangannya, “Shhhh feels so good.. Aku mau cum bentar lagi..

“Cum for me, sayang. You look so fucking hot.” Heeseung gemas, ia menghisap ujung buah Kyla yang bergerak juga di hadapannya.

Kyla mendongak dan udah pasti semakin dekat. “Aaahhh, i’m cumming..

“Ah anjingggg..”

Keduanya pun mencapai klimaks.

Nafas gak ada yang teratur.

Heeseung juga auto menarin Kyla ke pelukannya, tangannya juga mengelus punggung si cewek. “Perih ya?” Tanya Heeseung.

Yang kedengeran cuman isakan Kyla di ceruk lehernya.

“Sayang?”

“Hm?”

Tangan Heeseung meraih wajah Kyla supaya bisa ditatap. “Ya ampun kamu nangisnya sampe begini..” Jemarinya mengelap air mata Kyla yang turun.

“I told you, kamu makin gede, Hee. Tapi tadi enak banget.”

Heeseung kembali membawa Kyla ke pelukannya. “Tapi kamu gapapa kan? Ada yang sakit banget gak?”

“I don’t care, actually. Mau cuddle aja, aku capek.” Kyla mendusel di ceruk leher sang pacar.

Belakang kepala Kyla dielus. “Iya sayang, tapi nanti kasih tau yang sakit dimana aja ya. Tunggu disini, aku ambilin minum.”

“Nanti, Hee. Masih mau hug.”

“Abis hug, minum, terus bobo.”

“Iya bawel.”

Pipi dan kening Kyla pun dikecup setelah itu.

MarKil : 42 (Alternative Universe, if they never break up)

Hormon dua orang ini lagi sering-seringnya susah untuk dikendalikan dengan baik entah kenapa.

Gak ketemu dua hari, mereka video call. Sex. Sangking gak tahannya.

Sore menjelang malam ini, Mark yang baru pulang kerja, memutuskan untuk mengajak Kyla night drive karena cewek itu juga lagi gak ngapa-ngapain.

Mereka tau apa yang bakal terjadi nanti.

Lewat chat, keduanya udah janjian mau ketemu di parkiran aja. Si cowok tersenyum miring saat Kyla keluar dari pintu lobby bawah. “Dang.” Gumam Mark sambil ngeliatin Kyla jalan ke arah pintu.

Saat Kyla masuk, mata Mark auto salfok betapa terbukanya cewek itu, “Hi baby.” Ia menarik wajah Kyla agar bisa dikecup.

Emang suatu kebiasaan bagi mereka kalo setiap kali ketemu pasti selalu ngecup bibir.

Tapi kali ini saat Mark mau menjauh, Kyla menahan tengkuknya dan berpagut selama beberapa detik. “Aku kangen.” Ujar Kyla sambil mengelus bibir bawah Mark.

Si cowok menatap mata Kyla, ke bibirnya, lalu balik ke mata cewek itu. “Tumben?” Salah satu alis Mark naik.

Mereka saling menatap dalam beberapa detik sebelum akhirnya Kyla mengelus lengan Mark. “Daddy, i’m wet..”

Groan keluar dari tenggorokan Mark. “Mau aku bersihin, hm?” Tangannya mengelus paha Kyla yang terekspos.

Kyla ngepout sambil memindahkan tangan Mark ke area sensitifnya. “Mauu..”

Si cowok terkekeh pelan, “Such a needy slut.” Sekilas, jemari Mark mengelus milik Kyla pelan kemudian ia menjauh sedikit.

“Daddy.. Ayoo..” Kyla yang se-desperate itu membuat junior Mark mulai mengeras.

“Aku mau tanya. Kamu jalan dari kamar, ke lobby atas, terus turun ke lobby depan situ, looking this hot? Sports bra, shorts, are you fucking kidding me?” Perlahan, wajah Mark mendekat ke wajah Kyla, lagi.

Awalnya Kyla sedikit ragu, “I-I’m sorry, daddy..”

“Kamu sengaja gak pake panties?” Rahang Mark mengeras.

“Wh- what? Maksud ka-“

Pipi Kyla kena tampar lalu diremas oleh tangan Mark. “Don’t play with me. Jawab yang bener.”

“Iya aku sengaja, daddy. Biar lebih gampang.” Kyla menunduk tapi abis itu ditarik ke atas lagi sama remasan Mark. “Kamu kira aku gak sadar pas tadi aku ngelus?”

Jemari Mark kembali bermain dari luar celana pendek hitam Kyla. “Enak, sayang?”

Celana Kyla diturunin sedikit kemudian dua jari Mark masuk ke dalam miliknya. “You’re not gonna answer me?”

“Feels good, sir. Ah.. I want you to fuck me hard, please.. Udahan..” Kyla memejamkan kedua matanya sambil menggigit bibir bawahnya.

Mark terkekeh lagi, “Besok day off kan, sayang?” Ia mengeluarkan jemarinya lalu menghisapnya.

“Yes, sir.” Keliatan banget Kyla emang udah pengen.

Inisiatif, Mark memundurkan kursi Kyla dan sandarannya juga agar cewek itu bisa tiduran.

Mark membuka topi putihnya lalu menyisir rambutnya ke belakang saat dia sudah berada di atas badan Kyla. “Baby looking sexy.” Si cowok membasahkan bibir bawahnya.

Sports bra Kyla dilepas. “Uhh fuck.” Gumam Mark pelan.

Badannya turun agar bisa menghisap buah dadanya, dengkul Mark juga ada di sela-sela kaki Kyla, sesekali bergerak sebagai godaan.

Rambut belakang Mark disisir oleh jemari Kyla, “Daddy fuck.. Aku gak bisa tahan lagi aahh.. Please..”

Suara Mark terdengar sedikit serak, masih sambil menghisap sehingga tanda merah keluar di dada dan lehernya. “Please apa, baby?”

Tangan Mark mengelus pinggang Kyla. “Make me unable to walk, sir. I beg you..” Ia pun menjambak rambut Mark akhirnya.

“Kenapa buru-buru sih, sayang? But okay, your wish is my command, baby.” Bibir Kyla dikecup sekali lagi sebelum Mark menurunkan celana Kyla, celananya sendiri dan boxernya.

Ia memainkan miliknya sebentar, “Your favorite, babe. Keras banget gara-gara kamu.”

Mata Kyla langsung salah fokus ke junior milik Mark. “Oh fuck you’re so big..”

Mark kembali membawa Kyla ke pagutannya selagi cewek itu membuka satu persatu kancing kemeja putih Mark.

Badan Mark yang semakin buff membuat Kyla menggigit bibir bawahnya. “Daddy, ini punya aku ya.” Ujar Kyla, mengelus dada bidang Mark. “Iya, sayang.”

Satu hentakan keras membuat Kyla mendesah cukup kencang. “AHH! Fuck!

Mark kembali mengerang, “Fuck fuck! Baby kamu sempit banget..” Leher Kyla dicekik.

Plak!

Ah!

Plak!

Markie fuck!

Anjing!

Plak!

Intinya begitu.

Punggung Mark jadi target remasan tangan Kyla, “Kamu gede banget, sayang..” Ujar Kyla dengan sensual.

Cowok itu mingkem sebelum membalas sang pacar, “Sakit, hm?”

“No, sir. It feels so so fucking good- Aaaah!” Desah Kyla saat Mark menghentakkan miliknya lebih keras lagi.

Kepala Kyla berada di ceruk leher Mark. “Daddy..” Panggil Kyla, tangannya memindahkan tangan Mark ke buah dadanya.

“Nasty fucking girl.” Mark meremas buah dada Kyla yang melenguh.

Abs Mark dielus, “Fuuckk..” Bisik Mark, terengah-engah, kedua matanya terpejam.

Kaki Kyla melingkar di pinggang Mark, cowok itu semakin mendesah sangking nikmatnya. “Baby.. Gila kamu enak banget fuckk..”

“Markie, mau cum, please. Mau cum bentar lagi.” Kyla mulai terisak saat gerakan Mark semakin brutal.

Kepala Kyla diusap oleh Mark, “Keluarin.”

FUCK!” Kyla mencapai klimaksnya, ia sambil menjambak rambut belakang Mark.

Mark mengeluarkan miliknya lalu mendongak, “Ah shit..” Selagi mencapai klimaksnya, ia menyisir rambutnya ke belakang karena keringat yang terkumpul.

Kyla iseng meraih junior Mark lalu mengocoknya pelan. “Enak, daddy?” Padahal Kyla sendiri ngos-ngosan setengah mati.

“Fuck, baby. Udah ya sayang. Kalo kamu kocok nanti lanjut.. Istirahat dulu, kasian aku sama kamu. Perih ya?” Cowok itu menahan suaranya sambil mengelus kepala Kyla.

“Okay, daddy.”

Gak lama Mark masuk ke dalam pelukan Kyla.

Tangan Kyla mengelus punggung Mark. “Punya kamu jadi gede banget, babe.”

“Udah lama aja kita gak begituan, sayang.” Si cowok tertawa pelan di ceruk leher Kyla.

Setelah bersih-bersih, posisi balik seperti semula. Sebelum jalan, Mark iseng pakein topi putihnya di kepala Kyla. “BABY! You look so fucking good, shit.”

“Eh apaan sih, babe? Makasih tapi.” Kyla salting.

Sok soft tapi abis night drive lanjut lagi, bedanya mereka di kursi belakang.

NaKil : FWB Relationship.

Udah beberapa lama Kyla-Jaemin tidak melakukan aktivitas panas. Mereka juga santai aja sih, punya kesibukan juga walaupun kadang suka turned on sendiri.

Kayak Jaemin sekarang.

Daritadi mereka kerja di apart si cewek yang lagi kosong. Lebih tepatnya di kitchen island.

Jaemin sempet online meeting sedangkan Kyla mengerjakan pekerjaan yang dikasih.

Saat cowok itu selesai, pas banget Kyla lagi stretching. “Aahhh.. Pegel banget..”

Jaemin hanya menelan ludahnya sampe tiba-tiba Kyla membuka hoodie yang dia pake, menyisakan dirinya dengan kaos Jaemin dan keliatan jelas ia tidak memakai bra.

Emang kebiasaan kalo lagi gak ada siapa-siapa, Kyla jarang pake celana pendek. “Fucking hellllll i’m so tired..” Cewek itu kemudian menyisir rambutnya ke belakang.

Jaemin yang ada di depannya daritadi, membasahi bibirnya sendiri sambil ngeliatin Kyla dengan dalam. “Sayang, udahan yuk kerjanya. Nanti lanjut lagi.” Ujar cowok itu sambil turun dari kursinya.

Selagi Jaemin jalan ke arah Kyla, cewek itu mengiyakan dan kembali stretching, kali ini sempet mendongak, membuat Jaemin yang udah ada di belakangnya, memegang lehernya pelan.

Otomatis, Kyla menyender ke belakang. “Na?”

“Kamu gak lagi ngegodain aku kan?” Tanya Jaemin, suaranya persis di telinga Kyla.

“Hah? Enggak? Kamu emangnya kegoda?”

“Ya iya dong, sayang. Kalo gak, aku gak bakal begini.” Tangannya mengeratkan pegangan di leher Kyla.

Cewek itu memejamkan matanya sebentar saat tangan Jaemin satunya meremas buah dadanya dari dalem, “To be honest.. Ah- Aku kangen kamu mode kasar, Na. Udah lama juga kan kita gak begituan? Tapi serius tadi aku gak ada niatan mau ngego-“

Kursi Kyla diputer supaya bisa menghadap Jaemin, ia menyerbu bibir Kyla dengan cukup agresif. Tangannya masih ada di lehernya.

Dengan senang hati Kyla membalas ciumannya. “Malem ini, boleh ya?” Pipi Kyla dielus sama jemari cowoknya itu.

“Kapan aja juga boleh, Na.” Kyla tersenyum miring walaupun ngos-ngosan. Hal tersebut membuat Jaemin menggigit bibirnya lalu menggendong tubuh Kyla ke kasur.

Badannya dibanting begitu aja ke kasur.

Kyla membuka kaos yang dia pake. “Good girl.” Ujar Jaemin sembari turun untuk mengecup tubuh Kyla.

Dari leher sampe ada beberapa tanda merah, lalu ia lanjut ke dada Kyla. “You’re the hottest.” Ujar Jaemin di sela-sela kegiatannya.

Jemari Kyla auto menjambak rambut cowok itu. “Na- aduh.. Jangan banyak-banyak.. Besok aku jalan sama temen- Ah!” Kyla dibuat mendongak saat jemari Jaemin mengelus area sensitifnya dari luar.

“Bisa pake concealer kan kayak biasa?” Cowok itu menatap Kyla dan melanjutkan dekorasinya.

Multitasking emang.

Bibirnya sibuk mendekor dan menjilat tubuh atas Kyla sedangkan jemarinya mulai mengocok milik Kyla. “Sayang, ini kamu basah banget loh..” Jaemin terkekeh.

Daddy.. Astaga..Pelan-pelan aahhh please aku gak mau cum sekarang- Ahhh..” Desahan Kyla heboh saat gerakan jemari Jaemin semakin cepat dan dalam.

No mercy.

Ya sampe akhirnya Kyla mencapai puncaknya, cewek itu lemes. “Sir.. Please..” Lengan Jaemin diremas.

“Mau aku masukin ke kamu-“

“Ke mulut aku, sir.. Please.” Kyla menyisir rambutnya lagi, kali ini frustasi.

Permintaan Kyla membuat Jaemin mendengus sebelum menamparnya pelan. “Tiba-tiba jadi needy begini.. Lucu.”

Dengan agresif dan cepat, Jaemin mencium bibir Kyla sebelum ia semakin naik ke atas wajah Kyla.

Kolor dan boxer cowok itu udah lepas, ia mengocok miliknya pelan sambil ngeliatin Kyla dari atas. “Fuck. Best view ever.” Umpat Jaemin, nyaris mendongak.

“Ayo, daddy..” Kelemahan Jaemin, doe eyes dan nada sensual Kyla digabungin.

Rahangnya mengeras.

Ia pun memulai aktivitasnya bersama Kyla. “Fuck fuck fuck! You’re so good, baby..

Sayang.. Uhh i love your mouth so much..” Cowok itu melepas kaosnya dan dilempar secara agresif.

Mata Kyla udah berkaca-kaca, cewek itu juga nyaris tersedak beberapa kali tapi she doesn’t care at all.

Air matanya pun keluar membuat Jaemin berhenti. “Udah ya sayang..” Rambut Kyla dielus pelan.

Area wajah Kyla sedikit basah, ia ngepout sambil bertatapan dengan sang pacar. “Why? Enak banget, daddy. You taste so good.”

Suara groan keluar dari tenggorokan Jaemin. “Nanti lagi ya?”

“Okay, sir..” Jawab Kyla sembari mengusap wajahnya.

“That’s my kitten. Aku masuk ya..” Izin Jaemin sebelum menghentakkan miliknya ke dalam milik Kyla dengan kencang.

Kedua mata Kyla terkatup sembari meremas punggung Jaemin. “Sir.. Oh my.. Why is your dick getting bigger?

Leher dan rahang Kyla dicium dengan sensual oleh bibir Jaemin. “Aku keras daritadi gara-gara ngeliatin kamu, tapi aku tahan, sayang..”

Keringet tipis bermunculan di kening Jaemin, ia segera menyisir rambutnya ke belakang sekalian mengusap keringetnya.

Dengan sekuat tenaga, Kyla menatap Jaemin yang daritadi udah menatapnya. “Daddy, faster and harder please..” Tangannya mengelus dada bidang Jaemin.

“Oh fuck.” Gumam Jaemin lalu menuruti permintaan Kyla.

Plak plak plak!

Suara hentakan lebih besar daripada suara decitan kasur.

Inisiatif, Jaemin turun dan mencium bibir Kyla, just to make sure that she’s okay.

Ciumannya dalam dan lumayan agresif.

Leher Kyla kembali menjadi target remasan tangan Jaemin.

Aahhh sir.. Mau cum..

“Hold on, sayang. Aku masih mau lebih lama.” Pipi Kyla dikecup.

Beberapa saat kemudian, posisi diubah jadi Kyla menungging dan Jaemin ada di belakangnya. “Fuckkk..” Jaemin mendongak sambil menganga.

Plak! Beda lagi. Ini tamparan di bokong Kyla.

Cewek itu menggigit bibir bawahnya. “It feels so good.. Ahh aku gak tahan, sir..”

Tangan Jaemin meremas kedua buah dada Kyla, cukup kenceng. Daun telinga dan lehernya dikecup berkali-kali.

Suara nafas Jaemin juga terdengar jelas di telinga Kyla.

Krak! Bener aja. Sangking brutalnya, ada bagian kasur yang gak sengaja patah dan gak sengaja kena meja sebelah kasur sehingga meja kecil itu jatuh.

Jaemin lagi-lagi mendongak sambil terkekeh di keadaan nafasnya yang terengah-engah. “I love fucking you, kitten.” Sekali lagi, bokong Kyla kena tampar.

“Now cum.” Perintah Jaemin.

Akhirnya Kyla mencapai klimaksnya (dengan intens) untuk kedua kalinya malam itu. “AHH SIR!” Kyla meremas sprei kasur.

“Anjing!” Jaemin melihat ke arah milik keduanya yang menyatu.

Dengan cepat, Jaemin memeluk Kyla dari belakang dan mengecup punggung dan leher belakangnya. “Enak, sayang? Mana yang sakit, hm?”

“Sini, boboan dulu.” Lanjut Jaemin sambil merebahkan tubuh Kyla, ia masih ngos-ngosan tapi berusaha untuk memakaikan daleman Kyla dan kaosnya.

Kyla sampe speechless sendiri, dia gak tau harus ngapain selain ngeliatin Jaemin.

Cowok itu yang tadinya lagi pake boxer, malah salfok ke Kyla yang lagi ngeliatin dia dan salting sendiri. “Kenapa, sayang?”

“Gapapa.” Kyla tersenyum lemas, suaranya serak.

Dengan sigap, Jaemin mengambil botol minumnya lalu membantu Kyla untuk minum.

Si cowok duduk di sebelah Kyla sambil mijitin tangan dan kakinya. “Sayangnya aku cantik banget.. Afterglow kamu ya Tuhan..” Cengiran Jaemin membuat pipi Kyla memerah.

“Pacar aku juga ganteng tau, nih liat. Padahal rambutnya udah basah tapi masih berdamage.” Bales Kyla sambil meraih dan mengecup tangan Jaemin.

Si cowok juga mengecup tangan Kyla. “Makasih ya udah kasih jatah hehe.”

“Random banget tadi hahaha.. Iya sama-sama, Nana.”

“I love you, cintanya aku.” Bibir Jaemin mengecup kening Kyla.

“I love you too.”

#110

Waktu jam pulang Kyla hari ini cukup cepet, jadi dia sempet diajak ke cafe deket apart sama temen-temen ceweknya.

Sore menjelang malam itu dia pulang dan tadinya pengen ngambil tank top hitamnya di kamar cowok-cowok. Lebih tepatnya di bawah bantal Haechan.

Baru juga masuk, Haechan ternyata lagi rebahan sambil main hape. “Eh, udah pulang.. Cium dulu sini.” Cowok itu setengah duduk lalu mengecup kening dan bibir Kyla.

“Dari jam berapa lo udah pulang? Tumben gak sampe malem.” Kyla ngecek jam tangannya.

“Sebenernya baru pulang tadi banget makanya belom ganti baju.” Haechan mematikan handphonenya lalu ia menaruh kedua telapak tangannya di bawah kepalanya. Menatap Kyla dalam.

Selagi Kyla ganti atasan, ia mendecak (padahal salting) dengan muka juteknya, “Sok ganteng lo.”

Decakannya membuat Haechan terkekeh. “Emang ganteng kali? Abis cukuran nih.”

Si cewek yang tadinya lagi ngelipet atasan sebelumnya yang dia pake langsung ngeliat ke arah Haechan. “Anjing, emang ganteng lo.”

Bajunya dilempar sembarang sama Kyla lalu dengan cepat cewek itu naik ke atas badan Haechan. Kedua tangan Haechan langsung memegang pinggang ceweknya. “Bodoamat gue mau ciuman.” Ujar Kyla.

“Sini sayang.” Belakang kepala Kyla didorong ke bawah sama telapak tangan Haechan.

Suara pagutan terdengar keras.

Pinggul Kyla mulai bergerak di atas milik Haechan. “Kil.. Lo gila ya?”

“Apa sih Hyuck?”

“Ck. Tadi katanya mau ciuman doang?” Jemari Haechan merapikan rambut Kyla.

“Aku gak bilang mau ciuman doang ya.” Nah kan.

Cowok itu mengeraskan rahangnya. “Kangen aku main kasar ya?”

Kyla mengangguk sambil ngepout, membuat pipinya kena tampar. “Masih punya mulut kan?” Tanya Haechan, tangannya pindah ke buah dada Kyla.

Remasannya cukup kencang, Kyla sampe gak sengaja ngeluarin lenguhannya. “Mmh.. Masih punya, Hyuck.. And yes, aku kangen kamu main kasar.”

Sampe tiba-tiba pintu kamar terbuka, posisi langsung diubah sama Haechan jadi Kyla ada di sampingnya, intinya spooning.

“Sumpah kart rider makin susah anjirrr!” Kyra mendecak kenceng, ia merebahkan dirinya di kasur Jeno.

Kyla nengok ke Haechan biar direspon. “Iya kan pons??? Gue juga susah naikin level sekarang, mana udah Gold II.”

“Sama, bang! Ih sebel.” Mereka saut-sautan.

Untung ada penghalang antara kasur Jeno sama Haechan, kalo gak, bisa ketauan walaupun setengah badan mereka ditutup pake selimut.

Kyla iseng nanya, “Ini lo mau ngapain, Ky? Gak bareng Jeno?”

“Lagi telfonan sama manager diluar, abis itu gue sama dia berangkat ke supermarket buat nanti malem. Jadi kan ya masak-masak?” Kyra fokus main tapi dia tetep jawab.

Tanpa sadar, celana pendek dan daleman Kyla udah diturunin sama Haechan. “Ehem! Jadi dong. Jangan lupa dokumentasi.” Tangan Kyla menepuk-nepuk lengan Haechan.

“Dokumentasi tugas lo ya, Kil.” Si cowok ngeladenin.

“Setuju! Ah shit! Ngapain gue ngedrift babi???” Kyra terus mendecak.

Jemari Haechan mengelus milik Kyla dari belakang, “Hyuck..” Bisik Kyla sambil meremas bantal.

“Hm?” Ia mulai menurunkan celana dan boxernya juga.

Kyla kembali menengok ke arah Haechan sambil menggeleng. “Please, jangan dulu.” Ia berusaha untuk ngomong dengan volume sekecil mungkin mumpung Kyra lagi heboh juga.

Haechan is Haechan, ia menghentakan miliknya ke dalam Kyla dengan cukup kenceng. “Ah! Aduh!” Kyla kelepasan.

“Kyla heh! Awas nanti Bang Echan horny.. Tapi boong hahahah!” Candaan Kyra terjadi.

Kyla terus menggigit bibir bawahnya, sesekali berdeham supaya gak ngeluarin suara.

Iseng, Haechan bergerak beberapa kali. Membuat Kyla menjambak rambut cowok itu dengan salah satu tangannya.

Gak lama, Jeno masuk. “Baby, ayo jalan. Mainnya nanti lagi, ya? Pasutri! Kita jalan dulu ye, awas lo pada ketiduran.”

“Jalan dulu yaaa miskaaa!”

“Oke guys! Ati-ati!” Ujar Haechan.

“Paling tidur- Ehem, sebentar. Capek cuy tadi abis lari dari Jepang.” Timpal Kyla membuat pasangan soft tertawa pelan. “Iye elah hahah, ayo princess.”

Pintu kamar tertutup, pintu depan apart juga kedengeran udah ketutup.

“Hyuck??? Why- Aahh! Please..” Kyla mendesah kenceng saat Haechan kembali bergerak, kali ini lebih brutal.

Karena pengen tatap-tatapan, Haechan pindah ke atas Kyla. As usual. “Cantik banget sih, sayang.” Pipi Kyla diusap sebelum ditampar.

Baru juga dipake, tank top Kyla dilepas sama Haechan, termasuk branya yang dilempar ke lantai. “My slut.” Leher Kyla dicekik sembari Haechan bergerak semakin cepat.

Suara kasur berdecitan udah bukan hal yang asing bagi mereka. “Hyuck… Sumpah kamu makin gede sayang.. Ahh fuuuck..” Kyla meremas buah dadanya sendiri sangking frustasinya. Entah kenapa.

Fuck fuck anjing! Kamu hot banget, ssshh shit..” Haechan menyingkirkan tangan Kyla yang lagi meremas buah dadanya, diganti sama tangannya sendiri.

Rambut Haechan yang udah mulai gondrong, dijambak lagi sama Kyla. “Hyuckkk ahh.. Suck it please..

Permintaan Kyla diturutin sama Haechan dengan cepat, mulutnya menghisap buah dada Kyla. Sambil kontak mata.

Haechan sesekali terkekeh melihat ekspresi Kyla. “Enak ya sayang?”

“I love your mouth so fucking much, Hyuckie..” Air mata Kyla keluar karena daritadi Haechan gak berhenti menghentakan pinggulnya.

Posisi diubah seperti semula, Kyla di atas. “Ride me, slut.” Haechan senderan ke head board sambil megangin pinggang Kyla.

Cewek itu menarik nafas sambil menyisir rambutnya sendiri ke belakang. What a view for Lee Haechan, right?

“I don’t think i can- FUCK!” Bokongnya kena tampar juga.

“Sini, cium.” Haechan menarik kepala Kyla lalu mereka kembali berpagut.

Punggung cewek itu dielus.

Perlahan bibir Kyla mulai mendarat di rahang, leher, dan jakun cowoknya. Beberapa hickeys udah ada. “Hyuck, kamu ganteng banget sumpah. Mau nangis.”

“Thank you, sayang. Now ride me, mau cum kan?” Pipi Kyla diremas.

Akhirnya Kyla pun mulai bergerak naik turun. Sebisanya.

Haechan memejamkan matanya. “Oh fuck… Enak cantik..

“Hyuck, mau keluar please ah fuck..” Kyla meremas pundak Haechan.

Bokong Kyla diremas, “Aku udah deket. Kamu duluan gih.”

Mereka berciuman sembari mencapai klimaks masing-masing.

Lenguhan terdengar di sela-sela ciuman mereka, tangan Haechan juga mencekik leher Kyla.

Cewek itu dipeluk Haechan saat udah selesai, kepalanya di ceruk leher cowok itu. “Capek, Hyuck..”

“I know, tapi enak kan? Menurut aku ini one of the best sih.” Punggung Kyla kembali dielus.

“Gitu mulu bilangnya-“

Kalimat Kyla kepotong sama handphone Haechan yang berdering.

Dari Jeno.

Chan, yang kurang apa ya? Telor sama garem kan ya?

Gula coy, garem mah masih banyak..” Haechan mendongak, berusaha untuk gak terlalu ngos-ngosan.

Sedangkan Kyla iseng menjilat leher dan jakunnya, membuat Haechan menelan ludahnya.

Okee bro, thanks. Sekalian beli kopi ya kitee..

Sip.” Bales Haechan dengan singkat lalu ia menutup telfonnya.

Wajah Kyla diraih lalu dicium. “Masih mau? Bilang kalo masih mau.”

“Masih… Daddy.”

Sayang banget cuman bisa sampe ronde dua.

JayKil equals Angry Birds #9

Finally, after a long day, Jay bisa pulang. Sayang banget mood dia lagi gak sebagus biasanya pas udah masuk apart.

Of course, Kyla yang baru selesai cuci piring langsung mengeringkan tangannya dan menghampiri sang pacar. Lowkey deg-degan karena penampilan Jay. “Bad day?” Tanya Kyla sambil mendongak ke arah pacarnya, dada si cowok jadi senderan kepalanya.

“Yes. Hectic.” Si cowok memeluk balik Kyla sebelum mengecup puncak kepalanya.

“What happened?” Kyla melepas pelukannya biar Jay bisa naro barang-barang.

Ia menghela nafasnya, “Ada staff yang kerjanya gak niat, Riki nyaris jatoh dari tangga tapi itu staff malah diem aja, untung ada aku. Yaudah aku negor dia lah.”

“Adu bacot jadinya.” Lanjut Jay.

Kyla menelan ludahnya saat melihat Jay marah-marah sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan frustasi. “Bisa-bisanya.”

“Yakan? Dari kemaren-kemaren udah kayak gitu. Terus tadi pas ngulik koreo malah diburu-buruin. Apaan sih anjing?” Jay gak sengaja ngegas sambil mengusap keningnya.

Ceweknya auto nenangin. “Udah. Sini ikut aku mendingan.” Tangan Jay ditarik sama Kyla yang mau ke arah sofa.

Apart cuman ada mereka karena Riki dan Kyra lagi nginep di dorm.

Tubuh Jay didorong pelan ke kasur. “Relax, babe.” Ujar Kyla sambil naik ke kasur juga, duduk di atas badan Jay.

Bokong Kyla dielus sama tangan Jay. “Mau ngapain, sayang?”

Wajah Kyla mendekati wajah Jay, “Mau dilampiasin gak?” Kedua tangannya ada di kanan-kiri badan Jay.

Mood seketika berubah, Jay menggigit bibir bawahnya. “Up to you, kalo kamu mau bantu aku ya aku sih mau-mau aja.”

Mereka pun akhirnya berpagut dengan dalam, lama kelamaan jadi agresif. Pinggang sampe paha Kyla dielus sama kedua tangan Jay.

Cewek itu tegak sebentar untuk membuka hoodienya. “Surprise, daddy.”

“Fucking whore.” Jay terkekeh walaupun nafasnya terengah-engah saat mendapati Kyla yang memakai lingerie hitam walaupun atasannya doang.

Keduanya kembali berpagut sembari Kyla pelan-pelan membuka celana dan dalemannya. “Daddy you look so hot, especially with those glasses on.” Pinggul Kyla mulai bergerak di atas Jay yang masih berpakaian. “Yeah?”

Kyla mengangguk cepat dengan doe eyesnya.

“Thank you, baby. So do you, aku suka kalo kamu pake ini.” Strap lingerie hitam yang Kyla pake dimainin sama jemari Jay.

Jeans yang dipake sama si cowok yang tadinya bersih jadi sedikit basah, “Sayang, kenapa gak langsung masukin aja, hm?” Cowok itu menahan desahannya.

“Pelan-pelan aja, Jeyi.” Kyla ngepout membuat cowok itu mendengus. “You’re indeed daddy’s slut.” Pipi Kyla kena tampar sebelum badannya perlahan dipindahin sama Jay supaya agak maju.

Tadi pinggul Kyla yang bekerja, sekarang mulut Jay yang bekerja.

Yes, Kyla is sitting on top of her boyfriend’s face. “Mmmh Jay!” Rambut cowoknya dijambak.

Jay menatap Kyla dengan dalam dari bawah sementara itu Kyla’s trying her best buat tetep eye contact sama cowoknya. “Fuck fuck! Daddy… Masukin punya kamu aja please.. Gak tahan.. Aahhh shiiit..” Cewek itu mendongak.

Masih di sela-sela kegiatan, Jay terkekeh. “You got me all dirty, kitten, tapi kamu enak banget.” Cowok itu melepas kacamatanya lalu mengusap area mulutnya.

Kyla masih proses, masih mendongak. Dengan cepat Jay pun duduk sambil menahan tubuh Kyla agar tetap stabil, lalu ia mendekor tubuh ceweknya dengan leluasa.

Kedua tangan Kyla melingkari leher Jay. “Aku horny banget.” Ujar Kyla tiba-tiba, jemarinya menyisir rambut belakang Jay.

“Can we start now?” Lanjut cewek itu, persis di dekat telinga Jay.

“Be patient, sayang.” Tangan Jay menaikkan lingerie Kyla agar ia bisa mengisap buah dadanya.

Kyla yang tadinya udah melek, kembali memejamkan matanya, mulutnya menganga. “Ahh daddy i beg you, please.. Mau kamu..” Pinta Kyla dengan sangan sensual.

Jay mengeraskan rahangnya lalu dengan cepat dia memutar posisi jadi Kyla yang ada di bawahnya. “My kitten is so fucking needy, hm?”

“Yes sir.”

Kyla membantu Jay membuka iket pinggangnya selagi cowok itu melepas kaosnya. “Fuck, such a good needy girl.” Ujar Jay, terengah-engah.

Jeans yang dipake juga udah lepas dari tubuh Jay. Cowok itu mengikat kedua tangan Kyla dengan iket pinggangnya.

Perlahan, milik Jay masuk ke area sensitif Kyla. “Fuck.” Umpat Jay.

“Oh, sir..” Kyla memejamkan matanya.

“Sakit?” Si cowok berhenti sebentar.

“It’s fine- Mmhhh…”

Beberapa saat kemudian, Jay izin, “Aku gerak ya, sayang?”

“Yes, sir.”

Satu tangan Jay menahan kedua tangan Kyla, satunya lagi mencekik lehernya pelan. “Enak, babe?” Cowok itu tersenyum miring melihat ekspresi Kyla.

“So fucking good, daddy. You’re so big.” Jawab Kyla, mencoba untuk menatap Jay yang sedang menatapnya dalam.

Plak plak plak!

Selain suara hentakan, suara kasur berdecitan juga terdengar sangat jelas.

Kalung Jay juga jelas ikut goyang di atas wajah Kyla.

“Daddy, please, aku mau jambak rambut kamu..” Jay langsung mengerti permintaan Kyla yang pengen dilepas iket pinggangnya.

Jelas aja, Jay langsung melepas iket pinggangnya dari tangan Kyla. “Holy fuck..” Jay menggigit bibir bawahnya saat matanya melihat area mereka menyatu.

Rambut Jay dijambak cukup keras sampe cowok itu ngegroan berkali-kali.

Dadanya yang bidang udah berkeringat, Kyla auto mengusapnya. “Anjing- Sshhh ahh..” Gantian, Jay yang memejamkan matanya.

Gerakannya semakin brutal saat Kyla menaruh tangannya di buah dadanya. “Baby.. Baby fuck..”

Plak plak plak plak plak!

Krak!

Bener aja, ada bagian kasur yang rusak.

Kyla udah lemes banget tapi desahannya masih terdengar merdu di telinga Jay. “Daddy, mau cum.. Mmh fuck..

“I wanna cum too, baby.. You’re the hottest girl ever, holy shit.” Jay semakin gemes sama situasi, ia menggertakkan giginya, hentakan semakin keras.

“Ahh perihhh… Kamu gede banget- Fuck i’m cumming..” Air mata Kyla keluar lumayan banyak.

Tangan Jay yang tadinya lagi meremas buah dada Kyla jadi mengelus pipinya. “Keluarin, sayang.” Gak lupa, kening Kyla dikecup.

AHH JAY!

Anjing!” Jay menyisir rambutnya ke belakang dengan salah satu tangannya yang nganggur.

“Jay, mau hug.” Dengan cepat, Kyla membuka kedua tangannya.

Cowok itu merebahkan dirinya di atas Kyla, pipi, kening, leher, dan bibir Kyla dikecup berkali-kali. “Maaf sayangnya aku. Kita break dulu beberapa hari ya? Pasti perih banget ya?”

“Hahh.. Hahh.. Gapapa, Jeyi. Kalo aku masih kuat, gapapa seriusan.” Kyla masih mengatur nafasnya, suaranya agak serak.

Pipinya yang basah diusap sama Jay. “Bayi. Maafin aku ya kalo terlalu kasar tadi sampe kamu nangisnya kayak gini.”

“It’s okay, baby. Kan aku yang nawarin juga.”

“Aku ngerasa kelewatan.” Jay mengambil kaosnya untuk mengelap tubuh Kyla.

Cewek itu akhirnya bisa membuka matanya, “Gak kok.” Ia tersenyum lemas.

Jay ikut tersenyum lalu mengecup bibir Kyla sekali lagi. Ia mengecek jam di tangannya abis itu. “Ayo deh, abis ini kamu mau ngapain? Nonton? Main PS? Aku masakin pas nanti udah selesai mandi? Atau mau apa? Hm?”

“Nonton, tapi popcorn kita udah abis. Besok aja deh kalo gitu-“

“Oke, aku beliin ke supermarket nanti, ya? Sini gendong, aku mandiin terus kamu rebahan bentar.”

“Jay, badan kamu nanti kecap-“

Si cowok kembali memotong sambil memakai boxernya. “Aku ngelakuin juga buat kamu, sayang. Ayo sini, pegangan.”

Kyla terkekeh, “I love you.”

“I love you more.” Kening Kyla dikecup sebelum tubuhnya diangkat.

SPC : Same Person Couple #5

Jarang-jarang Kyla dan Hyunsuk pergi ke acara formal selain acara kuliah. Itupun gak formal-formal banget.

Hari ini, Hyunsuk sama Kyla diundang ke pernikahan sepupu deket si cowok yang deket sama Kyla juga.

Keduanya dateng di after party doang karena ada kelas di pagi hari.

Kyla memakai dress simple namun tetep terlihat cocok dan hot, Hyunsuk sampe gak bisa berkata-kata pas jemput dia. “Babe? Kamu ca- cantik banget..”

Cowok itu memegang mulutnya, kaget, gak sadar kalo Kyla juga gak kuat ngeliat pacarnya pake suit and tie. “Thank you, yang. You look handsome too, as always.”

Selama perjalanan, Hyunsuk beberapa kali salfok ke Kyla yang lagi memainkan handphonenya. “Yang, kamu nant-“ Kalimat Kyla kepotong sama dirinya sendiri yang kaget ngeliat Hyunsuk lagi menatapnya dalam pas lampu merah.

“Kenapa sih, Hyun?”

“Baby, you’re so damn sexy. Kayak beda banget pake dress simple gini. Damagenya astaga.” Hyunsuk mengambil salah satu tangan Kyla lalu ia kecup.

“Thank you, pacarku yang ganteng banget tapi gak sadar.” Bales Kyla membuat si cowok terkekeh sebelum tersenyum miring.

Sampe venue, mereka mencari parkiran tapi Hyunsuk sengaja cari tempat yang sepi. “Hyun, kenapa gak disana tuh? Banyak yang kosong, deket lobby juga.”

“Aku keras.” Ujarnya frontal, kayak beda orang. Kyla langsung deg-degan setengah mati.

“Keras? Cuman karena aku pake dress ini?” Goda Kyla, iseng emang.

Si cowok mengeraskan rahangnya lalu mulai parkir mobilnya dengan satu tangannya. “Pindah kesini, cepet.” Ia membuka seatbeltnya dan seatbelt yang Kyla pake lalu memundurkan kursinya.

“M-mau ngapain? Kan acaranya udah mau mulai?”

“Kamu gak mau bantuin aku?” Hyunsuk mengarakan tangan Kyla ke juniornya yang emang udah sekeras itu di balik celananya.

Kyla menahan senyumnya lalu dia iseng mengelus milik si cowok. “Should i???”

Cowok itu ngegroan dengan pelan. “Babe, don’t play with me.”

“Sekali-sekali masa gak boleh?”

Hyunsuk menatap Kyla lebih dalam, “Beneran gak mau bantu aku? Hm?” Tangan si cowok juga mengelus paha Kyla.

Cewek itu menelan ludahnya. “Y-ya okay.”

Ia pelan-pelan pindah ke pangkuan Hyunsuk, dibantu juga sama si cowok supaya gak jatoh. “Main sebentar ya? Kamu bawa makeup kan? Biar bisa touch up.”

“B-bawa kok.” Kedua tangan Kyla ada di pundak Hyunsuk. Dia udah gak berani bercanda lagi.

Sayangnya Hyunsuk udah keburu kesel sedikit tadi karena tumben Kyla jadi bratty. “Suck atau langsung masuk?” Leher Kyla jadi target salah satu tangan Hyunsuk.

“Terserah kamu, daddy.” Jawab Kyla dengan gugup.

Hyunsuk mendengus. “Gak ada pilihan itu, sayang.” Wajahnya mendekat ke wajah Kyla.

“L-langsung masuk aja, daddy.” Kyla menatap bibir Hyunsuk sambil menggigir bibir bawahnya sendiri.

Cowok itu sempet tersenyum lalu melumat bibir Kyla dengan dalam. “Fuck, i love kissing you.”

“Me too, sir.” Ucap Kyla setelah bibir bawahnya digigit Hyunsuk.

Jas yang dipake Hyunsuk dilepas, “Kamu cuman buka jas doang padahal, tapi aku jadi basah masa..” Kyla menatap Hyunsuk dengan desperate.

Cowok itu mengecup rahang Kyla sebelum menaikkan dressnya dan membuka dalemannya. “You are actually wet, kitten.” Hyunsuk tertawa pelan lalu lanjut menurunkan celana dan boxernya.

Sambil berpagut sampe sedikit basah, dasi Hyunsuk ia lepas pelan-pelan lalu ia pake untuk menutup mata Kyla. “Daddy?”

“Sssh, you’re gonna be okay, sayang.” Bibirnya dikecup cepat sama Hyunsuk, satu tangannya menggenggam kedua tangan Kyla di belakang punggung cewek itu.

“Now ride me, kitten.” Perintah Hyunsuk langsung dituruti Kyla yang pelan-pelan bergerak naik turun.

Plak plak plak

Air mata Kyla terkumpul, membuat dasi Hyunsuk yang menutup matanya agak basah, Hyunsuk langsung mengecup keningnya. “Mau stop?”

“Enggak, sir. Masih kuat.”

“That’s my good girl, kalo gak kuat, bilang ya?”

“Yes, sir.” Panggilan itu terus membuat Hyunsuk ngegroan sambil menggigit bibir bawahnya.

Beberapa hentakan kemudian, Kyla bilang, “Sir, please aku mau ngeliat kamu. Dasinya boleh dilepas aja gak?” Suaranya ragu.

“You’re such a good girl, boleh sayang, boleh.” Kedua tangan Kyla dilepas, dasinya pun dilepas.

Pipi Kyla terasa lembab. “Sakit ya, sayang?” Jemari Hyunsuk mengusap pipinya.

“I’m okay.” Jawab Kyla, masih bergerak sembari memeluk Hyunsuk, kepalanya ada di ceruk leher cowok itu.

Rambut gondrong sang cowok dijambak berkali-kali. “Fuck, kitten… It feels so good..

“You’re too big for me, sir..” Pundak Hyunsuk diremas.

“Kamu juga lebih sempit, sayang. Terakhir kan kemaren- Fuckkk..” Si cowok mendongak, membuat Kyla mengecup lehernya dan menjilat jakunnya.

Plak plak plak! Suara hentakan semakin keras.

Mobil bergerak.

Keringet dimana-mana.

Kancing kemeja putih Hyunsuk juga dilepas beberapa agar Kyla bisa mendekor walaupun ia sudah lemas. “Hyunsuk..” Desah cewek itu membuat cowoknya mendesah juga. “Apa sayang? Ahh.. You close? Mau cum, hm?” Bokong Kyla diremas lalu ditampar pelan.

Ah! Yes.. Ahh please..

Salah satu tangan Hyunsuk masuk ke dalam dress untuk meremas buah dada Kyla sebelum ia menarik si cewek ke dalam pagutannya.

“Baby.. I’m gonna cum. Holy fuck..” Cowok itu menyisir rambutnya ke belakang dengan agresif.

“Me too sir.. Ah fuck fuck fuck!” Ujar keduanya di sela-sela pagutan.

Sekilas, si cowok mendongak lalu kembali menatap Kyla dalam. “Let go, kitten.”

“What about your pants-“

Leher dan kening Hyunsuk semakin berurat, ia lagi-lagi mencekik leher Kyla. “Fucking cum.”

Kyla pun mencapai klimaks lalu dilanjut dengan Hyunsuk. “Hah.. Anjingg.. Ahhh..” Si cowok terengah-engah.

“Holy shit.” Si cewek mengatur nafasnya, rada terisak.

Hyunsuk langsung menarik badannya supaya bisa dipeluk.

Punggungnya dielus berkali-kali. “Maafin aku ya kalo terlalu kasar, kamu pelan-pelan juga biar nanti terbiasa.”

“Terbiasa apa coba?” Kyla masih ngos-ngosan, kepalanya ada di ceruk leher Hyunsuk lagi.

“Hahaha, kamu kira aku gak bakal kasar suatu hari nanti?” Pundak Kyla dikecup.

Si cewek menjauh sebentar untuk menatap Hyunsuk lalu memukul dadanya pelan. “Ish! Jahat!”

“Seriusann???? Kalo kita sampe nikah gimana??? Ya amin banget tapi aku gak mungkin gentle terus, sayang.” Hyunsuk menahan senyumnya sambil memijit pelan paha Kyla.

Jemari Kyla mengusap air mata yang gak sengaja jatoh lagi. “Kamu mahh..”

“Ahahahah sini, sini, sayangnya akuu.. Kok nangis sih?”

“Daritadi aku nangis, Hyunsuk.” Cewek itu ngepout membuat sang pacar nyengir. “Kiss lagi sini.”

Tetep mau aja sih Kyla.

“Aku izin ya gak bisa lama-lama kita disana, aku tau kaki kamu sakit.”

“Gak enak sama Kak Mino dong, Hyun?”

“Nurut sama aku. Aku gak tega ngeliat kamu harus berdiri lama, pake heels pula.” Ujar Hyunsuk sambil merapikan rambut Kyla.

Cewek itu mendecak, “Kalo aku kuat?”

“Intinya jangan dipaksa ya sayang.”

Ya mereka spend hampir setengah jam buat bersih-bersih supaya gak dicurigain walaupun pas nyampe lobby ada yang bilang kalo di leher Hyunsuk ada merah-merah alias bekas lipstick.

VK : AU College.

Dari SMA emang satu ekskul nari, tapi hubungannya gak pernah baik, ditambah Vata kakak kelasnya Kyla, gak mungkin dia gak pernah senioritas walaupun sekali dua kali.

Keduanya masuk universitas yang sama dan emang satu daerah. Vata rumahnya deket kampus, Kyla ngekost.

Tapi berujung hubungan mereka baik dan bisa temenan karena satu kejadian dimana Kyla nyaris dilecehkan dan Vata dengan sigap melindungi cewek itu.

Seiring berjalannya waktu, mereka jadi sering spend time bareng.

Jadi lebih nyaman intinya.

Sampe di titik Kyla udah berani ngajak cowok itu ke kosannya. “Kil, kosan lo beda ya..”

“Kenapa emangnya, kak?” Kyla menaruh backpacknya.

“Bagus aja gitu, nyaman.”

“Thank you.” Kyla tersenyum, dibalas dengan Vata.

Setelah cewek itu bersih-bersih, dia duduk di sebelah Vata yang lagi ada di karpet. “Kak, kepanasan ya pake hoodie?” Tanya cewek itu, deg-degan karena Vata hanya memakai kaos hitamnya.

“Lebih enak kaosan, Kil.” Jawab Vata sebelum mematikan handphonenya.

“Eh- Main PS yuk, kak.” Kyla menyalakan TV.

Keduanya mulai main, mereka juga jauh lebih nyaman ke sesama.

Lagi seru-serunya, Vata gak sengaja mencet sesuatu terus timnya kalah. Ia mendongak ke ujung kasur, “Fuck.” Gumamnya pelan.

Bulu kuduk Kyla berdiri alias dia merinding. “Gapapa kali, kak. Ayo next round.” Ujar Kyla sambil menepuk paha cowok itu, membuat Vata kaget setengah mati.

The tension.

Mereka sempet tatap-tatapan lalu Kyla memalingkan wajahnya. “Sorry, kak. Gak senga-“

Belom selesai ngomong, wajah Kyla ditarik lalu dipagut oleh cowok itu. “Wow.. Your lips are so soft.” Pipi Kyla dielus oleh jemari Vata.

“M-makasih, kak.. Ta-tapi-“

Tubuh Kyla dipindahin ke atas paha si cowok. “Don’t be nervous, okay? Kalo lo gak nyaman, bilang ke gue-“

Gantian, Kyla yang memotong kalimat Vata dengan memagut bibirnya. Kedua tangan Vata meremas bokong Kyla yang melenguh sekilas. “You good, right?” Vata memastikan.

“One hundred percent. Tapi sebelum kita lanjut, lo ada cewek?”

Setelah mendengar pertanyaan Kyla, Vata terkekeh. “Ya kali gue ada cewek terus ciuman sama cewek lain.” Vata mengecup bibir Kyla cepat.

Dua orang ini berpagut selama beberapa menit, Vata yang mabok situasi mulai menggerakan pinggul Kyla pelan, bibirnya juga sesekali menjilat leher dan dadanya yang terekspos.

Kepala Kyla mengumpat di ceruk leher si cowok. “Kak, make love to me.. Please.” Pinta Kyla dengan desprate.

Vata auto menelan ludahnya. “Lo yakin?”

“Please. You can actually fuck me, gue horny banget gak tau kenapa.” Kyla menjauhkan dirinya agar bisa menatap Vata yang masih proses dan terengah-engah.

Lagi-lagi Vata mengecup bibir Kyla sebelum membuka kaos hitamnya. “Badan lo bagus banget, kak.”

“Baru tau, Kil?”

“Ya gue gak kaget sih.” Ujar Kyla selagi memberi tanda di leher dan dada Vata. Sistemnya emang gantian.

Tangan Vata memegang belakang kepala Kyla. “It’s yours now.” Gumam Vata pelan.

“Hm?”

“Enggak. Just keep going.” Tangan si cowok mulai masuk ke dalam kaos Kyla lalu membuka kaitan bra-nya.

Disuruh lanjut, Kyla jelas aja nurut. “Good girl.” Bisik Vata, persis di dekat telinganya.

Setelah kaos Kyla dilepas, Vata dengan mudah, menggendong Kyla dan membanting tubuhnya ke kasur.

“Fuck, lo ganteng banget, kak.”

“Kenapa gak dari dulu ya gue jujur ke lo?” Lanjut Kyla membuat Vata terkekeh lagi. “Makasih ya, cantik.”

Ia menumpu badannya dengan lututnya di kasur sambil membuka ripped jeansnya. “Gue siapin lo dulu, ya?”

“L-langsung aja, kak.” Dengan cepat, Kyla membuka dalemannya.

Vata menggigit bibir bawahnya sambil menurunkan boxer yang dia pake. “Such a hot fucking girl.” Ia turun untuk kembali memagut Kyla,

Pelan-pelan, miliknya mulai masuk.

Cowok itu memindahkan tangan Kyla ke punggungnya. “Kak- aahh.. Fuck.. Anjingg..

“Shit.. Maaf ya, cantik. Kalo mau stop bilang.” Jemari Vata merapikan rambut Kyla.

Rambut Vata dijambak saat cowok itu mulai bergerak. “Ah shit.. Faster, please..

“You look extremely sexy..” Puji Vata, kalung yang dia pake ikutan goyang di atas wajah Kyla.

Kepala si cowok ditarik ke bawah sama Kyla, and yes. Mereka ciuman. Lagi.

Salah satu tangan Vata meremas buah dada Kyla. “Enak, cantik?”

“It feels so- ah.. Fucking good..”

Gerakan Vata semakin brutal saat Kyla gak sengaja ngomong, “Ah sir..”

Karena takut kekencengan, salah satu tangan Vata menutup mulut Kyla.

Sangking kebawa suasana, Kyla masukin jemari si cowok ke dalam mulutnya untung dihisap.

Bohong kalo Vata gak semakin horny.

Plak plak plak! Suara hentakan semakin kenceng. Gak kalah sama decitan kasur.

“Slap me, sir. Aku deket.” Kyla memberikan Vata doe eyesnya.

Sekali lagi, Vata mengeraskan rahangnya lalu menamparnya pelan. “Kil.. Ah fuck i’m gonna cum..” Si cowok nyaris mendongak.

Beberapa hentakan kemudian.

Vata inisiatif untuk mencium Kyla seiring mereka mencapai klimaks masing-masing.

“Mmhh!”

“Fuck.”

Saat keduanya sedang mengatur nafas, Vata tiba-tiba sadar. “Eh- Kil? Aduh sorry-sorry. Gak bermaksud-“

“Gapapa, kak. Buset dah. Sadar kok ini. Tadi beneran horny banget.” Kyla terkekeh kemudian menarik Vata ke pelukannya.

Si cowok ikut terkekeh di ceruk leher Kyla, sembari tangannya mengelus pinggang sampe paha Kyla. “Sakit ya?”

“Dikit.”

“Sekali-sekali kamu yang gerak lah, gerakan dancer sama orang biasa kayaknya beda.” Canda Vata.

“Emang. Kalo yang dancer jauh lebih enak.” Bales Kyla sambil mengelus punggung Vata yang berkeringat.

Lagi-lagi Vata terkekeh sebelum mengecup kening Kyla. “Ayo, aku mandiin.”

Kyla mengangguk setuju.

Bahkan mereka aja gak sadar pake ‘aku’ ‘kamu’.