MarKil : 43 (Alternative Universe, if they never break up)
Setiap comeback gak mungkin gak ada latihan, cuman ya hari ini mereka lebih santai latihannya.
Cuman entah kenapa Mark hari ini udah beberapa kali gak sengaja pamer badannya dan extra hard di ekspresi pas nari.
Cowok itu baru nyadar kalo something’s off with his girlfriend, Kyla, yang nemenin dia. “Babe, yang lain udah pada mau pulang, kamu mau pulang sekarang apa masih mau disini?”
“Lah, aku ngikut kamu.” Jawab Kyla seadanya, menghindari kontak mata Mark.
Si cowok menahan senyumnya, “Okay then, aku masih mau latihan sekali lagi. Mau join?”
“No thanks.” Kyla tersenyum tipis, masih sambil main handphonenya.
Udah fix banget kalo dia needy. Kalo needy biasanya suhu tubuh memanas, that’s why Kyla ngebuka outernya dan hanya memakai tank top.
Untung yang lain udah pada siap-siap dan beberapa udah pada keluar mau pulang, gak lupa pamitan dan ngucapin Kyla yang lagi ulang tahun, of course.
Termasuk staff.
Tension di ruangan semakin kerasa.
Ruangan tersisa Kyla dan Mark, akhirnya. “Babe, nanti jadi dinner bareng your siblings, kan?” Ujar Mark sembari mengelap keringetnya memakai kaosnya.
“Ck.” Kyla mendecak dan berdiri, ia menghampiri Mark yang lagi duduk di sofa.
Mark ngeliatin Kyla dari atas sampe bawah, “Birthday girl lookin’ hot, damn.”
Gak pake lama Kyla langsung duduk di atas paha Mark, saling berhadapan. “You were being extra rude today, Markie. Sadar gak?” Kedua tangan Kyla melingkar di pundak Mark.
“Hm?” Otomatis Mark memegang pinggang Kyla.
“Staff cewek hari ini lebih banyak tapi kamu malah pamer terus ish.” Kayaknya Mark bakal meledak ngeliat ceweknya lagi ngomel padahal needy. His weakness.
“Aku lupa terus babe, lagian aku males ngambil handuknya.” Pinggang Kyla mulai dielus.
Seketika keduanya bertatapan, gak ada yang ngomong.
Sampe Kyla salah tingkah dan jadi salah fokus ke bibir Mark, cowok itu langsung ngeledek, “Kiss?”
Udah males nunggu, Kyla maju dan melumat bibir Mark dengan dalam, cowok itu juga membalas ciumannya dengan agresif.
Baru awal-awal, Kyla mengarahkan salah satu tangan Mark ke buah dadanya, membuat cowok itu tersenyum miring di sela-sela ciuman.
Kyla melenguh saat buah dadanya diremas kencang, “Mmh..”
Setelah beberapa menit mereka berpagut, Kyla mendorong Mark supaya dia bisa senderan. “I’m so wet, fuck.” Ujar Kyla frontal.
“Chill, baby.”
“Shut up.” Kyla membuka celananya, Mark auto membantu Kyla sekalian nurunin celana dan boxernya sampe akhirnya bawahan mereka lepas.
Mark menyisir rambutnya ke belakang, “Mau aku siapin- Ah fuck..” Cowok itu kaget saat Kyla tiba-tiba menghentakkan badannya ke bawah.
Kedua tangan Mark membantu pergerakan pinggul Kyla naik turun. “Ah baby fuck..” Mark sekilas memejamkan kedua matanya sebelum memperhatikan area mereka berdua yang menyatu.
Pundak Mark diremas oleh Kyla, “Ah anj- fuuuckk..” Kyla mendongak sambil bergerak, Mark semakin lemah tentunya. “Baby you’re so good..”
“I fucking know, baby.” Bales Kyla sambil terkekeh walaupun nafasnya terengah-engah.
Mark lowkey kaget sama aura Kyla yang beda sore ini. “Shit, kamu sempit banget, sayang..” Bokong Kyla diremas oleh kedua telapak tangan Mark.
Urat di leher dan kening Mark bermunculan, keringetnya juga semakin terlihat. “Sayang, slow down please..” Cowok itu mendongak sembari menggigit bibir bawahnya.
Kyla berlagak tidak mendengar apapun jadi dia tetep brutal. “Kamu suka kan?” Cewek itu tersenyum miring, nafasnya udah gak teratur tapi Kyla sama sekali gak peduli kalo pahanya bakal mati rasa.
“Aahh such a fucking slut, enak banget babe..” Remasan di bokong Kyla mengencang sampe lagi-lagi cewek itu memindahkan kedua tangan Mark ke dua buah dadanya.
“Anjinggg..” Puncak Mark semakin dekat.
Tumben Kyla gak sesensitif biasanya.
Plak! Plak! Plak!
“Sayang, aku udah deket.. Ah anjing..” Mark menatap Kyla dengan dalam.
“Mau cum?” Jemari Kyla mengelus leher dan jakun Mark.
“Fuck, iya..”
Sengaja emang, temponya dipelanin sama Kyla, “Bentar lagi ya.” Ada jeda sedikit, “Sayang.” Panggilan yang jarang Kyla ucapin ke Mark membuatnya lemas.
“Oh God.. Baby what the fuck?” Ia hanya bisa mendongak sambil mengambil nafas sebanyak-banyaknya.
Sumpah, Kyla merasa bangga banget. Especially Mark sampe desperate dan lemes.
Kyla mengambil kesempatan untuk mengecup dan menjilat leher dan jakun Mark. “Markie likes this, hm?”
“Baby, move.” Cowok itu semakin terengah-engah.
“Kamu kira aku gak capek?”
“Please, sayang.” Mark pun akhirnya menatap Kyla lagi.
Kyla menghela nafasnya sebelum kembali bergerak, “Aahh fuckkk..” Untuk kesekian kalinya, Mark memejamkan kedua matanya.
“Markie, you’re so big and hard, holy fuck..” Rambut belakang Mark dijambak pelan.
“Ah shit, baby, i’m close..” Gak perlu waktu lama bagi Mark untuk ngerasa deket lagi.
Kyla awalnya pengen nurunin tempi lagi tapi dia pun juga bakal capek. “Uhhh aku juga deket..” Gantian, Kyla menyisir rambutnya ke belakang.
Selagi mau mencapai klimaks, Mark membawa Kyla ke pagutannya, lalu dia sempat berhenti untuk melepas kacamatanya. “Fuck.”
“Markie, mau cum..” Kening keduanya nempel.
“Ayo sayang.” Bokong Kyla kembali diremas.
Plak plak plak
Mereka pun nyampe. Finally.
Mark langsung menarik Kyla ke pelukannya saat dia udah senderan. “One of the best, thank you sayang. Mustinya aku yang bikin kamu enak.” Belakang kepala Kyla dielus.
Si cewek mengatur nafasnya sebentar di ceruk leher Mark sebelum membalasnya, “Sama-sama. Tapi siapa bilang kita udah selesai? Aku mau dienakin juga kali sama kamu, it’s my birthday, right?”
“Hah? Kamu seriusan?” Mark yang lagi ngelus punggung Kyla seketika membeku.
“Ayo daddyyyyy, pleaseee.. Di mobil deh ya?” Kyla menjauh dari ceruk leher Mark untuk menatap cowoknya.
“Baby, aku mau banget tapi jangan langsung sekarang, paha aku sakit..”
“Ck, kamu ya bener-bener.” Kyla ngepout terus balik ke ceruk leher Mark, ia sengaja menghela nafas di sekitar lehernya.
Suara geraman pelan terdengar. “Don’t worry, babe. Nanti malem masih bisa kan? I’m gonna fuck you hard, ya?”
“Maunya make love.”
“Anything you want, sayang.”