MarKil : 48 (Alternative Universe, if they never break up)
Untung hari ini Mark gak terlalu padet jadwalnya, jadi gak secapek biasanya.
Pulang ke apart, dia sedikit kaget pas buka pintu tergesa-gesa terus ngeliat Kyra ketiduran di sofa, “Oh shit..” Ia bergumam lalu dengan pelan jalan ke kamar.
Ia melihat Kyla hanya memakai kemeja putihnya tanpa celana dan bra. “Oh my- You’re driving me insane, babe.” Dengan sigap, Mark mengunci pintu kamar.
Kyla yang lagi duduk di sofa kecil disitu, tersenyum miring. Ia melebarkan tangannya supaya Mark bisa masuk ke pelukannya.
Si cowok langsung menghampiri Kyla sambil melepas outernya, “Shit baby.”
Mark menahan tubuhnya di atas Kyla dengan tumpuan tangannya di kanan-kiri si cewek. Mereka berciuman dengan agresif dan sangat dalam.
Kyla mengelus tengkuk Mark, “Markie, mau.”
“Mau apa, sayang?” Suara serak Mark terdengar jelas.
Tangan Kyla turun ke milik Mark. “Ini.”
Saat dielus pelan, Mark menggeram lalu segera mengubah posisi jadi dia yang duduk dan Kyla berlutut di sela-sela kakinya.
Cewek itu menurunkan celana dan boxer Mark, “Fuck, it’s so hard.” Kyla menatap Mark, membuat cowok itu gak tahan buat nyium dia.
Akhirnya Kyla pun hanya mengocok dengan tangannya sembari berpagut dengan Mark yang agak bungkuk sementara Kyla juga agak naik.
Lenguhan, geraman, keluar dari mulut Mark berkali-kali di sela-sela ciuman, “Fuck baby.”
“Ah anjing, aku deket..” Leher Kyla digenggam oleh tangan Mark.
Si cewek menggigit bibir bawah Mark selagi menjauh lalu berhenti menggerakan tangannya, “Enak gak?” Ia menggoda Mark.
Gak pake lama, Mark mengangkat tubuh Kyla, ia membanting badan cewek itu ke kasur. “Bandel banget sih.”
Giliran Mark yang berlutut, di sela-sela kaki Kyla. Dia sambil ngebuka jaketnya, menyisakan ia dengan kaos putih. Otomatis Kyla mengelus kedua dadanya, “Aku kira kamu belom mau cum, Markie-“
Pipi Kyla kena tampar, “Gak ada yang suruh ngomong.”
Keduanya berpagut lagi, kali ini Mark lebih agresif karena Kyla sampe keabisan nafas. “Daddy..”
Panggilan tersebut membuat Mark semakin keras tentunya, ia melebarkan paha Kyla, “What the fuck? Kamu gak pake panties daritadi?”
“Biar gampang, daddy..” Kyla ngepout, salah satu kelemahan Mark.
“Fucking slut.” Tanpa aba-aba, jemari Mark masuk dan mengocok area sensitif Kyla.
Cowok itu menatap Kyla dari atas dengan senyuman miringnya, “You like that, hm?”
“Daddy wait- Ah fuck..” Kyla memejamkan kedua matanya.
“Look at me, babe.” Suruh Mark sambil menggertakkan giginya, gemas.
Dengan sekuat tenaga Kyla menatap Mark dari bawah, too desperate. “Good girl.” Ujar Mark ke Kyla.
Lengan Mark sempet diremas sama Kyla, “Uhh.. Daddy please..”
“Please apa?” Gerakan jemari Mark dipercepat sama dia sendiri.
“Aaaahhh..”
“Please apa, hm? Kamu kalo ngomong yang jelas.” Tegas Mark, ia mendengus.
Air mata Kyla mulai terkumpul, “Aku gak mau cum sekarang.. Please, i beg you, daddy. Mau bareng kamu aja please- Ahhh..” Sangking nikmatnya, Kyla mendongak.
Selagi terkekeh, Mark mengeluarkan jemarinya dari milik Kyla lalu ia hisap. “Tasty, as always.”
Mark melepas kaos putihnya, “Baby you look so fucking hot.” Ujar Mark saat dia melihat Kyla yang lagi terengah-engah dari atas.
Satu hentakan membuat Kyla mendesah kencang, “AH MINHYUNG!”
“Fuck.” Geram Mark pelan, ia menyisir rambutnya ke belakang.
Kyla menarik rambut belakang Mark yang berwarna biru tua itu, “Ah ah.. Kamu gede banget.. Fuck.”
“And your fucking pussy is so fucking tight, babe.” Mark menghentakkan pinggulnya dengan gemas sesuai kata kasar yang dia ucapin.
Kepala Kyla mengumpat di ceruk leher Mark, “Mmhhh.. Fuck daddy fuck.. Kayaknya aku gak kuat deh ahh.. You’re so big..”
Mark meraih leher Kyla lalu ia cekik agar mereka bisa saling menatap, “Fuck you’re so pretty.”
Tanpa sadar Kyla mencapai klimaksnya membuat Mark berhenti. “Who told you to cum?” Tatapan Mark sangat tajam.
Mark menampar pipi Kyla lagi, kemudian ia remas. “Gak bisa ngomong?”
Kyla udah ngeluarin air mata intinya. “I’m sorry, daddy..” Kedua lengan Kyla melingkari leher Mark, ngebujuk supaya Mark gak marah.
Si cowok mengeraskan rahangnya, “Pindah.”
Mark berdiri lalu menggendong tubuh Kyla supaya bisa berdiri di tembok. Plak! Bokong si cewek ditampar lalu diremas. “Fucking hell..”
Kyla terisak, “Daddy..”
“Shut up.” Mark mengecup pipi Kyla lalu kembali menghentakkan miliknya ke dalam Kyla dengan kencang.
Si cewek hanya merapatkan bibirnya sambil memejamkan kedua matanya.
Rambut Kyla dijambak dari belakang sama salah satu tangan Mark, satunya lagi meremas salah satu buah dada Kyla lewat bawah kemeja.
Plak plak plak!
Nyaris bilang safeword, untung Mark mengelus pinggang dan mengecup leher belakang Kyla. “Anjinggg.. Kamu makin sempit..” Ujar Mark.
Mereka bisa ngeliat reflection mereka dari kaca jendela walaupun sedikit gelap. “Daddy mau cum lagi..”
“Cum with me baby.”
“Ah please..” Kyla mengarahkan tangan Mark ke buah dadanya lagi.
Gak lama mereka pun mencapai klimaks.
Surprisingly Kyla ngomong, “Ke kasur please.. Masih mau lanjut ciuman sama kamu.” Ujarnya dengan sensual.
Mark pun mengatur nafasnya sebentar sebelum mengangkat Kyla kembali ke kasur. Posisinya sekarang, Kyla senderan di headboard, badan Mark di atas paha Kyla.
Kepala si cowok mendongak supaya bisa berpagut, “Kamu gak capek, sayang?” Tanya Mark di sela-sela kegiatan.
Keduanya sama-sama terkekeh lalu Kyla jawab, “Capek, tapi aku gak bisa nahan.”
“Same here.” Mark menggigit bibir bawah Kyla.
Jemari Mark mulai melepas kancing kemeja yang dipake Kyla, sampe kebuka dan mulai menghisap buah dada sang pacar, Kyla auto mendongak dan mengeluarkan helaan nafas.
Rambut Mark yang udah acak-acak, disisir pelan sama jemari Kyla.
“Ahh udah, sayang..” Ujar Kyla.
Mark ngepout, “Masih mau, please..”
Kyla terkekeh, nafasnya masih terengah-engah. “Nanti kita lanjut lagi..”
“Kamu mau?”
“Gak tau- Ahh.. Ck, baby stop kagetin aku.. Sshh..” Kyla melenguh pelan saat Mark tiba-tiba bermain lagi di daerah buah dadanya.
“Your afterglow is fucking unreal, baby.” Puji Mark sambil tersenyum sebelum lanjut lagi.
They’re lucky karena Kyra udah deep sleep.
Mereka lanjut pula di kamar mandi.