kkumasmom

Frenemies With Benefits #7

Ya. Kyla baru aja makeout sama Intak. Cowok yang dibenci sama Seungmin, ditambah Intak banyak gebetannya.

Gak lama setelah Kyla dichat sama temennya itu, dia naik ke kamar lantai atas. Sesuai perintah sang cowok.

Cewek itu segera mengecek dirinya di kaca lemari, ngerapihin rambut dan membersihkan sisa liptint yang teracak. “Anjing, padahal ciuman sama Intak enak tapi kenapa gue ngerasa bersalah?” Batinnya.

Kyla yang lagi ngacaan, dibikin ngeflinch dikit sama Seungmin yang membuka pintu dengan lumayan keras. “Udah cantik, elah.”

“Berisik.” Bales Kyla, masih ngacaan.

Badannya diputar sama Seungmin agar bisa menyender, menghadap si cowok. “Sengaja kan lo?” Tanya Seungmin. Tumben, tatapannya lebih tajem dari biasanya.

“Sengaja apaan sih? Kan gue bilang kalo Intak good kisser-“

Kalimat Kyla dipotong sama bibir Seungmin yang mendarat di bibirnya. Udah pasti Kyla membalas ciumannya dengan agresif juga.

“Bibir lo punya gue.” Ujar Seungmin di sela-sela ciuman, ia menggigit bibir bawah Kyla.

Salah satu tangan Kyla masuk ke dalam kaos si cowok lalu meraba tubuhnya. “Ya ini juga punya gu-“

“Iya, cantik. Emang punya lo.” Lagi-lagi Seungmin memotong kalimat si cewek sambil tersenyum miring, membuat Kyla terkekeh pelan.

Badan Kyla digendong ke arah kasur lalu dibanting. “Once again, kalo suara lo abis, jangan salahin gue ya.” Seungmin ngingetin sekali lagi, salah satu lututnya ada di sela-sela kaki Kyla.

“Gak usah sok galak lo.” Tantang Kyla.

Seungmin mendengus lalu membuka celananya sebelum memagut Kyla lagi.

Pinggulnya bergerak sesekali, membuat miliknya dan milik Kyla bertemu walaupun masih tertutup sama daleman dan celana.

Kyla meremas punggung Seungmin pelan dari dalem kaosnya. “Min, masukin anjing.”

“Ntar.” Bibir Seungmin mulai mendekor leher dan dada Kyla.

Tangannya juga meremas dua buah Kyla. “Keenakan lo ya?” Ledek Seungmin saat melihat kedua mata Kyla terpejam.

“Kenapa emang? Lo mau gue blowjob?” Tanya Kyla dengan frontal sambil meraba milik Seungmin yang mengeras.

“Fuck..” Gumam si cowok, nafasnya terengah-engah.

“Lama lo. Balik cepet-“

“Diem.” Seungmin menahan badan Kyla. Atasan cewek itu dilepas, termasuk kaitan bra nya.

Sang cowok kembali mendekor tubuh Kyla. “Nih, biar pada tau.” Bener aja, hickeys yang dibuat Seungmin gak main-main. Beneran banyak dan keliatan jelas.

“Anjing..” Kyla mendongak sambil menjambak rambut Seungmin yang perlahan turun.

Celana dan daleman Kyla dilepas.

Fuck fuck, Min.. Ahh..

Gila lo.. Anjinggg..

Walaupun Kyla terus menjambak rambut Seumgmin, dia tetep unbothered dan tetep mengisap area sensitif temennya itu.

Shit shit.. Min gue mau keluar..

Right after Kyla bilang kalo dia udah mau mencapai klimaks, Seungmin menjauh sambil terkekeh. Tangannya juga mengusap area mulutnya.

Cewek itu frustasi dan menahan air matanya. “Min?”

“Apa?” Wajah Seungmin mendekat ke wajah Kyla.

Kening Kyla dikecup. “Mau cum?”

Si cewek mengangguk dengan pasrah. “Masukin punya lo please.”

Kedua kalinya Seungmin mendengus. “Okay then. Gue gak pake ya?”

“Iya, iya. Please sekarang.”

“Needy slut.” Pipi Kyla kena tampar sebelum Seungmin membuka boxernya.

Akhirnya masuk juga.

Kyla mendongak. “AHH!

Si cowok menggigit bibir bawahnya sendiri. “Cantik.” Ujarnya.

“Aku gerak ya?” Tangan Seungmin mengelus kepala Kyla.

“Yes, please.” Kelemahan Seungmin keluar. Doe eyes milik Kyla.

Suara hentakan terdengar keras, kasur berdecit. “AH! Anjinggg ssshhh..” Kyla meremas pundak Seungmin.

Cowok itu menurunkan badannya agar bisa dipeluk. “Cakar aja, gapapa.”

Tentu saja Kyla menolak dan lebih memilih untuk mengumpat di ceruk leher Seungmin.

Pergerakan lebih brutal karena desahan Kyla yang kedengeran jelas, persis di deket telinga si cowok. “Kil… I fucking like your voice. Ahh..”

Gantian, Kyla yang mendekor leher Seungmin. Jakunnya ia jilat sesekali.

Air mata Kyla keluar akhirnya, “Kamu bisa pelanin gak- Ah fuck.. Enak banget, sayang..”

Seolah-olah Seungmin gak bisa denger apa-apa dan tetep bergerak dengan agresif sangking nafsunya. Kali ini sambil mengisap buah milik Kyla.

Cewek itu udah pasrah. “Daddy, i’m close..” Matanya terpejam lagi.

Suara groan kembali terdengar. “Fuck, me too, sayang..”

Suara kasur dan desahan mereka cukup membuat orang-orang yang denger mengerti apa yang sedang dilakukan.

Leher Kyla dicekik. “Cum.” Ucap Seungmin yang semakin ngos-ngosan.

MIN- Ahhh!” Si cewek mencapai klimaksnya.

Gak lama, Seungmin mengeluarkan miliknya. “Fuck fuck fuck!” Ia pun juga nyampe. Salah satu tangannya menyisir rambutnya ke belakang.

Kyla menarik Seungmin supaya bisa cewek itu peluk lagi.

Nafas mereka gak ada yang teratur.

Seungmin mengecupi leher, pipi, kening, dan bibir Kyla. “Too hard?”

“Exactly. Enak anjing.”

“You okay, though?”

“Intinya gue gak bakal bisa jalan.”

“Gue gendong. Ayo pulang.”

Seungmin membersihkan Kyla dan dirinya lalu menggendong cewek itu. Piggyback. Which is cute.

Kebetulan Intak baru aja naik. “Anjir? Itu Kila ken-“

“Gapapa. Gak bisa jalan doang untuk sementara, abis nganu sama cowoknya.” Jawab Seungmin sambil tersenyum miring.

Saat melewati Intak, Kyla memukul pundak Seungmin. “Apaan sih?!”

“Kenapa, sayang?” Ledek si cowok.

“Bacot.”

#109 <3 Anniversary Edition!

Kyla pulang lumayan cepet sore ini, jadi dia bisa ngumpul bentar bareng temen-temen ceweknya, sekalian jemput Haechan pas udah kelar fansign.

Tin tin! Kyla klakson supaya Haechan bisa notice dia ada dimana, cewek itu tersenyum pas Haechan udah nemu. “Sini!” Panggilnya.

“Sumpaaah kangen banget sama lo anjir! Mana gue lupa lo rambut item kan aduhh si neng cantik bener.” Haechan segera masuk mobil dan memeluk pinggang Kyla sembari mendusel.

“Dih kocak lo, terakhir ketemu aja tadi pagi sebelom berangkat kerja.” Rambut Haechan disisir oleh jemari Kyla.

Si cowok mendongak ke arah Kyla. “Cie gitu, kek udah nikah ya-“

“Mulut lo enteng anjir, Chan. Nikah mulu nikah mulu, jangan-jangan gue mau dilamar?” Canda Kyla.

Badan Haechan auto duduk biasa terus tangannya memegang kedua pipi Kyla. “Iya Kyla Choi, will you be my husband?”

“Tai HAHAHAHAH!” Muka Haechan kena tampol pelan dari Kyla.

Ketawa mereka renyah banget. “HAHAHAH! Udah ah ayo jalan.”

Keduanya catch up sambil jamming ke lagu-lagu yang dipasang, sesekali Haechan ngambil salah satu tangan Kyla terus digenggam.

Cup! Cup! Cup! Tangannya dikecup berkali-kali.

Sempet ada lampu merah, Haechan nengok ke Kyla. “Bub, gantian yuk? Gue yang nyetir deh.”

“Jangan gila lo, yang. Di tengah jalan kek gini pula, lagian gue gapapa kali, sans.”

Haechan pura-pura ngumpet dari Kyla, “Ah sialan.”

“Eh kenapa?”

“Lo manggil gue ‘yang’ tuh ngajak berumah tangga banget aaaa!” Lengkingannya terdengar sampe paha Haechan dipukul. “Bener-bener lo ya!”

“Ampun, ampun..” Pas udah liat-liatan lagi, Haechan masih aja mesem-mesem sedangkan Kyla menggelengkan kepalanya walaupun dia juga salting.

Balik lagi mereka ke sesi jamming lagu pas lampu udah ijo.

Baru kedengeran ukulele aja Kyla udah meleyot duluan. “Jeremy minta ditampol.”

Pas lagi nyanyi bagian awal, Haechan sempet tertawa pelan pas Kyla bilang itu, tapi dia lanjut nyanyi lagi. “She takes care of me baby, she helps me be a better man. She's so beautiful, sometimes I stop to close my eyes. She's exactly what I need..

Cowok itu nyanyi selagi melihat ke arah Kyla yang lagi fokus sama jalanan.

“SING IT OUT CHAN!” Kyla masih belom notice, dirinya juga ikut nyanyi tapi gak sehype Haechan.

Haechan terus ngeliatin Kyla, sampe cewek itu notice. “Lo- apaan dah? Eh.”

“Hahahah! Fokus nyetir aja, cantik. Gue lagi nyanyi.”

Tumben Kyla gak bales lagi.

Beberapa lama kemudian, mereka sampe di tempat nongkrong mereka pas masih sahabatan. “Kil?”

Kyla memainkan alisnya. “Keren kan gue?”

“Lo kok inget?”

“Cih! Inget laaah! Ayo gas, gue laper.” Kyla melepas seatbeltnya lalu keluar.

Haechan kaget tapi salting juga, pengen buru-buru keluar. “Anjing cewek gue emang.” Gumamnya pelan saat Kyla udah keluar mobil.

Mereka berdua pun jalan ke salah satu kedai kopi disana, emang kesukaan mereka berdua.

Setelah kopi, mereka mampir ke alfamart terdekat untuk membeli cup noodles.

Sebelum Kyla ngambil cup noodles favoritnya, Haechan udah ngambil duluan, baru dia ngambil yang dia suka.

Of course dibuatin langsung sama Haechan. “Kil, tadi ada spot duduk kan ya?” Haechan bertanya selagi membuka bumbu-bumbunya.

“Ada dong, kayaknya hahaha. Di tangga kosong sih, belakangnya juga kosong tadi gue liat.” Jawab Kyla, sesekali ia meminum kopinya.

Setelah semua selesai, mereka duduk di tangga, di pojok bawah sekalian mau ngeliat orang main skateboard dan lain-lain.

Lagi enak-enak makan, Kyla tersedak. “Anjing! Ohok! Salah- nelen..”

Haechan langsung ngasih air yang tadi dibeli, dia buru-buru ngebukain tutup botolnya. “Minum cepetan!”

Selagi Kyla minum, dia menahan tawanya saat melihat ekspresi Haechan yang panik. “Ohok! Bangsul muka lo.”

“Panik gue, bub. Bisa-bisanya lo ketawa.”

Yang bikin Kyla kaget adalah saat Haechan mengambil cup noodlesnya terus ditaro ke anak tangga atas mereka. “Lo mau berantem sama gue hah? Sini lo! Jeder jeder!” Cowok itu berlagak menembak si cup noodles terus dijatohin dikit. “Kalah kan lo.”

Aksi Haechan membuat Kyla tertawa ngakak tapi lowkey admiring him karena gemes juga. “Jauhin ada bocil ff mau berantem.”

“Enak aja!”

“Canda elah, mie beginian lo ajak berantem, gimana orang?”

“Justru kalo orang gue gak berani lah, yang. Nanti kalo tangan sama muka gue ada lukanya lo marahin gue.” Ujar Haechan sambil memakan mienya.

Pipinya diremas sama Kyla. “Anak baik emang.”

Alis Haechan naik. “Of course.”

Gak sadar mereka udah disana lama banget sampe jam 12 kurang.

Kyla mengecek jamnya setelah dia retouch. “Anjing? Chan udah malem banget ayo pulang.”

“Lah iya???” Si cowok ikutan ngecek jamnya.

Kyla pun berdiri, “Bentar, kita beliin kopi dulu buat Kyra sama Jeno.”

“Oh iya, ayok!” Haechan merangkul Kyla. Tas hitam kecil Kyla yang dia bawa kemana-mana dipegang sama Haechan. Sesekali dia puter-puter, membuat Kyla ngomel.

Sambil nunggu pesenan kopi, Haechan memutar-mutar tas yang dia pegang. “Lee Donghyuck, stop gak?”

“Eh iya, the urge, Kil, the urge.”

“Ada lip tint gue, kalo nanti warnanya berubah, salah lo ya.”

“Iya cantik.” Haechan yang gemes sendiri, ketawa ganteng sambil ngacak rambut Kyla.

Untung kedai kopinya belom tutup.

Pukul 23.58

Keduanya jalan ke arah mobil, di sekitar mereka banyak lampu dan orang-orang yang masih asik sendiri.

Sembari jalan juga Haechan sambil memeluk ceweknya dari belakang, sesekali jalan mereka kayak penguin, as usual.

Pas banget ada yang jual takoyaki, tapi udah mau tutup. “Yah! Padahal mau beli…” Kyla manyun membuat Haechan memeluknya dari belakang.

“GEMES BANGET LO SUMPAH!!”

“Aduh aduh Chan! Ini kopinya nanti tumpah!”

“Mau peluk lo doang, Kil..” Gantian, Haechan yang manyun.

Kyla mengelus pipinya. “Kan udah daritadi?”

Pukul 00.00

Alarm handphone Haechan bunyi. “HAPPY ANNIV KILAAAA!” Cowok itu memeluk Kyla kembali, kali ini dari depan.

Punggung Haechan ditepuk-tepuk. “Malu diliatin orang heh hahahah. Happy anniversary sayang.”

Pipi, kening, dan bibir Kyla dicium sama Haechan. “2 years?”

“2 years, Chan. Happy ending ya?”

“Happy ending dong! Makanya gue lamar sekarang ya? HAHAHAH!” Canda Haechan kesekian kalinya lalu kabur.

Kyla mengejar cowok itu, pantat Haechan kena pukul sekali.

Sampe akhirnya mereka mendekat ke mobil, udah terengah-engah banget.

Sebelum Kyla menampol muka Haechan, tangannya ditahan dan ditarik sama si cowok supaya bisa dia peluk. “Happy anniversary, bff gue. Gue sayang banget sama lo, gak nyangka udah dua tahun sumpah. Makasih udah bertahan sama gue. Makasih udah selalu ngejagain gueee!”

Belakang kepala sampe punggung Kyla dielus. “Cieee dua tahun.. Gue juga sayang banget lagi sama lo.. Sama-sama dan makasih juga pokoknya. Keknya gue depresi kalo gak sama lo.”

“Jangan pernah sampe depresi, please? I’m here, bub. Gue bakal selalu ada buat lo fix banget!” Haechan mengecup kening Kyla.

“Kan kalooo! Yeuuu.. Kalo ada lo mah gue udah pasti aman.” Kyla mendusel ke dada Haechan.

Rambut Kyla dirapihin, keduanya bertatapan dengan dalam. Saling nahan senyum. “Ayo kita menua bersama, Kilzz!”

“Dengan senang hati, Hyuckzzz!”

Sebelum berciuman, mereka ketawa karena panggilan yang dibuat tadi.

Tangan Haechan memegang wajah Kyla, sementara salah satu tangan Kyla mengelus lengan Haechan.

Keduanya sempet terkekeh di sela-sela ciuman mereka tapi tetep lanjut.

“Bener kita tua bareng ya?” Tanya Haechan, kening mereka masih nempel.

“Iya, bawel.”

“I love you.” Kalimat pendek namun sangat bermakna.

Kyla tersenyum. “I love you too.”

#108

Semakin kesini entah kenapa waktu Kyla gak seluang biasanya, jadi pas Haechan promosi atau ada kerjaan keluar, Kyla jadi gak selalu ikut.

But this time, untung dia bisa handle dari handphone jadi bisa ikut Haechan promosi buat NCT 127.

Jeno sama Kyra juga sempet ikut makan siang bareng mereka rame-rame tapi abis itu misah.

Sejam sebelum perform, udah pasti pada main, ngobrol, pokoknya ngumpul di ruangan tertentu. Kebetulan banget pada mau beli sesuatu keluar, jadi member yang udah kelar dandan gak semua nunggu disitu kecuali Johnny dan Doyoung.

Mereka berempat memutuskan untuk bermain kart rider. “WOI KIRI!” Teriak Haechan.

“Haechan bacot bisa diem gak sih kuping gue pecah anjir.” Doyoung sempet sinisin Haechan, membuat Johnny tertawa. “Yah elah, Ky lo di belakang banget sih itu.”

“Lah? Tiba-tiba banget lo, bang? Minggir lah gue mau lewat YAAAS FUCKERS!” Seru Kyla pas udah berhasil lewatin Johnny dan Doyoung.

Sayang banget, Johnny sama Doyoung unfinished sedangkan Kyla dan Haechan juara pertama dan kedua.

Kyla juara pertama dong.

Untuk naikin rank juga.

Doyoung berdiri, “Seru sih tapi hahaha! Gue ke depan dulu yak!”

“Yah ngambek… Ikut.” Timpal Johnny.

Tersisa dua orang kompetitif di ruangan itu. “Kil, jangan coba-coba deh sama kart rider master..” Haechan menyender ke sofa, kakinya naik satu di pahanya.

“Kart rider master tapi juara satu tadi gue.” Bales Kyla, mereka udah siap-siap mau balapan lagi.

“Yeuuu.. Ya oke fine.” Rambut Kyla diacak kemudian diberesin lagi sama Haechan.

3.. 2.. 1.. Go!

“Bangsat- Eh sorry.”

“Kasar banget calon bini gue..”

“Astaga, Chan, udah mau nikah aja lo.”

Keduanya asik main sambil ngobrol bercandaan, sesekali ngeledek juga supaya lebih seru.

Last lap.

“SIALAAAN KENAPA GUE PENCET DRIFT ANJIR??” Haechan ampe berdiri membuat Kyla terkekeh. “Tenang aja sih mainnya brodi.”

“Brodi brodi apaan brodi?” Walaupun masih main, Haechan bisa complain kenapa dipanggil itu.

“Ehem. Sorry, sayang.”

Auto salting, Haechan membanting badannya sendiri ke sofa. “WOI WOI GILA LO YA!”

Kyla akhirnya ketawa tapi dia lanjut main dengan fokus. “Buruan elahhh!”

Emang nyari mati, Haechan iseng matiin handphonenya Kyla pas jarak mereka udah lumayan deket. “HAHAHAH!”

“HAECHAN LO APA-APAAN YA?? Wah lo- Ck ah anjing.” Dengan cepat Kyla membuka kart rider lagi.

Sayangnya jadi ngelag dan keluar dari game.

Kepalanya langsung bertanduk. “Lee Haechan.” Cukup panggilan itu membuat Haechan berhenti main.

Kyla menatap cowoknya dengan tajam sedangkan Haechan menahan senyumnya. “Maaaaaafff..”

“Ck gak danta lo, Chan. Itu kalo udah gue lewatin garis finish, rank gue naik anjir, Chan. Gue tau ini game doang tapi kan-“

Kalimat Kyla dipotong sama Haechan yang meraih kedua pipi ceweknya. “Gue naikin deh gue naikin.”

As usual, kening, pipi, bibir Kyla dikecup. “Gemes.” Pipi Kyla diremes membuatnya meringis. “Ck! Sakit!” Lengan Haechan dipukul pelan.

Kyla ditarik ke dalam pelukannya. “Sayangnya gue mau apa? Gue beliin pokoknya. Mau ngapain juga gue bolehin, asal ada gue. Ayo coba, mau apa?”

“First of all, ehem, gue gak bisa bernafas dengan baik.. Kalo lo meluknya begini.” Ujar Kyla sebelum menjauh sedikit dari Haechan, supaya bisa tatap-tatapan juga pelukannya. “Mau apa, cantik?” Tanya Haechan lagi.

Kedua tangan Kyla melingkar di pinggang Haechan. “Kopi.”

Baru juga Kyla jawab itu, nada Haechan naik. “Gelas ketiga dong hari ini??”

Si cewek menaikkan alisnya, Haechan langsung ngeralat. “Oh iya oke, gue beliin nanti.”

“Hehe, oke.”

Seketika hening.

Mereka bertatapan beberapa lama tanpa sadar mereka saling maju untuk berpagut.

Salah satu tangan Haechan memegang belakang kepala Kyla lalu mengelusnya sampe punggung.

Kyla juga menyisir rambut Haechan dengan jemarinya sebelum dia menjauh sedikit. “Ganteng banget lo.”

Pujian dari Kyla langsung membuat Haechan seakan-akan terbang. Ia tersenyum lebar. “Thank you, bub. Lo juga cantik sumpah. Pengen makeout terus jadinya- Aduh!” Gantian, Haechan yang meringis saat Kyla memukul dadanya pelan.

“Lo jangan kek gitu dong! Malu gue.” Kyla megumpat di dada bidang Haechan yang tertutup dengan kaos putihnya.

Haechan memandangi Kyla dari atas. “Liat gue.”

Perlahan Kyla mendongak, mendapati Haechan yang lagi-lagi menahan senyumnya. “Fix.”

“Apa?”

“Fix lo jodoh gue.” Ujar Haechan lalu terkekeh.

“Apaan sihhh??? Tapi kek amin.” Decakan Kyla yang dilanjut sama ralatannya membuat dua orang ini tertawa.

Ketawa ganteng Haechan membuat Kyla lemah. “Chan plis lo jangan kek gini, gue malu serius.”

“Kek gimana, sayaaang?” Pinggang Kyla dielus sampe bokongnya. Not in a sexual way though karena dari bokong tangan Haechan lanjut mengelus punggung cewek itu lagi.

“Gak tau ah.” Wajah Kyla memerah saat Haechan menatapnya dalam, sambil tersenyum tipis.

Karena terlalu salting, Kyla gak menatap Haechan lagi, membuat Haechan menariknya kembali ke pagutannya.

And of course, Kyla membalas ciumannya.

Tangan Haechan memegang leher Kyla, sesekali naik dan mengelus bibir bawah dan dagu Kyla dengan jemarinya.

“Best. Kisser. Ever.” Ucap Haechan setiap ia kecup bibir Kyla.

“By the way, tadi pas lo manggil nama gue, hot banget fuckkk..” Wajah Haechan mendekat ke Kyla, tangannya masih di leher Kyla.

Sekilas Kyla menggigit bibir bawahnya. “I know.”

Si cowok terkekeh, sempet salfok ke bibir Kyla juga lalu kembali melumatnya.

Selagi berpagut, salah satu tangan Haechan nyaris meremas buah dada Kyla, tapi Kyla menepis tangannya. “Kebawa suasana atau gimana nih?”

“Gak kok, enak aja.” Ujar Haechan frontal.

Untung ruangan sepi, kalo pun ada staff, pasti juga mereka langsung ninggalin ruangan itu supaya gak ngeganggu.

Kyla menyisir lagi rambut Haechan ke belakang sambil menatapnya, kali ini udah bisa. “Pacar siapa sih elah?”

Tubuh Kyla ditarik lebih deket sama Haechan. “Lo. Punya lo, kesayangan lo, semuanya.”

“Lo juga punya gue, awas aja kalo ada yang mau ambil.” Lanjut si cowok sambil mengelus kepala Kyla.

“Iyaa Haechan iyaaaaa.. Kalo ada yang mau ambil gue juga gue gak mau.. Kecuali Vata.”

“HEH!”

“Hahaha, bercanda sayang.” Pipi Haechan dikecup sama Kyla yang tertawa pelan.

Kali ini Haechan yang lebih salting, dia terkekeh sembari mengeluarkan lidahnya sedikit, arah matanya juga ke bawah. “Gak jelas lo, yang.”

“Yeu salting.”

“Bodo. Lo duluan tadi.”

Mereka kembali berpagut, sesekali ada yang terkekeh di sela-sela pagutan mereka.

Tiba-tiba manager Haechan manggil dari luar. “Haechan! Boleh minta tolong buat rekam sesuatu?” Teriak si manager pelan.

“Okaaaay! Bentar ya, cantik. Nanti gue pesenin kopinya.” Kepala Kyla ditarik pelan oleh tangan Haechan supaya keningnya bisa dikecup.

“Oke, semangat, Chan! I love you!” Ujar Kyla pas Haechan mau nutup pintu.

Cowok itu berlagak jatoh. “Damagenya itu loh.. Hahaha thank you, sayang! Love you more hot girlfriend!”

NaKil : FWB Relationship.

Ya paling bahaya kalo udah mimpi yang aneh-aneh. Especially pas lagi di satu atap.

Karena work from home, Kyla nyempetin buat tidur siang di sofa apart, bangun-bangun langsung needy karena mimpinya.

Sore itu Jaemin lagi main PS di sebelahnya. “Yang, bangun? Tidur lagi gak?”

“Ehem. Bangun, Na.” Cewek itu berdeham.

Kepalanya diusap sama tangan Jaemin. “Sekarang mau ngapain? Mau makan?”

“Aku bebersih dulu ya.”

“Oke, cantik.” Jaemin tersenyum saat Kyla beranjak bangun namun tidak bertahan lama karena dia salah fokus ceweknya hanya memakai crop top tapi gak pake celana.

Gak sampe 15 menit, Kyla keluar, kali ini udah pake celana pendek. Dirinya kembali duduk di sebelah Jaemin. “Na.” Panggilnya selagi memeluk pinggang Jaemin.

PS yang dia pegang langsung diletakkan ke meja. “Hm?”

Tiba-tiba salah satu tangannya meraba junior Jaemin. “Tadi.. Aku mimpi kamu main kasar sama aku, sayan-“

Pintu apart dibuka secara tiba-tiba, “HALOOO!” Seru Kyra dan Chenle.

Kyla memindahkan tangannya. “Eh- hai guys!”

“Yooo wassup wassup?????” Jaemin ikut heboh tapi tetep memeluk Kyla.

Mereka berempat catch up dulu udah pasti, Chenle dan Kyra juga lagi ngeluarin jajanan sebelum dimasukin ke pantry kecil.

Untung jago acting, kalo gak Jaemin sama Kyla bisa ketauan lagi nahan diri, tensionnya.. Wow.

Dengan smooth, Kyla dipindahin ke paha si cowok, ditutupin sama selimut. “Na ngapain-“

“Sssh.” Lengan Jaemin memeluk pinggang Kyla dari belakang, tapi lama kelamaan salah satu tangannya masuk ke dalem selimut.

Untungnya ChenRa lagi bacot sendiri.

Jemarinya mengusap milik Kyla dari luar celana, membuat Kyla meremas lengan Jaemin yang masih di luar selimut. “Oh God..” Gumam cewek itu pelan.

Cewek itu berusaha menahan suara sedangkan Jaemin sekilas menggigit bibir bawahnya lalu kembali ngeliat ke arah ChenRa supaya gak keliatan.

Tanpa sadar, celana Kyla udah diturunin pelan-pelan kemudian Jaemin mulai bermain dengan milik Kyla, kali ini skin-to-skin.

Otomatis Kyla menunduk sambil menggigit bibirnya. “Fuck.” Gumamnya, lagi.

“Kenapa lo, Ky?” Tanya Kyra sebelom masuk kamar, Chenle masih di kitchen island, lagi beres-beres.

“Sakit perut gue, keknya dapet deh.”

“HA? Tumben banget gak awal bulan?”

“Mmh- Ehem! Gak tau jug- juga.” Kocokan jari Jaemin membuat Kyla semakin gak kuat.

Chenle juga mau ikutan masuk kamar, akhirnya. “Ati-ati loh, nanti makan yang anget-anget aja. Kita berdua istirahat ya, capek banget belanja bulanan tadi.”

“Iya. Makasih ya, Le.” Bales Kyla dengan singkat.

Pintu kamar Kyra tertutup.

Jaemin terkekeh, “Jago kamu nahan suaranya, padahal aku ngocok terus loh.”

“Na.. Aku udah deket kenapa dikeluarin??” Kyla nengok ke Jaemin yang lagi mengisap jemarinya. “Yum.”

Badannya diputer jadi berhadapan sama Jaemin.

Mata Kyla udah berkaca-kaca aja. “Kok jahat sih?”

“Kamu emang mau langsung cum tadi pas lagi ada mereka? Kalo iya-“

“Enggak, enggak.” Jawab Kyla, udah takut duluan.

Keduanya bertatapan tapi mata Jaemin lagi-lagi salfok ke bibir Kyla. “Cantik.” Ujar Jaemin sebelom narik Kyla ke pagutannya.

Mereka hanya berpagut beberapa detik karena Kyla yang gak sabar. “Mau ngemut.”

“Turun gih, pelan-pelan.”

Selimut udah di lantai, celana Jaemin diturunin, bener aja, gak pake boxer. “Pantesan kerasa banget tadi pas aku duduk.”

Lagi-lagi Jaemin terkekeh tapi gak lama dibuat ngegroan sama Kyla yang udah bekerja dengan tangan dan mulutnya.

Cowok itu mendongak. “Sayang, aku deket.

Kyla udah tau dia memilih option yang salah tapi dia tetep menghindar dan berhenti.

Jaemin yang masih mendongak, menghela nafasnya kesal. “Kamu bales dendam maksudnya?”

“Ini yang aku rasain tadi pas kamu tiba-tiba ngeluarin jari kamu.” Kyla mengusap area mulutnya.

Seketika hening sampe tiba-tiba Jaemin terkekeh dan melihat ke arah Kyla yang masih berlutut. Pipinya ditampar kemudian dielus.

Dirinya sedikit turun supaya bisa berciuman lagi sama Kyla.

Gak pake lama, selagi berpagut, Jaemin membawa mereka ke kitchen island. Badan Kyla diputer dan membelakangi cowoknya.

“Nih, punya aku.” Bokong Kyla ditampar.

Leher Kyla dicekik dari belakang saat junior Jaemin masuk ke area sensitifnya. “Fuuckkk..”

“Na.. Please..” Kyla memejamkan kedua matanya.

Plak plak plak!

Jaemin membuka kaos hitamnya karena ruangan itu otomatis jadi panas. “Ah anjing.” Gumamnya pelan.

At this point Kyla udah nangis sangking nikmatnya.

Si cowok berhenti sebentar sebelum memutar badan Kyla agar mereka bisa saling melihat. “Kamu gapapa kan, sayang?” Pipi Kyla diusap.

Cewek itu mengangguk. “Just keep going, sir. Ngapain stop?”

“Needy fucking brat.” Jaemin kembali menampar cewek itu sambil mengeraskan rahangnya.

Suara hentakan kembali terdengar.

Salah satu tangan Kyla memeluk leher Jaemin. “Ah shit.. Na.. Holy fuck..

“Fuck, sempit banget sayang.” Keringat keluar di kening Jaemin.

Kyla sempet mengecup dadanya beberapa kali, sesekali menjilat nipples sang cowok, membuat pergerakan pinggulnya semakin agresif.

Cowok itu lagi-lagi setengah mendongak, kali ini sambil menggigit bibir bawahnya. “Enak banget anjing..”

Jemari Kyla meraba jakunnya. “Nana aku deket..”

“Ahh kamu duluan sayang..” Pinggang Kyla diremas sama kedua tangan Jaemin.

Sebelum Kyla keluar, dengan sigap Jaemin menutup mulut gadisnya, yang perlahan jemarinya dimasukin ke dalam mulut Kyla.

Desahan Kyla membuat Jaemin semakin deket. “Fuck, i’m gonna cum.” Ia menyisir rambutnya sendiri ke belakang.

Dengan cepat dan sekuat tenaga, Kyla mendorong Jaemin pelan supaya dia bisa berlutut. “Cum, Na. Cum.” Ujar cewek itu sebelum dia menghisap milik Jaemin.

“Ah anjing anjing..” Tangan Jaemin menjambak rambut Kyla, ia terengah-engah, lidahnya keluar sambil ngeliatin Kyla.

Si cowok pun mencapai klimaksnya.

Pipi Kyla dielus, “Telen, sayang.”

Keduanya masih saling berkontak mata.

Nafas mereka gak beraturan.

Badan Kyla diangkat lalu digendong ke kamar mandi. “Maafin aku, ya?” Ujar Jaemin sembari menaruh tubuh ceweknya ke bathtub.

“Gapapa, Nana. Maaf aku tadi juga sempet-“

“Kamu jangan minta maaf please.” Jaemin ngebukan crop top yang masih dipake Kyla.

Air dinyalain, Jaemin mulai ngemandiin ceweknya.

He’s indeed the best boyfriend.

#HoonKilarrr_7

Emang paling enak tuh kalo tanggal merah di hari Jumat, besoknya langsung weekend.

Hari kedua Jihoon nginep di kosan Kyla, berjalan dengan sangat normal. Siangnya Jihoon tiba-tiba diajak nongkrong sama temen-temennya, sedangkan anak Salam Pramuka pada pengen ngumpul (ngejulid) di kosan si cewek.

Sampe sore akhirnya pada pulang dan Jihoon balik gak lama setelah mereka pulang. “Ayaaaang!” Jihoon nempok ke Kyla yang ngebukain pintu.

“Eh buset, belom mandi kamu loh.”

“Hehe kan ke cafe doang, masuk ke dalem kok, temen-temen yang ngerokok di lua-“

Kyla mengecup bibir Jihoon. “Iyaa okeee!”

“Eh sebelom masuk, fotoin aku bentar dong. Tadinya mau ootd disana tapi gak sempet.” Cowok itu memberi handphonenya ke Kyla.

Beberapa shot beberapa gaya, Kyla jadi rada kepanasan. Aura Jihoon beda banget malem ini, wangi badan yang sangat masculine, gayanya, abis nongkrong pula. Beuh..

Kyla juga gak kalah tentunya, Jihoon beberapa kali salfok dan salting pas difotoin Kyla yang hanya memakai tank top hitam dan celana pendeknya.

Sewarna lagi dua-duanya.

Pas udah selesai, Jihoon mengecup kening dan bibir Kyla sebagai tanda terima kasih.

Jaket jeans yang dipake sama Jihoon, dilepas sama dia. “Wuaaahh tumben aku ngantuk jam segini.” Kata Jihoon sambil stretching. Sekalian pamer otot.

Sang pacar yang udah duduk di ujung kasurnya, mendecak. “Kok ngantuk sih??? Masih jam segini tauuu..”

“Hahaha emang kenapa, yang? Mau main PS? Atau masak bareng?” Jihoon menghampiri Kyla lalu mengelus kepalanya.

“Udah lama..”

“Hm??”

Cuman doe eyes dan pout yang terpampang di wajah Kyla aja udah cukup buat Jihoon untuk dimengerti. “Udah lama gak dapet jatah ya?? Tumben kamu yang duluan minta.”

“Sumpah, yang, kamu ganteng banget.” Kyla melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jihoon.

Mereka saling menatap selama beberapa detik sembari Jihoon mengelus lengan Kyla. “Makasih, cantik.”

“Mau kiss. Mau makeout yang lamaaaa pleaseee.” Dagu Kyla nempel sama perut Jihoon.

Sekilas Jihoon mengeraskan rahangnya lalu turun untuk mencium Kyla.

Sangking lamanya mereka berpagut, posisi berubah jadi Jihoon mangku ceweknya. “Lucu banget sih tiba-tiba needy.”

“Lucu darimana coba?” Kyla mulai bergerak, membuat bokongnya diremas sama kedua telapak tangan Jihoon.

Cowok itu menggigit bibir bawahnya sambil ngeliat ke arah milik mereka yang masih ketutup. “Jangan keterusan, yang. Gak mau cum sekarang kan?” Tanya si cowok sebelum menarik Kyla untuk kembali berpagut.

Cewek itu menggeleng kemudian menaruh tangan Jihoon di salah satu buah dadanya. “Aku horny banget, Ji.”

“Aku tau, sayang. Hot banget.” Tangannya masuk ke dalem tank topnya.

“Mau suck.” Ujar Kyla dengan frontal, otomatis Jihoon terkekeh. “Then suck.” Jihoon membuka iket pinggangnya, sisanya Kyla yang buka. Kayak biasa

Tangan dan mulut Kyla mulai mengocok, membuat Jihoon gak nahan desahnya. Ia mendongak beberapa kali tapi masih berusaha untuk tetep ngeliat Kyla. “Enak, sayang?” Tanya Kyla di sela-sela kegiatan.

“Fuck.. Enak banget, yang..” Rambut Kyla dirapihin oleh jemari Jihoon.

Karena kegerahan, cowok itu membuka kaosnya. “Sayang, naik ayo.. Ride me.” Bukan karena mau nyampe, tapi Jihoon beneran gak kuat ngeliat Kyla dari atas.

Selagi Jihoon membuka celana pendek dan daleman Kyla, cewek itu mengecup leher, jakun, dan dada Jihoon. “Ini punya aku ya.” Ujar Kyla pas mengelus abs cowoknya.

“Iya, cantik.” Pipi Kyla dikecup. Nafas Jihoon udah terengah-engah.

Setelah mereka berpagut beberapa detik, Kyla masuk dan mulai bergerak naik turun. “Jihoon… Aaahhh..

You’re so good baby, aah shit keep going..” Jihoon memejamkan matanya.

Si cewek mulai turun untuk kembali mendekor dada Jihoon, sesekali mengisap nipplesnya. Jihoon semakin lemah. “Fuck anjingg..” Ia menyisir rambutnya ke belakang.

Jihoon narik kepala Kyla supaya bisa berpagut lagi sebelum Kyla balik ke posisi awalnya yang tegak. “Ahhhh paha aku.. Fuckkk you’re so big..” Mata Kyla mulai berkaca-kaca.

Sang cowok terkekeh di keadaannya yang udah ngos-ngosan banget. “Hottest person ever, fuck.” Ujar cowok itu dengan gemas. Dia iseng mengambil handphonenya lalu memotret sang pacar sebelom handphone itu dilempar pelan. Entah kemana.

Dua tangan Jihoon membantu pergerakan pinggul Kyla. “Ji.. Aku gak kuat..”

“Aku udah mau keluar, sayang.” Ujar Jihoon sambil menatap Kyla dengan tajam.

Air mata keluar. “Please..”

“Keep going.” Kata Jihoon, ia mengusap pipi Kyla yang terkena air matanya.

Dengan sekuat tenaga, Kyla bergerak terus menerus, Jihoon juga membantunya kali ini dengan meremas dua buah dadanya dari dalem supaya semakin turned on. Ditambah tank top yang Kyla pake dilepas sama Jihoon.

Oh fuck, mau cum..” Kyla meremas lengan Jihoon.

Jihoon kembali menggigit bibir bawahnya. “Anjing.. Ahh, aku juga..

Kyla berhasil membuat keduanya mencapai klimaks. Sangking lemesnya dia diem dulu tapi langsung ditarik sama Jihoon ke pelukannya.

Punggung Kyla dielus. “Capek ya cantiknya aku??”

Akhirnya kedengeran juga kalo Kyla terisak. “Sakit paha aku..”

“Mau aku pijit sekarang atau masih mau pelukan, hm?” Pipi Kyla dikecup untuk kesekian kalinya.

“Masih mau peluk.”

“Aku ambilin minum ya?” Si cowok nawarin tapi dengan cepat Kyla menolak. “Nanti ajaa.”

“Kasian kamu capek pasti tenggorokannya.”

“Nantiii.”

Jihoon terkekeh sambil merubah posisi jadi dia yang meluk Kyla dari atas samping. “You always do your best, yang. Thank you yaa.” Kepala Kyla diusap.

“Heem, thank you juga, Paji.” Berujung Kyla ketiduran di dekapan cowoknya. Emang empuk sih.

KiBy #4

Sejak SMA, Kyla sama Doyoung emang satu sirkel sama Seeun, Dayeon, Sunoo, dan Intak. Tapi sejak lulus, mereka jadi agak jarang ngumpul.

Pas banget hari ini Kyla dan Doyoung kelas pagi doang, jadi mereka bisa ikutan.

Sampe akhirnya ketemuan di restoran yang udah direservasi sama Seeun. Satu-satu dateng.

Of course, the only couple dateng terakhir dan kena ceng-cengan. “Haaaaalooo! Maaf ya guys ya kalo nunggu terlalu lama, tadi Doyoung mandi lagi.” Sapa Kyla, Doyoung nyenggol lengan ceweknya dengan pelan.

“Yaudah si!” Tatapan mereka ke satu sama lain udah siap mau berantem.

“Sst udah napa, kalo mau baku hantam nanti malem aja di kosan lo berdua.” Dayeon membuka mulutnya, satu meja ketawa.

“Baku hantam ngapain tuh kakkkk?” Goda Sunoo.

Semua udah pada ngumpul dan mesen, tinggal nunggu makanan sambil ngobrol-ngobrol.

Dari topik A-Z pun mereka obrolin, jokes receh, sampe ke curhat, sampe akhirnya makanan udah mulai habis.

Feeling Doyoung sebenernya rada gak enak ke Intak, sedari tadi Intak ngomongin soal sex life, cewek-cewek, pokoknya yang gak terlalu nyaman untuk diomongin di meja makan.

Tadinya sih masih fine-fine aja, sampe tiba-tiba Intak yang mabok karena minum dariawal, ngomong, “Eh ini gue doang atau hari ini Kila cakep banget dah?”

Tentunya Doyoung sedikit kaget tapi dia penasaran next movenya. “Makasih loh.” Bales Kyla, tersenyum tipis.

“Kek tipe cewek gua banget jir, mana hot banget lagi. Doy, no offense ya tapi emang kayaknya jago main-“

“Woy anjing maksud lo apaan?” Doyoung mengeraskan rahangnya, yang lain langsung khawatir.

Lengan Doyoung ditahan sama Kyla. “Dobby, udah ih, gak enak sama yang lain.”

“Ya gak gini caranya-“

“Eh kenapa sih kalian? Santai udah ini Intak mabok banget kayaknya.” Ujar Seeun.

Doyoung mendengus lalu mulai beres-beres. “Tadi gue sama Kila udah bayar ya, kita pulang sekarang. Maaf jadi ngerusak situasi. Intak, lo kalo mabok jangan sembarangan, itu cewek gue anjing. Kalo emang mau ngerusak perte-“

Kyla menggandeng tangan cowoknya. “Doy udah Doy. Guys sorry banget, nanti kita chattan aja soal ini, makasih udah pada mau ngumpul. Kita balik yaa.”

Mereka kecuali Intak pun mengiyakan. “Sip.. Tiati ya lo berdua.”

Selagi Kyla dan Doyoung jalan ke mobil, mereka yang masih di dalem restoran coba menyadarkan Intak. Doyoung udah bodoamat sementara Kyla kepikiran.

Selama perjalanan keduanya gak banyak ngomong. Kyla udah tau apa yang bakal dia lakuin ke Doyoung sampe kosan.

Lowkey intimidated karena pas nutup pintu mobil aja Doyoung ngebanting.

Masuk ke dalem, Doyoung duduk di ujung kasur miliknya sambil menghela nafas. “Cowok brengsek emang.”

“Dobby, kok gitu sih? Kalian kan temenan?”

“Ay?? Kamu gak denger tadi dia ngomong apa?”

“Iya denger, tapi kamu jangan serem-serem kayak gini dong. Mending lampiasin ke aku, mau gak?” Tanya Kyla, dirinya sudah duduk menyamping di atas paha sang pacar.

Doyoung menatap Kyla dengan tajam, sesekali salfok ke bibir Kyla. “Mana tega coba aku-“

“Yakin??? Mumpung aku mau nih.” Kyla menggoda Doyoung dengan mendekati wajahnya ke wajah si cowok.

Gak sampe tiga detik, Doyoung menarik wajah ceweknya lalu melumat bibir Kyla dengan agresif.

Baru juga berpagut, Kyla menaruh tangan Doyoung di salah satu buah dadanya, otomatis cowok itu meremasnya. “Mmh..” Kyla melenguh.

“Ay.” Panggil Doyoung, ia tersenyum miring, nafasnya terengah-engah.

“Apa, sayang?”

Nahkan, semakin lemah. “Get down, suck my fucking dick.” Geram si cowok.

“Yes, sir.” Dengan sigap, Kyla turun ke sela-sela kaki Doyoung dan menurunkan celana + boxernya.

Si cowok mengontrol Kyla lewat rambutnya yang ia jambak dengan pelan. “Fuckk mulut kamu aaah..

Semakin lama Kyla semakin terbiasa, sempet tersedak namun Doyoung langsung meminta maaf.

Sebelum si cowok nyampe, dia menarik Kyla supaya bisa tiduran di atasnya. Jemari Doyoung mengusap area mulut Kyla yang basah. “Baby is good.” Puji Doyoung sambil nyengir sebelum kembali berpagut dengan cewek itu.

Selagi mereka berpagut, Kyla melepas outer dan celana yang dia pake, dengan bantuan Doyoung. “Gila, kamu cantik banget, sayang.”

Gak ada abis-abisnya Kyla dibuat salting. “M-makasih.”

Beberapa detik kemudian, Doyoung merubah posisi jadi dia yang di atas Kyla. “Lebih cantik kalo diliat dari atas.” Ia terkekeh lalu mengecup cepat pipi Kyla.

Kaos Doyoung dilepas sama Kyla, mengekspos badannya yang auto dielus sama tangan si cewek.

Gantian, kaos Kyla yang dilepas. “Just fuck me already.” Pinta Kyla saat Doyoung sedang mengelus area sensitifnya lewat dalemannya.

“I will fuck you hard, but take it slow, okay?” Salah satu tangan Doyoung naik, jemarinya membuka kaitan bra Kyla.

Buah dada si cewek diremas berkali-kali, sampe kerasa banget dia basah. “Sabar, sayang. Ini kamu basah banget loh, aku belom apa-apain padahal .” Bibir bawahnya, digigit sendiri sama Doyoung.

Sampe akhirnya Doyoung masuk dengan kenceng, mata Kyla langsung berkaca-kaca. “Ah! Fuck!

Cowok itu mulai bergerak dengan brutal, Kyla meremas punggungnya. “Dobby, Dobby.. Ah please faster..

Ay ahhh anjinggg sempit banget kamu mmhh..” Mata Doyoung terpejam, kepalanya berada di ceruk leher Kyla. Sesekali mengecupnya.

Doyoung kembali menatap Kyla lalu menamparnya sebelum dielus.

Gak lama, posisi mereka diubah sama Doyoung, Kyla menungging. Rambutnya dijambak dari belakang. “Needy fucking slut.” Doyoung mengeraskan rahangnya lagi.

Bokong Kyla ditampar. Plak! Senyum miring terpampang di wajah Doyoung, “You like that?” Tangannya kembali beraksi.

Kyla mengangguk walaupun dia terlalu lemes. “It feels so good.”

Jawaban Kyla membuat Doyoung terkekeh lalu menampar bokong si cewek lagi. “Ah!” Kyla mendongak sekilas.

Suara hentakan kedengeran sangat kencang. “Sayanggg aku udah deket sssshh..” Leher Kyla dicekik dari belakang sama tangan Doyoung yang berurat.

“Mau keluar, Dobby.. Mau cum..” Kyla meremas buah dadanya sendiri.

Doyoung mempercepat sangking turned on nya dia ke Kyla. “Fuck fuck fuck! You’re fucking mine.. Ah anjinggg..” Jemari Doyoung menyisir rambutnya ke belakang dengan frustasi.

Mereka mencapai klimaks dengan sangat intense hari ini. Kyla yang udah gak kuat, langsung ambruk ke kasur, sementara Doyoung merebahkan dirinya di punggung Kyla.

Bibirnya mengecup leher belakang sampe punggung Kyla. “Maaf, sayang. Aku emosi banget.”

“You’re so hot, Doy. Kapan lagi kamu kayak tadi?”

“Mau aku kayak tadi terus, hm?” Tangan Doyoung mengelus bokong dan paha Kyla.

“Gak tau ah, pokoknya kamu hot banget.” Kesaltingan Kyla bikin Doyoung ketawa. “Mandi?”

“Bentar lagi, sini mau peluk sama mau kiss.” Sisi Kyla yang kayak anak kecil bikin Doyoung meleleh. “Iya cantikkk.. Makasih yaa. Nanti aku coba omongin sama Intak baik-baik.”

“That’s my boyyy, gitu dongg..” Kyla tiduran biasa lalu memeluk Doyoung yang ada di dadanya.

Si cowok langsung mendusel. “Kamu punya aku pokoknya.”

“Iya bawel.”

Frenemies With Benefits #6

Ini pertama kali ngerayain ulang tahun Seungmin, berdua. Walaupun sebelum mereka jalan bareng, Seungmin udah ngerayain bareng keluarga dan member lain.

Mereka sempet jalan-jalan dulu, “Lah iya kado ultah lo di apart gue.” Kyla tiba-tiba ngomong itu, menepok jidatnya.

Seungmin terkekeh, kedua tangannya masuk ke dalam kantong celananya. “Ya gapapa kali, santai.”

“Pulang ke apart gue sekarang mau gak? Gue penasaran reaksi lo masa hahaha..” Ujar Kyla sambil mendongak ke arah Seungmin yang lagi ngeliatin dia.

“Ya ayo aja sih gue, tapi segitunya lo-“

“Ayo ayo.” Kyla menarik tangan Seungmin ke arah mobil.

Selama perjalanan, gak ada yang ngomong banyak. Kayaknya udah sama-sama feeling bakal kemana arahnya.

Ditambah hujan deres.

Bener aja. Masuk apartemen Kyla langsung menarik Seungmin untuk berpagut.

Topi yang dipake Seungmin udah dilempar entah kemana. “Kil?” Si cowok kaget, udah pasti. Tapi tetep aja dia melumat bibir Kyla jauh lebih agresif.

Kedua tangannya memegang pinggang Kyla. “Lo kenapa sih anjing? Hahahah. Gemes gue.” Seungmin sempet tertawa pelan di sela-sela ciuman mereka.

“Just go with the flow, Min. Lo ganteng banget malem ini fuck.” Kaos putih Seungmin dilepas, badan atletisnya yang jarang keliatan, keekspos.

Just for her.

Beberapa kali bibir bawah Kyla digigit oleh cowok itu, leher Kyla juga dicekik pelan. “Emang paling enak ciuman sama lo.” Ujar Seungmin dengan jujur kemudian dia menggendong Kyla dan dibanting pelan ke sofa

Celana Kyla dilepas. “Lo mau langsung masuk?” Tanya Kyla, menatap Seungmin dengan dalam.

“Emang mau ngapain lagi?”

“Take it slow, Min.” Kyla merubah posisi agar Seungmin yang duduk lalu ia pindah ke sela-sela kakinya.

Giliran celana Seungmin yang diturunin sebelum boxernya. Kyla mengikat rambutnya lalu melakukan aktivitas tersebut hanya dengan mulutnya.

Otomatis Seungmin mendongak sambil mengeluarkan lidahnya, terengah-engah. “Gila lo- ahh fuck..

Tangan Seungmin melepas ikatan rambut Kyla lalu ia menjambak rambut cewek itu dengan pelan, supaya bisa bantu gerakin kepalanya lebih cepat juga.

Kyla nyaris tersedak, untung Seungmin gak kelewatan. “Gapapa?” Si cowok sempet berhenti.

Cewek di bawahnya itu menatap Seungmin lalu mengangguk, membuat sang cowok ngegroan. “Fuck fuck gue deket lagi anjingg..

Nyaris keluar, Seungmin menarik Kyla ke pangkuannya. “Ride me, cepetan.”

“As you wish, birthday boy.” Pipi Seungmin dikecup sama bibir Kyla sebelum dia melepas dalemannya dan kaosnya.

“Kil anjing lo hot banget fuck..” Mata Seungmin sekilas terpejam lalu dia memaksakan diri untuk menatap Kyla dengan dalam.

Plak plak plak!

Kepala Seungmin berada di ceruk leher Kyla yang memeluk leher cowok itu. “Min.. Ahh fuck.. Gak kuat..”

“Lanjutin, Kil. Ah shit..” Bokong Kyla diremas oleh kedua tangan Seungmin.

Sesekali Seungmin menaikkan pinggulnya ke atas. “Fuck!

Min- ahh!

Si cowok menarik wajah Kyla supaya bisa ia pagut lagi, si cewek bisa sedikit relax akhirnya walaupun masih gerak naik turun.

Lenguhan terdengar saat mereka masih berpagut. “Min aku deket Min..” Sangking mabok situasinya, Kyla memakai kalimat yang jarang dia ucapin.

Tangan Kyla dipindahin sama Seungmin ke abs miliknya. “Kamu mau keluar, hm?” Seungmin menatap Kyla dalam.

Setelah melihat ke arah tangannya sendiri bersatu sama abs sang cowok, Kyla kembali menatap Seungmin. Ia mengangguk.

Rambut Kyla dirapihin sama jemari Seungmin, “Cum, aku abis kamu.”

Telapak tangan Seungmin sempet nyasar ke buah dada Kyla lewat bra nya yang masih belom lepas.

Ah fucking he- Mmhh!” Gantian, kepala Kyla yang mengumpat di ceruk leher Seungmin.

Gak lama, Seungmin keluar. “Ah anjing!

Paha Kyla dielus sama tangan Seungmin, mereka masih mengatur nafas masing-masing.

Kayaknya Kyla sedikit nyesel tadi karena beneran kayak beda orang, udah pasti bakal diceng-cengin sama Seungmin.

Tapi dia sendiri terlalu capek buat mikirin itu makanya dia masih beristirahat di ceruk leher temennya.

Rambut dan punggung Kyla dielus sama Seungmin. “Jadi tadi kadonya? Hahahah- Aduh!”

Dada Seungmin dipukul pelan sama Kyla. “Diem.”

“Liat gue- Eh maksudnya, aku.” Seungmin menekan kata terakhir itu.

Kyla mendecak tapi tetep aja dia saling tatap-tatapan sama Seungmin. “Bacot. Apaan?”

“Makasih ya. Tapi gue gak butuh ini jadi kado ultah utama gue, tapi gue tetep suka hahaha.” Jemari Seungmin menyisir rambut Kyla.

“Maksud lo?” Kyla juga memainkan rambut belakang Seungmin dengan jemarinya.

Senyum tipis terpampang di wajah Seungmin. “Maksudnya, lo gak harus kayak tadi. Gue gak mau lo kesakitan badannya. Bisa aja lo ngebeliin gue makan, atau minum?”

“Sok peduli banget lo, geli gue.” Kyla membuang mukanya.

Bibir si cowok mengecup pipi Kyla dengan cepat. “Geli geli tapi tadi nyium duluan..”

“Woi bacot banget anjir.”

“Hahahah! Udah deh, jangan marah-marah terus, mending ciuman.” Dagu Kyla ditarik lalu mereka kembali berpagut.

Leher Seungmin jadi target bibir Kyla, lagi. Sampe jakunnya nyaris dijilat, “Kil, lo mau nyiksa gue? Mau bikin gue keras lagi? Iya?”

“Hah? Oh- eh.. Astaga. Sorry.”

Pipi Kyla diremas, “Santai, Kilaaa.. Udah sini cium lagi cepet, abis itu gue mandiin terus kita makan bareng.”

“Bawel, mentang-mentang ultah.” Ujar Kyla, Seungmin terkekeh.

“Daripada dari sananya bawel?”

JayKil equals Angry Birds #9

Tugas dikasih terus udah pasti bikin bete karena mau gak mau wajib dikerjain. Ditambah Kyla dibikin kesel sama orang-orang di sekitarnya.

Hari ini Kyla memutuskan untuk mengerjakan tugas kuliahnya di salah satu cafe deket kampus ditemenin sama Jay.

Tapi ya.. Sama aja. Cafe itu banyak orang berisik, Jay udah inisiatif pasangin earphone ke ceweknya tapi hasilnya nihil.

Kyla membanting pulpennya dan menekan keyboard di laptop cukup kenceng. “Anjing.” Gumamnya pelan, rahangnya mengeras.

Jay mengelus paha Kyla, “Mau pulang?”

Si cewek menghela nafasnya sambil menutup mukanya, “Capek, Jeyii..”

“Ayo pulang.” Jay bantu rapihin barang-barang Kyla.

“Eh ga-“

“Pulang, sayang. Aku gak mau kamu stress.”

Kyla gak enak karena minumnya belom abis, tapi dia juga sebenernya pengen pulang daritadi walaupun stressnya gak berkurang.

Masuk mobil, mereka langsung jalan pulang ke apartemen. “Kan aku udah bilang sayang, kenapa gak ngerjain di apart aja? Udah tau banyak orang disana..”

“Ya.. Aku kira hari ini bakal sepi, Jeyi. Biasanya juga gak seberisik tadi tau.”

Gak tau mereka bepikiran sama atau enggak tapi pas udah nyampe parkiran, tensionnya hot banget. Sempet hening juga.

Kyla melepas seatbelt yang dia pake, sekalian yang Jay pake juga, jelas cowok itu sedikit kaget awalnya. “Baby?” Ia tersenyum miring.

Gak pake lama, Kyla pindah ke pangkuan Jay setelah cowok itu memundurkan kursinya ke belakang. “Mau ngelampiasin ya?” Wajah Jay mendekat ke wajah Kyla.

Kedua tangan Kyla udah melingkar di pundak Jay. Mereka mulai saling ngetease satu sama lain. “Boleh gak tapi?”

Pinggang Kyla dielus. “Boleh gak ya?”

Si cewek ngepout, membuat Jay tertawa pelan. “Hahaha, kamu yang gerak tapi..”

“Kalo aku kesakitan?” Leher Jay dikecup sekilas, membuatnya ngegroan dengan pelan. “Ya aku bantuin.”

Mereka sempet tatap-tatapan sebelum akhirnya berpagut dengan dalam dan agresif. Dua orang ini sangat menikmati bibir satu sama lain.

Tangan Kyla mengelus pipi, rahang, dan leher Jay sementara si cowok memegang pinggang Kyla agar tetap stabil.

Pinggul Kyla mulai bergerak, “Fuck..” Gumam Jay pelan.

“Keras ya?” Salah satu tangan Kyla mulai meraba abs Jay lewat kaosnya, perlahan makin turun sampe kepegang juniornya.

“Lampiasin sekarang aja, babe.” Nafas Jay terengah-engah.

Rahang Jay dikecup, “Kok jadi gak sabaran?” Goda Kyla.

Rahang Jay mengeras tapi abis itu dia kembali membawa Kyla ke dalam pagutannya. “Ride me, sayang.”

Outer Kyla dilepas (jadi dia hanya memakai tank top hitamnya) sama Jay setelah cowok itu membuka outernya sendiri, menyisakan dirinya dengan kaos sleeveless putihnya.

Celana mereka pun juga lepas. Jemari Jay auto masuk ke dalam area sensitif Kyla. “Aku siapin dulu ya-“

“Ah shit.. Jay udah, udah. Aku mau langsung masukin punya kamu.” Lengan Jay yang berotot diremas.

Si cowok mengeluarkan lidahnya, ngos-ngosan. “Okay baby. Take it slow.”

“No, i’m not taking this slow.” Kyla mabok situasi banget, membuat Jay terkekeh.

“That’s my girl.” Jay ikut membantu Kyla supaya bisa masuk dengan nyaman.

Desahan langsung kedengeran di mobil itu.

Especially pas Kyla bergerak dengan agresif, naik turun. “Fucking. Hell. Aahh anjingg..” Cewek itu mendongak.

Baby fuck, it feels so good..

Jay menarik kepala Kyla ke lehernya, otomatis cewek itu mengecup dan menjilat jakunnya. “You like that, baby?” Kyla menatap Jay dalam.

“Fuck yes.” Belakang kepala Kyla dielus sama telapak tangan Jay.

Gak tahan, Jay ikut menggerakan pinggulnya ke atas. “Fuck, sayang. Enak banget..” Mata Kyla terpejam.

Buah dada Kyla juga diremas sama tangan Jay yang masuk ke dalam tank top si cewek. “Punya kamu, Jay..” Ujar Kyla dengan sensual.

“You’re so sexy.” Remasannya makin kencang.

“Choke me, spank me, please..” Pinta Kyla dengan desperate.

Permintaan Kyla diturutin sama Jay dengan cepat. Salah satu tangannya mencekik leher Kyla, salah satu tangannya menampar bokong Kyla.

Semakin deket.

Mobil udah bergerak juga.

Keringet dimana-mana.

Jay maju untuk memagut bibir Kyla, sesekali bibir bawah Kyla digigit oleh cowok itu. “Sayang are you close?”

Mmhhh.. Fuck.. Mau cum..

Ah me too..

Tangan Jay meremas pipi Kyla lalu menariknya kembali supaya berpagut selagi mereka mencapai puncaknya masing-masing.

Kyla memeluk Jay dengan erat.

FUCKK!

Anjing!

Jay mengelus paha Kyla selagi mereka berpelukan. “Sayang, udah enakan mood kamu?” Tanya Jay, masih sambil mengatur nafas.

“Udah lumayan, Jeyi.. Makasih ya.” Pipi Jay dikecup sama bibir Kyla sebelum ia mengumpat di ceruk leher cowoknya lagi.

“Sama-sama, sayang. Nanti pas mau mandi, lanjut ya? Aku kayaknya keras lagi.”

Frenemies With Benefits #5

Rumah Seungmin lagi ditinggalin sama orangtuanya, jadi cowok itu bertanggung jawab tapi at the same time lonely juga. Alias gak ada temen main.

Ya.. Udah pasti ngajaknya selalu Kyla kan?

Mereka iseng minum soju beberapa botol sampe akhirnya kebawa situasi dan sampe memutuskan untuk melakukan kegiatan panas mereka.

Si cewek berada di atas paha Seungmin, bergerak naik turun dengan cepat. “Aahhh fuck! Min..

“Fuck.. Kamu udah deket?” Kedua tangan Seungmin membantu pergerakan Kyla, ia menggigit bibir bawahnya sambil ngeliatin area keduanya yang bersatu.

Kyla mengangguk cepat samb memejamkan kedua matanya. “S-sakit… Paha aku ssshh fuck fuck fuck..

Kedua tangan Kyla melingkar di pundak Seungmin, salah satu tangannya menjambak rambut cowok itu. “Keep going, cantik.. Aku udah deket.. Ahh.” Leher Kyla kembali didekor, sesekali dijilat.

Desahan Kyla semakin kenceng, Seungmin makin deket. “Fuckk.. I’m cumming..” Bokong Kyla diremas.

Fuck fuck! Ahh..” Kyla mendongak saat dirinya keluar.

Si cowok mendesah, pas sela-sela lagi mengecup dada Kyla. “Anjing.. Gila capek banget..”

Dengan cepat Seungmin langsung mengeratkan pelukannya, Kyla juga auto merebahkan diri ke Seungmin. Mengatur nafas.

Punggung Kyla dielus sama tangan temennya. “Mau dipijitin?”

“Mau kiss, please..” Yang tadinya ada di ceruk leher Seungmin, Kyla menjauh sedikit supaya bisa menatap cowok itu.

Jelas aja Seungmin menahan senyumnya, tapi dengan senang hati dia mencium Kyla. “Tumben..” Ujar cowok itu di sela-sela ciuman.

Sesekali mereka terkekeh pas lagi ciuman tapi tetep lanjut sampe akhirnya fully sober. “Thanks.” Kata Seungmin, sambil pakein Kyla kaos putihnya.

“Makasih juga.”

“Kamu- ehem, lo cantik sumpah.” Puji Seungmin, menghindari kontak mata selagi megangin botol minumnya buat Kyla.

Keburu salting, Kyla tersedak air minum dari Seungmin. “Random lo. Tapi makasih juga udah tanggung jawab kayak gini ya.”

Si cowok hanya mengangguk, ia sudah memakai boxer dan celananya kembali. “Mau ngapain? Makan? Cuddle?”

“Mau ramen sebenernya, tapi badan gue mati rasa. Nanti aja d-“

“Bentar, gue bikinin ya? Cup noodles tapi, jadi bisa makan disini.” Seungmin yang inisiatif bikin Kyla sedikit deg-degan tapi ya dia denial.

Setelah itu mereka makan bareng di atas kasur, sesekali jemari Seungmin mengusap bibir Kyla yang kena bumbu terus dia jilat sendiri. “JOROK ANJINGG!” Kyla memukul lengan Seungmin.

“HAHAHAH! Kenapa si? Gue udah sering jilatin-“

“Udah diem! Mending makan cepetan, mau cuddle..” Keceplosan kan.

Seungmin kembali menahan senyumnya. “Mau apa?”

“Bacot.”

“Mau apa gak?” Pipi Kyla diremas sama Seungmin.

Wajah Seungmin mendekat ke wajah Kyla, “Mau apaa?”

“Ck. Cuddle.” Jawab si cewek, tetep pelan tapi. Kesaltingannya selalu membuat Seungmin tertawa sebelum mengelus kepalanya. “Iya, iya, cantik. Abis ini langsung cuddle.”

Sehabis makan, nurunin makan sebentar baru langsung cuddle. Kyla masuk ke dalam dekapan Seungmin yang shirtless. “Hmm..” Kyla menghela nafasnya, lega.

Pelukan di pinggang Seungmin juga mengerat. “Maleman mau soju lagi?” Tanya Seungmin, sambil mengelus rambut sampe punggung Kyla.

Si cewek mendongak, walaupun matanya doang yang keliatan karena setengah mukanya ketutupaj lengan Seungmin. “Gila lo ya?”

“Eh tapi boleh deh.” Lanjut Kyla, kembali masuk ke dalam dekapan Seungmin.

“Hahaha kebiasaan.. Yaudah, tidur bentar, tapi kalo kebablasan, lanjut besok ya.” Bibir Seungmin mengecup kening Kyla yang mengangguk.

Cewek itu juga mengecup dada Seungmin. “Nyanyiin dong..”

“Capek anjir. Pasang lagu boleh gak?”

“Ih yaudah gak usah.”

“Ya udah oke.” Seungmin terkekeh lalu kembali mengecup kening Kyla sebelum bernyanyi sampai keduanya terlelap.

MarKil : 41 (Alternative Universe, if they never break up)

Jealous? Jarang banget dirasain sama Kyla. Tapi hari ini dia beneran bad mood karena perilaku Mark ke salah satu penggemar yang pengen foto bareng terus emang rada centil.

Meanwhile Mark ngasih fan service yang bikin hati Kyla agak panas. Untung dia gak ikut keluar kota bareng.

Mark sedikit khawatir karena respon Kyla di chat seadanya, gak kayak biasa. Sepertinya dia kepikiran kenapa Kyla bisa begini.

Cowok itu sampe apart agak malem, kebetulan Kyla lagi bilasan jadi gak ketemu langsung. “Baby?” Panggil cowok itu.

Dirinya masuk ke kamar mandi, pas banget Kyla lagi handukan di dalem ruang shower. “Babe?” Kepalanya nongol duluan lewat pintu.

Sedikit kaget tapi Kyla pura-pura biasa aja. “Hm?”

Tatapan Mark rada berubah pas baru sadar kalo Kyla rambutnya diiket. “Jam segini ngapain mandi?” Mark perlahan masuk ke kamar mandi.

“Mark bisa tunggu di luar gak? Aku rada gimana gitu, mau pake baju dulu soalnya.”

“Okay.. Tapi.. Tumben banget?” Si cowok menaikan salah satu alisnya. Baru aja buka kaosnya. Kyla auto salting pastinya pas dia keluar ruang shower itu dengan handuknya.

Mark kembali bertanya, “Kamu kenapa sih?”

Kyla berdiri depan kacanya, mulai skincare dan makeup sebelum pake baju. “Panas banget ngeliat kamu sama that one lucky girl.” Cewek itu menghindari kontak mata sama sang pacar.

“Maksud kamu??”

“Ah nevermind, i’ll-“

Karena Mark ada di belakangnya, ia memutar balik posisi supaya bisa tatap-tatapan. “Jawab.”

“Ck, kenapa maksa sekarang sih?”

“Loh? Babe sumpah, what’s wrong with-“

“Aku udah jelasin tadi, aku jealous kamu dipeluk lengannya. Udah. Puas?” Kyla mau balik arah lagi tapi ditahan.

Pipi Kyla dielus tapi cewek itu agak menghindar dari tangan Mark. “Kamu ngeliatin dia begitu banget loh.”

Kyla pun akhirnya balik arah ke kaca lagi dan beresin barang-barangnya. Mark lowkey nahan senyumnya, “Babe, kamu jealous beneran?”

“Boongan.” Jawab Kyla dengan ketus dan penuh sarkasme.

Si cowok terkekeh pelan sebelum memeluk Kyla dari belakang. “First of all, maafin aku kalo hari ini terlalu flirty atau gimana ya.”

Keduanya gak sengaja eye-contact lewat kaca. “Ya. Thanks for apologizing.”

“Kiss?” Pinta Mark, kepalanya mendusel ke ceruk leher Kyla.

“Nanti.”

Badan si cewek kembali diputer, handuknya dilepas. “Mau kiss yang di bawah, sayang.”

Sebelum itu, mereka berpagut dulu pastinya. Lumayan lama sampe leher Kyla ada bekas tangan Mark yang mencekiknya tadi. “Markie..”

She’s here.

Bibir Mark mulai mengecup leher, buah dada, perut, dan inner thighsnya sampe ada beberapa hickeys. “Nih, aku tandain kamu punya aku.” Paha Kyla diremas.

Mata si cewek terpejam saat Mark mulai mengisap bagian sensitif bawahnya. “Holy fuuckk..

“Do you want me to keep going?” Mark menatap Kyla dalam dari bawah, rambut gondrong Mark auto dijambak.

Kyla berusaha untuk merespon cowoknya dengan baik. “Aahhss yesss ahh fuck.. Please.

Lidah Mark bekerja dengan sangat baik. “You like that, baby?” Ia mengusap mulutnya yang basah dengan jemarinya.

“Please masukin sekarang, tadi aku udah mau keluarrr..” Ujar Kyla dengan frustasi.

Tangan Kyla diarahin ke celananya. “Mau ini, sayang?”

Dengan doe eyesnya, Kyla mengangguk. “Heem.” Jarak mereka deket banget, Kyla sampe senderan ke tembok wastafel.

Seketika celana dan boxer Mark udah lepas, ia langsung menghentakan pinggulnya ke dalam Kyla. Posisi mereka emang berdiri.

Pipi Kyla dikecup, “Baby.”

Sekarang bibirnya, “I’m yours, you’re mine. Okay?”

Ceruk leher Kyla juga ikut dikecup, kali ini dijilat juga. “MARKIE!

Salah satu tangan Kyla ia pake untuk menutup mulutnya sendiri. Dengan sigap, Mark langsung mengambil tangan gadisnya dan dipindahin ke punggungnya. “Lampiasin ke aku kalo sakit.”

Ahhhh you’re so biggg fuckkk.. Markie i- ahh..” Kyla gak melanjutkan kalimatnya.

“I? Mau ngomong apa, cantik?” Pipi Kyla dielus dan dikecup cepat.

Kyla terus memejamkan matanya. “S-sakit..”

“You want me to go slower?” Pinggang Kyla diraba.

“No, no.. It’s okay.” Gantian, Kyla mengumpat di ceruk leher Mark.

Hentakan pinggul mulai brutal, Kyla sampe mengeluarkan air matanya. “Ahh!

“Fuck, sayang.. Enak, baby?” Tanya Mark, menahan suaranya di keadaan yang lagi terengah-engah parah.

Sangking nikmatnya, Kyla gak ngejawab, ngangguk doang sebelum mengambil tangan Mark lalu dipindahin ke salah satu buah dadanya.

Dengan senang hati Mark meremasnya. “MMHH..

Bibir mereka kembali bertemu, melumat satu sama lain dengan dalam.

Sesekali jemari Mark merapikan rambut Kyla. “Baby..”

“Hm?” Kyla mengecup rahang Mark sekilas.

Si cowok keringetan minta ampun. “I’m. Fucking. Close.” Setiap kata pas sama hentakannya.

Markie.. Mau cum..” Doe eyes Kyla beneran bikin Mark lemas daritadi.

Bokong Kyla diremas sama kedua tangan Mark. “Baby, baby.. Ah.. Shit.. Cowok itu mendongak sambil menggigit bibir bawahnya.

Gerakan Mark secepet dan sedalem itu.

Keringet.

Semakin deket.

Sampe akhirnya..

Aahh Minhyunggg!” Kyla mendongak, langsung mengatur nafasnya.

Mark menyisir rambutnya ke belakang dengan cepat dan agresif. “Fuck fuck fuck!

Beberapa menit ngatur nafas. Kyla buka suara walaupun masih ngos-ngosan, untung badannya ditahan sama Mark biar gak jatoh.

“Kok jadi kamu yang nafsu?” Goda Kyla sambil menahan senyumnya.

Si cowok terkekeh, masih ngos-ngosan. “Aku cuman pengen kamu tau kalo aku cuman punya kamu, kamu juga cuman punya aku. Liat tuh hickeys buatan aku.” Mark ngeliatin paha Kyla.

Otomatis Kyla juga ikut ngeliatin. “Ya ampun, Markie! Susah ngilanginnyaaaa..”

“Gak keliatan juga, sayang. Yang bisa liat aku doang kan?” Ujar Mark sambil tersenyum miring, ia mengecup bibir Kyla.

Di sela-sela kegiatan, mereka sempet terkekeh.

Pipi Kyla diremas oleh kedua telapak tangan Mark. “I’m yours forever, okay?” Sekali lagi Mark mengecup bibir, kening, dan pipi Kyla sebelum bersih-bersih.