Kelas Jihoon lagi jamkos, cowok itu memutuskan mau ngintip kelas IPS 3, pengen main kalo lagi jamkos juga.
Kebetulan guru yang mustinya ngajar kelas Kyla sekarang harus meeting dadakan, alhasil gak ngapa-ngapain ya jadi jamkos.
Jihoon pun masuk ke kelas sang pacar saat gurunya udah keluar. “Haloo!”
“PAKJIIII!” Seru salah satu murid yang ngeliat dia duluan.
Asahi langsung nyenggol lengan Kyla, “Oi, tuh siapa tuh..”
“Eh haiii!” Ujar Kyla saat Jihoon mendekat ke arah kursinya.
Yang lain pada ceng-cengin. “Ortu kita bersatu gais!”
“PakJi and MakKil oh my Goddd..”
Dan ceng-cengan lainnya yang membuat dua orang itu tertawa pelan. “Udah napaaa..”
Keliatannya Jihoon emang ngakak sih, tapi pas dia menatap Kyla yang persis di depan matanya, senyum cerahnya berubah jadi senyum miring. “Cantik rambutnya diiket gitu.”
Untung aja.. Untung gak ada yang denger karena pada rusuh juga selain Kyla. “Makasih, Ji.”
“Ikut aku ya.” Cowok itu mengacak rambut Kyla, masih senyum miring.
“Hah?” Kyla sendiri awalnya bingung tapi dia ngerti pas Jihoon keluar kelas dan tangannya masuk ke kantong celananya.
Keduanya menuju UKS yang emang gak ada siapa-siapa, bahkan petugas kesehatan disana lagi gak ada.
Tangan Kyla ditarik ke sofa UKS paling ujung yang tertutup dengan banyak tirai kasur. “Duduk sini.” Jihoon menepuk pahanya.
“Ji? Kamu mau ngapain sih?”
“Nurut aja dulu, baru aku jelasin.” Si cowok senderan sambil checking her out.
Bentukan Jihoon dan perilakunya yang tiba-tiba begini aja udah bikin Kyla sedikit needy. Cewek itu pun akhirnya duduk di pangkuan Jihoon. “Ji, mau ngapain sih serius. Aku takut ada yang masuk.”
“Kamu kalo gak percaya aku udah kunci, cek aja.” Kedua tangan Jihoon mulai meraba pinggang Kyla yang duduknya masih menyamping.
Karena Kyla gak bales apa-apa, Jihoon lanjut berbicara. “Aku semalem mimpiin kamu, yang. Jelas banget, aku harus sampe main sendiri tadi pagi sebelom berangkat ke sekolah.” Pas denger itu, Kyla merasa bangga dan senang tapi deg-degan juga.
“Want me to please you?” Tantang Kyla, wajahnya mendekat ke Jihoon yang abis itu mengeraskan rahangnya.
Bibir Kyla mendarat ke bibir Jihoon, sekedar kecupan untuk menggodanya. Dasi Kyla langsung ditarik sama Jihoon sebelum akhirnya mereka berpagut dalam dan agresif.
Rambut belakang Jihoon dijambak saat tangan cowok itu mencekik lehernya pelan. “Oh fuck..” Ucap Jihoon yang terengah-engah.
Kyla merubah posisinya jadi depan-depanan sama Jihoon, leher Jihoon diserbu dengan kecupan Kyla. “Yess… Ah anjinggg… Baby… Keep going..” Jakun Jihoon sempet dijilat.
Saat jakun Jihoon dihisap sama Kyla, badan cowok itu auto ngeflinch. Apa lagi bagian bawahnya yang mengeras. “Mmh fuck..”
Emang udah jago banget, Kyla multitasking, pinggulnya bergerak sehingga miliknya dan milik Jihoon bertemu walaupun masih tertutup, bibirnya masih menghisap area leher cowoknya, dan tangannya mulai membuka seragam Jihoon.
Of course dasi cowok itu dilepas dulu sebelum Kyla pake buat nutupin mata Jihoon. “Sayang? Kenapa ditutup? Aku gak bisa ngeliat ka- Anjing!” Kalimat Jihoon gak berlanjut saat Kyla menghisap bagian dadanya yang udah terbuka.
Kedua tangan Jihoon ditahan sama Kyla, kanan-kiri. “Nanti aku buka ya..”
Cowok itu mendongak sangking suara Kyla terdengar sangat sensual.
Saat beberapa hickeys udah ada di dada Jihoon, bener aja dasinya dibuka. “Aku isep ini juga, boleh ya?” Kyla izin saat dirinya udah di sela-sela kaki Jihoon, salah satu tangannya menepuk junior Jihoon yang udah keras banget di balik celananya.
“Go ahead kitten, you’re so good..” Kepala Kyla dielus lalu iketan di rambutnya dilepas supaya bisa digantiin sama tangan Jihoon.
Boxer dan celananya diturunin, mulut Kyla menghisap dan tangannya bekerja juga. “Sayang, suaranya jangan kenceng-kenceng.. Nanti ketauan.” Kyla terus menatap Jihoon dari bawah.
Sang pacar menggigit bibir bawahnya. “Lebih dalem, sayang..” Pipi si cewek dielus dan ditampar.
Kyla berusaha sebisa mungkin dan bener aja, Jihoon nyaris nyampe tapi dia tahan supaya bisa langsung lanjut. “Fuck.. Sini, yang. Langsung masuk ke kamu.”
Dengan cepat Kyla mengambil kondom yang ada di kantong celana cowoknya dan dia pakein ke junior Jihoon yang masih keras.
Gak tahan, Jihoon kembali mendesah tapi kali ini dia nutup mulutnya. “Aaaahhh my fucking kitten is so fucking good..” Ia sambil mendongak.
“Just for my daddy.” Kyla membuka dalemannya sebelum duduk di atas pangkuan Jihoon lagi.
Rok si cewek agak dinaikin sama Jihoon. “You’re so hot.” Puji Jihoon, dirinya sendiri udah keringetan.
“Thank you, daddy. Aku masukin ya?” Rasanya Jihoon mau gila aja ngeliat bentukan Kyla kayak sekarang.
Perlahan, juniornya masuk ke dalamnya. Pundak Jihoon diremas. “Ah ah.. Ahhh..”
“Pelan-pelan, sayang.. Jangan dipaksain.” Ujar Jihoon saat melihat Kyla sedikit struggling.
Dan akhirnya masuk semua.
Belom gerak, keringet tipis udah bermunculan di kening Kyla. “Ji.. Punya kamu gede banget..” Matanya terpejam.
“Aku keras mikirin kamu, cantik. Sekarang kamu bisa gerak gak? Kalo gak, aku aja.” Kancing kemeja Kyla mulai dilepas satu-satu, dasinya tetep terpasang.
Remasan di buah dada Kyla semakin bikin cewek itu nafsu dan mabok situasi. “B-bisa kok..”
“Pinter..” Rahang Kyla dikecup dengan lembut. Jauh beda sama remasan tangannya.
Kyla mulai bergerak naik turun sambil mendongak. “Fuck fuck fuck! You’re so big, holy fuuuuckk..”
“Ah enak banget anjingg..” Si cowok mulai meremas bokong Kyla.
Mereka berusaha supaya suara mereka gak terlalu keras. “You’re so tight, kitten.”
“Daddy..” Kyla melenguh, Jihoon melemah.
Karena si cowok udah shirtless, lengannya yang berotot diremas sama Kyla. “Punya kamu.” Ujar Jihoon, ngeliatin tangan Kyla meremas lengannya.
Gak lama, Kyla memindahkan tangan Jihoon ke buah dadanya lagi. “Ini punya kamu.”
“I know- Ah fuckk.. Aku udah deket..”
“Me too, daddy.. Shit..”
Beberapa hentakan kemudian, “I’m gonna cum, daddy..”
“Lepasin, sayang. Ah anjingggg..” Inisiatif, Jihoon memasukan jemarinya ke dalam mulut Kyla agar saat keluar, desahan si cewek gak terlalu keras. Air mata Kyla jatuh ke pipinya.
And.. Sampe juga.
Kyla yang masih mendongak selagi mengatur nafasnya langsung ditarik sama Jihoon ke dalam pelukannya. “Capek, sayang? Sini mana yang sakit? Aduh maaf yaa kamu sampe nangis.” Kepala sampe punggung Kyla dielus.
Dua orang itu mengatur nafas dengan baik, Jihoon sesekali mengecup pipi Kyla. “Makasih sayangku.. Maaf ngerepotin ya.”
“Sama-sama, Paji. Glad to help.” Kyla tersenyum saat mereka udah tatap-tatapan.
Cengiran muncul di wajah Jihoon. “Best person ever.” Sekali lagi, cowok itu mengecup bibir Kyla sebelum bantu kancingin kemeja dan bersih-bersih.
“Jalan sama aku sini.” Jihoon menjulurkan tangannya, udah pasti Kyla gak nolak.
Tangan Kyla dikecup. “I love you, cintaku. Makasih banyak yaa. Nanti aku pijitin, aku masakin, aku peluk yang lamaaa..”
“Paji jangan gemes-gemes ih! Ayo mending balik ke kelas.”
“Hahaha iyaa cantik.”
Yang bikin kaget pas Jihoon membuka kunci, mereka berpapasan sama Kyra-Asahi yang mau masuk tapi gak jadi.
Nahkan, bingung.