kkumasmom

MarKil : 37 (Alternative Universe, if they never break up)

Gak harus nunggu lama untuk Mark sampe ke tempat Kyla sekarang. Ia memarkir mobilnya di basement bawah, baru aja mau naik menghampiri si cewek. Tapi udah nongol duluan.

Awalnya Kyla masih pake kemeja. “Hi Markie.” Dengan santai, ia mengecup bibir Mark. “Ayo masuk mobil.”

Si cowok sekilas membeku tapi abis itu mereka langsung masuk ke mobil. “Baby.” Panggil Mark.

“Hm?” Kyla masih sibuk nutup retsleting tasnya.

“Come here.” Paha si cowok ditepuk sama tangannya sendiri.

Untung gak keliatan kalo ekspresi Kyla deg-degan banget. “Bentar ya. Ini susah ketu-“

Tas yang di paha Kyla diambil sama Mark dan ditaro ke dalem dashboard. “Focus on me, baby.”

Kedua mata mereka bertemu. Jantung Kyla udah gak tau kemana. “Bisa?” Lanjut si cowok.

“B-bisa.”

“Good.” Mark tersenyum tipis.

Kyla pun pindah ke pangkuan pacarnya, ia mengelus belakang rambut Mark. Kepala mereka perlahan mulai maju untuk berpagut.

Kedua tangan Mark mengelus punggung ceweknya, lalu memeluk pinggangnya. “Too good.” Ujar Mark sambil mengelus bibir bawah Kyla yang udah lumayan basah.

Kancing kemeja Kyla dicopot satu-satu sama Mark sambil mereka berpagut. Gerakan si cowok sangat lambat, bikin Kyla jadi sedikit gak sabar.

Saat kemeja yang Kyla pake udah dilepas, Mark mulai meremas dua buah milik si cewek dengan sensual.

Suka kebetulan emang. Selama perjalanan, Mark memasang lagu-lagu dari playlistnya dan tersambung ke radio.

Situasi seakan-akan menjadi lebih panas.

Kyla menahan desahnya saat remasan tangan Mark semakin kencang. Bibir si cowok juga lagi mendekor leher Kyla.

Jemari Kyla mulai mengelus leher Mark, sampe jakunnya membuat cowok itu menelan ludahnya.

Kedua orang ini masih aja berpagut. Iketan rambut Kyla dilepas sama Mark. “Let’s make love.” Ucap Mark saat Kyla udah ada di bawahnya.

“Mark.” Panggil Kyla.

Pipi Kyla dielus, “Yes, love?”

“Nevermind.”

Si cowok terkekeh pelan sebelum ia mulai mengecup pundak Kyla. Strap tank topnya diturun-naikin. “Cantik.”

“Aku masuk ya?” Izin Mark setelah celana dan boxernya udah turun.

Kyla mengangguk dengan senyum tipisnya. “Ahh..”

Kaos hitam Mark dilepas sama Kyla. “Fuuckk…” Jemari Kyla meraba dan mengelus badan si cowok yang semakin buff, membuat Mark mendongak.

Tempo mulai cepet.

Kedua tangan Kyla meremas punggung cowoknya. “Fuck.. Faster please..” Matanya tertutup rapat sangking sakit dan nikmatnya.

Pinggang Kyla diremas pelan sama si cowok. “Ah anjing enak… Shit..” Mark mendongak selagi menggigit bibir bawahnya.

Yang tadinya cepet jadi agak brutal.

Kyla memindahkan tangan Mark ke lehernya. “Fuck.. Sayang, kamu hot banget..” Ujar Mark, masih bergerak.

“Sssh aaah Minhyung…”

Nah. Mark sendiri sampe merinding dan itu yang membuatnya hilang kendali. “Anjing.” Mark yang tadinya mau nampa Kyla, ngelampiasin ke nyisir rambutnya ke belakang dengan agresif.

Keringet udah dimana-mana.

Mobil gerak sana-sini.

Very intense.

Lengan Mark diremas. “Mark, i’m gonna cum..”

“Me too, sayang. Ah..”

Keduanya mencapai puncaknya masing-masing.

Beberapa menit mereka gak ngomong sangking capeknya. Mark merebahkan dirinya diatas badan Kyla, tangannya bergerak ke paha si cewek untuk memijitnya sesekali.

Punggung sampe rambut belakang Mark juga dielus sama tangan Kyla.

“You did well, baby.” Si cowok setengah bangun untuk menatap Kyla. “Ah aku capek banget.”

“Pake hoodie aku ya? Aku ambil dulu ke belakang, and then kamu tidur.” Suara Mark sangat lembut.

“Perjalanan kesini kan gak jau-“

“I know, sayang. Aku muter-muter biar kamu enak tidurnya.” Kening Kyla dikecup.

Frenemies With Benefits #4

Gak ada yang tau kalo Seungmin diem-diem suruh Kyla ke hotel deket venue konser mereka. Si cowok juga ngambil kesempatan saat each member dikasih kamar satu-satu.

Karena emang yang tau cuman mereka berdua, Kyla sengaja gak ikut konser, sekedar nonton online di hotel.

Cewek itu udah berkali-kali bergumam sendiri kalo dia kesel sama Seungmin sangking hot dan mabok situasi di panggung.

Saat konser selesai, Seungmin langsung ngechat Kyla kalo dia udah on the way hotel. Tentu saja cewek itu deg-degan.

Bel pintu kamar bunyi, Kyla auto melepas hoodienya, sengaja emang. “Anjay, udah balik.” Ujar Kyla, sok kalem saat ngebukain pintu.

Sedangkan Seungmin ikut deg-degan pas ngeliat penampilan Kyla yang cukup terbuka. “Beneran kesini lo ternyata.” Mata Seungmin gak natap mata cewek yang ada di depannya.

Si cewek mendengus pelan, “Baik kan gue.” Ia jalan, ninggalin Seungmin yang masih checking her out lalu duduk di ujung tempat tidur. “Thanks.” Kata Seungmin selagi ikut jalan dan naro tasnya.

Posisi Kyla rada naik dan dia menumpu badannya dengan kedua tangannya. “Enak nih kasur.” Goda si cewek.

“Ck, jangan mulai.” Seungmin masih beres-beres.

Kyla tersenyum miring. “Lah emang intentionnya pengen kesana kan?”

Seungmin kembali mendecak lalu meniban tubuh Kyla jadi dia yang di atas. “Gue perhatiin dariawal gue masuk, mata lo salfok ke celana gue ya by the way.”

Awalnya Kyla diem aja tapi tiba-tiba kedua tangannya udah ngelingker di pundak si cowok. “Ya gimana enggak? Keknya size celana lo kekecilan dikit deh.”

Seungmin terkekeh, “Iya dah si paling tau size.”

Keduanya saling mengecup bibir satu sama lain dengan lembut namun cepat. “Gue gak suka.” Kata Seungmin, tiba-tiba.

“Hah? Apaan?”

“Lo.”

“Apaan sih?”

“Lo cantik.” Ujar Seungmin sambil menahan senyumnya, membuat Kyla salting. “Bacot.”

Si cewek menarik Seungmin agar keduanya berciuman. “Min, lo yakin gak bakal ada staff yang tau kalo gue disini?” Kyla menjauh sebentar.

“Yakin. Kalo pun ada yang tau, gue ada penjelasan kalo lo siapanya gue.”

“Emang apa?”

“Gak penting udah, gue mau lanjut.” Si cowok kembali mencium bibir sang cewek. Liptint cewek itu udah berantakan dan nyasar kemana-mana.

Dari bibir, Seungmin mulai turun untuk mendekor leher Kyla, membuat Kyla menjambak rambut belakang cowok itu dengan pelan.

Gak lama, posisi Kyla sekarang di atas. Sesekali ia bergerak pelan. “Ssh ah..” Si cowok nyaris mendongak.

Badan Kyla turun. Tangannya mulai membuka iket pinggang Seungmin. “Mau ini ya.”

“Fuck.. Go ahead, cantik..”

Setelah leather pants dan boxer si cowok lepas, mulut dan tangan Kyla bekerja sesuai ekspektasi sang cowok. “K-Kil.. Ahh…. Shit..” Terlalu nikmat, Seungmin akhirnya mendongak selagi menggigit bibirnya.

Rambut Kyla juga dijambak pelan.

“Ah Kil, fuck! Gue udah deket..”

“Nanti susah keluarnya Seungmin sayang.. Gue masukin yaa, kalo gak keburu banjir duluan gue.” Bales Kyla dengan nada yang sensual, Seungmin kaget.

Saat Kyla lagi membuka celana dan dalemannya, si cowok memegang pinggangnya agar tetap stabil. “Anjing, lo cantik banget dari bawah gini fuckk.” Puji Seungmin, Kyla bingung harus gimana, tapi dia lanjut mengadjust posisi.

Si cewek memejamkan matanya. “Min.. Ahhhh..”

“Ssshh.. Pelan-pelan aja Kil.” Paha Kyla dielus lalu diremas.

Kyla mulai bergerak dengan cepat, membuat Seungmin sempet ngegroan. “Fuckkk..” Ia menyisir rambutnya ke belakang.

“Min ahh..”

“Kalo udah gak kuat, gue yang gerak.. Ah shit..”

Masih aja Kyla berusaha untuk tetep gerak di atas, padahal kakinya udah perih. “Fuck.” Gumam si cowok, membantu pergerakan si cewek. Sesekali tangan Seungmin meremas kedua buah Kyla.

Setelah beberapa lama, Kyla akhirnya gak kuat. “G-gantian..”

Dengan pelan, Seungmin ngebalikin posisi jadi dia yang di atas. (Lagi.)

Pundak Seungmin diremas kencang sama kedua tangan Kyla. “Ahh faster.. Please..” Pinta sang cewek.

“Ah anjing.” Seungmin kembali mendongak, tangannya nyasar ke leher Kyla untuk mencekiknya.

Lama kelamaan, yang tadinya di leher, semakin naik, alhasil jemari si cowok diemut sama Kyla. Membuat Seungmin semakin hilang kendali. “Fuck, fuck.. Gue udah deket..”

“Seungmin.. Aaaahh..”

“Keluarin.” Pipi Kyla dikecup cepat.

Setelah sampai, mereka merebahkan diri sebentar. “Thanks for coming.”

“Kok thanks sih???” Walaupun Kyla masih ngatur nafas, masih aja ngegas.

“Thanks for coming lo kata apaan anjing? Makasih lo udah dateng kesini.” Si cowok tertawa pelan.

“Aduh apaan sih otak gue sialan.”

Gak lama, Seungmin menggendong tubuh Kyla ke kamar mandi. “Mandi bareng gue.”

“Gue bisa sendiri, Min.”

“Nurut aja udah.”

Frenemies With Benefits #3

Promosi lagi. Emang terkadang, Kyla suka visit. Entah karena diajak sama sahabatnya, Hyunjin. Atau karena kebutuhan Seungmin.

Kali ini, dia diajak sama Hyunjin. Emang dari nganter, udah bareng sama cowok itu. “Gaisss! Ada Kila!” Seru Hyunjin.

“Halo halo!” Sapa Minho. Dilanjut sama Bang Chan, “Duduk Ky… Ambil minum tuh kalo mau..”

“Hai kakk..” Jeongin ikut nimbrung.

“YUHU BRO!” Kyla diserbu sama Changbin. “Woi tete lo.” Si cewek bercanda membuat Changbin tertawa.

Situasi happy, tapi yang bikin gak happy, ekspresi Seungmin, ditambah dia gak nyapa sama sekali, malah ngalihin perhatian ke hal lain.

Jujur, Kyla mau sapa tapi gengsi setengah mati.

Dalam pikirannya sempet ada sesuatu tapi cewek itu gak mau kegeeran. “Eh, kalian gimana promosinya?? Lancar kan??” Kyla duduk tengah cowok-cowok.

Cowok yang jauh dari kerumunan di ruangan itu, ngencengin rahangnya pas obrolan mereka sampe bikin Kyla jadi sender sana sender sini.

Rasa ‘cemburu’nya ditahan sampe akhirnya, “Kil. Ditelfon sama adek lo.” Pergelangan tangan Kyla digenggam lalu ia ditarik ke ruangan kosong.

“Adeknya? Kenapa gak nelfon ke gue anjir??????” Muka shady Hyunjin membuat semuanya ketawa.

Sang cowok menutup pintu lumayan keras. “Apaan sih, Min??”

Seungmin terkekeh lalu tersenyum miring. “Ngapain lo tadi, hm? Suka ya duduk di tengah cowok-cowok terus nempel-nempel? Tau diri kek.”

“Tau diri? Maksud lo?”

“Gak enak diliat staff.” Jawab Seungmin, ngasal.

Gantian Kyla yang terkekeh kesel, “Gak masuk akal banget hahaha.. Minggir, gue mau lanjut ngobrol.”

Badan Kyla ditahan lalu diputer jadi dia terkunci sama badan Seungmin ke tembok. “Bisa denger gak?” Tangan Seungmin meremas pipi Kyla.

Si cewek menepis tangannya. “Lo gak punya otak ya? Gak bisa mindset lo dirubah kalo cewek bisa aja temenan sama cowok? Apa lo gak suka? Lo cemburu? Hm?”

Pipi si cewek ditampar lalu dicekik. “Mulut lo emang harus disumpel ya.”

Dan akhirnya bener kata Seungmin. Mulut Kyla disumpel sama mulutnya sendiri. Awalnya Kyla mau menghindar tapi abis itu dia keburu mabok situasi, alhasil keduanya makeout beberapa menit.

Sambil berpagut, tangan Seungmin satunya mengunci pintu. “Min..”

“Hm?” Jemarinya mengelus bibir bawah Kyla.

“Sorry for being a bitch.”

“At least you’re my bitch.” Sekali lagi, pipi Kyla ditampar sebelum Seungmin menggendong si cewek lalu ditaro di atas meja rias.

Outer Kyla dilepas dengan cepat, membuat Seungmin sempet salting. “Fuck.” Gumam cowok itu pelan.

Tangan Kyla menarik dasi hitam cowoknya untuk memperdalam ciuman mereka.

Selagi makeout, kedua tangan Seungmin meremas dua buah milik cewek itu. “Mmhh..”

Bibir Kyla mulai mendekor leher si cowok, sesekali menjilat dan mencium jakunnya, membuat Seungmin menjambak rambut Kyla pelan.

Dasi cowok itu dilepas lalu ia pake untuk mengikat kedua tangan Kyla ke belakang.

Celana dan daleman cewek itu dilepas, lalu jemari Seungmin mulai mengocok area sensitif Kyla. “Anjing, Min.. Aah pelan-pelan..” Kyla mendongak.

Seungmin menggigit bibir bawahnya sebelum bibirnya bertemu sama bibir Kyla yang dibawah itu. “Fuck!”

Si cewek sampe. “Kil, Kil. Lo bukan cuman enak dipandang ya, tapi emang dari dalemnya juga enak.” Puji Seungmin, sekilas mengecup pipi Kyla yang lagi mengatur nafasnya.

Badan Kyla diturunin dan diputer supaya bisa menghadap ke kaca. Seungmin pun membuka celana dan boxernya.

Leher Kyla dicekik dari belakang. “Enak, cantik?” Tanya Seungmin pas udah masuk.

“Fuck fuck fuck.. It feels so fucking good, sir..” Jawab Kyla, membuat Seungmin sangat puas.

“Sir..” Panggil Kyla dengan sangat lemas.

Si cowok nyaut, “Hm?”

“B-boleh gak lepas dasinya?”

Cowok itu tersenyum miring. “Liat gue dulu dari kaca. Baru gue lepas.” Ia masih bergerak dengan cepat.

Dengan susah payah, Kyla membuka matanya dan menatap Seungmin lewat kaca.

Gak lama, dasi hitam itu lepas dari tangan Kyla. “T-thank you, sir..”

“You’re being such a good girl now, hm?” Paha samping Kyla dielus sebelum cowok itu mencium Kyla.

Tangan Kyla menjambak rambut belakang Seungmin selagi keduanya kembali berpagut dengan dalam.

“Anjing..” Seungmin yang udah mau keluar, mendongak.

“Sir.. I’m gonna cum..”

“Fuck.. Me too..”

Finally, mereka sampe.

Nafas udah gak ada yang bener.

Kyla dipakein celananya lagi lalu digendong supaya bisa tiduran di sofa di ruangan itu. Lebih tepatnya di paha Seungmin. “Maaf, maaf, gue terlalu kasar ya?” Ia mengelus rambut Kyla.

“It’s okay. Lo lagi stress ya makanya lo kasar?”

Si cowok terdiam sebentar. “Pokoknya maaf kalo lo kesakitan. Gue bawa koyo kok.”

Mulut Seungmin ditampol pelan. “Inisiatif mijit kek anjing.”

“Lah?”

“Btw, gue enak dipandang?”

“Bacot lo.”

Gak lama abis mereka bercandaan + adu bacot, mereka masuk ke ruangan awal. “Guys, abis darimana?” Felix langsung notice.

“Abis nemenin dia ke adeknya bentar.” Jawab Seungmin.

“Ooohh.. Okay then.”

Han sempet nimbrung juga. “Pantes lama yak.. Padahal lagi seru ngobrol tadi.”

“Maaf dadakan guys.. Kalo mau lanjut nongki, gue ikut deh.”

“Mantap!” Seru Changbin, tiba-tiba.

Frenemies With Benefits #2

Jarang banget Kyla yang nyamperin si cowok. Kali ini dia iseng ngintip ke studio recording yang isinya cuman dia sama Han.

Sebenernya ada alesan sih kenapa dia ke gedung.

Pas Kyla masuk, si cowok jelas aja kaget (dan semangat) banget. “Kil?? Ehem.. Kil, ngapain lo tiba-tiba kesini?” Seungmin mengangkat satu bagian headphonenya. “Pengen liat aja sih. Gue tadi abis diajak makan sama Hyunjin.”

Jujur aja hati Seungmin agak panas abis denger jawaban Kyla. “Ooh.. Yaudah.”

“Makan apa Kil? Kok gak ngajak siii??” Han nimbrung membuat Kyla terkekeh. “Hehe yaudah kapan-kapan ikut aja, tadi pagi dia ngajak soalnya.”

“Okayyy.. Yaudah ini Seungmin mau lanjut recording udah mau selesai, lo kalo mau disini boleh loh.” Han dengan ramah, nawarin.

Karena gak enak, Kyla nolak. “Eh udah gapapa kalii.. Gue dulu-“

“Kil, itu sofa kosong.” Ujar Seungmin, tapi tatapannya ke kertas yang lagi dia pegang.

Dengan berat hati, Kyla duduk juga akhirnya. Lumayan, free performance dari temannya itu.

Bener aja, gak lama setelah itu, Han balik duluan karena masih ada kerjaan lain. Menyisakan dua orang ini.

Kyla terus memainkan hapenya, sedangkan Seungmin duduk di sebelahnya, lagi minum air.

Sebenernya si cewek rada deg-degan dengan keadaan sekarang. Tapi udah pasti dia gengsi buat ajak ngomong bahkan ngeliat Seungmin.

Sayang banget, Seungmin salfok sama layar hape Kyla yang lagi swipe right swipe left di dating app.

Hape itu diambil sama Seungmin. “Ada gue loh?”

“Ya.. Terus?”

“Ya ngobrol kek.”

“Idih, orang musuhan juga kita.”

“Anjir sakit banget gak dianggep temen.” Si cowok acting sakit hati, Kyla tertawa pelan. “Canda elah. Sini hape gue.”

“Gak.”

“Sini.” Kyla berusaha buat ngambil hapenya yang Seungmin pegang. Salah satu tangan si cowok yang megang naik, menghindari tangan Kyla.

Sampe akhirnya Seungmin cepet-cepet naro hape Kyla di meja sebelah sofa, lalu mendorong cewek itu supaya tiduran. “Min?”

Seungmin terkekeh pelan, “Kalo diliat-liat, cakep juga lo ya.” Ia membasahi bibir bawahnya.

“Thanks..(?)”

Langsung aja Seungmin turun untuk mencium bibir sang cewek. Badan cowok itu mau didorong sama Kyla tapi tangannya ditahan.

Lama kelamaan cewek itu jadi keenakan ciuman. “Enak kan?” Goda Seungmin.

“Apaan sih?” Dada Seungmin dipukul pelan.

Mereka kembali berpagut.

Tangan Seungmin mulai nyasar ke leher Kyla untuk mencekiknya. Sekalian memperdalam ciuman mereka.

Kaos hitam Seungmin dinaikin sedikit supaya Kyla bisa meraba dan mengelus abs milik si cowok. “Anjing.” Si cowok mendongak.

Badan Seungmin dia turunin lebih lagi supaya Kyla bisa mendekor canvas kosong. Walaupun masih ada bekasnya sedikit di dada.

Sampe akhirnya Seungmin gak kuat karena Kyla menjilat jakunnya, ia melepas celananya dan celana Kyla. “Fucking slut.” Pipi Kyla ditampar.

“Fuck.. Min.. Your dick is getting bigger.. Kayaknya gue gak sang-“

“Gue tau lo suka. Udah mending diem aja.” Si cowok mengecup bibir Kyla sekali lagi.

Takut ketauan, Kyla menutup mulutnya dengan salah satu tangannya. Tapi dengan cepat, Seungmin mengambil tangannya dan dikecup. “Gue pengen denger desahan merdu lo, boleh?”

“Aahh.. Takut.. K-ketauan..”

“Ketauan siapa, cantik? Inget, ini studio.” Pipi dan leher Kyla dikecup cepat.

“Ahh fuckkk.. Min..” Rambut belakang Seungmin dijambak.

Cowok itu membasahi bibir bawahnya kembali lalu mendongak.

Tempo pinggulnya semakin kenceng dan cepet, Seungmin juga sambil ngedekor leher Kyla.

“Min udah deket..”

Cowok ini lagi mode iseng, ia sengaja melambatkan temponya. Membuat Kyla auto ngerengek, “Please daddy please.. Faster..”

“Holy fuck. Anjing lo hot banget.. Sshh shit..” Seungmin auto mempercepat sampe sofa itu bunyi.

Sekali lagi, Seungmin menampar lalu mencekik Kyla. Si cewek memasuki jemari cowok itu ke mulutnya, semakin membuat Seungmin turned on. “Kil fuck… Anjingggg ahhh..” Ia menyisir rambutnya ke belakang.

Dua buah milik Kyla diremas sama tangan Seungmin satunya. “Min fuck..”

Sampe juga.

Keduanya ngatur nafas selama beberapa menit. Seungmin membuka suara, “Kil. Lo boleh nginep di apart gue dulu gak?”

“Hah.. Hahh… Aduh.. Bentar.” Cewek itu masih struggling.

Dengan peka dan cepat, Seungmin ngambil botol minumnya dan dikasih ke Kyla. “Nih minum cepetan. Sorry tadi gue kasar.”

“Udah biasa.” Jawab Kyla dengan suara seraknya.

“Hah??? Udah biasa????”

“Sama lo anjing.” Bales Kyla sebelum ia meneguk airnya.

Seungmin menghela nafas lega. “Kaget gue.”

“Jadi gimana?” Lanjut cowok itu.

Kyla sempet bingung. “Buat apaan anjir? Kita baru aja nganu disini gila.”

“Lagi nanti malem Kil. Lo hot banget anjing tadi jari gue lo emutin git-“

“Bacot gak usah dimention anjing.” Paha Seungmin dipukul.

Cowok itu meringis pelan, “Sekalian nih lo emutin.” Tangan Kyla diarahin ke area juniornya.

Kyla yang iseng, meremasnya pelan membuat Seungmin gak sengaja ngeluarin suara. “Anjing. Lo gila ya?”

Reaksi cowok itu membuat Kyla tertawa ngakak. “Bangsat HAHAHAHA..”

Ya pagi-pagi sih.. Kyla bangun di kasur Seungmin..

Frenemies With Benefits #1

Mana ada sih orang kalo kerja gak stress? Apa lagi ditambah masalah dari luar pekerjaan. Itu yang dirasain Seungmin. Too much to handle lah intinya.

Emang udah biasa, cowok ini curhat ke Kyla. Pasti selalu larinya ke dia.

Keduanya bertemu di dorm yang lagi kosong. “Hi Kil.” Sapa Seungmin (yang lagi duduk di sofa) saat Kyla buka pintu.

“Oit.” Si cewek menaruh tasnya di lantai. Ia menghampiri Seungmin yang masih man spreading.

Seungmin membuka kedua tangannya, “Sini sini.”

Kyla langsung mendarat ke pelukannya saat udah duduk di pangkuan cowok itu. Saling berhadapan. “Kenapa coba lo? Mau nganu doang?” Ledek Kyla sambil mengelus belakang rambutnya.

“Pusing banget anjing gue sama orang-orang di dunia ini. Kek tolol semua yang gue hadepin hari ini.” Si cowok menghela nafas.

“Lah, gue dong? Kan gue orang.” Kyla menjauh sebentar biar bisa ngeliat Seungmin.

Cowok itu menahan senyumnya, “Lah enggak dong. Kan lo malaikat.”

“Malaikat pencabut nyawa.” Lanjut cowok itu, dadanya dipukul pelan. “Tai.”

Keduanya sempet ketawa pelan lalu seketika hening, mata Seungmin salah fokus, malah ke bibir Kyla. “Shade baru tuh?” Ia membasahi bibir bawahnya.

“Anjir? Kok tau?”

“Kek darah jir hahaha, keknya lebih enak diberantakin.” Jemarinya mengelus bibir bawah Kyla.

Akhirnya si cowok maju untuk memagut bibir si cewek. Itu liptint yang mustinya gak bleber malah bleber banget kemana-mana. Rahang Kyla dipegang sama tangan Seungmin.

Saat ciuman mereka semakin dalam, Kyla mulai bergerak diatasnya. “Mmh.” Si cowok melenguh pelan.

Kyla tersenyum miring di sela-sela kegiatan mereka.

Kedua tangan Seungmin membantu pergerakan pinggulnya, sesekali meremas dan memukul bokong si cewek.

Gak lama, Kyla turun ke sela-sela paha sang cowok, celananya dilepas, sekaligus boxer cowok itu. “Anjing.” Rambut Kyla auto dijambak.

Tangan dan mulutnya bekerja dengan sangat bagus dan enak. Kalo kata Seungmin.

Si cowok memejamkan kedua matanya. “Shit.”

Ia mendongak sambil menggigit bibir bawahnya. “Kil anjing.. Enak banget fuck..”

Saat Seungmin udah deket, Kyla menjauh.

Badan Kyla tiba-tiba udah ada di bawah Seungmin, sebelum kedua tangan cewek itu ditahan sama tangan Seungmin, si cowok melepas kaos hitamnya dengan cepat.

Lalu ia melepas celana dan daleman sang cewek.

Seungmin memulai hentakannya. “Iseng banget sih lo.” Ia terkekeh, padahal udah terengah-engah banget.

“Aaaish..” Kyla gak bisa ngapa-ngapain selain mendesah.

Hentakan dariawal udah kenceng banget. “Enak, Kil?”

Balesan Kyla cuman anggukan kepalanya. Membuat Seungmin menampar pipinya lalu mencekik lehernya. “Enak, Kil?” Ia menekan kata-katanya.

“E-enak, Min… Sshh aaahh.. Please lepasin ini tangan gue anjinghhh-“ Kyla memejamkan matanya sangat rapat sambil mendongak.

Sekilas, Seungmin mengecup lehernya. “Seruan gini.” Ia lagi-lagi terkekeh.

“Please..” Kyla berusaha setengah mati buat buka matanya supaya bisa ngasih sang cowok ‘needy eyes’nya.

Seketika, Seungmin melemah. Ia melepaskan kedua tangan Kyla. Membiarkan tangan cewek itu meremas pundaknya sendiri dengan kenceng.

Mereka lanjut berpagut.

“Min.. Gue u-udah deket..” Air matanya keluar.

“Fuck..” Gumam sang cowok, ngos-ngosan. Ia mendongak.

Kaos Kyla dinaikin lagi supaya gak ganggu.

Hentakan semakin cepat. Punggung Seungmin udah pasti ada bekas tangan Kyla.

And… Mereka mencapai puncak gak lama setelah itu.

Tadinya Seungmin mau rebahan sebentar di atas Kyla, tapi cewek itu dengan cepat mendorong badan Seungmin. “Minggir ih.”

“Kil gue capek. Bentar aja.”

Kyla menghela nafasnya. “Gak lama-lama jing. Gue juga capek.”

“Sori elah kalo kasar.”

“Hm.” Jawab Kyla dengan dingin.

Saat kepala Seungmin udah di ceruk leher Kyla, ia menahan senyumnya. “Wangi.” Ujar Seungmin.

“Apa?”

“Hah? Enggak.”

Bener aja, setelah itu Seungmin bersih-bersih. “Lo mau gue anterin pulang atau gimana?”

“Gue dijemput cowok gue.”

“Hah?” Si cowok auto noleh ke Kyla.

Kepalanya ditampol pelan, “Canda elah. Cemburuan banget sih lo ih geli gue.”

“Bacot. Awas lo iseng lagi, kita nganunya berdiri nanti.”

“Anjing.”

Si Paling Ex : 9

Terjadi sesuatu yang gak mengenakan dari dua orang ini. Kyla sempet dichat sama cowok yang cukup freak, Renjun yang gak sengaja baca, negur.

That’s why mereka jadi agak salah ngerti disitu. Makanya jadi perang dingin beberapa hari.

Si cowok tiba-tiba dapet chat, “jun. gue nanti izin ke apart lo. pgn ngambil tas yg ketinggalan.”

“ya.” Renjun bales.

Dikirain, Kyla bakal langsung kesana gak lama setelah itu, tapi karena ada urusan diluar, dia ke apart Renjun pas banget pas si cowok pulang kerja.

Setelah Kyla masuk ke kamar Renjun di apart, dia langsung ngambil tasnya itu.

Baru pengen jalan kearah pintu, Renjun masuk. “Kil?” Muka si cowok keliatan dingin banget, tapi kaget.

“Gue udah ambil ya, maaf ganggu. Gue langsung pulang.” Si cewek permisi mau jalan, tapi kedua pundaknya ditahan sama kedua tangan Renjun. “Stay disini.”

“Jun-“

“Stay. Udah malem.” Nadanya sangat mengintimidasi, padahal dia kalem-kalem aja. “Gue udah biasa pulang jam segini, setengah sepuluh doang.”

Pundak Kyla sekilas dielus, “Kil. Dengerin gue, bisa?”

Kyla hanya menatap Renjun dengan bingung. “Yaudah, gini deh. Gue minta tolong ke lo, anterin atau gak nemenin gue pulang.” Kyla masih aja berusaha.

Si cowok mendecak, “Bisa gak jangan ngelawan? Lagian gue capek. Besok gue anterin.”

Cewek yang di hadapan Renjun menghela nafas. Gak lama, Renjun membuka suara, “Lo masih marah sama gue?”

“Gue berusaha mau lupain tapi masih panas.” Jawab Kyla, matanya kemana-mana. (Mungkin salting juga karena penampilan Renjun).

“Liat sini.” Dagu si cewek dipegang. “Gue minta maaf kalo emang gue main negor aja. Gue gak sengaja ngeliat handphone lo.”

Rasa panas di Kyla mulai menurun. “Iya. Sorry juga gue marah sama lo sampe berhari-hari.”

Si cowok memeluknya erat. Tangannya sempet meraba bokong gadisnya sampe Kyla gak sengaja ngeluarin suara, tentu saja si cowok kaget. “Kenapa lo?”

“Jun.”

“Apa?”

“Lo.. Ganteng banget sekarang. Gue nahan ngomong itu daritadi.” Jantung Kyla berdebar begitu cepat.

Smirk andalan si cowok keluar, “Oh gitu?”

Kyla ngangguk-ngangguk.

Renjun ngide sendiri. “Makasih ya, cantik. Gue mau mandi dulu.”

Awalnya pas Renjun jalan, Kyla sempet membeku tapi akhirnya ditahan. “Jun.”

“Hm?”

“Mau.”

“Mau apa?”

“Kiss.”

Seketika Kyla udah ada diatas pangkuan Renjun, di sofa. “Kiss atau makeout?” Ledek Renjun.

“Iya, salah ngomong gue tadi. Makeout mustinya.” Kyla setengah bercanda.

Paha samping sampe akhirnya ke bokong Kyla dielus lalu diremas dengan keras. “Ah Jun.”

“Lo sehorny itu sampe daritadi ngedesah terus?” Jemari si cowok menyisir rambut Kyla ke belakang kupingnya.

Pinggul Kyla mulai bergerak, kali ini udah agresif dariawal. “Enak Jun..”

“Enak, hm?”

“Fuck..” Kepala Kyla berada di ceruk leher si cowok.

Akhirya, bokong si cewek ditampar. “Nasty whore.”

Kedua tangan Renjun membantu pergerakan pinggul Kyla.

Gak tau apa yang terjadi sama Renjun, tapi dia bisa tahan untuk gak keluar.

Kyla sendiri heran. “Ahh please, mau keluar Jun….”

“Keluarin lah, sayang.” Ia menyisir rambutnya ke belakang.

Saat Kyla mencapai puncaknya, ia mendongak sambil meremas pundak Renjun. “Tadi padahal kamu marah sama aku.” Untuk kesekian kalinya, Renjun ngeledek.

Sedangkan si cewek lagi mengatur nafasnya, masih mendongak. Jujur aja, Renjun tergoda buat ngesquish dua buah milik Kyla yang persis di depan mata dia.

Ya ngambil kesempatan lah ya..

Bibir bawah Renjun, ia gigit sendiri. “Holy fuck..” Ujarnya sambil meremas kedua milik Kyla.

Baru selesai desah, dibikin lagi.

Gak lama setelah itu, Renjun memutar balik posisi jadi dia yang diatas.

Celana Kyla dibuka, jemarinya mulai masuk ke area sensitif Kyla. Tangan si cewek menutup mulutnya sendiri. “Mmh- Fuck..”

“Enak, cantik?”

Susah ngomong, Kyla ngangguk. Membuat Renjun menampar pahanya. “Gak bisa ngomong ya kamu?”

Kyla gak tau harus gimana. Dia bener-bener kaget ngeliat sisi Renjun yang baru. “E-enak, Jun- Aaah..”

Dengan suara serak, Renjun ngomong, “Good girl.”

Pergerakan jemari Renjun semakin cepat, dia udah tau kalo Kyla udah deket, makanya dikeluarin. “Jun?!”

“Belom mulai ke main game sayang, masa kamu udah keluar dua kali?” Inner thighs Kyla dicium.

“Jun aku udah deket, ck ah.”

Leher Kyla dicekik, “Needy fucking girl.”

Udah gak tau berapa kali Kyla ngerengek. “Jun, please.. I want your dick.”

Renjun terkekeh dan menggigit bibir bawahnya sebelum ia membuka celana + boxernya. “It’s been a long time, ya?” Si cowok menghentakan pinggangnya dengan keras. Dan dalam.

Kedua mata Kyla tertutup rapat. “Fuck.. Enak banget..”

Si cowok membuka baju dan bra Kyla. Mulutnya mulai mengemut nipplesnya. Desahan merdu Kyla terdengar. “Ahhhh fuuuuck!”

“Jun, faster..”

“Beg.”

“Faster, please.. Daddy.” Kayaknya pertama kalinya Kyla manggil Renjun dengan panggilan itu.

Si cowok auto ngegroan, sekilas mendongak. Hentakannya auto dicepetin.

Sofanya udah gak ada bentuk at this point.

“Fuck, aku udah deket..” Ujar Renjun, sesekali mengecupi kening Kyla.

“Ah shit mau keluar..” Kata Kyla sambil menjambak rambut si cowok.

“Then cum. I will clean it up, sekalian makan malem.” Renjun terengah-engah namun masih bisa terkekeh.

Sampe juga.

Sebelum bener-bener selesai, Renjun beneran bersihin pake mulutnya. Lagi-lagi Kyla mendesah lumayan kenceng.

Suaranya udah mau abis.

Gak lama, Kyla membuka kedua tangannya, “Mau peluk.” Cewek itu ngepout.

Renjun langsung menuruti permintaannya. “Mau maafin aku gak?”

“Udah aku maafin, Renjun sayanggg..”

“Bukan itu. Maafin karena aku kasar tadi.” Ceruk leher Kyla dikecup pelan.

“Gapapa. Aku suka.”

Makin ngerasa bersalah karena suara Kyla yang udah lumayan abis, Renjun mengelus kepala sampe pipi. “I’m sorry for your voice. Bentar, aku ambilin air. Nanti aku bilasin yaa terus kita makan bareng ya. Aku masak.”

“Iya Jun, makasih yaaa. Btw akhirya kamu masak hehe.”

Si cowok mengecup bibirnya sebelum bersih-bersih.

Si Paling Ex : 8

Emang paling enak tuh kalo kerja tapi gak begitu padet tapi lebih ke santai. Kyla yang lagi gak kerja, nemenin sang mantan ke gedung.

Dariawal mereka udah simp over each other banget. Rambut Renjun yang hitam udah mulai memanjanh sedangkan warna rambut Kyla yang membuatnya terlihat lebih cantik. (Walaupun aslinya ganteng).

Setelah makan siang, mereka masuk ke ruangan yang gak ada siapa-siapa.

Si cowok duduk di sofa duluan, “Pangku, sini.”

Kyla nurut-nurut aja.

Kedua tangan cewek itu melingkar di pundak Renjun. “Kil.”

“Apa?”

Renjun mengelus pipi sampe ke dagu Kyla. “Cantik. Gue suka rambut lo.”

Muji balik salah satu cara terbaik untuk nutupin salting. “Thank you.. Lo juga, ganteng banget. I love your hair length.

Si cowok terkekeh, “Makasih cantik.”

Mata mereka saling menatap, perlahan kedua wajah mereka maju untuk berpagut.

Tangan Kyla mulai menjambak rambut belakang sang cowok, membuatnya melenguh pelan.

Outer Kyla dibuka, menyisakan dia dengan sports bra hitamnya. “Jun, belom dikunci..”

“Udah, sayang. Gak sadar ya?” Si cowok tertawa pelan, Kyla menahan senyumnya sebelum mereka lanjut berpagut.

Gak lama, Kyla melakukan hal yang sama. Sweater Renjun dilepas, jadi cowok itu hanya memakai kaos putih.

Saat bibir Renjun mulai mendekor leher dan dada gadisnya, Kyla mulai ngegrind. Awalnya pelan tapi lama-lama jadi nafsu.

Si cewek sedikit mendongak dan mendesah dengan pelan, salah satu tangannya masih menjambak rambut Renjun. “It feels good..” Ujar Kyla.

Renjun semakin keras. “Fuck.” Gumam Renjun, terengah-engah.

Keduanya lanjut berpagut.

Bibir Kyla yang udah gatel, pindah ke leher Renjun. Jakun si cowok yang tajem itu dicium lalu dijilat. “Yum.” Senyuman miring terpampang di wajah Kyla.

Reaksi si cowok, ia menggigit bibir bawahnya selagi menjambak rambut Kyla.

She’s still grinding.

Gak tahan, Renjun membuka celananya. “Sayang.” Panggil Renjun.

“Hm?”

“Liat, udah sekeras ini. Gara-gara kamu.” Ujar Renjun, suaranya sensual.

Kyla setengah ngeledek, “Terus? Aku masih seru nyiumin leher kamu.”

“Please suck me off. Abis meeting nanti, kita lanjut di mobil. I’m going rough tonight.” Rambut si cewek dirapihin sama jemari Renjun.

Dengan cepat, Kyla turun ke sela-sela kaki Renjun. Jeans milik si cowok sedikit lebih diturunin.

Tangan Kyla mulai bekerja. “Gini?”

Sekilas, cowok itu mendongak. “Fuck.. iya.”

Tatapan Renjun ke Kyla yang mulai bekerja dengan mulutnya sangat dalam.

Rambut si cewek dijambak, cukup kenceng. “Jun.. Sakit.. Jambaknya jangan kenceng-kenceng.” Pinta Kyla dengan doe eyesnya.

“Aah iya- Sssshh fuckkkk..” Renjun udah fully mendongak. Tapi tetep berusaha untuk menatap Kyla.

Gak lama, puncak kepala Kyla dikecup. Rambutnya kembali dirapihin sama Renjun. “Anjing.. Aaah.. Enak banget mulut kamu.” Si cowok terkekeh di keadaannya yang lagi ngos-ngosan.

“Cepetin Kil..”

“Shittt.. Good girl..”

“Aku udah deket- Fuck.”

Si cewek tersenyum miring. “Keluarin, ganteng.”

“Ah anjing!” Si cowok mendongak.

Ia mengatur nafasnya lalu duduk biasa, sedikit bungkuk untuk mencium Kyla, salah satu tangannya di leher cewek itu. “Terima kasih cantik.”

“Sama-sama, Jun.” Rambut Renjun diacak pelan sama jemari Kyla.

“Gak ingkar janji ya nanti malem?” Lanjut Kyla.

Renjun tersenyum, “Iya, enggak.. Ayo bangun, aku ambilin minum.” Kepala Kyla dielus.

NaKil : FWB Relationship.

Chattan yang cukup intense tadi membuat kedua orang ini diem-diem gak sabar buat ketemuan. Yang disayangkan, Jaemin gak langsung pulang.

Kyla nyaris ketiduran setelah ia meminum segelas soju. Tapi ada suara bel pintu kamar. “Sayang?” Jaemin masuk dan menutup pintu, lalu menggantung tasnya.

“Hi, Na.” Kening Kyla dikecup saat ia berdiri dari duduknya.

Gak pake lama, bibir Jaemin mendarat di bibir sang pacar karena dia sendiri juga gak tahan ngeliat Kyla cuman pake hoodienya. “Soju?” Tanya si cowok yang dijawab dengan anggukan.

Pipi Kyla ditampar. “Kamu ya, kalo lagi horny banget, larinya ke soju terus.” Ujar Jaemin, ia terkekeh.

Tubuh Kyla seketika udah terbanting ke kasur. “Punya celana pendek tapi gak pernah dipake.” Paha Kyla ditampar. “Ah Na!”

Gak lama, hoodie yang dipake Kyla dilepas. “Sengaja gak pake beha?” Tanya Jaemin, tatapannya sangat tajem. “A-aku-“ Belom juga selesai ngomong, leher Kyla udah dicekik.

Keduanya kembali berpagut.

“Slut.” Si cowok memisahkan dirinya sebentar lalu balik ke bibir sang pacar. “Daddy..” Panggil Kyla.

“Mau apa? Hm?” Tangan Jaemin meremas salah satu buah milik Kyla.

“Ahhh… Mau dimasukin..” Si cewek mendongak.

Pipi Kyla ditampar kembali. “Ngomong yang jelas.”

“Please daddy… I want you..” Pundak Jaemin diremas saat tangannya mulai meraba bagian bawah Kyla.

“Needy whore dasar. Gue mau masukin jari gue dulu.” Tubuh Kyla merinding.

Si cowok pindah ke sela-sela paha Kyla, sangking gak sabarnya, dia ngerobek daleman si cewek. “Na..”

“Diem.” Jemarinya mulai bermain.

Ahhhh.. Fuck…. AAAHH…

Desahan Kyla membuat cowoknya semakin keras. “Fuck.” Gumam Jaemin, pelan.

“Daddy i’m close- Ah! Na?!” Sebenernya udah tau bakal dikeluarin jarinya sebelum ia sampe, tapi ya udah pasti tetep ngeluh.

Paha Kyla kembali ditampar. “Kenapa? Gak suka gue keluarin?”

Air mata Kyla terjatuh di pipinya. Membuat sang cowok menghela nafas dan mengusap air matanya lalu mengecup pipinya.

Setelah Jaemin udah full-naked, ia langsung memulai hentakannya dengan sangat kencang.

Punggung si cowok banyak bekas, entah karena diremas atau dicakar pelan. “Keep going daddy..”

“Na, faster please ah shit… Enak banget lo.. Fuck..”

Gak tau udah keberapa kali, Jaemin menggigit bibir bawahnya. “Lo hot banget anjing.”

Jaemin menyisir rambutnya ke belakang dengan agresif. “Aish ahhh…”

Leher Kyla mulai didekor, hentakan cowoknya gak melambat.

Rambut belakang Jaemin dijambak. “Bangsat…” Gumam cowok itu dengan pelan.

“Daddy… Udah deket.”

“Keluarin, sayang.” Kening Kyla kembali dikecup.

AHHH!

Anjing!

Kyla menutup matanya sedangkan Jaemin mendongak sambil menggigit bibir bawahnya setelah itu.

Nafas udah beneran gak teratur.

Jaemin merebahkan dirinya diatas Kyla, si cewek memeluknya dari bawah. Sekalian mengelus punggung sang cowok yang udah keringetan banget dan perih.

Setelah nafas Jaemin udah mulai normal, ia setengah bangun untuk melihat keadaan Kyla. “Sayang.. Kamu gapapa aku kayak tadi?”

“Hah… Hah… Gapapa Na..” Si cewek masih mengatur nafasnya.

“Aku minta maaf ya punggung kamu jadi banyak bekas cakar..” Lanjut Kyla, ia ngepout membuat Jaemin tersenyum. “It’s okay. Aku tau lebih sakit di posisi kamu.”

Keduanya saling menatap.

“Kil.”

“Hm?”

“Tadi aku bilang, malem ini kita gak tidur kan?”

Si Paling Ex : 10

Masih ada kerjaan, Kyla gak ikut nemenin Renjun perform hari ini. Awalnya masih santai-santai aja dan berjalan seperti biasa.

Sampe Kyla iseng buka sosmed yang isinya preview Renjun, Kyla tau pasti dia gak langsung pulang. Cewek itu langsung ngechat mantannya. “jun, lo mabok stage bgt?

mksd lo? gue hot bgt ya tadi hahah

pulanggg ke apart gue pliss

Si cowok mulai menjauhi kerumunan. “ntar dulu cantikk

yaudah, gue main sendiri. ntar gue kirim hasilnya ;)

Si cowok langsung mengeraskan rahangnya, kepikiran udah pasti karena dia masih belom bisa pulang.

Setelah nunggu sejam yang menurut Renjun (sama Kyla juga) satu tahun, si cowok bisa pulang. Keadaan junior si cowok udah mulai keras karena foto yang dikirim Kyla.

Setelah sampai di apart si cewek, dia langsung mencari keberadaan Kyla yang ternyata baru keluar dari kamar mandi. “Eh, udah dateng.” Ledek si cewek.

“Ck. Ngapain sih lo kek gitu?” Renjun mendecak sambil menaruh tasnya.

“Kek apa?” Kyla terus menggoda Renjun yang tatapannya udah beda, dia pura-pura gak deg-degan.

Perlahan, Kyla jalan ke arah Renjun, lebih tepatnya di deket kitchen island. “Lo marah sama gue cuman karena foto yang tadi?”

Si cowok membuka jaket merah maroonnya, lalu menyuruh Kyla tanpa menjawab pertanyaan cewek itu. “On your knees.”

Kyla sempet diem, tapi pas dia ngeliat Renjun tatapannya tajem, dia langsung nurut.

Sebelum Kyla mengikat rambutnya, Renjun udah bantu megangin duluan. “Tau kan harus ngapain?” Tatapan Renjun dari atas bikin Kyla semakin deg-degan.

Mulut dan tangan si cewek bekerja dengan sangat baik, “aah fuuuckk..

Kyla puas ngeliat Renjun yang akhirnya mendongak sambil menggigit bibir bawahnya. “fuck aah.. enak banget..

Urat di leher Renjun mulai keliatan, Kyla yang tau dia udah mau keluar, iseng gak lanjut, dia berdiri sambil mengusap mulutnya. “Kil?”

Si cewek bales, “Apa? Lo mau nganu sama gue kan? Nanti susah kerasny-“

Pipi Kyla ditampar sama tangan Renjun. “Lo mancing gue biar bikin lo nangis? Hm?” Lanjut, pipi Kyla diremas kenceng.

Jarak mereka sangat dekat. “Punya mulut gak? Bisa jawab kan?” Tanya Renjun lagi.

“B-bisa, Jun.”

Renjun terkekeh lalu memutar balik badan Kyla ke kitchen island sebelum dia membuka celananya. “No panties?” Renjun menaikkan salah satu alisnya.

“Jun- Ah!” Bokong Kyla ditampar tiba-tiba sama Renjun.

Jemari Renjun mengusap area bawah Kyla, “Hmm, basah ya..”

Si cewek merapatkan bibirnya. Dengan susah payah dia ngomong, “Jun, please masukin. I beg you, please..”

“Masukin apa, sayang? Jari aku atau-“

“Your dick please, please daddy..” Ucap Kyla yang sangat desperate.

Renjun kembali terkekeh, “Like this?” Tanya si cowok sambil masukin juniornya dengan agresif.

Desahan Kyla terdengar lumayan kenceng. “Fuck!

Renjun udah gak tahan ngeliat Kyla, dia menghentakan pinggulnya sesuai kemauan Kyla. Hard, deep, and fast.

ahhhhh it feels so good..” Kyla memejamkan matanya.

ah anjingggg..” Renjun terus menggigit bibir bawahnya.

Leher Kyla dicekik dari belakang sama tangan sang mantan, “Fuck aku udah deket..” Ujar Kyla.

“Keluarin sayang..” Bokong Kyla diremas.

Keduanya pun mencapai puncaknya masing-masing.

Gak ada yang buka suara selama beberapa menit. Mereka cuman ngatur nafas.

Kyla kira udah selesai makanya dia kaget banget pas tiba-tiba Renjun ngangkat tubuh cewek itu ke kamar dan dibanting ke kasur. “Jun?”

“Aku belom selesai.” Cowok itu tersenyum miring.

Si cowok turun untuk ke sela-sela paha Kyla. Lidah dan jemarinya bekerja, gantian. “ahh, ahh Jun fuck..” Rambut Renjun dijambak.

Kali ini jari si cowok yang gerak karena Renjun sendiri mau memagut bibir Kyla yang udah gak tau harus gimana.

Renjun udah tau Kyla bakal nyampe makanya dia langsung mengeluarkan jemarinya lalu dia mengisapnya depan muka Kyla.

Air mata yang terkumpul sedari tadi, jatuh ke pipi Kyla, dua orang ini masih saling menatap.

Tangan Renjun mengelus pipi Kyla. “Mau lanjut?”

Kyla cuman bisa ngangguk.

“Kamu yang di atas atau aku?” Tangan Renjun lanjut mengelus leher, lengan, dan dada milik Kyla.

Si cewek menelan ludahnya, “Aku yang di atas.”

Posisi udah mereka atur sendiri, Kyla mulai bergerak setelah itu. Dengan bantuan kedua tangan Renjun juga di pinggangnya.

Si cewek yang udah mabok situasi lagi, melepas tank topnya. “Sssh you look so fucking hot.” Puji Renjun sambil meremas dua buah milik Kyla.

Cewek itu bergerak semakin kenceng. “fuckk, you’re so good..” Renjun menggigit bibir bawahnya selagi ngeliat ke Kyla dan area mereka berdua yang lagi nyatu.

Sangking enaknya, Kyla meremas buahnya sendiri. Dengan terpaksa, Renjun memutar balik posisi jadi dia yang di atas, terlalu turned on sama Kyla.

Pundak Renjun diremas, “ah faster please..

sir i’m cumming…” Ujar Kyla sambil mendongak, Renjun ngambil kesempatan buat mendekor.

iya sayang, aku juga..

Lagi-lagi, mereka mencapai puncaknya.

Renjun merebahkan badannya di atas badan Kyla. Punggung sampe rambut Renjun dielus sama tangan Kyla. “Sorry, Jun. Aku nya bandel daritadi.”

“Hey, no need to apologize. Aku yang minta maaf karena kasar. Sorry juga tadi terpaksa ganti posisi, i can’t contr-“

Kedua tangan Kyla meraih wajah Renjun yang tadinya di ceruk lehernya. “It’s okay.” Bibirnya dikecup membuat Renjun tersenyum perlahan.

Keduanya berciuman selama beberapa menit sebelum Renjun mandiin gadisnya.

#HoonKilarrr_5

Kemaren kegiatan ekskul agak padet buat dua orang yang sama-sama anak jurnal. Jadi Kyla auto nginep di tempat cowoknya, mana teler malemnya.

Si cewek kebangun jam enam kurang. “Ji..” Kyla mengguncang badan Jihoon pelan, cowok itu juga langsung bangun. “Hngg, jam berapa sih?” Gumam Jihoon pelan sambil ngecek jam di tangannya.

Kyla ke kamar mandi terlebih dahulu buat bersih-bersih sedangkan Jihoon (yang shirtless) masih stretching. “Enak ya tidurnya semalem? Makanya bangun jam segini.” Ujar Jihoon sambil jalan ke kamar mandi yang pintunya terbuka.

“Aku bener-bener teler, Ji. Sumpah. Gak tau udah mimpi apa aja hahaha.” Canda Kyla, keduanya tertawa sambil tatap-tatapan lewat kaca.

Perlahan, Jihoon menutup pintu kamar mandi. Ia membuka jam tangannya. “Kil, ayo.” Tiba-tiba tank top Kyla dibuka. “J-ji?”

Cewek itu diangkat ke tembok wastafel, bibir mereka saling melumat. “Mmh-“ Bibir bawah Kyla digigit.

Dua buah si cewek diremas lumayan kenceng, “Ahhh Ji..” Lengan si cowok diremas, cewek itu mendongak, Jihoon ngambil kesempatan buat mencium beberapa spot sensitif pacarnya. “I had a dream about you last night.”

Dari celana Kyla, dalemannya, sampe akhirnya dua orang ini udah full-naked. Jihoon menggendong ke dalem ruang showernya. Air mulai membasahi tubuh mereka.

Si cowok mengunci tubuh Kyla dengan tubuhnya sendiri. Tangan si cewek ditahan di kanan-kirinya. “Fuck.. Ji.. Mau ngemut..” Rengek Kyla membuat Jihoon terkekeh.

“Say please.” Jari cowok itu mengusap sekilas area bawah Kyla.

“P-please..”

Pipi Kyla dikecup cepat, “Good girl.”

Selagi Jihoon mencium leher Kyla, si cewek mengemut jemari cowoknya. “Fuck, aku horny banget, yang.” Jihoon terengah-engah di ceruk leher Kyla.

“Do you want me to suck you off?” Ujar Kyla, dia sendiri mati-matian buat gak ngedesah pas bibir Jihoon mulai ke area dadanya.

“Fuckk yes..”

Pelan-pelan Kyla berlutut di hadapan Jihoon yang berdiri. Si cowok menjambak rambut Kyla. “Fuuuuckk…” Jihoon mendongak saat Kyla bekerja dengan mulut dan tangannya.

Keduanya sempet tatap-tatapan, Jihoon langsung hilang kendali. Dia yang megang kendali, Kyla tersedak beberapa kali, matanya berair. “Fuck fuck i’m cumming…” Jihoon menggigit bibir bawahnya.

Sadar Kyla kesakitan, cowok itu langsung mengelus pipi dan kepalanya. “Sini, sini. Berdiri pelan-pelan ya sayang.. Maaf, maaf. Aku gak ngontrol tadi, dengkul kamu gapapa kan? Tenggorokan kamu-“

Kyla yang udah berdiri, nyosor mencium Jihoon dengan dalam. Dengan susah payah, dia ngomong, “Masih- ohok! Ada.. Waktu..”

“K-kamu mau lanjut, yang?”

Dengan mata needynya, Kyla ngangguk. He clenched his jaw. “Ah fuck.” Dengan cepat, Kyla diputer posisinya, dia ngebelakangin cowoknya.

Sangking cepet dan kenceng gerakan Jihoon, Kyla udah sampe duluan. “Sayang, masih bisa kan?” Jihoon memastikan, keadannya udah ngos-ngosan minta ampun sedangkan Kyla, dia cuman bisa ngangguk sangking lemesnya.

Setelah beberapa banyak hentakan, Jihoon udah ngerasa deket. “Kil, aku gak pake kondom.”

“It’s okay daddy, keluarin di luar- ahhh..” Udah bener-bener mabok situasi, Kyla bales seadanya.

“Ah fuck! You’re so hot, kitten.” Bokong Kyla ditampar.

Sampe akhirnya mencapai puncaknya masing-masing.

Jihoon mandiin Kyla sekalian dirinya sendiri lalu dia ngehandukin Kyla sebelum ngeringin dirinya sendiri. “Kamu gak marah kan?” Tanya Jihoon, udah kesekian kalinya daritadi.

“Gapapa Paji sayangggg… Aku yang mau tadi kan?” Kyla masih rada lemes.

Karena rambut Kyla kena basah dikit, Jihoon keringin juga.

Mereka pun mulai siap-siap. Sekali lagi, Jihoon ngecek jam di jam tangannya yang barusan dia pake. “Aku kira kita bakal dihukum di sekolah, ternyata masih jam setengah tujuh lewat.”

“Hah? Demi apa sih?” Kyla udah pake seragamnya, dengan pelan.

“Ji, kayaknya kita telat deh. Belom sarapan loh?” Lanjut Kyla sambil merias wajahnya sedikit.

Jihoon tersenyum lewat kaca, “Kemaren malem kan aku udah beli roti sayang. Makannya di jalan nanti kamunya.” Kepala Kyla dielus.

Keduanya udah siap, tinggal berangkat.

Pas udah naik ke atas motor, Jihoon tiba-tiba bilang, “Keren juga tadi kita berdua sama-sama keluar dua kali.”