kkumasmom

MarKil : 33 (Alternative Universe, if they never break up)

Finally, setelah beberapa hari sibuk bikin pegel, dikasih break.

Keduanya sempet istirahat di apartemen tapi Kyla sendiri yang ngide buat keluar. Tumben.

“Babe.” Panggilnya sambil mengelus pipi Mark.

Karena lagi ngescroll, Mark langsung menaro hapenya. “Apa sayang?”

“Udah lama gak ke your parent’s house lho..kamu gak kangen? Aku aja kangen.”

Mark sempet mikir. “Iya sih bener juga. Emang mau jalan sekarang?”

“Ya boleh aja sih, mumpung masih terang.”

Kening Kyla dikecup cepat, “Okay baby! Let’s go..”

Keduanya siap-siap setelah itu baru langsung jalan ke rumah Mark.

Saat mereka masuk ke dalem, orangtua Mark menyambut mereka dengan sangat hangat. “Hi handsome boy!” Sapa ibu Mark.

“Hi mom! How are ya??” Mereka pelukan.

“I’m good darl.. Hi, cantik!” Giliran Kyla yang dipeluk. “Hai tantee! Kangen bangettt..”

“Me too sayang, ayo makan dulu.. Papa masih kerja ya, Mark by the way..” Punggung Kyla dielus sama ibu nya Mark.

Si cowok sempet tertawa pelan, “Mom i’m gonna be honest, this is her idea. Dia tiba-tiba mau kesini tau.”

“Oh ya??? Hahaha dasar... Untung masak banyak nihh.”

Ketiga orang ini ngobrol dengan sangat seru, sampe tiba-tiba Mark’s mom nawarin, “Kalian gak mau jalan ke taman deket sini?? It’s very nice, sekalian foto-foto disitu bagus!”

“HAHAHAHA MA! Since when are you like this? Biasanya gak mentingin foto??” Gak sengaja, lengan Kyla (yang ikutan ketawa) dipukul. “Mark Lee! Itu Kyla jangan dipukul heh!”

“Eh holy sh- eh astaga sorry-sorry hahahahah!” Masih ketawa, wajah Kyla dipegang oleh kedua tangan Mark yang meminta maaf. “Eh iya santai babe hahahah..”

Melihat pemandangan mereka, ibu nya Mark terharu sendiri. “I can’t... You guys are absolutely the best.. Sering-sering kesini ya, nak.. I want to get some rest, enjoy..” Beliau tersenyum sambil mengelus kedua kepala anak-anaknya.

Hati Kyla udah terlalu hangat kayaknya, cowoknya pun juga.

Both of them decided to go to the park yang diusulin tadi.

Keduanya bergandengan tangan, sesekali tangan Kyla dikecup. “Dang it’s actually very nice in here. Aku jarang kesini.” Ujar Mark sambil ngeliat sana-sini.

“I knowwww! Sini kamu aku fotoin. Stand right there if you can.” Kyla menunjuk ke area yang menurutnya bagus. Si cowok pun setuju.

Cekrek!

Cekrek!

“Baby? Udah? Eh? HAHAHAH! Kamu video?”

“HAHAH! Sini liat hasilnya deh, babe.” Si cewek ikut tertawa.

Hasil foto-foto yang bagus membuat Mark happy sampe ia mengecup pipi dan bibir Kyla. “Terima kasih anak cantikk!”

“Sama-sama!!” Rambut si cowok diacak.

“Sini gantian.” Suruh Mark selagi ia mengeluarkan hapenya.

Cekrek!

Cekrek!

Sumpah, entah kenapa Mark emang kalo fotoin Kyla, effortnya parah banget. “Yes baby! You look so damn pretty sheeeeeshhh..”

Sesi photoshoot selesai.

Saat mereka lanjut jalan, tiba-tiba ada anak kecil yang terjatuh.

Sang cowok dengan cepat menghampiri si bocil. “Hey buddy! Are you okay?”

Sempet meringis tapi si bocah menjawab dengan senyuman di wajahnya, “I’m good! Thanks for helping!”

“No problem, be careful, bud.” Rambut anak kecil itu diacak pelan.

Jujur, Kyla rasanya ingin menangis. “Mark, i was about to help but i didn’t know what to say, sumpah...”

“Lah gapapa, hun. He’s okay kok tadi katanya.” Mark kembali menggenggam tangan ceweknya.

“Kayaknya aku harus belajar sama kamu biar jago ngeluluhin hati anak kecil, ya gak sih?” Kyla setengah bercanda.

“HAHAHAHAHHAHAHAH! Stop being so cute and funny at the same time please, i can’t dude!” Badan Mark auto menjauh karena ngakak.

Lagi-lagi Kyla menyiksa, “Heh! Did you just-“

“HAHAHA BABE PLEASE WAIT!”

“No no no, gak bisa dibiarin. Kamu barusan manggil aku ‘dude’ gak tuh???” Kyla acting pusing.

Kepalanya ditarik ke dekapan si cowok, “Hahaha! I’m sorry, sumpah kamu lucu banget. In a good way.” Ujar Mark sedikit lemes karena abis ngakak.

“Kamu receh aku capek. Tiap hari diketawain terus kalo gak sama kamu ya sama Kyra. Hedehhh.” Lengan si cowok dielus.

“I love you so much. Thanks for making me laugh all the time, sweetheart.”

MarKil : 32 (Alternative Universe, if they never break up)

Sebelum keliling sana-sini, para member harus isoman selama beberapa hari.

Untung dapet kamar sendiri-sendiri, gak ada sistem roommate. Jadi lebih gampang untuk Kyla dan Mark.

Si cowok harus ngevlog dulu buat konten Youtube. “Babe aku record ya.”

“Okayy..”

Beberapa lama setelah itu, Mark ngide buat cukuran dan dimasukin ke vlog. Kyla cuman ngikut si cowok ke kamar mandi.

Mark auto stop recording. “Kok dimatiin??” Kyla nanya.

“Sini.” Tubuh ceweknya diangkat ke wastafel sedangkan ia sendiri berdiri di tengah-tengah paha Kyla.

Kesaltingan Kyla bisa ditahan. “Oalahh, kamu mau aku cukurin?” Ia menahan senyumnya membuat Mark terkekeh.

Selama dicukur, tangan Mark mengelus paha Kyla. “Ck, Mark, nanti dulu.”

“Apanya?”

“Ihh..”

Mark menatap ceweknya gemas sebelum merebut alat cukurnya dari tangan Kyla. “Mau ngapai-”

Ya udah tau lah ya, apa lagi kalo bukan Mark nyosor?

Bukan sekedar nyosor, ini beneran dalem banget ciumannya.

Kedua tangan Kyla melingkar di leher cowoknya. Sesekali dielus belakang kepalanya. “Baby, kayaknya aku lanjut record nanti aja.” Ucap Mark, ngos-ngosan.

“Loh? Jangan dong? Maksud kamu gimana? Emang mau-”

Si cowok kembali nyosor. “You're cute.” Dagu Kyla dielus sama ibu jari Mark.

“Kamu kenapa panik sih hahahaha?” Lanjut sang cowok.

“Ya abisnya kamu ganteng banget kumis tipis begini, Markie.”

Entah kenapa Mark menahan senyumnya. “Thank you, love. You look pretty as well.”

Jemari Mark mulai meraba area ceweknya. “Sh- Mark?”

“Sssshh, just enjoy the show, hun.” Bibir Mark lanjut memagut bibir Kyla.

Celana pendek Kyla udah jatoh ke lantai. Dalemannya pun perlahan ikut dilepas.

Desahan Kyla tertahan dalam pagutannya dengan Mark. “Fuck, you're so good.” Si cewek mendongak, desahannya terdengar akhirnya. “I can't help it, baby.” Celana si cowok ia lepas lalu badan Kyla diturunin dari atas jadi berdiri, saling berhadapan.

Ah! Slow down, Markie...

Fuck. Si cowok menyisir rambutnya ke belakang.

Kyla terus mendongak, membuat Mark jadi tergoda untuk mendekor lehernya. Ah shitttt..

“You're fucking delicious.” Ucap Mark dengan gemas. Kata kasarnya ia tekan.

Bibir si cowok tertutup rapat, gengsi mengeluarkan suara desahan.

“Daddy, faster please..”

“It feels so damn good, fuck.” Tangan Mark mulai meremas kedua milik Kyla.

Mata Kyla berkaca-kaca, membuat cowoknya khawatir. “Baby, are you okay? Should i-”

“Gapapa. It's just so fucking good i can't..” Si cewek mengacak rambutnya sendiri dengan frustasi.

Hentakan semakin cepat dan kenceng.

Si cewek berhasil dibuat keluar air mata. “I'm close..” Kata Kyla.

Tangan Mark yang udah pindah berkali-kali, sekarang mencekik leher Kyla. Sesekali menamparnya. “Then come you pretty whore.

“Ahhh!”

“Anjing ahh..” Untung kesekian kalinya, Mark mendongak di malam itu.

Masih mengatur nafas, Mark berusaha untuk membersihkan gadisnya. “Enak, sayang?”

“Heem..”

“Masih susah nafasnya, ya? Maaf yaa..” Ucap Mark dengan sangat lembut. Ia mengelap keringet Kyla dengan handuk.

“Kamu...kenapa tiba-tiba pengen?” Tanya Kyla dengan ragu, akhirnya bisa membuka matanya.

Awalnya Mark gak mau jawab tapi ya buat apa disimpen?

“Aku udah keras dari sebelum ngevlog, karena kamu sempet ganti baju. Sorry.”

“Ihhh kamu mah aneh.” Pipi si cowok diremas.

Mark terkikik geli, “Gapapa yang penting kamu sayang aku.”

“Iya emang, kamu juga sayang sama aku.” Ledek Kyla balik. “HAHAHAHA! Kebalik gak sih kata-katanya?”

Rambut Mark disisir oleh jemari sang pacar. “Iya kan emang pada dasarnya aneh, udah ayo aku ngantuk. Kamu lanjut vlog gih, ganti pake piyama yang kita beli tadi.”

“Yes ma'am.” Bibir Kyla dikecup cepat.

Si Paling Ex : 6

Udah lama banget RenKil gak hangout. Keduanya sangat amat sibuk dengan kerjaan masing-masing.

Akhirnya Kyla dapet libur beberapa hari dan pas banget Dreamies pada mau show di Jerman.

Ya udah pasti Renjun ngambil kesempatan buat ngajak Kyla karena gak lama juga mereka disana. Sekalian liburan ke luar lah yaa..

Seperti biasanya, sebelum si cowok dirias dan lainnya, masih fine-fine aja.

Right before the show, mereka sempet ngevlog dulu. Kyla is currently drooling karena bentuk sang mantan.

Si cowok sempet memanggil Kyla. “Kenapa Jun?” Tanya si cewek, berlagak santai.

“Gapapa, mau cium aja.” Pipi Kyla dikecup sebelum ia masuk stage.

Buset itu kupu-kupu kayaknya udah banyak banget.

Jidat si cowok yang terekspos memperparah situasi. Kyla hanya bisa tersiksa di ruang ganti punya Renjun.

Karena merasa panas, si cewek membuka kemeja kotak-kotak milik Renjun, menyisakan tank top hitamnya yang crop.

Gak lama setelah itu, Renjun masuk ke ruang ganti dengan keadaan yang terengah-engah. “Aduh- eh anjing. Kemejanya dipake, nanti ada staff cowok yang masuk terus ngeliat lo kayak gitu. Gak mau gue.” Si cowok kaget tapi abis itu dia menegur sang mantan selagi mengganti atasan.

Shirtless Renjun, here we go..

Lagi-lagi Kyla berlagak santai walaupun nafasnya mulai gak teratur. “Panas Jun, nanti gue pake.”

“Kok bisa panas sih? Dingin begini.” Ia sudah memakai kaosnya.

“Lo. Semua gara-gara lo.” Jawab Kyla dengan jujur.

“Kenapa? Ganteng ya?” Goda Renjun sambil jalan kearah Kyla yang lagi duduk di sofa.

“Gak usah pake smirk, Jun. Gak suka.”

“Masa?” Wajah si cowok deket banget sama wajah Kyla.

Sebelum berpagut, Renjun sempet memiringkan kepalanya sebagai godaan. “Such a tease.” Ujar Kyla lalu menarik sang cowok untuk berciuman.

Tangan Renjun nyasar ke pinggang Kyla, lama-lama ke area gadisnya. “Junmmhhh..”

“Apa sayang?”

“Masukin..”

“Apanya dimasukin?”

“Jari- Shh- jari kamu..” Kyla menahan desahannya.

“Berapa?” Si cowok terus mengelus bagian depannya sedangkan Kyla memejamkan matanya. “Du-”

Sebelum kalimatnya selesai, jari Renjun udah lolos ke dalem si cewek. “Aahhh..”

“Enak, sayang?”

“Enak Jun...But now i want your di- ahh..” Paha Kyla ditampar. “Banyak mau ya hahaha..lucu.”

Renjun membuka celananya lalu langsung ke main game.

Tangan sang cowok menutup mulut Kyla agar desahannya gak terlalu keras. “Jun faster..”

“Fuck..” Gumam si cowok. Gak tahan ngeliat mantannya.

Bokong Kyla ditampar berkali-kali sampe merah. “Sakit..” Kyla meringis kesakitan saat merasakan perih.

“Maaf, maaf..” Karena tetep gerak, Renjun hanya bisa mengatakan hal tersebut. Ia mendongak selagi mencekik leher Kyla.

“Udah deket, cantik?”

“Heem..” Ucap Kyla dengen lemas.

“MMMH!”

“Ahh anjing..”

Si cowok membersihkan sang mantan, sesekali dipijit. “Selalu enak yaa.”

“Gak pernah gak enak gak sih?” Kyla mendongak, posisinya udah duduk biasa di sofa.

“Horny banget kayaknya ya? Sampe masih basah nih.” Lagi-lagi, Renjun ngetease.

“Ih bacot.”

“Eh mulutnya.”

Seketika hening.

Tapi gak lama Kyla ngomong, “Mau lagi..”

“Mau lagi?”

“Iya, please..”

“Di hotel ya? Sekalian mandi.” Kepala Kyla dielus selagi ia duduk di sebelah Kyla.

Jujur, out of a sudden Kyla jadi super duper needy. “Gak bisa disini? Aku horny banget.” Tangan si cewek meraba junior si cowok.

Kedengeran banget groannya. “Fuck. Gak bisa, cantik. Ck, ayo deh sekarang kita langsung pulang. Pake kemejanya.”

#97

Projek kali ini, Kyla gak bisa nemenin sang pacar karena dia kerja. As usual. Haechan juga paksa dia gak usah nemenin karena takut capek.

Sayangnya, hari ini Kyla dibuat sedikit marah sama keadaan.

Mau kerja tapi tetangga berisik banget karena rame, terus AC sempet mati alhasil jadi rada panas, untung dibenerinnya cepet.

Tapi ya tetep aja, dirinya dibuat bad mood karena banyak hal.

Mana apartemen lagi kosong, dia gak ada temen buat ngobrol. (Walaupun cuman Jeno, Kyra, Haechan doang sih.)

Pas cowoknya pulang, dia sama sekali gak tau kalo Kyla lagi stress seharian.

Tapiiiiiii, mood Kyla auto berubah ngeliat penampilan si cowok yang cuman pake kemeja putih dan dasi. Jas hitamnya ditaro di pundaknya.

She doesn’t know how to feel.

“Yang, muka lo kenapa? Lagi bete?” Seperti biasa, ia melepas sepatu dan duduk di sofa, di deket Kyla.

“Gak..sorry-sorry, gue hari ini emang lagi rada bete tapi sekarang udah biasa-biasa aja kok.” Jawab Kyla, laptopnya ditaro di meja.

Dari situ aja, Haechan udah tau pasti ada sesuatu karena gerak-gerik Kyla yang agak aneh. “Udah selesai kerjaannya?” Kepala Kyla dielus.

Jujur aja Kyla kaget makanya dia agak menghindar. “Chan jangan gini dong Chan.”

“Hah??? Apaan anjir???” Ia mengganti posisinya jadi man spreading.

“Anjing lu emang.” Gak kuat, Kyla pindah posisi ke pangkuan Haechan dan langsung memagut bibir sang cowok dengan agresif dan dalam.

Sebener-benernya sih si cowok gak kaget. Pinggangnya dielus lalu diremas, “Horny ya? Ngeliat aku pake kemeja begini?”

“Chan please bentar dulu, mau nangis sumpah.” Kyla mendongak sebentar karena frustasi.

Kacau banget.

Leher Kyla dicekik sama tangan Haechan yang berurat itu. “Terus mau gimana? Tumben baru mulai udah mau nangis aja?”

Keduanya kembali berpagut, sekalian hoodie yang dipake Kyla, dilepas.

Semakin panas, Kyla hanya memakai tank top hitamnya. “Cantik.” Ujar cowok itu lalu kedua tangannya masuk ke dalem tank top Kyla.

Hanya beberapa menit mereka berpagut sampe akhirnya Haechan bilang, “Ride me.”

Keadaan Kyla udah gak tau kayak gimana karena side Haechan yang ini jarang keluar.

Celana pendek si cewek dilepas sama celananya sendiri.

Tumben, Kyla agak susah masukinnya. “Chan, sakit..” Jambakannya di rambut Haechan mengencang.

“Kamu kenapa sih? Tumben banget kayak gini?” Si cowok berusaha untuk membantu, tapi menahan desahannya juga.

“Your dick is getting bigger what the fuck..aaah..” Si cewek meringis kesakitan.

Kayaknya ini baru beberapa kali dirasain sangking jarangnya. Kyla is struggling dan susah beradaptasi dengan milik Haechan yang udah masuk.

Haechan bingung tapi di waktu yang sama dia juga tersiksa ngeliat Kyla yang lagi hot banget. “Hyuck, kok gede banget? Kamu keras daritadi?” Mata Kyla tertutup.

“Engga sayang..mau aku aja yang diatas? Fuck..” Suara Haechan lembut.

Kyla mengangguk.

Tubuh si cewek digendong ke kamar.

Karena masih berusaha, keduanya balik berciuman. Kali ini Kyla menarik dasi Haechan. “Mmh- aahh..Hyuck..”

“Want me to go faster?”

Tanpa menunggu jawaban Kyla, ia bergerak semaunya.

At this point, si cewek hanya bisa pasrah. ”Ah bentar Hyuck..”

Untung masih ada hati, Haechan berhenti sebentar selagi mengusap rambut dan pipi ceweknya.

Sebelum mulai lagi, bibir si cewek dikecup.

Perlahan juga keduanya full-naked.

Setelah beberapa lama, akhirnya Kyla udah biasa juga. “Fuckkk..” Desah si cowok.

“Enak, hm?” Tanya Haechan, auranya beda dari biasanya.

Kyla hanya mengangguk, pipinya diremas kasar. “Enak Hyuck, enak..”

“Pinter...” Puji si cowok tapi abis itu ia tetep menampar pipi Kyla dan pahanya. “Fucking whore.” Kekehan terdengar.

“Hyuck, i’m almost there..”

“Kalo aku berenti, gimana?”

“Hyuck, please..” Air mata Kyla jatuh ke pipi.

Dengan cepat, Haechan mengusap air mata ceweknya, “Iya, aku lanjut..maaf ya.”

Sampe kesekian kalinya juga akhirnya.

Keduanya cuddle, as always.

Kyla di dalem pelukan cowoknya. “Maaf ya aku gak ngechat kamu seharian..”

“Oh iya, kamu bete kenapa dah??”

“Tetangga sebelah rame banget, berisik. Mana tadi AC sempet mati di kamar aku, makanya aku pindah ke sofa.” Tanpa sadar, Kyla ngepout.

“Uuu gemes amat buset, jangan manyun-manyun.” Haechan mencium bibir Kyla.

“Ya abisnya kesel.”

“Hahaha yaudah iya-iya. Yuk tidur, aku nyanyiin.” Pundak sampe lengan Kyla dielus.

What a good night. NoRa entah kemana.

MarKil : 31 (Alternative Universe, if they never break up)

Sempet beberapa hari Mark gak ada di apart bareng Kyla karena dia nginep di dorm. Emang jadwal kerjanya padet banget.

It’s that time of the month juga buat Kyla dan dia belom mau info ke cowoknya karena takut kepikiran.

Tapi rasanya kali ini sakit banget. Pinggang dia udah mau copot rasanya.

Untung Mark pulang di hari ke dua.

Saat masuk kamar, Mark langsung menghampiri ceweknya yang lagi mencari posisi tidur. “Loh? Kok kamu gak bilang-bilang mau pulang?” Tanya Kyla, kaget.

Si cowok mengecup bibir Kyla terlebih dahulu, “Gapapa hehe- eh kamu kenapa?” Mark langsung duduk di deket Kyla, di kasur.

“Aduh sakit banget pinggang aku..” Si cewek meringis sambil memegang pinggangnya.

“Kamu dateng bulan? Should i buy you something, babe?” Mark yang khawatir langsung siap-siap beranjak dari kasur tapi ditahan. “Gak usah, aku masih ada kok.” Senyum tipis terpampang di wajah Kyla.

Pipi si cewek dielus, rambutnya juga disisir dengan jemarinya, “Aku pijitin sini.”

“Ih jangan-“

“Sayang, nanti makin sakit. Sini bentar aku pijitin, kamu tengkurep deh biar lebih enak.” Ucap Mark dengan lembut.

Ya mau gak mau Kyla balik badan.

Sumpah, rasa sakit di pinggangnya berkurang, mood Kyla langsung naik. “Sejak kapan kamu pro mijit??? Thank you Markieee.” Pipi si cowok diremas.

“Hahahaha, sama-sama, hun.”

Posisi Kyla pun balik lagi kayak tiduran biasa. “Kamu tiduran sini sebelah aku.” Suruh Kyla sembari menepuk kasur.

“Disini aja.” Mark merebahkan dirinya di perut Kyla dan tangannya melingkar di pinggang si cewek.

Hoodies + cuddles. Best. Thing. Ever.

Jujur, Kyla agak risih awalnya. “K-kamu gak mau tidur sebelah aku? Nanti kamu cium bau-“

“Hey, gak ada bau apa-apa disini. It’s very comfortable, baby. Aku mau disini aja.” Ucap Mark sambil ngepout without realizing. “Ish dasar, clingy baby.” Rambut si cowok disisir dengan jemari Kyla.

“Kacamata kamu siniin.”

“Okay.” Ekspresi sang cowok jadi bread face. “Heh, bayi!!” Kyla yang gemes langsung meremas kedua pipi Mark.

“HAHAHAHAH! What did i do?”

“Kamu bread face aaa!”

“Bread face tuh gimana?” Salah satu alis Mark terangkat, dirinya juga menahan senyum.

Padahal itu jebakan, tapi Kyla nyontohin bread facenya. “Begini nih.”

“Oh my God you’re the fuckin’ cutest!” Giliran cowok itu yang gemes. Pelukan di pinggang Kyla mengerat.

Si cowok mendusel di perut ceweknya. “Clingy banget heh! Sini kamu naikan dong Markie, kan aku susah ngeliat muka kamu jadinya..” Karena ceweknya yang minta, ya Mark udah pasti nurut.

Posisi cuddle mereka jadi kayak biasa.

Keduanya deep talk (sekaligus admire each other), sesekali juga kening Kyla dikecup. “I forgot to ask, ini hari ke berapa kamu?” Jemari Mark mengelus lengan Kyla.

“Dua.”

“Loh? Kemaren udah tapi kenapa kamu gak info aku?” Muka si cowok yang kembali khawatir membuat Kyla tertawa pelan. “I’m okay, aku gak mau kamu kepikiran.”

“Ih gak gitu dong sayang, kamu aja tadi kesakitan banget, kalo kemaren pembalut kamu abis gimana? Kalo kamu harus ke supermarket bawah tapi pinggang kamu sakit gimana? Hm? Kan bisa aja ak-“

Senjata nyosor dipake sama Kyla, “Iya sayang iya, maaf ya Markie.”

“Ck jangan gitu lagi.”

“Ngomel terusss..” Bibir cowoknya dicubit pelan.

Mark pura-pura kesel, “Biarin, orang buat kesehatan kamu ini.”

“Makasihhhh yaaaaaa, i love youuuuuu...” Ucap Kyla dengan tulus...dan gemas.

“I love you more and more and more and more.”

“Gak jelas kamu.”

“HAHAHAHAHAHA! Udah ah aku ngantuk.”

“Ya tidurlah.” Muka Kyla jadi sok shady membuat si cowok ngakak.

“HAHAHAH iya udah ini tidur.” Sekali lagi, Mark mencubit pipi Kyla gemas.

MarKil : 30 (Alternative Universe, if they never break up)

Minggu ini kacau banget. Gak tau Kyla nyesel ikut ke Tokyo apa enggak, tapi dia kesiksa banget.

Tadinya dia mau ikut ke venue tapi karena masih harus kerja, dia stay di hotel.

Performance Mark di konser selalu berhasil membuat Kyla turned on.

Kali ini, Kyla gak mau kalah. Saat konser kelar, Kyla udah ngepap + ngechat sesuatu ke cowoknya. Pretty sure Mark ngerasain apa yang Kyla rasain.

Si cewek udah tau Mark pasti lowkey mad.

Dan bener aja, buka pintu kamar hotel aja sampe kesusahan sendiri.

Posisi Kyla lagi duduk di kursi depan meja, “Haiii..”

Baru juga masuk, Mark udah mendengus, Kyla langsung nanya, “I said hai loh?”

Dengan cepat, Mark menghampiri ceweknya dan menarik wajah Kyla agar bisa dipagut bibirnya.

Tangan Kyla otomatis nyasar ke pipi Mark. “Emang udah nunggu ya?” Si cowok tersenyum miring.

Kyla mengangguk, as always dengan mata needynya, membuat Mark menggendong tubuh sang pacar dan dibanting ke kasur begitu aja.

Mark melepas kaos hitam dan celananya. “Fuck.” Gumamnya pelan.

Pas Kyla mau buka tank-top dan celana pendek hitamnya, tangannya ditahan sama Mark. “Let me do it.”

Keknya Kyla udah gak bisa berkata-kata lagi sangking hot pacarnya itu. “Sheesh.” Ucap Mark saat dapet pemandangan Kyla dari atas.

“God damn.” Mark mengelus badan Kyla dari atas.

Tapi dengan susah payah, Kyla menahan desahannya.

Gak lama, Kyla menarik Mark supaya bisa lanjut berpagut. Kedua tangannya melingkar di pundak si cowok.

Tiba-tiba udah masuk aja tanpa persiapan apa-apa.

Untung masih di sela-sela ciuman, suara desahan si cewek lebih pelan.

Sengaja, Mark pindah ke leher Kyla. “Ah fuck..” Suara yang ditunggu-tunggu Mark, keluar juga.

“Holy hell your voice is so damn sexy.” Ia masih melanjutkan pekerjaan di leher Kyla tapi hentakannya semakin kenceng.

Punggung Mark penuh bekas karena Kyla melampiaskan sakitnya.

Si cowok meringis pelan membuat Kyla langsung memindahkan tangannya ke bantal. “Baby, it’s okay.” Si cowok memindahkan tangan Kyla lagi ke punggungnya.

“Ahhh- sakit..” Giliran Kyla yang meringis.

“Maaf sayang.” Kepala sang cewek dielus.

Keduanya terus melanjutkan kegiatan tersebut sampe subuh.

Kyla yang awalnya kesakitan, malah semakin nagih.

“Markie, i wanna ask you something.” Milik si cowok masih di dalem pacarnya.

“Apa?”

“Kalo aku post selfie yang tadi aku kirim, boleh gak? CF aja tapi..” Goda Kyla selagi menyisir rambut belakang sang cowok.

“Gak usah di CF juga gapapa, but i’ll find a way buat orang-orang tau kamu cuman punya aku.” Senyum miring kembali terpampang di wajah Mark.

Leher si cewek dicekik dan mereka lanjut. “Markie, i wanna- ssshh- suck you off.”

Pipi Kyla kena tampar.

“Please? Ah..” Lanjut Kyla.

Lagi-lagi Mark mendengus. “Tumben, kamu aja belom nyampe ini.”

“Gapapa, please, daddy please..”

Mark clenched his jaw. “Fuck.” Ia pindah jadi tiduran, Kyla berusaha untuk pindah juga ke atas si cowok.

Baby ahhh..

Anjing!

Fuck..

Saat mau sampe, Kyla mau iseng stop tapi dengan cepat, tangan Mark menahan kepala ceweknya.

Kyla batuk setelah si cowok sampe. Ia menangis setelah itu.

Mark ya tetep Mark, ia segera memeluk Kyla. “Maaf, maaf.”

“Sakit..” Ia terisak.

“Ssh ssh ssh, maaf tadi aku beneran gak bisa control.” Kepala Kyla dielus.

Mark mengira bahwa Kyla marah tapi enggak karena cewek itu memeluk Mark balik. “Mau mandi.” Pinta Kyla, nafasnya udah kembali normal.

“Iya iya, ayo sayang, sini aku gendong. I’m truly sorry baby, aku kira kamu marah loh.”

Si cewek mengusap air mata dari pipinya. “It’s okay, kamu ancur, hot banget sumpah hari ini.”

“Hish dasar, bilang kalo sakit, jangan diumpetin gitu.”

“Gapapa akuuu, orang enak.”

“Besok dipijitin orang hotel yaa, malem ini aku.” Pipi dan bibir Kyla dikecup.

Besok kan konser lagi ya..

#96

Padahal udah biasa ngeliat pacar sendiri konser dan perform gila-gilaan. Tapi kenapa kali ini beda ya?

Sayangnya pas Haechan ke Tokyo, Kyla gak ikut. Dan selama mereka 'LDR', keduanya tersiksa.

Karena Kyla merasa kesal terhadap sang pacar looking hot dan ada dimana-mana, dia bales dendam dengan memposting selfienya yang hot.

Si cowok udah pasti horny.

Tapi setelah di chat Kyla bilang lebih baik semua dikeluarin pas Haechan udah balik, ia berubah pikiran untuk nunggu sampe beneran balik.

The day si cowok pulang, Kyla deg-degan entah kenapa tapi dia bawa chill.

Kebetulan juga dia lagi gak sibuk-sibuk banget hari ini.

Saat Haechan membuka pintu apart, ia mendapati Kyla sedang duduk di sofa memakai tank-top hitamnya. “Hi bub.” Sapa Haechan.

“Hai sayang.” Si cewek beranjak dari sofanya untuk membantu Haechan merapikan barang-barang. Gak lupa untuk mengecup bibir sang pacar.

To be honest, Haechan sempet kehilangan fokus pas ngeliat Kyla tadi. “Jeno-Kyra mana?” Tanya sang cowok sambil membuka jaketnya.

“Katanya sih mau double-date sama Winter-Sungchan.” Kyla kembali ke sofa.

Males ganti baju, Haechan langsung menghampiri Kyla ke sofa tapi dia gak duduk. “Gak mau peluk dulu? Lo gak kangen ya?” Canda si cowok.

Bukannya gak kangen, lebih ke menghindar sih kalo kata hati Kyla.

Gak lama, Kyla memeluk pinggang Haechan sambil duduk. “Iya, ini kangen banget.”

Kepala si cewek dielus.

Akhirnya Haechan pun duduk, man spreading lebih tepatnya.

“Chan, mau dipangku.” Pinta Kyla, udah berubah orang.

“Sini.”

Setelah Kyla pindah tempat, mereka langsung berpagut. Tumben awalnya pelan, biasanya kalo udah gini langsung agresif.

Salah satu tangan Kyla di tengkuk cowoknya sedangkan kedua tangan Haechan di pinggang Kyla, perlahan menurun ke bokongnya.

Sesekali juga strap tank top milik Kyla diturunin tapi dinaikin lagi. “Baru ya?” Haechan menggigit bibir bawahnya sendiri.

“Iya, suka gak?” Jemari Kyla mulai nyasar ke rambut belakang cowoknya.

“Suka. Tapi kenapa lo gak pake beha? Kalo ada Jeno gimana?”

“Lah? Biar gampang dong lo mainnya. Lagian gue baru pake ini pas mereka berdua berangkat.” Jawab Kyla dengan jujur.

“A fucking whore.” Paha Kyla dipukul. “I know right.” Bales si cewek.

Keduanya lanjut berpagut, kali ini tangan Haechan udah masuk ke dalem tank-top ceweknya.

Lenguhan keluar dari mulut Kyla di sela-sela ciuman mereka.

Celana pendek yang dipake Kyla udah dilepas paksa sama sang pacar. “Basah nih keknya.” Goda Haechan.

“Chan, mau sekarang Chan, please.” Kyla berusaha membuka iket pinggang cowoknya.

“Needy slut, dasar.” Si cowok terkekeh.

Celana si cowok udah turun sekaligus boxernya, tinggal masuk aja.

Tapi sebelum masuk the real game, Haechan merubah posisi Kyla jadi di bawah dan mengikat kedua tangan Kyla dengan iket pinggangnya.

“Fuck lo enak banget anjing.” Haechan mendongak.

“Faster please..”

“Aahh...”

“Fuck, hyuckhh..”

“Iya sayang..” Si cowok mengelus paha Kyla.

“Hyuck, mau sampe..”

Akhirnya setelah sekian lama, keduanya merasakan hal tersebut.

Kyla masih mengatur nafasnya. “Sayang, balik badan.” Suruh Haechan.

Dengan susah payah, Kyla balik badan.

Bokong si cewek ditampar berkali-kali sampe ada bekasnya. “Hyuck udah, sakit.”

“Aku masuk lagi ya sayang..” Bokong Kyla dielus sebelum Haechan memulai hentakannya lagi.

Dengan cepat, Kyla mengangguk.

Plok plok plok!

Entah gimana caranya, Haechan mencekik leher Kyla dari belakang.

Sangking enaknya, si cewek sampe menangis sampe membuat sang pacar khawatir. “Are you okay? Should i stop?”

“Go harder, Hyuck.”

Yang tadinya di leher, pindah ke rambut Kyla untuk dijambak.

Hentakannya semakin kenceng sesuai kemauan sang cewek.

Messy. Keringet dimana-mana, hickeys dimana-mana. Kacau.

“Ah shit.” Gumam Haechan.

“Ah- aduh Chan.”

Sampe lagi.

Iket pinggang yang di tangan Kyla dilepas. “Mau mandi?”

“Tunggu.” Kyla langsung merebahkan dirinya di sofa untuk mengatur nafasnya.

Si cowok pun terkekeh, “Lucu amat sih sangking needynya minta lebih kenceng.” Dagu si cewek dielus cepat.

“Ayo, aku mandiin ya sayang? Abis itu kita cuddle sambil makan cemilan yang aku bawa dari Jepang.”

“Sakit..sampe perih gini...” Kyla ngepout sambil mengelus bokongnya.

“Awww, sorry sayang. Sini gendong, kena air nanti jadi dingin. Yuk.” Haechan memakai celananya kembali sebelum menggendong tubuh Kyla yang udah lemes.

Semoga sih sofanya dibersihin.

MarKil : Their First Kiss.

Semenjak pacaran, keduanya masih agak segan buat ngeluarin sisi physical touchnya to each other.

One day, Mark ngajak Kyla dinner formal di suatu restoran yang cukup fancy.

Jujur, Kyla kaget karena emang gak kebiasa sama Mark yang rapih.

He looks so fine.

I mean, Kyla juga keliatan dewasa banget pake dress. Mark is secretly drooling.

Pas dijemput, udah pasti Mark langsung muji walaupun dia deg-degan ngeliat Kyla. “Damn, you look so freakin' cute.” Mulut Mark ditutup sama salah satu tangannya.

“Hehe, thanks. You look fine though, apa lagi kamu juga pake converse tuh hahaha, kamu tau tipe aku banget kayaknya yaa..” Ledek Kyla.

“Oh dang hahahah! Kita couple-an banget sama-sama pake converse? Wow you really are my girlfriend. Let's go then.” Si cowok tersenyum lebar lalu menggandeng tangan ceweknya.

Kyla cuman bisa ngikut walaupun jantungnya udah pindah entah kemana.

Selama perjalanan, Mark sesekali menggenggam tangan Kyla sambil dielus. “Babe.” Panggilnya, masih fokus sama jalanan.

“Hm?” Kyla nengok.

“Sadar gak kamu beneran secantik itu? Look in the mirror please, i can't stop smiling.” Astaga. Apple cheeksnya.

Sumpah, Kyla udah gak tahan lagi makanya saltingnya parah. “A-aduh. Kamu jangan bikin salting mulu napa kerjaannya.”

“Tunggu bentar.” Ucap Mark lalu dengan cepat memarkir mobilnya yang udah di parkiran restoran.

Si cowok membuka seatbeltnya lalu membuka seatbelt yang dipake Kyla. “Wangi.” Puji Mark.

“Kamu juga wangiiii..” Dengan otomatis, kedua tangan Kyla meremas pipi Mark yang lagi deket banget jaraknya karena baru ngebuka seatbeltnya.

Gantian, si cowok yang salting. Ia maju untuk mencium bibir pacarnya.

Awalnya Kyla masih shock pastinya. Tapi ciuman mereka semakin dalam dan romantis lama kelamaan karena Mark gak menjauh sama sekali.

Tangan Mark ada di pipi Kyla, sekilas mengelus pipinya, sedangkan tangan Kyla pindah ke tengkuk si cowok.

Saat beberapa detik udah selesai, keduanya tertawa pelan. “That was good.” Ujar Mark.

“I know right.” Timpal sang pacar.

The urge to move into Mark's lap kalo kata otak Kyla.

Hati si cewek pun menyuruhnya untuk pindah ke pangkuan cowoknya.

Si cowok terkekeh, “Come here baby.” Kedua tangannya terbuka, siap mendapati Kyla di pahanya.

Biar gampang, Kyla duduk menyamping lalu mereka lanjut berciuman.

Kedua tangan Kyla melingkar di leher cowoknya sedangkan Mark memeluk pinggang Kyla. “Fuck, you're cute.” Ucap Mark, jemarinya pindah ke dagu Kyla.

“Mark i swear if you don't sto-” Kalimatnya terpotong sama Mark yang nyosor ke bibir Kyla.

“Lebih baik kita makan dulu gak sih? Nanti lanjut kalo mau.” Kyla setengah bercanda.

“Oh shit i forgot hahahaha..” Si cowok terkikik geli sampe merebahkan kepalanya di pundak Kyla.

Rambut belakang Mark disisir lembut dengan jemari ceweknya. “Okay let's go.”

Dengan gampang, Kyla membuka pintu mobil di depannya. “HAHAHAHAH! Astaga babe, ini tas kamu.” Mark beneran ngakak.

“Oh iya, sorry-sorry hahahah.”

“It's fine.” Si cowok mengambil tas sang pacar lalu keluar dari mobil.

“Here, let's go.” Mark menggandeng Kyla setelah ngasih tas ceweknya. “Thank youu.”

“My pleasure, love.”

Alt. HeeKil 2

Emang biasa Kyla nemenin cowoknya kerja. Apa lagi kalo cuman sekedar meeting, udah pasti ikut karena bisa ketemu sama member lain juga sangking deketnya.

Everything’s going well tapi, penampilan Heeseung..

Well, someone’s definitely needy walaupun sebenernya Heeseung ada niat sesuatu kenapa dia pake outfit yang hot hari ini.

Seharian Kyla mencoba untuk menghindari tatapan Heeseung dan mencoba untuk biasa aja.

Sampe meeting selesai, Kyla akhirnya disuruh cowoknya buat masuk ke ruangan yang perlahan ditinggalin sama orang-orang yang tadinya disana.

Si cewek duduk di kursi sebelah sang pacar.

Sebelum keduanya ngobrol, Sunghoon manggil, “Eh, nongki di cafe depan yok? Kil mau ikut gak?”

“Nanti nyusul bro, gue pengen ngobrol bentar.” Jawab Heeseung.

“Oke.” Pintu pun ditutup.

Si cowok beranjak dari kursinya buat ngunci pintu. “Hee, ngapain?”

“Gakk, ngunci doang.” Ia menjawab dengan santai lalu kembali ke kursinya.

Si cowok memundurkan kursinya sedikit ke belakang. “Come here.” Suruhnya sembari menepuk pahanya.

Dengan cepat, Kyla pindah ke pangkuannya Heeseung, menyamping.

Tanpa basa-basi, si cowok maju buat memagut bibir ceweknya.

Di sela-sela kegiatan, Heeseung tersenyum miring. “Nafsu juga kamu.” Dagu Kyla dipegang.

“You’re the hottest guy i’ve ever seen i swear.” Kyla jujur, oksigen mulai berkurang.

Si cowok terkekeh sambil mengelus samping paha Kyla. “Hahaha, thank you. You’re also the hottest person ever. Especially with this top.”

“Th-thanks, Hee. By the way, a-aku minta sesuatu boleh gak?” Nada Kyla udah berubah dari sebelumnya.

Sang pacar semakin turned on tentunya. “Apa sayang?”

“Mau ke mobil, please..” Needy eyes needy eyes needy eyes. One of Heeseung’s weakness.

“Kamu daritadi udah nahan ya, sayang?” Si cowok kembali terkekeh membuat Kyla semakin needy. “Ayooo Hee..” Sekilas, pipi si cowok dikecup.

“Okay okay, ayo.” Keduanya berdiri dan Heeseung menggandeng tangan Kyla selama jalan ke parkiran.

Heeseung duduk duluan di driver’s seat lalu Kyla balik ke pangkuannya setelah mobil udah nyala.

Gak pake lama, mereka lanjut berciuman. Harder and deeper.

Rambut belakang Heeseung dijambak sampe ia mendongak. Kyla langsung serbu leher si cowok sampe jakunnya dijilat. “Anjing.”

Kancing kemeja si cowok dilepas satu persatu sama Kyla. “You’re so fucking hot, Hee.”

Dada cowok itu dielus, sesekali dikecup. Heeseung udah keenakan sampe kedua matanya tertutup. “Fuck, you’re such a whore.”

“I am. Yours, right?” Kyla pun melepas semua kancing cowoknya sampe dia shirtless. “Yeah.” Jawab si cowok.

Abs Heeseung terus dielus, “Ini punya aku ya.” Ujar Kyla.

“Iya sayang, sekarang buka celana kamu, i’m so hard.”

Si cewek terkekeh, “Okay daddy.” Dengan susah payah, Kyla membuka celana dan dalemannya dibantu sama Heeseung juga.

Sebelum masuk ke permainan aslinya, Kyla sempet ngegrind on her boyfriend saat Heeseung masih pake celana. “Ah anjing, you’re so good at this.” Kedua tangan Heeseung meremas bokong Kyla.

“Please take off your pants, daddy.”

Akhirnya masuk juga ke round one.

Shit, Hee. Slow down, ini mobilnya bakal keliat- ahh..

Leher Kyla dicekik kenceng selagi mereka berpagut.

Anjinggg..

Fuckkkkk

Sampe.

“Enak, sayang?” Tanya Heeseung dengan lembut sambil merapikan rambut Kyla.

Karena masih mengatur nafas, Kyla cuman ngangguk.

Tapi ditampar sama Heeseung.

“Aku mau denger jawaban kamu.”

“Iya enak, aku lagi ngatur nafas, daddy.” Kepala Kyla mengumpat di ceruk leher sang pacar.

“Bagus, get ready for round two.”

Alt. MinKil 5

Tampil di stage udah pasti latihan tapi kalo buat acara kompetisi pasti latihannya bakal lebih serius. Apa lagi buat acara ‘Kingdom’ ini.

Karena Minho udah latihan lebih awal bareng beberapa member, dia mutusin buat istirahat di ruang recording yang isinya cuman Kyla lagi kerja. Nyicil lebih tepatnya karena dia bosen juga.

Si cowok masuk dengan keadaan keringetan tipis dan ngos-ngosan. “Yang, geseran dikit boleh gak?” Kaosnya ia pake buat kipas badan dalemnya.

“Oh astaga iya-iya.” Dengan cepat, Kyla langsung geseran. Lowkey salting ngeliat cowoknya.

Si cewek yang mencoba untuk gak ngehirauin penampilan hot Minho, lanjut kerja di hapenya.

Gak lama, Minho nanya, “Kamu kerja?”

“Iya.” Jawab Kyla, kedua matanya fokus ke kerjaannya.

Selama beberapa menit, Minho ngeliatin Kyla yang lagi fokus kerja itu. Dalem banget tatapannya.

Kyla mulai sadar, “Yang ah apaan sih ngeliatin mulu daritadi perasaan?!”

“Dih, emang gak boleh? Udah punya aku ya terserah dong?” Minho hanya tersenyum miring. “Kamu cantik banget abisnya.” Lanjut si cowok.

“Kamu hot.” Bales Kyla, masih berusaha buat keliatan cool.

Dagu Kyla dielus. “Oh ya?”

“Minho, aku kerja dulu bentar. Biar besok udah free.” Sebenernya Kyla udah mau pecah disitu, tapi ya ditahan.

Lagi-lagi Minho tersenyum miring, “Okay ma’am. Sini pindah biar enak kerjanya.” Suruh si cowok supaya Kyla pindah duduk di tengah-tengah pahanya.

Daripada gimana-gimana, Kyla langsung nurut aja.

Selama Kyla ngerjain kerjaannya, Minho memeluknya di pinggang.

Lama kelamaan, leher belakang Kyla dikecup pelan. Cewek itu otomatis gerak, “Yang, geli!”

“Hehe.”

Nafas Minho terasa di leher belakang Kyla sampe si cewek berkali-kali, merinding. “Minho ih jangan diganggu dulu.”

“Aku gak ganggu sayang, nafas doang.”

“Ya sama aja dong.”

Mode ‘ngambek’ Kyla membuat sang pacar tertawa pelan.

Tangannya mulai pindah ke paha. Dari mengelus sampe meremas. Kyla cuman bisa memejamkan matanya sebentar, untung gak keliatan.

Tapi tetep aja. Minho tau.

“Keenakan kamu ya?”

“Hah? E-enggak.” Yah, dia salting.

“Istirahat dulu kali.” Hape yang lagi di tangan Kyla, diambil sama Minho dan ditaro di sofa sebelah mereka.

Posisi Kyla berubah jadi balik ke Minho.

Gak pake ngomong, keduanya maju untuk berpagut. Emang seru bikin tensionnya tinggi kalo kata mereka.

Tangan Minho di leher Kyla untuk menarik agar pagutan mereka makin dalem.

Oksigen mulai abis. “Yang, chill out.” Kepala Kyla mengumpat di ceruk leher cowoknya.

“Your lips, fuck. Can’t get enough.” Pinggang Kyla dielus sama kedua tangan Minho yang lalu turun untuk meremas bokong Kyla.

Keduanya kembali berpagut gak lama setelah itu.

Mulai mabok situasi, Kyla’s grinding on Minho. Very hard sampe si cowok ngegrowl beberapa kali.

Rambut belakang si cowok dijambak. “Ah fuck.” Minho mulai kepanasan dan melepas kaos hitamnya.

Tangan Kyla mengeksplor badan cowoknya (also hers).

Dari leher ke dada, Kyla mengecup semua, sesekali menjilat. “Anjing.” Gantian, rambut Kyla yang dijambak.

Masih belom puas, mereka ciuman lagi.

Hickeys mulai bermunculan. Di leher keduanya.

Gak lupa, jakun Minho dicium dan dijilat. “Yang ahhh anjing!” Si cowok frustasi karena Kyla’s too hot right now.

“Yang.” Panggil Kyla dengan tatapan needy nya.

Minho yang masih terengah-engah masih bisa jawab, “Apa?”

“Kamu bentar lagi dipanggil ya?” Another senjata dipake sama Kyla, dia ngepout.

“Fuck, enggak kok. Udah main sebentar, i’ll lock the door, okay?” Rambut Kyla yang berantakan, dirapihin sekilas sama sang cowok.

Ya udah pasti kaget kan, “Kamu? Belom kunci daritadi?”

“Udah tenang, aku kunci sekarang.”

“Kamu mau langsung atau aku kocok dulu?” Tawar Kyla.

“Terserah, yang penting sampe apart kita lanjut.”

“Yah, gak bisa jalan dong?”

Pipi si cewek ditampar. “Nurut aja, aku tau kamu suka.”

Walaupun sakit, Kyla terkekeh. “Okay daddy.”