kkumasmom

da-yo-8

Udah berusaha untuk menahan diri dari sejak mereka ketemuan tadi, makin dibuat susah karena anak-anak malah manasin di groupchat mereka.

Even though they were all ‘joking’ about Daniel and Kiyoko having sex.

Sesampainya Kana, Jaden, dan Travis di kosan, tiga orang itu langsung buru-buru masuk ke studio di area kamar Daniel. “HAYO NGAPAIN- Yah elah.. The disappointment..”

Kana yang semangat mau mergokin gak dapet apa-apa karena emang dua orang lainnya itu lagi sibuk sendiri-sendiri. “Gak asik ah.” Timpal Travis.

“Lo berdua diem sebelum gue suruh Jaden kurung di balkon atas ya.” Ujar Kiyoko, membuat Jaden yang kini duduk di sebelah cewek itu terkekeh.

“Jangan dong.”

“Tau ya, kan serem di atas.”

Gak ada yang notice kalo selama mereka makan malem selagi ngebahas pekerjaan dan hal lain, Daniel menatap ke arah Kiyoko berkali-kali.

Padahal Kiyoko juga sesekali sibuk sama laptopnya, tapi tension antara mereka berdua semakin tinggi, bisa-bisanya gak ada yang nyadar.

They kept talking all night long, sampe Travis beberapa kali ketiduran tapi bangun lagi. “Anjing Trav mata lu bego.” Ujar Kana.

“Merah banget gila cok, udahan yok guys, nanti lanjut lagi.” Jaden yang lagi senderan di pundak Kiyoko membelakangi tembok di kasur Daniel, mulai beres-beres.

Sesuai rencana malem ini, Travis on the way tidur di kamar Jaden, sementara Kiyoko bakal tidur di kamar sahabat ceweknya nanti.

Setelah yang udah pada teler berpamitan ke kamar masing-masing, Kiyoko ikut beres-beres, ia menutup laptop. “Gue ke kamar Kana bentar ya.”

Cewek itu berdiri di samping Daniel yang sedang duduk di kursi gamingnya. “Okay babe, if you’re sleepy just hit the sack, alright?” Salah satu tangan Daniel mengusap punggung sampe bokong Kiyoko.

Tentunya Kiyoko mendengus. “Am not.” Ia langsung pergi dari kamar Daniel yang terkekeh salting. Entah kenapa juga dia salting.

Setelah bebersih di kamar mandi, Kiyoko ikut skincare bareng Kana di kamar cewek itu. Ngobrol beberapa saat.

Jam dua subuh itu akhirnya Kana tucked herself into her bed, she immediately ‘passed out’ karena kekenyangan dan emang sempet minum juga tadi.

An informal way to say “Kiyoko masuk ke dalam kamar Daniel lalu memergokinya yang sedang melakukan hal yang tidak etis” in English could be:

Kiyoko walked into Daniel's room and caught him lagi mengocok miliknya sendiri sambil menggeram sesekali. “Daniel.” Panggil Kiyoko, cewek itu menyilangkan kedua lengannya sambil menggelengkan kepalanya.

“Lo lama banget for fuck’s sake, Yok. Ngacengnya udah keterlaluan ini.” Daniel who stayed unbothered, membalas Kiyoko, masih fokus bermain sendiri di kursinya itu.

“I didn’t expect lo sekeras ini, Dan, i’m sorry. Was having too much fun gossiping sama Kana.” Ujar Kiyoko selagi memposisikan dirinya di sela-sela kaki Daniel.

Gak pake lama, Daniel mengarahkan salah satu tangan Kiyoko ke miliknya itu. “At least you’re here now.”

“Anjing.” Gumam Kiyoko, ia menahan senyumnya, perlahan mulai mengocok milik si cowok.

Baru sebentar aja Daniel udah ngeflinch, kedua matanya sempet terpejam, kedua telapak tangannya meremas armrest kursi. “Mmh.”

Kiyoko meludah ke telapak tangannya sendiri dan milik Daniel sebelum dia mengocok sembari memasukkannya ke dalam mulut. “Bajingaaan..” Kepalanya mendongak.

Saat menjilat bagian sampingnya, Kiyoko menatap Daniel dengan dalam. “Enak, Daniel?”

Cowok itu mengangguk, matanya masih terpejam. “So fucking good baby. Suck it, suck it suck my fucking cock, cepet.” Ujar Daniel, tergesa-gesa.

“Aah..” Desah Daniel saat Kiyoko nge-deepthroat, posisinya sampe berubah.

Suara kocokan dan hisapan dari Kiyoko lumayan kenceng, made the situation worse. “Anjinggg.. Gue udah nunggu banget bangsaat..”

“Suka ya gue sepong gini?” Cewek itu lanjut mengocok, wajahnya di samping milik Daniel sambil tersenyum.

Kepala Kiyoko dielus sebelum diteken ke bawah. “Best mouth to fuck, my absolute fav- ah fuuuck..”

Kini dua telapak tangan Daniel menekan kepala Kiyoko, pinggulnya dihentakkan ke atas. “Anjing! Ah shit baby maaf, my bad..”

Kiyoko menjauh sesaat, ia tersenyum lemas ke Daniel yang mengusap area mulutnya. “Definisi the messier the prettier lo, Yok..”

“Senderan yang bener, Dan, lebarin kaki lo, i wanna suck your balls.” Suruh Kiyoko yang langsung diturutin tentunya.

“Kiyoko oh myyy.. Ah fuckkk..” Daniel auto menutup mulutnya, takut kedengeran yang lain.

“Yok.. Yok anjing.. Mmh!” That guy can’t help it, he came a lot.

Sampe ada yang netes di dada Kiyoko. “Si cantik, my fucking whore.” Ujar Daniel yang terengah-engah itu, dia menepuk-nepuk pipi Kiyoko sebelum ia remas.

Leher Kiyoko digenggam, badan Daniel turun untuk mencium sahabatnya yang masih berlutut di lantai. “Enak banget sih, Dan.”

“Apanya?” Daniel menjauh sebentar sebelum mengecup Kiyoko.

“Your lips, your tongue, your cum.”

Jawaban Kiyoko membuat Daniel mendengus lalu lanjut melumat bibirnya.

Plak! Pipi Kiyoko kena tampar.

“Kok bisa ya lo bikin gue sesange ini? Hm? Apa karena lo daritadi kayak lonte yang desprate minta dientot ya?” Daniel ngomong dengan gemas.

“Mungkin? Nih buktinya udah ngaceng lagi.” Kiyoko mengocok pelan milik Daniel yang bener udah bangun lagi.

Keduanya sama-sama tersenyum ke satu sama lain sebelum Daniel menarik Kiyoko ke pangkuannya menyamping.

Salah satu tangan Daniel ada di bokong Kiyoko, satunya lagi mengusap paha samping Kiyoko, sesekali meremasnya.

Forearm Daniel dielus sama Kiyoko. “Mine.” Ujar si cewek saat sedang mendekor leher Daniel.

“Ambil semua aja, they’re all yours, baby.” Pipi Kiyoko dikecup cepat sebelum Daniel mendongak lagi.

Kini tangan yang meraba paha Kiyoko daritadi mulai masuk ke dalam celananya. “Oalah, tadi dicopot pantiesnya.” Daniel mendengus.

“So you can feel my pussy sooner.”

“My good girl.” Pipi Kiyoko kembali dikecup.

Udah gak tau kondisi leher Daniel sekarang kayak gimana sangking banyaknya hickeys yang dibuat Kiyoko. “Duh sayang, basah banget ini. Tapi masih sempit.”

“Can’t help it, daddy- Nghh.” Kiyoko melenguh saat Daniel meloloskan dua jarinya.

“Yess.. Gerakin sayang.” Daniel terkekeh saat melihat Kiyoko menggerakkan pinggulnya.

Kiyoko terus meremas pundak Daniel. “Daniel… Dan.. G-gue deket- Ahh..”

“Apa, lonte? Ngomong yang bener dong ah.” Si cowok mendorong jemarinya dengan kencang dan dalam.

“Ah! Please.. Mau cum..” Rambut belakang Daniel dijambak sama jemari Kiyoko.

“Cum tinggal cum.” Daniel mengecup bibir Kiyoko.

Badan cewek itu pun bergetar saat dia mencapai klimaks pertamanya, ia mendesah di ceruk leher Daniel. “Aaagh..”

Daniel masih menggerakkan jemarinya selama beberapa saat sebelum dia keluarin dan dia ‘pamerin’ ke Kiyoko. “My work baby, gue bikin lo cum sampe jari gue udah keriput gini.”

Kiyoko masih mengatur nafasnya, tapi semakin terangsang pastinya. “Daddy looks so good.”

“Yeah?”

“Uh-hm.” Doe eyes Kiyoko keluar untuk menatap Daniel lebih dalam, sembari mengarahkan tangan Daniel ke mulut cowok itu sendiri.

Si cowok menghisap jemarinya sendiri sambil terus bertatapan dengan Kiyoko. He rolled his eyes saat cewek itu ganti posisi jadi berhadapan, kini bergerak di atas milik cowok itu sembari memperdalam jemari Daniel.

Kiyoko memindahkan jemari Daniel ke dalan mulutnya untuk ia hisap. “Kiyoko.. Fucking hell.. Gimana gue gak kepikiran lo terus sih anjingg- Ahh.. Kontol gue..”

“Mau ngapain sayang? Hm?” Tanya Daniel saat Kiyoko sempet berdiri buat adjust posisi, ia juga mengelus tubuh Kiyoko yang sedang naik ke atas pahanya.

“Mau coba ini.” Jawab Kiyoko, ia memasukkan milik Daniel lewat celana pendeknya. Entah gimana tapi milik mereka bersentuhan namun terbalut sama shorts si cewek.

At this point, semakin hari Daniel semakin sinting. Udah gak tau harus bereaksi gimana lagi. “Baby.. Astaga sayang..”

“Does this feel good to you, daddy? Ada yang pernah gini gak sama kamu?” Kiyoko terus menggesek-gesek milik mereka berdua.

Cowok itu menggeram, kepalanya menyender ke belakang sambil meremas bokong Kiyoko. “Insanely good, Kiyoko. And no, gak pernah sayang.”

Kiyoko yang memanyunkan bibirnya segera dicium Daniel. “Best cock ever.” Gumam Kiyoko, desahannya ditahan.

“Belom masuk aja udah seenak ini, Dan. Gila..” Cewek itu menggigit bibir bawah Daniel.

“Exactly, baby- Fuck.. Enak banget sumpah.. Kamu kalo mau cum, cum aja. Abis ini baru aku entot ya.” Daniel memegang wajah Kiyoko.

Selama beberapa detik, mereka saling menatap yang rasanya gak bisa dideskripsiin. They just felt unreal.

Daniel sempet ngeliat ke area bawah sampe double chin miliknya keliatan, dia gemes sendiri. Ia membantu Kiyoko bergerak. “You’re close, aren’t you?”

“Ahhh.. Deket banget. I’m gonna cum, fuck.” Kiyoko mendongak tapi pipinya diremas sama Daniel untuk diarahin ke bawah.

“Liat aku dong, cantik.” Daniel membasahi bibirnya sendiri, thirsting over his bestfriend.

Daniel sengaja naikin jersey yang dia pake, pas banget Kiyoko yang udah menatap Daniel, udah mau keluar. “Pinter, keluarin aja sayang.”

Bagisn celan Kiyoko ended up kerobek dikit sama Daniel. “Keluarin terus, Yok..”

“Dan.. Fuck fuck.. Ah..” Paha Kiyoko kembali bergetar, terlebih saat dia melihat urat yang bermunculan di lengan Daniel setelah cowok itu gak sengaja merobek.

That area udah pasti messed up.

Daniel mengangkat tubuh Kiyoko, diem-diem ke kamar mandi kosan itu, yang udah jelas kosong. 90% of the time emang gak ada orang.

Adrenalinenya kerasa banget.

Cewek itu didudukin di tembok wastafel, Daniel terkekeh sambil mengusap sisa cum yang ada di absnya. “Jadi yang lebih sange itu kamu atau aku sih?”

“Doesn’t matter, gue tau lo juga gak sabar mau ngentot kan?” Kiyoko menarik tangan Daniel untuk mendekat.

Kedua telapak tangan Daniel kini memegang pipi Kiyoko untuk memperdalam ciuman mereka. Gak tau udah yang ke berapa kali.

Berapa belas menit mereka malah keenakan berpagut, sampe akhirnya si cowok mindahin mereka jadi duduk di atas toilet. Posisi sama seperti di kursi gaming Daniel tadi. “Ride me first, bentar aja.” Pinta Daniel.

Kiyoko mendengus, “Lo diem-diem suka ya gue yang entot?” Cewek itu setengah bercanda, padahal nafasnya udah terengah-engah.

“Masukin cepet- Ah fuckkk.. Kiyoko..” Daniel did a little stretch dengan kedua lengannya menyilang di belakang kepalanya.

“Ini dalem banget bangsaatt..” Kiyoko meringis, ia menggigit bibir bawahnya.

“Nembus tuh.” Daniel memainkan alisnya, dia masih mengatur nafasnya.

Mereka bertatapan untuk kesekian kalinya dan terkekeh karena salah tingkah. “So sexy of you, sayang.” Puji Daniel saat Kiyoko mengikat rambutnya jadi di bun.

“Yeah? Kamu suka kan rambut aku diginiin?” Kiyoko mendekat ke wajah Daniel, tapi gak dia cium.

“Fuck. Iya, i like it on you, baby- Anjing! Ahh lonte..” Desah Daniel saat Kiyoko tiba-tiba bergerak turun dengan kencang.

Si cewek yang ngerasa kepanasan langsung melepas sports bra-nya. “Suck my titties, daddy.”

“Beneran lonte anjing.” Ucap Daniel dengan gemas, dia menarik tubuh Kiyoko dengan memeluknya lalu mulai menghisap stressball personalnya.

Setiap hentakan pasti ada aja desahan mereka yang gak sengaja kekencengan. “Kiyoko.. Nghh.. I love your fucking cunt.”

“Sempit banget bangsatt.. Tightest pussy ever holy fuck.” Ujar Daniel di sela-sela hisapannya.

“Dan nghh..” Cewek itu melenguh saat Daniel gak sengaja ngegigit kekencengan.

Meredakan perih, Daniel menjilatnya. “Maaf, sayang. Keep moving.. Yess..”

“Daddy, paha aku perih..” Mata Kiyoko mulai berkaca-kaca.

Gak pake aba-aba, Daniel kembali memindahkan mereka ke depan kaca. “Enakan aku yang entot gini ya?”

“Anjingg, Daniel… Masukin terus, Dan.. Go deeper..” Kiyoko meremas buah dadanya sendiri.

Pemandangan itu membuat Daniel langsung melepas jerseynya. Both are full naked now.

Sebelum dipindahin sama cewek itu, Daniel inisiatif buat meremas buah dada sahabat ceweknya dari belakang. “Suka diremes-remes gini, hm?”

“Suka dientot dari belakang, iya? Lonte. Dirtiest slut i know. Kiyoko, Kiyoko.. You’re the fucking hottest.” Daniel mengecup punggung atas Kiyoko.

“You know me the best, daddy.. Kamu apain aku aja enak, fuckkk.. Right there.. Mmhh..” Mereka bertatapan lewat kaca sebelum Kiyoko memejamkan kedua matanya lagi.

Daniel meremas bokong Kiyoko. “Till’ the sun comes up, yeah?”

“Whatever daddy wants, pake aku semau sesuka kamu, ah anjing enak banget ngentot..” Lanturan Kiyoko memperparah situasi.

Plak! Bokong Kiyoko ditampar. “Hm, enak kan.” Ujar Daniel dengan gemas.

Plak! “Daddy’s whore indeed.. Kiyoko sayang.. Stop clenching, baby.. Memek kamu makin sempit.” Suruh Daniel di samping telinga cewek itu.

Kiyoko nengok ke arah Daniel dan segera menciumnya. “Mmmhh..”

Si cewek meremas tengkuk Daniel, “Mau jadi lonte kamu, Daniel.”

“You are one, sayang. Lonte aku. Punya aku doang.” Kini leher Kiyoko dicekik lumayan kenceng.

Gak tau udah berapa kali Daniel menggertakkan giginya sendiri. Hentakan pinggulnya juga semakin cepet dan dalem. “Fuck! Ah anjing!”

“Gak usah ditahan kalo mau keluar, lonte. Ah bangsat, Yok.. Your messy bun is killing me..” Pinggang Kiyoko dipeluk dari belakang dengan erat sebelum Daniel membuka salah satu drawers disitu.

Ia merogoh laci itu, sempet eye contact sama Kiyoko lewat kaca. “Udah capek? Mau udahan ngentotnya, hm?” Selain making sure, Daniel nantangin juga selagi mengambil satu batang rokok dan menyalakan korek api.

“Gak mau udahan, sampe kontol lo capek juga gue mau kita tetep lanjut, Dan.. Bangsaat.. Keep moving, enak banget anjing.” Kiyoko memukul tembok wastafel dengan pelan.

“Horny ass slut.” Daniel terkekeh sambil menghisap rokoknya, tangan satunya memegang pinggul Kiyoko.

Kiyoko nengok ke samping sebagai kode kalo dia mau menghisap rokok Daniel juga.

Dari belakang, Daniel mengarahkan rokok itu ke depan mulut Kiyoko, cewek itu menghisapnya lalu membuang asap ke sembarang arah sambil bertatapan lewat kaca.

Beberapa kali mereka bergantian menghisap. “I’m gonna fucking cum, Daniel.”

“Go ahead, squirt it all sayang yang banyak. Your third time, yeah? Such a fucking whore.” Daniel membuang rokoknya setelah dia udah selesai.

“Abis ini kamu isi yang banyak ya, Dan. Fill me up sampe semuanya basah- Ah anjing! Bangsaaatt..” Kiyoko sampe nunduk sangking overwhelmednya.

Daniel berhenti gerak saat ia ikut mencapai klimaksnya. “Ngentoooott… Enak banget banget sayangg..” Cowok itu mendongak sambil meremas dua buah dada Kiyoko.

They stayed in that position for a few minutes, sampe susah ngatur nafas juga. “Balik sini pelan-pelan, sayang.” Ujar Daniel, masih ngos-ngosan.

Sangking lemesnya, Kiyoko cuman bisa ngikutin suruhan Daniel barusan tanpa merespon sahabatnya itu.

Cewek itu pun puter balik dan menyender ke ujung meja wastafel. Salah satu kakinya diangkat sama Daniel ke pundaknya.

Suara kecupan di paha naik ke milik Kiyoko. “Mmh, taste so good.” Gumam Daniel.

Lagi-lagi Kiyoko mendesah sambil mendongak, ia menjambak rambut Daniel dari atas. “Dan.”

“Hm.” Bales Daniel, ia terus berciuman dengan ‘bibir’ Kiyoko itu.

Kini lidahnya yang bermain di bawah sana, keluar masuk, sesekali juga ia hisap dengan nafsu. “I love eating your sweet pussy, babe.”

“M-masih sensitif.. Nghhh..” Air mata Kiyoko menetes, tapi dia sendiri jadi mengejar klimaksnya.

“Cum on my face, baby, bikin kotor.” Daniel tersenyum miring di sela-sela menghisap milik Kiyoko.

Cewek itu memegang ujung meja wastafel dengan kenceng. “Nghhhh..”

Daniel threw another smirk on his face selagi membersihkan milik Kiyoko. “Mau cum sampe berapa kali sih, sayang?” Cowok itu setengah meledek.

Kaki Kiyoko kembali diturunin, Daniel sambil mengecupi paha cewek itu, perlahan naik ke atas, gak lupa juga untuk menjilat dan mencium pelan area tato si cewek. “My girl.” Gumam Daniel.

Saat cowok itu udah berdiri, Kiyoko melingkari leher cowok itu dengan kedua lengannya. “Wild. As. Fuck.”

Kini kepala Kiyoko beristirahat di dada Daniel, cowok itu mengelus kepala sang sahabat. “Jarang-jarang lo squirt tapi masih sadar.”

“Sangking sangenya.” Bales Kiyoko.

“Mau mandi atau lanjut di kamar?” Daniel menjauh untuk menatap Kiyoko, sekarang ia mengelus wajah cewek itu.

Kiyoko terkekeh, “Cuddle tapi masukin kontolnya.”

“Anything Bu Manager wants.” Bibir Kiyoko dikecup cepat.

“Ciumnya cepet banget Pak Leader.” Kiyoko menarik Daniel untuk lanjut berpagut lebih dalam.

Well i guess mereka gak peduli dengan rencana tidur yang semestinya gimana. Kasian Kana, untung udah dikeluarin sebelum pada bangun.

da-yo-7

Time has come. Brand tersebut kembali mengadakan event khusus kolaborasi sama leader band Yagi itu.

Karena lokasi tempatnya pindah, Kiyoko sama Daniel nginep di hotel yang berbeda sama waktu itu pas sama Travis.

They had a long day, tapi masih seger, tumben. “Dan, gue ke sebelah bentar.” Ujar Kiyoko setelah ngecharge handphone di meja depan kasur Daniel.

“Hah? Ngapain?” Daniel menatap Kiyoko bingung.

“Bersih-bersih bentar doang, gue mandi maleman aja nanti.”

Cowok itu tersenyum, “Ya disini aja Yok bersih-bersihnya.”

Kiyoko jalan ke arah pintu sebelah kamar mandi dimana Daniel berdiri di depan situ. “Gue cuman pengen ngambil sikat gigi, Danielll.. I’m not going anywhere, tenang aja.”

Sebelum melewati dan keluar, Kiyoko mengelus dada bidang Daniel yang menahan senyumnya. “Jangan kelamaan.” Cowok itu sempet menahan jemari Kiyoko sebelum dilepas.

Dari sekedar flirting gitu aja mereka tau something’s about to go down sore menjelang malem ini.

Gak sampe dua menit, Kiyoko udah masuk lagi ke unit kamar Daniel. Ia mengetuk pintu kamar mandi sebelum akhirnya masuk.

Mendapati Daniel yang sedang bilasan di shower room. “Dan, gue minjem celana pendek ya nanti.” Kiyoko menatap si cowok lewat kaca, ia sedang mengikat ulang rambutnya untuk cuci muka.

“Sure, ada di tumpukan paling atas kok. Tapi i don’t mind sama sekali kalo lo gak mau pake shorts.” Kiyoko tau betul kalo itu Daniel ngode.

“Ya ya fine whatever, gue gak usah pake.” Keduanya kembali bertatapan lewat kaca lalu sama-sama menahan senyum.

Setelah selesai bersih-bersih dan skincare, Kiyoko duduk di tembok wastafel. Sesekali berbincang sama Daniel yang lagi keringan badan, ia kemudian memakai atasan dan celananya.

Kini Daniel mempersiapkan alat shavingnya di sebelah Kiyoko. “Iya sih tapi tadi-“

“Eh sorry, tumben banget lo cukuran?” Cewek itu terkekeh gemes.

“Feel this, lo bakal geli nanti.” Daniel mengarahkan tangan Kiyoko ke area mulut dan dagunya.

Pipi cowok itu diremas oleh Kiyoko, “Apa sih kok geli?”

“Don’t play dumb.” Ujar Daniel terakhir sebelum dia mulai mencukur.

The tension between them is getting hotter karena selama Daniel cukuran, gak ada yang ngomong udah pasti. And both of them couldn't stop staring at each other.

Cowok itu membasuh wajahnya sesaat sebelum ia mengeringkannya dengan handuk kecil. “Nice.” Gumamnya sebelum berdiri di sela-sela kaki Kiyoko.

Kedua tangan Daniel berada di samping kanan-kiri tubuh Kiyoko. “What do you think? Udah fresh belom?”

Kiyoko downward smile, ia meledek Daniel, “Udah belom ya? Sebenernya kalo unshaved juga gapapa sih, tapi ya beda kalo begini sih pasti rasanya.”

Kini si cewek melingkari leher Daniel dengan kedua lengannya. “Ganteng kok.”

“Are you flirting just now?” Daniel menahan diri untuk gak salah tingkah, ia mengangkat salah satu alisnya sembari mengelus punggung bawah Kiyoko.

“Not really, just saying the truth.” Kiyoko mendekat ke depan wajah Daniel, ia menatap bibir Daniel. Beberapa inci lagi mereka bisa aja udah berpagut, tapi Kiyoko menjauh.

Ia menepuk beberapa kali pundak Daniel. “Dah, makan dulu yuk.”

Otomatis Daniel meminggir, kebingungan ngeliat Kiyoko yang turun dari tembok wastafel itu. “Makan? Kata lo tadi belom laper tadi?”

Without saying a word, Kiyoko menurunkan celananya dan menaruhnya di sembarang tempat. “Oh? Salah ngerti ya gue? I thought you wanted to eat my pussy.”

Daniel bener-bener dibuat bingung, so much going on and he couldn’t be more turned on karena sahabatnya itu. “Baby, i do want to eat your pussy. Come here.” Ia menarik tangan Kiyoko agar mendekat ke badannya.

Cowok itu bersender di ujung tembok wastafel sambil memperdalam ciumannya dengan Kiyoko. “Fucking finally.” Bisik Daniel di sela-sela ciuman.

Kiyoko mengarahkan salah satu tangan Daniel ke buah dadanya. “Anjing.” Cewek itu langsung melenguh saat Daniel meremasnya.

Mereka sama-sama down bad sangking sibuk dan lamanya mereka harus nunggu untuk have sex.

Beberapa kancing kemeja Kiyoko dilepas agar tangan Daniel bisa masuk. “Dan aduh.. Gak sabar mau ngewe..”

“Belom apa-apa udah begini lo, Kiyoko missed daddy this much, hm?” Nipples Kiyoko dimainin sesaat sebelum tangan cowok itu pindah ke leher sahabatnya.

Kiyoko memegang dan meremas lengan Daniel yang mencekiknya, forearmnya terasa jelas. “Kangen banget, fuck.. Please.. Mau..”

Tangan Daniel satunya mendorong bokong Kiyoko agar tubuh mereka semakin dempet. “Mau apa? Kalo lo ngomong cuman setengah-setengah gue gak bakal ngerti.”

Seketika keduanya lupa dengan chat mereka yang ngebahas soal ini, padahal di chat Daniel dianggap seperti bayi sama Kiyoko.

Cewek itu mendongak sedikit, menatap Daniel dengan dalam. “Mau ngentot, mau nyepong, mau semuanya, Dan. Gue gak peduli yang penting gue gak mau berenti.”

Dagu Kiyoko dielus pelan, “Such a mood, to be honest.”

Keduanya kembali berpagut selagi Daniel mengangkat tubuh Kiyoko dengan mudah, ia melempar badan cewek itu ke kasur.

Daniel kini berada di atas tubuh Kiyoko, “Cantik banget.” Gumam Daniel sambil mengecupi area leher, collarbones, dan dada si cewek sembari melepas sisa kancing kemeja yang belum sempet dibuka tadi.

Baru mau lanjut ke bawah, Daniel salah fokus ke pinggul Kiyoko yang setengah ketutup sama pantiesnya. “Babe? Kapan lo bikin tato?”

Kiyoko yang sedang menggigit jarinya, tersenyum. “Pas waktu itu sama Travis kesini.”

“Bagus gak?” Cewek itu kini menggigit bibir bawahnya sambil menatap Daniel dari atas.

Daniel mendengus, miliknya semakin keras after knowing that his girl-friend got a tattoo that says “7chill”.

Kiyoko tertawa pelan saat Daniel mengistirahatkan kepalanya di pinggulnya itu sangking dia gak percaya. “Baby..” Tangan Daniel mengelus pinggang dan paha Kiyoko.

Keduanya kembali bertatapan. “Lo serius gak sih ini?” Daniel menatap area pinggul Kiyoko, jemarinya mulai menurunkan panties cewek itu.

Ia terus mengusap pinggul Kiyoko. “Gue bakal susah nahan kesel kalo tau lo ngewe sama cowok-cowok lain yang bisa ngeliat ini.”

“Gitu ya?” Ledek Kiyoko.

Rahang Daniel mengeras sesaat, tapi dia masih sedikit kaget. “What the fuck.. Gue harus apa anjing?”

“Isep dong.” Jawab Kiyoko, masih santai. Dia sendiri melebarkan kedua pahanya.

Kalo begini caranya, Daniel jadi sangat melemah. “Suck this? Atau memek lo?” Ia sempet menunjuk ke arah tato Kiyoko.

“Boleh dua-duanya.” Kiyoko setengah bangun, ia menahan badannya dengan tumpuan siku di kasur itu agar dapat menatap Daniel dengan jelas.

He smiled with a little bit of tongue, “You’re unbelievable, Kiyoko.” Daniel langsung mengecup dan menghisap pinggul Kiyoko itu.

Gak keitung udah berapa kali Daniel mengecup area tato itu sebelum dia pindah ke milik Kiyoko yang nyatanya udah basah.

Inner thighs Kiyoko juga dapet jatah kecupan dan hisapan dari mulut Daniel sampai ada beberapa hickeys disitu. “Anjinghh.. Daniel.”

“Am i doing good, baby?” Mata Daniel tertuju ke Kiyoko sesaat sebelum lanjut fokus di bawah.

“So good- Aah! Anjing..” Kiyoko menjambak rambut Daniel kenceng saat cowok itu tanpa aba-aba dives in ke miliknya.

Kedua paha Kiyoko diremas sama Daniel, cewek itu gak bisa menahan kakinya sehingga kepala Daniel dihimpit. He’s liking it more than anything.

“Your tongue.. Fucking hell…” Kiyoko mendongak, ia merasakan lidah Daniel yang keluar masuk miliknya.

“Nghh.. Dan, gue gila anjing.” Karena udah terlalu lemes dan lama, Kiyoko menjatuhkan badannya dengan lemas.

Daniel tertawa pelan, “Gak ada yang ngalahin nih memek lonte kesayangan gue.” Ia mengecup bagian depannya beberapa kali sebelum lanjut ‘memakan’ milik Kiyoko.

Tentunya tubuh Kiyoko semakin menggeliat, himpitan pahanya semakin mendesak namun hot. “Gak usah ditahan kalo mau cum.”

“Lo tau kan gue sesuka itu kalo lo cum right in my mouth?” Lanjut Daniel, he’s basically making out with Kiyoko’s private part.

“Bangsattt! Terusin Dan.. Ahh..”

Tangan satunya yang gak menjambak rambut Daniel, meremas bed sheets. “Gue deket. So fucking close right now.”

“Keluarin. Keluarin semua.” Sangking gemesnya, Daniel sampe harus adjust posisinya agar semakin dalam. Remasan di paha Kiyoko juga mengencang.

“Ah kontool… Felt so good gila..” Akhirnya Kiyoko bisa nafas normal setelah mengaturnya, ia masih ngos-ngosan.

Setelah Daniel membersihkan area Kiyoko, ia mengusap mulutnya dengan belakang tangannya. “Baby, kekencengan ya?” Cowok itu make sure karena paha Kiyoko merah banget bekas genggamannya.

Kiyoko sendiri gak sadar sampe dia memperhatikan Daniel yang sedang mengusap pahanya. “Gak penting, Dan. Ayo lanjut.”

Daniel menampar paha samping Kiyoko sebelum meremasnya. “Oh jadi maunya ngentot ngentot? Yang kenceng? Hm?”

“Since when gue minta dientot pelan sih, Dan? Please kiss me more. Siniii..” Kiyoko ngode ke Daniel untuk turun.

“Fuck, cewek siapa sih?” Daniel bergumam, dia menggeleng-geleng kepalanya sambil terkekeh saat melihat tato Kiyoko untuk kesekiannya lagi.

His necklace sempet bergelantungan di atas Kiyoko, kini wajah mereka udah berdekatan lagi. “Daniel lo ganteng banget begini, ah shit..”

Pipi Daniel memerah, ia mengecup pipi Kiyoko, “Thanks a lot, babe.” Daniel juga sempet mengecup bibir Kiyoko sebelum akhirnya berpagut dalam selama beberapa menit.

As always, Daniel memperdalam ciuman dengan berperang lidah dengan Kiyoko yang gak mau kalah.

Sesekali mengecup dan menggigit bibir bawah satu sama lain bergantian. “I wanna do this all night long, Yok. Gue bisa gila.”

“Me too, daddy.”

“Don’t even start.” Daniel menatap Kiyoko dengan dingin.

Selagi berciuman, Kiyoko meremas pundak Daniel berkali-kali, gak lama ia melingkari kakinya di pinggang Daniel dan memeluk sang cowok erat. “Put some hickeys, Dan.”

“No need to ask me twice.” Daniel mulai mencium leher Kiyoko, gak harus nunggu lama buat bikin tanda-tanda di canvas yang udah lama kosong itu.

Si cowok memindahkan tangan Kiyoko ke rambutnya saat dia mulai turun lagi.

Kemeja putih Kiyoko pun dibuka agar ia bisa bermain lebih leluasa. “Daddy’s little slut got the best fucking body, gue makin ngaceng anjingg.”

Tubuh Kiyoko kembali menggeliat saat lidah Daniel bermain di area nipplesnya.

Cewek itu sedikit kaget saat Daniel tiba-tiba menyisir rambutnya sendiri ke belakang dengan kasar. “Bajingan.” Gumam Daniel, kini ia berdiri untuk melepas celananya.

“Yok, liat.. Gara-gara lo gue sekeras ini.” Daniel terkekeh, ia mengocok miliknya sendiri sambil mengatur posisi di sela-sela kaki Kiyoko.

Si cewek juga agak naikan, ia kembali melebarkan kakinya. “Yang bisa bikin kamu sekeras itu siapa aja, Dan?”

Daniel menggigit bibir bawahnya, “Kamu doang, sayang. Gak bakal ada yang ngalahin.”

“Coba sini masukin, sekeras apa sih?” Kiyoko menepuk-nepuk miliknya.

Nafas Daniel terengah-engah, udah parah banget. “Pengen banget dientot ya daritadi?”

“Gantian aja, sayang. Nanti aku juga mau gerak, boleh ya?” Suara Kiyoko yang kini beda membuat Daniel semakin susah untuk mengatur nafasnya.

Selagi digesek-gesek di bagian depan, Daniel menatap Kiyoko dengan tajam. “The fuck, Kiyoko… Such a freak.”

“My freaky little bitch.” Daniel nambahin, ia menekankan kata ‘My’ sambil menggertakkan giginya.

“Only yours, daddy.” Kiyoko setengah meledek, ia ikut menggerakkan pinggulnya.

“Pinter.” Ujar Daniel, ia mengangkat salah satu kaki Kiyoko dan menghentakkan miliknya ke dalam tanpa kode apapun.

Kiyoko otomatis mendongak, ia menutup mulutnya. “BANGSAT! Mmmh anjing..”

“Turunin tangannya, aku mau denger suara kamu.” Daniel udah bergerak lumayan agresif dariawal.

Setelah menurut, Daniel mengecup otot betis Kiyoko. “Cantik banget for fuck’s sake, Yok..”

“Can’t wait to ride you, daddy. Gue jadi bisa ngeliat muka lo jelas nanti.” Bales Kiyoko, ia tersenyum walaupun ngos-ngosan.

Tentunya senyuman cewek itu dibales sama Daniel. “Memek paling sempit, paling enak, anjing..” Sesekali Daniel menatap ke arah mereka berdua yang menyatu.

“Dalem banget anjinghh..” Kiyoko memejamkan kedua matanya sebelum menatap ke arah tubuh Daniel yang bergerak nonstop daritadi.

Decitan kasur terdengar, the bed covers juga terlalu berantakan.

“Remes, Yok, remes tete lo.” Suruh Daniel, keringet mulai menetes.

Cewek itu lagi-lagi nurut. “Like this, daddy?”

Sekilas Daniel mendongak. “Fuck yeah, just like that, baby.”

“Should i play with it? Kayak gini?” Kiyoko menatap Daniel lebih dalam, her gaze yang udah khas itu memperparah situasi Daniel.

“Pinternya lonte aku. My good girl.” Daniel menaruh kaki Kiyoko sebelum turun untuk mendekat ke tubuh cewek itu.

Leher Kiyoko dicekik lagi, mereka lanjut berpagut, tapi kali ini Daniel terus menghentakkan pinggulnya. Hitting her spot a few times.

“Mmmh.. Spit on me, please.. Ah fuck..” Kiyoko menjauhkan wajah Daniel, ia mengusap rahang cowok itu.

“Hm? Wait baby, are you close?”

“Just spit on me, please banget.” Desprate Kiyoko is here. Killing Daniel slowly.

Tangan Daniel pindah dari leher ke pipi cewek itu, meremasnya kencang. “Open up, kitten.”

Kiyoko menjulurkan lidahnya, udah siap. “Fuck, sayang..” Daniel sempet melenguh sebelum meludah ke mulut cewek itu beberapa kali.

Saat Kiyoko sedang menelannya, Daniel mengusap bekas air liur yang menetes di dadanya.

Ia memasukkan jemarinya ke dalam mulut Kiyoko. “I took my rings out just for you, Yok.”

“Nghh..” Kiyoko menahan kontak mata selagi menghisap jemari Daniel.

“Gak akan bisa gue nahan diri kalo sama lo, Yok. Kita masih punya waktu yang banyak buat berduaan begini, fuck.. The things i wanna do to you, anjing.” Karena kalimat Daniel ini, isi otak Kiyoko hanya membayangkan all the dirty stuff with him.

And that’s when she came. Dia mendesah while Daniel’s fingers masih ada di dalam mulutnya.

Daniel udah tau banget sahabatnya itu. “Enak, sayang? Mau aku buat cum terus, hm?”

“How the fuck did you do that, Daniel?” Kiyoko mengatur nafasnya, jemarinya digenggam oleh Daniel, sesekali tangannya diusap.

Mereka berdua terkekeh beberapa kali saat itu.

Setelah beberapa lama Kiyoko memproses semuanya, ia menatap Daniel lagi. “Keluarin, Dan. Gantian sini.”

“Aduh cantik banget sih anjing.” Daniel gak kuat, dia ngesimp terus over her.

Pas mereka lagi pindah posisi, Kiyoko menampol pelan wajah Daniel. “Stop saying that, Daniel. Sadar diri lo juga ganteng banget ini.”

Cowok itu tertawa, ia membantu Kiyoko agar stabil di atas pahanya. “No but for real, gue suka ngeliat lo pake kemeja ini, makin hot apalagi kalo dipakenya begini.”

Kiyoko mengecup bibir Daniel sebelum melepas atasan cowok itu. “Mine.” Gumam si cewek, ia mulai mengecupi torso dan menghisap nipples Daniel.

Belakang kepala Kiyoko diteken sama telapak tangan Daniel. “Facts.”

Abs si cowok sempet ngeclench saat Kiyoko menjilat nipples, naik ke leher, jakun, dan nyampe ke bibir cowok itu lagi.

Bokong Kiyoko diremas, sekalian diarahin untuk masuk lagi. “Mau ngentot lagi, Dan?” Tanya Kiyoko di sela-sela ciuman.

“Ini dikit lagi masuk.. Fucking hurry.” Daniel menggigit bibir bawah Kiyoko.

Si cewek menjauh, ia meremas pipi Daniel, tanpa disuruh juga cowok itu membuka mulutnya.

Gantian, Kiyoko yang meludah ke mulut Daniel.

Dalam hitungan detik juga ia memasukkan milik Daniel ke dalamnya. “Anjing. Dalem banget bangsatt.” Kiyoko mengerutkan dahinya.

“Oh fuuck! Worth to wait banget anjing..” Daniel menyenderkan kepalanya ke bed head, ia menatap Kiyoko sambil tersenyum, tapi tetep terengah-engah.

“You feel this? Just for you, daddy.. Kontol kamu enak banget.” Ujar Kiyoko, ia sempet naik lalu turun dengan pelan namun dalam.

Urat muncul di leher, pelipis, sehingga leher Daniel tanpa effort. Keringet mereka udah dimana-mana. “Ah ngentotttt, such a fucking slut.”

Si cowok meludah ke jemarinya sendiri sebelum mengusap milik Kiyoko. “Wet tight cunt, enak banget bangsatt..” Daniel udah out of his mind.

“Dan, Daniel.. You look so fucking hot, so sexy for who anjing, Dan..” Kiyoko meremas pundak Daniel dengan kencang.

“Buat lo lah, lonte.. Ah gila.. Gue deket, Yok. Nghh..” Kini Daniel meremas kedua paha samping Kiyoko.

“Fuck, gue daritadi gak bisa gak mikirin ini.” Daniel terkekeh saat ia salah fokus lagi ke tato Kiyoko.

She couldn’t care less, “Mmmh makin dalem..”

“Keep going, sayang.. You’re doing so good.” Daniel menggigit bibir bawahnya saat melihat dua buah dada Kiyoko yang ikutan bergerak.

Rambut belakang si cowok dijambak, kini mereka kembali berpagut. “Danny..”

“Cum, cum for me, baby. Aku juga keluar ini.” Cowok itu maju untuk memeluk pinggang Kiyoko.

“Di dalem, Dan.” Pinta Kiyoko, lemes.

Cewek itu menaruh kepalanya di ceruk leher Daniel, mereka mengejar klimaks.

Pelukan semakin erat saat Daniel mencapai klimaksnya juga. “Sshh baby fuckkk..”

“Nghhh..” Suara desahan Kiyoko gak terlalu kedengeran karena ketahan sama kulit Daniel yang bersentuhan dengan mulutnya.

Mereka berciuman agresif, tau masih kurang.

Daniel mengecup rahang Kiyoko, “Masih mau cum?”

“Kalo gue belom squirt berarti belom selesai.” Jawab Kiyoko dengan frontal.

Tentunya Daniel tersenyum bangga. Ia memutar posisi jadi Kiyoko yang bersender ke bed head. “Pelan-pelan.”

“Play with your pussy, sayang. Lebarin kakinya.” Suruh Daniel, dia sendiri juga ngambil posisi enak di sela-sela kaki Kiyoko, agak munduran.

Selagi Kiyoko bermain dengan miliknya, Daniel juga mengocok juniornya sendiri yang tegang sendiri.

Kiyoko terus memperhatikan cara Daniel bermain dengan miliknya sendiri, “Enak banget anjinghh..”

“Fuck sayang, aku masih mau keluar..” Daniel mempercepat tempo tangannya.

“Cum on my stomach.” Kiyoko menurunkan sedikit badannya.

Gak ada yang melepas eye contact.

Karena Kiyoko menambahkan jarinya, dia semakin dekat.

Kedua matanya terpejam, “Daniel nghh fucking hell!”

“Sayang, sayang fuck..” Cowok itu juga mencapai klimaksnya lagi. Rekor baru.

Kiyoko yang barusan squirt sempet gak sadarkan diri selama beberapa detik. “Oh fuck.. Lo cum banyak banget anjing..”

“Talking about that, liat kasur gue udah basah banget ini, Yok.” Keduanya terkekeh.

Kiyoko pun mengusap sisa klimaks yang ada di perutnya lalu menghisap jemarinya sendiri. “Mau lagi tapi capek.”

“Paling juga nanti subuh kita lanjut.” Ledek Daniel, dia ikut menghisap jemari Kiyoko setelah cewek itu mengarahkan jemarinya sendiri ke Daniel.

Karena terlalu berantakan, Daniel memakaikan Kiyoko panties dan shortsnya sebelum dia sendiri memakai boxernya.

Cowok itu menggendong Kiyoko ala bridal style agar pindah ke kamar cewek itu. “Bentar, gue ambil barang-barang.” Ujar Daniel.

“This guy for fuck’s sake cuman pake boxer.” Gumam Kiyoko, membuat Daniel yang gak sengaja mendengar, terkekeh.

Saat kembali ke kamar, Kiyoko langsung minta tolong, “Dan, please help, ambilin laptop gue disitu.”

“Gak, besok lanjut kerjaannya. Kita lagi capek banget ini.” He refused of course, gak pake lama, Daniel mendarat ke paha Kiyoko.

Posisi seperti tadi, Kiyoko senderan di bed head, but this time Daniel tiduran di pahanya, menatap cewek itu.

Jemari Kiyoko menyisir rambut Daniel, “Thank you for today, bukan sex nya doang ya.”

“Thank you juga, cantik. Kangen banget sama kamu.” Daniel memeluk pinggang Kiyoko dengan salah satu tangannya.

Cowok itu mendusel perut sekaligus mengintip tato cewek itu. “Gemes deh.” Ujar Kiyoko.

“Hngg.. Ngantuk tapi laper.” Ujar Daniel, ia kembali menatap Kiyoko sambil memanyunkan bibirnya.

“Aku order makan ya, bayi. Hahaha, gimana sih Pak Leader jadi begini?” Kiyoko mengusap punggung bare Daniel.

“Pak Leader manjanya ke Bu Manager doang sih emang.” Cowok itu sempet setengah bangun, “Kiss.” Pintanya, Kiyoko pun mengecup bibir Daniel sebelum cowok itu kembali tidur di pahanya.

Newlyweds like?

da-yo-6

Gak bakal ada orang yang expect untuk nerima tamu di jam 3 subuh kecuali Daniel yang udah biasa ngajak orang dateng buat kerja di kosannya.

Tapi dia sendiri gak nyangka kalo yang dateng itu Kiyoko.

“Yok??? Lo gila ya jam segini malah keluar? Mana belom tidur.” Daniel heboh pastinya saat membuka pintu kamar.

Kiyoko meremas pipi Daniel sebelum melewatinya. “Says you.”

“I’m working on something, gak tenang kalo belom kelar.” Balas Daniel sembari terkekeh, menutup pintu.

“Overwork dasar.” Gumam Kiyoko yang gak sadar diri itu, ia kemudian melepas celana panjang dan hoodienya.

Leaving her with one of Daniel’s jerseys and shorts. “Ketinggalan waktu lo nginep btw, gue pake ya.”

Cewek itu tiduran di kasur Daniel lalu menatap sahabatnya yang masih berdiri di deket pintu. “Kok gitu liatinnya?”

Kiyoko mengerutkan dahinya saat menyadari cara Daniel stare at her. Cowok itu membasahi dan menggigit bibirnya sendiri. “Lo sengaja ya? Tiba-tiba dateng jam segini while wearing all that.”

“Huh? Gue dateng mau cuddle sama lo, Dan. Gak bisa tidur juga.” Jawab Kiyoko sambil memainkan hapenya.

“Cuddle atau ngewe?” Daniel mendekat ke kasur sambil meledek si cewek.

Dengan otomatis, Kiyoko memutar bola matanya. “Gue bilang apa tadi?”

“Ngewe?” Ledek Daniel lagi.

Kiyoko mendecak, tapi dia geser badannya ke dalem supaya Daniel bisa tiduran di sebelahnya. “Ck ah.”

“Dih malah gak nolak hahaha..” Kini Daniel berada di sebelah Kiyoko sekalian menarik cewek itu ke dalam dekapannya.

“Hmm.” Gumam Kiyoko di ceruk leher Daniel.

Belakang kepala cewek itu diusap, “Lagi kecapean banget ya lo? Tumben kesini. Mana gak minta jemput pula.”

“Gak sih, b aja.” Kiyoko menjauh dan menatap Daniel dengan jarak yang dekat. As usual.

Setelah menatap seluruh wajah Kiyoko, cowok itu bertanya lagi. “Terus kenapa? Aneh banget.”

“Sange aja lowkey.” Kiyoko menaruh salah satu kakinya di atas paha Daniel di bawah selimut.

Badannya juga sedikit lebih maju dan ia menggesek ke depan milik Daniel sesekali. “Congrats ya, lo first option gue sekarang.” Ujar Kiyoko.

“Yok what the fuck- Fuck, gila ya?” Daniel mengeraskan rahangnya, sempet gak sadar kalo dia memejamkan matanya beberapa detik.

Daniel menatap ke bibir Kiyoko dan kembali ke matanya sebelum terkekeh, ia menggelengkan kepalanya heran. “Cuddle my ass.”

Tangan Daniel yang tadinya berada di belakang kepala sahabatnya, pindah ke pinggang Kiyoko untuk menariknya lebih dekat.

Keduanya pun berpagut, with a little bit of chuckle, sesekali juga Daniel menepuk dan meremas bokong Kiyoko.

Pipi Daniel dikecup Kiyoko, “I love this hair on you.”

“Yok what’s going on? Ini trap lo mau bikin gue jatuh cinta ya?” Daniel setengah bercanda, mengecup bibir Kiyoko sesekali di sela-sela kalimatnya.

“Yeah sure.” Jawab Kiyoko, mengarahkan tangan Daniel ke celana pendeknya, specifically di bagian tengah depan.

Daniel menatap Kiyoko tajam, “Want me to play with your little tight cunt, hm?” Jemari Daniel masuk perlahan ke dalam celana pendek yang dipake Kiyoko itu.

“Ah shit.” Kiyoko meremas bicep Daniel.

“I fucking knew it, pasti lo gak pake celana dalem anjing- Fuck, Kiyoko ini lo basah banget.” Seketika suhu tubuh Daniel memanas.

Si cewek sempet menatap ke arah bawah lalu dengan desprate menatap Daniel. “Masukinnn sekarang Daniel… Jangan digesek-gesek doang jari lo ah..”

“Anjinggg.. You’re the fucking hottest.” Ujar Daniel saat Kiyoko menggerakkan pinggulnya.

Kedua jemari Daniel masuk ke dalam cewek itu dengan mudah. “You like this feeling, hm? Dasar lonte sangean, sekarang minta dirusaknya cuman sama gue.” Daniel mendengus, ia mempercepat tempo dan memperdalam jemarinya.

Walaupun menggeliat, Kiyoko tetep menahan dirinya supaya bisa terep menikmati kegiatan Daniel. “Daniel… Dan terusin.. Ahh..”

“Daniel- Ngh.. Cepet bikin gue cum, ah anjing enak banget.” Kiyoko menggigit bibir bawahnya.

Detik-detik sebelum mencapai puncaknya, Daniel mengeluarkan jemarinya. “Enak banget lo mintanya. You really think gue bakal langsung bikin lo cum?”

Bukannya kesel, Kiyoko semakin turned on dengan ekspresi songongnya Daniel. “Fuck you honestly, gue udah deket banget-“

“Watch your mouth, baby. Mau gue buat cum kan?” Daniel menampar pipi Kiyoko sebelum meremasnya dan pindah ke leher untuk mencekiknya.

“Jawab, lonte.” Daniel menggoyangkan leher Kiyoko yang masih ia cekik dengan gemas.

Cewek itu menelan ludahnya sambil menatap Daniel. “Iya gue mau dibuat cum. I just wanna cum please, please banget.”

Leher Kiyoko ditarik untuk berpagut dengan Daniel. Lidah Kiyoko dihisap oleh Daniel sebelum cowok itu menjauh dan meludah ke dalam mulutnya.

Tentunya Kiyoko menelannya dan lanjut berpagut, sesekali ia menggigit bibir bawah Daniel untuk menariknya yang menjauh.

Kini Daniel merubah posisinya jadi menyender ke dinding samping bagian dalem kasur. “You know what to do, baby.”

Melihat Daniel ngewink cepat ke arahnya tadi, Kiyoko menahan senyumnya. “What should i do, daddy?”

“Grind on me sampe lo cum. Basah. Kotorin celana gue like you always do.” Perintah Daniel diturutin Kiyoko, cewek itu beneran lagi horny makanya gak ada perlawanan.

Daniel memegang pinggul Kiyoko, sesekali ikut bantu ngegerakin. “Yes baby, my good girl.” Fokus Daniel ke milik mereka berdua yang saling menyentuh dan ke Kiyoko sendiri.

“Daddy i wanna stop, mau suck kontol lo.” Ujar Kiyoko tiba-tiba.

Paha samping cewek itu ditampar lalu diremas sama Daniel. “Needy fucking brat, mau lo apa sih? Mau gue bikin pincang sekalian?”

“Boleh.” Kiyoko menggigit bibir bawahnya sambil mengarahkan tangan Daniel ke salah satu buah dadanya.

Cowok itu langsung meremasnya. “Kenceng banget bangsat.”

“Boleh gue sepong, ya?”

“Emang bisa masuk semua?” Ledek Daniel, menatap Kiyoko yang perlahan memposisikan dirinya di sela-sela kakinya dari atas.

Celana Daniel diturunin sama Kiyoko, “Emang harus?”

“Lah, sama lo mah selalu masuk semua sampe tenggorokan. But this time i don’t think you can.” Bales Daniel dengan kekehan.

Kiyoko sempet kaget saat boxer Daniel diturunin juga. “Dan?”

“Gara-gara lo itu.” Smirk Daniel keluar, memperparah situasi.

Si cewek meludah ke tangannya dan mulai mengocok milik Daniel. “What the fuck? Gede banget anjir.”

Daniel menyisir rambutnya ke belakang. “Isep coba.”

“So cocky of you, daddy.” Kiyoko tersenyum sambil menatap Daniel.

Betapa senangnya cewek itu saat Daniel meremehkan dia, she sucks it like a lollipop. “Mmh.”

Tentunya Daniel ngeflinch dan mendongak ke dinding. “Bangsat.. Ah anjing anjing… Yok, chill out- Yok ah..”

Daniel memegang kepala Kiyoko, lowkey pushing her down. “Kiyoko..”

Sangking gak tahannya, Daniel mengambil handphone yang berada di atas bed headnya lalu merekam Kiyoko dan memotret cewek itu sebelum menaruhnya lagi.

“Ah fuck.. Jago banget, baby..” Daniel sesekali juga mengerutkan dahinya sampe ada urat di pelipisnya.

Tangan satunya meremas bed sheets, “G-gue deket.. Ssh ahh..”

“I’m gonna cum, Yok.”

Right after Daniel said that, Kiyoko menjauh sambil menghisap jemarinya. “It wasn’t hard to do it tapi kontol lo keras banget.”

Daniel mengatur nafasnya, looking at his bestfriend in disbelief. “Slut.”

Kiyoko duduk di atas Daniel lagi berhadapan, ia menampar pipi cowok itu lalu menjambak rambut pirangnya yang memanjang. “Your slut maksudnya?”

Rahang si cowok mengeras untuk kesekian kalinya, ia memutar posisi jadi Kiyoko tiduran di bantal seperti biasa dan dia berada di atas cewek itu. “Pengen ngewe atau cuddle sih sebenernya?”

“Ngewe, elah. Sesusah itu ngertiin gue?”

“You act so different, baby. Lagi kenapa lo?” Leher Kiyoko kembali dicekik.

“Gatau.” Jawab Kiyoko tanpa beban, membuat Daniel mendengus.

Celana pendek Kiyoko diturunin dengan kasar oleh Daniel dan dilempar ke sembarang arah. “Beneran mau dibuat pincang anjir nih lonte.” Gumam Daniel.

“I’m gonna ask you nicely this time. Can you please take off your clothes? Mau liat, mau pegang juga.” Daniel mulai kelewat gila dengan Kiyoko yang seketika gemes namun hot at the same time.

Kening Kiyoko dikecup. “Boleh lah, anything my slutty kitten wants, gets.”

Torso Daniel keeskpos penuh, ditambah hickeys yang dibuat Kiyoko beberapa hari yang lalu. “Fuck i love these.” Gumam si cewek saat meraba dada dan abs Daniel.

“So cute of you sayang.” Daniel terkekeh sambil mengusap miliknya di bagian depan milik Kiyoko.

“Fuck, Dan.” Kiyoko menatap area bawah sambil meremas pundak Daniel.

“Anjinggg.. Bisa-bisanya kita mau ngentot terus lo pake jersey gue anjing, Yok.. You’re such a good slut, ah..” Daniel menepuk-nepuk miliknya sebelum masuk semua.

Pundak cowok itu gak sengaja kecakar sama Kiyoko, “Daniel! Ahhh fucking heell..”

“Baby this is too tight for daddy’s cock.. Stop clencing, gue susah geraknya..” Si cowok mengerutkan dahinya.

“Daniel for fuck’s sake, lo yang kegedean. Not a normal size anjing, keras banget.” Kiyoko menarik badan Daniel untuk lebih ke bawah.

Hentakan Daniel memelan namun kencang dan dalam. “Mmh! Enak begini, hm?”

“Beneran slut, rela dateng subuh-subuh karena pengen dientot sampe gak bisa jalan.” Ujar Daniel, ia menggertakkan giginya.

“Daddy.”

“Fuck.”

“Yes ah..”

Kiyoko mendesah setiap Daniel menghentakan pinggulnya.

Ia memainkan nipples Daniel sebelum menarik tengkuknya ke bawah untuk ia hisap jakun dan leher cowok itu.

Saat jakunnya dihisap, Daniel menelan ludahnya lalu melumat bibir Kiyoko lagi.

While making out, Daniel mengambil karet hitam di pergelangan tangan Kiyoko.

Ia mengikat rambutnya sendiri sambil berciuman dan mempercepat tempo pinggulnya.

Kiyoko mengusap rahang cowok itu, “Gue makin sange karena lo bisa multitasking gini anjing, Dan.. You’re so good at this.”

“Thank you so much, baby. Gue bangga diakuin sama lo.” Ia mengecup bibir Kiyoko, kali ini tangannya masuk ke dalem jerseynya dan meremas kedua buah dada Kiyoko.

“Gue gak pernah expect that you’ve got the best tits, pussy, ass, semua lah.. Paling enak emang ngentot sama lo, Yok.” Lagi-lagi Daniel mengecup bibir Kiyoko di sela-sela kalimatnya.

Pipi cewek itu memerah, kini mendorong bokong Daniel. “Deeper, daddy..”

“Kurang dalem apa sih, sayang? Hm? Ini udah mentok, cantik, fuck..” Daniel mendesah di dekat telinga Kiyoko, ia mencium leher Kiyoko setelah itu.

“Right there, daddy. Fuck enak banget, i love your cock more than anything, anjingg.. I might need it everyday.” Sangking mabok situasinya, Kiyoko belum tentu sadar dia ngomong itu barusan.

“You love my cock? My nasty little bitch. Kalo bisa juga aku ewein kamu tiap hari, sayang.” Rambut Kiyoko dirapihin sama jemari Daniel, mereka kembali bertatapan.

“Dan, mau berdiri.” Pinta Kiyoko.

“Kamu beneran sengaja nahan biar gak cum ya? Hm? Daritadi banyak mau karena pengen lebih lama ngewenya? Iya?” Daniel menghentakkan pinggulnya terus, makin gemes.

Kiyoko mengusap wajahnya frustasi, “Bangsaaat.. Don’t want this to end.. Terusin, Dan..”

Daniel kini memasukkan jemarinya ke dalam mulut Kiyoko. “Suck my fingers, baby.”

Cewek itu menghisapnya sambil mendesah, kedua matanya terpejam. Enjoying it too much. “Mmhh..”

Pergelangan tangan Daniel dipegang sama Kiyoko, cewek itu memperdalam sendiri sampe dia choke on it. “Fuck.. Ohok!”

“Hahaha, slow down, Kiyoko. I’m all yours tonight.” Kening si cewek kembali dicium, sementara jemari yang masuk ke dalam mulut Kiyoko tadi sempet mengusap bibir cewek itu.

“Daniel, Daniel ah.. I’m cumming..” Tanpa sadar, Kiyoko sengaja dikasih distraction daritadi sama Daniel.

“Cum lah, becekin kasur gue.” Daniel menggigit bibir bawahnya, keringetnya gak sengaja netes sangking brutalnya.

Paha Kiyoko bergetar, “Bajingaann.. Daniel anjingghh..”

“Fuck yeah, cum baby. Fuck, basah banget.” Daniel gemes sama situasi.

Baru juga mencapai klimaksnya, tubuh Kiyoko diangkat sama Daniel, “Berdiri, yang bener.” Suruh cowok itu saat Kiyoko disenderin ke tembok depan kasurnya.

“Sabar anjir, fuck.. Aduh lemes gue.” Kiyoko masih ngatur nafas.

“Baru gitu udah lemes? If you don’t want this to end apa kabar pas udah selesai?” Daniel menaruh tangan Kiyoko di pundaknya saat ia ingin re-do his manbun.

Gak lama, Daniel memasukkan miliknya dari bawah, salah satu paha Kiyoko diangkat di samping tubuh cowok itu. “Oh, best thighs i forgot.”

“Shut the fuck up, ganteng banget bangsat lo Daniel.” Kiyoko udah messy parah which made Daniel fold. “Lo juga, seberantakan ini gara-gara gue tapi masih cantik. Heran.”

Kedua lengan Kiyoko melingkari leher Daniel dengan erat. “Daddy.” Panggilnya.

“Hm? Enak sayang?” Rahang Kiyoko dikecup oleh cowok itu.

“Lemes.. Tapi enak..” Kiyoko mendongak ke arah Daniel.

“Kamu yang minta dientot berdiri tadi padahal.” Daniel menggelengkan kepalanya lagi.

Kiyoko mendesah saat melihat milik Daniel nembus ke perutnya. “So deep, fucking hell.. Enak banget anjing.”

“Memek paling enak, bangsaat.. I love being inside of you, ah lonte…” Daniel ngegroan kenceng.

Jersey yang dipake Kiyoko dinaikin sendiri sama cewek itu. “Sini nen, daddy.”

Daniel terkekeh kemudian ia langsung maju ke buah dada Kiyoko, with no hesitation dia menggigitnya lalu menjilat dan menghisapnya.

Rambut Daniel dijambak sampe agak berantakan tapi masih terikat. “Geli, Dan.. Nghh..”

“Gue.”

“Paling.

“Suka.”

“Ngentotin lo.”

Ucap Daniel sesuai tempo pinggulnya yang kencang itu.

Bokong Kiyoko diremas, “Sayang, aku deket..”

“Cum aja, daddy. Fill me up with all your cream.” Kiyoko mengelus tengkuk Daniel sambil menggigit bibir bawahnya sendiri.

“Bangsat.. Buka mulut lo, Yok.”

Kiyoko membuka dan menjulurkan lidahnya, tau apa yang akan dilakukan Daniel.

Cowok itu cukup ngespit 2x sampe mereka mencapai klimaks masing-masing.

Especially saat ludahnya out of her mouth dan netes banyak.

Daniel came a lot.

Kiyoko squirt juga.

Basically kamar Daniel udah banjir kasarnya di area lantai itu.

Mata si cewek berkunang-kunang.

Waking up to Daniel eating her out. “Daniel what the fuck..”

“Lo pingsan sepuluh menit aja memek lo masih sebasah ini, Yok.”

“Daniel, udah astaga..” Si cewek menjambak rambut Daniel sampe karetnya lepas, pahanya mengerat di sekitar kepala cowok itu.

“Cum lagi buruan, mau gue telen semua.” Keliatan, Daniel tersenyum walaupun ketutup setengah mukanya.

Kiyoko dengan lemas mencapai klimaksnya. “Fuck.. Daniel..”

Paha Kiyoko ditepuk-tepuk sama Daniel, lalu diremas, “Paling enak emang lo.”

Before mereka mandi bareng jam 4 lewat itu, Kiyoko tersenyum lalu mengusap sisa cum yang berada di bibir Daniel.

da-yo-5

Something suspicious is going on between these two, dariawal Daniel masuk ruangan untuk briefing aja udah kerasa banget tension antara dia dan Kiyoko. Hanya karena kontak mata.

Untung Daniel bawa beberapa aksesoris buat dia pake di sekitar lehernya, dia juga minjem salah satu kalung milik Kana.

Seusai Kiyoko memberi arahan dan instruksi untuk mereka berempat, si manager itu memberi tos dan pelukan hangat for each member.

Save the best for the last, of course.

Semua member udah keluar ruangan kecuali Daniel. “Why am i so nervous ya tiba-tiba?”

Gak pake lama, Kiyoko memeluk Daniel lalu mengecup pipi cowok itu. “You’ll do well as usual, Dan. Semangat ya, Pak Leader.”

Baru aja Kiyoko mau melepas pelukannya, Daniel malah mempererat. “Thank you, Bu Manager.” Bokong Kiyoko ditepuk dan diremas oleh telapak tangan Daniel.

“Hm, kebiasaan kan. Udah sana, gue mau nyiapin minum sama handuk.”

Daniel mendekat ke arah wajah Kiyoko and did a nose scrunch sebelum keluar.

It was going so well sampe akhir-akhir dimana Daniel udah keringetan dan terus menerus menatap Kiyoko saat lagi menunggu klimaks lagu.

Daniel memutar stick drumnya berkali-kali, dirinya juga udah terengah-engah, tapi masih bisa nyengir ke arah managernya itu.

And finally, the last song. Pertahanan Kiyoko melemah, begitu juga dengan Daniel.

They want each other so bad, it’s hurting the both of them.

“Ancur woi! So proud of you guys!” Teriak Kiyoko, kini sedang dipeluk Kana pas mereka semua udah ngambil sebotol air.

“Thank you, Yok!” Saut Jaden, mengacak rambut Kiyoko.

“Bun, gue keren kan tadi?” Ucap Travis dengan sombong, tapi tertawa setelah itu. “Keren lah.” Bales Kiyoko.

Sementara Daniel sedang mengelap keringet di leher dan keningnya dengan handuk kecil, “Eval dulu nih?”

“Yuk, abis ini bebas kalo kalian mau lanjut minum-minum boleh aja, but still, jangan over, kita semua harus pulang bareng malem ini ya.” Kiyoko act fool, mengajak yang lain dengan antusias yang sama.

Tingkah laku Kiyoko sedaritadi membuat Daniel terus mengeluarkan downward smile nya.

Evaluasi sebentar kemudian mereka semua pada misah. Walaupun pada capek tapi masih hype banget jadi lanjut minum dan have fun di luar.

Cuman ada Daniel dan Kiyoko dalam ruangan tersebut, “Babe, ayo keluar. You need to relax lah, jangan kerja terus.”

Kiyoko tersenyum ke arah Daniel yang udah berdiri, cowok itu juga mengarahkan tangannya buat ngegandeng sang cewek. “Duluan aja, Dan. Nanti gue nyusul kok.” Ia pun menggenggam jemari Daniel sesaat sebelum lanjut dengan laptopnya.

“Jangan kelamaan ya, gue yang capek ngeliat lo buka laptop terus. I'll be at the bar waiting for you.” Daniel mengusap kepala Kiyoko sebelum meninggalkan ruangan.

After a few minutes, Kiyoko menghampiri Daniel yang sedang duduk di bar, tanpa keraguan cewek itu memeluk pinggang sahabatnya dari samping. “Hi, Dan.”

“Hey baby! Akhirnya.”

Melihat pemandangan itu, sang bartender yang kebetulan temen Daniel malah salah fokus. “Bro, cewek lu nih?”

“Istri gue, side job dia manager band gue sih.” Jawab Daniel.

Kiyoko hanya menggelengkan kepalanya, the bartender juga cuman mesem-mesem doang lalu fokus membuat minuman setelah itu.

Kini tengkuk Daniel ditarik sama Kiyoko supaya dia bisa berbisik ke cowok itu. “Jadi kapan kita ngewenya?”

Baru aja nanya gitu, Daniel langsung turun dari kursi bar itu lalu menggenggam jemari Kiyoko. “In a few more seconds.”

As soon as they got inside the bathroom, keduanya langsung berciuman dengan dalam. Even Daniel aja masih menyender di pintu kamar mandi public itu.

“We can fuck here, baby, gak ada orang sama sekali.” Ujar Daniel yang udah terengah-engah, wajah mereka masih berdekatan.

“Kalopun ada juga gue gak peduli sih.” Bales Kiyoko, cewek itu tersenyum miring sambil memeluk pinggang Daniel.

Cowok itu memagut bibir Kiyoko selama sesaat sebelum dia ngomong di sela-sela ciumannya, “Gue juga gak akan peduli tapi gue gak mau ada satu orang pun bisa ngedenger desahan lo.”

“Apalagi gue tau gue doang yang bisa bikin lo ngedesah seenak itu.” Lanjut Daniel, kini memegang kedua pipi Kiyoko dan turun untuk memagutnya lagi.

This time sambil jalan mengarah ke depan wastafel. “My lip products semua ada di bibir lo sekarang, how cute.” Kiyoko menjauh sebentar untuk mengusap bibir Daniel.

“You think so?” Daniel mengecup jemari Kiyoko lalu menggigit bibir bawahnya sendiri.

“Of course, sini.” Kiyoko yang kini sudah bersender di ujung tembok wastafel, menarik Daniel ke dalam pagutannya lagi.

Cowok itu sambil melepas cincinnya satu per satu dan menaruhnya di belakang tubuh Kiyoko.

Iket pinggang Kiyoko dilepas sama Daniel while mereka sedang menghisap lidah sesama dan berpagut semakin agresif.

Setelah celana Kiyoko udah di lantai, Daniel segera menariknya (masih makeout) ke dalam salah satu stall.

“My God you look so fucking pretty, Yok.” Ujar Daniel yang udah duduk di toilet seat yang tertutup.

Melihat Daniel membenarkan posisi duduknya sembari man spreading membuat Kiyoko menggigit bibir bawahnya sambil mengunci pintu. “Thank you, daddy.”

Dari panggilan itu aja terbukti bahwa Kiyoko emang udah needy daritadi. Ia segera duduk di atas paha Daniel. “Daddy..”

“Fuck.. Yes, baby? Anjing.. Yok, keep grinding..” Geram Daniel, matanya sempet terpejam saat Kiyoko menyentuh nipplesnya dari luar jersey.

“Gue butuh dientot banget, i need your cock more than anything.” Kiyoko masih terus bergerak di atas milik Daniel.

“I know, tapi cum dulu di celana gue. Basahin sampe kontol gue ngerasa basah juga.” Suruh Daniel dengan frontal, kini meremas dan menampar bokong Kiyoko beberapa kali.

Cewek itu mulai mendesah, salah satu tangannya meremas pundak Daniel. “Ah anjing… Belom dimasukin udah enak banget, fuck…”

Daniel mendengus, “Ya namanya juga lonte sangean, maunya ngentot terus.”

“Your slut right, daddy?” Gerakan Kiyoko membuat Daniel ikut menggerakkan pinggulnya ke atas dengan pelan.

“Damn right, baby. Oh fuck, you close? Mau cum di celana aku, hm?” Pipi Kiyoko ditampar lalu lehernya dicekik oleh Daniel.

Tangan Daniel yang satunya mengusap dan meremas paha Kiyoko. “Mau, Dan. Aku bikin becek ya?”

Rahang Daniel mengeras, ia pun menarik leher dan memagut bibir sahabatnya kembali. “Keluarin aja, Yok.” Ujar Daniel yang bibirnya masih bersentuhan dengan bibir Kiyoko.

She came dan bener aja, celana Daniel basah. “Aahh anjingg.. Mau lagi.. It feels so good…”

“Gue mau cum lagi, Danny.. Make me cum for the se-“

Cowok itu menampar dan meremas pipi Kiyoko, “Behave.”

Cuman Daniel yang bisa ngeliat Kiyoko rewel. “If you say so, gue bakal bikin lo cum berkali-kali malem ini, ya sayang?”

“Yes, daddy. Mau banget.” Jawab Kiyoko, kini mengarahkan tangan Daniel ke buah dadanya.

Ngerasa sedikit terganggu, Daniel langsung melepas kaos yang dipake Kiyoko. “My favorite.” Gumam Daniel setelah melepas kaitan bra Kiyoko dengan satu tangan.

Cowok itu menghisap buah dada Kiyoko dan menggigitnya berkali-kali, tangannya juga meremas gantian. “Gak bakal bosen gue.”

“Jangan kelamaan nen nya ah, Dan.. Ayo ngentot..” Ujar Kiyoko yang desperately lagi menyisir rambut belakang Daniel.

“Sange banget kayaknya ya?” Daniel mengecup bibir Kiyoko.

Punggung Daniel dipukul pelan, “Lo yang nyuruh gue buat keep my eyes on you pas lo perform tadi, Dan. Now hurry up.”

“Pelan aja, sayang. Mending isep nih kontol gue, udah ngaceng daritadi.” Si cowok menyender ke belakang, ia tersenyum miring.

Tentunya Kiyoko gak nolak, cewek itu segera berlutut di bawah dan melepas kancing celana, celana, beserta boxer Daniel. “Fuck, Dan.. Keras banget ini.”

“Lo sih.” Daniel tertawa pelan kemudian menggigit bibir bawahnya selagi memperhatikan Kiyoko yang sedang mengocok miliknya itu.

“A-ah.. Bangsat..” Si cowok mulai menggeliat saat Kiyoko menggunakan mulutnya di daerah balls sampe akhirnya lanjut menghisap seluruhnya.

Rambut cewek itu dijambak pelan, “Anjing.. Anjing, Kiyoko… Fuck..”

“Mmh..” Kiyoko mendesah nikmat selagi melakukannya.

Kedua mata Daniel terpejam, “Yes, baby.. Ah gila.. Terusin..”

“Suck my cock, yes.. Ah anjing..”

“Suck it like a straw, baby.. Holy fuck..”

Desahan Daniel terus keluar dari mulutnya, terlebih saat Kiyoko menatap cowok itu dengan dalam dari bawah. “Kamu mau cum?” Tanya Kiyoko, tangannya masih mengocok.

“Yes, make me cum, sayang.” Pinta Daniel, terengah-engah.

Cewek itu deepthroat a few times lalu tangannya juga sesekali bermain di sekitar abs dan nipples Daniel. “Anjinghh.. Fuck, Yok.. Ah bangsaattt..”

“Mmh fuck!” Daniel pun mencapai klimaks pertamanya, he couldn’t stand it.

Kiyoko menghisapnya hingga bersih, “Udah aku telen, daddy. You told me to suck it like a straw, iya kan?”

Kepala dan pipi Kiyoko dielus sama jemari Daniel. “My good girl, aku udah nunggu banget buat cum daritadi, sayang. Come here.”

Cowok itu membantu sahabatnya bangun lalu duduk di pangkuannya lagi. Daniel menggigit bibir bawah Kiyoko lalu melumat bibirnya lebih dalam.

“Bentar, cantik.” Daniel memegang tubuh Kiyoko sambil meraih sesuatu di kantong celananya yang berada di lantai.

Daniel pun menghisap pod-nya itu lalu kembali mencium Kiyoko. “Mark me up, babe. I need more hickeys.”

Cewek itu tersenyum miring, ia mengecup bibir Daniel cepat sebelum menghisap leher dan jakun Daniel.

“Ah shit..” Daniel mendesah sambil mengeluarkan asap dari pod miliknya itu saat Kiyoko menjilat jakun Daniel.

Si cowok menurunkan panties Kiyoko lalu memasukkan miliknya ke dalam milik cewek itu. “FUCK! Daniel.. Ah anjing..” Cewek itu langsung menatap Daniel.

“Hard enough, baby? Cuman kamu doang yang bisa bikin aku sekeras ini.” Si cowok mengecup bibir Kiyoko. “Ride me, babe.”

Masih sedikit kaget, Kiyoko menurunkan sedikit lagi pantiesnya supaya lebih enak, kemudian mulai bergerak naik turun. “Ah fuckkk..”

“My fuck.. Enak banget..” Daniel terheran-heran sendiri, dia menatap Kiyoko dengan dalam.

“Daddy.. Please i really need you..”

“Baby, i’m here.”

“Maunya kamu yang gerak, yang ngewein aku. Please..” Kiyoko meremas tengkuk Daniel.

“You want me to fuck you hard? Iya, sayang?” Kepala Kiyoko kembali diusap.

Cewek itu mengangguk. “Pleasee.. Ini udah sange banget..” Cewek itu tetep bergerak naik turun dengan cepat.

“Fuck. Your pussy is so wet, baby.” Daniel salah fokus, dia menghisap pod-nya kembali sebelum mengecup bibir Kiyoko.

Cowok itu pun mengangkat tubuh Kiyoko setelah merobek pantiesnya dengan mudah lalu membuka lock pintu. “Prettiest and hottest, ah gila. I love fucking my own manager.”

Sesekali Kiyoko melenguh karena milik Daniel masih berada di dalamnya.

Badannya pun ditaruh ke bawah lalu keduanya lanjut berpagut, kali ini Daniel sambil menghentakkan pinggulnya selagi Kiyoko menahan badannya di ujung tembok wastafel.

“Ah! Ah, daddy fuck! Anjing..”

“Enak, cantik? Udah nungguin kontol aku daritadi ya, hm?” Sangking gemesnya, double chin Daniel terlihat saat ia menatap ke arah bawah selagi bergerak.

“Enak ah.. Dalem banget it feels so fucking good, daddy. Masukin lagi, ahh..” Salah satu tangan Kiyoko meremas lengan Daniel.

Jersey cowok itu pun akhirnya dilepas, kini keduanya full naked. “My daddy, kamu hot banget, Dan..” Kiyoko meraba torso Daniel.

“Thank you, baby. You look hot as well. Anjing.. Gue gila, fuck.. My slut is getting tighter..” Hentakan Daniel mengencang.

Kiyoko menggigit bibir bawahnya, “Daddy.. Aku deket..”

“Yeah? You wanna cum? Cum on my cock. Aku bikin cum terus ya.” Daniel sengaja mempercepat temponya agar Kiyoko mencapai klimaks.

Pundak Daniel diremas kembali, “Oh my fucking God! Anjing…”

“Danny.. Fuck..”

Daniel tertawa lalu mengeluarkan miliknya, ia mengusap milik Kiyoko lalu menghisap jemarinya yang basah itu. “You taste so fucking good, baby. Basah banget.”

Belom dibales, Daniel mengangkat Kiyoko supaya cewek itu bisa duduk di atas tembok wastafel itu. “Play with your pussy, sampe kamu cum.”

“Hah?” Kiyoko yang lagi mengatur nafasnya dibuat kaget sama permintaan Daniel.

“Mainin memek kamu, cepet.” Daniel udah mengocok miliknya duluan.

Keduanya bertatapan selagi Kiyoko berusaha nafas dengan normal kemudian mulai mengusap area bawahnya. “Fuck.” Gumam cewek itu.

“Basah kan? Dasar lonte.” Daniel mendengus saat Kiyoko merasakan miliknya itu.

“Masukin jari kamu dong.” Suruh Daniel, “Suaranya jangan ditahan.”

“Daniel… Oh my fuck.. Ah anjing..” Desah Kiyoko, mabok situasi lagi. Ia mendongak sambil terus bermain.

“Terus, sayang. Cepetin lagi.” Daniel juga meneruskan kocokan di miliknya sendiri.

Sesekali paha Kiyoko menutup lalu dibuka sama Daniel, “Aku mau liat memek kamu, sayang. Jangan ditutup.”

“Daniel, aku deket lagi.. Nghh fuck..”

“You know what to do, baby. Fuck, you look so fucking hot.” Daniel is such a simp at this point.

Gak lama, Kiyoko pun mencapai klimaksnya. “Daniel, Daniel fuck!”

Kekehan terdengar lagi dari mulut Daniel, “How cute, kamu main sendiri tapi ngedesahnya nama aku. My pretty little whore.”

Cowok itu mendekat ke arah Kiyoko lalu mengambil salah satu tangannya, “Let me taste my good girl’s cum, mmhh..”

Ia menghisap jemari Kiyoko sampe jemari cewek itu mengerut.

Daniel pun kembali memagut Kiyoko gak lama setelah itu sambil membawa cewek itu turun ke lantai lagi, kali ini ia memutar posisi agar mereka bisa bertatapan lewat kaca.

As always.

“Pegangan disitu, sayang.” Suruh Daniel, Kiyoko langsung nurut dan menahan badannya di ujung wastafel itu dengan kedua tangannya.

Bokong cewek itu dispank berkali-kali saat Daniel udah masuk. “Gerak, Dan..” Pinta Kiyoko.

Melihat tingkah laku Kiyoko yang lumayan beda malem ini membuat Daniel terus terkekeh. “So desperate of you.”

“Please- Anjing! Ahh anjing, Dan..” Desah Kiyoko saat Daniel menghentakkan miliknya kencang.

“Feel my cock?”

“Gede banget, daddy.. It feels so full already holy fuck..” Kiyoko mengarahkan tangan Daniel ke buah dadanya.

Cowok itu bungkuk agar wajah mereka lebih berdekatan, “Sayang look how pretty kamu di kaca, i’m going insane.” Ujar Daniel di sebelah telinga Kiyoko.

“Oh fuck.. Cepetin, daddy.. Enak banget kontol kamu..” Keduanya bertatapan dalam lewat kaca.

Suara hentakan mengencang karena keringet tipis mereka bermunculan di sekitar tubuh. “You suck my cock so well, Kiyoko.”

“And you fuck my pussy so good, sayang.” Bales Kiyoko, nengok ke arah Daniel sembari menariknya untuk berciuman.

Rahang Daniel mengeras mendengar kalimat dari Kiyoko barusan. “Aku makin sange, fuck.” Gumam si cowok di sela-sela pagutan.

“Bagus dong, Dan? We can fuck all night long- Nghh anjing..” Kiyoko mendesah terlebih saat Daniel menghisap air liur yang menetes di dagu mereka.

“Siapa yang expect manager Yagi ternyata se-nasty ini sih, hm? You fucking freak. Lonte gak ada abis-abisnya dientot terus.” Daniel menggertakkan giginya sambil mencium leher samping Kiyoko.

Cowok itu bergerak selama beberapa saat. “Sayang, balik sini.”

Dengan bantuan Daniel, Kiyoko kembali bertatapan dengan cowok itu. “Ganteng banget, Dan.”

“Baby stop, kamu bikin aku tambah blushing.” Daniel mengecup pipi dan bibir Kiyoko sebelum membawanya ke pintu utama bathroom itu.

Si cewek menyender lalu Daniel menyatukan kedua tangan Kiyoko di atas kepala cewek itu. “Can’t get over you, Yok. Lo emang secantik itu.”

“Shut the fu- Nghh… Enak, Dan.. Yes, keep going..” Baru mau ngebales, Kiyoko dibuat mendesah nikmat karena Daniel tiba-tiba bergerak lagi.

“You like this position, hm?” Daniel menatapnya dari atas.

Si cowok mulai memejamkan kedua matanya, “Anjing, Yok, sempit banget. I think i’m close.. Fuck..”

“Dan i wanna mess with your hair, please..” Ujar Kiyoko, matanya berkaca-kaca.

Daniel langsung melemah dan membiarkan Kiyoko menjambak rambutnya. “Baby i’m close, fuck..”

“Keluarin di dalem, Dan.. I need your cum.” Kiyoko menarik Daniel untuk berpagut.

Si cewek sempet salah fokus ke pinggul Daniel yang bergerak, “Ngh anjinggg.. You turn me on so good, Dan.. Ayo cum..”

“Abis ini pulang ya, cantik. Kita ngentot sampe besok pagi, oke? Fuck.. Stop clencing, sayang.” Daniel semakin gemes dengan situasi.

“Daddy i’m gonna cum.” Kiyoko melingkari kedua lengannya di leher Daniel.

“Wait, sayang.. Aku juga udah mau cum ini.” Rahang Daniel mengeras.

Cowok itu mencium leher Kiyoko saat ia mendongak selama beberapa detik, “Daddy, aku gak kuat.. I’m cumming..”

“Me too, baby. Muncratin aja, sayang.” Keringet Daniel sampe netes.

“Ah fuck fuck fuck!” Desah Kiyoko, sadar kalo dia squirt.

“Ngentottt.. Anjing enak banget fuck.. Sayang netes banyak ini, ah..” Daniel meremas bokong Kiyoko, dia sendiri overwhelmed, rasanya pengen lanjut terus.

Mereka stay di posisi yang sama selama beberapa menit, kening keduanya nempel. “Can we continue?” Tanya Kiyoko.

“Iya, nanti sayang. Lo istirahat dulu. Gue gak mau lo pingsan lagi.” Kening Kiyoko dikecup sebelum Daniel mengangkat cewek itu untuk duduk di tembok wastafel.

Si cowok membersihkan sahabatnya terlebih dahulu sebelum ngambil barang-barang ada ada di salah satu stall tadi.

Kiyoko menatap cowok itu yang sedang memakaikan bra dan kaos miliknya ke Kiyoko. “Sorry panties lo robek, nanti gue beliin yang baru.”

“Oh and also, easier access nanti di mobil. Kita duduk di paling belakang ya berdua.” Pipi si cewek dikecup setelah kaosnya udah dipake lagi.

Kini Kiyoko sudah memakai outfitnya, minus her panties.

Daniel pun juga udah memakai boxer dan celananya, jerseynya belom. “Gue gak sabar balik dah serius.” Ujar Daniel, gemes karena Kiyoko belom ngomong daritadi.

“Gue rela gak jalan deh, Dan. Masih horny banget ini.” Bales Kiyoko sembari mengusap wajahnya, salting juga karena Daniel berdiri di sela-sela kakinya masih shirtless.

“You good though?” Daniel make sure, dia rapiin rambut Kiyoko.

“All good. Mana pod nya tadi?” Si cewek tiba-tiba teringat.

Daniel mengambil pod yang dia taro di area wastafel lalu memberinya ke sahabatnya itu. “Nih.”

Gak pake lama Kiyoko menghisapnya. “Nanti sambil nyebat boleh kali.”

Daniel auto tertawa, “Lo mabok apa gimana sih? Lucu banget.”

Kiyoko mengarahkan pod itu ke Daniel agar ia bisa menghisapnya juga. “Dibilang gue lagi sange ya begini, kayak gak pernah aja.”

“Yaudah iya, awas nanti minta berenti ya.” Cowok itu mengeluarkan asap pod ke arah lain lalu mengecup Kiyoko sebelum mereka keluar.

da-yo-4

Lagi capek sama keadaan, 911-nya pergi keluar kota. Daniel kerjaannya cuman menghela nafas aja dari kemaren-kemaren, ditambah Kiyoko ada urusan di luar selama beberapa hari.

Laki-laki itu memutuskan untuk ke studio Yagi sendiri hari ini, dia juga bilang ke anak-anak mau refreshing, clearing his mind karena emang lagi drained.

Daniel menyalakan lampu dan AC studio sebelum menaruh tas di sofa dan melepas outernya.

Setelah studio udah lumayan dingin, cowok itu duduk di kursi khusus buat drum-nya.

First thirty minutes, dia masih main biasa, lama kelamaan cowok itu mulai frustasi karena pikirannya masih overload. “Ah anjing.” Decaknya, menyisir rambutnya sendiri ke belakang.

Sangking frustasinya, dia memukul one of the drum’s cymbals terlalu keras. He started to feel that his emotions were getting out of control for some reason, jadi cuman ada satu cara yang gak tau bakal berhasil atau enggak.

Baru aja mau nelfon Kiyoko, ada suara ketukan pintu. “Hi.” Cewek yang diharapkan Daniel, dateng, dia muncul di ambang pintu.

Ekspresi Daniel berubah total. “Baby?? Kapan lo- Hah? How did you-“

“Hahaha! Lucu banget dah lo.” Kiyoko menghampiri Daniel yang masih duduk itu, ia memeluk sang cowok.

“Eh serius gak sih ini??? Kok lo bisa pas banget datengnya?” Daniel memeluk balik cewek itu lebih erat, kepalanya tenggelam di dada Kiyoko.

Si cewek menyisir rambut Daniel, “Gue kan emang jadwalnya hari ini balik, Dan. Cuman mustinya gue balik sorean atau nanti malem, cuman urusan gue udah kelar duluan tadi.”

Sang cowok langsung relieved dalam hitungan detik pas Kiyoko baru dateng. “Coba munduran dikit deh, babe.”

“Huh?” Kiyoko bingung, namun dia melepaskan pelukan Daniel untuk munduran.

“Okaay! I love your outfit, baby. Cantik banget. And super sexy.” Tanpa sadar, Daniel yang sedang ngehype Kiyoko, menggigit bibir bawahnya.

Cewek itu memutar bola matanya malas, ia duduk di atas pangkuan Daniel, menyamping. “Thank you, sir.” Kedua lengannya memeluk leher Daniel.

Keduanya bertatapan, sama-sama salfok ke bibir satu sama lain. “Main dong.” Pinta Kiyoko.

Sang cowok mendengus. “As you wish, Bu Manager.”

Daniel ngespin drum sticks yang dia pegang sedari tadi baru dia main.

Aggressive but in a good way.

Melihat Daniel yang udah mabok situasi bermain drumnya, giliran Kiyoko yang menggigit bibir bawahnya. “You’re good.”

Mendengar itu, Daniel menengok ke arah Kiyoko, tangannya masih sambil mainin drumnya. “Yeah?”

Kiyoko mengangguk dengan senyuman miring, definitely turned on. “Makin ganteng.”

Daniel tidak memperhatikan gerak-gerik Kiyoko yang sedang menurunkan resleting roknya, kemudian cewek itu mengangkat tubuhnya sebentar. “Fokus ya, Dan.” Bisik Kiyoko, kini roknya udah di lantai.

Tadinya Daniel gak sadar, namun saat melihat Kiyoko yang hanya memakai panties buat bawahan membuatnya terkekeh.

Terlebih saat Kiyoko merubah posisi jadi berhadapan di atas pangkuan sang cowok. This time mereka gak saling menatap karena Kiyoko menaruh kepalanya di ceruk leher Daniel.

Rahang si cowok mengeras. “Gimana caranya gue fokus kalo jelas-jelas ini kerasa kalo lo basah, Yok?”

“Kerasa banget ya, daddy?” Tanya Kiyoko, with a little grind.

Ketukan terakhir di drum itu cukup keras, Daniel membuang stick drumnya ke sembarang arah. “Anjing juga lo ya.” Si cowok terkekeh lagi kemudian menarik wajah Kiyoko untuk dipagut.

Kacamata Kiyoko dilepas lalu dilempar ke sofa belakang mereka. “Fucking finally.” Gumam Daniel.

Nafas mereka udah mulai gak bener, padahal baru beberapa detik. “I know right? Mana tadi gue mimpiin lo lagi.”

“Oh ya?” Daniel mengecup bibir Kiyoko di tengah-tengah conversation mereka itu.

“You were edging me sampe gue kesel, terus we fucked like crazy. Tepar banget.” Jawab Kiyoko, jemarinya menyisir rambut belakang Daniel.

Cowok itu membasahi bibir bawahnya, udah tau dia harus ngapain. “No wonder, you’re soaked ini, Yok. Slut behavior, dasar.”

Kekehan Kiyoko gak berlangsung lama karena Daniel memasukkan dua jarinya ke dalam milik Kiyoko lewat dalemannya. “Aduh anjing, akhirnya ketemu lagi nih jari gue sama memek lo.”

“Fuck, Kiyoko, enak, hm?” Daniel semakin gemes.

Remasan di pundak Daniel juga mengencang, “Dan..”

“Daniel, anjing..” Kiyoko menggeliat di atas paha Daniel.

“Baru jari gue, Yok.” Ledek Daniel, dia mengeluarkan jemarinya sesaat. “Isep. Basahin.” Suruh Daniel.

Kiyoko mendecak, “Lagi enak tadi, for fuck’s sake, Dan.” Ia pun menuruti perintah Daniel.

Daniel kembali mendengus, “And do i look like i care? Fuck, lo hot banget anjing.” Cowok itu menggigit bibir bawahnya saat Kiyoko menghisap jemarinya sambil menutup kedua matanya.

“Enough, sayang. Let me play with your pussy again.” Pipi Kiyoko dikecup pelan sama Daniel.

Pekerjaannya dilanjut sang cowok. “Baby, fuck. Makin licin, Yok. Wettest pussy ever, and my personal favorite.” Daniel melantur sambil mengocok milik Kiyoko dengan cepat.

“Ahh! Dan.. Fuck fuck fuck.. Daniel anjinggg… Ahhh..” Desahan Kiyoko begitu merdu di telinga Daniel.

Tangan satunya Daniel sedaritadi memeluk pinggang Kiyoko, sesekali mengelus dan meremas bokongnya. “Daniel… Daniel ahhhh…”

“Terus desahin nama gue.”

“Aahh Daniel.. Yes, Dan, cepetin.. Fuckkk..”

Daniel mempercepat tempo jemarinya, “Terus, Yok. Fuck suara lo..”

“Fucking hell, gue makin deket Dan.. Daniel mmhhh..” Kini Kiyoko ikut menggerakkan pinggulnya.

Plak! Bokong Kiyoko ditampar Daniel. “Such a slut. Dirty fucking cumslut.”

Kiyoko mendongak, mengundang Daniel untuk menjilat lehernya lalu menghisap spot Kiyoko yang sensitif. “You’re gonna cum already?” Tanya Daniel.

Si cewek mengangguk, tangannya menjambak rambut Daniel yang udah berkeringat itu.

Daniel kini mengeluarkan jemarinya sambil tertawa licik, “Gak denger jawabannya gue.”

Kiyoko yang masih mendongak itu menghela nafasnya, “Gue udah ngangguk, Dan, bangsaat..”

Saat mereka bertatapan lagi, Kiyoko semakin ‘kesel’ melihat Daniel yang menghisap jemarinya sendiri sambil menahan senyumnya. “Pissed?” Ledek Daniel.

“Fuck you, Dan.” Ujar Kiyoko.

Sang cowok mendengus untuk kesekian kalinya, “Nah baby, i will fuck you. Gue entotin lo sampe lo gak bisa jalan.”

“Like you can.” Gumam Kiyoko yang sedang menatap ke miliknya di bawah sana.

Berlagak gak denger yang dikatakan Kiyoko barusan, Daniel membawa cewek itu balik ke dalam pagutannya.

Leher Kiyoko digenggam sama Daniel, lama kelamaan ia cekik pelan sampe Kiyoko susah nafas. “Slow down, daddy.”

“No i me-“

Daniel menertawakan Kiyokk yang mau meralat panggilannya tadi. “Horny ass slut.”

“Ck, enough with the tease and kissing, Dan. Fuck me with that thing now, can you? Baru abis itu pake kontol lo.” Kiyoko menggigit bibir bawahnya saat menatap bibir Daniel.

Cowok itu menaikkan salah satu alisnya, “What thing?”

“Something i like to suck between our kisses.” Kiyoko mulai grinding di atas Daniel.

“Say it clearly, Kiyoko.” Bibir Daniel bersentuhan dengan bibir sahabatnya itu.

“Fuck my pussy with your tongue, Daniel. I need it so bad.” Ucap Kiyoko dengan gemas.

Daniel tersenyum bangga sebelum memagut Kiyoko selama beberapa detik. Ia menggigit bibir bawah Kiyoko saat menjauh, “Berdiri.” Suruh Daniel.

Saat Kiyoko sekalian melepas pantiesnya, Daniel memundurkan kursi drumnya lalu menepuknya. “Sit here baby.”

As soon as Kiyoko duduk, Daniel langsung turun ke bawah dan menghisap milik cewek itu. “Mmh.” Si cowok menaruh salah satu kaki Kiyoko di atas pundaknya.

Jemari Daniel juga meremas paha Kiyoko dengan gemas. “Bangsat, basah banget, Yok.”

Kiyoko kembali menggeliat sambil menjambak rambut hitam Daniel, “Fuck, Dan, let me cum this time.”

“Anjing, enak banget bangsattt… Is it good, Danny? Fuck, i love your tongue..” Kiyoko mendongak sedangkan Daniel menatapnya dari bawah dengan tajam.

“Don’t question it, baby. I always love eating your wet fucking cunt.” Kini Daniel memejamkan matanya.

“Ngh.. Dan, deket.. Mau- Ahh.. Mau keluar, shit…” Cewek itu lowkey menjepit kepala si cowok.

Daniel kept going tanpa merespon, namun berhenti di tengah-tengah kegiatannya. “10/10, Yok. Thanks for the food.”

Kali ini Kiyoko udah lemes duluan, “Anjingg.. When are you gonna let me cum, Dan?”

“Pas kontol gue masuk lah.” Daniel pun berdiri persis di depan Kiyoko, ia melepas bawahan termasuk boxernya.

Yang tadinya udah males, jadi semangat lagi karena melihat milik Daniel yang mengeras. “Fuck, Dan. Keras banget.” Ujar Kiyoko sambil mengocok junior sahabatnya perlahan.

“Right? Gue dari kemaren gak berenti coli karena mikirin lo, anjing, Yok.” Daniel menyisir rambutnya ke belakang sambil menatap Kiyoko dari atas.

“How cute.” Si cewek mengecup tip Daniel lalu menjilat ballsnya.

“Fuck.” Geram sang cowok, “Put it in your mouth, cepet.” Daniel mengangkat sedikit kaosnya supaya gak ganggu.

Sembari menatap Daniel dari bawah, Kiyoko perlahan memasukkan milik si cowok ke dalam mulutnya.

Semakin terlihat kalo Daniel jaw clenched. “I missed you, sayangku, lonteku. You like sucking my dick, ya kan? Kangen juga kan ngisep kontol aku?”

Selagi menghisap, Kiyoko ngangguk. “Mm-hm.”

“So good for daddy, cantik.” Daniel memegang belakang kepala Kiyoko kemudian menjambak rambutnya sambil bantu menggerakkan.

Sangking nikmatnya, Daniel rolled his eyes up lalu kembali menatap Kiyoko.

Cowok itu gak bertahan lama dan melepas kaosnya saat Kiyoko menjauh sambil ngeslurp ujungnya. “Anjing, anjing… Yok, ah gila..”

Kiyoko pun mengusap mulutnya sambil berdiri, “Ayo.. Ngentot.. Aku mau dientot..”

“Come here, baby.” Daniel menarik cewek itu untuk berpagut, kali ini sambil menggendongnya ke arah meja yang segera dikosongin sama Daniel.

Cowok itu menggeser beberapa barang yang ada dengan salah satu tangannya lalu menaruh Kiyoko di atas situ. “Sayang, you look so pretty sumpah.”

Kiyoko menarik Daniel untuk berpagut lagi, “Thank you, daddy.” Ia mengarahkan tangan Daniel ke buah dadanya.

“Fuck i love these a little too much, enak ya, sayang? Diremes-remes gini enak, hm?” Daniel menunduk sedikit untuk mengecupi leher Kiyoko.

Kiyoko mengelus tengkuk Daniel, “Lebih enak kalo kontol kamu masuk juga, daddy. Remesin tete aku sambil ngentot please..”

Daniel menonjok meja dengan tangan satunya, “Anjing.”

Si cowok juga cepet-cepet memajukan badan Kiyoko sedikit. “Horny banget ya, Yok? Mau aku ewe sampe tolol, iya?”

“Mau, daddy.”

“Hm?”

“Mau banget, please.” Kiyoko memanyunkan bibirnya, ia mengelus torso Daniel.

Salah satu kaki cewek itu diangkat ke samping badan Daniel, dan tanpa aba-aba, Daniel langsung ngemasukin miliknya fully ke dalam Kiyoko.

Cewek itu auto meremas lengan Daniel, “Fuck, daddy! Feels so good, ahhh..”

“Anjing, desahan lo… Fuck, sayang. Perasaan udah aku buat licin tadi kenapa jadi makin sempit?” Urat-urat kecil sampe keluar di kening Daniel.

“Yes, keep going, daddy… Deeper, harder.. Ngghh, Daniel, kamu ganteng banget begini, fuck..” Desahan Kiyoko mengencang karena Daniel udah bergerak brutal dariawal.

Daniel mengambil salah satu tangan Kiyoko dan memasukkan jemari si cewek ke dalam mulutnya.

Eye contact semakin intense.

Kiyoko menganga, “Ah.. Daddy..”

“Yes, baby? Enak, sayang?” Kini Daniel mengecupi tangan Kiyoko.

“Fuck me from behind boleh gak, daddy? Spank me, choke me, semuanya.. Aku tau daddy kangen.” Sesekali Kiyoko mengecup pipi dan rahang Daniel.

Otomatis, Daniel semakin berapi-api melakukan ini bersama sahabatnya. Ia menurunkan tubuh Kiyoko lalu memutar posisinya.

Saat sudah membelakangi, Daniel mengecup pundak Kiyoko, “You know daddy so well, sayang.”

“Buka aja, daddy.” Kiyoko mengode ke arah strap di belakangnya.

Daniel kembali mengeraskan rahangnya, gerakannya semakin kenceng saat ikatan strap crop top yang dipake Kiyoko dilepas. “Aku suka banget kamu pake ini, babe.”

“But i need to take it off. Boleh bukain buat daddy, sayang?” Ujar Daniel, ia gak mau berhenti gerak makanya dia cuman ngebuka iketannya supaya Kiyoko bisa lepas sendiri.

Baru mau buka bra, Daniel udah ngebuka kaitannya duluan dengan satu tangannya. “Bajingann.. My bestfriend is so hot for this.. Fuck..”

Suara hentakan semakin kencang karena keringet yang bermunculan juga. “Cantik, baby, memek kamu bikin aku gila, ah anjing!” Ujar Daniel sembari meremas dua buah dada Kiyoko.

“Spank me, Dan.”

Plak!

Plak!

“Hm, you like that, don’t you?” Geram Daniel, ia meremas bokong Kiyoko sebelum mengulang aksinya lagi. Plak!

Mata si cewek berkaca-kaca tapi dia semakin turned on. “Enak banget anjing, Dan! Please ngewe terus sampe gue gak sanggup, Dan. Bangsaaat..”

Kini Daniel mencekik leher Kiyoko dari belakang, menariknya agar nempel dengan badan cowok itu. “Gak bisa mikirin hal lain selain ngentot sama gue, ya? Lonte, lonte.. Daddy’s little slut to ruin.”

Leher samping Kiyoko dikecup berkali-kali, “Udah gak sabar ya mau cum?” Tanya Daniel, diangguki Kiyoko. “Udah capek cum sendiri dari kemaren, sayang.”

“Fuck.. Fuck, Yoko..” Daniel mendesah lebih parah, ia menarik kursi deket meja itu, lalu duduk sambil menarik Kiyoko ke pangkuannya.

Posisi kembali seperti di awal.

Tanpa disuruh, Kiyoko bergerak naik turun dengan agresif dan cepet. “Danny, Danny fuck..”

“Fuck fuck fuck! Anjing bisa gila gue..” Daniel meremas buah dada cewek itu, sesekali ujung buah dadanya.

Karena ikutan gemes, Daniel kini memegang pinggang Kiyoko sambil membantunya bergerak. “So so good, sayang.”

“Yeah? I’m gonna cum, daddy.. Memek aku udah gak kuat.” Kiyoko mengarahkan tangan Daniel ke bokongnya.

Si cowok menepuk lalu meremasnya, “You’re gonna cum, hm? Muncratin, sayang, all of it. Daritadi udah ketahan kan?”

“Ah, Daniel..”

Nafas mereka semakin terengah-engah, ditambah Daniel ikut ngethrust pinggulnya ke atas. “Keluarin, squirt for daddy.”

He knew.

Bener aja, Kiyoko pun memejamkan matanya lalu mengeluarkan klimaksnya. “Anjing, Dan…”

“Uhhh.. Enak banget anjing.. Fuck..” Kiyoko ngos-ngosan setengah mati, masih berusaha bergerak buat Daniel.

Somehow Daniel yang menatap Kiyoko dari bawah membuat cewek itu lebih turned on. “Daniel fuck, perih, Dan.”

“Anjing, basah banget, Yok… Fuck. Makin deket gue.” Si cowok menggenggam jemari Kiyoko.

“Bisa kan? Make daddy cum, sayang. Mana lonte aku yang pinter, hm?” Kata-kata Daniel barusan menjadi motivasi Kiyoko untuk begerak lebih kenceng.

“Ah! Yeah.. Yeah fuck.. Sayang, i’m cumming..”

“Keluarin di dalem, daddy.. Yang banyak. Need your cream, nghh..” Kiyoko terus bergerak kali ini sambil memagut bibir Daniel.

Cewek itu menghisap lidah Daniel dan menggigit bibir bawah cowok itu sebelum Daniel mencium bibir bawah Kiyoko.

Mereka saling menukar ludah, sampe menetes ke badan Daniel. “Anjing, anjinghh…” Daniel mendesah di sela-sela ciuman saat ia mencapai klimaksnya.

“Pinter, sini liat aku.” Keduanya bertatapan dengan jelas, udah sama-sama berantakan.

Mereka gak bisa lama-lama karena masih pengen lanjut ciuman.

Daniel’s still inside of Kiyoko’s.

Cowok itu mencekik leher Kiyoko lalu menjauhkan wajah mereka. “Buka mulutnya.”

Kiyoko langsung nurut, “Pinter.”

Setelah diludahi sama Daniel beberapa kali, Kiyoko menelannya lalu kembali berpagut.

Dengan pelan, Daniel sambil menggendong dan membawa mereka ke sofa belakang supaya lebih enak makeoutnya.

Saat sudah puas, Daniel mengusap punggung Kiyoko. “Coba test try, berdiri.”

“Gak. Kaki gue udah gak berasa, anjing. Gila lo.”

“Gue yang gila? Terus kenapa ini gak dikeluarin?” Daniel mengecup bibir Kiyoko dengan cepat.

“Mau lanjut?”

“Boleh, round two, sini tiduran di atas gue. Udah lama gak 69.”

#HoonKilarrrr_13

Enaknya satu ekskul ya pasti 90% kerjaan mereka lebih cepet kelarnya, apalagi kali ini Kyla masuk divisi fotografi sedangkan Jihoon masuk divisi editor.

Mereka memutuskan untuk nyicil hari ini pas pulang sekolah.

Seperti biasa, Kyla dibonceng naik motor sama Jihoon ke kosan cowok itu. “Ji, sorry, ini keras?” Tanya Kyla saat ia memeluk pinggang Jihoon tapi jemarinya gak sengaja ngeraba.

Tentunya cowok itu sempet ngeflinch, “Engga, yang. Hape aku itu. Pegangan yang kenceng, aku mau nyalib.”

“Eh- Oke.” Kyla akhirnya hanya menurut ke cowoknya, tanpa memikirkan yang tadi.

Sampe di kosan, Jihoon menjemur kedua seragam yang mereka pake barusan, selagi Kyla mandi. “Pake handuk aku aja ya, Kil! Kamu gak keramas kan?”

Setelah Jihoon mengetuk dan teriak sesaat, Kyla nyaut, “Gak kok, oke Ji!”

Gilirannya Jihoon untuk mandi, Kyla sedang memakai baju gantinya lalu dia keluar kamar mandi. “Aku buka laptop ya.” Ujar Kyla sebelum menutup pintu kamar mandi.

“Iya, langsung kamu charge aja.” Jawab Jihoon, sibuk keramas dalam ruangan shower.

Karena Jihoon sempet cukuran, jadi dia agak lama di kamar mandi. Keluar-keluar, Kyla sedang menghela nafasnya, senderan ke kursi itu.

Sang cowok langsung menghampiri pacarnya, “Kenapa, Kil? You okay?” Jihoon berdiri di belakang Kyla lalu ke sampingnya, mengelus pipi si cewek.

Kyla memegang jemari yang sedang mengelus wajahnya, “Daritadi kamu mandi, ini lama banget, Ji. Aku sampe ganti wifi berkali-kali dia gak mau ke download.”

“Oalah, coba sini liat.” Jihoon sedikit bungkuk untuk melihat screen laptopnya.

“Wangi amat sih, baru cukuran juga ya?” Kyla mendusel ke leher Jihoon lalu mengelus area dagu dan atas bibirnya sambil menatap cowok itu.

Senyuman auto terpampang di wajah Jihoon. “Thank you, cantik.” Puncak kening Kyla dikecup Jihoon sebelum cowok itu kembali fokus ke layar laptop.

“Ini karena baru nyala deh kayaknya. Soalnya pas di sekolah tadi aku pake sampe mati, lupa aku charge karena diajak main futsal tadi. Tunggu setengah jam aja ya, sayang. Istirahat dulu.” Jihoon mengecup kepala Kyla lagi, dia mengusap pundak ceweknya.

“Ck, dasar. Futsal mulu, mending pindah tuh bilang ke Asahi.” Kyla setengah bercanda, keduanya terkekeh.

Kyla berdeham, “Eh by the way, kamu gak mau jujur aja sama aku, Ji?”

“Hm? Maksudnya? Jujur apa, Kil?” Jihoon membulatkan kedua matanya.

“Tadi pas di motor.. Aku nanya kan kamu keras atau enggak, kamu bilang enggak terus bilang itu hape kamu.” Kyla memberi jeda, ia kemudian mengelus bicep cowoknya.

“Your phone was in my pocket, sayang. Dompet kamu juga ada di aku. Terus tadi apa? Rokok tadi kamu gak bawa juga kan?”

Melihat tatapan Kyla yang mulai berubah, Jihoon menggigit bibir bawahnya. Cowok itu kembali membungkuk, kali ini mendekat ke wajah Kyla. “My girlfriend knows me so well.”

Jihoon mengecup bibir Kyla berkali-kali. “Cantik banget sih.” Kecup lagi.

“Duh, keras lagi aku, yang.” Jihoon terkekeh sebelum mengecup Kyla. Lagi.

Mereka pun berciuman disitu sesaat sebelum akhirnya mereka pindah ke kasur.

Kyla menyender ke headboard sedangkan Jihoon senderan di perutnya. “Boleh nen dulu gak?”

“Tumben izin?” Si cewek downward smile, Jihoon makin lemah.

“Boleh ya?”

“Hm, buka aja.” Betapa senangnya Jihoon saat Kyla langsung setuju.

Tanktop abu-abu dan bra milik Kyla dinaikin. Jihoon memeluk pinggang ceweknya lalu mendekatkan wajahnya ke salah satu buah dada milik Kyla. “Mmh.” Cowok itu langsung memejamkan kedua matanya.

Kyla sesekali mendongak, sembari menyisir rambut Jihoon, mendorong kepalanya juga. “Nen terus kamu ya, fuck.. Ji..”

“Enak banget, yang. Stress relieving.” Jihoon sempet menatap Kyla lalu kembali merem.

“Ji ah.. Jangan digigit, sayang.”

“Gemes abisnya.” Jawab Jihoon, pindah buah dada dan tangan satunya meremas buah dada yang barusan dihisap.

Kyla mengusap punggung Jihoon. “Kenapa gak bilang aja tadi kamu keras, Ji? Hm?”

“Kan kemaren kita beberapa kali, Kil. Di rumah kamu, di sekolah, terus balik lanjut lagi. Aku gak tega.” Jawab Jihoon, mengelus dada dan pinggang si cewek.

Kyla terkekeh, dia meraih wajah Jihoon yang otomatis naik ke atas untuk mereka lanjut berciuman. “Kita pernah seminggu, masa beda sehari aja aku gak kuat sih, Ji?”

“Tadi pagi kamu susah naik tangga kan, sayang?” Tanya Jihoon, di sela-sela pagutan.

“Tapi seru.” Kyla terkekeh, diikuti Jihoon yang mengecup pipi lalu bibirnya lagi.

Kedua lengan cewek itu melingkari leher Jihoon. “Lagian kamu gampang ngaceng sih.”

“Gara-gara kamu lah itu.”

“Kok aku? Yang mikirin siapa coba?” Pertanyaan itu membuat Jihoon mendengus, kemudian maju untuk berpagut lebih dalam dan agresif.

Selagi makeout, Jihoon meremas paha Kyla beberapa kali, sampe akhirnya di area bawah cewek itu.

Baru mau masuk ke dalem celana, Kyla menahan tangannya. “Nanti.”

“Kamu nunggu apa, cantik? Ini aku siapin dulu.”

Kyla menaikkan salah satu alisnya, “Emang kita mau ngewe?”

Melihat perubahan di wajah Jihoon, Kyla langsung tertawa pelan sambil mengelus tengkuk cowoknya itu. “Kidding, Ji. Aku masih mau ciuman sama kamu.”

“Kan bisa sambil ciuman aku siapin.” Jihoon memanyunkan bibirnya yang masih bersentuhan dengan bibir Kyla.

Cewek itu mengecup bibir Jihoon. “Nanti aku malah fokusnya ke jari kamu, Jihoon. Sini cium lagi.”

Makeout session mereka berlangsung selama belasan menit sesuai permintaan Kyla.

Keadaan dua orang ini semakin berantakan pastinya, which made things hotter. “Please jari aku gatel banget pengen masuk ke dalem.”

“Ya okay, buka celana aku aja.” Kyla melebarkan kedua kakinya setelah Jihoon mengatur posisi di sela-sela kakinya.

Jihoon melepas celana pendek dan panties sang pacar, ia juga mengecup paha Kyla beberapa kali sambil turun ke bawah.

Two fingers in. “Oh fuck yes..” Desah Kyla pelan, dia menatap Jihoon dengan dalam.

“Enak, cantik?” Jihoon menatap Kyla balik, temponya dipercepat.

Cewek itu mengangguk, “Selalu enak sama jari kamu, Ji. Lick my pussy.”

Jihoon membasahi bibirnya, slightly smiling at his girl. “Lebarin lagi, sayang.”

“Ah.. Aduh, Ji..” Kyla mulai menjambak rambut cowok itu saat lidah Jihoon masuk ke dalamnya.

Suara menghisap dan kocokan jemari Jihoon membuat Kyla semakin turned on, dia jadi gak sabar buat lanjut.

Jihoon meremas kedua inner thighs Kyla sambil menatapnya tajam dari bawah. “Langsung keluarin aja, cantik.”

“Nggghhh… Jihoon.. Enak banget.. Fuckk, bersihin, sayang.” Kyla mendongak, dia gak tahan.

Another permintaan yang diturutin Jihoon, milik Kyla di bawah situ jadi bersih. “Cantik. Cantik banget pacar aku. I love your hair kalo diiket setengah gini, fuck.”

Pipi Kyla memerah, terlebih Jihoon sudah berlutut jadi mereka bertatapan dengan jelas.

Cowok itu menjilat area mulutnya sendiri saat merasa ada sisa klimaks ceweknya tadi. “Masih mau aku makan atau lanjut, hm?”

“Lanjut, Ji. Tiduran sini.” Kyla geser supaya Jihoon bisa tiduran di tempatnya.

Gantian, Kyla yang berada di atas Jihoon. Cewek itu duduk on top of his hard dick yang masih terbalut celana pendeknya.

Setelah Kyla melepas atasannya yang tadi gak dibuka fully, dia melepas kaos hitam Jihoon juga. “Duh, i’m going insane, Ji. Badan kamu ini..”

Jihoon menggigit bibir bawahnya lagi saat merasa usapan dari jemari Kyla di torsonya. “It feels great, yang, kalo reaksi kamu begini ke badan aku.”

“This means i did a great job working out.” Kini Jihoon memegang belakang kepala Kyla yang sedang mengecupi tubuhnya.

Beberapa tanda merah pun muncul di dada dan abs cowok itu.

Kyla juga sesekali mengusap area tubuh Jihoon yang ada tanda lahirnya itu. “So good.” Jihoon tersenyum ke arah Kyla.

“All mine, i don’t care.” Gumam Kyla, kini menghisap nipples Jihoon.

Abs cowok itu ngeclench, “Fuck, iya cantikku. All yours. Semua punya kamu.”

Tanpa sadar, Kyla sedaritadi menggerakkan pinggulnya di atas Jihoon. “Ngh Ji.. Aku deket lagi.”

“Becekin celana aku, sayang. Such a slutty move, aku gak sadar daritadi kamu humping di atas kontol aku.” Salah satu telapak tangan Jihoon memegang wajah Kyla.

Kini leher Kyla digenggam lalu ditarik ke bawah untuk Jihoon cium, meredakan suara desahan si cewek. “Bangsat. Sayang, ini basah banget.”

“Sorry, Ji. You told me to tadi.” Kyla kembali ngepout setelah mencapai klimaksnya barusan.

“Don’t apologize, cantik. Ini yang aku pengen rasain daritadi.” Jihoon menatap bibir Kyla lalu kembali menatap mata ceweknya itu.

“Ah fuck, sakit, yang.” Jihoon meringis saat merasa miliknya semakin keras.

Kyla yang belum duduk tegak lagi itu iseng memegang milik Jihoon. “Jihoon? Aku jarang ngerasain kontol kamu sekeras ini loh?”

“Buka, yang. Sesek banget.” Jihoon gak sengaja memejamkan kedua matanya sekilas.

Sedikit gak tega, Kyla akhirnya duduk di sela-sela kaki Jihoon lalu menurunkan bawahan cowok itu. “Anjing..” Si cewek bergumam saat melihat pemandangannya.

“Uh fuck.. Feels good.” Jihoon mengocok miliknya sendiri.

Muscle memory.

Kyla membenarkan iketan rambutnya, “Kamu yang lemesin atau aku sih jadinya?”

“Kamu, Kil. Butuh dijepit ini.” Jihoon langsung menjauhkan tangannya dari miliknya.

Si cewek meludah ke milik Jihoon lalu mulai mengocoknya, ia mengecupi abs Jihoon, turun ke bawah sampe akhirnya memasukkan milik Jihoon ke dalam miliknya.

Kedua tangan Kyla bekerja bersama mulutnya itu.

Kaki Jihoon sampe ngeflinch berkali-kali. “Bangsaaat.. Ahhhh sayang, sayang aku gak kuat.”

“Kil, Kila sayang.. Fuck.. Ah anjing anjing..” Jihoon meremas dadanya sendiri sangking gemesnya, tangan satunya meremas bed sheets sebelum dipindahin sama Kyla ke kepalanya.

“Aku gak tahan, cantik.. Fuck.. Mau cum..”

“Tahan, Ji.” Suruh Kyla, currently rubbing Jihoon’s balls.

“Ga- Gak bisa… Aaahhh!” Jihoon pun mencapai klimaksnya di dalam mulut Kyla.

Cewek itu mendengus. “Cowok aku kok sekarang gak bisa nahan cum sih? Biasanya bisa.”

Tangan Kyla masih bergerak naik turun. “Still hard as a rock, Ji.”

Sangking lemahnya, Jihoon gak bisa ada perlawanan. He’s in the mood buat dibayiin sama ceweknya. “It feels so fucking good aku cum di mulut kamu sayang.”

“Cum aku netes itu di dagu kamu.” Jihoon terengah-engah, menatap Kyla dari atas.

Kyla’s slapping her own face with Jihoon’s dick. “My horny. Fucking. Boyfriend.”

“Sayang i need your pussy, kontol aku yang butuh, please.” Kini Jihoon menumpu badannya dengan kedua sikunya.

“Gendong aku, ke sofa.” Pinta Kyla, cewek itu sedang menghisap jemarinya yang tadi bermain dengan milik Jihoon.

Gak sampe lima detik, Jihoon dengan pelan berdiri lalu menggendong tubuh Kyla dengan mudah ke sofa di sebelah.

Keadaan mereka yang sama-sama full naked, keringetan tipis, wajah yang memerah, sangat mendukung momentum. Especially mereka tetep lanjut berciuman saat berpindah tempat.

Kyla menumpu badannya dengan kedua lututnya, lalu Jihoon berada di belakangnya.

Sang cowok memeluk ceweknya dari belakang sambil memasukkan miliknya itu dari bawah. “Oh shit, Jihoon..” Kyla meremas lengan pacarnya yang forearmnya terpampang jelas.

“Fucking finally, ah gila anjing..” Jihoon mendesah di leher belakang Kyla. “Yang, aduh yang…” Desah si cewek saat Jihoon memperdalam miliknya.

“Yes, sayang? Enak, hm? Sucking me up so good kamu ini.” Jihoon meremas salah satu buah dada Kyla lalu mengusap bagian depan milik si cewek.

Saat Jihoon mengecupi leher bagian samping Kyla, cewek itu mengistirahatkan kepalanya ke belakang, di pundak Jihoon.

“Mmh! Terus, Ji! Ah.. Fuck cepetin, Ji.. Ah fuck.” Kyla mendesah setiap hentakan yang semakin kenceng.

“Tightest ever, enak banget memek kamu, sayang.”

“Aaah Jihoon..” Kyla menggenggam salah satu jemari Jihoon.

Tangan Jihoon yang satunya lagi menampar bokong Kyla sebelum diremasnya, aksi itu diulang beberapa kali sama Jihoon.

Ia mendekat ke samping telinga Kyla. “Enak ya ngentot sama aku, hm? Your pussy so tight, sayang.”

“Kontol kamu kegedean, Ji. So long for me fuckkk…” Kyla menoleh sedikit ke Jihoon.

“Ah bangsat.. Aku deket, yang.”

“Keluarin.” Ucap Kyla.

Singkat, padat, jelas. Namun Jihoon langsung mengerutkan dahinya. “Be fucking for real, cantik. Aku beneran udah deket ini.”

“Keluarin, Ji. Take it out. Aku mau gerak, gantian.” Jihoon terpaksa mengeluarkan miliknya demi Kyla.

Kini posisi mereka berubah lagi.

Jihoon menyender ke belakang sementara Kyla berada di atasnya, membelakangi Jihoon. “Aduh anjing, Ji… Ah panjang banget sampe nembus.”

“Sayang, gerak lagi, please.” Jihoon memejamkan matanya, ia meremas kedua paha Kyla dari belakang.

“Ah! Fuck fuck fuck!” Kyla bergerak naik turun dengan kencang, temponya sesuai kata kasarnya barusan.

“Remesin tete aku, Ji.”

Kini Jihoon mengistirahatkan kepalanya di punggung Kyla, he couldn’t care less dengan ceweknya yang bergerak nonstop brutal.

Si cowok meremas buah dada Kyla dengan kedua telapak tangannya.

“Ah… Sayang, aku udah gak bisa tahan lagi, fuck..” Jihoon sudah mulai gak fokus, ia mengatur nafasnya baik-baik.

Kyla ikut memegang tangan Jihoon yang masih meremas. “Cum, muncratin ke dalem aku Ji. I’ll take it, ah fuck anjing.”

“Sssshh.. Kil, anjing anjing! Holy fucking shit.. Sayang, enak banget.. Ahh..” Paha Jihoon gemeter, lebih parah daripada Kyla.

Keduanya mengatur nafas setelah sama-sama sudah mencapai puncak masing-masing.

Masih di dalam si cewek, Jihoon terus menerus mengecupi pundak dan punggung Kyla sembari memeluknya erat dari belakang.

Kyla juga memegang sesekali mengelus pergelangan tangan Jihoon. “Wah..”

“It felt too good ya, cantik? Sini balik badan ke aku dong.” Jihoon nyengir.

“Ah tapi lagi enak ini, Ji. Gak mau dikeluarin.” Si cewek mulai mode rewelnya, salah satu kelemahan Jihoon yang dia suka.

Lagi-lagi Jihoon mengecup pundak Kyla lalu membantu ceweknya perlahan. “Iya, sayang, sini balik nanti masukin lagi, ya? Pelan-pelan sini yuk, aku mau ngeliat kamu.”

Posisi pun berubah lagi, dan masuk lagi. Tapi kali ini cuman buat kenyamanan si cewek sesaat. “Hmm.. Wangi.” Gumam Kyla saat mendusel di ceruk leher pacarnya.

“You too, cantik. Sini liat aku.” Jihoon terkekeh lalu menarik wajah Kyla.

Keduanya bertatapan tanpa ada yang berbicara selama sesaat, sebelum Jihoon mesem-mesem sendiri, “Apa sih, Kil? Makin cantik sumpah kamu tuh. Kadang aku di kelas suka gak sabar istirahat karena pengen ngeliat kamu tau gak?”

“Mulai kan buayanya keluar nih kamu, gak usah aneh-aneh ah gombalnya.” Melihat gadisnya salting, Jihoon tertawa.

“Kenapa jadi gombal? Kan emang faktanya begitu, sayang.” Jihoon mengusap bokong sampe paha ceweknya.

Kyla mengecup bibir Jihoon dengan cepat, “Ya kamu juga ganteng banget lah-“

Baru mau lanjut ngomong, Jihoon memegang wajah Kyla lalu menariknya untuk berciuman. “Kurang lama ciumnya.” Ujar Jihoon di sela-sela pagutan.

“Mau nen lagi boleh gak-“

“Kebiasaan! Nanti ah!” Kyla memukul pelan punggung Jihoon kemudian ia usap.

Setelah beberapa saat mereka di sofa itu, Jihoon memakaikan pakaian dalam ke Kyla dan dirinya sendiri.

Masih males pake baju, mereka langsung duduk di kursi desk punya Jihoon yang Kyla dudukin tadi, kali ini si cewek dipangku cowoknya.

Kyla sibuk memindahkan foto, Jihoon sibuk mendusel ke ceweknya, “Si cantik.” Gumam si cowok, Kyla pura-pura gak denger padahal pipinya udah merah merona.

Karena suhu yang makin nyaman, Kyla balik badan bertatapan sama Jihoon di pangkuannya, lalu tertidur di ceruk leher cowoknya.

“Duh gemesnya.” Jihoon terkekeh sebelum mengecup pipi cewek itu, ia memulai proses ngedit tapi sesekali mengusap punggung Kyla for the 292729th time.

Tau bakal ada kefrustasian mengedit, Jihoon memindahkan gadisnya ke kasur lalu menyelimutinya. “Bentar lagi aku kesini ya, cantik. Sini naikan lagi.”

“Hngg.. Jangan kelamaan.” Kyla ngomong dalam keadaan tidur namun setengah sadar.

“Iyaa, sayang.” Jihoon mengecup puncak kepala Kyla sebelum mengacak rambut cewek itu.

That boy is flustered.

Di kelas aja suka salah tingkah mikirin ceweknya, gimana ini coba lagi ngedit tapi dalam satu ruangan yang sama?

da-yo-3

Kemaren malem abis ketemuan buat jatah satu sama lain, paginya langsung misah karena ada kerjaan lain, siangnya ketemu acquaintance masing-masing, dan sekarang, Daniel ngechat Kiyoko minta ditemenin ke tempat piercing.

Cowok itu bersiul saat sahabatnya masuk ke passengers’s seat. “Sorry kalo lo bosen denger ini tapi cakep banget nyet.”

“Bosen?” Kiyoko menaikkan salah satu alisnya.

“Yep, some other douchebags pasti sering ngomong gitu ke lo.” Daniel terkekeh, ia mulai menyetir.

Kiyoko ikutan terkekeh, ia memakai seatbeltnya. “Yah, biasa aja gue mah kalo mereka yang bilang. Anyways, lo mau piercing dimana lagi, Dan?”

“Not on my dick, that’s for sure. Mungkin lidah? Yang udah fix di upper lobe kuping sebelah kiri sama mau nambah helix deh.” Jawab Daniel sambil menyisir rambutnya ke belakang.

Tentunya Kiyoko mendecak, “Kalo di lidah tunggu libur lah, Dan. Itu recovernya lama kan? Kalo lo sakit nanti ada interview dan lain-lain kan repot.”

“Iya elah bawel, gue ngide doang tadi.” Daniel tertawa pelan sembari meremas pipi Kiyoko.

Sesampainya mereka di tempat tersebut, keduanya langsung masuk ke dalam ruangan yang udah direservasi private sama Daniel dari kemaren.

Beberapa saat setelah basa-basi dengan pekerja tindik disitu, Daniel selonjoran di sofa kecil yang biasa buat orang piercing. “Kayaknya nanti ganti aja deh, bang.”

“Yang di bibir yak? Tapi lagi naik harganya bro.”

“Sikat lah.”

Selagi Daniel proses ditindik, Kiyoko sempet dapet telpon dan mengangkat di ruangan yang sama namun agak berjarak.

Eh- Kenapa On? Gue lagi di luar nih.

Oalah, santai.. Nanti gue bantuin, maleman mau? Google meet atau telp?

Nanti malem banget yaa? Bisa sih kayaknya.. Iya, iya, dateng aja biar lebih gampang juga.

Kira-kira yang Daniel denger begitu.

Untung yang ditindik bagian yang gak harus relax, jadi saat dia mengeraskan rahangnya, the other dude ya biasa aja pas ngerjain.

Gak sampe sepuluh menit, Daniel menindik di upper lobe dan mengganti piercing di bibirnya. “Yok, sini dah.” Panggilnya, supaya Kiyoko duduk di sebelahnya.

“Ya elah, sok garang sih lo, Dan.” Kiyoko mendengus saat Daniel meraih salah satu tangannya buat digenggam.

“Takut gue, babe. Kalo kesakitan banget gimana?”

“Kan gak bakal mati.” Balesan Kiyoko membuat si mas-masnya terkekeh.

Setelah selesai, Daniel menghela nafasnya lega, “Thank you, bang!” Ujar Daniel sambil mengajak salaman, diangguki antusias sama si pekerja.

“Ini gue tinggal ruangannya bisa, bro? Ada clien dateng nih kayaknya.” Si mas-masnya sambil mengecek jam tangan.

“Oke aman, bang! Thank you yak! Baca chat gue jangan lupa.” Sebelum si mas itu keluar, Daniel ajak tos biasa pastinya.

Kiyoko sedikit shock dengan Daniel’s sudden mood change pas dia tiba-tiba mendengus, “Kenapa, Dan?”

“Kepikiran aja.”

“Kepikiran apa?” Kiyoko berdiri, mau ngambil tas namun tangannya ditarik Daniel sehingga cewek itu duduk di area deket pahanya yang masih ada space.

“Tadi telfonan sama Gaon?” Jarak wajah Daniel mendekat.

Kiyoko tersenyum, ia memiringkan kepalanya sambil menatap bibir Daniel. “Kenapa sih emangnya? Hm? Jealous lagi?”

“Jadi iya?” Daniel masih bertahan.

“It’s none of your business, Daniel.” Ujar Kiyoko, jemarinya mengelus telinga yang baru dipiercing, turun ke tengkuk, sampe ke bibirnya.

Cowok itu menggigit bibir bawahnya, kini matanya bertatapan dengan mata Kiyoko. “It is, kalo melibatkan lo ya urusan gue juga lah.”

“Dih? Bisa gitu- Mmh.” Baru mau ngeledek lagi, Daniel menarik wajah Kiyoko untuk berpagut.

Selagi berpagut, Daniel menekan belakang kepala Kiyoko sambil mengode ke Lucas si mas piercing yang berada di ambang pintu untuk mengunci ruangan itu dari luar.

Untung Kiyoko gak sadar.

Lama kelamaan, si cewek naik ke atas kursi sofa itu dan meniban tubuh Daniel. “Dan, this is so wrong sumpah. Mending balik dulu.”

Daniel tersenyum sambil menatap bibir Kiyoko. “Kenapa harus balik dulu kalo bisa enak-enak disini?” Dagu cewek itu dielus sebelum jemari Daniel merapikan rambutnya.

“Lagian gak bakal ada yang tau kok.” Lanjut Daniel, menarik Kiyoko ke pagutannya lagi.

“Anyone could come in, belom lagi ada CCTV-“

“Trust me, baby. Gue juga gak mau kali orang-orang disini ngedenger dan ngeliat lo kayak lonte nanti.” Daniel terkekeh, kini memutar balik posisi jadi Kiyoko yang tiduran di bawahnya.

Lanjut berciuman, tangan Kiyoko nyasar ke biceps Daniel lewat bawah kaosnya.

Dengkul si cowok juga menyentuh area bawah Kiyoko, membuat cewek itu melenguh. “Ngh..”

“Kenapa? Enak gue gesek-gesek gini? Hm?” Daniel menyisir rambutnya sendiri ke belakang.

“Ngh, Dan.. Udah ah..” Kiyoko menggigit bibir bawahnya.

“Apa lo bilang? Udah? Terus ini kenapa gerak-gerak pinggulnya?” Daniel mendengus melihat Kiyoko menggerakan pinggulnya, sekaligus mendekatkan miliknya ke dengkul Daniel.

Karena gak tau harus bales apa, Kiyoko menarik kepala Daniel untuk ia pagut bibirnya.

He doesn’t complain of course, malah tangan Daniel nyasar ke dalem kaos hitam yang dipake Kiyoko. “Kenceng ya.”

“Anjing.” Ujar Kiyoko di sela-sela ciuman.

Mereka lanjut makeout sampe beberapa lama, while Kiyoko grinding on Daniel’s knee, and Daniel squeezing Kiyoko’s boobs.

Daniel menggigit bibir bawah Kiyoko, “This fucking bra for fuck’s sake.” Ia melepas kaitan bra Kiyoko dengan satu tangan dengan gemas.

Kaos Kiyoko pun udah dilepas juga sama Daniel, “Dan, stop ah. Nen nya nanti aja.”

Daniel mendongak sambil tersenyum miring, “Hahah, kenapa? Mau ngentot sekarang?”

Kiyoko yang manyun, mengangguk sembari menyisir rambut Daniel. “Ayo ah, kalo kelamaan gue minta Gaon aja nanti.”

“Ngapain bawa-bawa Gaon kalo jelas-jelas kontol gue lebih enak.” Daniel mendengus kesekian kalinya sambil bangun untuk berdiri di samping.

Cowok itu membuka kancing celana, celananya dan boxernya. “Nunggu apaan sih, Yok?” Daniel lightheaded karena Kiyoko sedari tadi bersender ke belakang, memerhatikannya tanpa berkutik.

“Apa sih? Kok galak amat?” Cewek itu menahan senyum melihat Daniel mengocok miliknya, ia turun dari kursi sofa untuk berlutut di bawah.

Sang cowok memerhatikan Kiyoko dari atas sambil mengeraskan rahangnya, “Gue gak jealous, Kiyoko. Stop teasing me with that sneaky smile.”

Tangan Kiyoko mulai bergerak, “I didn’t say anything, Daniel. Sorry, i meant daddy.”

“Anjing.” Tanpa aba-aba, Daniel mengarahkan kepala Kiyoko dan mendorongnya.

Reflek, cewek itu langsung menghisap apa yang ada di depannya. “Mmh.”

Mata Kiyoko berkaca-kaca, and Daniel couldn’t care less. “Fuck anjing, cantik banget sih kayak gini.” Puji sang cowok, menggertakkan giginya.

Awalnya masih struggling, lama kelamaan ekspresi Kiyoko makin menikmati kegiatannya.

Daniel menggigit bibir bawahnya lalu dilepas, “You like this, huh? You like sucking daddy’s dick?”

Sangking gemesnya, Daniel menghentakkan pinggulnya sedikit lebih kenceng sampe Kiyoko tersedak. “Oh fuck, baby, maaf, Yok.”

“Gak peduli gue, enak banget anjing.” Kiyoko mengusap mulutnya, tersenyum ke arah Daniel.

“Ckckck, bandel ya.” Daniel menyentuh ujung hidung Kiyoko dengan telunjuknya pelan lalu menunduk untuk lanjut memagut cewek itu.

Seketika badan Kiyoko berada di atas kursi sofa lagi, celana pendek dan pantiesnya udah dilepas Daniel. “Bon appétit, darling.”

He dives in with no hesitation, Kiyoko auto menjambak rambut Daniel sambil melebarkan pahanya. “Yess, good girl.. Lebarin lagi, baby. You’re so wet.” Daniel melontar selagi meremas kedua paha Kiyoko.

“Keep going, Dan.. Fuck…” Kiyoko mendongak, kakinya mulai merapat beberapa menit kemudian.

“Cum?” Daniel menatap Kiyoko, mulutnya masih sambil menghisap.

“Fuck, fuck! Ah iya anjing..” Kiyoko gak bisa menahan klimaksnya terlebih saat menatap Daniel yang hanya kedua matanya yang terlihat.

Daniel tertawa licik sambil merangkak ke atas supaya bisa persis di atas Kiyoko. “Play with your pussy baby, gue masih mau lanjut main disini.”

Cowok itu turun ke area leher Kiyoko setelah mengecup kening dan bibir sahabatnya cepat.

“Dan, basahin dulu.” Kiyoko memanggil Daniel yang segera bangun dari ceruk leher si cewek.

Jemari Kiyoko masuk ke dalam mulut Daniel, cowok itu menghisapnya sebelum melanjutkan aktivitasnya tadi, so does Kiyoko. “Thank you, daddy.”

“Sama-sama, sayang.” Jawab Daniel sambil mengecupi leher samping Kiyoko.

Beberapa saat mereka sibuk sendiri, Kiyoko mendesah kenceng di deket telinga Daniel. “Close. So close.”

“Let daddy’s fingers move.” Daniel menyingkirkan tangan Kiyoko sebelum dia yang bermain di bawah sana.

Gak perlu waktu lama, Kiyoko mencapai klimaksnya lagi, lebih basah kali ini. “Jari gue, Yok.” Daniel memberi tau jemarinya yang basah.

“Sini gue bersihin-“

Baru aja mau ditarik tangannya, Daniel menghindar sedikit. “Nah, ini jatah gue.” Ia menghisap jemarinya sendiri sambil menatap Kiyoko dengan dalam, tentunya si cewek salting.

“Udah puas belom? Masih mau kontol gue, hm? Atau harus sama Gaon?” Tanya Daniel, ia menaikkan alisnya.

“Fuck him, i want you, Dan. Cepetan, ah anjing.” Kiyoko meraih milik Daniel dan mengocoknya sekilas.

Sang cowok menggeram namun terkekeh bangga, “Bangsat.”

Kini keduanya full naked setelah Daniel melepas kaosnya.

Kiyoko melingkari kedua kakinya di pinggul sang cowok, sekalian mendorongnya saat Daniel masuk. “AHH ANJINGG!” Kiyoko meremas tengkuk Daniel.

“Fuck, Yok.. Ahhh.. Kiyoko anjing…”

“Masukin lagi, Dan.. Nghhh.. Yes, deeper..” Desah Kiyoko, menatap Daniel yang menumpu badannya.

His necklace dangled above her face. “Daniel, daddy..”

“Yes, sayang? Kenapa? Lonte aku mau apa? Lebih cepet, hm?” Nada Daniel yang seketika halus tapi vulgar membuat Kiyoko merinding, semakin turned on.

“Lebih cepet kayak gini?” Lanjut Daniel, mempercepat tempo sehingga kursi sofa itu berpindah tempat perlahan.

Kini Kiyoko meremas punggung Daniel, “Fucking hell! Daddy this feels so good, kamu doang yang bisa bikin aku kayak gini.. Ahhh gila anjing.”

“I know, baby, i know. Ah fuck.” Daniel gak sengaja memejamkan kedua matanya sangking terlalu enak.

“I love having sex with you in public, daddy. Anjing, Daniel, enak banget bangsaat..” Kiyoko terus mendesah tanpa filter, her sweat and her liptint yang udah dimana-mana memperparah situasi Daniel.

Cowok itu menonjok kepala kursi itu, “It’s tempting, huh? Hahaha emang dari sananya lo tuh slut, Kiyoko. Dirty ass slut, punya gue.” Daniel mengangkat bagian bawah Kiyoko untuk meremas dan menepuk bokongnya, bibirnya juga menghisap ujung buah dadanya.

“Now i wish CCTV bisa ngeliat kita, ngasih tau semua orang how good my daddy treats me.” Kiyoko melingkari pundak Daniel dengan kedua lengannya.

“Yeah?”

“Uh-hm. At least ada yang record.”

Daniel mendongak sambil tertawa lepas. “Bangsaaat, so nasty of you, Kiyoko. Sering-sering kayak gini depan aku ya, sayang.”

Gak lama cowok itu meraih handphone yang ada di kursi sebelah, masih terjangkau. “Whose slut are you, hm?” Si cowok merekam, baru mulai udah menampar pipi Kiyoko.

“Yours, Daniel. I’m daddy’s slut.” Jawab Kiyoko tanpa ada rasa malu, ia menggigit bibir bawahnya.

“Ah anjing, gue bisa gila.” Daniel masih terus merekam kegiatan mereka dari atas.

Lama kelamaan, Daniel gak tahan akhirnya dia berhenti merekam dan mulai fokus kepada sang sahabat kembali. “Yok, deket ya?”

“Iya- Nnghh.. Dan, cum yang banyak please.. Di dalem..” Kiyoko mencium rahang Daniel sekilas sebelum cowok itu membawanya ke dalam pagutan lagi.

Kini keduanya berpelukan erat, tapi pinggul Daniel bergerak lebih kenceng dan dalem. “Fuck! Kiyoko, mmh!”

“Daniel, anjing anjing.. Mau cum..”

“Keluarin, sayang. I’ll clean this up later, keluarin yang banyak.” Daniel mengecup ngasal bagian wajah Kiyoko, nafas mereka udah terengah-engah, gak ada yang bener.

“Bangsat, Dan, ah fuck lemes..” Kiyoko yang tadinya meremas biceps cowok itu langsung lemes, tapi tangannya segera digenggam oleh Daniel di samping badannya.

“I’m cumming too, cantik.” Geram Daniel, kini berada di ceruk leher Kiyoko.

Tangan satunya Kiyoko mengelus belakang kepala Daniel, “Cum, Dan. Fill me up with your cream.”

“Ngh…” Sang cowok meloloskan desahannya lebih kenceng.

Keduanya sama-sama bergetar.

Daniel segera bangun dari atas tubuh sang cewek, sebelum memakai boxernya, Kiyoko mengumpulkan energi untuk ngomong, “Dan, mau bersihin bentar please.”

“Boleh, baby. Dimana?”

“Kamu duduk disitu, pegangin aku.” Pinta Kiyoko yang jelas-jelas langsung diturutin sama Daniel.

Cowok itu pindah ke kursi pekerja yang biasa menindik, lalu membantu Kiyoko untuk berlutut di bawah.

Setelah Kiyoko mengecup ujung milik Daniel, pipi cowok itu memerah lalu menaruh kedua telapak tangannya di belakang kepalanya (menyilang) sambil menyender.

Cowok itu tersenyum bangga, “My girl, so good to me. Hot banget sih kamu, bu manager.”

“Thanks for fucking me so good, pak leader. Plan with Gaon canceled deh jadinya.” Ujar Kiyoko, setengah bercanda. Ia mengistirahatkan kepalanya di salah satu paha Daniel.

Daniel mengusap kepala Kiyoko dengan gentle, “Padahal gapapa loh.”

“Nyenyenye, nanti ngambek.”

“Bukan ngambek, lebih ke kasian dia mau ngapain coba nanti? Orangnya kan awkward? Hahahah.”

“Daniel gak boleh gitu!” Decak Kiyoko, kepalanya dikecup Daniel setelah itu.

All thanks to Lucas, untung udah akrab sama Daniel. He gave Daniel the spare key and turned off the CCTV for that room only, khusus buat have fun sama Kiyoko.

da-yo-2

Seusai meeting online dengan beberapa orang lewat laptop, Daniel decided to visit his best friend alias managernya yang masih di lounge andalan mereka.

Pintu kebuka, senyuman terpampang di wajah mereka berdua. “Hi, bu.” Sapa Daniel.

“Lah, Dan? Kok gak bilang mau kesini?” Kiyoko bangun dari sofa untuk memeluk hangat si cowok, Daniel gak lupa mengecup pipi Kiyoko sebelum duduk di sebelahnya.

“Gapapa lah, biar surprise dikit. Gimana tadi? Ada kendala gak?” Daniel membuka pembicaraan selagi menaruh tas nya.

Kiyoko meneguk minumannya yang di gelas, “So far aman sih, tadi juga reschedule buat technical meeting jadinya lusa.”

Daniel memanggut-manggut, sebelum dia ngomong lagi, kepotong sama dering telpon Kiyoko. “Sorry, Dan. Do you mind?”

Cowok itu menggeleng sambil tersenyum.

Selagi Kiyoko berbincang dengan orang di telpon, Daniel dibuat kaget sama dirinya sendiri saat ingin mengambil sesuatu dari tas nya.

Gak sampe sepuluh menit, Kiyoko menutup telpon sambil membawa gelas dari small bar area di seberang mereka. “Here, siapa tau mau minum juga.”

“Thank you baby.” Ujar Daniel saat sahabatnya itu menaruh gelasnya di meja depannya, si cewek kembali duduk di sebelahnya.

Daniel adjusted his position setelah minum, membuat Kiyoko salah fokus. “Kenapa, Dan?”

Cowok itu menaikkan alisnya, “Hah? Kenapa apaan, Yok?”

Kiyoko mendengus, dia menaruh gelasnya di meja lalu melanjut pekerjaannya di laptop, “Lo keras itu. Atau itu dompet lo kali ya.. Might be my eyes yang salah.”

“Oh, hahaha. Iya ini keras, lo gak salah liat kok.” Daniel memberi jeda sebelum mengeluarkan sesuatu di kantong celananya.

“Your panties ada di gue, lupa lo bawa pulang ya dua hari yang lalu?” Cowok itu memberi tau Kiyoko pantiesnya yang berwarna hitam itu, it’s actually a pair of her lingerie.

Pipi Kiyoko memerah, “Ah anjing apaan sih, Dan?” Ia menutup wajahnya.

Tangan Kiyoko langsung disingkirin dari depan wajahnya sama Daniel yang terkekeh. “No need to be shy, Yok. Mending lemesin nih yang bawah.”

Kini badan si cewek menyender ke arm rest, sementara Daniel di atasnya tapi masih duduk, badan mereka nempel.

Daniel mengusap wajah Kiyoko, telapak tangan satunya memegang belakang kepala sang cewek supaya gak kena langsung dengan inside arm sofa.

Mereka berciuman layaknya seperti pasangan yang terpisah selama beberapa hari. Seagresif dan sebrutal itu.

Kiyoko sempet melenguh saat bibirnya kena piercing sang cowok. “Mmh.”

“Eh, Yok? Are you okay? Mau gue cabut aja?”

“Gak usah, Dan. Gapapa kok. Lanjut aja.” Kiyoko menarik kepala Daniel untuk lanjut.

Masih berciuman, Daniel melepas cincinnya satu per satu. “Let me finger my favorite pussy, aight?” Tanya sang cowok dengan jarak bibir yang masih deket.

Kalimat dari Daniel membuat Kiyoko menahan senyumnya, “Apa sih? Emang iya?” Pipi si cowok diusap oleh jemari Kiyoko.

“Jelas lah.” Daniel mengecup bibir Kiyoko sebelum melepas cargo pants sang cewek, sekaligus pantiesnya.

Males lama-lama, Daniel langsung memasukkan dua jarinya ke dalam milik Kiyoko sembari mengecupi lehernya.

Kiyoko mengelus belakang leher Daniel, “Wait, ah.. Enak banget, anjing..”

“Sakit gak? Lo sempit banget ini.” Tanya Daniel di ceruk leher Kiyoko.

Cewek itu menggeleng, “Keep going please.” Pinggul Kiyoko bergerak, mengikuti tempo jemari Danielx

Tentu saja Daniel mengeraskan rahangnya karena itu. “Freakiest girl ever.”

“Uhh, Dan.. Why so sudden sih? Fuck..” Kiyoko menggigit bibir bawahnya.

“We missed fucking each other, Yok. Lucu kan? Padahal baru-baru ini kita ngewe.” Kekehan terdengar dari mulut Daniel, gerakan jemarinya semakin cepet.

Paha Kiyoko sempet nyaris merapat, “Buka, Yok. Gue mau buat lo cum yang becek di jari gue. Jangan ditutup unless muka gue lagi di bawah.”

Gak tahan karena lontaran Daniel yang gemes, Kiyoko pun mencapai klimaks pertamanya. Ia meremas pundak Daniel. “Bangsaaat.. Ah anjing, i need more, Dan. Please mau kontol lo. Sini gue lemesin.”

“Whore.” Daniel berdiri di sela-sela kaki si cewek (sehabis dia memundurkan meja supaya lebih luas) sambil menggeleng-geleng kepalanya, menatap Kiyoko yang menyender dari atas.

Karena gatel sendiri, Kiyoko membantu Daniel untuk menurunkan celana dan boxernya. “Lama lo ah.”

“Lo yang sange, lonte.” Daniel slapped his dick onto Kyla's face beberapa kali, cewek itu menggigit bibir bawahnya lagi sedangkan Daniel tersenyum miring.

Cewek itu membuka mulutnya, matanya tertuju ke mata Daniel.

Si cowok maju dan menahan badannya dengan tumpuan kedua tangan di samping kanan-kiri badan Kiyoko.

Pinggulnya bergerak maju mundur ke mulut Kiyoko, cewek itu menikmati every second of it. Ia sambil memegang kedua paha Daniel.

Sang cowok mendongak, mulutnya menganga, “Ah bajingann..”

“I love fucking your mouth, Yok, sumpah. Anjing, anjing, enak banget.” Hentakannya semakin kenceng.

Kiyoko sesekali mendesah while sucking his dick, membuat situasi semakin parah. “Yok anjing, stop with the moaning, kalo gak gue cum anjing.”

Udah dilarang malah makin-makin, Kiyoko mendesah lebih kenceng sambil menatap Daniel dengan desprate.

Cowok itu pun sedikit mundur agar Kiyoko duduk tegak, “Tangan di belakang, cepet.” Suruh Daniel yang entah gimana diturutin sama Kiyoko.

Kepala cewek itu dikendaliin sama Daniel, “Fuck fuck fuck..”

“Bangsat, Yok… Your glasses..” Daniel tertawa pelan di sela-sela nafasnya yang terengah-engah.

Kiyoko memejamkan kedua matanya, “Mmhh..”

“Kiyoko fuck.. Gue mau cum anjing jadinya.” Daniel menggigit bibir bawahnya, ia menghentakkan pinggul dan mendorong kepala Kiyoko.

Cewek itu tentunya tersedak tapi doesn’t care at all. “Baby? Mau stop?”

Kiyoko langsung menggeleng, kini memegang belakang paha Daniel untuk bergerak dengan mandiri.

Aksinya membuat Daniel mendongak dan mendesah lebih kenceng. “Anjingggg! Fuck gue gak bisa nahan ini, Yok.. Aahhh..”

“Yok, gue mau cum..”

Balesan dari Kiyoko hanya anggukan, ia kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.

Daniel merapatkan bibirnya tapi tetep aja mendesah pas mencapai klimaksnya. “Wah gila bangsatttt..” Ia melepas atasannya sendiri.

She got him weak in his knees terlebih saat klimaks Daniel tersisa dan terlihat jelas dari atas ada di sekitar wajah dan kacamata Kiyoko.

Kiyoko mengusap di area yang gak bisa dia bersihin dengan lidahnya sendiri jadi dia menjilat tangannya itu sambil menatap Daniel. “So good, Dan.” Suara sereknya membuat Daniel semakin lemah.

Cowok itu memegang kedua pinggangnya sendiri sambil mengatur nafasnya. “Are you insane?”

“Gak, gue horny. Makin horny.” Jawab Kiyoko, ia mengarahkan jemari Daniel ke mulutnya untuk dihisap.

Cowok itu mengerutkan dahinya, “Ck, Yok.. Gila lo sumpah.”

Gak lama, Daniel mencekik leher Kiyoko supaya lebih ngedongak, ia meludah ke dalam mulut Kiyoko beberapa kali sebelum mereka berpagut lagi.

Kacamata cewek itu dilepas lalu dilempar ke sembarang arah. “Sorry, babe.” Daniel terkekeh sekilas.

“Sini duduk.” Kiyoko tersenyum tipis, menepuk spot kosong di sebelahnya.

Setelah Daniel duduk, gantian cewek itu yang berada di sela-sela kakinya. Tapi dia berlutut.

Karena Daniel udah full naked, Kiyoko bisa lebih enak mainnya.

Cewek itu mencium leher dan dada Daniel, menambahkan hickeys si cowok yang sudah memudar. Kedua tangannya mengelus badan si cowok.

Daniel mendongak beberapa kali, “Cantik, doing so good.” Ia mengusap belakang kepala Kiyoko.

Kini Kiyoko bermain di daerah dada si cowok, menghisap nipplesnya terus menerus. “What the fuckkk..”

Cowok itu melepas semua kalung yang dia pake. “Sini.” Jemarinya menarik kepala Kiyoko ke arah lehernya.

Kiyoko tersenyum miring selagi mencium, menjilat, dan menghisap bagian-bagian leher sahabatnya. Especially di jakun Daniel, yang membuat cowok itu mendesah untuk kesekian kalinya.

Multitasking, jemari Kiyoko bermain dengan nipples Daniel, sesekali mengelus abs tipis cowok itu.

Badan Daniel ngeflinch sendiri saat Kiyoko menyentuh tulang rusuknya.

Kiyoko mendongak ke arah Daniel, “Enak ya, Dan?”

“So so good, baby. Now give me your pussy, gue udah keras lagi anjing.” Ia membasahi bibirnya sebelum menggigitnya.

“Ngentotnya sambil berdiri boleh gak daddy?” Pertanyaan yang membuat Daniel mendecak. “You’re killing me, for real.”

Daniel pun berdiri saat Kiyoko udah berdiri, sekalian bantu melepas kaitan bra si cewek setelah Kiyoko melepas jerseynya.

Keduanya berciuman agresif selagi jalan ke arah jendela di belakang sofa itu.

Kiyoko memegang kaca jendela itu sebagai tumpuan, sementara Daniel sedang tour di badannya.

Selagi meremas kedua buah dada Kiyoko dari belakang, Daniel mengecupi pundak dan leher Kiyoko. “Best activity ever, fuck.” Gumam Daniel.

Cowok itu kini agak mundur, tangannya mengelus punggung Kiyoko, turun ke bokongnya.

Ia mengelusnya lalu menamparnya.

“Anjing, Dan! Ahh..” Kiyoko memejamkan kedua matanya sekilas.

Plak!

Plak!

Plak!

Setelah itu Daniel meremas bokong sahabatnya. “Keabisan kata-kata gue, lo hot banget bangsaaat..”

“Put your cock inside please, pretty please, daddy.” Kiyoko menengok ke belakang, menatap Daniel.

Cowok itu tersenyum bangga, “Alright, udah basah banget ini.” Ujar Daniel, jemarinya sempet mengusap milik Kiyoko sebelum mengarahkan miliknya supaya bisa masuk.

“Ngh.. Yes..” Kiyoko memejamkan kedua matanya sambil menggigit bibir bawahnya.

“Gak usah ditahan desahannya, gue mau denger suara lo- Ah fuck..” Daniel melenguh saat miliknya masuk dengan perlahan.

“Daddy..” Desah Kiyoko, ia mengarahkan salah satu tangan Daniel ke buah dadanya.

“Ah anjing.” Daniel mendecak, ia pun merubah posisi jadi saling bertatapan.

Telapak tangan Daniel berada di belakang kepala Kiyoko. “Sorry, baby. Gue gak suka kalo gak ngeliat muka lo.”

“Gapapa, daddy. Keep going- Ahhh.. Fuck dalem banget ini.” Kiyoko mendorong pinggul Daniel.

“Can you feel this, sayang?” Daniel memperdalam miliknya.

“Mmh.. That’s it, daddy. Enak banget, i love your cock.” Kiyoko sedikit mendongak, mengundang Daniel untuk kembali mendekor leher dan area collarbonesnya.

“And i’m in love with your tits, baby.” Kini Daniel menghisap ujung buah dada Kiyoko.

Salah satu kaki Kiyoko diangkat sama Daniel, “Mmh! Feels good, hm?” Cowok itu gemes, ia menggertakkan giginya.

“Ah, Dan, kamu ganteng banget.”

That’s when Daniel became more aggressive karena semakin terangsang, ia pun mengangkat tubuh Kiyoko.

Kedua lengannya memeluk pinggang Kiyoko, sementara kedua kaki Kiyoko melingkar di pinggang Daniel.

Sambil berciuman dan bagian bawah masih saling menyatu karena Daniel yang ngegerakin badan si cewek.

Mereka jalan ke arah meja buat makan disitu.

Dengan satu tangan, Daniel menggeser salah satu kursi dan menyingkirkan lampu (yang untungnya bukan beling) sebelum menaruh Kyla di ujung meja.

Cowok itu kembali bergerak dengan tempo yang dipercepat dan lebih kencang. “I could do this all day. And definitely all night, Yok. Cantik banget sih.”

Rambut Kiyoko dirapihin sama jemari Daniel. “Memek kamu makin sempet ini, sayang.”

Si cewek meremas lengan Daniel, “Make me cum sampe aku pingsan, please.”

“Baby-“

Sebelum dibales sang cowok, Kiyoko menarik Daniel untuk berpagut dengan lebih dalam. “Mmh, yes.”

“Bangsat, basah banget.” Ujar Daniel di sela-sela ciuman, dia salah fokus ke area bawah Kiyoko.

“Paha aku- Fuck.. Anjing..” Kiyoko melenguh, bibirnya masih bersentuhan dengan bibir Daniel.

“Kenapa pahanya? Udah gak kuat? Atau masih mau lanjut, hm? Dasar lonte, kerjaannya ngentot mulu.” Daniel makin gemes, dia menampar pipi Kiyoko sebelum diremas.

Kiyoko kembali membuka mulutnya, ngode Daniel untuk meludah lagi.

Cowok itu maju dan menarik pipi Kiyoko. “Suka diludahin ya? Anjing, Yok.. You’re such a freaky little slut.”

Kiyoko melingkari kedua lengannya di atas pundak Daniel, “Daddy, gak mau cepet kelar.. Tapi aku udah deket..”

Melihat Kiyoko ngepout, Daniel langsung mendengus dan mengeluarkan miliknya. “Liat nih kontol aku, ikutan basah hahaha..”

“Dan, sini ahh masukin lagii..” Kiyoko mengocok pelan milik Daniel sebelum diarahin ke depannya.

Daniel menggeram, “Fuck. Tunggu bentar.” Ia mengambil kursi di sebelah mereka yang digeser tadi.

“Sini.” Daniel menepuk pahanya, menyuruh Kiyoko duduk dipangku.

Cewek itu meringis, “Gak bisa, perih banget.”

“Belom juga dicoba udah bilang gak bisa, ayo dong. Kan aku pegangin.” Daniel mendecak, ia membantu Kiyoko turun dan duduk di atasnya.

Perlahan, cewek itu berhasil turun dan duduk di paha Daniel.

Ia dry hump sesaat. Keningnya dikecup Daniel, “Daddy’s good girl.”

Pinggul Kiyoko bergerak terus menerus. “Keras banget, Dan..” Pundak Daniel diremas oleh jemari si cewek.

“Masukin lagi coba.” Daniel terkekeh, ia memukul pelan bokong Kiyoko.

Si cewek pun naik sebentar lalu mengarahkan milik Daniel sebelum slide it in ke dalamnya lagi. “Ah bangsat.. Gede banget.”

“Yeah? Enak, sayang?”

“Uh-hm. Fuck, Dan… Ah anjing!” Kiyoko mendesah kencang saat Daniel menghentakkan pinggulnya ke atas.

Bokong Kiyoko diremas dan ditepuk-tepuk beberapa kali sama kedua telapak tangan Daniel.

Suara hentakan dan kursi yang kegeser setiap kali cewek itu bergerak, memperparah situasi.

Kiyoko udah gak tahan, ia mendesah di ceruk leher Daniel, “I can’t handle it anymore, Dan.. Mau cum. Anjing, anjing, gak bisa gue.”

“Bikin kontol gue becek, Kiyoko. Do it, kayak biasanya. Fuck.. Gue juga deket.” Daniel mengikat ulang rambutnya yang udah berantakan.

“AHHH!” Kiyoko mendesah kencang, ia mencapai klimaks.

Ditambah squirtnya saat Daniel mendesah dan mencapai puncaknya juga. “Fuck, Kiyoko, fuck… Anjing enak banget..”

Badan keduanya bergetar, Kiyoko udah jatuh lemas ke pelukan Daniel.

Cewek itu melek-melek mendapati Daniel hanya memakai boxernya dan dirinya sendiri hanya memakai daleman.

Daniel sedang mengelus tubuhnya, sesekali memijit pahanya. “Yok?”

“Dan, gue beneran pingsan?” Kiyoko duduk tegak, tangannya otomatis memegang dada Daniel.

“Betul sekali bu manager.”

“Udah tau nanti mau ketemuan sama anak-anak. Dasar nih bapak leader bukannya berentiin!” Pipi Daniel diremas Kiyoko, keduanya sama-sama ketawa.

Pipi Kiyoko diraih oleh jemari Daniel untuk dikecup bibirnya. “Thank you for having sex with me, ya, Yok. You’re the best.”

“Also, tadi gue sempet foto aftermathnya, kalo lo mau gue delete, bilang aja ya.” Kepala Kiyoko diusap oleh Daniel.

“Gak usah delete lah. Buat memories.” Ujar Kiyoko, membuat Daniel tertawa lalu mengacak rambutnya.

“As always, afterglow lu bikin gue mau gila deh.”

“Jangan mulai ya, Daniel.”

#HoonKilarrrr_12

Pas banget, makanan Kyla dateng di saat dia lagi break timenya sebentar. Cewek itu keluar untuk mengambil orderan dari sang pacar, tapi langkahnya berhenti saat ingin balik masuk.

Ada motor yang klakson beberapa kali, motor yang familiar.

Kyla menahan senyumnya saat melihat Jihoon menaikkan penutup helm depannya. “Boleh masuk gak nih?”

Keduanya saling terkekeh saat Kyla membuka pager agar Jihoon bisa parkir di dalem. “Thank you, yang.” Ujar si cowok setelah turun dari motor.

Kyla jalan dari arah pager abis nutup, “Katanya mau mandi dulu?”

“Aku bilasan doang di gym, masih wangi kan?” Jihoon menarik Kyla ke dekapannya lalu mengecup puncak kepalanya.

“Hmm.. Pake sabun yang aku beliin ya?” Kyla memeluk pinggang Jihoon dengan salah satu lengannya yang gak megang apa-apa.

Kyla duduk di sofa, makannya udah ditaro sama Jihoon di atas kulkas, “Sumpah aku kira kamu bakal lama datengnya.”

“Kasian pacar aku, gak tega ninggalin sendiri.” Jihoon tiduran di sebelah Kyla, nyender ke lengan ceweknya di atas sofa itu.

“Kayak gak sering aja aku sendiri, Ji, Ji..” Kyla terkekeh sambil mengelus kepala cowoknya.

Setelah berpikir sesaat, Jihoon pun mengambil laptop Kyla lalu ia taruh di atas meja deket TV depan. “Istirahat dulu deh kata aku, yang.”

“Hah Ji??? Tadi kamu yang nyuruh aku kelarin loh perasaan..” Kyla mengikat ulang rambutnya saat Jihoon jalan balik ke arahnya.

Cowok itu menepuk pahanya, “Sini, cantik. Mau dipangku kan?”

Kyla pun segera duduk di atas paha Jihoon. “Hp nya jangan kebiasaan ditaro di kantong, Jihooonn..”

“Hp aku aja di sebelah kamu itu.” Jihoon tersenyum sambil menatap Kyla yang mencari keberadaan hape cowoknya.

“Ih Ji.. Hahaha.. Ngaceng padahal belom apa-apa. Kepikiran apa hayooo tadiii?” Ledek Kyla, ia melingari pundak Jihoon dengan kedua lengannya.

“Ck, tapi sakit ini, sayang.” Jihoon sempet salfok ke arah bawah sebelum menatap Kyla lagi.

Tengkuk Jihoon ditarik sama Kyla, mereka pun mulai berciuman. Cewek itu senyum di sela-sela ciuman, sesekali terkekeh pelan. “Thank you for coming, Ji.”

“Sama-sama, sayang.” Jihoon mengelus pinggang Kyla.

Pipi Jihoon dikecup oleh bibir Kyla. “Now i want you to come for real, like inside of me, atau di mulut aku, terserah. Anywhere you want.”

Rahang sang cowok mengeras, ia pun maju untuk berpagut kembali dengan Kyla. “Kasian sayangku, kamu stress seharian ini ya, hm?”

“Heem. Mau dimanjain tapi udah sering.” Kyla menjauh sedikit untuk menatap Jihoon sambil memanyunkan bibirnya.

“Terus maunya diapain, hm? Dipake? Dientot? Yang kasar sekalian biar kamu gak bisa jalan?” Pipi Kyla diremas kasar sama Jihoon.

Dengan cepat Kyla mengangguk. “Fuck me, daddy.” Pinggulnya mulai bergerak di atas milik Jihoon.

“Say please.”

“Please, daddy. Mau ngentot sama kamu, sampe capek.” Ujar Kyla dengan frontal, Jihoon’s proud of his girlfriend of course.

“Lepas celananya.” Suruh Jihoon, membantu Kyla untuk menurunkan celana pendeknya itu.

Sekaligus panties yang slightly kerobek karena Jihoon. Cowok itu mendengus, “Whore. My whore, basah banget ini.”

Dua jemari Jihoon mengusap milik Kyla selama beberapa detik sebelum dimasukin. “Yang, ini emang pake jari aku sesempit ini?”

“Kamu suka kan?” Kyla meringis pelan, ia meremas pundak Jihoon.

“Suka banget lah. Aku doang yang bisa bikin pacar aku sebasah, sesange, sesempit ini.” Jawab Jihoon dengan penuh kebanggaan.

Kyla mendongak sambil menggigit bibir bawahnya. “Ji.. Aduh.. Jangan kekencengan nghh..”

“Beneran slut. Ngomong gitu tapi pinggulnya gerak.” Jihoon mendengus lagi sambil menatap Kyla lebih dalam.

Walaupun sedikit menggeliat, Kyla terus berusaha untuk stay in position. “Anjing, Jihoon.. Fuck..”

“Apa? Mau apa, hm?” Jihoon mengarahkan tatapan Kyla ke dia.

“Gak mau kelamaan disiapinnya, mau langsung dimasukin aja, sir.” Kyla mengelus lengan Jihoon yang sedang meremas pipinya.

“Kan ini udah dimasukin?” Ledek Jihoon, masih menggerakkan jemarinya.

Gak tahan karena udah dikocok-kocok agresif, Kyla pun keluar. “Ah anjiing...”

Jihoon mengeluarkan jemarinya lalu menghisapnya. “So good.”

“Mau kontol daddy.” Pinta Kyla, ia mengecupi leher Jihoon, sekalian menjilat dan menghisap jakun sang cowok.

Tanpa aba-aba, tubuh cewek itu segera digendong oleh Jihoon, ke arah kitchen. Spesifiknya kitchen island.

Sembari berciuman, Kyla melepas atasan Jihoon. “Badannya bagus banget sih kamu, Ji.”

“Only for you, sayang. Ini semua punya kamu, bener-bener kamu doang. Aku aja kalah.” Jihoon setengah bercanda, keduanya tertawa di sela-sela nafas yang sesek.

Cowok itu menyender ke ujung kitchen island, “Mau isep kontol aku dulu?” Tawar Jihoon yang ditolak Kyla.

“Nanti boleh ya, sir? Aku desprate banget for your cock.” Kyla yang turun sesaat dari gendongan Jihoon, melepas tali celana Jihoon yang diiket sebelum menurunkan boxer cowoknya juga.

Kyla maju lagi untuk melumat bibir Jihoon, kali ini sambil mengocok milik Jihoon dengan salah satu tangannya. “Ini punya aku ya.” Ujar Kyla, sesekali melihat ke arah tangannya itu.

Jihoon turun sedikit untuk mengecup bibir Kyla, “Iya, punya kamu sayang. All fucking yours.”

Si cewek pun sempet berhenti untuk meludahi tangannya sebelum lanjut mengocok milik Jihoon. “Hmm.. Does this feel good, sir?”

“It feels so fucking good, kitten.” Jihoon menggertakkan giginya.

“Yang, udah, yang. Kontol aku pengen dijepit memek kamu.” Lontaran Jihoon membuat Kyla semakin turned on, karena ucapannya gemas dengan situasi.

Salah satu kaki Kyla diangkat ke atas tembok meja marble itu. “Ah gila.” Kyla gak sengaja memejamkan kedua matanya saat Jihoon menggesek miliknya ke depan milik Kyla.

Tanpa aba-aba, Jihoon menghentakkan pinggulnya ke atas setelah mengarahkan dengan pas tadi. “Sir fuck! Kenapa makin panjang aja sih, Ji? Ahhh..”

“Sini, sayang.” Jihoon mengarahkan kedua lengan Kyla untuk memeluknya dengan erat.

Jihoon juga memegang lengan ceweknya itu, sekalian membantu tempo agar lebih kencang. “Ah bangsat! Aduh, cantik.. Basah banget tapi sempit, fuckkk..”

“Jihoon, sir- ahh, keep going please..” Kyla mendesah persis di sebelah telinga Jihoon, jemarinya menjambak rambut belakang cowoknya.

“Gini terus enak, hm? Suka aku entot kenceng gini? Anjing.” Jihoon menghentakkan dengan kasar, ia terus menggertakkan giginya.

Kini kedua jemari Jihoon meremas bokong Kyla, “Kitten ngh..” Jihoon sempet melenguh, kepalanya juga beristirahat selama beberapa detik di pundak Kyla.

“Yes, sir? God this is the best fucking feeling ever.”

“Yeah? Suka banget ya, cantik?” Jihoon menampar bokong Kyla lalu diremas saat menjauh dan diusap. Aksi itu diulang berkali-kali.

Saat tempo Jihoon memelan, Kyla langsung mengeratkan pelukannya sambil menggerakan pinggulnya maju. “I love your cock, Ji. More than anything.”

“I know you do, kitten. Gak ada yang ngalahin rasa enaknya dijepit gini- Fuuckk..” Giliran Jihoon yang gak sengaja memejamkan kedua matanya sambil mendongak.

Pinggang Kyla dipeluk sama salah satu lengan Jihoon, satunya lagi mengangkat kaki Kyla satunya sebelum mereka pindah ke kamar.

Selama Jihoon jalan ke arah kamar, miliknya tetap di dalam Kyla. Mereka sambil berpagut dengan agresif dan brutal.

Dengan mudahnya, Jihoon melempar Kyla ke kasurnya. “Si cantik, hot banget sih cewek aku.”

“Ah.. Ji.. Kenapa dikeluarin? Gak enak Jihoonnn..” Kyla rewel, kakinya melebar. Hoping for Jihoon untuk langsung masuk lagi.

Jihoon yang kini berada di sela-sela kaki Kyla, menampar paha dan pipi cewek itu. “Fucking slut. Sange banget sih kayaknya?”

“Duh cantik, cantik banget kamu, Kil.” Jihoon frustasi sendiri, dia terkekeh sambil mengusap wajahnya saat melihat Kyla.

“Masukinnn..” Kyla masih aja rewel.

Keduanya bertatapan persis atas bawah, Jihoon menumpu badannya sendiri dengan kedua tangannya di kanan-kiri badan Kyla.

Cowok itu mengecup pipi Kyla sebelum ke bibirnya. “Open up.” Suruh Jihoon.

Dengan antusias, Kyla membasahi bibirnya sebelum membalas cowoknya. “Fuck yes, spit in my mouth.”

Jemari Jihoon meremas bed sheets, ia mengeluarkan ludahnya ke dalam mulut sang cewek. “Like this?”

“Mau lagi, sayang?” Tanya Jihoon setelah menghisap bibir bawah Kyla.

“Mau- Ahh, Jihoon!” Kyla baru jawab, kaget dengan milik cowoknya (milik dia) yang masuk tiba-tiba.

Jihoon merapikan rambut ceweknya, “Cantiknya aku, aduh. Makin berantakan makin bikin aku pengen lanjut terus deh, yang.” Ujar Jihoon, nafasnya terengah-engah.

Kyla mengusap wajah Jihoon, rahang dan juga back muscles cowok itu. “Please lanjut terus sampe aku susah jalan, ganteng. I need you to fuck me sampe kamu yang nyerah.”

“Please ludahin mulut aku lagi, daddy. My daddy.” Kyla menarik Jihoon sekilas untuk dikecup.

Cowok itu tersenyum, ia menggigit bibir bawahnya lalu membasahi bibir bawahnya sambil menatap Kyla. “Such a nasty kitten, aku suka banget kalo kamu begini.”

“Buka mulutnya.” Suruh Jihoon, kini sambil meremas salah satu buah dada Kyla dari luar croptopnya.

Kyla nurut. “Pinter.” Kata Jihoon sebelum mengulang aksinya yang barusan.

Keduanya kembali berpagut, bertukar ludah dan berperang lidah. Entah gimana kondisi bibir mereka masing-masing.

Untung suara decitan kasur Kyla gak sekenceng dulu, karena udah diganti. “Jihoon..”

“Yes, sayang? Kenapa?” Jihoon yang tadinya lagi menghisap leher samping Kyla langsung naik menatapnya.

Kyla hanya mengarahkan tangan Jihoon ke buah dadanya, kali ini dari dalem. “Nobody can touch this but me, fuck.” Gumam Jihoon sebelum merubah posisi lagi, without taking it out of course.

Cowok itu kini berada di belakang Kyla, memeluknya dari belakang.

Kyla meremas lengan Jihoon forearmnya keluar sedari tadi. Cowok itu gak ada hentinya meremas buah dada si cewek, especially the nipples.

Jihoon mengecupi telinga dan leher ceweknya sampe sang pacar merinding berkali-kali. “Sering-sering ngewenya begini ya, yang.”

“Bangsat, enak banget anjing..” Jihoon memejamkan kedua matanya di belakang leher Kyla.

Kyla mendongak sehingga kepalanya sedikit menyender ke Jihoon. “Ji nghh.. Dalem banget ini, pasti nembus.”

“Udah pasti, sayang.. Your pussy is too tight for my cock. Badan kamu juga kecil banget.” Jihoon kini mengelus pinggang Kyla sampe akhirnya mengusap milik ceweknya yang di bawah itu dari belakang.

Kyla kembali menggeliat, desahannya mengencang. “Jihoon.. Jihoon, fuck… Aku mau ride kamu sekarang, pleasee..”

“Hm? Kamu masih kuat, sayang?” Jihoon sambil membantu Kyla agar ia pindah ke atasnya.

“M-masih, just for you.. Mau buat kamu enak juga, sayang.” Ujar Kyla, ia mengecup pipi dan bibir Jihoon saat sudah berada di atas paha cowoknya itu.

Jihoon menahan badannya dengan tumpuan kedua siku tangannya, dengan senyuman bangga di wajahnya selagi menatap Kyla dari bawah. “Si cantik.”

Kyla tersenyum sekilas sebelum bergerak naik turun. “Ah fuck.. Enak banget, Ji..”

“Yes, sayang.. Pinter.. Terus, yang..” Jihoon membuang kepalanya pelan ke belakang sangking nikmatnya.

He rolled his eyes selagi mendongak itu.

Si cewek menggigit bibir bawahnya. “Jihoon fuck..”

“Kencengin suaranya, sayang. Desahin nama aku terus..” Jihoon kini beristirahat di atas kedua jemarinya yang menyilang di bawah kepalanya.

Kyla memegang dada bidang cowoknya. “Fuck fuck fuck! Can’t get over this..”

“Aduh anjingggg..” Jihoon mengusap mulutnya sambil tersenyum miring, simping over his girl.

Sesekali Kyla memelankan tempo kemudian bergerak dengan kencang.

That made Jihoon keilangan kontrol, dia pun duduk sambil munduran, membenarkan posisi mereka agar lebih nyaman.

“My girl is so hot.. Yes, keep moving sayang.” Gumam Jihoon, memeluk Kyla sambil mengusap punggungnya dari dalem tanktop si cewek.

Sebelum akhirnya dilepas sama Jihoon. “Aduh aku gak kuat, sayang.”

Kyla mengecup bibir Jihoon, masih terus bergerak walau sudah sedikit lemas. “Gak mau udahan..” Kyla ngepout sebelum memeluk Jihoon lagi.

“Mmh.. Deket, sayang? Mau cum?”

“Mau banget, Ji.. Aku bikin becek ya?” Keduanya kembali bertatapan.

“Iya, bikin becek please.. Cum all over me, cantikku.” Jihoon menghisap ujung buah dada Kyla sebelum mencekik lehernya.

“Oh yes, Ji.. Ahhh.. Enak banget bangsatt..” She squirted, siapa yang kaget coba?

Jihoon menghela nafasnya, matanya terpejam. “Fucking hell, sayang. Aduh anjing!” Kedua paha mereka bergetar, terlebih saat Jihoon belom kelar mencapai klimaksnya.

Kyla memeluk badan Jihoon yang bawah, mengusap keringat yang ada di punggung dan bagian samping badan cowoknya.

Jihoon yang gak berhenti ngos-ngosan, seketika terkekeh. “Good job, yang. Makin jago kamu.”

“Hmm.” Respon Kyla membuat Jihoon mengacak rambutnya pelan. “Gemesnya.”

“Aku ampe gemeter ini sangking enaknya.” Ujar Jihoon, ia meraih wajah Kyla yang sedang berada di ceruk lehernya.

Mereka bertatapan sebelum sama-sama salting. “Apaan sih, Ji? Ganteng banget.”

“Kamu yang kecantikan, gak bosen-bosen aku ngeliat kamu, cintaku.” Kening, pipi, dan bibir Kyla dicium dengan soft sama Jihoon.

Jihoon menepuk bokong Kyla, “My favorite ass, keren banget hari ini. Aku kira kamu bakal minta berenti loh tadi.”

“Gak lah, orang enak gitu masa iya minta berenti.” Kyla meremas pipi Jihoon.

“Terus sekarang mau lanjut? Kok gak dikeluarin?” Jihoon memainkan alisnya.

Kyla mengecup bibir Jihoon untuk kesekian kalinya. “Gak. Nanti aja abis aku kelarin kerjaan, ya?”

“Hilih, paling nanti minta dipijitin sama aku.” Canda Jihoon sebelum memeluk Kyla kembali.

Keduanya sempet cuddle dengan posisi sama-sama telanjang sebelum bebersih.

Kasian banget itu makanan di atas kulkas.

#122

Cuman ada dance practice seharian ini, Kyla udah pasti menemani Haechan ke gedung. Sekalian ngumpul sama anak-anak yang lain.

Beberapa menit sebelum yang lain dateng, ada juga yang lagi makan di cafetaria, pasangan ini iseng pengen ngedance bareng.

Beberapa lagu yang lagi dan sempet trending dipasang, termasuk lagu-lagu NCT yang Haechan ajarin ke Kyla.

Sampe tiba-tiba playlist abis, dan ke shuffle ke lagu ‘Please Me’ itu. Gimana gak déjà vu?

Keduanya saling menatap, sebelum Haechan yang terkekeh berlagak mengode Kyla untuk mendekat ke arahnya sambil joget tipis.

Tentunya Kyla juga ikut tersenyum, ia mendekat ke Haechan sambil joget juga. “Cie, lagu siapa nih?” Ledek Kyla, kini di depan kiri Haechan.

Badan keduanya nempel, salah satu tangan Haechan memegang pinggang Kyla dari depan. “Gila.. The old days where we don’t fuck each other daily.”

Right after Haechan ngomong gitu, pas banget bagian lagu dimana ada koreo yang dulu mereka sempet nariin.

Awalnya hyping each other up, simping ke satu sama lain juga lewat kaca.

Lama kelamaan, Haechan tambah mendempetkan badannya ke badan Kyla dari belakang, mereka semakin mabok situasi dan bagian lagu juga makin sensual.

Kyla mengelus tengkuk cowoknya, lalu mendongak sedikit. “Ganteng amat sih, yang.” Ia membasahi bibirnya sambil menatap bibir Haechan lalu ke mata cowok itu lagi.

Haechan menggigit bibir bawahnya lalu menarik Kyla ke pagutannya. “Tiba-tiba banget.” Ujar si cowok di sela-sela ciuman.

Kyla lanjut mengecupi leher Haechan, pinggulnya bergerak pelan tapi gak sengaja menggesek milik Haechan, cowok itu melenguh. “Kil..”

Baru mau lanjut ciuman, ketukan pintu terdengar.

Kyla had never run so fast.

Haechan mengusap bibirnya sambil menatap Kyla dengan senyuman miring saat yang lain pada masuk. Gak lupa membenarkan sweatpants sekaligus boxernya, takut nyetak.

“Eh lo siapa ya?” Tanya Jeno, dia baru banget masuk, meledek Kyla yang lagi matiin bluetooth dari hapenya.

“Dih? Sok asik amat lo ngajak gue ngomong.” Bales Kyla, membuat Jaemin tertawa. “Mampus lo, Jen.”

Saat Kyla melewati Haechan dari belakang, keduanya menatap satu sama lain lewat kaca lagi, tapi kali ini tatapan mereka menajam.

Sedikit kecewa karena waktu mereka diganggu, Kyla menghela nafasnya saat dia duduk di sofa pojok.

Dari jauh, Haechan ngode lagi. “Abis ini oke.” Bisiknya, diangguki oleh ceweknya itu.

Selama dua jam beberapa menit, Kyla menunggu cowoknya itu. Untung kali ini gak selama biasanya, yang lain juga tumben pada pengen cepet balik, ada yang mau lanjut main di luar juga. Ada juga yang punya jadwal kerja selanjutnya.

Satu per satu meninggalkan ruangan, sampe tersisa Jeno dan pasangan itu.

Haechan mengambil kunci unit apart dari tas nya karena Jeno lupa ngebawa kunci miliknya, “Nih, bro. Tiati lu.”

“Thanks, nyet. Gue jemput Kyra, abis itu mau sekalian cari makan malem. Kalo mau nitip, telp gue yak.”

“Okeeh, tiati Jenz.” Bales Kyla saat mereka fist bump.

Sangking jago actingnya, Jeno sama sekali gak sadar akan kelakuan Haechan dan Kyla daritadi.

Selama latihan, Haechan menatap Kyla lewat kaca terus menerus gak ada abisnya, begitu juga sebaliknya.

Terlebih saat Haechan gak sengaja ngelap keringetnya dengan bajunya sendiri, yang membuat Kyla berdeham sampe mereka bertatapan langsung, sama-sama menahan senyum.

Haechan segera mengunci pintu, dia menghampiri ceweknya yang udah menurunkan cargo pantsnya. “Anjing, gercep banget lo.” Ujar Haechan, terkekeh pelan.

“Gue kasian sama lo, ngaceng banget.” Kyla lowkey ngejek cowoknya itu.

Haechan langsung mendorong Kyla untuk bersender, kedua tangannya menumpu badannya yang bungkuk di samping kanan-kiri badan ceweknya.

Tumben, mereka berciuman dengan slow dan passionate. Kyla memegang wajah cowoknya, sesekali mengusap rahang Haechan.

Salah satu tangan Haechan kini mengelus pinggang Kyla, memperdalam ciuman mereka.

Dari pinggang, langsung melepas panties ceweknya. Maybe ada sedikit robekan, but who cares?

Tanpa aba-aba, Haechan memasukkan tiga jemarinya, pleased to hear his girlfriend yang langsung mendesah di sela-sela bibir mereka. “Kil, becek banget?”

“Gara-gara lo, anjing.” Paha Kyla sedikit menggeliat.

“Santai dong, sayang.” Haechan mengecup kening Kyla lalu menjauh dari cewek itu. Ia menghisap jemarinya.

“Chan, kenapa dikeluarin??” Protes Kyla, yang langsung diketawain Haechan. “Gapapa dong?”

“Oh, yaudah, gak gue lemesin ya.” Baru ngomong gitu, Haechan langsung menahan Kyla yang mau mengambil pantiesnya.

Cowok itu resah sendiri, dia sampe duduk di sebelah Kyla dan mengarahkan kepala ceweknya untuk menatap dia, “Bub, jangan gitu dong. Sakit banget kontol gue, please. Isep kek apa kek.”

“Minta yang bener lah.”

“Please, sayang, lemesin kontol gue. Boleh ya, cantik? I need you so bad.” Haechan tergesa-gesa sendiri.

Cewek itu mendengus lalu berdiri untuk berlutut di sela-sela kaki Haechan. “Buka celana lo.” Suruh Kyla, dia mengikat ulang rambutnya memakai claw clip yang dibelikan Haechan.

“Iya, sayang.” Jawab Haechan, dia menuruti perintah Kyla sesegera mungkin.

“Boxernya gue yang lepas.” Ujar Kyla sebelum Haechan yang ngebuka.

Sebenernya Haechan bisa cum di saat itu juga karena Kyla yang tiba-tiba switch up begini. “Fuck, hot banget anjing.” Gumam cowok itu pelan.

Celana dan boxer pun udah di lantai, Kyla mengecup paha dan milik Haechan beberapa kali. “Kil.. Sakit banget sumpah..”

Melihat cowoknya meringis, Kyla terkekeh. “Sabar dong, Hyuck.”

Jemari Haechan auto meremas bantal sofa. “Duh elah..” Cowok itu frustasi, ia sekilas mendongak tapi lanjut menatap Kyla dari atas.

Pas banget, Kyla lagi ngeludahin tangannya itu sebelum mengocok milik Haechan dengan tempo yang langsung bikin cowok itu mendesah. “KIL BANGSAAT..”

Udah terbiasa dan jago, Kyla memasukkan milik Haechan ke dalam mulutnya, sedalem mungkin. “Anjingg..” Haechan menatap langit-langit sambil memegang kepala Kyla.

“Hah.. Fuck..” Haechan semakin terengah-engah.

Saat keduanya kembali bertatapan, Haechan menghentakkan pinggulnya, but it doesn’t bother Kyla sama sekali. Cewek itu sempet memejamkan kedua matanya, tapi as in ngerasa nikmat keenakan.

Hal itu membuat Haechan semakin kenceng ngehentakin sesuai tempo sang pacar, “Kil, Kil.. Ahhhh..” Cowok itu memutar bola matanya, felt too good.

“B-belom mau cum..” Cowok itu sampe stutter, membuat Kyla terkekeh lagi saat dia menjauh sembari mengusap area mulutnya.

Selagi Haechan mengatur nafasnya, Kyla berdiri dan duduk di atas paha cowoknya. “Enak, hm?” Si cewek melepas atasannya sehingga ia full naked.

Haechan mendecak, kefrustasiannya menambah, “Anjingg enak banget, cantik.”

Kedua lengan Haechan melingkar di pinggang Kyla, menarik cewek itu untuk lebih deket. Mulutnya bermain di buah dada Kyla.

Rambut belakang Haechan dijambak sama tangan Kyla yang memeluknya balik. “Terus, Hyuck. Isep terus.”

“Ah fuck.. Kenceng ya, sayang?” Haechan melenguh lalu terkekeh saat jemarinya menyentuh dan menghisap ujung buah dada Kyla.

“Ngh.. Bangsat..” Kyla menjambak rambut cowoknya lebih kenceng.

Cowok itu gak lama melumat bibir Kyla lagi, lalu menjauh beberapa detik saat dia melepas kaosnya, sebelum lanjut berpagut.

Kali ini mereka berciuman jauh lebih agresif, Kyla sambil bergerak di atas Haechan yang kini udah telanjang sepenuhnya juga.

Dengan tergesa-gesa, Kyla mencium leher, lalu ke rahang, balik lagi ke bibir Haechan. “Hyuck, belom masuk gue udah becek duluan anjing.”

“Cewek gue emang sangean.” Haechan setengah bercanda di sela-sela ciuman.

“Fuck you.” Ujar Kyla, downward smilenya keluar.

Rahang Kyla dikecup Haechan, “You fuck me.”

“Anjing, memek lo beneran basah banget ini?” Haechan sempet salfok ke bawah, dia ikut menggerakan pinggul Kyla.

“Ah gila..” Kyla menggigit bibir bawahnya, ia meremas pundak Haechan sekilas.

Keduanya sempet berpagut selama beberapa detik, sebelum Haechan merubah posisi mereka.

Cowok itu masih di bawah Kyla tentunya, ia menyender ke inside arm dengan bantal yang di belakang kepalanya.

Kyla memasukkan milik Haechan secara perlahan. “Why the fuck- Ah anjing.. Ini kenapa makin gede, Hyuck?”

“Lo yang kesempitan, cantik.” Haechan ikut meringis, ia membantu Kyla, jemarinya meremas paha cewek itu dari bawah.

Kyla pun memberanikan diri untuk langsung turun, “AHH! Bangsat!”

“Anjing, anjing, Kil… Fuck.. Lo sempit banget, shit..” Haechan membuang kepalanya ke belakang. He can’t handle it.

Karena dengan tumpuan salah satu kaki di lantai, Kyla bisa bergerak lebih kenceng dan cepet. “You like this, huh?”

“So fucking much, sayang. Ahhh keep goingg..” Haechan menyisir rambutnya ke belakang, udah berkeringat.

“Hyuck.. Enak- banget.” Kyla merapatkan bibirnya, ia meremas buah dadanya sendiri.

Haechan meremas paha Kyla semakin kenceng. “Aduh yang.. Yes… Ah bajingan. Cantik banget.”

Kyla mencekik Haechan dari atas, “Anjing, kontol lo udah paling enak sumpah, Hyuck.”

“Entot aku terus, yang.. Nghhh..” Haechan menatap Kyla dengan sensual, dia menggigit bibirnya saat Kyla mengelus jakunnya.

“Yang.. Pelan-pelan aja, please..” Desah Haechan, ia meremas bokong Kyla.

“Kok pelan sih sayang? Gak mau cepet kelar ya?” Kyla mengelus pipi Haechan sebelum ia tampar dan remas.

Cowok itu salting sendiri, ia membuang muka tersenyum. “Gak mau kelar, maunya ngentot terus.” Ujar Haechan, seketika jadi whiny.

Kini jemari Kyla mengusap miliknya sendiri selama sesaat sebelum dia masukin ke dalam mulut cowoknya.

Haechan menghisapnya sambil memejamkan matanya, “Mmmh..”

“Ganteng banget sih pacar aku dari atas.” Puji Kyla, dia udah berkeringat juga, suara hentakan badannya yang naik turun semakin terdengar.

“Ahh fuuckkk.. Thank you, cantik.”

“A-aku deket.. Sshh ahh..” Kyla menggenggam jemari Haechan.

“Cum, di badan aku please. Kotorin, yang, bikin basah, bikin becek.” Lanturan Haechan membuat Kyla bergerak semakin brutal.

“Mmh! Hyuck.. Hyuck fuck!” Kyla menghentakkan sesuai kata kasar yang ia ucapkan, Haechan udah mentok.

Cowok itu mencekik leher Kyla lagi dengan salah satu jemarinya, “Anjing! Lonte siapa sih sayang? Enak banget bangsat.”

“Ah! Lonte kamu, Hyuckie.” Kyla turun untuk berpagut dengan Haechan.

“My good fucking slut, dasar whore.” Haechan gemes sendiri, dia menggigit bibir bawah Kyla berkali-kali.

Ciuman yang bikin area mulut mereka basah. As always.

“Hyuck, mau cum gak?” Kyla meringis.

“Mau di dalem atau di luar sayang?” Haechan mengusap bibir Kyla.

Kyla mengecup jempol yang mengusap bibirnya barusan. “Boleh aku isep gak?”

“You do whatever you want, sayangku. Anjing hot banget sumpah.” Haechan membantu Kyla nge-adjust posisinya.

Cewek itu munduran di sela-sela kaki cowoknya. “Keluarin, Hyuck.. Cepet. Cum on my face.”

“Bangsat, sayang.. Ahhh.. Fuck fuck fuck… Nghhh..” Haechan pun mencapai klimaksnya, pahanya bergetar, dirinya mendesah kencang apalagi saat melihat sisa klimaksnya sampe mengotori kacamata Kyla.

Yang tadinya hanya berembun sesaat, sampe basah kena cairan dari milik Haechan.

Kyla juga mengisap sisanya yang netes ke area mulut. “Mmmh, so good, Hyuckie. Sering-sering cum di muka aku ya, enak banget.”

Haechan maju untuk mencium ceweknya lagi. “You really want me to suffer, ya? Mau lanjut, yang..”

“Nanti.” Kyla kecup bibir Haechan.

“Di mobil ya?”

Kyla ngegeleng.

“Please?”

Geleng lagi. “Sambil mandi aja, kalo bisa di bathtub ya?”

“Yaudah ayo balik sekarang.” Haechan merapikan rambut Kyla, perlahan dia duduk seperti biasa, selagi Kyla pindah ke atas pangkuannya.

Kacamatanya dilepas sama cewek itu lalu dijilat. “Enak.”

“Tuh kan, sengaja kamu.”

“Ih? Masih pake kamu.” Ledek Kyla.

“Yang, ayooo..” Haechan memeluk pinggang Kyla, sebelum mulai menghisap buah dadanya lagi.

“Ck. Kebiasaan.”

Haechan menatap Kyla, masih sambil ngisep. “Aduh, lupa record lagi.”

“Siapa bilang? Tadi pas blowjob awal, gue sempet record kok.” Kyla terkekeh.

Pipi cewek itu diremas. “Nonton lagi pasti horny lu.”

“Ini aja masih, cuman gue tahan.”

“Serah deh, gue mau nen.”