da-yo-8
Udah berusaha untuk menahan diri dari sejak mereka ketemuan tadi, makin dibuat susah karena anak-anak malah manasin di groupchat mereka.
Even though they were all ‘joking’ about Daniel and Kiyoko having sex.
Sesampainya Kana, Jaden, dan Travis di kosan, tiga orang itu langsung buru-buru masuk ke studio di area kamar Daniel. “HAYO NGAPAIN- Yah elah.. The disappointment..”
Kana yang semangat mau mergokin gak dapet apa-apa karena emang dua orang lainnya itu lagi sibuk sendiri-sendiri. “Gak asik ah.” Timpal Travis.
“Lo berdua diem sebelum gue suruh Jaden kurung di balkon atas ya.” Ujar Kiyoko, membuat Jaden yang kini duduk di sebelah cewek itu terkekeh.
“Jangan dong.”
“Tau ya, kan serem di atas.”
Gak ada yang notice kalo selama mereka makan malem selagi ngebahas pekerjaan dan hal lain, Daniel menatap ke arah Kiyoko berkali-kali.
Padahal Kiyoko juga sesekali sibuk sama laptopnya, tapi tension antara mereka berdua semakin tinggi, bisa-bisanya gak ada yang nyadar.
They kept talking all night long, sampe Travis beberapa kali ketiduran tapi bangun lagi. “Anjing Trav mata lu bego.” Ujar Kana.
“Merah banget gila cok, udahan yok guys, nanti lanjut lagi.” Jaden yang lagi senderan di pundak Kiyoko membelakangi tembok di kasur Daniel, mulai beres-beres.
Sesuai rencana malem ini, Travis on the way tidur di kamar Jaden, sementara Kiyoko bakal tidur di kamar sahabat ceweknya nanti.
Setelah yang udah pada teler berpamitan ke kamar masing-masing, Kiyoko ikut beres-beres, ia menutup laptop. “Gue ke kamar Kana bentar ya.”
Cewek itu berdiri di samping Daniel yang sedang duduk di kursi gamingnya. “Okay babe, if you’re sleepy just hit the sack, alright?” Salah satu tangan Daniel mengusap punggung sampe bokong Kiyoko.
Tentunya Kiyoko mendengus. “Am not.” Ia langsung pergi dari kamar Daniel yang terkekeh salting. Entah kenapa juga dia salting.
Setelah bebersih di kamar mandi, Kiyoko ikut skincare bareng Kana di kamar cewek itu. Ngobrol beberapa saat.
Jam dua subuh itu akhirnya Kana tucked herself into her bed, she immediately ‘passed out’ karena kekenyangan dan emang sempet minum juga tadi.
An informal way to say “Kiyoko masuk ke dalam kamar Daniel lalu memergokinya yang sedang melakukan hal yang tidak etis” in English could be:
Kiyoko walked into Daniel's room and caught him lagi mengocok miliknya sendiri sambil menggeram sesekali. “Daniel.” Panggil Kiyoko, cewek itu menyilangkan kedua lengannya sambil menggelengkan kepalanya.
“Lo lama banget for fuck’s sake, Yok. Ngacengnya udah keterlaluan ini.” Daniel who stayed unbothered, membalas Kiyoko, masih fokus bermain sendiri di kursinya itu.
“I didn’t expect lo sekeras ini, Dan, i’m sorry. Was having too much fun gossiping sama Kana.” Ujar Kiyoko selagi memposisikan dirinya di sela-sela kaki Daniel.
Gak pake lama, Daniel mengarahkan salah satu tangan Kiyoko ke miliknya itu. “At least you’re here now.”
“Anjing.” Gumam Kiyoko, ia menahan senyumnya, perlahan mulai mengocok milik si cowok.
Baru sebentar aja Daniel udah ngeflinch, kedua matanya sempet terpejam, kedua telapak tangannya meremas armrest kursi. “Mmh.”
Kiyoko meludah ke telapak tangannya sendiri dan milik Daniel sebelum dia mengocok sembari memasukkannya ke dalam mulut. “Bajingaaan..” Kepalanya mendongak.
Saat menjilat bagian sampingnya, Kiyoko menatap Daniel dengan dalam. “Enak, Daniel?”
Cowok itu mengangguk, matanya masih terpejam. “So fucking good baby. Suck it, suck it suck my fucking cock, cepet.” Ujar Daniel, tergesa-gesa.
“Aah..” Desah Daniel saat Kiyoko nge-deepthroat, posisinya sampe berubah.
Suara kocokan dan hisapan dari Kiyoko lumayan kenceng, made the situation worse. “Anjinggg.. Gue udah nunggu banget bangsaat..”
“Suka ya gue sepong gini?” Cewek itu lanjut mengocok, wajahnya di samping milik Daniel sambil tersenyum.
Kepala Kiyoko dielus sebelum diteken ke bawah. “Best mouth to fuck, my absolute fav- ah fuuuck..”
Kini dua telapak tangan Daniel menekan kepala Kiyoko, pinggulnya dihentakkan ke atas. “Anjing! Ah shit baby maaf, my bad..”
Kiyoko menjauh sesaat, ia tersenyum lemas ke Daniel yang mengusap area mulutnya. “Definisi the messier the prettier lo, Yok..”
“Senderan yang bener, Dan, lebarin kaki lo, i wanna suck your balls.” Suruh Kiyoko yang langsung diturutin tentunya.
“Kiyoko oh myyy.. Ah fuckkk..” Daniel auto menutup mulutnya, takut kedengeran yang lain.
“Yok.. Yok anjing.. Mmh!” That guy can’t help it, he came a lot.
Sampe ada yang netes di dada Kiyoko. “Si cantik, my fucking whore.” Ujar Daniel yang terengah-engah itu, dia menepuk-nepuk pipi Kiyoko sebelum ia remas.
Leher Kiyoko digenggam, badan Daniel turun untuk mencium sahabatnya yang masih berlutut di lantai. “Enak banget sih, Dan.”
“Apanya?” Daniel menjauh sebentar sebelum mengecup Kiyoko.
“Your lips, your tongue, your cum.”
Jawaban Kiyoko membuat Daniel mendengus lalu lanjut melumat bibirnya.
Plak! Pipi Kiyoko kena tampar.
“Kok bisa ya lo bikin gue sesange ini? Hm? Apa karena lo daritadi kayak lonte yang desprate minta dientot ya?” Daniel ngomong dengan gemas.
“Mungkin? Nih buktinya udah ngaceng lagi.” Kiyoko mengocok pelan milik Daniel yang bener udah bangun lagi.
Keduanya sama-sama tersenyum ke satu sama lain sebelum Daniel menarik Kiyoko ke pangkuannya menyamping.
Salah satu tangan Daniel ada di bokong Kiyoko, satunya lagi mengusap paha samping Kiyoko, sesekali meremasnya.
Forearm Daniel dielus sama Kiyoko. “Mine.” Ujar si cewek saat sedang mendekor leher Daniel.
“Ambil semua aja, they’re all yours, baby.” Pipi Kiyoko dikecup cepat sebelum Daniel mendongak lagi.
Kini tangan yang meraba paha Kiyoko daritadi mulai masuk ke dalam celananya. “Oalah, tadi dicopot pantiesnya.” Daniel mendengus.
“So you can feel my pussy sooner.”
“My good girl.” Pipi Kiyoko kembali dikecup.
Udah gak tau kondisi leher Daniel sekarang kayak gimana sangking banyaknya hickeys yang dibuat Kiyoko. “Duh sayang, basah banget ini. Tapi masih sempit.”
“Can’t help it, daddy- Nghh.” Kiyoko melenguh saat Daniel meloloskan dua jarinya.
“Yess.. Gerakin sayang.” Daniel terkekeh saat melihat Kiyoko menggerakkan pinggulnya.
Kiyoko terus meremas pundak Daniel. “Daniel… Dan.. G-gue deket- Ahh..”
“Apa, lonte? Ngomong yang bener dong ah.” Si cowok mendorong jemarinya dengan kencang dan dalam.
“Ah! Please.. Mau cum..” Rambut belakang Daniel dijambak sama jemari Kiyoko.
“Cum tinggal cum.” Daniel mengecup bibir Kiyoko.
Badan cewek itu pun bergetar saat dia mencapai klimaks pertamanya, ia mendesah di ceruk leher Daniel. “Aaagh..”
Daniel masih menggerakkan jemarinya selama beberapa saat sebelum dia keluarin dan dia ‘pamerin’ ke Kiyoko. “My work baby, gue bikin lo cum sampe jari gue udah keriput gini.”
Kiyoko masih mengatur nafasnya, tapi semakin terangsang pastinya. “Daddy looks so good.”
“Yeah?”
“Uh-hm.” Doe eyes Kiyoko keluar untuk menatap Daniel lebih dalam, sembari mengarahkan tangan Daniel ke mulut cowok itu sendiri.
Si cowok menghisap jemarinya sendiri sambil terus bertatapan dengan Kiyoko. He rolled his eyes saat cewek itu ganti posisi jadi berhadapan, kini bergerak di atas milik cowok itu sembari memperdalam jemari Daniel.
Kiyoko memindahkan jemari Daniel ke dalan mulutnya untuk ia hisap. “Kiyoko.. Fucking hell.. Gimana gue gak kepikiran lo terus sih anjingg- Ahh.. Kontol gue..”
“Mau ngapain sayang? Hm?” Tanya Daniel saat Kiyoko sempet berdiri buat adjust posisi, ia juga mengelus tubuh Kiyoko yang sedang naik ke atas pahanya.
“Mau coba ini.” Jawab Kiyoko, ia memasukkan milik Daniel lewat celana pendeknya. Entah gimana tapi milik mereka bersentuhan namun terbalut sama shorts si cewek.
At this point, semakin hari Daniel semakin sinting. Udah gak tau harus bereaksi gimana lagi. “Baby.. Astaga sayang..”
“Does this feel good to you, daddy? Ada yang pernah gini gak sama kamu?” Kiyoko terus menggesek-gesek milik mereka berdua.
Cowok itu menggeram, kepalanya menyender ke belakang sambil meremas bokong Kiyoko. “Insanely good, Kiyoko. And no, gak pernah sayang.”
Kiyoko yang memanyunkan bibirnya segera dicium Daniel. “Best cock ever.” Gumam Kiyoko, desahannya ditahan.
“Belom masuk aja udah seenak ini, Dan. Gila..” Cewek itu menggigit bibir bawah Daniel.
“Exactly, baby- Fuck.. Enak banget sumpah.. Kamu kalo mau cum, cum aja. Abis ini baru aku entot ya.” Daniel memegang wajah Kiyoko.
Selama beberapa detik, mereka saling menatap yang rasanya gak bisa dideskripsiin. They just felt unreal.
Daniel sempet ngeliat ke area bawah sampe double chin miliknya keliatan, dia gemes sendiri. Ia membantu Kiyoko bergerak. “You’re close, aren’t you?”
“Ahhh.. Deket banget. I’m gonna cum, fuck.” Kiyoko mendongak tapi pipinya diremas sama Daniel untuk diarahin ke bawah.
“Liat aku dong, cantik.” Daniel membasahi bibirnya sendiri, thirsting over his bestfriend.
Daniel sengaja naikin jersey yang dia pake, pas banget Kiyoko yang udah menatap Daniel, udah mau keluar. “Pinter, keluarin aja sayang.”
Bagisn celan Kiyoko ended up kerobek dikit sama Daniel. “Keluarin terus, Yok..”
“Dan.. Fuck fuck.. Ah..” Paha Kiyoko kembali bergetar, terlebih saat dia melihat urat yang bermunculan di lengan Daniel setelah cowok itu gak sengaja merobek.
That area udah pasti messed up.
Daniel mengangkat tubuh Kiyoko, diem-diem ke kamar mandi kosan itu, yang udah jelas kosong. 90% of the time emang gak ada orang.
Adrenalinenya kerasa banget.
Cewek itu didudukin di tembok wastafel, Daniel terkekeh sambil mengusap sisa cum yang ada di absnya. “Jadi yang lebih sange itu kamu atau aku sih?”
“Doesn’t matter, gue tau lo juga gak sabar mau ngentot kan?” Kiyoko menarik tangan Daniel untuk mendekat.
Kedua telapak tangan Daniel kini memegang pipi Kiyoko untuk memperdalam ciuman mereka. Gak tau udah yang ke berapa kali.
Berapa belas menit mereka malah keenakan berpagut, sampe akhirnya si cowok mindahin mereka jadi duduk di atas toilet. Posisi sama seperti di kursi gaming Daniel tadi. “Ride me first, bentar aja.” Pinta Daniel.
Kiyoko mendengus, “Lo diem-diem suka ya gue yang entot?” Cewek itu setengah bercanda, padahal nafasnya udah terengah-engah.
“Masukin cepet- Ah fuckkk.. Kiyoko..” Daniel did a little stretch dengan kedua lengannya menyilang di belakang kepalanya.
“Ini dalem banget bangsaatt..” Kiyoko meringis, ia menggigit bibir bawahnya.
“Nembus tuh.” Daniel memainkan alisnya, dia masih mengatur nafasnya.
Mereka bertatapan untuk kesekian kalinya dan terkekeh karena salah tingkah. “So sexy of you, sayang.” Puji Daniel saat Kiyoko mengikat rambutnya jadi di bun.
“Yeah? Kamu suka kan rambut aku diginiin?” Kiyoko mendekat ke wajah Daniel, tapi gak dia cium.
“Fuck. Iya, i like it on you, baby- Anjing! Ahh lonte..” Desah Daniel saat Kiyoko tiba-tiba bergerak turun dengan kencang.
Si cewek yang ngerasa kepanasan langsung melepas sports bra-nya. “Suck my titties, daddy.”
“Beneran lonte anjing.” Ucap Daniel dengan gemas, dia menarik tubuh Kiyoko dengan memeluknya lalu mulai menghisap stressball personalnya.
Setiap hentakan pasti ada aja desahan mereka yang gak sengaja kekencengan. “Kiyoko.. Nghh.. I love your fucking cunt.”
“Sempit banget bangsatt.. Tightest pussy ever holy fuck.” Ujar Daniel di sela-sela hisapannya.
“Dan nghh..” Cewek itu melenguh saat Daniel gak sengaja ngegigit kekencengan.
Meredakan perih, Daniel menjilatnya. “Maaf, sayang. Keep moving.. Yess..”
“Daddy, paha aku perih..” Mata Kiyoko mulai berkaca-kaca.
Gak pake aba-aba, Daniel kembali memindahkan mereka ke depan kaca. “Enakan aku yang entot gini ya?”
“Anjingg, Daniel… Masukin terus, Dan.. Go deeper..” Kiyoko meremas buah dadanya sendiri.
Pemandangan itu membuat Daniel langsung melepas jerseynya. Both are full naked now.
Sebelum dipindahin sama cewek itu, Daniel inisiatif buat meremas buah dada sahabat ceweknya dari belakang. “Suka diremes-remes gini, hm?”
“Suka dientot dari belakang, iya? Lonte. Dirtiest slut i know. Kiyoko, Kiyoko.. You’re the fucking hottest.” Daniel mengecup punggung atas Kiyoko.
“You know me the best, daddy.. Kamu apain aku aja enak, fuckkk.. Right there.. Mmhh..” Mereka bertatapan lewat kaca sebelum Kiyoko memejamkan kedua matanya lagi.
Daniel meremas bokong Kiyoko. “Till’ the sun comes up, yeah?”
“Whatever daddy wants, pake aku semau sesuka kamu, ah anjing enak banget ngentot..” Lanturan Kiyoko memperparah situasi.
Plak! Bokong Kiyoko ditampar. “Hm, enak kan.” Ujar Daniel dengan gemas.
Plak! “Daddy’s whore indeed.. Kiyoko sayang.. Stop clenching, baby.. Memek kamu makin sempit.” Suruh Daniel di samping telinga cewek itu.
Kiyoko nengok ke arah Daniel dan segera menciumnya. “Mmmhh..”
Si cewek meremas tengkuk Daniel, “Mau jadi lonte kamu, Daniel.”
“You are one, sayang. Lonte aku. Punya aku doang.” Kini leher Kiyoko dicekik lumayan kenceng.
Gak tau udah berapa kali Daniel menggertakkan giginya sendiri. Hentakan pinggulnya juga semakin cepet dan dalem. “Fuck! Ah anjing!”
“Gak usah ditahan kalo mau keluar, lonte. Ah bangsat, Yok.. Your messy bun is killing me..” Pinggang Kiyoko dipeluk dari belakang dengan erat sebelum Daniel membuka salah satu drawers disitu.
Ia merogoh laci itu, sempet eye contact sama Kiyoko lewat kaca. “Udah capek? Mau udahan ngentotnya, hm?” Selain making sure, Daniel nantangin juga selagi mengambil satu batang rokok dan menyalakan korek api.
“Gak mau udahan, sampe kontol lo capek juga gue mau kita tetep lanjut, Dan.. Bangsaat.. Keep moving, enak banget anjing.” Kiyoko memukul tembok wastafel dengan pelan.
“Horny ass slut.” Daniel terkekeh sambil menghisap rokoknya, tangan satunya memegang pinggul Kiyoko.
Kiyoko nengok ke samping sebagai kode kalo dia mau menghisap rokok Daniel juga.
Dari belakang, Daniel mengarahkan rokok itu ke depan mulut Kiyoko, cewek itu menghisapnya lalu membuang asap ke sembarang arah sambil bertatapan lewat kaca.
Beberapa kali mereka bergantian menghisap. “I’m gonna fucking cum, Daniel.”
“Go ahead, squirt it all sayang yang banyak. Your third time, yeah? Such a fucking whore.” Daniel membuang rokoknya setelah dia udah selesai.
“Abis ini kamu isi yang banyak ya, Dan. Fill me up sampe semuanya basah- Ah anjing! Bangsaaatt..” Kiyoko sampe nunduk sangking overwhelmednya.
Daniel berhenti gerak saat ia ikut mencapai klimaksnya. “Ngentoooott… Enak banget banget sayangg..” Cowok itu mendongak sambil meremas dua buah dada Kiyoko.
They stayed in that position for a few minutes, sampe susah ngatur nafas juga. “Balik sini pelan-pelan, sayang.” Ujar Daniel, masih ngos-ngosan.
Sangking lemesnya, Kiyoko cuman bisa ngikutin suruhan Daniel barusan tanpa merespon sahabatnya itu.
Cewek itu pun puter balik dan menyender ke ujung meja wastafel. Salah satu kakinya diangkat sama Daniel ke pundaknya.
Suara kecupan di paha naik ke milik Kiyoko. “Mmh, taste so good.” Gumam Daniel.
Lagi-lagi Kiyoko mendesah sambil mendongak, ia menjambak rambut Daniel dari atas. “Dan.”
“Hm.” Bales Daniel, ia terus berciuman dengan ‘bibir’ Kiyoko itu.
Kini lidahnya yang bermain di bawah sana, keluar masuk, sesekali juga ia hisap dengan nafsu. “I love eating your sweet pussy, babe.”
“M-masih sensitif.. Nghhh..” Air mata Kiyoko menetes, tapi dia sendiri jadi mengejar klimaksnya.
“Cum on my face, baby, bikin kotor.” Daniel tersenyum miring di sela-sela menghisap milik Kiyoko.
Cewek itu memegang ujung meja wastafel dengan kenceng. “Nghhhh..”
Daniel threw another smirk on his face selagi membersihkan milik Kiyoko. “Mau cum sampe berapa kali sih, sayang?” Cowok itu setengah meledek.
Kaki Kiyoko kembali diturunin, Daniel sambil mengecupi paha cewek itu, perlahan naik ke atas, gak lupa juga untuk menjilat dan mencium pelan area tato si cewek. “My girl.” Gumam Daniel.
Saat cowok itu udah berdiri, Kiyoko melingkari leher cowok itu dengan kedua lengannya. “Wild. As. Fuck.”
Kini kepala Kiyoko beristirahat di dada Daniel, cowok itu mengelus kepala sang sahabat. “Jarang-jarang lo squirt tapi masih sadar.”
“Sangking sangenya.” Bales Kiyoko.
“Mau mandi atau lanjut di kamar?” Daniel menjauh untuk menatap Kiyoko, sekarang ia mengelus wajah cewek itu.
Kiyoko terkekeh, “Cuddle tapi masukin kontolnya.”
“Anything Bu Manager wants.” Bibir Kiyoko dikecup cepat.
“Ciumnya cepet banget Pak Leader.” Kiyoko menarik Daniel untuk lanjut berpagut lebih dalam.
Well i guess mereka gak peduli dengan rencana tidur yang semestinya gimana. Kasian Kana, untung udah dikeluarin sebelum pada bangun.