Padahal pas lewat chat, Kyla dan Intak gak ada niatan untuk melakukan sesuatu yang intens di tempat sana.
Sampe Kyla tiba dan melihat Intak sedang berkumpul bersama teman-temannya, memakai kaos hitam, rambutnya setengah kering.
Dari semua, yang keliatan masih lumayan seger sebenernya cuman Intak.
Kyla juga yang tidur selama perjalanan, butuh refreshing dengan masuk ke dalam kolam.
Mata keduanya bertemu sebelum Kyla masuk ke dalem, both of them are flirting but in their own world, jadi gak ada yang tau dan sadar.
Beberapa menit Kyla beres-beres, ia mengeluarkan swimsuitnya lalu berjalan ke public restroom di area kolam renang.
Pas banget, dari Keeho sampe temen-temen lain mulai meninggalkan area tersebut dan masuk ke dalem.
Ada yang nonton TV padahal udah teler, ada juga yang udah masuk ke kamar.
Intak menunggu sampe semuanya masuk. Ia terkekeh sendiri saat membayangkan Kyla yang tadi senyumin dia diem-diem.
Gak pake lama, cowok itu menghampiri Kyla yang baru mau keluar. “Loh? Tak-“
Intak mendorong tubuh Kyla dengan pelan lalu menutup pintu dan menguncinya. “Gue gak pernah liat set yang ini.” Ujar Intak saat ia melihat Kyla yang memakai sports bra hitam dan bawahan yang sama warnanya.
Kyla menumpu tubuhnya di tembok wastafel, “Baru beli.”
Intak menatap Kyla dengan sangat dalam dari atas, jemarinya mengelus dagu si cewek. “Afterglow kemaren malem nih, Kil. Cantik banget sih.”
“Mana rambut lo diiket setengah gini, gimana gak lemah gue?” Cengiran Intak yang persis di foto yang dia kirim tadi, bikin Kyla salting.
Kedua lengan Kyla melingkari leher Intak, “Tak, gue belom juga masuk kolam.”
“Katanya gak mau berenang?” Intak pun juga memegang pinggang Kyla.
“Pengen rendeman doang sih.”
Keduanya bertatapan selama beberapa detik sebelum terkekeh, “Kiss me.” Ujar Intak.
Kyla melumat bibir Intak, membuat cowok itu lagi-lagi terkekeh di sela-sela ciuman. Bokong Kyla diremas beberapa kali sama Intak.
Rahang Intak dikecup oleh bibir gadisnya, “Hmmm..”
“Uhh fuck..” Geram Intak, matanya terpejam saat bibir Kyla turun untuk mencium dan menjilat leher sekaligus jakunnya.
Si cowok menjauh sebentar untuk melepas kaosnya yang abis itu dilempar.
Salah satu tangan Intak berada di belakang kepala Kyla, mengusapnya sesekali. “Should we fuck?” Tanya si cowok, udah gemes sama keadaan.
“I was about to ask that.” Jawab Kyla dengan frontal, membuat Intak langsung menggendong tubuhnya masuk ke dalem shower room.
Tubuh Kyla menyender ke tembok, otomatis Intak mendekor leher dan dadanya. “Tak.. Tak kiss me more please..”
Permintaan Kyla langsung diturutin sama Intak. Suara lumatan mereka terdengar sangat jelas, apalagi mereka sama-sama brutal kalo ciuman.
Tangan Kyla mulai meraba milik Intak di balik celana renangnya. “Hard as hell.. Shit..” Ujar Kyla, membuat Intak menggeram lagi.
Dengan inisiatif, Intak melepas celana renangnya, him being fully-naked bikin Kyla semakin turned on. “Anjir lah, Tak..”
“Kenapa, sayang? Mau suck? Atau mau ngocok aja?” Intak tersenyum miring, wajahnya kembali mendekat ke Kyla.
“Sini deketan, gue masih mau ciuman sama lo lebih lama.” Jawab Kyla, Intak langsung mengerti pastinya.
Keduanya berpagut lagi, kali ini Kyla sambil mengocok milik Intak. Entah udah berapa kali Kyla mendengar Intak menggeram di sela-sela ciuman.
Salah satu tangan Intak ada di samping Kyla, “Fuck, Kil..”
“Are you gonna cum?” Tanya Kyla, ia menatap Intak.
“Just stop.” Pinta Intak sebelum ia melepas set sports bra dan panties buat renang yang dipake Kyla.
Keduanya mencari posisi nyaman sembari berciuman, sampe gak sengaja lengan Intak menyalakan shower yang persis di atas mereka berdua.
Leher Kyla digenggam sama Intak, “Sir..”
“Fuck me. Ini udah basah banget.” Pinta Kyla dengan desprate.
Perlahan Intak memasukkan miliknya ke dalam area sensitif Kyla. “F-fuuckk… Pussy so tight, sayang..” Intak sempet merapatkan bibirnya.
“Ah anjingg…. Ahhhh fuck you’re driving me insane, sir..” Leher belakang Intak diremas oleh jemari Kyla, tangan satunya meremas lengan Intak.
“Ah! Ah! Please..” Kyla gak bisa menahan desahannya karena hentakan Intak yang kencang.
Buah dada Kyla diremas oleh jemari Intak, “Sempit banget kamu- Ah fuck.”
Intak kembali mencium leher Kyla yang lagi mendongak, “Yes.. Fucking hell..”
“You like this, baby? Hm?” Sangking kencengnya, keliatan Intak menggertakkan giginya.
Ekspresi Kyla saat menjawab Intak membuat situasi makin parah. Ditambah mereka sama-sama basah karena air dari shower.
Intak mengangkat salah satu kaki Kyla ke pinggulnya, “Uhh shit.. Feels so good, sayang..”
Kyla nyaris mengucapkan safeword sebelum Intak mengecup keningnya. “Ahhh sir… Faster, please..”
“With pleasure, cantik.” Pipi Kyla dikecup sebelum Intak bergerak lebih brutal dan agresif.
“Fuck! Intak! Ah anjing!” Kyla memejamkan kedua matanya sebelum menggigit bibir bawahnya.
“Makin sempit kamu, sayang. Mau cum?” Jemari Intak kembali bermain di buah dada Kyla.
Kyla mengangguk, membuat Intak menampar pipinya. “Kamu masih bisa ngomong kan, cantik?”
“Bisa, sir. Sorry ahh.. It feels so good, aku deket banget.”
“You-“
Tok tok tok!
Right after ada suara ketokan, Intak langsung menutup mulut Kyla, namun pinggulnya tetap bergerak. Air mata Kyla keluar akhirnya.
Suara Keeho terdengar. “Woy! Hape gue! Where the hell is my phone???”
Untung Intak tau kalo Keeho emang mabok karena tadi sempet minum.
Lucky them, Keeho yang gak denger respon, langsung ninggalin tempat.
Kyla memegang pergelangan tangan Intak yang gelangnya udah basah juga. “I’m cumming..”
“Cum, sayang.” Intak mengecup bibir Kyla.
“Ahhh!” Kyla meremas lengan Intak.
Jelas aja, Intak juga udah deket banget. Ia langsung mengeluarkan miliknya lalu mengocoknya.
Sebelum ia mencapai klimaks, Kyla segera turun dan mulai melakukan pekerjaannya, Intak juga dengan cepat memegang belakang kepala Kyla supaya gak kena tembok.
Kyla mengocok dan menghisapnya selagi Intak mencapai klimaks, cowok itu mendongak dan mendesah. “Ah anjingg..”
Saat ia kembali menatap Kyla, cewek itu sedang menelan sisa klimaks Intak. “My good girl.” Kepalanya diusap sama jemari Intak.
Gak lama kemudian, Intak membantu Kyla untuk berdiri, ia segera memeluk sang cewek. “I’m sorry for slapping you tadi.”
Kyla melingkari pinggang Intak, “Gapapa, ganteng. Aku suka banget.”
“Me too, actually. You were being such a good girl, sayang. Sekarang pelan-pelan bilasan ya sama aku? Tadi aku beli salmon mentai sama bear brand.” Kedua pipi Kyla diremas pelan sama Intak.
“Thank you.” Kyla tersenyum lemas, membuat Intak tersenyum juga sebelum kembali mengecup kening dan bibir Kyla.