Hati ke Hati
🍀🍀🍀
“Nahida mau ikut ke kantin ngga?” tanya Nilou sembari berdiri, bergegas untuk segera ke kantin—takut kehabisan pisang coklat favoritnya. Namun, gadis itu menolak dengan lembut.
“Engga dulu Nilou, tapi aku boleh titip beliin es krim mochi vanilla ngga?” pesannya, gadis itu pun mengangguk mengiyakan.
Tepat sebelum dirinya pergi meninggalkan kelas, siswa teman sebangkunya itu memanggilnya, menghentikan gerak tergesanya menuju kantin sekolah demi pisang coklat.
“Lou, kamu gimana nanti ke les-lesannya?”
“Bareng dong Yii. Tapi aku ada kumpul ekskul bentar, kamu mau nunggu?”
“Yaudah aku caw dulu sama Zhongli kalo gitu”
Dari tempat duduknya Nahida memperhatikan dengan sesama. Kedua manik jelaganya tak bisa lepas dari lelaki jangkung bersurai kelabu yang masih berdiri tak jauh dari tempat duduknya—mungkin tampa sadar dia begitu terpaku, bahkan ketika sang objek pun pergi meninggalkan ruang kelas dan menghilang dibalik pintu kedua netranya masih pula mengikuti.
“Buset, biasa aja ngeliatinnya, itu Haithamnya udah ilang masih lu liatin aja”
Nahida tersentak kaget ketika dirinya tertangkap basah oleh sang teman sebangku. Ia sudah dapat menduga wajahnya pasti sudah semerah kepiting rebus.
“Naksir ya?”
Dan Nahida tau, ucapan Cyno adalah sebuah pernyataan, bukan pertanyaan.
“Keliatan banget ya?”
“Beuh keliatan banget. Kamu tuh kalo ngeliatin Haitham kayaknya bisa sampe bola matanya keluar deh”
“Sama kayak kamu ngeliatin Nilou dong?”
“Heh!”
Gantian, sekarang Nahida dapat melihat rona merah samar di kulit kecokelatan pipi Cyno. Ia terkekeh kecil.
“Sejak kapan kamu naksir Nilou?” tanya Nahida, berbasa-basi tapi juga penasaran.
Pertanyaan tersebut sontak mengejutkan Cyno—terlalu tiba-tiba, dan ia tidak pernah menduga Nahida akan menanyakan hal tersebut. Ia menerka-nerka, sejak kapan dan kenapa dirinya bisa jatuh hati.
🍀🍀🍀
Hal yang paling membekas dalam kenangan Cyno dan terukir abadi dalam hatinya adalah musim semi di tahun pertama mas SMA-nya.
Cyno yang polos dan masih bau kencur kala itu pulang sedikit terlambat dari biasanya—alasannya? Ia ketiduran di kelas dan teman-temannya sepertinya dengan sengaja tidak membangunkannya hingga bel pulang berbunyi
Kurang ajar emang
Koridor kelasnya sudah sangat sepi—Cyno sedikit merinding, bagaimana tidak, kelasnya ada di bagian paling belakang gedung sekolahnya dan dirinya sudah mendengar banyak rumor tidak mengenakan perihal pohon sakura keramat yang terletak di taman belakang sekolah, yang tidak jauh dari letak kelasnya jika ingin berjalan ke depan
Bibir Cyno sendari tadi berkomat-kamit, berharap ia tidak melihat yang ‘tidak-tidak’
Dalam perjalannya, ia dapat mendengar alunan musik instrumental di balik pohon beringin. Demi semua Archon di Teyvat, Cyno masih terlalu mudah untuk semua ini dan kenapa harus dirinya yang merasakannya.
Namun, ia tak ingin berbohong pada dirinya sendiri jikalau dirinya tidak penasaran, tentu, ia teramat sangat penasaran. Dengan perlahan, tanpa suara—agar keberadaannya mampu mengagetkan siapapun dan tidak disadari siapapun—ia mengendap-endap dan mendekat
Tepat saat itu, dirinya pun jatuh hati
Kali pertama ia berjumpa, dirinya sudah jatuh, sejatuh-jatuhnya. Surai merah panjang yang bergerak leluasa mengikuti iringan musik, gugur bunga sakura menambah keindahan artifisial sang gadis. Dirinya diam terpaku layaknya sebuah patung batu
Lambat laun ia pun menyadari, bahwa nama sang gadis adalah Nilou
🍀🍀🍀
“Kalau lo gimana? Apa yang bikin lo naksir berat sama Haitham? Menurut gue mah dia ga ada oke-okenya”
“Kamu tuh kok cemburu berlebihan sih? Kan bukan siapa-siapanya Nilou”
“Bisa nyebelin juga ya lo ternyata”
Nahida terkekeh pelan, ia tau, celetukan Cyno barusan hanyalah sebuah candaan. Dan terkait pertanyaannya tadi, apa ya yang sebenarnya membuat dirinya jatuh hati kepada Al Haitham?
“Nahida”
Belum sempat Nahida menjawab suara berat familiar segera menyapa gendang telinganya. Cyno yang duduk di sebelahnya pun seketika menyikut dirinya—menggodanya. Nahida berani bersumpah wajah Cyno sekarang teramat sangat menyebalkan.
“Cie, baru diomongin orangnya dateng, kuat juga peletnya”
“Apaan sih!”
Ia berusaha hirau, lebih memilih memfokuskan dirinya kepada Haitham.
“Kenapa Haitham?”
“Nih es krim dari Nilou, dia nitip soalnya ada kumpul ekskul dadakan” jelasnya sembari mengodorkan sebuah es krim mochi vanila pesanannya. Entah kenapa Nahida merasa sangat senang sekali.
“Gue mana?” Celetuk Cyno tiba-tiba, kening Haitham berkerut keheranan, “Lah, ga nitip”
“Dih harusnya lo juga perhatian dong ke gue”
“Emang lo siapa?”
“IYAAA TERUS GA ADA YANG PEDULI SAMA GUE EMAAANG”
Baik Nahida maupun Haitham pun terkekeh melihat tingkah Cyno yang merajuk.
🍀🍀🍀
“Dimakan gih es krimnya jangan diliatin mulu ntar leleh—udah cukup hati lo aja yang leleh”
Dan rasanya Nahida sangat ingin sekali menyumpal bibir Cyno dengan sisa kertas oret-oretan miliknya.
🍀🍀🍀