Neraka
Who? written by Khairunnisa Han
.
.
.
Neraka ternyata berbeda dengan apa yang dibayangkan Taeyong sebelumnya. Sama sekali tidak sama dengan buku-buku yang pernah dibacanya. Taeyong tidak mengerti kenapa dia harus dibawa ke tempat yang seperti ini. Mungkin saja otak seseorang—iblis—bernama Mammon itu sedang rusak. Tempat ini, baginya hanya padang pasir tanpa akhir, sejauh matanya memandang yang dapat dilihatnya hanyalah pasir.
“Manusia.” Mammon memanggilnya dengan suaranya yang aneh, tapi mirip dengan Johnny. Tubuhnya, wajahnya juga mirip sekali dengan Johnny. “Ini bukan Neraka,” katanya, “tapi aku ada cerita menarik.”
Taeyong mengerjapkan matanya. Dia mendengar, dia bahkan tidak yakin bahwa dia dapat berbicara selama di sana. Rasanya seperti Mammon mengendalikan seluruh inderanya. Tapi dia mendengarkan apa yang dikatakan Mammon, seluruhnya, tentang Johnny. Bagaimana kekasihnya itu bisa kembali ke dalam pelukannya, hidup, bernapas, tertawa, dan tersenyum seperti tidak pernah terjadi apa apun. Termasuk alasan Mammon mengembalikan ponsel Johnny—yang ini konyol, jujur saja.
Mammon tersenyum dengan aneh, Taeyong tidak mengerti maksudnya apa. “Aku kembalikan kamu ke dunia manusia dengan menukar ingatanmu. Siapa pun yang datang ke alam ini sebelum mati tidak diperkenankan kembali dengan sempurna. Keringanan untukmu, kau tidak akan mengingat siapa aku, kenapa kita bertemu, dan apa yang kukatakan padamu. Kembali.”
×××
Johnny menghabiskan paginya dengan menunggu kopinya selesai dan microwave-nya berbunyi, menandakan makanannya bisa segera disantap. Tidak ada bunyi apa pun di dalam apartemennya, tadinya. Tapi sekarang dia menjadi waspada begitu mendengar langkah kaki yang ringan, dan matanya terbelalak begitu melihat rambut berwarna merah menyembul di depan pintu.
“Taeyong, is that you?”
“John—“
“Taeyong!”
“Kamu siapa?”
Johnny tidak mengerti apa yang ditanyakan Taeyong dan bagaimana dia harus menjawabnya. Johnny berharap dia dapat mengerti dirinya sendiri sehingga dapat menajwab Taeyong. Tapi bahkan sekarang, dia tidak merasa bahwa dirinya masih sama seperti dulu. Hanya satu yang tidak pernah berubah, dia masih menyayangi Taeyong seperti sebelumnya. Sosok Taeyong baginya masih sangat berharga dan akan terus seperti itu.
Taeyong bertanya lagi, “Kamu bukan Johnny. Kamu siapa?”
“Aku harap aku tahu siapa yang ada di dalem aku.”