Laulyn

  • Move on • Yoshikyu -

” Besok kita pergi darisini.”

Junkyu yang semula tengah fokus pada layar ponselnya menoleh kearah Yoshi.

” Kamu pasti udah tau cuitan cowok itu.” Ucap Yoshi

” Balikin apartement ini sama dia, kamu bakal tinggal di apartement baru.” Yoshi mendudukan diri disamping Junkyu.

” Tapi..”

” Tapi apa? Kamu gak baca cuitan dia? Dia gak suka apartement ini ditempatin sama kamu dan aku. Jangan memperpanjang masalah.”

” Kamu masih sayang sama cowok itu?” Tanya Yoshi

Junkyu diam tak menjawab, dia memalingkan wajahnya menghindari dari tatapan tunangannya itu.

” Gak tau..”

” Kenapa gak tau? Kyu lihat aku?”

Yoshi menangkup wajah Junkyu, dia mendesah pelan. “ Kamu ini tunangan aku kyu, dan cowok itu udah jadi masa lalu kamu. Udah saatnya kamu lupain dia, aku tau ini pasti sulit buat kamu. Tapi tolong hargain aku kyu, status kita udah tunangan.” Ucap Yoshi

” Kamu sendiri, apa kamu cinta sama aku? “ tanya Junkyu

” Kyu, dari awal aku kenal kamu pun aku udah punya rasa sama kamu. Kalo aku gak suka sama kamu, aku udah nentang perjodohan ini dari awal.” Ujar Yoshi berusaha meyakinkan Junkyu.

” Maaf..” lirih Junkyu

” Maaf kalo selama ini diantara kita selalu ada bayang-bayang Haruto.” Junkyu melanjutkan perkataannya.

” Its okay, aku ngerti. Tapi tolong aku mohon sama kamu buat lupain dia, kita mulai kisah baru sama-sama kyu. Percaya sama aku, kalo aku gak akan pernah ngecewain kamu.”

Junkyu menganggukan kepalanya, Yoshi tersenyum dia menarik Junkyu kedalam pelukannya.

” Maaf..”

” Don't say sorry again by, aku bakal bantu kamu buat lupain dia.” Ucap Yoshi lalu mengecup puncuk kepala Junkyu.

” Mana hp kamu?” Tanya Yoshi Junkyu memberikan ponselnya

” Mau ngapain?”

” Mau ngechat haruto, aku mau bilang sama dia jangan ganggu kamu lagi.”

Junkyu tidak bisa membantah lagi, karena Yoshi benar sudah seharusnya dia melupakan Haruto dan memulai kisah barunya dengan Yoshi.

” Udah aku block nomornya, besok kita pindah aku bisa beliin apartement yang jauh lebih mewah dari ini.”

” Gak usah yang mewah juga ih!”

” Ya gak papa biar kamu nyaman dan betah.”

” Nyebelin!”

Yoshi tertawa kecil, dia kembali membawa tubuh Junkyu kedalam pelukan hangatnya..

  • Storm • Jaesahi -

” Yang..”

Asahi tak menggubris panggilan Jaehyuk, lelaki manis itu berjalan masuk kedalam kamarnya.

” Yang jangan gini dong..” Asahi menepis lengan Jaehyuk yang hendak menyentuhnya.

” Aku cuman ngobrol doang sama Clara yang, masa kamu gitu doang marah.” Ucap Jaehyuk Asahi mendongkak menatap figur lelaki yang kini sudah berstatus sebagai suaminya itu.

” Gitu doang kamu bilang?”

” Okey, aku mungkin kekanakan karena marah ngeliat kamu ngobrol doang sama Clara.” Asahi tersenyum tipis namun matanya terlihat berkaca-kaca

” Yang kita udah dewasa hal yang kaya gini gak harus dipermasalahin, Clara juga gak macem-macem dia cuman nanya kabar udah itu doang.”

” Iya mungkin kalian gak macem-macem tapi lama kelamaan aku gak tau, mungkin kamu bakal main-main lagi kaya dulu sama cewek jalang itu.”

” ASAHI!” Jaehyuk refleks membentak dan Asahi dibuat tak percaya karenanya.

Jaehyuk baru saja membentaknya?

” Kamu bentak aku jae..?” Nafas Asahi tersendat, airmata yang sedari tadi dia tahan akhirnya meluncur membasahi wajahnya.

” Bisa gak kamu jangan terlalu kekanakan gini?”

” Jae kamu belain dia? Kamu belain mantan selingkuhan kamu itu?” Tanya Asahi tak percaya.

Tak ada yang tahu apa yang pernah terjadi diantara Asahi dan Jaehyuk. Mungkin orang lain hanya tahu jika dulu Clara hanya mencoba merebut Jaehyuk dari Asahi. Namun kenyataannya Jaehyuk sudah jatuh pada wanita itu. Dulu Clara datang disaat hubungan Jaehyuk dan Asahi tengah tak baik-baik saja. Jaehyuk yang posesif begitu tak suka melihat Asahi banyak berinteraksi dengan kenalan-kenalannya dan Asahi yang lelah dikekang sehingga membuat karirnya terhambat karena kecemburuan Jaehyuk.

Tak ada yang tahu mereka pernah bertengkar hebat, sampai membuat hubungan mereka retak dan saat itu pula Clara datang dan semakin memperkeruh hubungan keduanya.

” Aku gak belain dia..”

” Je kamu tahu sakitnya aku gimana? Disaat aku berharap kita bisa selesain semua masalah tapi kamu malah main-main sama cewek itu.” Lirih Asahi

” Aku cinta sama kamu je, kalo aku gak cinta aku pasti udah ninggalin kamu dulu dan aku gak bakal mudah maafin kamu je..apa aku salah kalo aku takut?” Asahi melanjutkan perkataannya dia mengusap airmata yang terus mengalir dari kedua matanya.

Jaehyuk mendesah kasar, dia meremat kasar rambut hitam legamnya. Mereka bahkan baru satu bulan menikah tetapi Jaehyuk sudah melanggar janjinya pada Seunghyun untuk tidak membuat Asahi menangis.

” Yang..maafin aku, i'm sorry aku gak maksud bentak kamu aku gak maksud belain clara..” Jaehyuk mendekat dia menarik tubuh bergetar Asahi kedalam pelukannya.

” Maafin aku hmmm, jangan kaya gini. Papih pasti bakal bunuh aku kalo tahu anaknya nangis karena aku..i'm really sorry honey.” Jaehyuk mengecup berulang kali puncuk kepala kekasih sehidup sematinya itu.

” Jangan gini lagi Je..aku takut..aku takut kamu pergi..”

” Enggak sayang, aku gak akan gini lagi. Aku gak akan pergi ninggalin kamu, maafin aku yang..”

Asahi menganggukan kepalanya, dia memeluk erat tubuh tegap yang selalu melindunginya itu.

•••

” Je..”

” Hmmm?” Jaehyuk menjawab tanpa berhenti mengecupi ceruk leher Asahi.

” Kamu gak ada niat buat adopsi anak gitu?” Tanya Asahi

” Anak?”

” Iya aku pengen bayi je..”

” Masa bayi ngasuh bayi.”

” Aku serius je, ayo adopsi bayi biar aku ada temennya.”

” Terus kerjaan kamu gimana? Kalo kamu ada jadwal gimana? Entar bayinya sendirian.”

” Kan ada Nadia, ntar bayinya sama Nadia.”

” Kasian Nadia, masa dia harus jadi babysitter juga.” Ucap Jaehyuk

” Ya biarin dia entar digaji dua kali lipat, kamu juga yang gajih ini.” Asahi menjulurkan lidahnya

” Aku pikirin lagi nanti yah..”

” Hmmm” Asahi mengangguk

” Awas ah aku mau tidur kamu berat.” Asahi berusaha menyingkirkan Jaehyuk dari atas tubuhnya.

” Yang...”

Asahi mendelikan matanya, dia tahu jika Jaehyuk masih mengingingkan dirinya.

” Enggak je..aku cape udah ah kaya yang gak ada hari esok aja.”

Jaehyuk manyun, kemudian dia menyingkir. “ Goodnight suamiku..” Asahi mengecup pipi Jaehyuk sebelum menutup matanya untuk segera mengarungi alam mimpi.

” Sa tega bener kamu..” Jaehyuk beranjak dari tempat tidur dia memakai mantek tidurnya lalu masuk kedalam kamar mandi sementara Asahi terlihat tertawa kecil.

  • Itzy Party -

” Yang kamu nyari apa sih sibuk banget dari tadi.” Yoonbin menatap Jihoon heran, kekasihnya itu nampak sibuk mencari sesuatu disetiap laci lemari.

” Yang kamu liat kalung aku gak?”

” Kalung yang mana?” Yoonbin menghampiri Jihoon.

” Kalung hadiah anniv setahun dari kamu, yang bandolnya daisy. Aku gak inget apa aku pake itu kalung atau aku simpen sekarang kalungnya gak ada.” Ucap Jihoon, bibirnya mengerucut sedih.

” Gak usah dicari kalo ilang, nanti aku beliin lagi.”

Jihoon mendecak sebal “ Kamu selalu ngegampangin apapun, itu kalung berharga buat aku kalopun diganti sama yang baru gak akan sama maknanya.” Ucap Jihoon, wajahnya semakin menekuk sedih.

” Yaampun yang maaf aku gak maksud gitu, daripada kamu pusing nyarikan..”

” Tau ah sebel.”

Yoonbin meruntuk, dia menyesal sudah mengatakan hal itu pada Jihoon dan membuat mood si manis memburuk.

” Maaf yang, yaudah kita nanti cari lagi. Sekarang udah jam setengah delapan kamu gak mau terlambat ke acara anniv itzy kan..” Yoonbin memeluk Jihoon, dia menyimpan dagunya diata puncuk kepala kekasihnya itu.

” Ben..”

” Hmm?”

” Kamu kenapa dandan ganteng gini?”

” Emang kenapa? Masa aku ke acara formal kaosan doang sih yang..”

” Tapi kamu jadi ganteng, terus nanti banyak yang suka gimana?” Jihoon mendongkak untuk menatap Yoonbin.

” Ya biarin aja, gak akan aku gubris kalo banyak yang naksir. Soalnya aku kan udah punya kamu, ngapain lirik-lirik yang lain.” Yoonbin merunduk untuk mengecup bibir tipis Jihoon.

” Yang, aku gendutan gak sih?” Tanya Jihoon semakin random.

” Enggak..”

” Kok aku ngerasa gendut yah, jeans aku udah pada gak muat. Aku harus diet lagi nanti..”

” Jangan diet-dietan, aku gak suka kamu diet.”

” Aku kan model yang, masa model badannya gendut sih!”

” Ya gak papa gendut, kamu gendut jadi keliatan makin sexy.”

” Tau ah! Ini kapan berangkatnya sih!” Sentak Jihoon lalu melepaskan diri dari pelukan Yoonbin dan melenggang pergi dengan cepat.

” Dari belakang aja kamu sexy banget yang.”

” Ha Yoonbin!”

•••

Pesta anniversary itzy tahun ini benar-benar meriah, sang Tuan rumah Yeji begitu bahagia dengan pencapaiannya dan kesuksesannya mendirikan agensi model sendiri. Yeji bahkan menangis saat dia memberikan sambutan diatas podium sebelum acara pesta dimulai. Jihoon bangga pada temannya itu, Jihoon sangat berhutang budi pada Yeji. Karena gadis itu Jihoon bisa seperti sekarang, Jihoon harus memberikan sesuatu pada Yeji nanti.

” Yoonbin mana?” Tanya Asahi dia duduk disamping Jihoon.

” Dia ketemu koleganya disini, dan sekarang lagi ngobrol sama koleganya.” Jawab Jihoon.

” Jaehyuk sendiri mana? Awas lo lo biarin dia keliaran entar kepincut model lain gimana?” Tanya Jihoon

” Lagi ngerokok dia. Entar kalo ketauan lirik sana sini gue kebiri tititnya.”

Jihoon tersedak minuman yang diteguknya kemudian dia memandang Asahi dengan sebal.

” Lo gak ada niat adopsi anak gitu?” Tanya Jihoon

” Belum gue bicarain sama Jaehyuk..” jawab Asahi

” Ji kalo gue ganti warna rambut gimana? Jadi item?”

” Bagus, nanti lo bakal keliatan lebih muda dari umur lo.”

” Gue belum tua-tua amat anjir, gue sama lo juga masih tuaan lo!”

Jihoon tertawa, Asahi mendengus.

” Gue tanya dulu deh sama Jaehyuk, gue mau cari dulu Jaehyuk takutnya dia beneran genit.” Asahi berjalan pergi meninggalkan Jihoon untuk mencari Jaehyuk.

” Hai ji..”

Jihoon menoleh kearah Dyana yang berjalan mendekatinya. “ Gue sendirian, boleh gabungkan sama lo?”

” Terserah..” Jihoon menjawab dengan malas

” Yoonbin mana?”

” Ngapain lo nanyain cowok gue?” Tanya Jihoon, Dyana mendelik.

” Nanya doang, tenang aja kali gue gak akan rebut dia dari lo.”

Dyana meneguk wine miliknya. “ Sebenernya apasih yang Yoonbin liat dari lo?” Dyana menatap Jihoon dari atas sampai kepala.

” Dia tau kalo dulu lo kerjaannya apa? Ah pasti dia gak tau, kalo tau pasti dia nyesel udah milih lo. Katanya kalian mau nikah, wah congrats ya gue ikut bahagia.”

” Tapi gue saranin mending lo merenung dulu deh, coba pikirin apa lo pantes buat Yoonbin? Kalo gue jadi lo bakal tau diri, dan ninggalin Yoonbin yang jelas-jelas orang terpandang dan punya jabatan tinggi.”

” Yoonbin mau aja sama cowok bekasan kaya lo.”

” Jaga mulut lo sebelum gue robek!” Sentak Jihoon, namun masih bisa mengontrol nada bicaranya.

” Gue denger Nyokap lo ditangkap karena kasus protistusi online. Hati-hati Ji mungkin nama lo bakalan keseret media nanti.” Dyana tersenyum miring kemudian melenggang pergi meninggalkan Jihoon.

•••

” Are you okay baby?”

Yoonbin bertanya saat Jihoon nampak tak tenang saat tertidur. “ Aku gak bisa tidur..”

” Kenapa ? Ada yang kamu pikirin?”

Jihoon mendesah pelan, dia meringsut masuk kedalan pelukan Yoonbin.

” Tentang perempuan itu, kamu tau berita apa yang lagi diomongin sekarang..”

” Aku takut...”

” Apa yang kamu takutin hmm?”

” Meksipun aku udah ngelepasin diri dari dia, tapi aku takut dia bawa nama aku buat mencari pembelaan atau apapun itu aku takut bin..”

” Hei its okay, gak usah takut aku pastiin kamu bakal baik-baik aja. Tenang okey, kalopun apa yang kamu khawatirin terjadi aku bakal minta pengacara aku buat bersihin nama kamu. Sekarang kamu tidur, jangan pikirin apapun lagi..”

Jihoon menghela nafas sejenak, setelah tenang dia mulai memejamkan matanya untuk kembali tidur.

” Semuanya akan baik-baik aja sayang..” Yoonbin berbisik lalu dia memberikan kecupan hangat dikening kekasihnya itu.

  • The Day -

⚠️ Kasih tanda buat jaga-jaga padahal gak ada apa-apa ⚠️

•••

” Dek muka kamu kok tegang banget kaya lagi nahan buang air besar.”

” Papih ih! Aku lagi gugup masih aja papih becanda!” Sebal Asahi pada sang Ayah, sementara sang Ayah Seunghyun terlihat tertawa kecil.

” Becanda dek, sini papih mau peluk dulu.” Seunghyun merentangakan kedua tangannya untuk menyambut kedalam pelukannya.

” Perasaan baru kemarin Papih gendong-gendong kamu terus liat kamu lari-larian pake popok.” Seunghyun mendesah kecil, dia mengelus lembut surai sang Anak.

” Sekarang kamu udah dewasa, udah mau dipinang sama orang lain. Papih sebenernya agak gak rela ngelepasin anak papih satu-satunya ini tapi karena calon menantu Papih itu kaya jadi papih ikhlasin kamu.” Lanjut Seunghyun, lagi-lagi dia mengajak sang anak untuk bergurau.

” Papih mah aku udah mellow malah becanda lagi..” Asahi merengek, namun kemudian dia tertawa kecil.

” Selamat berbahagia anakku, kamu harus jadi suami yang berbakti nanti. Jangan ngelawan Jaehyuk, dia yang akan memimpin kamu nanti.” Pesan Seunghyun pada Asahi.

” Huhuhu Asa sedih, karena Asa nanti bakal makin jarang ketemu sama Papih sama Mamih..”

” Papih sama mamih bakal ngunjungin kamu nanti, kamu bahagia yah sama Jaehyuk..”

Asahi menganggukan kepalanya, dia mengeratkan pelukannya. Dia pasti akan sangat merindukan pelukan sang Ayah nanti, merindukan lelucon garing sang Ayah padanya. Asahi ingin menangis namun dia tidak mau menjadi jelek saat dialtar nanti.

” Kenapa mamih gak diajak pelukan?” Tanya seseorang

” Mamih..” Asahi memanggil sang Ibu kemudian merentangkan tangannya.

” Adek, anaknya mamih paling berharga selamat berbahagia yah nak. Jadi suami yang berbakti nanti, kamu harus bisa ngurus Jaehyuk nanti. Mamih masih berat ngelepasin kamu, tapi Mamih harus ikhlas karena kamu sudah dewasa dan harus memulai kehidupan baru bersama Jaehyuk nanti.” Kayana terisak kecil, rasanya baru kemarin dia melahirkan Asahi dan sekarang anaknya itu sudah dewasa. Asahi akan memulai hidup barunya bersama Jaehyuk, Asahi akan lepas dari tanggung jawabnya.

” Mamih, jangan sedih. Sahi jadi pengen nangis tapi Sahi gak mau jelek pas didepan Jaehyuk nanti.” Kayana tertawa kecil begitupula dengan Seunghyun.

” Kamu ini yah dasar..yaudah jangan sedih-sedih lagi. Ayo kita berangkat sekarang..” Asahi mengangguk, dia menggandeng lengan kedua orangtuanya dengan erat seakan-akan tak mau melepasnya sampai hari esok.

•••

“Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya Yoon Jaehyuk, dengan niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu Asahi Hamada menjadi suami saya. Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidupku. Demikian janji saya semoga Tuhan menolong saya.”

“ Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi,  saya Hamada Asahi, dengan niat yang suci dan ikhlas hati menerimamu Yoon Jaehyuk sebagai suami saya. Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidupku. Demikian janji saya semoga Tuhan menolong saya.”

Asahi dan Jaehyuk sama-sama bernafas lega saat ucap sumpah janji suci diantara mereka secera lantang terucap. Mereka saling memandang kemudian saling tersenyum..

Hati Asahi langsung tersentuh saat melihat Jaehyuk meneteskan airmatanya. Itu untuk pertama kalinya Asahi melihat Jaehyuk menangis..

” I love You..” bisik Jaehyuk sebelum dia mendaratkan ciuman lembut dibibir Asahi..

” I love you too Jae..” bisik Asahi disela ciuman mereka..

” Jae, Mapih titip Asahi yah..hukum aja kalo dia bandel.” Ucap Kayana pada Jaehyuk yang kini sudah resmi menjadi menantunya itu.

” Mamih..” rengek Asahi, bibirnya mengerucut sebal.

” Kamu ini udah punya suami masih aja kaya anak kecil.” Seunghyun mencubit kedua pipi anaknya dengan gemas.

” Pih sakit!” Pekik Asahi

” Papih titip Asahi, kalo dia nakal kurung aja. Papih udah ngasih semua kepercayaan Papih sama kamu, kamu harus ingat amanat yang papih bilang waktu itu.” Seunghyun menepuk bahu Jaehyuk

” Iya pih, aku bakal selalu ingat terus. Aku bakal bahagiain Sahi, dan gak akan pernah nyakitin Sahi.” Ucap Jaehyuk

Seunghyun tersenyum tipis, dia tahu dan sangat mengenal Jaehyuk. Lelaki itu pasti akan menjaga anak semata wayangnya dengan baik. Seunghyun tak akan mengkhawatirkan Asahi, karena anaknya itu sudah jatuh pada orang yang tepat.

•••

” Kamu gak mandi?” Tanya Jaehyuk saat Asahi merebahkan diri diatas tempat tidur. Acara resepsi pernikahan mereka batu selesai saat jam menunjukan pukul sebelas malam dan itu benar-benar sangat melelahkan.

” Cape yang..”

” Ya mandi dulu dong yang, abis itu tidur.” Jaehyuk melepaskan kemeja putih miliknya, Asahi yang melihat itu langsung tersipu malu padahal dia sudah terbiasa melihat Jaehyuk shirtless seperti itu.

” Kok aku baru sadar kalo tatto di tubuh kamu itu keliatan sexy.” Ucap Asahi Jaehyuk memang mempunyai tiga Tatto ditubuhnya, tatto bergambar singa dilengan kirinya dan tatto bertuliskan nama Hamada Asahi di dada kirinya dan terakhir Tatto salib dipinggangnya.

” Baru nyadar kamu? Ayo mandi dulu sayangku..”

” Gendong..” Asahi merengek manja, Jaehyuk tersenyum dia mengangkat tubuh kecil Asahi kedalam gendongan koalanya.

” Kalo aku lagi gak cape udah aku serang kamu tanpa ampun.”

” Sekali doang gak papa kok..” Asahi mengecup pipi Jaehyuk

” Jangan nakal sa..”

Asahi terkikik lucu, membuat Jaehyuk gemas bukan main pada si kucing manis itu.

” Je..”

” Hmm?”

” Makasih..”

” Makasih, untuk semuanya. Untuk cinta kamu selama ini, untuk semua kebahagiaan yang kamu kasih. Aku gak bisa mendeskripsikan semuanya lewat kata-kata...i'm so lucky to have you Jae i love you...” Asahi melanjutkan perkataanya.

” Aku juga mau bilang makasih sama kamu, karena kamu udah lahir ke dunia ini..justru aku yang lebih beruntung bisa dapetin kamu Sa. Kamu lebih berharga dari apapun didunia ini, aku cinta cinta cinta banget kamu.”

Asahi tersenyum manis, dia menyembunyikan wajahnya yang memerah diceruk leher Jaehyuk.

” Aku malu...” cicit si Manis

” Kok malu ?”

” Diem! Jangan ngomong dulu!”

Jaehyuk berusaha menahan diri untuk tidak memekik gemas melihat Asahi yang meringkuk malu seperti kucing didalam pelukannya..

  • Happiness -

” Yang kok kamu ngelamun mulu dari tadi.” Jihoon tersentak saat lengan Yoonbin memeluknya dari belakang.

” Astaga Ben..kaget tau.”

” Kamu ngelamunin apa sih?”

” Gak ngelamun, aku tuh gugup tahu mau ketemu Mamah sama Papah kamu.” Jawab Jihoon, Yoonbin terkekeh dia mengecup pipi tembam Jihoon.

” Calm down baby, kamu kaya yang mau ketemu presiden aja.”

” Ih kamu gak ngerasain jadi aku gimana sekarang! Tau ah bete!” Sentak Jihoon, tuhkan galaknya kembali muncul.

” Iya iya maaf sayang, jangan ngambek dong.” Yoonbin membalikan tubuh Jihoon, dia tersenyum melihat wajah simanis yang menekuk.

” Ngapain kamu senyum-senyum?”

” Enggak, kamu lucu aja kalo lagi kesel gini kaya angry bird.”

” Ben! Hobi bangeg sih ngeledekin aku!” Pekik Jihoon

” Becanda sayang, jangan ditekuk gitu doang wajahnya..ayo senyum dulu sayangnya Yoonbin.”

Jihoon mendengus sebal namun kemudian dia tersenyum manis. “ Nah gitu dong, kan kalo senyum jadi makin manis.”

” Yang, baju aku gak malu-maluin kan?” Tanya Jihoon

” Enggak, malu-maluin kenapa emang?”

” Ya takut salah kostum yang..” Jihoon merengek

” Kamu cuman mau ketemu Mamah sama Papah yang, pake baju biasa aja cukup.” Ucap Yoonbin. Jihoon mendesah kasar, Jihoon menghabiskan waktu hampir stau jam hanya untuk mencari baju yang cocok dan sampai membuat Yoonbin hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sampai akhirnya Jihoon memilih kemeja berwarna soft pastel dan celaba berwarna putih.

” Kamu apa-apaan cuman kaosan doang!”

” Cuman mau ketemu Papah Mamah ini yang..”

” Enggak ah! Sana ganti sama kemeja! Gak sopan tau!” Jihoon mendorong tubuh tinggi Yoonbin untuk kembali masuk kedalam kamar dan mengganti pakaiannya.

” Astaga iya iya..” Yoonbin mengalah dia melangkah masuk kedalam kamar.

” Kok gue makin deg-degan..” gumam Jihoon.

•••

” Ini Jihoon yang buat ?” Helena, Ibu Yoonbin bertanya saat dia hendak mencicipi cream soup yang disajikan Jihoon.

” Baru belajar tante, maaf kalo rasanya gak terlalu enak.” Jihoon tersenyum canggung.

” Gak papa namanya juga baru belajar.” Ujar Helena kemudian mencicipi cream soup itu.

Jihoon menggigit bibirnya menunggu respon Helena. “ Enak loh, buat orang yang baru belajar masak ini enak.” Ucap Helena

” Iya enak, gak kalah sama masakan restoran.” Sahut Denis, Ayah dari Yoonbin.

” Lain kali kita masak bareng di restoran Kakaknya Yoonbinkamu mau?” Tawar Helena

” Mau tante..” Jawab Jihoon dengan semangat membuat Helena tertawa melihatnya.

” Panggil Mamah sayang, bentar lagi kan kamu bakal jadi bagian dari keluarga ini.” Ucap Helena, dia menggenggam tangan Jihoon.

” Ah maaf Mah..”

” Kamu gak usah canggung, kami senang keluarga kami kedatangan orang baru.” Kali ini Denis yang berbicara, Jihoon tersenyum hatinya menghangat melihat respon dari kedua orangtua Yoonbin.

Yoonbin benar, Orangtua kekasihnya itu menerima Jihoon apa adanya tak peduli dengan asal usul Jihoon. Karena mereka sangat memprioritaskan kebahagiaan anak mereka, mereka akan membiarkan anak-anaknya memilih sendiri seseorang untuk dijadikan pendamping hidupnya.

Untuk pertama kalinya, Jihoon merasakan kehangatan sebuah keluarga. Dia merasa sangat-sangat dicintai sekarang, Jihoon beruntung bisa mendapatkan seorang Ha Yoonbin didalam hidupnya.

” Kamu ngobrol apa sama Mamah?” Jihoon langsung meringsut masuk kedalan pelukan Yoonbin saat kekasihnya itu berbaring disampingnya.

” Ya cerita-cerita aja..”

” Aku udah ngomong sama Papah, tentang pernikahan kita. Kita nikah bulan maret tahun depan, dihari ulangtahun kamu.” Ucap Yoonbin

” Yang kok kamu gak ngomongin ini dulu sih sama aku..”

” Emang kenapa”

” Ya aku kaget lah, kamu sendiri belum bener-bener ngikat aku.” Ucap Jihoon Yoonbin tertawa, dia membawa tangan Jihoon untuk dia kecup.

” Will you marry me?”

” Hng?”

” Jihoon kamu mau nikah Yoonbin?” Tanya Yoonbin kembali

” Ih gak romantis ngelamarnya diatas kasur.”

” Ya biarin, mau dimanapun juga kamu pasti terima aku.”

” Sok tau!”

” Jadi gimana mau gak kamu membangun rumah tangga bersama Ha Yoonbin?”

” Emang ada alasan buat aku nolak kamu?”

” Tuhkan pasti diterima.” Yoonbin tersenyum senang, dia meronggoh sesuatu dari saku piyama tidurnya. Sebuah Cincin..

” Makasih sayang, aku bahagia bisa dapetin kamu. I love you so much Ji..bahkan aku gak bosen buat bilang itu sama kamu tiap harinya.” Yoonbin mengecup jari-jari tangan Jihoon.

” Justru aku yang paling bahagia, makasih Bin kamu udah mau nerima aku apa adanya. So lucky to have you and i love you too..”

Yoonbin mendekat, dia membawa Jihoon kedalam ciuman lembutnya. Selangkah lagi, dia akan benar-benar memiliki Jihoon seutuhnya. Yoonbin sangat berharap, hubungannya dengan Jihoon akan tetap seperti ini selamanya...

  • Dyana -

” Model baru itu songong banget.” Ucap Ryujin, perempuan cantik itu mendengus saat mengingat pertemuan dia dengan model baru Itzy studio bernama Dyana. Mereka tidak sengaja berpapasan. Dyana juga tak sengaja menyenggol Ryujin tetapi bukannya meminta maaf, Dyana malah melenggang pergi begitu saja.

” Gue denger dia sebelumnya dikontrak di Korea sebelum balik lagi ke indo terus gabung disini.” Sahut Asahi.

” Jaehyuk bilang Dyana temen SMAnya, ah iya Ji lo harus tau kalo si Dyana itu pernah naksir Yoonbin.” Asahi melanjutkan perkataannya, dia menyenggol Jihoon yang sedari tadi hanya diam.

” Naksir Yoonbin?” Tanya Jihoon, ekspresi wajahnya sulit untuk diartikan saat ini.

” Iya, tapi ditolak mentah mentah sama Yoonbin. Si Dyana itu attitudenya jelek banget, dia tukang bully pas SMA.” Jelas Asahi

” Ya pantes Yoonbin gak mau..” ucap Ryujin.

” Gue pulang duluan, Yoonbin udah mau sampe..bye sampai jumpa besok yorobun.” Jihoon melenggang pergi meninggalkan Ryujin dan Asahi.

Jihoon tersenyum senang, Hari ini Yoonbin pulang lebih awal dan rencananya mereka akan berbelanja. Mereka akan masak besar untuk menyambut orangtua Yoonbin yang akan datang nanti malam. Jihoon harus membuat kesan yang bagus didepan orangtua Yoonbin.

” Jihoon?”

Jihoon mengurungkan niatnya yang hendak menekan tombol lift, dia menoleh menatap seorang perempuan yang berjalan perlahan menghampirinya.

Jihoon meneguk ludahnya..

” Apa kabar?”

” Baik..” Jihoon menjawab dengan pelan.

” Sekarang lo hebat banget yah, udah jadi model terkenal dan model dengan bayaran paling mahal.” Ucap perempuan itu. Dia Dyana, perempuan yang menjadi bagian dari kenangan buruk masa lalu Jihoon. Dan perempuan yang sempat menyukai Yoonbin dulu, kenapa dunia harus sesempit ini?

Dyana adalah teman Jihoon saat lelaki itu masih duduk dibangku sekolah menengah pertama. Teman? Bahkan Jihoon tak yakin jika Dyana adalah temannya. Perempuan itu, selalu berlalu buruk padanya. Dyana selalu mempermalukannya, Dyana selalu merendahkannya, sampai membuat Jihoon dikucilkan oleh teman-teman dilingkungan sekolahnya. Dyana tak hanya menyakiti batinnya, perempuan itupun tak segan melukai fisiknya.

” Udah lama gak ketemu lo sombong yah, kita sempat papasan di basement tapi lo kaya yang gak kenal sama gue.” Ucap Dyana lalu mendengus sebal.

Jihoon bukannya tak mau menyapa, tapi dia berpikir lagi untuk apa dia menyapa orang yang pernah membullynya dulu.

” Gue kira lo bakal ngikutin jejak Ibu lo jadi jalang.” Ucap Dyana

Jihoon mengepalkan tangannya “ Tolong dijaga mulut lo.”

” Ah Gue yakin sih, lo bisa jadi kaya sekarang pasti punya backingan iyakan ? Lo taukan maksud gue apa, murahan tetap aja murahan. “

Jihoon menghela nafasnya, dia harus menahan emosinya. Bagaimanapun Dyana tetap seorang perempuan, Jihoon tidak bisa seenaknya melayangkan pukulan pada perempuan itu.

” Gimana kalo semua orang tau siapa lo sebenarnya ? Apa karir lo bakalan baik-baik aja?”

” Jangan ikut campur sama urusan gue, lo gak tau apapun tentang gue. Urus aja urusan lo sendiri.”

Dyana mendengus, perempuan itu hendak berucap lagi namun suara pintu lift yang terbuka membuat dia diam. Lalu mata perempuan itu membulat terkejut melihat siapa orang yang baru saja keluar dari dalam lift.

” Yoonbin?”

” Ya ?” Yoonbin menaikan satu alisnya

” Apa kabar?” Tanya Dyana raut wajahnya langsung berubah drastis menjadi lebih ceria.

” Baik..”

” Astaga gue gak-”

” Yang ayo pergi sekarang, takut kejebak macet.” Yoonbin memotong perkataan Dyana, dia merangkul pinggang Jihoon.

” Dyana, gue duluan..” Yoonbin membawa Jihoon masuk kedalam lift dan meninggalkan Dyana yang kini merasa dongkol karena ulah Yoonbin.

” Sumpah? Yoonbin? Astaga, kenapa bisa? Yoonbin pacaran sama si jalang itu?” Ujar Dyana setelah Yoonbin dan Jihoon pergi.

” Mereka bahkan mau nikah kalo lo mau tau.” Dyana menoleh pada dua orang yang baru saja datang. Itu Asahi dan Ryujin

” Pantes Yoonbin gak suka, percuma cantik tapi kaya iblis.” Ucap Asahi, Ryujin menahan diri untuk tidak tertawa

Dyana mendecak sebal, dia kemudian melenggang pergi meninggalkan Asahi dan Ryujin.

” Jihoon sama itu cewek kayaknya ada cerita masa lalu.” Ucap Ryujin

” Kita harus tanya nanti sama Jihoon...”

•••

” Kamu kenal juga sama Dyana?” Tanya Yoonbin

Jihoon yang semula menatap jalanan dari balik kaca mobil menoleh kearah kekasihnya.

” Aku satu smp sama dia.” Jawab Jihoon

” Serius? Kenapa dunia sempit banget sih.”

” Tadi kalian ngobrolin apa?” Yoonbin kembali bertanya

” Gak ngobrol apa-apa, kita tegur sapa aja.” Jawab Jihoon, dia tidak akan menceritakan perihal Dyana pada Yoonbin.

” Kamu satu sma kan sama dia?” Kali ini Jihoon yang bertanya

” Iya, kita satu sma.”

” Dia pernah naksir kamu.” Jihoon mendengus

” Itukan dulu yang, gak usah cemburu.” Yoonbin menyentuh dagu Jihoon.

” Siapa yang cemburu, kenapa kamu nolak dia? Kan dia cantik.”

” Percuma cantik tapi tukang bully.”

” Tukang bully?”

Yoonbin mengangguk “ Attitude dia jelek, pas kelas dua SMA dia di do karena dituntut sama orangtua siswa yang anaknya dibully sama dia.” Jelas Yoonbin, Jihoon mengangguk mengerti.

” Papah sama Mamah udah diJakarta, tapi dia kerumah ortunya Jaehyuk dulu.” Ucap Yoonbin

” Kok aku deg-degan yah..”

” Ya wajar kan mau ketemu calon mertua.” Yoonbin membawa tangan Jihoon untuk dia kecup.

” Ben..”

” Hmm?”

” Kamu bener mau nikahin aku?”

” Iya sayang, masa aku cuman becanda sih. Emang kenapa?”

” Enggak..” Jihoon tersenyum kecil..

Jihoon memikirkan banyak hal akhir-akhir ini, termasuk hubungannya dengan Yoonbin..

  • Jealousy -

” Masih marah?” Yoonbin memeluk tubuh Jihoon yang meringkuk membelakanginya dan membalikan tubuh itu agar menghadap kearahnya, meskipun sempat mendapar penolakan kecil dari sang kekasih.

” Lepas ah!”

” Enggak, kamu masih marah?”

” Menurut kamu?”

” Iya maaf yang..”

” Tau ah sebel sama kamu! Kamu kenapa sih jadi nyebelin gini?” Tanya Jihoon

Si manis masih kesal dan marah pada kekasihnya itu, tadi Yoonbin tiba-tiba datang ke studio dan menyeretnya untuk pulang. Padahal Jihoon harus pergi dinner bersama rekan kerjanya untuk membahas fashion week minggu depan. Jihoon menjadi tak enak karena mangkir dari acara dinner itu

” Kamu pernah deket sama siapa aja sebelum pacaran sama aku?” Tanya Yoonbin

” Deket gimana?”

” Tadi banyak cowok yang komen dipostingan amuse, kamu kenalkan sama mereka?”

Jihoon mendengus, akhirnya dia tahu penyebab Yoonbin jadi semenyebalkan ini. “ Kamu cemburu?”

” Menurut kamu? Pacar mana yang gak cemburu liat pacarnya di kerumunin banyak buaya kaya gitu?”

” Astaga Bin, iya aku kenal mereka semua tapi mereka cuman rekan kerja doang.”

” Tapi mereka suka sama kamu.” Ucap Yoonbin masih menahan rasa dongkol karena bisa-bisanya para buaya itu menggoda simanis yang faktanya sudah memiliki kekasig.

” Tapi aku gak respon mereka..”

” Oh iya? Terus yang namanya William Oh itubgimana? Yeji bilang dia pernah ngelamar kamu.”

Jihoon mengutuk Yeji dalam hatinya, bisa-bisanya Yeji mengatakan hal itu pada Yoonbin. Tapi Jihoon tak mengelak, model blasteran yang umurnya terpaut jauh dengan dirinya itu memang pernah memiliki hubungan spesial dengannya dan lelaki itu pernah berusaha mengajaknya untuk menikah.

” Tapikan itu dulu, lagian aku nolak bin. Udah ah jangan kaya anak kecil gini..”

Yoonbin mendesah, dia mengecup puncuk kepala Jihoon. “ Iya maaf yang? Aku cuman takut aja kamu direbut orang lain..”

” Yatuhan, gak akan Bin..kalopun ada yang nyoba buag ngerebut aku dari kamu, aku gak akan mau. Aku cuman cintanya sama kamu doang..” ucap Jihoon lalu pipinya memerah malu

” Apa coba bilang lagi? Aku gak denger?”

” Jangan pura-pura tuli! Kamu mau tuli beneran hah?!” Sentak Jihoon

Yoonbin tertawa kecil, dia merunduk untuk mengecup plum merah milik Jihoon.

” Galak banget sayangku..”

” Udah ah! Aku mau tidur!”

” Kok tidur?”

” Ya emang harus apa? Aku ngantuk..”

” Kamu gak mau nyenengin aku dulu gitu?”

” Gak! Aku masih bete!” Jihoon menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

” Yang..”

” Diem Ha Yoonbin!”

•••

” Ra aku mau minum dong haus..” Rara dengan cepat menyodorkan air mineral kepada Jihoon.

” Kak ji gugup banget yah?”

Jihoon mengangguk, padahal ini bukan fashion week pertamanya. Tetapi entah kenapa hari ini dia gugup sekali, mungkin karena fashion week kali ini benar-benar berbeda. Karena akan ada beberapa fashion designer terkenal dari luar yang akan hadir dan melihatnya berjalan diatas cat walk.

” Ji udah siap belum? Bentar lagi giliran lo.” Ujar Giandra, salah satu staff acara fashion week.

Jihoon menarik nafas dalam-dalam kemudian menganggukan kepalanya.

” Yuk siap-siap dulu didepan.” Jihoon beranjak dari tempat duduknya untuk segera bersiap-siap menunjukan pesonanya diatas cat walk.

•••

” Hai Jihoon, how are you?”

Jihoon menoleh kemudian dia tersenyum kecil melihat seorang lelaki tinggi berjalan menghampirinya.

” Ah fine, how about you?” Tanya Jihoon pada lelaki bermanik biru itu. William Oh

” Fine, udah lama kita gak ketemu. Sekarang kamu makin sukses aja.” Ucap William

” Ah, ini berkat kerja keras aku..” jawab Jihoon sedikit canggung, karena mereka sudah lama tidak bertemu.

” Kamu bersinar banget malam ini, banyak banget yang ngomongin kamu.”

” Yang lain juga bagus, ah maaf aku gak bisa lama-lama aku harus pulang.”

” Tunggu sebentar jihoon..” Willima menahan pergelangan tangan Jihoon

” Ya?”

” Kamu punya waktu? Aku mau ngobrol banyak sama kamu.”

” Maaf aku gak bisa, sorry..”

William tersenyum tipis, kemudian dia mengecup tangan Jihoon.

” Okey, maybe nextime..”

” Aku pergi..” Jihoon melangkah dengan cepat meninggalkan William.

” Kak ji..” Rara memanggil

” Kenapa Ra?” Tanya Jihoon

” Ada Kak Yoonbin..”

” Hah dimana?” Tanya Jihoon begitu kaget, Yoonbin datang?

” Diruang vip 8.” Jawab Rara, Jihoon melenggang pergi dengan cepat untuk menemui sang kekasih.

” Ben..” Jihoon menghampiri Yoonbin yang tengah berdiri memandangi pemandangan malam kota dari balik jendela.

” Kamu kok gak bilang mau dateng?” Tanya Jihoon.

” Gimana?”

” Hah?”

” Acara nostalgianya sama William?” Tanya Yoonbin, Jihoon meneguk ludahnya. Aura Yoonbin begitu tak mengenakan sekarang, Jihoon menjadi takut apalagi melihat tatapan tajam dari sang kekasih.

” Aku gak tau kalo dia ada disini Ben..” cicit Jihoon, dia melangkah mundur saat Yoonbin mendekatinya.

” Dia gak tau kalo kamu punya aku?”

Jihoon hanya menggelangkan kepalanya sebagai jawaban. “ Lain kali aku bakal nemuin dia dan bilang kalo kamu ini udah jadi milik aku.” Yoonbin memeluk Jihoon..

” Maaf..jangan marah..”

” Aku gak marah..” Yoonbin mengecup ceruk leher jenjang sang kekasih.

” Malam ini aku hukum kamu..”

” Hu-kum?” Jihoon meremat kemeja yang dipakai oleh Yoonbin saat kekasihnya itu mengigigit cuping telinganya.

” Kamu siap kan? Kamu milikku malam ini sayang, dan jangan coba buat lari dari aku..”

  • Good morning Baby..-

Yoonbin melangkah menuju dapur saat telinganya mendengar suara gaduh darisana. Kemudian bibirnya tersenyum melihat Jihoon yang nampak sibuk sendiri berkutat dengan peralatan dapur. Yoonbin semakin mendekat, kemudian dia memeluk tubuh kecil itu dari belakang dengan erat.

” Ben! Bikin kaget aja untung aku gak lagi pegang pisau.!”

” Maaf yang, lagi bikin apa sih? Sibuk banget kayanya..”

” Sarapan buat kamu.” Jawab Jihoon dengan senyuman manis dibibirnya

” Sekarang kamu sering banget main didapur.”

” Aku mau belajar masak tau, biar kamu betah makan dirumah.” Ucap Jihoon

Yoonbin tersenyum, dia mengecup pipi gembil Jihoon. “ Jadi pengen cepet nikah sama kamu.” Ucapnya kemudian dia mengendus leher jenjang Jihoon, Yoonbin sangat menyukai bau tubuh Jihoon. Wangi perpaduan mixberry yang begitu manis, Jihoon pandai memilih parfum sehingga Yoonbin selalu betah mengecupi leher jenjang itu.

” Yang ih geli, mending kamu mandi sana abis itu sarapan.”

” Masih pengen kaya gini..”

” Ben jangan digigit!” Pekik Jihoon saat Yoonbin menggigit lehernya, Jihoon yakin gigitan itu pasti akan membekas.

” Ben aku udah mandi, sana mending kamu beresin sendiri dikamar mandi.” Ucap Jihoon, dia tahu jika sang kekasih tengah butuh saat ini.

” Tega banget yang..”

” Udah sana! Nanti malem aku kasih.”

” Bener yah?”

” Iya bawel banget sih! Sana mandi atau enggak sama sekali?” Ancan Jihoon, lalu Yoonbin berlari kembali masuk kedalam kamar untuk segera membersihkan diri.

” Heran banget akhir-akhir ini Yoonbin hormonnya ngelunjak terus..” gumam Jihoon lalu kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

•••

” Yang..” panggil Yoonbin pada Jihoon yang tengah serius menyantap sarapan miliknya.

” Hmm?”

” Mau liburan gak?”

” Kemana?”

” Tadinya aku mau ajak kamu ke Hawai, tapi aku cuman punya waktu dikit. Kita ke Maldives aja gimana? Kita liburan sebelum Mamah sama Papah datang ke Indo.” Jawab Yoonbin

” Kapan?”

” Ya besok kita berangkat, mau gak?”

” Mau! Aku juga lagi gak ada jadwal.” Jawab Jihoon dengan senang hati, lagipula dia sudah lama tidak pergi liburam berdua dengan Yoonbin. Terakhir mereka pergi ke Jepang untuk liburan.

” Kita Honeymoon.”

” Nikah aja belum!”

” Ya gak papa nyicil dulu..”

” Nyicil apaan sih?!” Dengus Jihoon, sementara Yoonbin tertawa kecil melihat raut kesal diwajah Jihoon..

  • Morning Suprise -

Jaehyuk kembali masuk kedalan kamar setelah dia mendapatkan pengusiran dari Asahi tadi. Dia dengan sang kekasih memanh tengah ribut kecil, masih mendebatkan hal yang sama yaitu tentang persiapan pernikahan. Jujur saja, Jaehyuk lelah dia seharian bekerja dan saat pulang kerumah dia malah bertengkar dengan sang kekasih.

Jaehyuk menaiki tempat tidurnya, dia menatap punggung Asahi. Dia tahu jika kekasih manisnya itu belum tertidur...

” Yang..” Tak ada sahutan sama sekali dari Asahi.

” Aku tahu kamu belum tidur..”

” Ngapain kamu masuk lagi ?” Tanya Asahi tanpa membalikan badannya. Jaehyuk mendesah kasar, dia mendekati sang kekasih dan merengkuh tubuh kecil kedalam pelukan hangatnya.

” Maaf yah udah bikin kamu kesel..” Bisik Jaehyuk, dia mengecup puncuk kepala Asahi.

” Aku tahu kamu juga cape, kita akhir-akhir ini ribut terus. Aku ngerti kok kamu emang lagi pusing ngurusin persiapan pernikahan, kamu disini yang paling banyak ngurus semuanya. Maafin aku yah..hmm?”

” Harusnya aku yang minta maaf karena terus nuntut kamu..” lirih Asahi, si manis itu terisak kecil.

” Kok kamu nangis..?”

” Maafin Sahi Je..” isak Asahi, Jaehyuk tersenyum kecil. Dia membalikan tubuh Asahi, lalu mengecup kedua mata Asahi.

” Udah jangan nangis, yaudah aku ngalah aja kita honeymoon ke Santorini aja.”

” Tapi kan kamu mau ke madrid.” Asahi mendongkak untuk menatap wajah tampan kekasihnya itu.

” Lain kali aja kita ke madrid, aku mau nyenengin kesayanganku dulu.” Jaehyuk merunduk untuk memberikan kecupan kecil dibibir Asahi. Asahi tersenyum senang, dia memeluk Jaehyuk dengan erat.

” Sahi sayang Jae..” cicit Asahi

” Apa aku gak denger ?”

” Ih! SAHI SAYANG JAE PUAS KAMU?”

” Astaga gemes banget kesayanganku ini...” Jaehyuk mengecupi seluruh wajah Asahi dan membuat siempu terkikik lucu.

” Jae geli..”

” Gak mau masih gemes, masih mau cium!”

” Jae!”

•••

Suara dering ponsel mengganggu tidur nyenyak Asahi, si manis mengerang dan mendengus sebal.

” Je angkat telponnya..” Asahi merengek namun rengekannya tak kunjung mendapatkan respon dari sang kekasih. Dan mau tak mau Asahi meraih ponsel miliknya dan mengangkat panggilan yang masuk untuknya.

” Hallo..”

' Yang turun dong ke basement.' Asahi bisa mendengar suara Jaehyuk disebrang sana. Dengan mata setengah terbuka Asahi menoleh ke sisi sampingnya, Jaehyuk tidak ada disana.

” Kamu ngapaim di basement sepagi ini?”

' Makannya ayo turun biar kamu tau.'

” Males..”

' Yang, sumpah deh kalo kamu turun kamu bakal kaget liat sesuatu.'

” Ih iya iya!” Asahi menutup panggilannya secara sepihak, dia beranjak dari tempat tidur menyambat mantelnya lalu memakainya. Dia melangkah pergi untuk menyusul Jaehyuk yang berada dibasement apartement tempat mereka tinggal iu.

” Je!” Asahi memanggil Jaehyuk

” Suprise!” Teriak Jaehyuk seraya memperlihatkan sebuah mobil audi disampingnya.

” Je ?”

” Sini sayang..” Asahi melangkah mendekati Jaehyuk.

” Mobil siapa?” Tanya Asahi.

Jaehyuk tersenyum, tangannya melingkar memeluk pinggang kekasih manisnya itu.

” Mobil kamu.”

” Je jangan becanda deh.” Asahi menatap Jaehyuk

” Aku serius sayang, mobil baru buat kamu. Hadiah pernikahan dari aku..” ucap Jaehyuk

” Serius ini buat aku?” Tanya Asahi masih tak percaya.

” Iya sayangku..cintaku pujaan hatiku. Ini buat kamu, gimana suka gak?”

Asahi tak menjawab, karena lelaki manis itu memilih memeluk erat Jaehyuk.

” Jeje huhuu..” dan si manis malah menangis

” Kok nangis?”

” Makasih..aku seneng banget..” isak Asahi Jaehyuk tertawa kecil

” Jadi suka nih?”

” Suka! Suka banget!”

” Syukurlah awalnya aku takut mobil ini bukan selera kamu.” Jaehyuk mengecup kening Asahi.

” Sahi sayang Jaehyuk pokoknya!”

” Jaehyuk juga sayang Sahi, tetap sama Jaehyuk yah? Kita habisin sisa umur kita bareng-bareng kamu maukan ?”

Asahi dengan cepat menganggukan kepalanya. “ I love you!”

” I love you too hikun..”

  • Sup Ayam -

” Lo sibuk gak hari ini?” Tanya Jihoon pada Yeji

” Enggak, kenapa emang?”

” Ke apartement gue yuk? Ajarin gue bikin sup ayam.”

Yeji tersedak kopi miliknya saat mendengar perkataan Jihoon. “ Sumpah demi apa? Seorang Parl Jihoon minta diajarin masak sama gue?” Tanya Yeji tak percaya

Jihoon mencebikan bibirnya

” Emang kenapa sih? Gue kan mau belajar biar pas nikah nanti gue yang masakin Yoonbin.”

” Lo masak telor ceplok satu aja heboh bukan main.” Sahut Ryujin yang sedari tadi fokus pada macbook miliknya.

” Takut kecipratan minyak dia..masak mie aja kelembekan.” Asahi ikut menyahut.

” Kenapa gue jadi diledekin sih?” Kesal Jihoon

Mereka tertawa kecil, melihat Jihoon yang kesal adalah hiburan tersendiri bagi mereka. Dan mereka senang karena Jihoon perlahan ceria seperti dulu.

” Gue udah beli bahannya, ayo ajarin gue bikin sop.” Ucap Jihoon kembali membujuk Yeji.

” Iya iya, nanti sore kita bikin sop.” Akhirnya Yeji menyetujui permintaan Jihoon.

” Yes! Kan nanti gue gak malu-malu amat kalo ditanya ortunya Yoonbin apa gue bisa masak atau enggak.” Jihoon tersenyum senang.

•••

Jihoon tersenyum senang saat melihat Yoonbin pulang, dia berlari dan melompat kedalam pelukan kekasihnya itu.

” Astaga yang..kalo jatoh gimana? Untung kamu gak berat.” Ucap Yoonbin seraya membenarkan posisi tubuh Jihoon didalam pelukan koalanya.

” Kamu telat sepuluh menit.”

” Cuman sepuluh menit doang loh yang..”

” Tetep aja telat, gak ada cium buat malam ini.”

” Kok gitu sih?”

” Biarin..” Jihoon menjulurkan lidahnya, Yoonbin hanya tertawa melihat kelakuan kekasih manisnya itu.

” Kenapa kamu nyuruh aku cepat pulang? Gak kaya biasanya.”

” Turunin aku dulu..” Yoonbin menurunkan tubuh Jihoon, si manis kemudian menarik lengan Yoonbin dan membawanya kearah dapur.

” Tadi aku abis belajar masak sama Yeji, dan aku bikin sup ayam. Kamu cobain yah?”

Yoonbin meneguk ludahnya. Terakhir kali Jihoon membuatkan dia pasta, dan rasanya sungguh luar biasa tidak enak. Dan kali ini kekasihnya itu membuatkan sup ayam untuknya.

Melihat dari rupa sup ayam itu memang terlihat enak, tetapi tidak tahu bagaimana rasanya.

” Enak gak nih?”

” Ih enak! Aku udah coba? Ayo makan aku ambilin nasinya.” Jihoon beranjak mengambil sepiring nasi untuk Yoonbin.

” Ayo makan Ben..”

Yoonbin mengangguk, dia menghela nafas sejenak sebelum mencicipi sup ayam buatan Jihoon.

” Gimana? Kamu harus bilang yang jujur enak apa enggak.”

Yoonbin diam sejenak

” Lumayan..”

” Kok lumayan?” Jihoon menekuk wajahnya

” Katanya harus jujur..”

” Gak ada kata-kata lain apa?”

” Luar biasa!” Yoonbin memberikan satu jempol kepada Jihoon. Jihoon tersenyum senang, kali ini masakannya tidak gagal seperti sebelum-belumnya.

” Tumben kamu mau belajar masak.”

” Kan biar pas nikah nanti aku yang masakin kamu.” Ucap Jihoon dengan wajah yang memerah malu.

” Ututu kamu emang yang terbaik, sini aku mau kasih cium sebagai hadiah.” Jihoon tertawa kecil, dia meringsut maju dan duduk dipangkuan Yoonbin. Yoonbin mencium bibir Jihoon dengan lembut.

” Makasih ya sayang...” Ucap Yoonbin setelah melepaskan tautan bibirnya.

” Nanti aku bakal belajar masak lagi biar Ben seneng.”

” Tapi hati-hati yah, tangannya jangan sampe luka.” Yoonbin mencium telapak tangan Jihoon.

” Siap capt! Makannya abisin ayo!”

” Suapin dong..”

” Manja..” Jihoon mendengus, namun dia tetap menyuapi Yoonbin..