Back to home
🌻
” Ji udah minumannya anjir, lo kalo mabok nyusahin!” Sungut Haechan, dia kesal sendiri melihat Jihoon yang sedari tadi tidak berhenti meneguk whiskey miliknya.
” Kak Mark lama banget..” Lalu Haechan menggerutu karena sang kekasih tak kunjung datang. Sejujurnya dia kurang nyaman berada ditempat itu, namun dia tidak bisa membiarkan Jihoon sendirian disana.
” Gue mau joget dulu Chan..” Jihoon meletakan gelasnya sebelum dia melangkah dan bergabung bersama kerumunan orang yang sedang asik berdansa diiringi musik keras yang diputar sang DJ.
” Eh anjir Ji!” Haechan memekik, namun dia tidak bisa menahan Jihoon, Haechan mendecak mau tak mau dia membiarkan Jihoon..namun matanya tak lepas memperhatikan temannya itu..setelah sang kekasih datang, dia akan menyeret Jihoon dan membawanya pergi.
Jihoon memekik girang, badannya begitu lihat menari mengikuti alunan musik keras dilantai dansa. Sejak kedatangannya ke club malam paling pupuler di Ibu kota itu, Jihoon langsung menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada disana Tentu saja mereka bisa mengenali Jihoon dengan cepat, dan beberapa kalipula Jihoon disapa oleh beberapa fansnya yang sengaja datang untuk menemui si manis itu.
” Hai Ji..” Jihoon menggeliat saat seseorang mendekat dan berbisik ditelinganya. Jihoon membalikan badannya, dia mendongkak menatap seseorang dihadapannya saat ini.
” Oh hai..” Jihoon tersenyum.
” Gue Petra, gue penggemar lo.” Lelaki bernama Petra itu mengenalkan dirinya pada Jihoon.
” Thank you, gue gak nyangka kalo gue dikenal banyak orang disini.”
” Siapa sih yang gak kenal sama lo Ji..” Petra, meraih tangan Jihoon lalu mengecupnya.
” Wow apa ini ?” Jihoon tertawa kecil
” Sebagai bentuk rasa seneng gue karena ketemu sama lo.” Ujar Petra, dia mengelus tangan Jihoon yang masih berada dalam genggamannya.
” Ada-ada aja lo..” Jihoon melepaskan tangannya, sejujurnya dia sedikit tak nyaman dengan perlakuan lelaki itu. Sebelumnya para penggemarnya tidak ada yang seperti itu, mereka hanya menyapanya dan berjabat tangan dengannya.
” Mau minum bareng gue ? Gue mau ngobrol banyak sama lo.”
” Makasih atas ajakan lo, tapi gue gak ada waktu..temen gue juga udah nungguin maaf ya..” Ucap Jihoon, sebisa mungkin menolak dengan halus ajakan penggemarnya itu.
” Cuman minum doang lo Ji, gak akan lama.”
” Tapi temen gue udah nunggu, mungkin lain kali.” Jihoon tersenyum kecil, dia hendak melangkah pergi namun Petra malah mencekal lengannya.
” Kapan lagi gue ketemu lo Ji ? Ini kesempatan gue buat mengenal lo lebih deket lagi.” Jihoon meringis, karena cekalan ditangannya cukup kuat.
” Bisa lepasin tangan gue gak ? Lo udah berlaku gak sopan sama gue.” Pinta Jihoon sebisa mungkin mengontrol diri untuk tidak berteriak pada lelaki dihadapannya itu.
” Jangan sok jual mahal gitu dong Ji, gue gau lo pasti udah dipake sama banyak orang. Gue perlu bayar berapa biar lo mau tidur sama gue ?”
Mata Jihoon membulat setelah mendengar perkataan lelaki itu. “ Gue bukan orang kaya gitu, penggemar gue yang lain masih bisa hargain gue saat ketemu gue tadi. Tapi lo udah kurang ajar! Lepas!” Pekik Jihoon dan sukses mengundang perhatian beberapa oranh disekitarnya, termasuk Haechan yang kini melangkah untuk menghampiri Jihoon.
” Ji ada apa ?”
” Sombong banget lo Ji, gue gak miskin. Gue banyak duit buat bayar lo Ji, lo cukup ngangkang dibawah-” Jihoon melayangkan tamparan keras dipipi lelaki kurang ajar itu, matanya menyalang penuh emosi.
” Heh setan! Yang sopan lo kalo bicara! Lepasin!” Haechan menyentak lengan Petra agar terkelas dari lengan Jihoon.
Petra tersenyum miring, dia mengelus pipinya yang berdenyut sakit karena tamparan dari Jihoon. “ Sebelumnya gak ada yang berani nampar gue, dan lo jalang rendahan beraninya nampar gue.”
” Karena lo pantes dapetin itu! Pergi atau gue patahin leher lo!” Sahut seseorang, Jihoon dan Haechan sama-sama menoleh.
” Yoonbin..” Jihoon begumam
Petra mendecak, dia menatap Jihoon sejenak sebelum akhirnya melenggang pergi dari sana. Yoonbin mendengus, kemudian dia melangkah menghampiri Jihoon dan menarik lelaki itu untuk keluar dari dalam Club.
” Ji!” Haechan ikut keluar mengikuti keduanya.
” Bin ngapain kamu disini ?” Tanya Jihoon
” Ikut gue pulang.”
” Kemana ?”
” Rumah.” Yoonbin membukakan pintu mobil untuk Jihoon.
Jihoon terdiam sejenak, sebelum dia akhirnya mengerti apa yang dimaksud oleh Yoonbin. “ Gak mau, gue gak mau pulang.”
” Lo mau tidur disini ?”
” Ya tidur dirumah Guanlin lah.” Jawab Jihoon
” Jangan numpang dirumah orang Jihoon.”
” Itu rumah Guanlin bukan rumah orang.”
Yoonbin mengacak rambutnya merasa begitu frustasi dengan Jihoon. Jika bukan karena sang Papah dia tidak mau repot-repot menyusul Jihoon dan membawa lelaki itu untuk kembali kerumahnya. “ Rumah lo itu bukan dirumah Guanlin.”
” Terus dimana ? Gue gak punya rumah.”
” Rumah lo itu rumah gue.” Ujar Yoonbin.
” Hah ?”
” Masuk sebelum gue emosi.”
Jihoon mendengus, dia menatap Haechan yang berdiri seperti orang bodoh dibelakangnya. “ Chan gue pulang dulu.” Ucapnya kemudian masuk kedalam mobil Yoonbin.
” Gue ditinggal ?” Gumam Haechan setelah mobil milik Yoonbin pergi dari hadapannya.
• •
” Gue besok mau balik kerumah Guanlin.”
Yoonbin yang tengah membuka kancing kemejanya menoleh kearah Jihoon. “ Siapa yang ijinin lo buat balik ke rumah Guanlin ?”
” Gak ada, mungkin angin yang ijinin.” Jihoon memainkan jari jemarinya, dia menundukan.
Yoonbin menghela nafasnya, dia menghampiri Jihoon. “ Lihat gue.”
Jihoon perlahan mendongkak, wajahnya memerah saat melihat perut sexy Yoonbin yang terpampang jelas dihadapannya.
” Lo gak bisa balik kerumah Guanlin lagi.”
” Lo kenapa ?”
” Karena gue gak ijinin lo! Ngerti ?”
” Tapi barang-barang gue ada disana.”
” Nanti gue nyuruh orang buat ambil barang lo.” Ucap Yoonbin lalu melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dan meninggalkan Jihoon yang kini tersenyum bahagia karena dia bisa kembali kerumah Yoonbin, dan tersenyum bahagia karena perlakuan Yoonbin padanya.
” Ini rencana gue berhasil ?”
” Enggak belum Ji, Yoonbin belum nyerah sama lo. Lo cuman harus jual mahal dikit, ayo sekarang mikir dan susun rencana lagi.” Jihoon harus bekerja keras lagi untuk membuat rencana
- Mari membuat Yoonbin jatuh cinta padanya -