Laulyn

Jauh

πŸ¦‹

” Yang..”

Yoonbin dengan cepat mengunci layar ponselnya saat Jihoon datang menghampirinya. Jihoon tersenyum manis, dia meringkuk dan mendudukan dirinya diatas pangkuan sang kekasih. Dia memeluk erat leher Yoonbin, kemudian merebahkan kepalanya dengan nyaman dibahu kekasihnya itu.

” Udah ngobrol sama Papahnya yang ?” Tanya Yoonbin

Jihoon mengangguk, dia mengecup pipi Yoonbin. β€œ Kenapa kamu jadi manja gini ?”

” Emangnya gak boleh ?”

” Bukan gitu sayang, ini kan masih dirumah kamu kalo orang lain liat gimana ?” Yoonbin memainkan anak rambut Jihoon yang berantakan.

” Biarin, aku tuh kangen sama kamu yang..” Jihoon mengerucutkan bibirnya

” Kangen ?”

Jihoon mengangguk, dia mendesah kecil. β€œ Akhir-akhir ini aku ngerasa hubungan kita jadi menjauh.” Jujur Jihoon. Entah perasaannya atau memang iya, hubungannya dengan Yoonbin terasa sangat jauh akhir-akhir ini. Jihoon merasa sifat Yoonbin berubah semakin harinya..

” Kenapa kamu ngerasa kaya gitu hmm ?”

” Sifat kamu berubah bin..”

” Yang, itu cuman perasaan kamu aja. Aku masih disini, masih ada buat kamu..jangan berpikiran kaya gitu lagi hmm ?” Yoonbin mengelus wajah Jihoon dengan lembut, dia menatap dua mata sabit milik Jihoon.

” Jangan pernah berubah ya bin ?”

” Aku gak akan pernah berubah, kamu juga ya ?”

Jihoon tersenyum dia mengangguk, kemudian dia mengecup bibir Yoonbin. β€œ Sayang kamu..”

” Sayang aku juga yang, kamu mau disini dulu atau pulang ke apart ?”

” Disini dulu, aku kangen rumah. Besok aku balik ke apart. Kamu nginep disini ya ?” Jihoon menatap penuh harap pada Yoonbin, dia masih ingin menghabiskan waktu dengan kekasihnya itu.

” Gak enak kalo aku nginep disini, besok aku jemput aja ya ?”

Bibir Jihoon mencebik β€œ Yaudah..”

Yoonbin tersenyum, dia menangkup wajah Jihoon dan mencium plum kemerahan milik si manis. β€œ Jangan cemberut, kamu habisin waktu aja sama keluarga kamu malam ini.”

” Kamu mau pulang sekarang yang ?”

Yoonbin melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

” Aku pulang sekarang yah ?”

” Heem, hati-hati jangan main dulu. Harus pulang kerumah pokoknya.”

” Iya sayangku..”

” Aaa masih kangen..” Jihoon merengek, dia memeluk erat Yoonbin seakan-akan tak ingin melepasnya sampai esok.

” Manja banget sayangku, manjanya besok dilanjutin. Aku pulang yah..”

Jihoon mengangguk, dia beranjak dan mengantarkan Yoonbin sampai depan rumahnya. β€œ Hati-hati yang, kalo udah sampe rumah kabarin.”

” Iya yang, jangan tidur malem kamu.”

” Iya suamiku heheheh”

Yoonbin ikut tertawa kecil, kemudian dia masuk kedalam mobilnya dan melajukannya meninggalkan rumah Jihoon. Dia tidak akan pulang, karena dia masih punya satu tujuan lagi..yaitu menemui Junkyu.

β€’β€’β€’ Junkyu masuk kedalam mobil Yoonbin yang terparkir cukup jauh dari depan rumahnya. Tentu saja Yoonbin melakukan itu demi menghindari pertanyaan-pertanyaan Jisoo karena dia datang untuk menemui Junkyu tanpa ada Jihoon disampingnya.

” Ngapain sih kesini ?” Tanya Junkyu dengan kesal

” Ngapain lo pergi sama Hyunjin ?” Tanya Yoonbin langsung tanpa basa basi.

” Cuman main doang, emang kenapa sih ?”

” Lo tau kalo dia suka sama lo, gimana kalo dia salah paham sama lo yang tiba-tiba mau diajak jalan ?”

Junkyu mendesah kasar β€œ Lo cemburu ?”

” Hah ?”

” Lo cemburu gue pergi sama Hyunjin ?” Tanya Junkyu

” Gak cemburu, cuman gue suka aja.”

Junkyu tertawa kecil, dia mendekat dan meringsut untuk duduk diatas pangkuan Yoonbin. β€œ Bilang aja kalo cemburu, dikening lo udah ketulis sangat jelas tuh.” Ledek Junkyu

Yoonbin tersenyum miring β€œ Iya gue cemburu.”

” Bagus dong, itu artinya lo emang sayang sama gue.”

” Kalo gue gak sayang sama lo, ngapain gue ngajakin lo pacaran.”

” Ya siapa tau lo cuman jadiin gue pelampiasan.”

Yoonbin mendecak, dia mencubit bibir Junkyu. β€œ Mulai deh mulutnya kalo udah ngomong yang enggak-enggak.”

Junkyu terkekeh, dia merebahkan kepalanya dia bahu Yoonbin. β€œ Lo beneran mau nikahin Jihoon ?” Tanya Junkyu, Yoonbin diam dia memainkan jari jemari milik Junkyu.

” Kalo lo nikah sama dia, gue sama siapa ? Gue sayang banget sama lo, gue gak mau kehilangan lo.”

” Yaudah gue nikahin lo juga kalo itu.”

Junkyu mendecak sebal, Yoonbin terdengar menghela nafas. β€œ Gue bingung..”

” Bingung kenapa ?”

” Gue emang mau nikahin Jihoon, tapi niat gue itu tiba-tiba pudar. Gue gak yakin sama keputusan gue ini..”

” Gue ngerasa hubungan gue sama Jihoon menjauh, Jihoon berubah..” Yoonbin melanjutkan perkataannya.

” Yaudah lo putusin aja dia.” Junkyu mengangkat kepalanya, dia kini beralih untuk menatap Yoonbin kembali.

” Gak harus putusin dia juga kyu..”

Junkyu memutar bola matanya malas β€œ Hubungan lo berdua makin hari makin gak jelas, ngapain lo masih mertahanin Jihoon ? Bin please deh, lo tau sendiri kalo Jihoon itu masih belum bisa move on dari Yoshi. Itu mungkin alasan kenapa hubungan kalian menjauh, Jihoon masih stuck ditempat..dia masih belum bisa lepas dari kenangannya sama Yoshi.” Ujar Junkyu, membuat Yoonbin berpikir keras saat ini.

” Gue gak tau, gue gak bisa mikir sekarang pikiran gue kalut.”

Junkyu mendelik sebal β€œ Kenapa lo gak pilih gue aja sih ? Emang kurang apa sih gue ? β€œ

” Udah kyu, jangan bahas lagi ya..gue cape. Gue pengen peluk lo aja..” Yoonbin mendekap erat tubuh Junkyu..

” Gue sayang sama lo..” cicit Junkyu

” Hmmm gue tau, gue juga sayang sama lo..”

Point of view 3

πŸ¦‹ .

β€’β€’

Jihoon sudah kembali beraktifitas seperti semula, begitupula dengan Asahi yang kini kembali menampakan diri dikampus setelah beberapa hari absen.

” Kyu sini!” Daehwi memanggil Junkyu untuk bergabung bersama. Junkyu tersenyum, dengan riang dia melangkah menghampiri teman-temannya.

” Hai guys..”

” Cerah banget lo, abis dapet doorprize apa ?” Tanya Somi

” Gak dapet apa-apa cuman lagi seneng aja.” Ujar Junkyu, tentu saja dia senang karena nanti malam dia akan menghabiskan waktu menonton bersama Yoonbin. Pemandangan itu tak luput dari pandangan Jihoon, dia menatap sahabatnya itu dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

” Kyu..” Jihoon memanggil Junkyu

” Kenapa ji ?” Junkyu menjawab dengan senyuman yang tak lepas dari wajah manisnya.

” Gue gak tau lo ternyata deket sama cowok gue.”

Senyuman diwajah Junkyu memudar. β€œ Maksudnya apa ji ?”

” Gue gak masalah lo deket sama Yoonbin, tapi tolong lo tahu diri. Jangan mentang-mentang lo deket sama Yoonbin lo bisa seenaknya manfaatin dia.” Ujar Jihoon membuat yang lainnya serempak terdiam.

” Lo ngomong apa sih ji, gue gak ngerti..gue gak deket sama Yoonbin.” Elak Junkyu, dia tersenyum canggung saat beberapa orang yang duduk dekat dengan meja mereka mulai memperhatikannya.

” Oh baguslah kalo lo gak deket sama cowok gue, mending lo cari pacar sana biar cowok gue gak perlu nganterin lo pulang lagi biar lo tahu diri juga. β€œ Ujar Jihoon lalu memainkan ponsel miliknya tanpa tahu jika Junkyu kini tengah mengepalkan tangannya.

” Ji kok lo ngomong gitu sih..” Somi membuka mulutnya, dia menggenggam tangan Junkyu.

” Gue bicara fakta kok, kyu kalo lo masih mau gue anggap sebagai sahabat mending lo jaga tingkah lo itu..gue pergi dulu.” Jihoon beranjak dari tempat duduknya dan melenggang pergi begitu saja.

” Ji! Jihoon!” Teriak Asahi memanggil Jihoon, dia mendesah kecil kemudian ikut beranjak untuk menyusul Jihoon.

” Kyu, jangan didengerin apa kata Jihoon. Jihoon lagi kalut, jadi maklum ngomongnya ngelantur.” Somi mengusap lengan Junkyu.

” Ah iya gue gak papa, nanti biar gue bicarain lagi sama Jihoon.” Junkyu tersenyum tipis, meskipun dalam hatinya dia mengumpat.

Jihoon sudah nempermalukan dirinya..

β€’β€’

” Yos ada yang nyariin lo.” Yoshi menoleh kearah Soobin, keningnya berkerut.

” Siapa ?”

” Lihat aja, didepan udah rame.” Jawab Soobin.

Yoshi melangkah keluar dari ruang BEM, kemudian dia mendecak sebal mendapati sosok Danny yang tengah duduk menunggunya. Untuk apa Danny datang ke kampusnya dan membuat rusuh seisi kampus.

” Jay!” Danny berteriak girang saat matanya menatap sosok Yoshi yang berjalan kearahnya, kemudian lelaki bertubuh mungil itu menghambur memeluk Yoshi dengan erat.

” Lepasin! Ini masih dikampus jangan malu-maluin gue ya.” Yoshi melepaskan paksa pelukan Danny.

” Kok gitu ? Kenapa gue gak boleh peluk lo ? Gue kan tunangan lo!” Sebal Danny

” Lo bukan tunangan gue, dan ngapain lo kesini ?”

” Ayo kita makan siang bareng.”

” Gue udah makan siang, sana lo makan aja sendiri.” Yoshi hendak beranjak pergi kembali namun teriakan Danny membuat dia tetap diam ditempat.

” JAY! AKU GAK SUKA DITOLAK!”

Teriakan Danny tentu saja menarik perhatian orang lain, Yoshi mendecak sebal dia mengumpat dalam hati.

” Gak usah teriak!”

” Makannya ayo makan siang sama gue, atau gue bikin rusuh disini!” Ancam Danny, Yoshi meremat rambutnya.

” Setelah makan siang lo pulang.”

Danny tersenyum senang, dia memeluk lengan Yoshi dengan erat. β€œ Yes, ayo..”

Yoshi mendesah pelan, dia membiarkan Danny menggandengnya jika dia menolak lelaki itu pasti akan semakin membuat malu dirinya..

” Kenapa ?” Tanya Danny heran saat Yoshi tiba-tiba berhenti melangkah, kemudian matanya menatap sosok lelaki yang berdiri tak jauh dari mereka.

” Siapa ?” Tanya Danny dengan mata yang tak lepas memperhatikan lelaki itu.

” Ji..” Yoshi memanggil, Jihoon tersenyum tipis lalu kembali melanjutkan langkah kakinya dan pergi begitu saja.

” Dia siapa Jay ?”

” Bukan siapa-siapa.” Jawan Yoshi

” Bener ?”

” Iya.”

” Bagus, kalo dia hama diantara kita mau aku singkirin.” Ucap Danny, Yoshi bisa saja marah karenanya tetapi lelaki itu tampak diam dan memikirkan sesuatu..

Point of view 2

πŸ¦‹

⚠️ πŸ”žβš οΈ

” Can I kiss you.. ?” Bisiknya

Jihoon hanya mengangguk, dia terlalu terhipnotis dengan aura dominan dari seorang Kanemoto Yoshinori. Jihoon membiarkan Yoshi menciumnya, ciuman yang kesekian kali mereka lakukan. Tangannya mengalung erat dileher jenjang milik Yoshi, Jihoon melenguh ciuman kali ini benar-benar berbeda. Ciuman yang terlalu menuntut dan intens namun Jihoon menyukainya.

Nafas Jihoon terengah saat ciuman diantara mereka terlepas, wajahnya terasa panas saat ini. Yoshi tersenyum, dia mengecup berulang kali plum milik Jihoon.

Jihoon refleks mengalungkan kedua kakinya pada pinggang milik Yoshi saat lelaki itu mengangkat tubuhnya. β€œ I want you..” Yoshi menghirup aroma yang memabukan dibalik ceruk leher milik Jihoon, dia menahan diri untuk tidak meninggalkan satupun jejak disana meskipun dia ingin.

” You can touch me..” Jihoon memang sudah gila, pikirannya tengah kalut saat ini dia hanya ingin melampiaskan semuanya meskipun dia harus kembali mengkhianati Yoonbin.

Yoshi membawa Jihoon keatas sofabed besar yang berada diruangan itu, keduanya kembali saling berbagi ciuman intens. Yoshi melucuti semua pakaiannya, begitupula dengan Jihoon. Jihoon menatap proporsi tubuh mantan kekasihnya itu, semuanya terpahat sempurna.

” You look so hot..” ucapnya, Yoshi tersenyum tipis.

Jihoon menahan nafas saat tangan Yoshi dengan lembut mengusap paha dalamnya. Bibirnya melenguh saat Yoshi menyentuh setiap titik sensitifnya, dan itu membuatnya gila. Dia membiarkan Yoshi berbuat semaunya padanya, karena diapun sangat menikmatinya. Menikmati setiap sentuhan Yoshi yang memabukan dan membuatnya melayang.

” Look at me baby..” Jihoon membuka matanya, tatapan mereka bertemu.

” Spread your legs honey..”

Jihoon sudah benar-benar terhipnotis, dia mengikuti apapun yang dikatakan oleh Yoshi. Dia melebarkan kakinya dan menyambut Yoshi untuk datang. Pekikan Jihoon terbungkam oleh ciuman Yoshi, dia meremat bahu kokoh itu. Mereka sudah pernah melakukannya, tetapi kenapa rasanya tetap terasa sakit.

Yoshi menggeram, dia urat-urat lehernya begitu terlihat sangat jelas. Dia mengecup plum Jihoon sebelum perlahan mulai menggerakan badannya, dia ingin Jihoon merasa nyaman terlebih duly karena dia tidak ingin menyakiti lelaki manis itu.

Alunan-alunan merdu perlahan mulai terdengar dari bibir Jihoon, Yoshi tersenyum puas karena itu artinya Jihoon sudah merasa nyaman karenanya. Yoshi menatap wajah cantik Jihoon yang berpeluh dibawahnya, mata sabitnya terpejam namun bibirnya terbuka dan tak berhenti mendesahkan namanya. Pemandangan itu membuat dirinya semakin bergairah, untuk sejenak Yoshi merasa iri dan marah karena Yoonbin bisa melihat pemandangan indah seperti ini.

Yoshi merunduk dia mencium bibir itu dengan dalam, lalu mengecupi setiap inci leher jenjang itu menggeram rendah ditelinga si manis. Berulang kali dia membisikan betapa cantiknya Jihoon, dan betapa sayangnya dia pada lelaki manis itu.

” Ughhh hiks..” Jihoon menangis, bukan karena dia kesakitan tetapi karena dia terlalu menikmatinya. Yoshi memperlakukannya dengan lembut namun begitu intim.

Jihoon terhenyak saat dia sampai pada pelepasan pertamanya, sebelum dia bernafas Yoshi lebih dulu membalikan tubuhnya. Kini tubuhnya berada diatas tubuh kokoh mantan kekasihnya itu, wajah Jihoon memerah karena dalam posisi itu dia bisa melihat dengan jelas wajah tampan seorang Yoshi.

” Ride me baby..”

Kembali terhipnotis oleh tatapan dominan yang menguar dari dua obsidan hitam itu, Jihoon menuruti apa yang dikatakan Yoshi. Lelaki bermata sabit itu mulai menggerakan badannya, tangannya berpegang kuat pada perut berotot milik Yoshi. Bibirnya kembali mengalun dengan indah, Yoshi tersenyum puas dia menarik pinggang kecil itu untuk dia peluk dan kembali mengambil dominasi diantara percintaan mereka.

” You look so sexy baby..” bisiknya membuat wajah Jihoon semakin memerah.

” Gue iri karena Yoonbin bisa ngeliat pemandangan indah ini..”

” Don't say his name!” Jihoon memekik, dia mencium Yoshi dengan kasar. Jihoon tidak mau mendengar nama itu disaat seperti ini.

” I'm sorry baby..tonigt is our night..”

Yoshi membalikan posisi kembali, karena dia butuh pelepasan pertamanya dan dia tidak mau membuat Jihoon terlalu kelelahan karenanya.

” Ji..” Yoshi menggeram saat dia akhirnya menyambut pelepasan pertamanya. Dia mengatur nafasnya, kemudian mengecupi wajah cantik Jihoon.

” Thank you baby..” bisiknya, dia membopong tubuh Jihoon dan membawanya kedalam kamar miliknya. Menidurkan lelaki manis itu dengan pelan, dia merunduk untuk memberikan satu kecupan kecil di kening Jihoon.

” Sleep well honey..” ucapnya, lalu ikut membaringkan diri dan mendekap tubuh Jihoon kedalam pelukan hangatnya..

β€’β€’β€’

” Ngapain kamu disini ?” Jihoon bertanya tanpa mau menatap kearah Yoonbin yang tengah duduk diatas sofa, lelaki manis itu melenggang menuju dapur untuk mengambil segelas air dan membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

” Darimana kamu ? Kenapa baru pulang ?”

” Bukan urusan kamu.”

” Ji darimana kamu ?” Tanya Yoonbin kembali kini dia bertanya dengan penuh penekanan.

” Aku dari rumah.” Jihoon menjawab dengan singkat.

” Sekarang aku tanya, kemana kamu kemarin ? Aku gak mau dengar kamu ada urusan, basi tau gak bin.” Ujar Jihoon, kali ini dia menatap kekasihnya itu.

” Yang..”

” Kamu nganterin Junkyu ?” Pertanyaan Jihoon membuat Yoonbin diam ditempat, Jihoon tertawa kecil saat melihat perubahan jelas diraut wajah tampan Yoonbin.

” Sedeket apa kalian ? Seberapa sering kalian pergi tanpa aku tau ?”

Yoonbin melangkah menghampiri Jihoon, lelaki itu berusaha meraih lengam Jihoon namun segeta ditepis oleh siempunya.

” Kalian selingkuh ?”

” Kenapa kamu nuduh aku ?” Mata Yoonbin menyalang.

” Aku gak nuduh, tapi sikap kamu akhir-akhir ini aneh dan bikin aku curiga bin. Belum lagi kamu diam-diam suka nganterin Junkyu pulang. Kalian aneh..”

” Aku masih pacar kamu bukan sih bin ?” Jihoon bertanya dengan nada lirih, matanya berkaca-kaca tenggorokannya terasa sakit. Jihoon berusaha menahan diri untuk tidak menangis, dia tidak mau terlihat lemah dihadapan Yoonbin.

” Kamu masih pacar aku Ji, sampai kapanpun kamu milik aku.”

” Terus kenapa kamu rela nganterin Junkyu sama Mamihnya dan ninggalin aku di RS sendirian ? Hmmm ? Jawab aku bin!”

” Aku cuman mau berbaik hati nganterin mereka, apa kamu tega biarin mereka pulang naik taxi atau kendaraan online yang gak tau aman atu enggaknya ?”

” Tapi seenggaknya kamu bilang sama aku dulu Yoonbin!!!” Pekik Jihoon, tangisan yang sedari tadi dia tahan akhirnya pecah.

” Aku cape bin, aku cape berantem terus sama kamu..” Jihoon memukul-mukul dada bidang Yoonbin.

” Kalo kamu bosen sama aku kenapa kamu gak tinggalin aku aja ? Daripada sikap kamu yang perlahan berubah dan malah nyakitin aku.”

Yoonbin mendesah kasar, dia menarik tubuh bergetar Jihoon kedalam pelukannya. β€œ Maafin aku yang..” bisik Yoonbin, dia mengecup puncuk kepala Jihoon.

” Aku bosen kamu minta maaf terus, karena kamu pasti ngulangin kesalahan kamu lagi.” Isak Jihoon

” I'm sorry baby, kamu boleh tinggalin aku kalo aku bikin kamu nangis lagi..hmmm ?”

” Aku cape bin..”

” I know, dan ini salah aku. Gak seharusnya aku kaya gini, I'm sorry honey...”

Yoonbin mengusap airmata yang membasahi wajah cantik Jihoon, dia mengecup kedua mata sabit itu. Hatinya mencelos melihag bagaimana keadaan Jihoon sekarang, kekasihnya itu akhir-akhir ini kurang tidur karena selalu menjaga Asahi di Rumah sakit belum lagi Jihoon harus menangis karenanya.

” Aku mau istirahat..” Yoonbin mengangguk, dia mengangkat tubuh kecil Jihoon kedalam gendongan koalanya. Dan membawanya masuk kedalam kamar.

” Jangan pergi, aku mau peluk kamu..” Jihoon mengeratkan pelukannya, seolah-olah tak mau melepas Yoonbin sedetikpun.

” Aku gak akan kemana-mana sayang.” Yoonbin mengecup kening Jihoon cukup lama.

” I love you honey, and i'm sorry..” bisiknya..

Point of view

πŸ¦‹

” Nak Yoonbin makasih banget udah anterin tante sama Junkyu.” Ucap Jisoo

Yoonbin tersenyum, dia melirik kearah kaca mobil untuk melihat Jisoo dan Junkyu yang duduk dibelakang. β€œ Sama-sama tante, daripada tante harus naik grab mending aku anter. Bisa hemat uang juga kan..?”

” Tante jadi gak enak sama Jihoon, dia jadi harus nungguin kamu di RS.” Ujar Jisoo, Yoonbin tersenyum canggung dia sedikit tak enak karena harus beralibi pada Jisoo jika Jihoon yang menyuruhnya mengantarkan Jisoo dan Junkyu pulang.

” Gak papa, cuman sebentar kok.”

” Mih, aku boleh belajar nyetir mobil gak ?” Tanya Junkyu, Jisoo menoleh pada sang anak yang duduk disampingnya.

” Nyetir mobil ?” Junkyu mengangguk, dia memeluk lengan lengan sang Ibu dan menyandarkan kepalanya dibahu Ibunya itu.

” Iya biar Mamih kalo kemana-mana aku yang anterin, Pak Asep kan sekarang sering cuti karena istrinya sakit terus.” Jawab Junkyu

” Mau diajarin siapa sih kak ? Mau les ?”

” Biar aku yang ajarin Junkyu nyetir tan.” Sahut Yoonbin

” Nanti ngerepotin nak Yoonbin lagi, gak usah Kak kamu gak usah belajar nyetir.”

Junkyu mencebikan bibirnya β€œ Ih Mamih..”

” Gak papa tante, aku gak merasa direpotin. Nanti aku ajarin Junkyu gimana caranya nyetir yang baik dan benar.” Yoonbin kembali menyahut.

” Yaudah, tapi kamu harus hati-hati yah kalo udah bisa nyetir kamu jangan sembrono bawa mobilnya.” Jisoo mengusap puncuk kepala sang anak.

” Mamih emang yang terbaik, sayang Mamih banyak-banyak.” Junkyu tersenyum senang.

. . . β€œ Hujan Bin, gimana ? Jihoon masih nunggu di RS ?” Tanya Junkyu

Yoonbin menyimpan ponsel miliknya diatas meja, lalu dia mendekap tubuh Junkyu.

” Udah pulang dia.” Jawab Yoonbin seraya mengecupi puncuk kepala Junkyu.

” Bin, lepasin nanti kalo Mamih bangun terus lihat kita gimana ?”

” Mamih gak bakal bangun, Mamih udah minum obatnya kan tadi. Gue kangen tau, masa gue gak boleh peluk lo sih ?” Tanya Yoonbin

” Ya peluknya lo harus lihat situasi lagi dimana.”

Yoonbin tertawa, dia menarik Junkyu untuk duduk dipangkuannya.

” Bin!” Junkyu membulatkan matanya, dia terkejut karena bagaimanapun juga dia belum terbiasa dengan skinship seperti ini.

” Berat juga lo ternyata..”

” Bilang aja gue gendut.” Junkyu mendecak sebal

” Gak gendut cuman berisi aja.”

” Nyebelin!”

” Lo harus terbiasa skinship kaya gini kyu.”

” Ya tapi jangan tiba-tiba juga, gue kan kaget. Gue kan belum pernah pacaran..” Junkyu menunduk malu.

” Gemes banget sih, sini lihat gue jangan nunduk gitu.” Yoonbin mendongkakan wajah Junkyu. Dia terkekeh melihat wajah Junkyu yang memerah.

” Boleh cium lo ?”

” Hng ?”

” Kan katanya harus ijin dulu, jadi gue mau cium lo. Bolehkan ?”

Junkyu mengangguk wajahnya semakin memerah, membuat Yoonbin semakin gemas dibuatnya dan tanpa ba bi bu dia mendaratkan bibirnya diatas bibir merah milik Junkyu. Junkyu meremat baju yang dipakai Yoonbin, disaat seperti ini Junkyu selalu bingung dia harus apa. Jadi yang dia lakukan hanya diam tanpa membalas ciuman dari Yoonbin.

” Gerakin bibir lo kyu, gue gak mau lo diem aja.” Ucap Yoonbin, dia kesal karena Junkyu tak kunjung membalas ciumannya.

” Gue gak bisa ciuman..” cicit Junkyu

” Ikut insting aja sayang..” Yoonbin kembali memangut plum Junkyu, kali ini si koala manis itu mengikuti instingnya untuk membalas ciuman dari Yoonbin..

” Lumayan..” ujar Yoonbin setelah dia melepaskan tautan bibirnya.

” Lumayan apanya ?”

” Cara lo bales ciuman gue.”

” Ish nyebelin!”

Yoonbin tertawa, dia menarik Junkyu kedalam pelukannya. β€œ Gue pengen peluk sampe hujan reda.”

” Kalo gak reda-reda gimana ?”

” Ya peluk sampe besok.”

Junkyu tersenyum, dia menyamankan diri didalam pelukan Yoonbin. Nyaman, dan Junkyu iri karena Jihoon lebih dulu merasakan bagaimana hangatnya pelukan Yoonbin.

β€’β€’β€’

” Sorry, gara-gara gue lo jadi basah gini ji.” Ucap Yoshi

” Gara-gara hujan bukan lo.”

” Lo jadi harus mampir ke sini dulu, nanti kalo hujan reda gue langsung anterin lo pulang.”

Yoshi kembali membawa Jihoon ke apartement miliknya, karena diluar hujan mengguyur sangat deras dan tidak memungkinkan untuk dirinya menunggu hujan reda diluar sana. Karena Yoshi sangat tahu jika Jihoon sangat tidak tahan dengan udara dingin.

” Gue boleh pinjem baju lo dulu ? Gue gak mungkin pake baju basah kaya gini.”

” Gue cari baju yang ukurannya kecil dulu, lo bersihin badan dulu sana.”

Jihoon mengangguk kemudian dia melenggang masuk kedalam kamar Yoshi dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

.

” Gak ada baju kecil Ji maaf..” ucap Yoshi setelah dia melihat Jihoon yang memakai baju miliknya. Dan si manis nampak tak nyaman karena baju yang dikenakannya, bagaimanapun juga Jihoon merasa malu karena baju itu hanya menutupi sebagian pahanya saja.

” Lo gak ada celana panjang ?” Tanya Jihoon, dia tidak mungkin berpenampilan seperti itu didepan Yoshi.

” Celananya besar semua, pasti kedodoran buat lo.” Jawab Yoshi

” Gue mau bikin susu hangat dulu buat lo, lo tunggu disini.” Yoshi melenggang pergi menuju dapur untuk membuatkan segelas susu hangat. Sementara itu Jihoon buru-buru naik keatas kasur dan menutupi kakinya yang tereskpos dengan selimut. Mungkin tindakannya tidak sopan karena dia menaiki kasur tanpa seijin yang punya, tetapi Jihoon tidak bisa lebih lama mengumbar kaki jenjangnya didepan Yoshi.

” Maaf gue naik ke kasur lo, gue dingin.” Ucap Jihoon saat Yoshi masuk kembali kedalam kamar dengan segelas susu hangat ditangannya.

” Gak papa, minum dulu..” Jihoon mengambil susu hangat itu dan segera meneguknya.

” Hujannya masih deras, lo nginep disini aja ji gak papa ?” Tanya Yoshi, Jihoon mengangguk.

” Gak papa, tapi gue gak akan ngerepotin lo kan ?”

Yoshi tersenyum, dia mengusap noda susu yang mengotori ujung bibir Jihoon dengan ibu jarinya.

” Gue seneng lo ngerepotin gue ji..”

” Ah hehehe...” Jihoon tertawa canggung, telinganya terasa panas karena perlakuan Yoshi tadi.

” Abis ini tidur yah..”

” Lo mau tidur dimana ?” Tanya Jihoon

” Diruang kerja gue, kalo lo perlu sesuatu panggil aja.”

Jihoon menganggukan kepalanya β€œ Makasih..”

” Tidur yang nyenyak ji, goodnight.” Yoshi mengusap lembut surai halus milik Jihoon kemudian beranjak pergi. Setelah Yoshi keluar dari dalam kamar, Jihoon meletakan gelas yang kosong diatas nangkas meja kemudian mengurung dirinya didalam selimut. Si manis itu sibuk meruntuki deguo jantungnya yang sekarang tengah berdetak tak karuan, tentu saja semuanya karena lelaki yang seharusnya dia hindari tetapi lagi-lagi dia dekati. Kanemoto Yoshinori dengan segala perlakuannya..

β€’β€’

Jihoon terbangun saat mendengar suara petir yang menggelegar dengan keras, diluar hujan masih mengguyur dengan deras. Jihoon beranjak turun dari atas kasur, dan melenggang pergi keluar dari kamar. Si manis melangkah menghampiri sebuah ruangan, ruangan kerja milik Yoshi.

” Yoshi..” Jihoon membuka pintu ruangan itu, Yoshi yang belum tertidur sama sekali menoleh dia sedikit terkejut melihat Jihoon yang datang menghampirinya.

” Kenapa bangun ji ?”

” Kebangun sama suara petir.” Cicit Jihoon dengan mata yang tak lepas menyusuri setiap sudut ruangan itu. Lalu matanya berhenti pada sebuah figura besar yang terpanjang rapih didinding ruangan itu.

” Lo masih simpen foto ini ?” Tanya Jihoon. Itu adalah potret dirinya, yang diambil oleh Yoshi saat mereka masih berpacaran. Potret itu memperlihatkan Jihoon yang tengah tersenyum lebar seraya memeluk Virgon.

” Fotonya terlalu bagus ji..” Yoshi menghampiri Jihoon.

” Foto-foto lo gak pernah gue buang.”

Jihoon membalikan badannya untuk menatap mantan kekasihnya itu.

” Lo gak pantes buat gue buang ji, meskipun gue gak bisa milikin lo lagi seenggaknya biar gue tetap milikin kenangan tentang lo.” Jawab Yoshi

” Maaf..” lirih Jihoon

” Untuk ?”

” Karena lo harus punya perasaan itu..”

” Gue menikmati semuanya ji, gue baik-baik aja dengan perasaan gue sekarang buat lo.”

Jihoon mendesah kecil, dia mendekat dan mendekap tubuh tegap itu. Menyamankan diri didalam pelukan sang mantan..

” Gue sayang sama lo ji..”

” Gue tahu, gue juga sayang sama lo..” Jihoon mendongkak, ditengah cahaya yang temaram diruangan itu dia bisa melihat tatap Yoshi untuknya. Tatapan yang tak pernah berubah sejak dulu. Katakan saja Jihoon gila, dia ingin kembali memiliki Yoshi namun dia tak mau melepaskan Yoonbin. Jihoon tahu, sangat tahu jika tindakannya ini akan melukai salah satu dari mereka..

Yoshi merunduk, dia menatap dalam mata Jihoon yang berbinar meskipun ditengah cahaya temaram sekalipun.

” Can i kiss you ?” Bisiknya..

Doyoung Friend's

πŸ¦‹

Jihoon menatap 4 orang anak lelaki yang tengah duduk berjejer di sofa ruang tengah apartemennya. Mereka balik menatap dirinya dengan pandangan yang berbeda-beda. Jihoon mendesah kecil, lalu matanya menatap sang adik dengan pandangan kesal.

” Hai Kak ji masih inget gue gak ?” Tanya salah satu dari mereka

” Lo pikir gue hilang ingat woo ? Mana bisa gue lupa sama kalian, lo berempat kemana-mana berempat udah kaga boyband Korea.” Ucap Jihoon lalu beranjak dari tempat duduknya untuk melihat persediaan stock makanan miliknya. Namun sayang, yang tersisa hanya beberapa bungkus mie instan dan 2 butir telur sementara disana ada 4 orang anak yang harus dia beri makan.

” Gak ada makanan lo semua gofood aja.” Ucap Jihoon

” Gofood gak sehat kak.” Sahut Junghwan

” Kita kesini karena mau makan masakan Kakak.” Jeongwoo ikut menyahut.

Jihoon mendecak sebal, dia ingin beristirahat karena tubuhnya entah kenapa terasa lemas tetapi ke 4 malah anak itu datang dan merecoki dirinya.

” Belanja aja dulu sana.” Ucap Doyoung tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel miliknya.

” Yaudah Anterin gue kalo gitu.” Ucap Jihoon

” Males, Kaki gue masih sakit jadi agak susah jalan.” Doyoung menolak dengan cepat, Jihoon mendecak sebal jika tak ada yang lainnya sudah dipastikan Jihoon akan menyerang adik menyebalkannya itu.

” Kaki lo gak papa ya! Lo pikir gue gak tau?! Jangan ngebodohin gue!” Sungut Jihoon sementara Doyoung tertawa kecil. Tapi sungguh dia memang malas bergerak.

” Sama gue aja Kak, ayo..” Haruto beranjak dari duduknya lalu menyambar kunci mobilnya dari atas meja.

Jihoon mendesah kecil, sungguh dia sangat malas untuk pergi berbelanja tetapi melihat wajah para anak yang tengah beranjak dewasa itu membuat hatinya luluh.

” Gue ambil dompet dulu.”

” Gak usah Kak, biar gue yang bayar semuanya..ayo.” Haruto menahan kaki Jihoon yang hendak melangkah menuju kamar miliknya.

” Emang lo punya duit ?” Tanya Jihoon

” Jangan salah Kak, Haruto punya blackcard.” Sahut Junghwan

” Yaudah ayo..” Jihoon pergi melangkah lebih dulu

” Jangan lama-lama lo, jangan modusin Kakak gue.” Ujar Doyoung

Haruto tertawa β€œ Sekalian modus gak papa kali.”

” Dia udah punya cowok bego!” Sahut Jeongwoo.

” Bodo amat emang gue peduli.” Haruto dengan cepat melangkah pergi untuk menyusul Jihoon.

β€’β€’β€’

” Kak apa kabar ?”

Jihoon yang semula menatap jalanan melalui kaca mobil kemudian menoleh kearah Haruto.

” Baik, lo sendiri ?”

” Seperti yang lo liat.”

” Kayaknya lo sehat-sehat aja, lo juga makin tinggi terakhir ketemu sama gue kita masih sepantaran.” Jihoon mengagumi pertumbuhan Haruto yang begitu cepat, tinggi anak kelas 3 SMA itu sudah melebihi dirinya dan Haruto mempunyai tubuh profesional. Jihoon memakluminya, karena teman dari adiknya itu adalah seorang atlit basket.

” Lo udah punya pacar belum ?” Tanya Jihoon

” Belum..”

” Bohong, masa cowok ganteng kaya lo belum punya pacar sih..” Jihoon mendengus, Haruto tertawa kecil.

” Gue ganteng gitu ? Padahal biasa aja.”

” Gak usah sok merendah gitu!” Jihoon memukul kecil lengan Haruto.

” Masih bawel juga lo Kak ternyata..”

” Ya emang gue gimana ? Biasanya juga ginikan ? Masih sama kaya dulu..”

” Iya, masih sama tapi lo makin cantik kak makin lucu..gemes gue jadinya.” Ucap Haruto

Jihoon kembali memukul lengan Haruto, bisa-bisanya anak SMA itu menggoda dirinya.

” Pacaran sama gue Kak mau ?”

” Heh bocah, lo ngajak pacaran kaya ngajak beli cilor aja.”

Haruto tertawa, tapi sungguh dia memang menyukai Jihoon. Haruto menyukai Kakak dari sahabat karibnya itu, sejak dulu sejak pertama kali Haruto mengenal Jihoon.

Dan Jihoon, tentu saja dia juga tahu jika Haruto menyukai dirinya. Namun Jihoon berpura-pura tidak tahu semuanya, dia hanya tidak ingin memberikan harapan untuk anak tujuh belas tahun itu.

” Sekolah dulu yang bener gak usah pacar-pacaran dulu.”

” Kak mau bikin perjanjian sama gue gak ?”

” Perjanjian apa ?”

” Kalo gue lulus terus bisa satu Univ sama lo, lo harus jadi pacar gue gimana ?”

” Apa-apaan, gak usah aneh. Gue udah punya pacar Haru..”

” Gue tahu kok, ya siapa tahu sebelum gue masuk Univ lo udah putus duluan sama pacar lo Kak..”

” Sialan! Berdosa banget lo nyumpahim)n gue putus.” Sungut Jihoon, bibirnya mengerucut sebal. Haruto tertawa kemudian dia mengusak rambut Jihoon dengan gemas.

” Haruto!!”

” Jangan lucu-lucu kak nanti gue makin suka gimana ? Emang lo mau tanggung jawab ?”

. . .

” Haru bawain gue itu...” Jihoon menunjuk kearah kotak sereal favoritnya yang sialnya kenapa harus disimpan dirak paling atas.

” Makannya olahraga Kak jangan rebahan terus, lo jadinya bantetkan.” Haruto mengambil kotak sereak yang diinginkan Jihoon dengan gampang, tentu saja karena tinggi tubuhnya memudahkan dia menjangkau semua benda yang terletak diatas rak-rak tinggi.

” Lo aja yang ketinggian! Dan gue gak bantet ya!” Jihoon menyambar kotak sereal itu dari tangan Haruto, lalu dia dengan cepat melenggang pergi seraya mendorong troli miliknya.

” Yah dia ngambek..” Haruto tersenyum kecil seraya melangkah untuk menyusul Jihoon.

” Ngambek Kak ?” Tanya Haruto

Jihoon tidak menjawab, si manis terlihat sibuk memilih-milih jus botolan yang berjejer dirak.

” Maaf Kak gak maksud bilang lo bantet.” Ucap Haruto, Jihoon masih tak mau merespon

Haruto mendecak, kemudian dia tersenyum kecil saat sebuah ide tiba-tiba melintas diotaknya. Mungkin dia harus sedikit menjahili Jihoon. Haruto mendekat, dia mengukung tubuh kecil Jihoon diantara kedua lengannya lalu kepalanya menunduk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jihoon.

” Kak..”

” Haru lo ngapain sih! Minggir gak? Entar kalo diliat orang gimana ?” Tanya Jihoon

” Sepi kok, maafin gue kak ya ? Gue gak maksud ngatain lo..jangan marah Kak.”

” Siapa yang marah sih ?”

” Tadi lo gak mau jawab gue.”

” Gue lagi fokus milih jus Haru. Udah ah awas minggir.” Jihoon berusaha mendorong tubuh Haruto, tapi anak SMA itu masih tetap mengukung dirinya.

” Cium dulu baru gue lepas.”

” Heh!”

” Gue suka liat lo cium-cium Doyoung kak.”

” Ya kan Doyoung adek gue!”

” Gue juga kan adek lo kak.” Haruto tersenyum, dia menahan rasa gemas melihat ekspresi wajah Jihoon sekarang.

  • cup Jihoon mendaratkan kecupan kecil dipipi Haruto.

” Udah!” Wajah Jihoon memerah.. Haruto tersenyum senang, kemudian dia ikut mengecup pipi gembil Jihoon.

” Thanks kak..” Haruto mengedipkan sebelah matanya pada Jihoon lalu melenggang pergi seraya mengambil alih troli dari tangan Jihoon. . . .

β€’β€’β€’

” Kenapa manyun terus sih ?” Tanya Yoonbin seraya mencubit bibir Junkyu yang mengerucut

” Lo ngelamar Jihoon ?”

Yoonbin tertawa β€œ Kenapa malah ketawa sih ?” Kesal Junkyu

” Lo cemburu ?”

” Ngapain gue cemburu, itu hak lo mau ngelamar Jihoon. Gue gak bisa ngelarang, gue kan cuman selingkuhan lo.” Ucap Junkyu

Yoonbin menarik Junkyu kedalam pelukannya β€œ Jangan lagi lo bilang kalo lo ini selingkuhan gue.”

” Ya terus apa kalo bukan selingkuhan ?”

” Kekasih gelap.”

” Ihh!”

” Hehehe canda sayang..”

” Bin..” Junkyu mendongkak untuk menatap wajah Yoonbin

” Hmm ?”

Junkyu yang semula duduk setengah rebahan diatas badan Yoonbin langsung mendudukan dirinya menghadap kearah Yoonbin.

” Gue penasaran kenapa lo bisa suka sama Jihoon.”

Yoonbin menaikan sebelah alisnya

” Kenapa lo jadi bahas orang lain sih ?”

” Jihoon bukan orang lain, dia pacar lo. Gue penasaran aja, lo kenal Jihoon dari Lia kan ?” Tanya Junkyu, Yoonbin menganggukan kepalanya.

” Jadi apa yang ngebuat lo suka sama Jihoon ?”

” Cantik ?”

Junkyu memutar bola matanya malas β€œ Semua orang juga tahu kalo Jihoon itu punya wajah yang cantik terus manis, Jihoon juga kadang keliatan cool ada hal lain gitu ?”

” Gak tau, suka aja gitu gue liat senyum dia. Ada hal menarik yang gak semua orang tahu dari diri Jihoon.”

” Terus, kenapa lo suka sama gue ?” Tanya Junkyu dengan ekpresi wajah yang serius

” Gue bahkan gak cantik kaya Jihoon, gue gendut juga.”

” Siapa bilang lo gendut ?”

” Kata orang gitu.” Junkyu memanyukan bibirnya

” Sini..”

Junkyu mendekat, tubuhnya kembali didekap oleh Yoonbin β€œ Gue suka lo karena lo Junkyu.”

” Gak asik jawabannya klise.”

” Lo gak bisa dideskripsikan dengan kata-kata, lo terlalu indah buat gue.” Jawab Yoonbin

” Merinding gue dengernya, lo pasti udah sering gombal gini juga sama Jihoon.”

Yoonbin terkekeh, dia mengecup bibir Junkyu.

” Bin, lo taukan Jihoon banyak banget yang suka. Apa lo fine aja liat Jihoon dimenelin cowok lain ?”

” Menurut lo ? Lo gak tau kalo gue sering berantem sama Jihoon gara-gara cowok lain. Jihoon terlalu ramah sama orang lain, gue gak suka itu..karena orang lain selalu mengsalah artikan sikap ramahnya.”

” Terus hubungan lo sama Yoshi gimana ? Setelah lo tau dia mantan pacar Jihoon ?” Tanya Junkyu

” Gak ada yang berubah, kita masih saling tegur sapa layaknya temen.”

” Jadi lo fine-fine aja kalo Jihoon deket lagi sama Yoshi ?”

Yoonbin mengerutkan keningnya β€œ Yoshi sering banget jemput Jihoon kalo lo gak ada. Mereka kayaknya deket lagi deh, kemarin juga mereka pergi bareng ke Reuni SMA.” Ucap Junkyu

” Tapi lo fine-fine aja kan ? Selama mereka cuman temenan ? Ya kecuali kalo emang salah satu dari mereka belum move on.” Junkyu melanjutkan perkataannya, tanpa tahu tangan Yoonbin perlahan mengepal..

  • Painfully -

πŸ¦‹

Asahi mengatupkan mulutnya saat kedua matanya menatap Jaehyuk yang tengah asik bercumbu dengan seorang wanita berpakaian terbuka disana. Seharusnya Asahi tak perlu datang untuk menemui Jaehyuk jika yang dia lihat adalah pemandangan menyakitkan seperti itu. Seharusnya Asahi menuruti egonya untuk tetap meninggalkan Jaehyuk, namun perasaan cintanya terlalu besar untuk lelaki itu. Asahi selalu yakin, jika Jaehyuk masih membutuhkan dirinya, Jaehyuk mencintai dirinya... Namun ternyata semua presepsinya salah, jika Jaehyuk mencintainya..Jaehyuk tidak mungkin secara terang-terangan mengkhinatinya seperti ini..

” Jae, stop it gue gak bisa ngelanjutin semuanya.” Wanita itu mendorong pelan badan Jaehyuk, lalu ekor matanya menatap Asahi yang masih diam ditempatnya.

” Kenapa ?”

” Urusin dulu cowok lo, gue pergi dulu.” Wanita itu melangkah pergi keluar diapartement, meninggalkan kedua insan yang kini terjebak dalam suasana yang terasa begitu menegangkan.

Jaehyuk berjalan ke counter dapur, dia mengambil sebotol whiskey dari lemari penyimpanan alkohol miliknya lalu meneguknya dengan cepat.

” Jae, siapa dia ?” Asahi bertanya dengan nada ragu

” Cewek gue.” Jaehyuk menjawab dengan singkat lalu menyulut sebatang nikotin untuk di hisap.

” Aku mau putus.” Mungkin Asahi memang harus berpisah dengan Jaehyuk, karena hubungan mereka kali ini sudah jauh dari kata baik-baik saja. Asahi mengakuinya, jika semuanya kesalahan terletak pada dirinya. Dia yang memulai keretakan diantara hubungannya dengan Jaehyuk sehingga lelaki itu kini sudah kehilangan semuanya kepercayaanya.

” Lo udah tau sendiri apa jawaban gue kan sa ?”

” Hubungan kita udah gak bisa dilanjutin lagi, aku udah gak ngenalin diri kamu Jae..kamu bukan Jaehyuk yang aku kenal lagi.”

Jaehyuk tertawa, dia melangkah menghampiri Asahi. β€œ Seharusnya lo sadar sayang, kalo lo yang bikin gue kaya gini Sa. Gue cinta sama lo Sa, tapi lo udah hancurin perasaan itu dengan gampangnya.”

” Bukannya lo sama aja ? Kalo lo cinta sama gue, lo gak mungkin bawa jalang tadi kesini!” Asahi mendongkak memberanikan diri untuk menatap kedua obsidan hitam milik Jaehyuk.

” Kalo lo bisa main-main kenapa gue enggak ? Bukannya lo sama aja kaya cewek tadi ? Lo bahkan lebih jalang dari dia.”

Tamparan keras mendarat dengan telak diwajah tampan Jaehyuk. Jaehyuk tersenyum miring, matanya yang semua redup kini terlihat menyala dan penuh dengan emosi yang terpancar. Entah setan apa yang merasuki dirinya, Jaehyuk mengangkat tangannya dan melayangkan tamparan yang lebih keras diwajah cantik Asahi sampai siempu tersungkur diatas lantai. Jaehyuk kemudian berjongkok dan mendongkakan wajah kekasih manisnya yang kini nampak terlihat sangat kacau dengan lelehan air mata yang membasahi wajahnya.

” Jae lepas sakit..” Asahi terisak

” Lo pikir lo bisa lepas dari gue Sa ? Enggak, lo harus ngerasain semua rasa sakit gue karena lo sa..”

” Jae maafin aku..” Sungguh, Asahi benar-benar tidak mengenali sedikitpun sosok Jaehyuk didepannya saat ini bahkan sorot matanya pun kini sudah berbeda. Tak ada lagi tatapan lembut yang selalu Jaehyuk berikan padanya..

” Jangan nangis sayang, simpan aja air mata buaya lo itu gue gak butuh..” Jaehyuk mengusap airmata Asahi dari pipinya, lalu mengecup bibir Asahi yang masih terisak.

” Gue butuh lo sayang..lo selalu nurutkan Sa ? Malam ini jadi Asahi yang penurut dan gue gak akan nyakitin lo lagi..”

Asahi menggelengkan kepalanya, dia tidak mau melakukannya. Apalagi saat Jaehyuk tengah emosi seperti sekarang ini.. Namun Jaehyuk tak mau terima dengan penolakan, lelaki itu menyeret tubuh ringkih Asahi kedalam kamar dan melampiaskan hasratnya yang tak terkendali pada lelaki manis itu. Dan tidak memperdulikan tangisan Asahi yang memintanya untuk berhenti. Jaehyuk sudah buta, dia mencintai Asahi namun perasaan cintanya seakan-akan meredup..

β€’β€’β€’

Asahi membuka matanya perlahan, aroma obat yang menyengat langsung menyentuh indera penciumannya.

” Sa ?”

Asahi tidak tahu mengapa dia bisa berakhir diatas ranjang rumah sakit, namun dia mengingat jelas apa yang sudah terjadi padanya. Asahi membiarkan airmatanya menetes, hatinya berdenyut sakit saat mengingat perlakuan Jaehyuk padanya semalam. Lelaki itu melukainya, bukan hanya fisik tetapi batinnya ikut terluka karenanya..

” Gue panggil dokter dulu sa..”

” Gue mau pulang..” Asahi berucap pelan, dia menatap Sunwoo yang hendak menekan bel darurat.

” Lo harus diperiksa dokter dulu Sa, setelah itu lo harus cerita apa yang udah terjadi sama lo.” Ujar Sunwoo lalu menekan bel darurat memanggil seorang Dokter untuk datang dan memeriksa keadaan Asahi.

. . . Somi menangis, dia terus menerus mengucapkan kata maaf pada teman kecilnya itu. Dia merasa sudah jadi teman yang tak berguna bagi Asahi..

” Ini bukan salah lo, jangan nangis..” ucap Asahi

” Gue bakal tuntut si Jaehyuk! Dari awal gue udah gak suka sama dia, dan lihat sekarang ? Dia berani-beraninya ngelukain lo Sa..”

” Its okay, gue gak papa kok..”

” Jangan sok bilang lo gak papa! Pokoknya lo harus tinggalin cowok sakit itu!” Pekik Somi, dia tidak peduli jika pekikannya terdengar sampai keluar ruangan. Somi tidak akan membiarkan Asahi hidup dengan lelaki sakit seperti Jaehyuk lagi.

” Tapi gue cinta sama dia sa..”

” Gak ada cinta kaya gini sa, kalo Jaehyuk juga cinta sama lo dia gak bakalan ngelukain lo kaya gini..”

” Tapi semuanya salah gue..”

” Dia harusnya bisa maafin lo sa..”

Asahi menghela nafasnya..seharusnya dia membenci Jaehyuk saat ini. Tetapi perasaan cintanya pada lelaki itu mengalahkan semua rasa bencinya. β€œ Jangan mikirin si Jaehyuk!! Lo bisa dapetin orang yang lebih baik dari dia.”

” Iya...”

” Sekarang istirahat dulu, yang lain mau kesini agak sorean.” Somi membenarkan letak selimut Asahi

” Lo pulang aja..”

” Gak. Udah jangan ngomong lagi, cepet tidur.”

” Iya iya..” Asahi memejamkan matanya, dia memang butuh istirahat lagi..

β€’β€’β€’

” Ji..” Jihoon yang tengah mengupas apel menoleh kearah Asahi.

” Kenapa Sa ? Lo butuh sesuatu ?” Asahi menggelengkan kepalanya

” Gue mau ketemu Jaehyuk..”

” Sa..”

” Gue denger percakapan lo sama Somi, Jaehyuk kecelakaan dan dia dirawat disinikan..dia kritis..” sela Asahi. Asahi tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika dirinya memang sangat mengkhawatirkan keadaan Jaehyuk. Jaehyuk pasti sangat membutuhkan dirinya..

” Tapi lo juga masih butuh dirawat sa..”

” Gue gak papa, Jaehyuk pasti butuh gue..” ucap Asahi

Jihoon mendesah pelan, dia tahu pasti keduanya memang saling mencintai namun masalah yang sempat datang membuat salah satunya buta tanpa mau memaafkan dan melupakan semua permasalahan yang sebenarnya tidak perlu diperpanjang. Jihoon tidak mau menjadi orang yang jahat, dia tidak akan seperti Somi yang terang-terangan menahan Asahi untuk tidak bertemu dengan Jaehyuk lagi. Karena Jihoon yakin, Asahi pasti akan memberikan Jaehyuk kesempatan untuk memperbaiki hubungan keduanya dan Jaehyuk pasti akan kembali seperti sedia kala.

” Setelah ini ya, gue anterin lo ke ruang rawat Jaehyuk..”

Asahi tersenyum, dia meraih tangan Jihoon dan menggenggamnya erat.

” Makasih ji..”

. . . Asahi tak sedikitpun melepaskan tangan Jaehyuk, dia terus menerus mengusap telapak tangan yang sedikit mendingin itu. β€œ Jae..bangun..aku disini..” lirihnya

” Jae aku cinta sama kamu, dan maafin aku..” Asahi menunduk, dia berharap Tuhan mendengar doanya. Asahi sudah memaafkan Jaehyuk, Asahi akan melupakan semua kesalahan Jaehyuk padanya..

Asahi mencintai Jaehyuk..dan Asahi tidak mau kehilangan Jaehyuk.

” Jae..?” Asahi mendongkak saat merasakan jemari tangan Jaehyuk bergerak dalam genggamannya.

” Jae..aku disini..”

Mata Jaehyuk yang sudah terbuka menoleh lalu menatap Asahi..

” Jae aku masih disini, karena aku cinta sama kamu..”

Cairan bening perlahan turun dari mata Jaehyuk.. Bibirnya perlahan terbuka meskipun terasa sangat sulit, dia hanya ingin mengatakan sesuatu pada Asahi..

” Maafin aku sa...aku cinta sama kamu...”

Meskipun tidak terlalu jelas, namun bibir Asahi terangkat membentuk sebuah senyuman hangat yang seolah-olah kembali menyambut Jaehyuk kedalam hidupnya..

  • Hold my Hand -

πŸ¦‹

” Pasar malem ?” Junkyu mengerutkan keningnya saat Yoonbin membawanya kesebuah pasar malam yang berada dipinggiran kota Jakarta. Setelah selesai dengan jamuan makan malam dirumah Junkyu, Yoonbin membawa Junkyu pergi untuk menghabiskan malam tahun baru bersama tentu saja setelah dia mendapat ijin dari kedua orangtua Junkyu.

” Gak tau gue tiba-tiba pengen kesini kyu, kenapa ? Lo gak mau main disini ?”

” Bukan gitu, ya aneh aja cowok berkelad kaya lo ternyata bisa main ke pasar malem.”

” Bosen clubbing mulu, ayo turun..” ajak Yoonbin

Keduanya turun dari dalam mobil, lalu melangkah beriringan untuk masuk lebih dalam ke dalam pasar malam. Keadaan disana begitu ramai, orang-orang saling hilir mudik berdesakan kesana kemari..apalagi malam ini adalah malam pergantian Tahun sehingga orang yang datang melonjak 2 x lipat dari biasanya.

” Jangan jauh-jauh kyu ntar lo ilang..” ucap Yoonbin, Junkyu mencebikan bibirnya lalu tanggan dengan ragu meremat jaket baju yang dikenakan Yoonbin.

” Bin lo gak pake jaket ?”

” Gerah, kyu lo kalo pegang baju gue gini entar baju gue robek.”

” Ih serba salah banget! Terus gue harus pegang apa ? Katanya gak boleh jauh-jauh!” Junkyu meruntuk, Yoonbin tertawa kecil.

” Sini gue pegang tangan lo..” Yoonbin membawa tangan Junkyu untuk dia genggam. Junkyu sedikit tersentak dengan perlakuan Yoonbin, namun dia tidak bisa memungkiri jika wajahnya memerah malu dan jantungnya berdegup tak normal.

Tangan Yoonbin begitu pas berada dalam genggamannya..

” Bin gue mau itu..” Junkyu menunjuk kearah stan-stan yang menjual berbagai macam makanan khas pasar malam.

” Lo gercep banget kalo liat makanan.”

” Ih ayo!” Junkyu menarik tangan Yoonbin untuk segera mendekat kearah stan.

” Lo yang bayar yah ?” Junkyu terkekeh kecil

” Iya, jajan aja sepuas lo gue yang bayar.”

” Asik, thank you Yoonbin lo emang terbaik.” Junkyu tersenyum senang, dia dengan semangat mencicipi berbagai macam makanan yang dia suka.

” Jangan banyak-banyak nanti lo kekenyangan.”

” Lo gak mau jajan ?” Tanya Junkyu dengam bibir yang tak berhenti menguyah.

” Kunyah dulu terus telan baru ngomong, lo kaya anak kecil banget.” Yoonbin mengusap noda saos yang mengotori pipi Junkyu dengan jarinya.

” Ah iy-a..”

” Mau makan apa lagi ?”

” Mau minum seret..”

Yoonbin mendecak, namun dia tidak bisa memungkiri jika kelakuan Junkyu membuatnya terhibur sekaligus membuat dirinya berusaha mati-matian menahan diri karena terlalu gemas pada mahluk manis berpipi gembil itu.

” Naik bianglala yuk ?” Ajak Junkyu

” Gak. Lo aja.”

” Kok gitu ? Gak asik! Atau lo takut ketinggian ?” Mata Junkyu memicing.

” Gue gak takut ketinggian.” Yoonbin mengelak

” Yaudah ayo makannya naik! Lo harus mau.” Junkyu menarik Yoonbin dengan semangat, si manis benar-benar ingin menaiki bianglala dan melihat pemandangan malam kota dari atas sana.

” Wah..udah lama gue gak naik ini, terakhir dulu pas kelas 3 SMA sama Jihoon.” Ujar Junkyu, mata bulatnya menatap takjub pemandangan malam kota yang nampak indah. Sementara Yoonbin nampak tegang ditempat duduknya.. Ya, lelaki itu takut akan ketinggian. Namun karena dia tidak mau dipandang pengecut dimata Junkyu, sehingga dia memberanikan diri menaiki wahana khas pasar malam itu.

” Bin? Lo gak papa? Muka lo kok pucet ?” Tanya Junkyu, dia sedikit panik melihat wajah tampan Yoonbin yang memucat.

” Gue takut..” cicit Yoonbin

Tawa keras Junkyu pecah setelah mendengar penuturan Yoonbin. β€œ Sumpah ? Masa preman kampus takut ketinggian.” Ledek Junkyu

Yoonbin mendengus. Jika semua orang tahu jika seorang Ha Yoonbin takut ketinggian, tamatlah sudah reputasinya.

” Abis ini beres kok, lo jangan pingsan dulu..” Junkyu menepuk punggung Yoonbin, untuk sedikit menenangkan lelaki itu.

” Lucu banget lo..” Junkyu kembali tertawa..

β€’β€’β€’

” Kapan kembang apinya muncul ?” Tanya Junkyu, lelaki manis itu sudah tidak sabar ingin melihat letupan kembang api diatas langit malam.

” Lima menit lagi.” Yoonbin melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

” Seharusnya kita tadi beli kembang api dulu dipasar malam.” Gumam Junkyu.

Yoonbin menoleh untuk menatap Junkyu. Bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman saat melihat ekpresi Junkyu yang berubah-ubah. Junkyu adalah mahluk terandom yang pernah Yoonbin kenal, sehingga diirinya semakin hari semakin penasaran dengan kepribadian sahabat dari kekasihnya itu.

Dan membuat hati Yoonbin mulai terbagi...

” Kembang api!!” Pekik Junkyu saat kembang api mulai menghiasi langit malam dengan indah. Yoonbin menatap kearah kembang api sejenak, lalu kembali menatap Junkyu.

” Indah banget!!” Junkyu nampak begitu bahagia

” Kyu..” Yoonbin memanggil

” Ya ?” Junkyu menoleh, lalu dia terdiam saat obsidan coklat miliknya bertatapan langsung dengan obsidan hitam milik Yoonbin.

” Ke-napa Bin ?” Junkyu bertanya dengan nada gugupnya, karena jujur saja tatapan Yoonbin membuatnya kikuk.

Yoonbin tidak menjawab, namun dia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Junkyu. Junkyu menegang, matanya membulat..dia meremas baju yang dipakai Yoonbin saat lelaki itu memperdalam ciumannya.

” Bin..” nafas Junkyu terengah saat Yoonbin melepaskan tautan bibirnya

” Apa yang lo lakuin ?”

” Sorry..but..i really like you..”

” Lo gila ?”

” Gue tau, tapi gue gak bisa bohong sama perasaan gue sendiri..lo udah bikin gue jatuh cinta sama lo kyu..” ucap Yoonbin dengan jujur

” Tapi, lo gak bisa kaya gini..”

” Gue tau ini salah, tapi gue beneran suka sama lo..”

Junkyu menggigit bibirnya β€œ Bin, jujur gue juga suka sama lo bahkan dari sebelum lo pacaran sama Jihoon..tapi gue tau diri. Lo pacar Jihoon, sahabat gue sendiri..”

” Kenapa lo gak jujur dari awal ?”

” Kenapa gue harus jujur ? Apa dengan gue jujur lo bakal jadi milik gue ? Enggak bin..”

Yoonbin mendesah, dia menggenggam tangan Junkyu. β€œ Jadi sekarang lo mau gimana ?”

” Giman apanya ?”

” Kita bisa pacaran dibelakang Jihoon.”

” Jangan gila Bin! Gue gak mau bikin masalah..”

” Selama lo percaya sama gue, semuanya bakal baik-baik aja..” ujar Yoonbin Junkyu menunduk, dia mengigit bibirnya. Yoonbin semakin membuat hatinya berantakan, namun Junkyu tak bisa mengelak jika dia ingin memiliki Yoonbin.

' Jihoon selalu unggul dari lo kyu..”

' Sampai kapan lo harus ngalah terus dari Jihoon..?'

' Jihoon emang peduli gitu sama lo ? Dia gak pernah anggap lo sahabat kyu..'

” Kyu..” Yoonbin menyadarkan Junkyu dari lamunannya

” Gue takut..”

” Apa yang lo takutin ? Percaya sama gue semuanya bakal baik-baik aja..”

” Kenapa lo gak putusin Jihoon ? Daripada ngajak gue buat selingkuh ?” Pertanyaan Junkyu membuat Yoonbin terdiam.

” Jihoon selalu unggul dari gue, apa yang gue mau pasti Jihoon yang selalu dapat dengan mudah..” ujar Junkyu

” Termasuk lo..” Junkyu melanjutkan perkataannya.

” Gue gak bisa ninggalin Jihoon.”

” Kenapa ?”

” Kyu, lo gak harus tau alasan kenapa gue gak bisa ninggalin Jihoon..dan gue gak anggap lo sebagai selingkuhan gue..lo terlalu sempurna kyu. Gue hanya mau milikin lo, gue bakal menyayangi lo sebagai mana mestinya.” ucap Yoonbin

Tembok pertahanan yang semual Junkyu bangun langsung runtuh, bagaimana bisa dia mudah terbuai dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Yoonbin.

” Jadi lo maukan jadi pacar gue kyu ? β€œ tanya Yoonbin, dengan mata yang terus menatap mata bulat nan jernih milik Junkyu.

Junkyu kembali menggigit bibir, kemudian dia menganggukan kepalanya. Katakan saja dia gila, tapi Junkyu tidak mau terus mengalah untuk Jihoon. Jika Jihoon bisa nemiliki Yoonbin, maka dia harus memilikinya juga. Yoonbin tersenyum, dia menarik Junkyu kedalam pelukannya..

” Thank you, lo jangan khawatirin apapun. Gue bakal bagi waktu buat lo..” bisik Yoonbin

” Janji ?”

” Iya..lo bisa pegang janji gue.”

Junkyu tersenyum senang, dia membalas pelukan Yoonbin dengan erat... Junkyu tidak mempercayainya, jika Yoonbin sekarang sudah menjadi miliknya juga, Junkyu tak harus memendam perasaannya lagi..

Mungkin saat ini Junkyu belum menjadi prioritas utama Yoonbin, tetapi lambat laun Junkyu akan membuat Yoonbin memilihnya seutuhnya..

Dan meninggalkan Jihoon..

” Sorry ji...” Junkyu bergumam dalan hatinya..

  • Beautiful night -

πŸ¦‹

βš οΈπŸ”ž Yang masih underage diharap mundur, jadilah pembaca yang bijak ⚠️

Jihoon membalas satu persatu sapaan ramah dari teman-teman SMAnya, Junkyu benar di manis itu begitu disambut dengan baik. Mereka bahkan melemparkan pujian pada Jihoon, karena lelaki itu tak berubah dan semakin mempesona dimata mereka dan juga dimata seseorang yang sedari tadi tak lepas memperhartikan gerak geriknya..

” Jihoon!” Jihoon tersenyum manis dia berlari kecil untuk memeluk salah satu teman SMAnya yang sudah lama tidak bertemu.

” Apa kabar lo Ji ? Sumpah lo gak ada berubah sama sekali tapi makin glowing.” Haechan tertawa kecil, tapi sungguh Jihoon memang tidak pernah berubah dimatanya. Jihoon yang dia kenal tetap terlihat begitu bersinar.

” Lo makin bahenol chan..” canda Jihoon

” Sialan! Lo dateng sama siapa ? Kok gue gak lihat Junkyu ?” Tanya Haechan, matanya menatap keseluruh penjuru ballroom hotel untuk mencari sosok Junkyu.

” Dia gak dateng, soalnya ada acara keluarga.”

” Gue follow ignya dia, sumpah gue pangling banget liat dia yang sekarang.” Ujar Haechan, Jihoon tersenyum maklum. Karena Junkyu yang sekarang memang beda dengan Junkyu yang dulu.

” Terus lo dateng sama siapa ?” Haechan bertanya kembali

” Yoshi..” cicit Jihoon pelan

” Lo berdua masih pacaran sampe sekarang ji ? β€œ Jihoon dengan cepat menggelengkan kepalanya, dia menatap ke sekelilingnya takut jika ada telinga yang mendengar pekikan Haechan.

” Lo tau gue udah punya pacar chan, kita cuman dateng berdua doang. Lagian Yoshi temennya cowok gue, jadi cowok gue nitipin gue sama Yoshi.” Jelas Jihoon

” Hahaha sorry ji, kita ke sana kita ambil minum dulu.” Haechan menarik lengan Jihoon menuju bar, lelaki yang selalu terlihat ceria itu meminta pada seorang bartender untuk memberikan salah satu minuman terbaiknya.

” Lo sendiri dateng sama siapa Chan ?”

” Kak Mark, tapi dia lagi ngobrol dulu sama kenalannya.”

” Kapan lo berdua nikah ?”

Haechan tersenyum, wajahnya bersemu malu β€œ Bulan Juli nanti rencananya..”

” Jangan lupa undang gue Chan.”

” Pastilah, Lo kuat minum alkohol kan ji ?” Tanya Haechan seraya memberikan satu gelas whiskey pada Jihoon.

” Kalo satu gelas gue bisa..” Jihoon meneguk dengan ragu minuman beralkohol itu, sejujurnya dia tidak begitu bisa meminum apapun minuman beralkohol hanya saja dia ingin menghargai haechan. Jihoon memejamkan matanya saat tenggorokannya terasa panas, namun setelahnya dia merasa pikirannya tenang.

” Gimana ?”

” Gue mau tambah lagi..”

” Heh serius lo! Enggak entar lo mabok lagi.”

” Segelas aja chan, lagian gue udah lama gak minum.” Haechan menghela nafasnya kemudian memenuhi gelas kosong Jihoon dengan whiskey kembali.

” Enak..” Jihoon bergumam

” Udah anjir, baru dua gelas wajah lo udah merah..”

Jihoon tertawa, dia merasakan bagaimana minuman itu bekerja pada tubuhnya. Hanya dua gelas tetapi sedikit membuat kepalanya terasa pusing..namun anehnya dia ketagihan dan meminta Haechan untuk memenuhi gelasnya lagi.

” Ji gue nyari Yoshi dulu bentar..” Haechan meminta tolong kepada salah satu bartender untuk menjaga Jihoon lalu melenggang untuk mencari Yoshi, karena Jihoon terlihat sudah sangat mabuk.

Jihoon menidurkan kepalanya keatas meja, dia memejamkan matanya saat rasa pusing yang mendera kepalanya semakin menjadi.

” Yoshi dimana..” Jihoon bergumam seraya memainkan gelas kosong miliknya.

” Hai Ji..”

” Hng ?” Jihoon membuka matanya yang semula terpejam, dia menatap seseorang yang duduk dihadapannya. Tapi itu bukan Yoshi..

” Sendirian ji ?”

Jihoon menganggukan kepalanya β€œ Yoshi mana ?” Jihoon bertanya dengan nada sayu

” Ngapain lo nyariin Yoshi ? Kan udah ada gue ji..”

” Lo siapa ?” Tanya Jihoon

” Rex..”

” Rex ?”

” Lo gak akan inget sama gue ji, lagian waktu SMA juga gue gak terlihat dimata lo iyakan ?”

Jihoon tidak menjawab, namun nama Rex seperti tidak asing baginya. Mata lelaki bernama Rex itu terus memperhatikan Jihoon, bibirnya sesekali tersenyum saat Jihoon meracau tak jelas. β€œ Lo cantik banget ji...” tangan itu terangkat dan menyentuh wajah Jihoon.

” Jangan sentuh gue! Jangan kurang ajar! β€œ Sentak Jihoon seraya menyingkirkan tangan kurang ajar itu dari wajahnya, sementara lelaki itu tertawa.

” Jangan galak dong sayang, lo mau pergi sama gue Ji ? Kita have fun ngabisin malam taun baru berdua..”

” Gue gak kenal lo! Pergi lo!” Jihoon kembali menyentak kemudian dia mencoba bangkit dan beranjak pergi meskipun tubuhnya berulang kali hampir limbung. Dia berjalan sendirian, berulang kali dia menabrak orang-orang yang berada diacara itu.

” Yoshi..” Jihoon bergumam dengan bibir yang terus memanggil nama Yoshi

” Hati-hati sayang..” Jihoon tersentak tubuhnya hampir saja jatuh jika tidak ada sepasang tangan yang memeluk pinggang kecilnya.

” Kenapa lo ngikutin gue!” Pekik Jihoon

” Dan ngebiarin lo jalan sendirian ? Lo nyariin siapa sih ji ? Udah mending lo sama gue aja..”

” Akhirnya gue bisa nyentuh lo juga ji, gue udah suka lo dari dulu ji..tapi gue terlalu pengecut dan ngebiarin lo jatuh ketangan Yoshi. Gue selalu ngikutin kemana lo pergi ji, bahkan gue masuk ke universitas yang sama kaya lo..tapi lagi-lagi kenapa lo harus jadi milik orang lain ji ?”

Jantung Jihoon tersentak, lelaki dihadapannya itu adalah orang sinting yang sempat membuatnya marah karena postingan twitternya yang kurang ajar.

” Lepasin gue anjing!” Jihoon berusaha melepaskan dirinya saat lelaki itu membawanya ke lorong yang benar-benar sepi.

” Gak akan ji, ngejar lo terlalu susah..lo pikir setelah gue bisa sedeket ini sama lo gue bakal buang kesempatan gue ji ? Gak akan sayang karena gue gak sebodoh itu..” lelaki bernama Rex itu mendekat lalu mengecupi seluruh wajah Jihoon.

” Lo udah buat gila ji, demi Tuhan..lo cantik banget ji. Yoshi dan Yoonbin terlalu beruntung karena bisa dapetin lo.”

” Lepasin gue..hiks..” Jihoon menangis, saat lelaki kurang ajar itu semakin menyentuh dirinya.. Tenaganya benar-benar sudah hilang, dia hanya berharap seseorang datang dan menolongnya..dan hanya nama Yoshi yang kini terlintas dibenaknya.

” Lo ngerasain kan sayang ? Gue bener-bener butuh lo..gue selalu ngebayangin gimana nikmatnya bercinta sama lo..jangan nangis sayang dengan lo nangis kaya gini lo semakin bikin gairah gue menjadi-jadi..” Rex tersenyum senang melihat Jihoon menangis, dia mengecupi leher jenjang Jihoon dan menghirup aroma yang begitu memabukan baginya

” Jadi gimana ji lo mau kita sewa kamar disini ? Atau mau pergi ke rumah gue ?”

” Gak sudi! Lepasin gue!!”

” Bangsat!!!” Pekik seseorang lalu berlari dan menendang tubuh Rex sampai siempunya jatuh tersungkur ke lantai. Yoshi tak diam setelahnya, dia langsung menindih tubuh Rex memukulnya dengan brutal tanpa ampun. Sementara itu tubuh Jihoon merosot jatuh karena lemas, Haechan yang memang datang bersama Yoshi langsung memeluk tubuhnya dan berulang kali meminta maaf padanya.

” Yos udah dia bisa mati!!” Teriak Haechan, teriakannya mampu menarik beberapa orang datang kelorong hotel dan menyaksikan keributan apa yang sedang terjadi disana.

Yoshi menendang tubuh Rex yang hampir sekarat karenanya, kemudian dia menghampiri Jihoon dan memeluk tubuh kecil yang terlihat sangat rapuh itu.

” Gue disini ji..sst lo aman sekarang..”

Jihoon memeluk tubuh Yoshi dengan erat, tangisannya semakin pecah.

” Gue takut..”

” Maafin gue ji maaf..” Yoshi mengecupi puncuk kepala Jihoon berulang kali berusaha menenangkan si manis yang masih menangis ketakutan..

β€’β€’β€’

Yoshi menidurkan tubuh Jihoon diatas tempat tidurnya, lelaki berdarah Jepang itu membawa Jihoon ke apartement pribadi miliknya. Yoshi berpikir dua kali untuk tidak mengantar Jihoon yang tengah kacau ke apartemen milik lelaki manis itu. Dan untuk urusan Yoonbin, Yoshi akan kembali memikirkan apa yang akan dikatakannya pada sahabatnya itu.

” Yoshi..”

Yoshi yang memang masih terjaga mengerjap saat mendengar suara parau Jihoon, dia melangkah untuk menghampiri Jihoon. β€œ Kenapa bangun ji ?” Yoshi membantu Jihoon yang ingin bersandar dikepala ranjang

” Gue dimana ?”

” Di apart gue, sorry gue malah bawa lo kesini..”

Jihoon mengangguk, dia menundukan kepalanya dan kembali menangis saat mengingat apa yang sudah terjadi padanya. β€œ Don't cry..orang itu gak akan muncul lagi dihadapan lo..” Yoshi menyentuh wajah Jihoon, menghapus air mata yang membasahi wajah cantik itu.

Jihoon mendongkak dia menatap Yoshi β€œ Can i hug you ?”

Yoshi mengangguk, dia menyambut Jihoon kedalan pelukannya. β€œ Lo bakal aman disamping gue ji, gue pastiin itu lo jangan khawatirin apapun.”

Jihoon mengangguk, tangisannya sudah mulai mereda

” Sekarang lo tidur lagi ya..” Yoshi membaringkan Jihoon kembali, karena si manis masih butuh untuk istirahat.

” Thank you..” bisik Jihoon

Yoshi menatap kedua mata sabit itu, Yoshi menunduk dia mengecup kedua mata sabit yang nampak membengkak itu.. Setelahnya mereka saling bertatapan..entah sadar atau tidak keduanya sama-sama mendekatkan wajah masing-masing..kemudian saling memangut bibir satu sama lain.

” Its okay..” Jihoon bergumam saat menyadari tatapan yang diberikan Yoshi padanya..

Tatapan menginginkan dirinya.. terlebih saat Jihoon tidak sengaja merasakan pusat gairah Yoshi yang menegang..

” I need you too..gue mau lo hilangin jejak lelaki itu..” ucap Jihoon

” Lo mabuk ji, gue gak mau berbuat lebih saat lo lagi mabuk kaya gini..”

” No..gue sadar..i need you and you need me right..?” bisik Jihoon. Bisikan pelan yang semakin memancing gairahnya..

Yoshi terdiam sejenak sebelum akhirnya pertahannya runtuh, persetan dengan pengkhianatan yang mungkin sedang dia lakukan saat ini.. Karena yang dia inginkan hanyalah Jihoon..

” I love you ji..perasaan gue gak pernah berubah sejak dulu..”

” I know..i love you too but we're late...”

” Tonight is our night sebelum kita kembali ke realita masing-masing..” Jihoon melanjutkan perkataannya

” Can i touch you ?”

” Hmmm you can touch me if you want..”

Yoshi mengecupi bibir manis itu, dia melepaskan kemejanya kemudian membawa Jihoon kedalam ciumannya.. Mengecupi seluruh wajah cantik itu tanpa cela..Yoshi menghirup aroma memabukan dibalik ceruk leher Jihoon, aroma yang membuat dirinya pusing setengah mati.

” Just one bite..” Jihoon meremas rambut keabuan milik Yoshi saat lelaki itu menggigit dan menghisap kulit lehernya dengan kuat..

” I want you..”

Yoshi memandangi wajah cantik Jihoon yang sudah berpeluh, dia masih ragu untuk melakukannya tetapi mereka sudah sampai sejauh ini.. Sampai akhirnya dia memulainya, dia mencium bibir Jihoon untuk membungkam pekikan kesakitan lelaki manis itu.

” You are so beautiful ji..” Yoshi berbisik dia menggeram merasakan bagaimana nikmatnya surga dunianya bersama Jihoon.

Keduanya semakin bergairah seiring dengan letupan kembang api yang menandakan tahun kini sudah berganti.. Jihoon memandangi bagaimana indahnya kembang api dibalik kaca dinding apartement milik Yoshi..sementara bibirnya tak berhenti mengalun dengan indah saat Yoshi semakin jauh menyentuhnya..

Malam yang sangat indah..dan biarkan dia dan Yoshi menikmatinya sebelum dia kembali pada realita jika dirinya adalah milik seorang Ha Yoonbin..

β€’β€’β€’ Jihoon menatap dirinya sendiri didepan cermin, wajahnya memerah saat mengingat apa yang sudah terjadi diantara dia dan juga Yoshi. Jihoon meruntuk dia meremat rambutnya, namun dia tidak bisa mengelak jika sentuhan Yoshi benar-benar memabukan. Yoshi memperlakukannya begitu lembut ketika mereka bercinta, jauh berbeda dengan Yoonbin.

Jihoon dengan cepat menutupi bitemark yang tercetak jelas didekat diceruk lehernya, Yoonbin tidak boleh melihatnya..beruntung Yoshi tidak meninggalkan jejak lain ditubuhnya.

” Yang..”

” Bin..” Jihoon beranjak dari kursi yang didudukinya, dia menghampiri Yoonbin yang baru saja masuk kedalam kamarnya.

” Yang maaf aku gak jemput kamu selama, maaf banget..” Yoonbin menangkup wajah Jihoon, semalam dia terlalu asik pergi bersama Junkyu sampai dia melupakan kekasihnya sendiri.

” Kamu dari mana semalam ?” Jihoon bisa saja marah pada kekasihnya itu, tapi entah kenapa kali ini Jihoon pikir dia tak perlu marah pada Yoonbin.

” Aku main game semaleman sama Sunwoo, maaf yang..hmm ?”

” Bener ? Kamu gak pergi minum-minum kan?” Mata Jihoon memicing, menatap curiga pada kekasihnya itu.

” Enggak yang..”

” Aku percaya, lagian kamu gak kecium bau alkohol.”

” Kamu pulang sama siapa semalam ?”

” Aku dianterin temen..”

” Baguslah, gak ada yang macem-macemkan sama kamu ?”

Jihoon menggelengkan kepalanya, dia tidak akan menceritakan apa yang sudah dia alami semalam pada Yoonbin..

” Kamu mandi dulu gih, kamu siapin makan dulu kamu belum makan kan yang ?”

” Nanti kita pergi ya, kita abisin waktu seharian..”

Jihoon tersenyum dia mengangguk β€œ Love you..” Yoonbin mengecup bibir Jihoon

” Love you more..”

Yoonbin kemudian melenggang pergi memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya..

” Maafin aku bin...”

  • Doyoung -

πŸ¦‹

Doyoung menghentikan laju motornya didepan sebuah tempat yang lebih terlihat seperti sebuah gudang yang tidak terpakai. Dahinya berkerut, untuk apa Asahi memintanya datang ketempat itu, Doyoung meronggoh ponsel miliknya dari dalam saku denim yang dipakainya. Doyoung berusaha menghubungi Asahi, namun lelaki manis itu tak kunjung mengangkat panggilannya. Sampai panggilan kelimanya, Asahi baru mengangkat panggilannya.

” Kak, kakak dimana ? Kenapa kakak nyuruh aku datang ketempat kaya gini ?” Tanya Doyoung

” Doy, mending kamu pulang aja..” ucap Asahi dengan nada yang terdengar begitu ketakutan ditelinga Doyoung.

” Loh kenapa ? Kakak baik-baik aja kan ?”

Tidak ada jawaban yang diberikan oleh Asahi, namun samar-samar Doyoung mendengar suara keributan dan suara tawa beberapa lelaki.

” Kak ? Kakak dimana sekarang ?”

” Jae..”

Je ? Jaehyuk ? Doyoung semakin berkerut bingung saat Asahi samar-samar menyebutkan nama Jaehyuk, lalu matanya bergulir menatap gudang bekas dihadapannya saat ini.

” Lo masih disana ?” Suara seseorang tiba-tiba menyapa pendengaran Doyoung, dan Doyoung jelas tahu siapa pemilik suara itu. Jaehyuk

” Lo mau ketemu Asahi ? Masuk aja, dia udah nungguin lo didalem.” Ujar Jaehyuk Doyoung memutuskan panggilannya, tanpa berpikir panjang dia turun dari motornya dan berjalan masuk kedalam gudang kosong itu.

Doyoung membuka pintu gudang dengan kasar, lalu matanya bersitatap dengan orang-orang yang berada didalam gudang itu termasuk Asahi yang kini tengah duduk disamping Jaehyuk.

Asahi menatap Doyoung, tatapannya mengandung banyak isyarat termasuk menyuruh Doyoung untuk segera pergi darisana.

” Kita kedatangan tamu bro.” Sahut salah satu dari mereka.

Jaehyuk tersenyum miring, dia mematikan batang nikotin yang sedari tadi dia hisap.

” Je , dia bocah yang lo ceritain itu ? Yang lo bilang selalu ngejar Asahi ? β€œ tanya seseorang

Jaehyuk mengangguk, lalu matanya menatap Asahi yang nampak gelisah disampingnya.

” Sapa dong sayang, selingkuhan kamu dateng.” Ucap Jaehyuk

” Selingkuhan ? Anjir ada apa nih Je ? Asahi selingkuh sama ni bocah ? β€œ tanya seseorang lain lalu diikuti tawa dari yang lainnya.

” Pacar gue yang manis ini ternyata bisa main-main juga..” Jaehyuk mengusap lembut surai halus milik Asahi, kemudian bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman miring.

” Je sakit!” Asahi memekik sakit saat Jaehyuk mencengkram kasar rambutnya.

” Bangsat!!” Doyoung tentu saja tak tinggak diam saat Asahi diperlakukan kasar seperti itu, dia meringsut maju namun belum sempat dia melangkah seseorang telah lebih dulu menendang kakinya dan membuat tubuhnya jatuh begitu saja diatas lantai kontor tempat itu. Doyoung memekik keras saat seseorang menginjak punggungnya, dan tubuhnya mendapatkan tendangan keras dari yang lainnya.

” Mau diapain nih Je kecebong anyut satu ?”

” Mau diapain yang ?” Jaehyuk bertanya pada Asahi.

Asahi menggelengkan kepalanya β€œ Je aku minta maaf, aku gak maksud buat main-main sama kamu...please..lepasin Doyoung dia gak salah apa-apa.” Ujar Asahi berusaha memohon agar Jaehyuk tak menyakiti Doyoung. Asahi memang berniat main-main dengan Doyoung, tetapi dia tak pernah menyangka jika semuanya akan berakhir seperti ini. Bagaimanapun juga, Doyoung tidak salah apa-apa. Dia tidak ingin Doyoung terluka karenanya.

” Kamu beneran udah jatuh cinta sama dia sa ? Kamu mau belain dia ? Kamu gak tau seberapa kecewanya aku pas tau kamu main-main sama dia ? Hmmm ?”

Asahi menggelengkan kepalanya. β€œ Je..kamu boleh lakuin apa aja sama aku tapi aku mohon jangan sakiti Doyoung..” Asahi kembali memohon sampai dia menangis.

” Apapun itu ?”

Asahi mengangguk, dia yang memulai semuanya itu artinya dia juga yang harus menanggung resikonya.

” Having sex with me ?..disini didepan mereka.”

Asahi membulatkan matanya, lalu dia melayangkan tamparan keras dipipi kekasihnya itu.

” Gila kamu!” Sentak Asahi

Jaehyuk menggigit bibirnya, emosinya semakin tersulut dan itu sangat terlihat jelas dari sorot kedua mata elangnya. Jaehyuk beranjak dari tempat duduknya, dia menarik kasar lengan Asahi.

” Bikin dia sekarat tapi jangan sampai mati.” Ucapnya lalu menyeret Asahi dengan paksa meskipun siempunya berusaha memberontak. Asahi memekik saat matanya menatap Doyoung yang dikeroyok oleh anak buah Jaehyuk, dia terus memohon agar Jaehyuk menghentikannya. Namun kekasihnya itu menulikan pendengarannya dan terus menyeret dirinya keluar dari gudang itu meninggalkan Doyoung yang mulai sekarat ditangan anak buah Jaehyuk.

” Dah cabut! entar dia mati, kasian masih muda.” Ujar seseorang kemudian melangkah pergi diikuti yang lainnya meninggalkan Doyoung yang sudah tak berdaya disana sendirin.

Doyoung mengerang dia meringis merasakan sakit ditubuh dan wajahnya, dia berusaha untuk berdiri namun tubuhnya kembali limbung. Lelaki itu mengerang, kemudian dia menangis namun bibirnya tersenyum. Senyuman manis Asahi terlintas dibenaknya, senyuman yang ternyata hanyalah sebuah kepalsuan untuknya. Doyoung menyalahkan dirinya sendiri, kenapa dia harus jatuh hati pada orang yang salah ? Kenapa dia harus buta karena cinta ?

Dengan tangan yang bergetar, Doyoung berusaha meraih ponsel miliknya yang hampir hancur sama seperti dirinya. Dengan tenaga yang masih tersisa, Doyoung berusaha menghubungi seseorang untuk dia minta pertolongan. Dia tidak ingin mati sia-sia disana, dia masih ingin hidup, dia masih ingin melindungi sang Kakak..

β€’β€’β€’

Doyoung berlari tergesa-gesa dilorong rumah sakit, dia menghampiri seseorang yang tengah duduk dan menundukan kepalanya dikursi tunggu. Jantungnya semakin berdebar, dan perasaannya semakin tak tenang.

” Hwan..”

Junghwan mendongkak, dia beranjak dari duduknya dan menghampiri Jihoon.

” Kak..”

” Doyoung mana ?”

” Doyoung baru beres operasi kak, kepalanya bocor..dia mau dipindahin keruang rawat.” Ucap Junghwan

Jihoon menutup wajahnya, dia kembali menangis.. β€œ Kak, maaf gue udah jadi temen yang gak berguna buat Doyoung..” ucap Junghwan

Jihoon menggelengkan kepalanya β€œ Doyoung kenapa bisa di keroyok sama orang ?” Jihoon bertanya dengan bibir yang masih terisak.

” Gue gak tau pasti kak, tapi Doyoung gak pernah bikin masalah sama siapapun kak..”

” Tapi sebelum Doyoung dikeroyok, dia bilang mau nyamperin pacarnya.” Junghwan melanjutkan perkataannya

” Pacar ?”

” Iya, dia pacaran sama orang yang namanya Asahi..” Jawaban yang Junghwan katakan membuat Jihoon semakin terpukul dengan sebuah kenyataan yang tidak dia sangka.

” Bodoh!”

β€’β€’β€’

” Yang, siapa yang udah ngeroyok Doyoung ?”

Yoonbin dan Jihoon kini tengah berada dihalaman belakang rumah sakit. Jihoon menatap kearah kekasihnya dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan oleh Yoonbin.

” Kenapa kamu gak tanya sama sepupu kamu itu ?”

Kening Yoonbin berkerut bingung. Sepupu ? Apa hubungan pengeroyokan Doyoung dengan Jaehyuk ?

” Jaehyuk nyuruh anak buah kamu buat mukulin Doyoung! Hanya karena Doyoung suka sama Asahi!” Pekik Jihoon

” Anak buah ? Yang, anak buah apa ?” Tanya Yoonbin semakin bingung

” Apa perkataan aku kurang jelas Bin ? Anak buah kamu yang bikin Doyoung kritis!”

” Ji kamu gak bisa asal berasumsi kalo yang ngelakuin itu temen-temen aku. Apalagi mereka akan mikir dua kali buat ngelakuin itu sama Doyoung, mereka tahu Doyoung itu siapa.” Ucap Yoonbin, amarahnya sedikit terpancing karena bisa-bisanya Jihoon berasumsi seperti itu.

” Doyoung hampir mati bin..dan aku gak bisa behenti buat nyalahin diri aku sendiri sekarang..” lirih Jihoon dengan airmata yang berderai membasahi wajah cantiknya.

Yoonbin menghela nafasnya, tentu saja dia tahu bagaimana perasaan kekasihnya itu saat ini. Yoonbin menarik tubuh bergetar Jihoon, mendekapnya dan berusaha menenangkan kekasihnya itu.

” Semuanya akan baik-baik aja ji, Doyoung anak yang kuat aku tahu itu..setelah ini aku akan nemuin Jaehyuk. Dan aku bakal nuntut penjelasan dari dia..everything's gonna be okay dear..” Yoonbin mengecupi pucuk kepala Jihoon.

” Aku takut Bin..”

” Jangan takut sayang, aku ada disini..”

Jihoon mengeratkan pelukannya, pelukan hangat Yoonbin selalu berhasil menenangkannya disaat hatinya tengah gelisah seperti saat ini.

” Ji...” Yoonbin bergumam saat matanya menangkap sosok lelaki paruh baya yang tengah berjalan kearah dirinya dan Jiboon.

” Ada Papa kamu..”

β€’β€’β€’

” Gimana kabar kamu ?” Sapaan sang Ayah mencairkan keheningan diantara mereka setelah hampir sepuluh menit mereka berdiam tanpa mau membuka suara.

” Seperti yang Papa liat..” gumam Jihoon

” Papa seneng kamu baik-baik aja.”

” Kabar Papa gimana ?” Jihoon bertanya dengan nada pelan namun masih bisa terdengar jelas oleh telinga sang Ayah.

” Papa sehat..”

Jihoon menganggukan kepalanya β€œ Kapan kamu pulang ke rumah ?”

Jihoon menunduk, dia memainkan jemari tangannya. β€œ Maafin Papa, waktu itu Papa gak maksud buat ngusir kamu dari rumah. Papa harap kamu mau maafin Papa dan pulang ke rumah.” Ujar sang Ayah

” Aku belum mau pulang..maaf..”

” Papa ngerti, kamu juga masih belum bisa nerima Ibu tiri kamu itu. Tapi, kalau kamu mau pulang rumah selalu terbuka buat kamu..” usapan lembut dikepalanya membuat Jihoon tenang, jujur saja dia sangat merindukan rangkulan dan pelukan hangat dari sang Ayah. Hanya saja, Jihoon masih belum bisa menerima perempuan yang sudah menggantikan posisi sang Ibu dirumahnya.

” Doyoung nyariin kamu, ayo kita lihat dia.” Jihoon mengikuti langlah kaki sang Ayah, dia menatap punggung kokoh yang selama ini selalu menjadi penopang hidupnya itu.

” Maafin aku..” Jihoon bergumam pelan seraya mengapus airmatanya yang menetes membasahi pipinya.

β€’β€’β€’

” Maaf..” Doyoung bergumam, sementara Jihoon hanya diam dengan tangan yang masih sibuk mengupas jeruk untuk Doyoung.

” Lo tau tindakan bodoh lo itu hampir bikin lo mati ?”

” Gue tau kak, dan gue nyesel.”

” Gak ada yang perlu lo sesalin, sekarang lo cuman harus lebih pinter kalo mau ngambil tindakan. Dan jangan terlalu buat karena cinta! Gue sayang sama lo, gue gak mau lo kenapa-napa..lo adik gue satu-satunya Doy..” Jihoon berucap lirih diakhir kalimatnya.

” Maafin gue kak, gue gak akan ngulangin kesalahan gini lagi..”

Jihoon mendesah pelan, dia menatap Doyoung. β€œ Jangan dipikirin lagi, jadiin ini pelajaran buat lo. Nih makan..” Jihoon memberikan jeruk ditangannya pada Doyoung.

” Kak tangan gue digips mana bisa gue makan.”

” Nyusahin aja lo! Buka mulutnya.”

Doyoung tersenyum, dia lebih suka melihat Jihoon yang bawel dan galak padanya daripada melihat Kakaknya itu bersedih karenanya..

β€’β€’β€’

” Ji..”

Jihoon menatap Asahi yang berdiri dihadapannya dengan tatapan datar. Jihoon belum bisa memaafkan apa yang telah Asahi lakukan pada adiknya. Apalagi memaafkan Jaehyuk. Lelaki itu, sudah merendahkan harga dirinya dengan mencoba melecehkan dirinya lalu lelaki itu melukai dan hampir membuat sang adik hampir mati.

” Ji maafin gue..” Asahi berucap dengan penuh memohon, dia sangat menyesali perbuatannya. Hanya karena dia cemburu buta pada Jihoon, dia membuat anak baik seperti Doyoung terluka karenanya.

” Doyoung hampir mati karena lo..”

” Gue tau, itu sebabnya gue minta maaf sama lo ji..” mata Asahi berkaca-kaca.

” Gue emang kecewa sama lo Sa, tapi lo tetap temen gue..gue gak akan pernah bisa benci sama temen gue sendiri..”

Asahi menangis, dia mendekat dan memeluk Jihoon dengan erat. β€œ Ji..gue tau lo orang yang baik, gue bakal nebus semua kesalahan gue sama lo ji..”

Jihoon tersenyum kecil, dia mengelus punggung Asahi. β€œ Gak ada yang perlu lo tebus Sa, gue cuman mau lo jadi pribadi yang lebih baik kedepannya..”

Asahi menganggukan kepalanya β€œ Gue mau jenguk Doyoung, gue mau minta maaf sama dia ji..”

” Nanti kita pergi ke rumah sakit buat jenguk Doyoung sama-sama, gue akan kasih waktu buat kalian ngomong dan beresin semua masalah kalian.” Asahi menganggukan kepalanya, sungguh dia sangat menyesal karena sudah menyakiti orang baik seperti Jihoon dan Doyoung.. Asahi berjanji, dia tidak akan mengulangi kesalahan apapun lagi nanti..

  • Nobody can touch You -

πŸ¦‹

⚠️ Aku kasih warning ada sedikit adegan dewasanya ⚠️

Jihoon menatap seluruh penjuru rumah Yoshi, rumah itu masih tetap sama dari dulu bahkan para pekerja dirumah Yoshi masih tetap sama dan tak sedikit dari mereka masih mengingat Jihoon.

” Virgon udah gede.” Ucap Yoshi

Jihoon menatap Yoshi β€œ Serius ?” Jihoon masih mengingat jelas siapa itu Virgon, Harimau peliharaan Yoshi. Dulu Jihoon sering bermain dengan harimau jinak itu.

” Mau liat ?” Jihoon mengangguk dengan antusias, dia mengikuti Yoshi ketempat dimana kandang Virgon berada.

” Virgon liat siapa yang datang.” Ujar Yosho, Harimau jinak itu langsung bangun dari rutinitas rebahannya lalu mendekati sang Tuan. Mata tajam namun polos seperti kucing itu menatap Jihoon.

” Hai Virgon, udah lama kira gak ketemu.” Jihoon tersenyum. Jihoon hendak mendekat namun sebelum Jihoon mendekat Virgon mengaum dengan keras dan membuat Jihoon tubuh Jihoon tersentak dan kehilangan keseimbangannya. Yoshi yang melihat itu refleks mendekat secara cepat dan menangkap tubuh kecil Jihoon kedalam pelukannya.

” Hati-hati Ji, Virgon mungkin lupa sama lo. Jihoon mendongkak, lalu lelaki manis itu menangis.

” Loh Ji kok nangis sih ?” Panik Yoshi

” Takut..” isak Jihoon, Yoshi langsunf tertawa kecil.

” Gak papa Ji, Virgon lupa sama lo tapi nanti juga dia inget.” Yoshi menepuk-nepuk puncuk kepala Jihoon.

” Kenapa dia galak gitu..”

Belum sempat Yoshi menjawab Virgon kembali mengaum keras dan membuat Jihoon kembali teesentak lalu memeluk tubuh Yoshi dengan erat.

” Yoshi ayo pergi gue takut huks..” isak Jihoon, Yoshi tertawa lagi seraya membawa Jihoon untuk masuk kedalam rumah.

” Kak, Virgon kenapa ?” Tanya seorang gadis yang tengah menuruni anak tangga rumah, lalu mata gadis itu menahan sosok kecil disamping sang Kakak yang terlihat terisak kecil.

” Kak Jihoon ?”

Jihoon mendongkak, dia menghapus airmatanya lalu bibirnya yang semula menekuk kini tersenyum melihat sosok gadis yang sudah lama tidak dia lihat.

Cecilia Kanemoto, adik perempuan Yoshi.

” Hai Cecil..” sapa Jihoon, Cecil memekik keras dia berlari lalu memeluk Jihoon dengan erat.

” Astaga Kak Ji, aku kangen banget sama Kakak..” ujar Cecil, Jihoon tertawa kecil.

” Aku juga kangen sama kamu, apa kabar kamu ?”

” Baik Kak, kakak juga gimana kabarnya ?” Tanya Cecil seraya melepaskan pelukannya.

” Aku baik kok, kamu kok jadi tinggi gini sih.” Jihoon tercengang melihat pertumbuhan Cecil, gadis itu sangat tinggi bahkan tingginya melebihi dirinya. Astaga Jihoon jadi iri..

” Hahaha aku dikasih makan bambu selama di Jepang.” Canda Cecil

” Hmmmmm masih ada gue lo disini.” Ucap Yoshi

Cecil mendengus β€œ Kita lagi kangen-kangenan ya maklumin dong.”

” By the way happy birthday Cecil, umur kamu tujuh belas tahunkan sekarang ?”

” Aku sampe lupa kalo hari ini aku ultah..” ucap Cecil

” Yos, kuenya mana ?” Tanya Jihoon pada Yoshi

” Masih dimobil gue lupa, gue ambil dulu.” Yoshi beranjak untuk membawa kue milik Cecil yang ketinggalan didalam mobil miliknya.

” Kebisaan dia gak berubah, suka lupa sama barang sendiri.” Gumam Jihoon

” Kak Ji balikan lagi sama Kak Yoshi ?”

” Eh ?”

” Kalian pacaran lagikan ?”

β€’β€’β€’

” Kenapa Ji ?” Tanya Yoshi saat melihat Jihoon menekuk wajahnya, bahkan wajah manisnya nampak sangat gelisah.

” Yoonbin mau kesini..” jawab Jihoon pelan

Yoshi menghela nafasnya, dia sudah menduganya. Yoonbin pasti akan tahu dengan cepat jika dia membawa Jihoon kerumahnya.

” Biar gue yang ngomong sama Yoonbin nanti..” ucap Yoshi

” Gak, ini masalah gue sama Yoonbin. Biar gue yang selesain sendiri..”

” Tapi ji..”

” Gue pulang dulu, makasih buat hari ini..Maaf gue gak bisa pamit sama Cecil.” Jihoon memotong perkataan Yoshi, lalu dia beranjak dengan cepat keluar dari rumah mantan kekasihnya itu.

Sementara Yoshi nampak diam ditempatnya, dia hanya menatap punggung Jihoon yang menghilang dibalik gerbang tinggi rumahnya.

” Kak, Kak Ji mana ?” Cecil baru kembali dari kamarnya, gadis itu mengerut bingung saat tak mendapati Jihoon disana.

” Pulang..” jawab Yoshi

” Kakak gak anterin Kak Ji ?”

” Dia dijemput pacarnya.” Yoshi menjawab seraya melangkah pergi

” Jadi kalian gak balikan ?” Cecil membuntuti sang Kakak

” Gak gampang buat balikan sama Jihoon, dia sekarang pacaran sama sahabat Kakak sendiri.”

” Sumpah ?”

Yoshi hanya mengangguk lalu meneguk segelas air, tenggorokannya tiba-tiba terasa kering.

” Kakak pulang dari Jepang karena Kakak mau ngajak Kak Ji balikan lagi, tapi Kakak malah ketikung sama sahabat Kakak sendiri. Kakak pengecut sih” Cecil tertawa sebagai ledekan untuk sang Kakak.

Yoshi mendengus sebal, dia mendekati sang adik lalu menjitak kepala adiknya itu.

” Sakit!!!”

Yoshi menjulurkan lidahnya lalu berlari untuk menghindari amukan dari adik perempuannya itu.

” Nyebelin banget sih!!” Pekik Cecil dan ikut berlari untuk membalas perbuatan sang Kakak.

β€’β€’β€’

” Kenapa kamu bisa pulang sama Yoshi ?” Sesampainya di apartement Yoonbin langsung menuntut penjelasan dari Jihoon.

” Apa yang aku bilang di chat kurang jelas ? Aku nungguin kamu Yoonbin!! Lama, tapi kamu gak dateng-dateng dan aku gak tau kamu kemana. Yoshi nawarin aku pulang, dan aku gak nolak karena aku gak mau jadi orang bodoh yang nungguin pacarnya dikampus yang sepi sendirian!” Jelas Jihoon, nafasnya nampak berburu dia tak pernah seemosi ini pada Yoonbin.

” Tapi kenapa harus pergi kerumahnya ?”

” Aku cuman mau ketemu sama Cecil, apa aku salah ?”

” Adiknya Yoshi ? Kalian sedeket itu ?”

” Sumpah Bin, kamu kenapa sih ? Gak jelas! Kamu juga akhir-akhir ini jadi aneh!” Sentak Jihoon

” Aku cuman gak mau kamu deket-deket sama Yoshi! Dia masih suka sama kamu Jihoon! Dan sekarang lihat bahkan kalian udah mulai main-main dibelakang aku!”

” Yoonbin!!” Jerit Jihoon, tangannya mengepal dengan kuat. Lalu airmatanya mulai menetes dari kedua mata sabitnya.

” Aku cape...aku gak mau berantem hanya karena kamu cemburu kaya gini. Kalo kamu gini terus itu artinya kamu gak percaya sama aku bin..”

” Aku gak pernah main-main sama hubungan kita bin..” isak Jihoon

Yoonbin mendesah kasar, dia menjambak rambutnya. Dia membencinya, dia sangat membenci Jihoon menangis dihadapannya apalagi lelaki manis itu menangis karenanya. Yoonbin menghela nafasnya sejenak untuk mengontrol emosinya, dia mendekat dan membawa tubuh bergetar Jihoon kedalam pelukannya.

” Maaf yang..please don't cry baby..” bisik Yoonbin

” Aku cape Bin, aku cape kalo kita berantem terus hanya karena kamu cemburu dan curiga terus sama aku..” isak Jihoon

” Jangan kaya gini lagi, aku gak mau hubungan kita berantakan bin..”

Yoonbin mengangguk dia mengecup puncuk kepala Jihoon β€œ Maaf yang, aku janji gak akan kaya gini lagi..maaf hmmm..”

” Janji terus tapi kamu lupa lagi..”

” Kali ini enggak, kalo aku ngulangin kesalahan ini lagi kamu boleh putusin aku yang..”

Jihoon hanya mengangguk, dia mempererat pelukannya menenggelamkan wajahnya didada bidang kekasihnya itu..isakannya pun sudah tak lagi terdengar dari bibirnya.

” Aku cinta sama kamu Bin..aku gak mau kehilangan kamu.”

” I know baby, and i love you too..”

β€’β€’β€’

βš οΈπŸ”ž

” Bin pelan..” Jihoon mencengkram bahu lebar Yoonbin saat pergerakan kekasihnya itu semakin tidak terkontrol. Mereka akan berakhir begumul diatas ranjang setelah selesai dengan pertengkaran mereka dan Yoonbin pasti tidak akan bisa mengontrol dirinya.

” Fuck!! You are so beautiful baby..” Yoonbin refleks mengumpat, dia terlalu menikmatinya. Tubuh Jihoon akan selalu nikmat setiap kali Yoonbin menidurinya. Percintaan mereka sudah dimulai sejak dua jam yang lalu, tetapi keduanya masih belum puas..tidak lebih tepatnya Yoonbin yang masih ingin.

Yoonbin menatap penuh memuja wajah cantik sang kekasih yang sudah berpeluh, Jihoonnya sungguh sangat cantik..sangat cantik.. Suara desahan yang keluar dari bibir merah Jihoon yang nampak membengkak membuat gairah Yoonbin semakin terpancing. Dia merunduk untuk membawa Jihoon kembali kedalam ciumannya, dia memangutnya kasar tak peduli jika bibir sang kekasih akan terluka setelahnya.

” Your mine baby, nobody can touch you baby..you understand hmmm ?”

” Yes..ughh..i'm yours..”

Yoonbin tersenyum puas, dia menggigit leher jenjang Jihoon yang sudah penuh oleh bitemark darinya. Yoonbin menggeram saat dia sampai pada pelepasannya, dia mengecupi pipi Jihoon yang memerah dan berkeringat.

” Udah yang aku cape...” Jihoon merengek, tubuhnya benar-benar sudah remuk. Yoonbin yang emosi memang sangat berbahaya baginya. Yoonbin tersenyum, dia mengecup bibir Jihoon lalu melepaskan kontak tubuhnya.

” Puas kamu sekarang hah!” Sentak Jihoon, Yoonbin tertawa.

” Belum yang..”

” Sinting!!”

Yoonbin lagi-lagi tertawa, dia mendekap tubuh Jihoon.

” Sleep well baby...”

” Hmmm..i love you hubby..”

” I love you too sunshine..”