Laulyn

  • Untuk yang pertama kalinya -

πŸ¦‹

” Ji ngapain disini kenapa belum pulang ?”

Jihoon yang semula menunduk langsung mendongkak, dia sedikit terkejut dengan kehadiran seseorang yang tidak pernah dia duga sebelumnya.

” Yoshi..”

” Ji are you okay ? Muka lo pucet banget.” Yoshi menjadi panil sendiri melihat keadaan Jihoon sekarang. Lelaki manis itu nampak kacau, wajah manisnya pucat pasi dan berulang kali bibirnya meringis menahan rasa sakit.

” Lambung gue kambuh..” cicit Jihoon

” Yoonbin mana Ji ?”

Jihoon hanya menggelengkan kepalanya, perlahan isakan kecil mulai terdengar dari bibirnya. Lelaki manis itu menangis menahan rasa sakit dilambung juga menangis karena Yoonbin yang sejak satu jam yang lalu dia tunggu tak kunjung datang.

” Gue mau pulang..”

” Kita pulang Ji, lo bisa berdiri..”

Jihoon hanya menggelengkan kepalanya, badannya sudah benar-benar lemas dan kepalanya semakin berdenyut sakit. Yoshi mendesah kecil sebelum dia menyelipkan tangannya diantara tubuh Jihoon, membopong tubuh lelaki manis itu dan berjalan meninggalkan area pelataran gedung FK untuk segera mengantar Jihoon pulang.

” Yoshi..” Jihoon memanggil lirih

” Kita ke dokter dulu ji..” ucap Yoshi setelah dia mendudukan Jihoon dikursi mobil miliknya, kemudian dia berjalan memutar dan ikut masuk kedalam mobil.

” Tahan dulu ya sakitnya..” ucapnya, Jihoon hanya menganggukan kepalanya.

  • Untuk yang pertama kalinya -

πŸ¦‹

” Ji ngapain disini kenapa belum pulang ?”

Jihoon yang semula menunduk langsung mendongkak, dia sedikit terkejut dengan kehadiran seseorang yang tidak pernah dia duga sebelumnya.

” Yoshi..”

” Ji are you okay ? Muka lo pucet banget.” Yoshi menjadi panik sendiri melihat keadaan Jihoon sekarang. Lelaki manis itu nampak kacau, wajah manisnya pucat pasi dan berulang kali bibirnya meringis menahan rasa sakit.

” Lambung gue kambuh..” cicit Jihoon

” Yoonbin mana Ji ?”

Jihoon hanya menggelengkan kepalanya, perlahan isakan kecil mulai terdengar dari bibirnya. Lelaki manis itu menangis menahan rasa sakit dilambung juga menangis karena Yoonbin yang sejak satu jam yang lalu dia tunggu tak kunjung datang.

” Gue mau pulang..”

” Kita pulang Ji, lo bisa berdiri..”

Jihoon hanya menggelengkan kepalanya, badannya sudah benar-benar lemas dan kepalanya semakin berdenyut sakit. Yoshi mendesah kecil sebelum dia menyelipkan tangannya diantara tubuh Jihoon, membopong tubuh lelaki manis itu dan berjalan meninggalkan area pelataran gedung FK untuk segera mengantar Jihoon pulang.

” Yoshi..” Jihoon memanggil lirih

” Kita ke dokter dulu ji..” ucap Yoshi setelah dia mendudukan Jihoon dikursi mobil miliknya, kemudian dia berjalan memutar dan ikut masuk kedalam mobil.

” Tahan dulu ya sakitnya..” ucapnya, Jihoon hanya menganggukan kepalanya. Tanpa sadar, Yoshi membawa tangan Jihoon untuk dia genggam. Setidaknya dia hanya ingin berusaha memberikan ketenangan untuk Jihoon.

β€’β€’β€’

” Mau gendong lagi ?” Yoshi bertanya setelah Jihoon selesai diperiksa oleh Dokter

” Tapi gue berat..”

Yoshi tertawa kecil β€œ Badan lo itu seringan kapan ji, ayo naik.” Yoshi membungkukan badannya, Jihoon dengan ragu menaiki punggung lebar itu.

” Makasih..” ucap Jihoon pelan

” Sama-sama, gue gak akan setega itu ninggalin lo yang lagi kesakitan ji.”

” Kenapa lo bisa ada di FK ?”

” Gue ada urusan disana ji..”

Jihoon mengangguk β€œ Gue pulang naik taksi aja..”

” Gue anter pulang ji, lo masih lemes gini. Jangan nolak.”

” Tapi gue takut ngerepotin lo..”

Yoshi tertawa kecil β€œ Kaya sama siapa aja ji..” ucapnya, wajah Jihoon memerah entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup apalagi setelah dia mencium wangi yang menguar dari tubuh Yoshi.

Wangi yang sama sekali tak pernah berubah sejak dulu..

Ini pertama kalinya bagi keduanya saling bertegur sapa, tepatnya setelah perpisahan keduanya. Sejak mereka kembali bertemu, tepatnya saat pertama kali menginjakan kaki di Universitas keduanya seolah-olah saling tak mengenal satu sama lain. Keduanya seolah-olah melupakan cerita-cerita yang pernah terjadi diantara mereka. Apalagi semenjak Jihoon resmi menyandang sebagai kekasih seorang Ha Yoonbin, membuat Yoshi yang semula hendak kembali memulai hubungan diantara mereka membuatnya mau tak mau mundur secara diam-diam. Dan lelaki itu hanya bisa kembali memendam rasa rindu yang selama ini membuncah pada Jihoon, kembali memendamnya didalam kesendirian.

” Ji ?”

” Hmm ?”

” Gue gak nyangka bisa ketemu lo lagi.”

” Seharusnya gue yang bilang gitu, gue gak nyangka lo udah balik dari Jepang dan masuk di kampus yang sama dengan gue.”

” Gue lebih milih belajar disini daripada di Jepang.”

” Kenapa ?”

” Karena ada lo..” Yoshi berucap dalam hati.

” Lebih asik aja, dan di Jepang gue gak bisa nemu tempe orek.”

Jihoon terdengar tertawa kecil, Yoshi ikut tersenyum mendengar tawa yang jujur sangat dia rindukan itu.

” Ji, Maaf..”

” Hah ?” Jihoon tentu saja bingung dengan permintaan maaf Yoshi secara tiba-tiba.

” Waktu pertama kali kita ketemu, gue gak maksud buat gak nyapa lo. Gue cuman takut lo benci sama gue.”

” Kenapa gue harus benci ? Gak ada alasan buat gue benci sama lo..”

” Maaf juga tentang masa lalu diantara kita gue gak maksud buat ninggalin lo.”

” Gue udah lupain semuanya, lo gak perlu minta maaf.”

” Termasuk kenangan diantara kita ji ? Lo udah lupain semuanya ?” Tentu saja Yoshi berucap didalam hatinya.

” Jangan dibahas lagi ya, gue gak mau kita terjebak kedalam masa lalu..”

” Kita masih bisa berteman sekarang, gue harap gak ada rasa canggung diantara kita.” Lanjut Jihoon

Yoshi tersenyum, setidaknya dia sudah tenang karena Jihoon mau mengenalnya kembali..

Sebagai seorang teman..

β€’β€’β€’

” Ngapain kamu kesini ?” Jihoon memalingkan wajahnya, kemana saja asal dia tidak menatap kearah Yoonbin.

” Yang maaf..”

” Pulang Bin..”

Yoonbin mendesah kecil, dia mendudukan diri disamping Jihoon.

” Yang maaf, iya aku salah karena lupa jemput kamu..”

” Lupa terus, tiap kali kamu udah kumpul sama temen-temen kamu pasti kamu sering lupa.” Ucap Jihoon, matanya nampak berkaca-kaca. Lelaki manis itu kesal, marah, semuanya menjadi satu. Yoonbin terlalu sering ingkar janji padanya, padahal kekasihnya itu tau jika Jihoon paling membenci orang yang tidak menepati janjinya.

” Maaf yang, aku gak akan gini lagi..”

” Gitu terus, tiap kali kamu salah selalu bilang gitu. Kamu tau tadi aku udah hampir mau skarat ? β€œ akhirnya air mata yang sedari tadi Jihoon tahan meluncur membasahi kedua pipinya.

” Yang, jangan nangis..”

Yoonbin meremas rambutnya, kemudian dia merangkuh tubuh kecil Jihoon kedalam pelukannya.

” Aku gak tau gimana jadinya kalo tadi aku gak ketemu Yoshi..”

Yoshi ?

” Dia yang nganterin aku pulang, dia juga yang bawa aku ke dokter. Kamu harus terima kasih sama dia bin..”

” Iya, nanti aku bakal bilang makasih karena Yoshi udah nganter kamu pula. Maafin aku yang, jangan nangis jangan marah lagi hmm ?”

” Emang aku bisa marah lama sama kamu ?”

Yoonbin tersenyum, dia menghujami puncuk kepala Jihoon dengan kecupan hangatnya.

” Aku ngantuk..” rengek Jihoon Yoonbin membenahi posisinya, dia membaringkan diri diatas tempat tidur dan memeluk Jihoon kembali.

” Jangan pulang..” lirih Jihoon

Yoonbin tersenyum, dia merunduk untuk mengecup bibir merah kekasih manisnya itu.

” Aku gak akan pulang, sleep well baby...”

  • Teman SMA -

πŸ¦‹

Yoonbin tertawa kecil saat membaca chat yang dikirimkan Junkyu untuk Jihoon, jari jemarinya mulai menari diatas layar ponsel untuk membalas chat dari sahabat kekasihnya itu.

” Lagi liatin apa yang ?” Jihoon baru saja kembali dari dapur untuk membawa beberapa cemilan.

” Junkyu ngechat, katanya dia salah naik ojek.” Jawab Yoonbin

” Kebiasaan, dia itu emang ceroboh banget tau yang. Kemarin-kemarin dia pernah ke kampus pake sendal tidur koala kesayangannya.”

Yoonbin tertawa kecil lalu menyimpan kembali ponsel Jihoon keatas meja lalu dia meraih sebuah album foto yang sejak tadi menarik perhatiannya. Itu album foto masa SMA Jihoon..

” Foto kamu banyak banget sama Junkyu.”

Jihoon tersenyum, dia mendudukan diri disamping Yoonbin lalu ikut melihat foto-foto SMAnya bersama Junkyu.

” Kalian lebih kaya saudara daripada sahabat.”

Jihoon menyetujui perkataan Yoonbin, Jihoon dan Junkyu sudah berteman sejak mereka pertama masuk sekolah menengah atas. Kemana-mana mereka selalu berdua dan tidak bisa dipisahkan barang sedetikpun. Mereka bahkan mendapatkan julukan si kembar oleh teman-teman masa sekolahnya, padahal mereka tidak mirip sama sekali. Namun Jihoon menyukai panggilan itu, Jihoon memang sudah menganggap Junkyu sebagai saudaranya sendiri. Junkyu selalu ada untuknya, begitupula dengam Jihoon yang selalu ada untuk Junkyu.

Banyak orang mengatakan jika persahabatan mereka sangat sempurna, meskipun mereka kerap kali bertengkar karena hal spele namun terbukti persahabatan mereka sangat kuat dan mereka masih bersama hingga saat ini.

” Yoshi bilang dia satu SMA sama kamu dan Junkyu.” Ucap Yoonbin, senyuman Jihoon yang semula mengembang perlahan hilang.

” Ah ?”

” Kenapa kamu gak bilang kalo kamu juga satu SMA sama Yoshi.”

” Kenapa harus bilang? Kan cuman temen SMA.” Jawab Jihoon

” Yoshi bilang dia pindah ke Jepang pas kelas 2.”

” Gak tau, akukan gak satu kelas sama dia. Mungkin iya..” ucap Jihoon lalu menggigit bibirnya.

” Yoshi gimana pas SMA ?”

” Hah ? Yang mana aku tau, akukan bukan temennya. Tapi dia emang populer sih, maklum anaknya pinter terus sering juara olimpiade matematika.”

Yoonbin menganggukan kepalanya β€œ Iya Yoshi emang pinter, tapi anehnya dia malah masuk ke geng aku. Tapi gak papa sih, seengaknya di geng aku ada orang benernya.”

Jihoon mendengus β€œ Kalian tuh kuliah buat apa sih? Mau jadi preman kampus ?Kalo cuman main-main ya gak usah kuliah sekalian. Kasian orangtua kalian udah ngeluarin uang buat biaya kuliah tapi anaknya malah jadi mahasiswa begajulan.” Ujar Jihoon, Yoonbin tertawa kecil.

” Ngapain malah ketawa ?”

” Ngapain belajar bikin pusing, mending seneng-seneng.”

” Awas aja kalo nilai semester kamu anjlok lagi, Lia bilang kalo nilai kmau anjlok kamu mau dibotakin sama daddy kamu.”

” Dih cepu tuh nenek lampir.”

” Dia kakak kamu yah Bin..”

” Kita kembar dia bukan Kakak aku.”

” Ya tetep aja dia lahir duluan.” Jihoon kesal lalu dia melayangkan cubitan kecil diperut kekasihnya itu.

” Sakit yang..” Yoonbin merengek

” Gak usah gitu jijik!”

Yoonbin tertawa lalu dia menghambur memeluk Jihoon dengan erat.

” Bin sesak ih!”

” Sayangnya Yoonbin wangi banget.” Yoonbin menenggelamkan wajahnya pada leher jenjang Jihoon.

” Iyalah kan udah mandi emangnya kam- Yoonbin jangan digigit!” Jihoon memekik kencang saat Yoonbin dengan kurang ajarnya menggigit lehernya.

” Bin..besok aku ada kelas pagi, no bitemark!”

” Yaudah kalo gitu aku minta sun..”

” Gak mau! Kamu bau!”

” Bau ?”

” Iya kamu bau.” Ucap Jihoon lalu menjulurkan lidahnya untuk meledek Yoonbin.

” Sini kamu! Aku cium sampe pingsan!” Yoonbin menarik Jihoon untuk duduk dipangkuannya, lalu membawa kekasih manisnya itu kedalam ciumannya. Jihoon mengalungkan memeluk erat leher Yoonbin saat ciuman mereka semakin menjadi-jadi, percayalah keduanya adalah seorang goodkisser jadi tak ada satupun diantara mereka yang mengalah jika tengah berciuman seperti saat ini.

” Cantik banget pacar aku..”

” Aku gak cantik!”

” You are so beautiful baby and i love you so crazy, somebody can't touch you beacause your mine baby and i love you..”

Jihoon tersenyum manis, dia mengecup berulang kali bibir Yoonbin.

” I love you too my bear..”

  • Cinta lama belun kelar -

πŸ¦‹

Sejak kapan yah Jihoon naksir sama Yoonbin ? Jihoon kurang inget, tapi kalau gak salah dari jaman MOS. Yoonbin emang dasarnya udah populer dari SMP – kata temen satu SMP Yoonbin- makin nambah populer saat masuk SMA. Cowok itu ganteng, tinggi, cool, tapi kalo udah senyum bronis buatan Bundanya Jihoon aja kalah manis. Pokoknya Yoonbin itu sempurna dimata Jihoon.

Jihoon naksir berat sama cowok yang katanya blasteran bule itu. Setiap hari Jihoon selalu curi-curi pandang kearah kelas Yoonbin yang kebetulan hadap-hadapan sama kelas Jihoon. Setiap kali istirahat Jihoon selalu duduk dibawah pohon deket lapangan outdoor sekolah, ngeliatin Yoonbin main basket sama temen-temennya. Yoonbin dua kali lipat lebih ganteng pas lari-larian dilapangan sambil ngedribble bola, bikin Jihoon makin naksir dan makin halu tiap malem dia suka ngebayangin gimana rasanya punya pacar kaya Yoonbin.

Tapi Jihoon sadar diri kok, dia tuh cuman siswa biasa. Populer enggak, cupu juga enggak ya tengah-tengahlah jadi dia cuman bisa mendem perasaan dia. Gak kaya kebanyakan orang yang naksir Yoonbin, mereka malah terang-terangam bilang suka sama Yoonbin bahkan selalu kirim salah lewat radio sekolah.

Pas Jihoon naik ke kelas dua, dia gak tau harus seneng apa gimana karena dia bisa satu kelas sama Yoonbin. Dia akhirnya gak perlu curi-curi pandang lagi ke kelas Yoonbin. Jihoon bisa modus nagih uang kas sama cowok itu, karena kebetulan Jihoon dipilih jadi bendahara kelas sama Ketua kelasnya.

” Ji lo suka sama Yoonbin ?”

Jihoon maunya sih cuman dia, Tuhan sama semut-semut pohon yang tahu kalau dia naksir sama Yoonbin tapi sialnya temen karibnya si Junkyu tahu.

” Darimana lo tau ?” Tanya Jihoon

” Keliatan jelas kali ji, udah jujur aja. β€œ

” Iya gue emang suka sama dia.” Jawab Jihoon jujur

” Siapa sih yang gak suka sama Yoonbin, gue juga sempet naksir tapi gak lama karena udah ada brondong ganteng.” Junkyu senyum mesem.

” Lo gak mau bilang gitu ke Yoonbin ?” Tanya Junkyu

” Gak ah, gue tau diri sendiri. Yang naksir Yoonbin itu banyak, dan mereka populer semua.” Ucap Jihoon

” Duh ji jangan insecure dong, lo tuh manis tau. Lo tu semok, Yoonbin pasti suka.”

” Maksud ?”

Jihoon ngedengus jesel sementara Junkyu cuman ketawa cekikikan.

β€’β€’β€’

” Ada yang mau nyoba buat ngerjain soal didepan ?” Tanya bu Jisoo, hari ini pelajaran fisika pelajaran favorit Jihoon. Jadi gak pake lama Jihoon langsung ngacungin tangannya buat nyoba ngerjain soal fisika didepan.

” Yoonbin sama Jihoon ? Yaudah ibu bikin soal satu lagi.”

Jihoon langsung noleh kearah Yoonbin, cowok itu juga ngacungin tangannya.

” Kalian berdua kedepan.” Ucap bu Jisoo, dengan ragu Jihoon maju kedepan. Jantungnya deg-degan gak karuan pas Yoonbin berdiri disampingnya. Yoonbin wangi..Jihoon jadi gak kuat..

” Cieee uhuy!!” Tiba-tiba suara Junkyu menggelegar didalam kelas

” Kenapa nih ?” Tanya Bu Jisoo

” Itu bu yang didepan, yang satu apa gak deg-degan berdiri disamping gebetan ?”

Junkyu sialan! Jihoon ngumpat, wajahnya memerah sampe ketelinga.

” Siapa nih ?” Bu Jisoo emang dasarnya humble dan deket sama siswanya langsung ikutan heboh.

” Itu yang kecil naksir sama yang tinggi.” Suara lain menyahut, itu suara Jaehyuk. Lah sejak kapan Jaehyuk tau kalo Jihoon naksir Yoonbin ?

” Aduh, tadi pas ngacungin tangan kalian bareng juga. Apa gak mau jadian ?” Tanya bu Jisoo diikuti suara riuh anak lainnya. Wajah Jihoon makin merah.

Sementara Yoonbin kedengeran ketawa kecil mendengar ucapan Bu Jisoo.

” Ibu tunggu ya kabar jadian kalian.”

β€’β€’β€’

Kabar Jihoon naksir Yoonbin langsunh nyebar ke kelas lain, bahkan gak sedikit adik kelas dan kakak kelas tau kabar itu. Hari-hari Jihoon disekolah sedikit gak tenang, bukan apa-apa tapi Kakak kelas yang naksir Yoonbin sering kali gibahin dia. Dan setiap kesempatan jarak Jihoon deket sama Yoonbin, temen-temennya pasti langsung rame dan heboh. Jihoon jadi gak enak sama Yoonbin, karena cowok itu pasti risih dan mungkin ilfil sama dia. Jihoon gak tau harus apa, dia nyalahin Junkyu dan Jaehyuk yang waktu itu ember pas kelas fisika bu Jisoo.

” Jihoon!” Jihoon yang semula mau nya nyamperim scoopy merah langsung berhenti dan noleh kearah Yoonbin yang jalan ngehampirin dia.

Tunggu. Yoonbin mau ngapain ?

Sementara disana, anak geng Yoonbin pada ngeliatin kearah Jihoon dan juga Yoonbin.

” Kenapa bin ?” Tanya Jihoon

” Boleh bicara sebentar ?” Tanya Yoonbin

” Mau bicara apa ?”

” Lo beneran suka sama gue ?”

Tubuh Jihoon ngedadak kaku pas denger pertanyaan Yoonbin.

” Ah, iya tapi dulu kok pas kelas satu.” Jawab Jihoon setengah gak jujur

Yoonbin ngangguk β€œ Thanks karena lo udah suka sama gue, gue gak tau apa sekarang lo masih suka sama gue apa enggak. Tapi lo bisa gak berhenti suka sama gue ?”

Jihoon terkejut, namun dia masih bisa mengontrol ekspresi wajahnya.

” Gue udah punya pacar, dan pacar gue tau lo suka sama gue. Dia marah, jadi tolong berhenti suka sama gue. Gue gak mau hubungan gue sama pacar gue berantakan. Gue juga risih tiap kali anak-anak kelas jodoh-jodohin lo sama gue. Jelas Yoonbin

Jihoon ngerasa hatinya ditusuk sama samurai tajam setelah Yoonbin ngomong gitu.

” Ah haha gue suka sama lo kan dulu bin. Kemarin si Junkyu cuman becanda doang dan gue gak tau imbasnya jadi gini. Sorry gue gak maksud bikin lo gak nyaman.” Jihoon maksain diri buat senyum.

” Jadi masalah diantara kita impas ya? Semuanya udah lurus, gue balik dulu lo hati-hati dijalan.” Ucap Yoonbin setelah itu dia balik kearah kumpulan gengnya.

Sementara Jihoon langsung naik ketas motor dan pergi ninggalin sekolahan. Sepanjang perjalanan Jihoon ngelamun mikirin perkataan Yoonbin. Apa Yoonbin bilang gitu juga sama yang suka sama dia ? Selama ini Yoonbin kaya fine-fine aja tiap kali digodain sama anak kelas, tapi ternyata cowok itu risih dan gak suka.

” Hiks..” Tangisan Jihoon yang sedari tadi ditangan langsung pecah, dia nangis sambil nyetir motor miliknya. Beruntung dia nutupin wajahnya pake helm jadi orang-orang gak akan lihat wajah kacau dia, tapi selang beberapa menit dia kena sial. Jihoon jatuh dari motor karena gak fokus, dia banting setir pas hampir nabrak anak smp bawa sepeda.

Jihoon jatuh kesungkur dijalan, beuntung jalan lagi sepi. Bapak polisi yang kebetulan lewat langsung nolongin Jihoon terus bawa Jihoon kepinggir jalan.

” Yaampun dek kamu luka..”

Tangisan Jihoon makin kenceng, bukan karena rasa sakii dilutut sama sikunya tapi karena rasa sakit dihatinya..

Jihoon benci sama dirinya sendiri, kenapa dia harus suka sama Yoonbin ? Jihoon makin benci sama dirinya sendiri, karena setelah dia lulus SMA dan mulai jadi anak kuliah pun Jihoon tetep suka sama seorang Ha Yoonbin..

  • You are my first love -

πŸ¦‹

” Bin..”

Yoonbin hanya berdeham untuk merespon panggilan Jihoon sementara matanya masih fokus pada tayangan netflix didepannya.

” Bin lo gak ada niatan buat nikah gitu ?” Yoonbin akhirnya menoleh setelah mendengar perkataan yang terlontar dari bibir Jihoon.

” Nikah gimana ? Pacar aja gak punya..”

Jihoon mendengus β€œ Bukan gak punya tapi lo males buat nyari! Lo terlalu sibuk sama berkas-berkas dikantor!” Sungut Jihoon, Yoonbin tertawa. Jihoon yang tengah kesal begitu menggemaskan dimatanya.

” Lo sendiri ?” Tanya Yoonbin

” Gak tau, belum ada yang pas. Ortu gue juga udah nanya kapan gue nikah. Malahan mereka ngiranya gue mau nikah sama lo.” Jawab Jihoon

” Yaudah...”

Jihoon mengerutkan dahinya

” Yaudah lo nikah sama gue aja.”

” Jangan ngadi-ngadi ya antum!”

” Kenapa ? Daripada lo nunggu jodoh mending lo nikah sama yang ada. Sama gue, kita udah kenal lama kita udah tau sifat baik buruk masing-masing.” Ujar Yoonbin

” Kayaknya lo gak waras deh Bin..”

Yoonbin tertawa kecil, dia mendekatkan wajahnya untuk lebih intens menatap wajah manis sahabat kecilnya itu.

” Lo tau gak kenapa gue gak pernah pacaran selama ini ?” Tanya Yoonbin

Jihoon menggelengkan kepalanya, jantungnya berdegun kencang saat ini. Wajah Yoonbin begitu dekat dengannya, dan Jihoon baru menyadari jika sahabatnya itu sangat tampan.

” Karena lo..”

” Gue ?”

” Lo lebih dulu ngerebut hati gue, lo lebih dulu ada dihati gue.”

” Bin..”

” Gue udah jatuh cinta sama lo dari dulu, gue gak bisa jatuh cinta lagi selain sama lo ji. Cuman gue gak berani bilang, karena gue gak mau lo menjauh dari gue. You are my first love ji dan gue mau lo juga jadi cinta terakhir gue..” Jujur Yoonbin, mengungkapkan apa yang selama ini dia pendam.

Jihoon tak tau harus mengatakan apa, karena Yoonbin yang selama ini selalu bergurau padanya terlihat begitu serius mengatakan hal itu padanya.

” Bin lo serius ?”

” Coba tatap mata gue, emang gue keliatan becanda ?”

Jihoon menggelengkan kepalanya, Yoonbin tersenyum dia mengecup bibir Jihoon.

” Nikah sama gue ya ji ? Besok gue bakalan datang kerumah lo buat minta ijin sama orangtua lo. Lo mau kan ?”

” Gue mau...”

Yoonbin tersenyum lega, dia menarik tubuh kecil Jihoon kedalam pelukannya. Penantiannya selama bertahun-tahun akhirnya terjawab sudah.

Dia tak perlu menjadikan Jihoon sebagai pacarnya, karena dia akan langsung menjadikan Jihoon sebagai pendamping hidupnya..

Sementara Jihoon tak percaya, dia selama ini berulang kali berpacaran namun akhirnya dia jatuh pada sahabatnya sendiri..

Apa ini bisa disebut sebuah takdir ?

  • Sun flower -

” Astagfirullah anak muda! Jam segini lo masih ngebo?! β€œ Yoonbin merengut kemudian mendengus sebal saat tidur nyenyaknya terganggu oleh mahluk paling menyebalkan yang sialnya dia adalah sepupunya sendiri.

” Apaan sih anjing!”

” Idih kasar! Bangun lo! Lo gak akan ke pesta ulang tahunnya yayang gue ?”

” Males!”

” Gak bisa gitu! Lo harus dateng, lo diundang sama Sahi.” Jaehyuk menarik paksa selimut yang membelit tubuh Yoonbin.

” Gue belum beli hadiah.”

” Gak perlu, Sahi gak terlalu suka dikasih barang. Sekarang lo cepet mandi gue tunggu dibawah gak usah pake lama.” Ucap Jaehyuk melenggang pergi keluar dari kamar Yoonbin. Sementara siempunya mau tak mau bangun dan pergi masuk kedalam kamar mandi untuk segera membersihkan diri.

β€’β€’β€’

Yoonbin duduk dengan bosan, yang dia lakukan sejak tadi hanya duduk melihat orang lain yang sibuk menikmati pesta ulangtahun kekasih Jaehyuk, Asahi. Sejujurnya Yoonbin terlalu malas untuk pergi, tapi dia hanya ingin menghargai Asahi yang sudah mengundangnya untuk datang.

” Jihoon!”

Yoonbin

  • Sun flower -

” Astagfirullah anak muda! Jam segini lo masih ngebo?! β€œ Yoonbin merengut kemudian mendengus sebal saat tidur nyenyaknya terganggu oleh mahluk paling menyebalkan yang sialnya dia adalah sepupunya sendiri.

” Apaan sih anjing!”

” Idih kasar! Bangun lo! Lo gak akan ke pesta ulang tahunnya yayang gue ?”

” Males!”

” Gak bisa gitu! Lo harus dateng, lo diundang sama Sahi.” Jaehyuk menarik paksa selimut yang membelit tubuh Yoonbin.

” Gue belum beli hadiah.”

” Gak perlu, Sahi gak terlalu suka dikasih barang. Sekarang lo cepet mandi gue tunggu dibawah gak usah pake lama.” Ucap Jaehyuk melenggang pergi keluar dari kamar Yoonbin. Sementara siempunya mau tak mau bangun dan pergi masuk kedalam kamar mandi untuk segera membersihkan diri.

β€’β€’β€’

Yoonbin duduk dengan bosan, yang dia lakukan sejak tadi hanya duduk melihat orang lain yang sibuk menikmati pesta ulangtahun kekasih Jaehyuk, Asahi. Sejujurnya Yoonbin terlalu malas untuk pergi, tapi dia hanya ingin menghargai Asahi yang sudah mengundangnya untuk datang.

” Jihoon!”

Yoonbin mengurungkan niatnya yang hendak meneguk minuman miliknya saat telinganya mendengar sebuah nama yang begitu tak familir baginya. Lalu matanya bergulir menatap Asahi yang tengah memeluk seorang lelaki berambut abu disana.

” Ji! Gue kira lo gak bakal dateng! β€œ

” Gue baru nyampe banget dari Bali , untung aja gue gak telat. By the way happy birthday Asa!”

Asahi tersenyum senang, dia begitu bahagia sahabat kecilnya yang

  • Forever Mine -

⚠️ Warning ⚠️

Udah tau kan tandanya apa, ada bagian maturenya

β€’β€’β€’

” Rara kemana ?” Tanya Yoonbin saat dia membuntuti Jihoon masuk kedalam apartement milik si manis.

” Main kerumah Temennya, dia punya temen juga di Paris.” Jihoon menghampiri Aben, kucing Abu itu mengeong meminta makan kepada sang Tuan.

” Kamu bawa Aben ke Paris ?” Tanya Yoonbin

” Kalo gak dibawa Aben mau sama siapa nanti ?”

” Aku mau mandi dulu Bin..” Jihoon melangkah masuk kedalam kamar, Yoonbin tersenyum dia kembali membuntuti Jihoon.

” Ngapain ngikutin aku sih?” Tanya Jihoon dia menatap kesak kearah Yoonbin.

Yoonbin tidak menjawab, lelaki itu malah mengangkat tubuh Jihoon dan membantingnya keatas kasur.

” Yoonbin!” Jihoon memekik

” I miss you..” Yoonbin mengecupi seluruh wajah Jihoon, Jihoon tertawa dia menahan kepala Yoonbin lalu memberikan kecupan manis dibibir kekasihnya itu.

” I miss you too, tapi aku mau mandi dulu gerah.”

” Nanti juga keringetan yang, aku beneran kangen sama kamu..”

” Gimana kalo Rara pulang ?”

” Rara gak akan pulang semalem ini..” Yoonbin mengecupi leher jenjang Jihoon, menghirup aroma mixberry yang menguar dari tubuh kekasih manisnya itu.

” Kamu masih wangi yang..”

Jihoon melenguh saat Yoonbin mulai memberikan gigitan-gigitan kecil dileher jenjangnya, Yoonbin begitu pandai dan tahu bagaimana cara Jihoon dengan mudah terbuai kareannya.

” Aku mau nanya sama kamu, kenapa kamu bikin tato ?”

Jihoon terlihat berpikir, tangannya memainkan kancing-kancing kemeja yang dipakai Yoonbin.

” Biar lebih sexy..”

” Emang kamu buat tato dimana aja ?”

” Kamu liat sendiri aja..” ucap Jihoon, Yoonbin menahan geramannya. Dirinya terlalu lemah pada seorang Park Jihoon. Apalagi disaat situasi seperti ini, saat Jihoon terang-terangan menggoda dirinya.

” Ji, aku udah lama gak nyentuh kamu. Jangan salahin aku kalo malam ini aku gak bisa ngontrol diri.”

Jihoon tersenyum, dia membelai surai hitam legam milik Yoonbin.

” Lakuin apa yang kamu mau Bin, because i'm yours. Aku milik kamu selamanya milik kamu..” ucap Jihoon sebelum dia menyambut ciuman dari Yoonbin.

Malam itu Yoonbin benar-benar tidak bisa mengontrok dirinya, dia terlalu merindukan Jihoon. Merindukan kehangatan yang selalu diberikan Jihoon untuknya, merindukan alunan-alunan merdu yang keluar dari bibir tipis Jihoon. Merindukan bagaimana Jihoon selalu menyebut namanya saat mereka benar-benar terbuai dengan kenikmatan surga dunia..

” You are so beautiful baby, and i love you..”

β€’β€’β€’

Jihoon melenguh saat Yoonbin melepaskan kehangatan didalam dirinya. Pagi itu, saat mereka terbangun mereka kembali melanjutkan kegiatan semalam karena mereka merasa belum puas. Sebenernya Jihoon lelah, tetepai Ha Yoonbin dengan hormon sialannya membuat Jihoon pasrah dengan apa yang dilakukan Yoonbin padanya.

” Sinting!” Jihoon mengumpat, Yoonbin tertawa.

” Seenggaknya kita ngelakuinnya dikamar Bin, kita diliatin Aben dari tadi.” Ucap Jihoon, Aben si kucing abu itu mengeong matanya sudah sangat berdosa karena melihat sang majikan sudah berbuat yang tidak senonoh diatas sofa living room. Beruntung Rara belum pulang..

” Kita niat sarapan pagi, bukan malah morning sex!” Jihoon meruntuk, dia membenahi diri dan memungut jubah tidurnya yang tergeletak begitu saja diatas lantai.

” Tapi kamu mau juga yang..morning sex itu sehat.”

” Sehat gundulmu! Celana kamu benerin Ha Yoonbin!”

Yoonbin tertawa, dia ikut membenahi pakaiannya.

” Kamu mau sarapan apa ?”

” Kan udah tadi sarapan kamu.” Yoonbin memeluk Jihoon dari belakang.

” Kalo gitu kamu jangan minta sandwich yang aku bikin.”

” Gak papa, liat kamu makan aja aku udah kenyang.”

Jihoon memutar bola matanya β€œ Lepasin dulu yang, aku mau buat sarapan.” Ucap Jihoon

” Cium dulu..”

” Enggak! Aku tau kamu cuman modus!”

Yoonbin terkekeh, dia mengecup pipi gembul Jihoon sebelum melepaskan pelukannya dan membiarkan Jihoon berkutat dengan alat-alat dapur.

” Aku mandi dulu..” Yoonbin kemudian melenggang masuk kedalam kamar untuk membersihkan dirinya.

β€’

Jihoon beranjak dari duduknya saat suara bel apartement miliknya berbunyi, si manis meruntuk. Siapa yang datang bertamu sepagi ini ? Dan mengganggu acara sarapan paginya.

” Kak Justin..” Jihoon meneguk ludahnya melihat sosok tinggi sang Kakak dihadapannya.

” Kenapa kamu kaget gitu ?” Tanya Justin, semula dia ingin memeluk Jihoon namun lelaki itu tiba-tiba terdiam melihat penampilan sang adik.

” Kamu abis ngapain Ji ?” Tanya Justin dengan tatapan yang sulit diartikan

” Aku...”

” Yang bikinin aku sereal aja!” Perkataan Jihoon terjeda oleh teriakan Yoonbin.

” Ha Yoonbin ?”

Jihoon meruntuk, setelah ini dia harus berpikir apa yang harus dia katakan kepada sang Kakak tentang dirinya dan Yoonbin..

β€’β€’β€’

” Nikah ?” Tanya Justin, Jihoon menganggukan kepalanya.

” Iya, aku boleh nikah sama Yoonbin kan?” Tanya Jihoon

” Gue secara resmi mau ngelamar Jihoon lagi, gue gak bisa ngelepasin Jihoon. Gue sayang sama dia, jadi ijinin gue buat jadi seseorang yang akan ngedampingin Jihoon dan ngebahagiain dia.” Ucap Yoonbin pada Justin.

” Kak bolehkan ? Aku mau nikah sama Yoonbin.”

” Kamu minta restu nikah kaya minta restu pergi main. Emang kamu yakin kalo dia bisa bahagiain kamu ?”

” Kak, aku kenal Yoonbin bukan satu atau dua hari aja. Aku tau sifat baik buruknya dia, dan aku cuman mau hidup sama Yoonbin.”

Justin menghela nafasnya, sejujurnya dia tak begitu rela harus melepaskan Jihoon pada lelaki lain. Namun dia harus sadar diri dengan kenyataan, jika dia dan Jihoon adalah saudara. Sampai kapanpun semesta akan menentang hubungan diantara saudara..

Mungkin ini saatnya Justin harus benar-benar melupakan perasaannya pada Jihoon. Justin harus merelakan Jihoon menjadi milik Ha Yoonbin.

” Ijinin gue nebus kesalahan gue sama Jihoon, gue janji gak akan pernah ngelepad Jihoon lagi.” Ucap Yoonbin

Justin menghela nafasnya, dia tidak bisa menolaknya. Karena keduanya sama-sama saling mencintai. Dan Justin yakin Yoonbin pasti akan membahagiakan Adiknya, dan Yoonbin adalah orang yang tepat untuk menemani Jihoon sampai akhir nanti.

” Gue gak perlu janji dari lo, karena gue tau lo pasti akan ngebahagiain Jihoon. Gue titip Jihoon, dia jadi tanggung jawab lo sekarang.” Ucap Justin pada Yoonbin, lalu Jihoon memekik senang dan menghambur memeluk sang Kakak

” Makasih! Sayang Kak Justin, kakak tenang aja meskipun aku udah nikah aku gak akan ngelupain Kakak..” ucap Jihoon

Justin tersenyum, dia mengecup kening Jihoon

” Selamat berbahagia adikku...”

  • Anemone -

” Minggir! Berat tau!” Jihoon berusaha mendorong tubuh besar Dylan yang memeluk erat tubuh kecilnya. Lelaki itu juga menghalangi pandangannya yang tengah asik menonton tayangan netflix ditelevisinya.

” Ngapain kesini ?” Tanya Jihoon

” Ya kangen lo lah yang, jadi gue kesini lo diajak jalan gak mau.”

” Mager, mending diem dirumah.”

” Kakak lo gimana ? Dia gak marah lo pake tato ?”

” Marah lah, tapi mana bisa dia marah lama-lama sama gue.” Jawab Jihoon.

” Yang..”

” Apa ?”

” Lo beneran gak mau pacaran sama gue ? Gue beneran suka sama lo.” Tanya Dylan, ini untuk kesekian kalinya dia mengajak Jihoon untuk berpacaran dengannya meskipun dia sudah tahu jawaban apa yang akan diberi oleh lelaki manis itu.

Jihoon menghela nafasnya, dia menatap sosok yang sudah menemaninya beberapa bulan terakhir itu. Jujur Jihoon memang nyaman berada disamping lelaki itu, tetapi Jihoon tidak bisa membalas perasaan Dylan padanya. Hatinya masih tetap dan teguh memilih Ha Yoonbin, meskipun Jihoon tahu jika dia dan Yoonbin tidak mungkin bisa bersama lagi.

” Dylan, lo udah tau sendiri apa jawaban gue. Please, jangan bikin gue merasa bersalah karena selalu nolak lo. Diluar sana masih banyak orang yang lebih baik dari gue, gue lebih nyaman seperti ini sama lo..gue harap lo ngerti..” ujar Jihoon, dia menggenggam tangan Dylan.

Dylan menghela nafasnya, mungkin dia memang harus menyerah saja. Tak apa jika dia tidak bisa memiliki Jihoon sebagai kekasih, dia masih bisa memiliki Jihoon sebagai adik bukan ?

” Okey, maafin gue ji..” Dylan merengkuh tubuh Jihoon kedalam pelukannya

” Lo gak seharusnya minta maaf, lupain perasaan lo sama gue. Kita masih bisa berteman baik, gue juga udah anggap lo sebagai Kakak sendiri.”

Dylan mengangguk, dia mengecup kening Jihoon cukup lama.

” Kak ji- eh maaf..” Rara begitu canggung, dia datang disaat yang tidak tepat sepertinya.

” Kenapa Ra ?” Tanya Jihoon, dia melepaskan pelukan Dylan.

” Ada kiriman kak..” Rara memberikan sebuket bunga anemone pada Jihoon.

” Lagi Ra ?”

Rara mengangguk. Beberapa terakhir ini Jihoon sering mendapatkan kiriman buket bunga Anemone dengan sticky note didalamnya. Jihoon tak tau siapa yang mengirim buket bunga itu, namun bunga apa yang diberikan sipengirim membuat Jihoon mengingat seseorang.

Seorang Ha Yoonbin..

Karena lelaki itu pernah mengatakan jika Jihoon seperti bunga Anemone. Anemone memiliki begitu banyak arti, namun Anemone merupakan simbol keindahan.

” Dari siapa ?” Tanya Dylan yang nampaknya begitu penasaran.

” Gak tau, ini udah kesekian kali gue dapet kiriman bunga anemone”

” Secret admirer ?”

Jihoon menggidikan bahunya β€œ Kak Ji juga dapet undangan makan malam..”

” Dimana Ra ?”

” Brach Paris Kak, nanti malam jam delapan.” Jawan Rara

Jihoon menganggukan kepalanya, setelah selesai Rara kemudian melenggang pergi dia tidak mau mengganggu Jihoon dan Dylan..

β€’β€’β€’

Jihoon membuntuti seorang pelayan yang hendak membawanya ke ruangan VIP hotel Brach Paris.

Sang pelayan memintanya untuk menunggu sebentar.. Jihoon berjalan menghampiri dinding kaca ruangan itu, dia menatap pemandangan kota Paris yang terlihat begitu indah saat malam hari. Dia sudah lama tinggal di Paris namun sampao detik ini dia masih mengagumi keindahan kota yang mendapat julukan kota romantis sedunia itu.

” Udah nunggu lama ?”

Tubuh Jihoon membeku, dia menatap pantulan seseorang yang bisa dia lihat dari kaca dihadapannya.

” Ben..” bibirnya bergumam, kemudian dia membalikan badannya.

Sosok itu, sosok yang selalu dia rindukan terlihat berdiri tegap dihadapannya. Sosok yang masih tetap terlihat sama dimatanya..

” Ji, You miss me ?”

Jihoon melangkah cepat, dia menghambur memeluk tubuh tegap itu. Airmatanya mengalir dengan deras, dia terlalu merindukannya, dia terlalu merindukan seorang Ha Yoonbin.

” Kenapa nangis Ji ?”

” Jahat!”

” Kenapa aku jahat?”

” Kamu jahat! Bisa-bisanya aku susah buat lupain kamu! Bisa-bisanya kamu ngilang dan ngelanggar janji kamu untuk selalu bertukar kabar Bin!”

Yoonbin tersenyum kecil

” Maaf ji, aku butuh waktu lama buat muncul dihadapan kamu lagi..aku gak bermaksud hilang dan menjauh...” ujar Yoonbin

” Aku bener-bener stress dan gila setelah kita pisah Ji, aku gak bisa lupain kamu sampai sekarang. Seharusnya waktu itu aku harus lebih ngeyakinin kamu buat tetap tinggal.” Yoonbin melanjutkan perkataannya

Isakan Jihoon perlahan mulai tenang, lelaki manis itu mendongkak untuk menatap wajah tampan yang selalu menghantuinya.

” Bin, aku masih sayang sama kamu. Aku nyesel, aku nyesel karena minta pisah dari kamu. Akhirnya aku tersiksa sama perasaan aku sendiri..” ucap Jihoon jujur dengan apa yang dia rasakan setelah dia berpisah dari Yoonbin.

Yoonbin tersenyum, dia mengusap air mata yang masih membekas diwajah cantik itu.

” Can we back together?”

Jihoon tentu saja tidak akan berpikir dua kali untuk menganggukan kepalanya.

” Thank you, kali ini aku gak akan melepas kamu lagi Ji. Karena cuman kamu kebahagiaan aku..”

Jihoon tersenyum dia menyambut ciuman lembut Yoonbin untuknya, dia mengalungkan tangannya dileher jenjang lelaki yang dicintainya itu saat ciuman mereka semakin intens. Keduanya sama-sama tersenyum setelah melepaskan tautan bibir masing-masing.

” I love you Ji, I'm always gonnaΒ love you, till the endΒ of my days and beyond.”

” I love you too Bin..”

  • See you again -

Jihoon menghampiri Justin dengan ragu, lelaki manis itu takut mengganggu sang Kakak yang terlihat fokus pada layar macbook miliknya. Tapi Justin memang terlalu peka dengan kehadiran Jihoon, dia membalikan badannya lalu tersenyum tipis.

” Ada apa ?” Tanyanya

” Ada yang mau aku omongin.” Cicit Jihoon

” Duduk..” Justin menepuk ruang kosong disampingnya, dia meminta Jihoon untuk duduk disampingnya.

” Ada apa ?” Tanya Justin saat Jihoon sudah duduk disampingnya. Jihoon menggigit bibirnya, dia agak ragu untuk mengatakan semuanya kepada Justin. Ini perihal tentang dirinya yang mendapatkan tawaran kontrak dari Icy studio. Management model terkenal di Paris. Jihoon tak yakin jika Justin akan mengijinkan dirinya untuk pergi dan tinggal di Paris.

” Aku pergi ke Paris.” Ucap Jihoon, Justin mengerutkan dahinya.

” Kamu mau liburan ke Paris ? Kapan ? Aku bakal cari waktu luang nanti.”

Jihoon menggelengkan kepalanya β€œ Bukan itu..”

” Terus apa ?” Jihoon mendesah kasar

” Aku dapat tawaran kontrak dari management model di Paris, kontraknya satu tahun penuh. Apa aku boleh terima kontrak itu ?” Tanya Jihoon

” Kenapa harus setahun ?”

” Ya emang aturan begitu ? Bolehkan? Ini kesempatan bagus buat karir aku kedepannya..” ujar Jihoon terus memohon

” Kamu tega ninggalin Kakak kamu sendiri lagi?”

” Bukan gitu, aku gak akan lupa buat nyempetin pulang ke indo kok.”

” Yaudah aku ikut kamu tinggal di Paris.”

” Apa-apaan? Terus kerjaan kamu disini gimana ?”

” Bisa di handle dari Paris. Aku khawatir sama kamu, apalagi ini kamu akan tinggak di negri orang.”

Jihoon menggelengkan kepalanya cepat β€œ Enggak-enggak, kamu gak boleh ninggalin kerjaan disini. Kamu gak usah khawatir, aku bisa jaga diri baik-baik ada Rara jugakan..”

Justin mendesah, sejujurnya dia tak rela harus jauh dari Jihoon lagi. Namun melihat wajah memelas sang adik membuat hatinya luluh. Dan dia pun tidak bisa menghalangi jalan karir sang Adik.

” Okey, tapi ingat kamu harus jaga diri.”

” Beneran?” Tanya Jihoon tak percaya, Justin tersenyum dia mengangguk.

” Yes! Makasih!” Jihoon menghambur memeluk tubuh tegap Justin sementara si empu yang dipeluk nampak terdiam kaku ditempatnya.

” Kakak emang yang terbaik, terima kasih Kak Justin Jihoon sayang Kakak..” Jihoon tersenyum begitu manis

” Hmmm anything for you..” ucap Justin dengan jantung yang berdegup kencang setelah mendapatkan pelukan dan senyuman manis tak terduga dari Adiknya itu.

β€’β€’β€’

” Nyariin siapa ?” Jihoon menoleh kearah Hyunjin yang baru saja datang menghampirinya.

” Gak nyariin siapa-siapa..”

Hyunjin tertawa kecil β€œ Gak usah bohong Ji, gue tau lo nyariin Ben.”

” Sok tau..”

” Ben mendadak pergi ke Australia tadi pagi, Omanya udah pulang dari Jerman.” Hyunjin dengan senang hati mengatakan semuanya pada Jihoon, meskipun si manis mengelak.

Jihoon diam, jujur saja dia memang mencari keberadaan Yoonbin ditengah-tengah ramainya pesta resepsi pernikahan Junkyu dan Yoshi. Namun sejak acara dimulai mantan kekasihnya itu sama sekali tidak menunjukan batang hidungnya.

” Lo kesini sama siapa ? β€œ tanya Hyunjin

” Tuh..” Jihoon menunjuk seseorang yang sedari tadi memperhatikan dia dan juga Hyunjin.

” Ah Justin, dia kenapa ngeliatin kita ?”

” Mana gue tau, lo kaya fuckboy kali jadi dia takut adeknya digodain fuckboy.” Ucap Jihoon, Hyunjin mendengus sebal.

” Ji , lo pacaran sama gue aja yuk..?” Ajak Hyunjin

” Apa ?”

” Gue suka sama lo sebenernya tapi gue gak mau nikung temen gue aja, kebetulan sekarang lo jomblo jadi mending lo pacaran sama gue aja.”

Jihoon mendengus β€œ Kenapa lo suka sama gue ?” Tanya Jihoon

” Siapa sih yang gak suka sama lo, lo manis lo cantik. Lo sempurna, pantes aja Yoonbin tergila-gila sama lo.”

” Cari orang lain aja jin, gue gak sesempurna ya lo liat.” Ucap Jihoon lalu melenggang pergi meninggalkan Hyunjin untuk menghampiri Justin.

” Dia ngomong apa sama kamu ?” Tanya Justin saat Jihoon datang

” Dia ngajak aku pacaran.”

Justin mendelik, dia lalu menatap tajam kearah Hyunjin. Sementara Hyunjin yang merasa ditatap langsung pergi begitu saja.

β€’β€’β€’

” Ada yang ketinggalan ?” Tanya Justin

Jihoon menggeleng, dia sedikit lemas sekarang. Entahlah, dia begitu berat meninggalkan tanah kelahirannya. Dan juga Yoonbin, lelaki itu sama sekali belum merespon pesannya.. Jihoon merasa bersalah karena disaat Yoonbin berduka, dirinya malah hendak pergi ke Paris untuk mengejar impiannya.

” Ji..”

” Hmmm?”

Justin mendekat, dia memeluk tubuh kecil itu. β€œ Jaga diri kamu baik-baik, jangan lupa buat selalu hubungin aku.”

” Iya kakak tenang aja, jangan terlalu khawatirin aku.”

” Aku sayang sama kamu..” Justin mengecup kening Jihoon.

” Aku juga sayang Kakak, aku pergi dulu jaga kesehatan Kakak yah..” Jihoon berjinjit untuk memberikan kecupan kecil dipipi Kakaknya itu.

” See you again...”