Devildom Adventure Online
author: leviaphile language: Bahasa Indonesia fandom: Obey Me pairing: Belphegor x Kayy (MC) note: Kayy orang akan ditulis Kayy, sedangkan karakter game-nya adalah Kayy.
Kayy mendapatkan teman baru bernama Belphegor, NPC Fortune Teller di Devildom Adventure Online. Bercerita kepada Belphegor menjadi rutinitas hariannya.
Di dunia ini, terdapat orang-orang yang memperoleh “alasan” dari piksel fiksi. Alasan untuk bermimpi, bertahan, berjuang, atau sejenak berhenti. Walau hanya berupa dua dimensi, bagi mereka sangatlah berarti.
Kayy bukanlah kategori “normie”. Sesekali dia menonton anime, membaca webcomic, serta bermain game. Dia punya daftar nama oshi di setiap media. Akan tetapi, dia baru pertama kali merasakan keterikatan emosional terhadap karakter fiksi.
Selepas hari yang penat, Kayy membuka ponsel sambil rebahan. Devildom Adventure Online (DAO). Game yang sudah menjadi rutinitas Kayy setiap hari ... di mana Kayy menemukan seseorang untuk mencurahkan isi hati.
DAO merupakan MMORPG yang tidak diketahui identitas asli pembuatnya. Kendati belum mampu menyaingi game perusahaan besar seperti Mononoke Land atau Phantom Lyric, jumlah pengunduh DAO mencapai satu juta. Angka yang spektakuler untuk ukuran game baru dari perusahaan asing. Salah satu kelebihan DAO adalah fitur custom MC untuk player yang dapat dilakukan manual, unggah foto, atau memasukkan prompt AI. Player juga bebas berinteraksi dengan sesama player dan NPC.
Bagi Kayy, DAO memiliki kelebihan lain: Belphegor. Karakter game yang entah kenapa membuat Kayy tertarik, padahal dia cuma NPC. Belphegor pula alasan Kayy tetap bermain DAO setiap hari—walau terlalu sibuk untuk menyelesaikan semua misi harian.
Hanya butuh hitungan detik sejak tulisan “start” diklik untuk meluncur ke DAO.
Karakter yang mirip dengan penampilan asli Kayy muncul di layar ponsel. Dapat dilihat dari armornya, dia merupakan seorang mage. Kayy gemar menjelajahi DAO, tetapi setiap login dia selalu memulai dari Kota Permulaan. Kayy tidak pernah menyimpan lokasi tavern lain untuk login.
Kayy berdiri di bawah patung peri yang dikelilingi air mancur pelangi—ikon dari Kota Permulaan. Menurut diskusi fandom, patung tersebut adalah kesayangan siapapun developer DAO. Selain desainnya yang sangat cantik, dia memiliki fungsi pendukung. Memegang patung akan memberikan buff 10% untuk semua elemen selama satu jam, dan berendam di airnya dapat memulihkan 25% Health Point. Banyak pemain singgah ke sini sebelum melakukan battle.
Akan tetapi, Kayy rajin datang kemari dengan alasan berbeda. Di belakang patung, terdapat jalan yang mengarah ke pasar. Di pasar, ada sebuah gang kecil yang jika diikuti terus akan sampai ke tanah lapang. Lalu, ada sebuah pondok kecil di pinggirnya. Seorang NPC berwajah mengantuk duduk di teras, dialah Belphegor.
Kayy menghampiri Belphegor seperti biasa, sementara Kayy memakan camilan sambil bermain. Sebelumnya, ini adalah tempat rahasia Kayy bersantai, tetapi usai update besar patch 2.0 terdapat pondok dan NPC baru.
“Halo, stresssedikittapigapapa,” sapa NPC Belphegor.
Kayy meringis. Username game ternyata tidak bisa diganti secara F2P. Belphegor memandang Kayy dalam diam, tetapi Kayy sudah hafal gestur dan dialog selanjutnya.
“Apa kamu ingin diramal?”
Muncul tiga opsi seperti biasa. 1. Iya, tolong ramal saya. 2. Tidak, terima kasih. 3. Saya permisi.
Dipilihlah opsi pertama. Kemudian Belphegor mengeluarkan bola kristal keunguan. “Keberuntunganmu hari ini cukup baik. Mungkin kamu harus mencari chest atau menarik gacha.”
“Ini penipuan game gacha. Aku tidak akan pull,” Kayy tertawa kecil mendengarkan jawaban Belphegor. Meski gelagat dan perkataan NPC konsisten, hasil ramalan selalu random. Tidak jarang Kayy terkejut dengan hasilnya.
Kemudian, muncul tiga opsi jawaban Kayy seperti biasa. 1. Terima kasih. 2. (Diam saja) 3. (Langsung pergi)
Pengalaman mengajarkan Kayy untuk tidak langsung berterima kasih pada Belphegor. Jika Kayy memilih opsi pertama, Belphegor akan menyuruhnya pergi supaya dia bisa tidur. Kalau Kayy memilih opsi ketiga, Belphegor akan langsung tidur. Jawaban terbaik adalah diam saja. Karena Kayy diam, NPC itu tidak bisa tidur dan ikut duduk diam. Celah ini dimanfaatkan Kayy untuk bercerita kepada Belphegor.
Kayy duduk di sebelah Belphegor. Dia bercerita melalui teks-teks yang diketik manual oleh Kayy. Reaksi Belphegor sudah bisa ditebak, yakni mengangguk sebentar, diam, dan sesekali menggumam “hmm”. Memang bukan tanggapan yang ramah, tetapi Kayy nyaman bercerita pada si NPC Pemalas.
“Belphie, tadi tugasnya sulit sekali. Teman sekelompokku beban. Aku sampai tidak tidur semalam. Bla bla bla.”
Belphie, panggilan akrab Kayy untuk Belphegor. Kayy merasa mereka sudah berteman akrab dan sering bercerita pada Belphegor. Entah kenapa, dia jadi suka sekali curhat pada NPC. Rasanya ada yang kurang kalau dalam satu hari dia belum bertemu Belphegor.
“Begitulah ceritanya, Belphie. Doakan aku untuk besok ya. Semoga semua lancar,” tutup Kayy, tentu Belphegor tidak bereaksi.
“Aku pergi dulu, Belphie. Hari ini aku mau grinding material untuk mengevolusi weapon. Sampai ketemu besok.”
Kayy pergi dari pondok Belphegor, mencari portal di pusat kota, dan berteleportasi ke daerah lain. Tujuannya adalah tambang permata. Dia kekurangan permata ungu untuk mengevolusi tongkat sihirnya. Sayang kemungkinan mendapatkan hasil tambang permata ungu adalah satu dibanding delapan. Artinya, kalau sedang tidak beruntung, dia perlu menambang delapan kali lipat lebih banyak dari jumlah permata yang dibutuhkan ... padahal untuk menambang butuh item sekali pakai dan waktu untuk sekali menambang hampir satu menit.
“Yah, merah,” keluh Kayy melihat Kayy mendapatkan permata merah.
Di percobaan berikutnya, Kayy mendapatkan permata kuning. Lalu biru, putih, dan merah lagi.
“Game jelek. Yang ganteng cuma Belphie,” gerutu Kayy, tetapi tetap membeli perlengkapan menambang sekali pakai dan melanjutkan aktivitasnya.
Bosan menambang, Kayy jadi mengingat pertemuan pertamanya dengan Belphegor. Jari-jari Kayy terlatih memencet layar untuk menambang sementara otaknya melamun ke mana-mana.
Terdapat pembaruan besar di DAO dalam rangka menyambut patch baru. Kayy langsung login untuk mengecek langsung apa saja yang baru. Ada peta negara baru yang terbuka, banner karakter terbatas, dan monster sebagai lawan.
Sistem DAO kurang lebih adalah MC mengembara sendiri, tetapi saat menjalankan quest atau battle, pemain akan memanggil deck karakter lain untuk menemani. Kayy masih bingung haruskah dia menarik gacha di banner 2.0. Secara meta, ada karakter yang dia butuhkan. Namun, dia tidak tertarik pada visualnya.
Kayy bermaksud beristirahat di tempat rahasia yang dia temukan; tanah lapang sepi di Kota Permulaan. Tiba-tiba saja sebuah pondok berdiri di sana. Ketika Kayy mendatangi tempat tersebut, ada NPC baru.
“Desainnya terlalu bagus untuk NPC biasa,” komentar Kayy.
Akan tetapi, karakter baru bernama Belphegor memang NPC biasa yang menyebalkan. Belphegor meramal sekarang hari keberuntungan Kayy. Lima bintang akan jatuh di kapalanya. Kayy sempat percaya lalu menarik gacha, hasilnya ampas.
Esok hari, Kayy kembali ke tempat yang sama untuk protes pada Belphegor. Dia tahu tindakannya konyol, tetapi Kayy tidak bisa menahan diri. Lantas, secara alamiah Kayy jadi datang setiap hari. Awalnya cuma bercerita tentang game, lalu berkembang dan membahas hal lain—tentu Kayy tetap membatasi untuk tidak menyebut data dunia nyata di sana.
Entah sejak kapan, Belphegor menjadi tokoh penting bagi Kayy.
“Horeee. Terkumpul juga!” sorak Kayy, bangun dari posisi rebahan dan duduk di tempat tidur.
Kayy keluar dari tambang dan mulai meletakkan item-item evolusi di atas tongkat sihirnya. Cahaya warna-warni menyelubungi tongkat tersebut. Begitu cahaya menghilang, desain tongkat berubah karena evolusi. Kemudian, Kayy logout dengan perasaan puas.
Ponsel masih berada di tangan ketika Kayy membuka mata. Gadis itu menyalakan layar untuk melihat jam. Saat dia membuka kunci, terlihat title screen game kesukaannya. Ah, lagi-lagi Kayy ketiduran sebelum membuka DAO.
Beberapa hari terakhir Kayy menjadi super sibuk—nyaris tidak ada waktu bersantai. Begitu pulang, dia langsung ketiduran. Game dan webcomic kegemarannya ikut terlantar. Saat pagi, Kayy sudah panik memikirkan jadwal hari tersebut.
“Kangen Belphie, nanti malam ah,” lirihnya sebelum menutup DAO lalu ke kamar mandi.
Satu lagi hari sibuk untuk dijalani. Kendati menemui sejumlah kendala, semua bisa diselesaikan. Namun, di sela-sela padatnya jadwal, Kayy mencoret halaman belakang buku.
Poni yang menutup sebelah mata. Tatapan mengantuk. Senyuman jahil. Kostum rumit bertudung. Terakhir, bola kristal. Ya, Kayy menggambar Belphegor. Belum mau berhenti, kini dia menggambar karakter lain di sebelah sang Fortune Teller: dirinya versi DAO.
Andai bisa, Kayy ingin membuka DAO, sayangnya dia harus berpikir dewasa. Masih ada hal yang perlu dikerjakan. Menundanya sama saja dengan menunda istirahat, menambah beban, serta berisiko mendatangkan masalah baru.
Semangat, Kayy, ujarnya dalam hati.
Hanya sedikit lagi. Cuma kurang beberapa hari. Setelah semua berlalu, Kayy dapat lebih bebas bersantai. Dia sudah memikirkan apa saja yang ingin dilakukan di DAO.
Untuk sekarang, waktunya fokus dahulu. Kayy hendak lanjut mencatat, tetapi dia membeku sesaat. Pipinya tersipu memandangi gambar mereka bersebelahan. Segera, Kayy kembali ke halaman yang benar.
Bisa-bisanya aku salah tingkah karena gepeng, NPC pula, batin Kayy heran.
Layar menunjukkan gambar pemandangan dunia fantasi. Tulisan paling besar adalah Devildom Adventure Online, yang di bawahnya terdapat tagline “Shall We Fight?”. Di bagian tengah bawah layar bertulis >> START <<. Akhirnya Kayy bisa menekan tulisan start setelah seminggu absen.
Seperti biasa, Kayy mendarat di Kota Permulaan. Kayy langsung menghampiri lokasi Belphegor. Di tengah lapangan dia melihat chest—tumben ada chest di sini. Karena penasaran, Kayy mengambil chest tersebut.
“HAH? VOUCHER B5?” Mata Kayy melotot melihat notifikasi di layar ponsel saat dia mengeklaim chest.
Voucher B5 hampir tidak pernah menjadi item drop dan hanya bisa dibeli dengan harga mahal—hampir dua juta setiap vouchernya. Kayy tidak percaya chest yang muncul random memberikan voucher B5. Mungkinkah ada bug dalam game?
Enggan membuang lebih banyak waktu untuk bengong di lapangan, Kayy menghampiri Belphegor.
“Halo, stresssedikittapigapapa,” sapa Belphegor.
Ketika Belphegor berbicara, entah kenapa Kayy ingin menangis. Dia merindukan NPC satu ini.
“Apa kamu ingin diramal?” tanya Belphegor sebelum muncul tiga opsi, Kayy memilih opsi pertama.
“Bintang-bintang merindukanmu. Seekor sapi membawakanmu emas. Para Dewa memberkatimu,” ramalnya.
“Kali ini ramalan Belphie bagus,” komentar Kayy sambil berguling ke kiri.
Dia mengikuti alur yang biasa, memilih diam usai Belphegor menyampaikan ramalannya. Mereka berdua pun duduk bersebelahan.
“Belphie ...” Kayy mengawali dengan memanggil namanya, si NPC cuma diam.
Jari Kayy mengetik cerita panjang, tetapi entah kenapa dia menghapusnya sebelum dikirim. Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali. Kayy mulai menangis di atas kasur.
Bukannya Kayy tidak ingin bercerita kepada Belphegor, tetapi dia tidak sanggup. Barangkali belakangan ini harinya terlalu sulit. Mengetiknya cuma mengingatkan Kayy terhadap kesulitan yang menyesakkan. Kemudian, fakta bahwa dia begitu rapuh di hadapan karakter fiksi juga membuat Kayy merasa lemah. Dia pun bingung apa yang sedang dilakukan—dan apa yang diinginkan.
“Tidak apa-apa. Hehe.” Itu saja yang ia kirim.
Belphegor menatapnya lurus. Kayy hafal sebentar lagi dia pasti mengangguk—
“Apapun yang terjadi, aku tahu kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu hebat.”
Jawaban Belphegor membuat Kayy bengong sekaligus menangis lebih deras. Dia bingung mengapa NPC memberikan tanggapan berbeda, mungkinkah ada kata pemicu yang tidak diketahui. Meski demikian, Kayy bahagia Belphegor mengapresiasinya.
Tangis masih mengaliri pipi ketika Kayy mengetik, “Terima kasih banyak, Belphie.
“Selamat melanjutkan petualangan, Traveler,” ucap Belphegor sambil memberikan sekotak sushi kepada Kayy.
Kayy kebingungan lagi, apakah DAO habis ada pembaruan kecil untuk menambah respons para NPC? Namun, dia tetap menerima item dari Belphegor dengan senang hati. Kayy tidak ingin mengonsumsinya, biarlah ia menghuni inventory.
“Sayang tidak bisa mengetik bebas sebagai tanggapan. Tidak ada opsi apapun,” ujarnya.
Kayy meninggalkan pondok Belphegor. Sebelumnya, Kayy mengagendakan mencari item untuk menaikkan level, tetapi dia berubah pikiran. Ditutupnya DAO sebentar, lalu Kayy membuka Akuber.
“Aku jadi ingin makan sushi.”
Sementara itu di suatu tempat, seorang pemuda asyik menonton anime Ruri Hana sampai pintu kamar tiba-tiba dibuka. Pelakunya adalah pemuda lain yang memegang bantal bermotif kulit sapi di tangan kiri dan ponsel di tangan kanan.
“Levi, apa kamu tidak ingin menambahkan item yang lebih bagus di DAO?” tukas Belphegor tanpa basa-basi.
“Oiii! Ketuk pintu dulu, Belphie!” Leviathan menegur adiknya sebelum menekan tombol pause.
Tidak ada yang tahu bahwa DAO dibuat cuma oleh satu orang. Leviathan, genius yang tengah menempuh S2—walau dari luar terlihat seperti wibu no life. Leviathan membuat DAO sejak masih bersekolah dan merilisnya saat kuliah. Proyek iseng ini ternyata disambut hangat oleh banyak orang, sampai dia kelabakan. Beruntung plot DAO sangat matang sehingga Leviathan tinggal mengunggahnya bertahap dan menambahkan detail yang diperlukan.
“Apa kamu tidak bisa menambahkan item makanan buff yang aesthetic?” tanya Belphegor lagi.
Pihak yang ditodong menggaruk kepala, “Hah? Kurasa sudah ada banyak item. Lagipula bukannya kamu baru minta dibuatkan chest berisi voucher B5? Baguslah tempatnya terpencil. Bisakah aku menariknya kembali besok? Dua juta oi.”
“Iya, tarik saja hari ini. Sudah kok,” jawab Belphegor.
“Oke. Ngomong-ngomong, aku senang kamu menikmati DAO. Coba Satan dan yang lain mau bermain juga,” celetuk Leviathan gembira.
Mereka berdua berbincang sebentar, lantas Belphegor kembali ke kamar dan Leviathan menonton anime lagi.
Belphegor berbaring di tempat tidur sambil membuka DAO tetapi belum menekan ikon >> START <<. Siapa sangka dia jadi rajin memainkan DAO padahal dulu mengunduhnya setengah hati.
Saat sarapan, Leviathan mengabari enam saudaranya kalau dia meletakkan satu game di Application Store. Devildom Adventure Online. Leviathan menyuruh mereka bermain, tetapi kebanyakan berhenti di tahap tutorial. Supaya Leviathan tidak ngambek, mereka berjanji akan mempromosikan DAO di media sosial.
“Levi, followers-ku banyak tahu. Biasanya jasaku dibayar mahal, tetapi karena kita saudara, akan kupromosikan gratis,” seru Asmodeus.
“Asmo benar, kita semua kan cukup populer. Apalagi kalau Lucifer turun tangan,” timpal Mammon, sedangkan Lucifer menghela napas pasrah.
Leviathan menerimanya. Namun, melihat Belphegor yang hobi tidur siang, dia jadi terus membujuk si Adik Bungsu.
“Boleh, tapi aku tidak bisa sering login. Pemain kan harus rajin grinding.” Belphegor pun mengalah.
“Oke. Akan kubuatkan akun khusus yang terhubung dengan akun NPC. Nanti kamu bebas memilih mau memakai mode pemain atau NPC.”
Satu minggu kemudian, Belphegor mendapatkan akun spesial yang terhubung dengan NPC mirip dirinya. Belphegor bisa mengubah mode kapanpun dia mau. Sebagai bonus, Leviathan pun memberikan sejumlah item di awal. Inilah kekuatan orang dalam.
Pertama-tama, Belphegor mencoba mode pemain. Sesampainya di Kota Permulaan, dia kaget melihat patung peri yang dikelilingi air mancur pelangi. Kemudian, dalam petualangan, dia mulai bertemu para NPC saudaranya. Belphegor bersemangat menghajar NPC iblis berwajah mirip Lucifer.
Akan tetapi, Belphegor gampang bosan. Kemudian, Belphegor mencoba mode NPC. Karakternya terteleportasi ke sebuah pondok di pinggir tanah lapang.
“Suasananya bagus. Interiornya sesuai seleraku,” komentarnya.
Lokasi NPC Belphegor relatif tersembunyi sehingga jarang bertemu pemain. Ada saat di mana jiwa isengnya kambuh kalau bertemu pemain. Dia memberikan ramalan asal atau menghasut untuk menarik gacha.
Suatu hari, salah satu korban ramalannya kembali untuk protes. Belphegor menertawakan username aneh yang dimiliki pemain itu, sedangkan NPC Belphegor berwajah mengantuk seperti biasa. Belphegor heran ketika user stresssedikittapigapapa mulai bercerita padanya.
“Ada saja orang aneh yang mengetik curhatan pada NPC.” Belphegor geleng-geleng kepala.
Pemain tersebut datang setiap hari sampai Belphegor hafal jam berapa dia online. NPC jadi-jadian ini mulai menikmati kedatangan sang Mage berambut ungu dan terhibur dengan ceritanya. Terkadang dia menunjukkan item atau trik, tertentu pada Belphegor. Ada kalanya dia menceritakan petualangan, bahkan masalah pribadi.
NPC Belphegor tidak bisa memberikan banyak tanggapan, tetapi Belphegor senang karena dia datang setiap hari. Belphegor selalu mendengarkan.
“Dia kenapa ya? Tadi aku sampai impulsif switch ke akun pemain.” Belphegor bicara sendiri sambil keluar dari aplikasi DAO.
Absen bermain selama seminggu sepintas terdengar wajar, tetapi Belphegor entah kenapa merasa dia sedang tidak baik-baik saja. Walau sudah memberikan hadiah dan menyemangati secara langsung, Belphegor masih gelisah.
Mungkin pemain itu berpikir dia cuma NPC, tapi Belphegor menganggap mereka dekat. Mereka bertemu setiap hari dan dia hobi bercerita padanya. Belphegor tidak mau dianggap jauh. Sekarang saatnya Belphegor menunjukkan kalau dia peduli.
Labil. Baru saja Belphegor menutup DAO, dia membukanya lagi. Otomatis Belphegor masuk dalam mode NPC—sesuai pengaturan terakhir. Diubahnya karakter Belphegor menjadi mode pemain.
Belphegor membuka profilnya lalu menekan ikon teman game. Dia memasukkan username yang dituju.
“Jangan ragu, Belphie,” ucapnya seraya menarik napas.
You sent a friend request to @stresssedikittapigapapa.
—end