leviaphile

author: leviaphile language: Bahasa Indonesia fandom: Obey Me pairing: Belphegor x Kayy (MC) note: Kayy orang akan ditulis Kayy, sedangkan karakter game-nya adalah Kayy.


Kayy mendapatkan teman baru bernama Belphegor, NPC Fortune Teller di Devildom Adventure Online. Bercerita kepada Belphegor menjadi rutinitas hariannya.


Di dunia ini, terdapat orang-orang yang memperoleh “alasan” dari piksel fiksi. Alasan untuk bermimpi, bertahan, berjuang, atau sejenak berhenti. Walau hanya berupa dua dimensi, bagi mereka sangatlah berarti.

Kayy bukanlah kategori “normie”. Sesekali dia menonton anime, membaca webcomic, serta bermain game. Dia punya daftar nama oshi di setiap media. Akan tetapi, dia baru pertama kali merasakan keterikatan emosional terhadap karakter fiksi.

Selepas hari yang penat, Kayy membuka ponsel sambil rebahan. Devildom Adventure Online (DAO). Game yang sudah menjadi rutinitas Kayy setiap hari ... di mana Kayy menemukan seseorang untuk mencurahkan isi hati.

DAO merupakan MMORPG yang tidak diketahui identitas asli pembuatnya. Kendati belum mampu menyaingi game perusahaan besar seperti Mononoke Land atau Phantom Lyric, jumlah pengunduh DAO mencapai satu juta. Angka yang spektakuler untuk ukuran game baru dari perusahaan asing. Salah satu kelebihan DAO adalah fitur custom MC untuk player yang dapat dilakukan manual, unggah foto, atau memasukkan prompt AI. Player juga bebas berinteraksi dengan sesama player dan NPC.

Bagi Kayy, DAO memiliki kelebihan lain: Belphegor. Karakter game yang entah kenapa membuat Kayy tertarik, padahal dia cuma NPC. Belphegor pula alasan Kayy tetap bermain DAO setiap hari—walau terlalu sibuk untuk menyelesaikan semua misi harian.

Hanya butuh hitungan detik sejak tulisan “start” diklik untuk meluncur ke DAO.


Karakter yang mirip dengan penampilan asli Kayy muncul di layar ponsel. Dapat dilihat dari armornya, dia merupakan seorang mage. Kayy gemar menjelajahi DAO, tetapi setiap login dia selalu memulai dari Kota Permulaan. Kayy tidak pernah menyimpan lokasi tavern lain untuk login.

Kayy berdiri di bawah patung peri yang dikelilingi air mancur pelangi—ikon dari Kota Permulaan. Menurut diskusi fandom, patung tersebut adalah kesayangan siapapun developer DAO. Selain desainnya yang sangat cantik, dia memiliki fungsi pendukung. Memegang patung akan memberikan buff 10% untuk semua elemen selama satu jam, dan berendam di airnya dapat memulihkan 25% Health Point. Banyak pemain singgah ke sini sebelum melakukan battle.

Akan tetapi, Kayy rajin datang kemari dengan alasan berbeda. Di belakang patung, terdapat jalan yang mengarah ke pasar. Di pasar, ada sebuah gang kecil yang jika diikuti terus akan sampai ke tanah lapang. Lalu, ada sebuah pondok kecil di pinggirnya. Seorang NPC berwajah mengantuk duduk di teras, dialah Belphegor.

Kayy menghampiri Belphegor seperti biasa, sementara Kayy memakan camilan sambil bermain. Sebelumnya, ini adalah tempat rahasia Kayy bersantai, tetapi usai update besar patch 2.0 terdapat pondok dan NPC baru.

“Halo, stresssedikittapigapapa,” sapa NPC Belphegor.

Kayy meringis. Username game ternyata tidak bisa diganti secara F2P. Belphegor memandang Kayy dalam diam, tetapi Kayy sudah hafal gestur dan dialog selanjutnya.

“Apa kamu ingin diramal?”

Muncul tiga opsi seperti biasa. 1. Iya, tolong ramal saya. 2. Tidak, terima kasih. 3. Saya permisi.

Dipilihlah opsi pertama. Kemudian Belphegor mengeluarkan bola kristal keunguan. “Keberuntunganmu hari ini cukup baik. Mungkin kamu harus mencari chest atau menarik gacha.”

“Ini penipuan game gacha. Aku tidak akan pull,” Kayy tertawa kecil mendengarkan jawaban Belphegor. Meski gelagat dan perkataan NPC konsisten, hasil ramalan selalu random. Tidak jarang Kayy terkejut dengan hasilnya.

Kemudian, muncul tiga opsi jawaban Kayy seperti biasa. 1. Terima kasih. 2. (Diam saja) 3. (Langsung pergi)

Pengalaman mengajarkan Kayy untuk tidak langsung berterima kasih pada Belphegor. Jika Kayy memilih opsi pertama, Belphegor akan menyuruhnya pergi supaya dia bisa tidur. Kalau Kayy memilih opsi ketiga, Belphegor akan langsung tidur. Jawaban terbaik adalah diam saja. Karena Kayy diam, NPC itu tidak bisa tidur dan ikut duduk diam. Celah ini dimanfaatkan Kayy untuk bercerita kepada Belphegor.

Kayy duduk di sebelah Belphegor. Dia bercerita melalui teks-teks yang diketik manual oleh Kayy. Reaksi Belphegor sudah bisa ditebak, yakni mengangguk sebentar, diam, dan sesekali menggumam “hmm”. Memang bukan tanggapan yang ramah, tetapi Kayy nyaman bercerita pada si NPC Pemalas.

“Belphie, tadi tugasnya sulit sekali. Teman sekelompokku beban. Aku sampai tidak tidur semalam. Bla bla bla.”

Belphie, panggilan akrab Kayy untuk Belphegor. Kayy merasa mereka sudah berteman akrab dan sering bercerita pada Belphegor. Entah kenapa, dia jadi suka sekali curhat pada NPC. Rasanya ada yang kurang kalau dalam satu hari dia belum bertemu Belphegor.

“Begitulah ceritanya, Belphie. Doakan aku untuk besok ya. Semoga semua lancar,” tutup Kayy, tentu Belphegor tidak bereaksi.

“Aku pergi dulu, Belphie. Hari ini aku mau grinding material untuk mengevolusi weapon. Sampai ketemu besok.”

Kayy pergi dari pondok Belphegor, mencari portal di pusat kota, dan berteleportasi ke daerah lain. Tujuannya adalah tambang permata. Dia kekurangan permata ungu untuk mengevolusi tongkat sihirnya. Sayang kemungkinan mendapatkan hasil tambang permata ungu adalah satu dibanding delapan. Artinya, kalau sedang tidak beruntung, dia perlu menambang delapan kali lipat lebih banyak dari jumlah permata yang dibutuhkan ... padahal untuk menambang butuh item sekali pakai dan waktu untuk sekali menambang hampir satu menit.

“Yah, merah,” keluh Kayy melihat Kayy mendapatkan permata merah.

Di percobaan berikutnya, Kayy mendapatkan permata kuning. Lalu biru, putih, dan merah lagi.

“Game jelek. Yang ganteng cuma Belphie,” gerutu Kayy, tetapi tetap membeli perlengkapan menambang sekali pakai dan melanjutkan aktivitasnya.

Bosan menambang, Kayy jadi mengingat pertemuan pertamanya dengan Belphegor. Jari-jari Kayy terlatih memencet layar untuk menambang sementara otaknya melamun ke mana-mana.


Terdapat pembaruan besar di DAO dalam rangka menyambut patch baru. Kayy langsung login untuk mengecek langsung apa saja yang baru. Ada peta negara baru yang terbuka, banner karakter terbatas, dan monster sebagai lawan.

Sistem DAO kurang lebih adalah MC mengembara sendiri, tetapi saat menjalankan quest atau battle, pemain akan memanggil deck karakter lain untuk menemani. Kayy masih bingung haruskah dia menarik gacha di banner 2.0. Secara meta, ada karakter yang dia butuhkan. Namun, dia tidak tertarik pada visualnya.

Kayy bermaksud beristirahat di tempat rahasia yang dia temukan; tanah lapang sepi di Kota Permulaan. Tiba-tiba saja sebuah pondok berdiri di sana. Ketika Kayy mendatangi tempat tersebut, ada NPC baru.

“Desainnya terlalu bagus untuk NPC biasa,” komentar Kayy.

Akan tetapi, karakter baru bernama Belphegor memang NPC biasa yang menyebalkan. Belphegor meramal sekarang hari keberuntungan Kayy. Lima bintang akan jatuh di kapalanya. Kayy sempat percaya lalu menarik gacha, hasilnya ampas.

Esok hari, Kayy kembali ke tempat yang sama untuk protes pada Belphegor. Dia tahu tindakannya konyol, tetapi Kayy tidak bisa menahan diri. Lantas, secara alamiah Kayy jadi datang setiap hari. Awalnya cuma bercerita tentang game, lalu berkembang dan membahas hal lain—tentu Kayy tetap membatasi untuk tidak menyebut data dunia nyata di sana.

Entah sejak kapan, Belphegor menjadi tokoh penting bagi Kayy.

“Horeee. Terkumpul juga!” sorak Kayy, bangun dari posisi rebahan dan duduk di tempat tidur.

Kayy keluar dari tambang dan mulai meletakkan item-item evolusi di atas tongkat sihirnya. Cahaya warna-warni menyelubungi tongkat tersebut. Begitu cahaya menghilang, desain tongkat berubah karena evolusi. Kemudian, Kayy logout dengan perasaan puas.


Ponsel masih berada di tangan ketika Kayy membuka mata. Gadis itu menyalakan layar untuk melihat jam. Saat dia membuka kunci, terlihat title screen game kesukaannya. Ah, lagi-lagi Kayy ketiduran sebelum membuka DAO.

Beberapa hari terakhir Kayy menjadi super sibuk—nyaris tidak ada waktu bersantai. Begitu pulang, dia langsung ketiduran. Game dan webcomic kegemarannya ikut terlantar. Saat pagi, Kayy sudah panik memikirkan jadwal hari tersebut.

“Kangen Belphie, nanti malam ah,” lirihnya sebelum menutup DAO lalu ke kamar mandi.

Satu lagi hari sibuk untuk dijalani. Kendati menemui sejumlah kendala, semua bisa diselesaikan. Namun, di sela-sela padatnya jadwal, Kayy mencoret halaman belakang buku.

Poni yang menutup sebelah mata. Tatapan mengantuk. Senyuman jahil. Kostum rumit bertudung. Terakhir, bola kristal. Ya, Kayy menggambar Belphegor. Belum mau berhenti, kini dia menggambar karakter lain di sebelah sang Fortune Teller: dirinya versi DAO.

Andai bisa, Kayy ingin membuka DAO, sayangnya dia harus berpikir dewasa. Masih ada hal yang perlu dikerjakan. Menundanya sama saja dengan menunda istirahat, menambah beban, serta berisiko mendatangkan masalah baru.

Semangat, Kayy, ujarnya dalam hati.

Hanya sedikit lagi. Cuma kurang beberapa hari. Setelah semua berlalu, Kayy dapat lebih bebas bersantai. Dia sudah memikirkan apa saja yang ingin dilakukan di DAO.

Untuk sekarang, waktunya fokus dahulu. Kayy hendak lanjut mencatat, tetapi dia membeku sesaat. Pipinya tersipu memandangi gambar mereka bersebelahan. Segera, Kayy kembali ke halaman yang benar.

Bisa-bisanya aku salah tingkah karena gepeng, NPC pula, batin Kayy heran.


Layar menunjukkan gambar pemandangan dunia fantasi. Tulisan paling besar adalah Devildom Adventure Online, yang di bawahnya terdapat tagline “Shall We Fight?”. Di bagian tengah bawah layar bertulis >> START <<. Akhirnya Kayy bisa menekan tulisan start setelah seminggu absen.

Seperti biasa, Kayy mendarat di Kota Permulaan. Kayy langsung menghampiri lokasi Belphegor. Di tengah lapangan dia melihat chest—tumben ada chest di sini. Karena penasaran, Kayy mengambil chest tersebut.

“HAH? VOUCHER B5?” Mata Kayy melotot melihat notifikasi di layar ponsel saat dia mengeklaim chest.

Voucher B5 hampir tidak pernah menjadi item drop dan hanya bisa dibeli dengan harga mahal—hampir dua juta setiap vouchernya. Kayy tidak percaya chest yang muncul random memberikan voucher B5. Mungkinkah ada bug dalam game?

Enggan membuang lebih banyak waktu untuk bengong di lapangan, Kayy menghampiri Belphegor.

“Halo, stresssedikittapigapapa,” sapa Belphegor.

Ketika Belphegor berbicara, entah kenapa Kayy ingin menangis. Dia merindukan NPC satu ini.

“Apa kamu ingin diramal?” tanya Belphegor sebelum muncul tiga opsi, Kayy memilih opsi pertama.

“Bintang-bintang merindukanmu. Seekor sapi membawakanmu emas. Para Dewa memberkatimu,” ramalnya.

“Kali ini ramalan Belphie bagus,” komentar Kayy sambil berguling ke kiri.

Dia mengikuti alur yang biasa, memilih diam usai Belphegor menyampaikan ramalannya. Mereka berdua pun duduk bersebelahan.

“Belphie ...” Kayy mengawali dengan memanggil namanya, si NPC cuma diam.

Jari Kayy mengetik cerita panjang, tetapi entah kenapa dia menghapusnya sebelum dikirim. Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali. Kayy mulai menangis di atas kasur.

Bukannya Kayy tidak ingin bercerita kepada Belphegor, tetapi dia tidak sanggup. Barangkali belakangan ini harinya terlalu sulit. Mengetiknya cuma mengingatkan Kayy terhadap kesulitan yang menyesakkan. Kemudian, fakta bahwa dia begitu rapuh di hadapan karakter fiksi juga membuat Kayy merasa lemah. Dia pun bingung apa yang sedang dilakukan—dan apa yang diinginkan.

“Tidak apa-apa. Hehe.” Itu saja yang ia kirim.

Belphegor menatapnya lurus. Kayy hafal sebentar lagi dia pasti mengangguk—

“Apapun yang terjadi, aku tahu kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu hebat.”

Jawaban Belphegor membuat Kayy bengong sekaligus menangis lebih deras. Dia bingung mengapa NPC memberikan tanggapan berbeda, mungkinkah ada kata pemicu yang tidak diketahui. Meski demikian, Kayy bahagia Belphegor mengapresiasinya.

Tangis masih mengaliri pipi ketika Kayy mengetik, “Terima kasih banyak, Belphie.

“Selamat melanjutkan petualangan, Traveler,” ucap Belphegor sambil memberikan sekotak sushi kepada Kayy.

Kayy kebingungan lagi, apakah DAO habis ada pembaruan kecil untuk menambah respons para NPC? Namun, dia tetap menerima item dari Belphegor dengan senang hati. Kayy tidak ingin mengonsumsinya, biarlah ia menghuni inventory.

“Sayang tidak bisa mengetik bebas sebagai tanggapan. Tidak ada opsi apapun,” ujarnya.

Kayy meninggalkan pondok Belphegor. Sebelumnya, Kayy mengagendakan mencari item untuk menaikkan level, tetapi dia berubah pikiran. Ditutupnya DAO sebentar, lalu Kayy membuka Akuber.

“Aku jadi ingin makan sushi.”


Sementara itu di suatu tempat, seorang pemuda asyik menonton anime Ruri Hana sampai pintu kamar tiba-tiba dibuka. Pelakunya adalah pemuda lain yang memegang bantal bermotif kulit sapi di tangan kiri dan ponsel di tangan kanan.

“Levi, apa kamu tidak ingin menambahkan item yang lebih bagus di DAO?” tukas Belphegor tanpa basa-basi.

“Oiii! Ketuk pintu dulu, Belphie!” Leviathan menegur adiknya sebelum menekan tombol pause.

Tidak ada yang tahu bahwa DAO dibuat cuma oleh satu orang. Leviathan, genius yang tengah menempuh S2—walau dari luar terlihat seperti wibu no life. Leviathan membuat DAO sejak masih bersekolah dan merilisnya saat kuliah. Proyek iseng ini ternyata disambut hangat oleh banyak orang, sampai dia kelabakan. Beruntung plot DAO sangat matang sehingga Leviathan tinggal mengunggahnya bertahap dan menambahkan detail yang diperlukan.

“Apa kamu tidak bisa menambahkan item makanan buff yang aesthetic?” tanya Belphegor lagi.

Pihak yang ditodong menggaruk kepala, “Hah? Kurasa sudah ada banyak item. Lagipula bukannya kamu baru minta dibuatkan chest berisi voucher B5? Baguslah tempatnya terpencil. Bisakah aku menariknya kembali besok? Dua juta oi.”

“Iya, tarik saja hari ini. Sudah kok,” jawab Belphegor.

“Oke. Ngomong-ngomong, aku senang kamu menikmati DAO. Coba Satan dan yang lain mau bermain juga,” celetuk Leviathan gembira.

Mereka berdua berbincang sebentar, lantas Belphegor kembali ke kamar dan Leviathan menonton anime lagi.

Belphegor berbaring di tempat tidur sambil membuka DAO tetapi belum menekan ikon >> START <<. Siapa sangka dia jadi rajin memainkan DAO padahal dulu mengunduhnya setengah hati.

Saat sarapan, Leviathan mengabari enam saudaranya kalau dia meletakkan satu game di Application Store. Devildom Adventure Online. Leviathan menyuruh mereka bermain, tetapi kebanyakan berhenti di tahap tutorial. Supaya Leviathan tidak ngambek, mereka berjanji akan mempromosikan DAO di media sosial.

“Levi, followers-ku banyak tahu. Biasanya jasaku dibayar mahal, tetapi karena kita saudara, akan kupromosikan gratis,” seru Asmodeus.

“Asmo benar, kita semua kan cukup populer. Apalagi kalau Lucifer turun tangan,” timpal Mammon, sedangkan Lucifer menghela napas pasrah.

Leviathan menerimanya. Namun, melihat Belphegor yang hobi tidur siang, dia jadi terus membujuk si Adik Bungsu.

“Boleh, tapi aku tidak bisa sering login. Pemain kan harus rajin grinding.” Belphegor pun mengalah.

“Oke. Akan kubuatkan akun khusus yang terhubung dengan akun NPC. Nanti kamu bebas memilih mau memakai mode pemain atau NPC.”

Satu minggu kemudian, Belphegor mendapatkan akun spesial yang terhubung dengan NPC mirip dirinya. Belphegor bisa mengubah mode kapanpun dia mau. Sebagai bonus, Leviathan pun memberikan sejumlah item di awal. Inilah kekuatan orang dalam.

Pertama-tama, Belphegor mencoba mode pemain. Sesampainya di Kota Permulaan, dia kaget melihat patung peri yang dikelilingi air mancur pelangi. Kemudian, dalam petualangan, dia mulai bertemu para NPC saudaranya. Belphegor bersemangat menghajar NPC iblis berwajah mirip Lucifer.

Akan tetapi, Belphegor gampang bosan. Kemudian, Belphegor mencoba mode NPC. Karakternya terteleportasi ke sebuah pondok di pinggir tanah lapang.

“Suasananya bagus. Interiornya sesuai seleraku,” komentarnya.

Lokasi NPC Belphegor relatif tersembunyi sehingga jarang bertemu pemain. Ada saat di mana jiwa isengnya kambuh kalau bertemu pemain. Dia memberikan ramalan asal atau menghasut untuk menarik gacha.

Suatu hari, salah satu korban ramalannya kembali untuk protes. Belphegor menertawakan username aneh yang dimiliki pemain itu, sedangkan NPC Belphegor berwajah mengantuk seperti biasa. Belphegor heran ketika user stresssedikittapigapapa mulai bercerita padanya.

“Ada saja orang aneh yang mengetik curhatan pada NPC.” Belphegor geleng-geleng kepala.

Pemain tersebut datang setiap hari sampai Belphegor hafal jam berapa dia online. NPC jadi-jadian ini mulai menikmati kedatangan sang Mage berambut ungu dan terhibur dengan ceritanya. Terkadang dia menunjukkan item atau trik, tertentu pada Belphegor. Ada kalanya dia menceritakan petualangan, bahkan masalah pribadi.

NPC Belphegor tidak bisa memberikan banyak tanggapan, tetapi Belphegor senang karena dia datang setiap hari. Belphegor selalu mendengarkan.

“Dia kenapa ya? Tadi aku sampai impulsif switch ke akun pemain.” Belphegor bicara sendiri sambil keluar dari aplikasi DAO.

Absen bermain selama seminggu sepintas terdengar wajar, tetapi Belphegor entah kenapa merasa dia sedang tidak baik-baik saja. Walau sudah memberikan hadiah dan menyemangati secara langsung, Belphegor masih gelisah.

Mungkin pemain itu berpikir dia cuma NPC, tapi Belphegor menganggap mereka dekat. Mereka bertemu setiap hari dan dia hobi bercerita padanya. Belphegor tidak mau dianggap jauh. Sekarang saatnya Belphegor menunjukkan kalau dia peduli.

Labil. Baru saja Belphegor menutup DAO, dia membukanya lagi. Otomatis Belphegor masuk dalam mode NPC—sesuai pengaturan terakhir. Diubahnya karakter Belphegor menjadi mode pemain.

Belphegor membuka profilnya lalu menekan ikon teman game. Dia memasukkan username yang dituju.

“Jangan ragu, Belphie,” ucapnya seraya menarik napas.

You sent a friend request to @stresssedikittapigapapa.

—end

happy birthday to you~


Kamu tidak ingin tidur walau sekarang sudah dini hari. Belakangan ini kamu selalu mengalami mimpi buruk yang terasa sangat nyata. Mimpi yang membuatmu nyaris menangis setiap pagi. Mimpi yang kamu harap takkan pernah terjadi.

Dunia yang sama tetapi asing. Orang-orang yang sama tetapi lain. Kamu terperangkap di sana dan tidak bisa pulang. Kamu perlahan terlupakan di dunia asal.

“Aku tidak mau Devildom yang itu. Tempatku di sini,” gumammu.

Apalah arti dunia dan orang yang serupa kalau mereka bukanlah yang kamu tahu. Semirip apapun, dunia inilah yang kamu pijak, kenali, dan berisi semua hal kesayanganmu.

Kamu berjalan menuju Attic.
klik di sini

Kamu mengambil DDD lalu menelepon Belphegor.
klik di sini

author: leviaphile language: Bahasa Indonesia fandom: Obey Me pairing: Leviathan x Arciel (MC) note: terinspirasi dari pop quiz Wedding Vows, ada dialog yang mirip


Leviathan menyebut diri sebagai “Player 1”, dan Arciel adalah “Player 2”-nya. Mereka adalah tim dua orang yang siap menjalankan misi apapun.


Hari Arciel biasa saja. Tidak buruk, tetapi tidak istimewa. RAD sedang libur, tadi Arciel terjadwal memasak di House of Lamentation, berlatih mantra sihir dengan Solomon, dan terakhir Diavolo mengajak minum teh sembari membahas harmoni tiga dunia. Kemudian, Arciel pulang membawa buah tangan masakan Barbatos.

Walau hari ini biasa saja, Arciel tetap suka. Dia menyukai setiap harinya di sini—bahkan termasuk hari-hari merepotkan, seperti saat Mammon menempatkan mereka semua dalam masalah. Siapa sangka, dia yang hampir menyerah beberapa tahun lalu mendapatkan kehidupan baru.

Di Devildom, langit gelap tanpa matahari. Ada banyak makanan dan makhluk hidup aneh. Iblis pendosa bebas berkeliaran di jalanan. Namun, dia justru bernapas lebih ringan dan bergerak nyaman.

Hari Arciel biasa saja ... sampai melihat Leviathan menunggunya di depan House of Lamentation. Senyuman Leviathan selalu membuatnya ikut tersenyum.

“Aku pulang, Levi.” Darah Arciel berdesir ketika berucap. Benar, Leviathan adalah rumah. Lantas, sang Perempuan bertanya, “Kenapa kamu ada di luar?”

Segera, Leviathan berdiri—Arciel berani bersumpah kilatan di mata jingga itu terasa lebih hangat dari matahari. “Selamat datang, Arci. Aku membuat mini game baru. M-mau menjadi beta tester?”

Tiga tahun lalu, Leviathan dan Arciel resmi menjalin hubungan. Mereka adalah sepasang yang saling mencintai dalam berbagai bentuk dan cara. Terkadang mereka merupakan kekasih yang bercumbu mesra. Ada kalanya mereka memasuki mode sahabat dan menggila bersama. Pada waktu tertentu, mereka bisa menjadi rival yang saling memotivasi. Di momen lain, mereka mengidolakan pasangannya.

.... Mereka dapat menjadi apa saja. Mereka adalah segalanya. Mereka seperti belahan jiwa.

Anggukan semangat menyebabkan poni Arciel sedikit berayun gemas. Letih dan bosan seketika lenyap, “MAU!”


MC game buatan Leviathan mirip Arciel. Sosok Arciel mengenakan seragam sekolah, tetapi koridor dipenuhi monster. Arciel melawan monster dengan tongkat baseball dan mencari zona aman. Bos Lantai berhasil dia atasi.

Di lantai selanjutnya, muncul NPC mirip Leviathan. Ia adalah survivor dari gedung lain. Mereka bertarung bersama. Arciel dan Leviathan mampu mengalahkan Bos Lantai dua, lalu menuju babak baru.

“Levi, tolong mainkan. Penyihir itu susah dikalahkan.”

Arciel menoleh pada Leviathan yang duduk di sebelahnya. Tumben Leviathan tidak langsung mengabulkan, tetapi setelah melihat HP Arciel menipis, dia setuju mengambil kendali permainan, sedangkan Arciel menontonnya.

“Baiklah.”

Terbawa suasana, Leviathan mengalahkan Bos Lantai Terakhir. Arciel yang hampir memuji terdiam melihat adegan penutup game. Arciel menghampiri Leviathan, lalu karakter yang dia hampiri tiba-tiba berlutut sambil membuka kotak berwarna jingga—ternyata isinya cincin.

Dialog Leviathan hanya dua kata: Marry me. Setelah itu, dua opsi terpampang di layar: Yes dan No.

“E-eh?” Arciel langsung menoleh, meminta penjelasan.

“Argh, harusnya aku memintamu melakukan serangan terakhir, Arci. Aku mengacaukan momentum.” Leviathan kesal pada diri sendiri, tetapi beberapa detik kemudian dia tersenyum, “Tetapi inilah aku. Kuharap kamu tetap mencintai ketidaksempurnaanku. Arciel, bagiku, ikatan kita adalah hal paling berharga. Aku ingin tumbuh bersamamu. Aku ingin kita bersama melewati berbagai misi dan tantangan dalam hidup. Maukah kamu menikah denganku?”

Sebelah tangan Arciel masih sempat bergerak memencet opsi Yes di game—dia perlu sedikit waktu untuk menjawab secara langsung. Namun, dia tetap memandang Leviathan saat melakukannya. Arciel menangis bahagia. Bercampur isakan, dia menjawab, “Aku bersedia, Leviathan!”

Dari game, mengalun sebuah musik. Mereka terhanyut dalam rangkaian nada merdu ... sampai Leviathan mengangkat tangan.

Bola air dalam berbagai ukuran menari di langit-langit, terlihat cocok dengan kamar Leviathan yang bernuansa akuatik. Setelah itu, mereka bergerak turun mengitari Leviathan dan Arciel. Terdapat bola air yang berubah bentuk menjadi cincin.

Leviathan menerima cincin air yang jatuh, lalu tersenyum kepada Arciel. Nanti, Leviathan pasti memberinya cincin sungguhan—dia lupa menyiapkan cincin asli karena fokus membuat game, tetapi itu tidak masalah. Mengerti kode Leviathan, Arciel mengulurkan tangan. Cincin air kini melingkari jarinya, lembut dan menyejukkan.

Dalam satu gerakan halus, dia memegang tangan Arciel, menariknya lebih dekat. Leviathan menunduk, mendaratkan kecupan di atas jari manisnya.

“Ayo meraih Wedding Ending bersama, Arciel-ku.”

author: leviaphile language: Bahasa Indonesia fandom: Obey Me pairing: Leviathan x Arciel (MC) catatan: plot lore-fic ini berdasarkan lagu I'm Glad You are Evil Too


“I'm glad that you are you, that I am me, and for us two ... I'm kinda glad that you are evil too.” / Kali ini, dia akan mengumpulkan keberaniannya.


Para penduduk Devildom seolah menjadi NPC buram malam ini, setidaknya bagi dua insan yang asyik berbincang sepanjang jalan. Dilihat dari label di kantong belanjaan, mereka pasti dari Anidaemon.

Kendati kantong matanya sedang tebal, pemuda beriris jingga tampak berseri-seri. Tidak sedetik pun Leviathan—nama si Pemuda— mengalihkan pandangan dari perempuan mungil berambut putih—seakan memastikan dia tidak pergi ... lagi.

“Levi, selamat sudah melengkapi koleksi boneka Ruri-chan, pashakore Ultrawitch☆Rainbow-chan, dan mendapatkan figurine terbaru Seraphina-chan,” ucap Arciel, mendongak sebentar untuk menatap Leviathan.

“Terima kasih, Arci. Ini salah satu hari terbaikku,” jawab Leviathan, raut wajahnya melembut saat bersirobok dengan mata Arciel yang berwarna pelangi, “t-terutama karena kamu sudah kembali.”

Ketika tahun ajaran RAD berakhir, Arciel selaku siswi pertukaran pelajar dari dunia manusia harus pulang ke dunia asal. Sejak Arciel pergi, kehidupan orang-orang yang dekat dengannya tak lagi sama, terutama Leviathan. Arciel tidak bisa dihubungi via DDD, tidak terdeteksi melalui pact (setiap demon brother seharusnya mampu merasakan tujuh dosa besar yang dialami Arciel), bahkan Lord Diavolo kehilangan jejak. Leviathan pun pernah diam-diam meretas database RAD dan mengunjungi alamat Arciel, tetapi hasilnya nihil.

Sesaat, Leviathan ingin bercerita tentang pencarian, rindu, serta mimpi buruk selama berpisah. Namun, dia menundanya. Biarlah mereka bercakap-cakap tentang hal yang lebih bahagia, atau topik-topik remeh diselingi tawa.

“Aku teringat saat pertama meneleponmu, kita juga membahas anime Ultrawitch☆Rainbow-chan,” tukas Leviathan bernostalgia.

“Hehehe, aku sempat bingung saat itu.” Tawa kecil Arciel terdengar merdu, Leviathan ingin mendengarnya lagi.

Jadilah Leviathan bercerita lebih banyak hingga melebar ke judul-judul anime lain, sementara Arciel menyimak dan menanggapinya. Wajah Avatar Iri Hati bersemu merah; antara malu karena terlalu berisik dan terharu menyaksikan reaksi Arciel. Dia pun mengubah topik, “O-oh iya, selama kamu pergi, aku membelikanmu beberapa merch Scarlet Zero. Aku belum sempat memberikannya karena ... banyak yang terjadi.”

Sejak kembali ke Devildom, Arciel nyaris tidak punya waktu sendiri. Teman-teman mengajaknya bermain atau sekadar mengobrol. Lalu, Gold Hellfire Newt Syrup yang Leviathan pesan dari Akuzon sempat menimbulkan insiden di House of Lamentation. Semua teratasi berkat pact, tetapi wajah Arciel memanas saat ingat dia memerintahkan Leviathan mendekap lebih erat dan menciumnya.

“Ah ... i-iya, terima kasih. Dan, uhm ... maafkan aku,” ujarnya, takut Leviathan membenci apa yang kemarin dia lakukan.

Dua kali. Sahabat seharusnya tidak berciuman, tetapi mereka melakukannya dua kali. Ciuman perpisahan pasca Arciel menyatakan cinta—yang Leviathan jawab asal karena salah tingkah. Kedua, ciuman di bawah pact saat musibah Gold Hellfire Newt Syrup.

Rasa bersalah Arciel membesar, diikuti oleh keraguan. Mungkin selama ini Arciel salah mengira bahwa Leviathan memiliki perasaan yang sama. Mungkin sebaiknya mereka bersahabat saja.

Leviathan terdiam sedetik ketika Arciel berjalan mendahuluinya. Punggung Arciel terasa menjauh. Andai Leviathan bisa tahu apa yang gadis itu pikirkan, sebab dia tidak ingin Arciel menjauh.

Kenapa dia tiba-tiba menghentikan pembicaraan? Apakah Arciel sudah berhenti menyukaiku? batin Leviathan cemas.

Menurut Leviathan, wajar jika Arciel move on darinya. Dia hanyalah otaku pengecut yang kesulitan mengekspresikan perasaan dengan baik. Dia terlalu gampang cemburu, tetapi setelahnya berkelakar bahwa Arciel adalah teman. Namun—mungkin dipengaruhi oleh naluri demon— Leviathan tidak mau merelakan Arciel untuk orang lain, tidak akan.

Leviathan sudah bertekad. Walau cuma sedikit, Leviathan ingin menjadi lebih berani dan percaya diri. Berjalan menjajari Arciel lagi, dia berusaha mengabaikan tangannya yang sedikit gemetar. Kegugupan menyerang, tetapi ini masih jauh lebih baik daripada kehilangan, “Arciel, bolehkah aku memegang tanganmu?”

Spontan Arciel menoleh ke kiri dan kanan, memastikan tidak ada orang yang menyaksikan. Kemudian, Arciel mengangguk. Tangan mereka pun bergandengan.

Masing-masing memiliki konflik batin dengan diri sendiri. Akan tetapi, terdapat satu hal yang tidak bisa diingkari. Tangan mereka hangat.


Kalau Devildom punya sistem Kartu Keluarga seperti di dunia manusia, Lucifer—selaku Kepala Keluarga— akan berkata House of Lamentation dihuni oleh delapan orang. Mengesampingkan pact, tujuh demon brothers telah membangun hubungan platonis dengan seorang setengah manusia, kecuali satu orang. Arciel adalah bagian dari keluarga, dan dia pun menganggap mereka sebagai keluarga, kecuali satu orang. Ya, satu orang yang di masa depan bisa menjadikan Arciel keluarga mereka sungguhan.

Apa yang orang itu lakukan sekarang? Mengirimi Arciel meme dan link perdebatan fandom animanga.

“Lihat, fandom berulah lagi. Aku muak terhadap drama,” tulis Leviathan, dilengkapi beberapa emoji pendukung dan satu gambar meme terkait.

Arciel yang sedang mengerjakan tugas di ruang planetarium tertawa. Dia membalas dengan foto langit. “Mute dan block saja. Daripada memikirkan itu, lihat langitnya indah.”

“Kamu di planetarium, kan? Suasana yang bagus biasanya mendatangkan keberuntungan yang bagus. Aku akan ke sana untuk gacha.” Balasan tersebut diikuti oleh, “Ini bukan karena aku ingin melihatmu atau apa,” tetapi layar DDD Arciel menunjukkan bahwa Leviathan masih mengetik, dan balasan terakhir adalah, “Iya, aku ingin melihatmu.”

Kejujuran Leviathan mengakibatkan Arciel salah tingkah dan belum membalas pesan itu sampai Leviathan tiba. Di sisi lain, tumben tidak ada headphone terkalung di leher Leviathan, tetapi terdapat earphone. Ada lagu yang ingin dia dengarkan bersama Arciel.


“Henry, doakan aku.”

Setelah berpamitan pada Henry 2.0, Leviathan menjemput Arciel ke kamarnya di lantai satu. Dia mengajak Arciel jalan-jalan keluar tanpa mengagendakan aktivitas khas otaku. Ini adalah kencan ala normies—meski Leviathan tidak menyebutkannya secara gamblang.

Leviathan bercermin di kamera depan DDD, hendak memastikan penampilannya cukup baik. Dia menyesal tidak memakai baju bagus, tetapi malu meminta tolong Asmodeus. Jarinya menyisir helaian rambut biru keunguan, mencoba mengubah model poni, lalu membatalkannya lagi karena merasa aneh.

Wangi yang lembut dan menyegarkan menguar bersamaan dengan pintu dibuka. Gaya berpakaian Arciel lebih manis dari biasanya. Kemudian, Arciel malu karena penampilan Leviathan tampak normal. Jangan-jangan Arciel yang berlebihan menganggap ini adalah kencan.

Arciel terlalu gugup untuk menyadari bahwa mulut Leviathan sempat sedikit menganga karena terpesona. Oh Raja Iblis, Leviathan lupa mengantisipasi jika kecantikan Arciel akan langsung melewati batas hanya dengan sedikit usaha.

“K-kita pergi ke mana?” tanya Arciel, pura-pura biasa saja meski sebenarnya ingin berganti baju.

Leviathan tergagap, “Eh ... oh, iya. Ayo.” Kamu cantik sekali, Kalimat terakhir diucapkan di dalam hati.

Mereka berjalan bersisian. Kali ini, Leviathan meminta Arciel memberitahu ke mana dia menghilang. Berceritalah Arciel tentang sesi pelatihan bersama enam Elemental Agung. Di dunia spirit, tidak ada sinyal DDD. Para elemental spirit memilih untuk menutup diri dari makhluk luar, khususnya iblis dan malaikat. Mereka merupakan makhluk tertua yang fokus menjaga alam. Satu-satunya portal mereka terhubung dengan hutan di dunia manusia.

“Aku mendapat misi dan gelar sebagai Daughter of Nature, tetapi aku mengajukan syarat supaya diizinkan tinggal di mana pun yang aku mau, termasuk Devildom.”

Menjadi Daughter of Nature dan bertugas memulihkan alam yang dirusak oleh manusia demi kebaikan semua makhluk termasuk manusia. Sepintas terdengar seperti misi yang mulia, tetapi Arciel bukan orang sebaik itu. Ada banyak manusia jahat yang dia benci, tetapi dia tidak mau merugikan manusia baik, makhluk hidup lain, dan alam karena mereka. Ketika alam murka, ia tidak mampu membedakan mana yang baik dan jahat. Usai berpikir panjang, Arciel mengajukan persyaratan yang dapat menguntungkan semua pihak.

Di Devildom, dia memiliki hidup baru; lingkungan, teman, keluarga, dan orang yang dicintai. Mustahil Arciel mau meninggalkan mereka, terutama untuk kepentingan manusia yang pernah menghancurkan hidupnya.

“Jangan pergi lagi, Arci. Tetaplah di sini,” pinta Leviathan.

Langkah kaki membawa mereka ke tempat yang sama seperti malam sebelum Arciel pergi. Dataran tinggi yang sunyi. Tempat di mana mereka melihat pemandangan Devildom dengan jelas. Kastel Raja Iblis yang dari jauh memendarkan cahaya keunguan terlihat menonjol di tengah nyala lampu warna-warni bangunan sekitar.

Dalam diam, mereka sama-sama mengenang malam itu. Arciel kembali merasa campur aduk—berharap Leviathan tidak terbebani dengan pernyataan cintanya, sekaligus tidak bisa melupakan ciuman pertama.

Leviathan menunduk, menatap lurus mata Arciel. Kalau boleh jujur, dia teramat gugup. Namun, dia membulatkan tekad. Sudah waktunya Leviathan berani menyatakan dan meraih seseorang yang dia dambakan.

Saat itu aku tidak bisa mengutarakan dengan benar karena kaget dan gugup, tetapi a-aku serius, Arciel. Aku ... ingin menikah denganmu suatu hari nanti. Itu bukan candaan atau jawaban asal semata. Dan mungkin sampai sekarang kamu belum peka mengenai perasaanku. Aku akan mengatakan hal yang tidak bisa dengan benar terucap pada hari itu.”

Terdapat jeda beberapa detik untuk Leviathan mengambil napas dan memberi Arciel tambahan waktu untuk mencerna kata-katanya.

“Aku mencintaimu, Arciel. Selalu kamu dan hanya dirimu. Aku ingin bersama denganmu selamanya.”

Setitik air jatuh dari pelupuk mata Arciel. Leviathan mengusapnya lembut bahkan sebelum Arciel menggerakkan tangan. Tanpa melepaskan tangan dari sisi wajah, Leviathan meminta Arciel untuk menjadi kekasihnya. Arciel mengangguk karena kehabisan kata-kata.

Tangan yang memegang sisi wajah Arciel gemetar, “K-katakan sesuatu. Aku jadi malu sendiri.”

“Aku uhm ... aku juga mencintaimu, Leviathan. Perasaanku terus bertambah setiap harinya.” Perlahan Arciel menyentuh tangan Leviathan yang masih memegangnya. Walau kemudian saling melepaskan diri, mata mereka saling mengunci.

“Arciel ...,” panggil Leviathan.

“Iya?”

“Kita belum pernah berciuman dengan benar, kan? A-apa aku boleh menciummu?”

Hanya dengan satu anggukan, sebelah tangan Leviathan melingkari pinggang Arciel. Kikuk, mereka berusaha menyesuaikan tinggi badan sebelum berciuman. Kali ini tidak ada spontanitas ataupun dorongan eksternal. Murni digerakkan oleh keinginan.

Tidak nyaman berdiri di ujung jari kaki, Arciel pun melompat. Dia berubah ke wujud aslinya, dan melayang rendah di udara. Leviathan melihat langit Devildom di balik sayap Arciel yang sedikit berpendar dan transparan. Indah.

Sambil menarik Arciel mendekat, Leviathan juga berubah ke wujud iblis ular laut. Kini mereka sama-sama berada dalam wujud sejati, memejamkan mata, dan menggunakan bibir untuk berkomunikasi dari hati ke hati—sebab ada banyak hal yang tidak bisa tersampaikan melalui kata-kata.

Dua orang dari dunia yang berbeda saling jatuh cinta. Mereka akan melakukan apa saja agar tetap bersama.

(—walau dunia melarang dan karma membayang, cinta mereka takkan lekang.)

sebuah fanfiksi pendek antara Lucifer Obey Me dan MC Kisa Suwa


Merayakan ulang tahun dengan menanam kehidupan. Di pohon dan bibit stroberi, doa kecil mereka titipkan.


Muda-mudi berdampingan di jalan setapak, di kanan dan kiri mereka penuh pepohonan. Cerahnya sinar matahari menyebabkan ujung dedaunan sedikit berkilauan. Namun, cuaca tidak terik, hanya hangat yang menyegarkan—karena ini masih pagi dan mereka berada di dataran tinggi. Ah, sebuah hari yang indah.

“Aku ingin kita menanam stroberi bersama,” ucap Kisa bersemangat, mengulang kata-katanya kemarin.

“Tentu. Kita akan melakukannya bersama, Kisa.”

Lelaki di sampingnya mengangguk, tidak kuasa menolak binar di mata sang Puan. Senyuman seorang Kisa adalah hal yang tidak ingin dia pupuskan. Jika Kisa menginginkannya, maka Lucifer akan mengabulkan—termasuk memakai jatah bolos RAD untuk pergi ke perkebunan di dunia manusia pada tanggal enam Juni.

Di dunia manusia, dataran tinggi atau wilayah pegunungan banyak dimanfaatkan untuk berkebun. Beberapa jenis produk dapat ditanam dalam satu kebun, tetapi ada pula yang khusus menanam satu macam.

Kemudian, mereka memasuki areal perkebunan stroberi.


“Lucifer, stroberi bukan buah sejati karena tidak berasal dari ovari tanaman,” tutur Kisa usai menanam biji stroberi, “ia pun tidak termasuk golongan buah beri karena bijinya berada di bagian luar.”

Keragaman tanaman memang luar biasa. Setiap spesiesnya memiliki keistimewaan, serta bisa menyimpan fakta yang mungkin sulit terpikirkan. Begitu pun stroberi.

“Tanaman yang menarik. Dan, sejati atau bukan, ia tetaplah buah, kan?” tanggap Lucifer, membesarkan hati Kisa ... sebab dia bisa menangkap suara perempuan itu sedikit sedih saat mengatakannya.

“Benar! Mereka juga lezat,” sahut Kisa antusias.

Lantas mereka berdua beralih untuk memindahkan stroberi dari polybag ke tanah. Melirik Kisa yang berdoa agar stroberi tumbuh dengan baik, Lucifer tersenyum, turut mengucapkan semoga. Stroberi yang mereka tanam pasti menjadi buah termanis sedunia.


“Terakhir, kita boleh memetik stroberi sepuasnya untuk dimakan di sini.” Lucifer membaca ulang panduan di brosur.

Mereka mulai memetik stroberi, mengumpulkannya dalam keranjang kecil. Kegiatan petik buah mampu membuat mereka lebih rileks. Usai memanen cukup buah, mereka pergi ke bawah pohob rimbun terdekat untuk mulai menyantap stroberi. Buah yang dipetik sendiri entah kenapa terasa lebih segar.

“Aku senang sekali bisa menanam stroberi denganmu di hari ulang tahun kita,” ungkap Kisa.

“Aku juga.” Lucifer berhenti sejenak untuk memakan satu buah, kemudian melanjutkan, “tadinya kupikir kita akan menanam stroberi yang lain.”

“Apa maksud—oh!”

Wajah cantik Kisa kini semerah buah stroberi, menyadari apa yang dimaksud oleh Lucifer. Dengan malu-malu, suara Kisa memelan sampai nyaris berbisik, “Nanti.”

“Akan kutunggu saat kita pulang.”

Senyuman Lucifer bertambah lebar, memikirkan apa yang nanti mereka lakukan. Akan tetapi, menurut Lucifer sebaiknya mereka tidak kembali cuma dengan sekeranjang stroberi. Perlu ada momen lain yang lebih manis dikenang.

Lalu, dia menyuapkan satu stroberi ke mulut Kisa. Baru saja Kisa menerimanya, Lucifer menggigit bagian stroberi yang lain. Tangan Lucifer memegang belakang kepala Kisa. Sementara itu, Kisa mengalungkan tangan ke belakang lehernya.

Dalam hitungan detik, aktivitas mereka berubah menjadi sebuah ciuman yang manis dan segar seperti stroberi.

fiksi yume (super) singkat tentang Ariesta (OC) dan Artem W dari fandom Tears of Themis


Ariesta laksana padang bunga yang tidak berguguran di musim salju. Dialah keanggunan yang tak pernah kehilangan kelembutan. Jiwanya berwujud pujangga, akrab dengan kata-kata, bunga, serta rajin menyapa gemintang. Ariesta ... adalah perempuan yang menunggu.

Oh, langit yang sendu. Kabarkan untuknya cinta dari sepasang netra biru. Cinta yang hanya memiliki satu Tuan, dan bersamanya kuraih kebahagiaan.

Oh, langit yang biru. Sampaikan padanya rindu yang menggebu. Rindu yang hanya kepadanya akan tertuju.

Tangannya berhenti menari di atas kertas. Antara kehabisan kata atau kebanjiran rasa sehingga bingung bagaimana meneruskannya. Dia sudahi tulisan pendek itu di sana, lalu menggambar bunga sederhana di sudut kertas. Di bawah titimangsa tertulis Frozen Magnolia.

****

“Ariesta, istriku ...”

Di telinga Ariesta, suara itu membuat namanya terdengar paling merdu. Lekas dia membuka pintu, menemukan figur tinggi sang Pemilik Rindu. Beberapa hari belakangan mereka sulit bertemu.

Oh, langit berbintang. Dia yang kutunggu telah datang. Dari indah senyumnya, 'ku tahu perasaan ini tersampaikan. Hati Ariesta tanpa sadar merangkai kelanjutan tulisan kemarin malam.

Masih menjadi enigma mengapa segala resah sirna kala berjumpa. Tak apa. Pagi ini adalah hari bahagia dan hanya bahagia.

Ketika Artem tiba, udara di antara mereka seolah bermekaran menjadi bunga-bunga.

—end

author: leviaphile language: Bahasa Indonesia fandom: Obey Me pairing: Leviathan x Arciel setting: devilgram Skiing For Two


Mereka di antah berantah, diterpa dingin yang entah. Tanpa peta, tanpa kemampuan khusus dapat bekerja. Hanya ada peralatan ski dan kaki yang luka.


“Aku tidak akan meninggalkanmu sendiri, Arciel.”

Lima kata yang memecahkan sunyi. Leviathan tidak setuju dengan gagasan Arciel bahwa dia perlu mencari bantuan, sedangkan Arciel yang cedera menunggu di sini. Sementara sang Lelaki berkeras bahwa dia takkan ke mana-mana tanpanya, Arciel mengamati sekeliling.

Asing. Belantara bersalju yang dingin sampai Arciel menggigil. Aneh. Mereka pergi ke areal ski di mana saljunya berasal dari sihir Diavolo yang semestinya tidak dingin. Apakah tempat ini adalah anomali, atau mereka tersesat ke padang salju asli usai jatuh tergelincir? Namun, mengapa Arciel tidak bisa menggunakan satu pun elemen alamnya—dan jika karena dia setengah manusia, kenapa Leviathan yang dijuluki Master of Water bernasib sama?

Bermula dari membantu berdiri, Leviathan mempererat pegangan hingga mereka berdekapan. Pikiran Arciel kontan teralihkan. Dia bisa melihat uap keluar dari mulut iblis berambut keunguan tersebut.

“Kamu kedinginan. Apa kamu sudah merasa lebih baik, Arciel?”

Belum sempat Arciel menjawab, Leviathan kembali berujar cemas, “kamu tidak terlihat demikian. Apa yang harus kita lakukan?”

Kulit Arciel memucat, bibirnya seolah beku. Kedinginan yang diperparah karena tadi dia terjerembap ke salju. Kendati rona yang biasa tampak memudar, di mata Leviathan, Arciel senantiasa menawan ... bak peri musim dingin. Namun, tentu dia paling menyukai Arciel yang lebih baik-baik saja—karena rasa sakit gadis itu akan menyakiti Leviathan juga.

Ditangkupnya pipi Arciel dengan tangan. Dahi mereka lantas beradu, disusul oleh hidung. Lalu, Leviathan berhenti. Kegugupan segera menguasai sang Avatar Iri Hati. Dia panik karena badannya bergerak sendiri.

“M-maaf ...” Takut bersikap kelewatan, Leviathan menarik diri, walau mereka masih berpelukan.

“Tidak apa-apa, Levi.” Warna kian menyebar di wajah Arciel. Hangat bercampur malu.

Tertarik oleh senyumannya, Leviathan mengusap pipi lalu sudut bibir Arciel dengan jari. Dia ingin mengetahui apakah kekasihnya masih kedinginan. Tidak terasa apa-apa. Lantas, Leviathan dalam hati mengutuk kebodohan sendiri karena lupa kalau dia mengenakan sarung tangan. Arciel menahan tangan Leviathan untuk mencegahnya melepas sarung tangan.

Angin dingin berembus lagi. Dan, lagi-lagi tubuh Leviathan bergerak sebelum otak merencanakan. Dia mengecek temperatur permukaan wajah Arciel dengan bibirnya. Walau sama-sama kedinginan, hal ini menghadirkan kehangatan. Cukup hangat untuk membuat mereka memejamkan mata serta sejenak melupakan situasi yang ada.

Diawali dari sekadar menempel, lalu menekan, menyambut, untuk bertaut. Sebuah ciuman panjang yang seolah tak berkesudahan. Kehangatan yang menjanjikan harapan ... sebab cinta itu sendiri seperti katalis keajaiban. Entah berupa kekuatan atau keberanian, cinta dapat menahan seseorang supaya tidak menyerah pada keadaan.

“Aku akan membawa kita keluar dari sini.” Leviathan bertekad.

Dia pernah gagal melindungi keluarganya saat perang. Dia pernah kehilangan segalanya. Dia pernah membenci diri sendiri—dan dalam kadar tertentu, terkadang masih. Dia pernah berkubang duka serta meratapi kegagalan.

Akan tetapi, seperti hasratnya dalam menggemari anime dengan sosok hero ... selayaknya kekaguman pada Ruri Hana yang menjadi penyelamat manusia padahal dia kehilangan kekuatan sampai badan mengecil, di dalam sana Leviathan tetaplah seorang pejuang. Lebih penting dari itu, bahkan andai dia terlalu lemah untuk dipanggil pejuang, dia adalah lelaki yang mencintai perempuannya.

Jangan meragu. Kamu dapat bersandar padaku. Aku akan menjadi seseorang yang bisa kamu andalkan.

Leviathan mengambil peralatan ski yang jatuh tidak jauh dari mereka. Lalu, dia berjongkok di depan Arciel, menyodorkan punggungnya yang lebar.

“Arci, naiklah ke punggungku.”

Walau tahu sendiri Leviathan baru belajar ski dari Mammon beberapa jam lalu, Arciel mempercayakan diri padanya. Dia tahu, Leviathan lebih hebat dari yang siapapun kira.

Berpedoman pada tekad dan disetir oleh adrenalin, Leviathan melesat seperti atlet profesional. Arciel mengalungkan tangan ke lehernya.

Kalau tersesat, tinggal mencari jalan pulang. Leviathan bergerak menuju arah mereka datang. Kemudian, mereka mengetahui kalau sekarang berada di ketinggian. Di bawah sana, ada hutan dan agak jauh terlihat cahaya lampu permukiman. Leviathan bergerak ke sekitar dengan penuh pertimbangan, mencari tempat paling ideal untuk meluncur turun.

Ini jalan tercepat. Apabila masih tersesat, paling tidak mereka akan sampai ke permukiman. Mereka dapat menghubungi yang lain untuk meminta bantuan.

“Arciel, apa kamu keberatan kalau kita turun?” tanyanya memastikan.

Arciel menggeleng, “aku selalu percaya padamu, Leviathan.”

Turunlah mereka, seperti game ski yang harus melewati medan ekstrem. Bedanya, ini kenyataan. Dua nyawa mungkin terancam apabila gagal. Namun, Leviathan tak gentar melaju. Dia tidak akan gagal. Dia tidak boleh gagal.

Entah mengapa Leviathan merasa tenang. Di punggungnya, Arciel merasa aman. Mereka yakin mampu melewatinya dan pulang dengan selamat. Ini terasa seperti ... mereka bisa melakukan apa saja atas nama hal abstrak bernama cinta. Cobaan sesulit apapun tidak mustahil—

—Jika mereka bersama, segalanya mungkin.

author: leviaphile language: Bahasa Indonesia fandom: Obey Me pairing: Leviathan x Arciel


Hanya Leviathan dan Arciel saat cosplay bersama.


Dari dalam akuarium, seekor ikan mas memperhatikan dua orang yang asyik dengan dunia mereka. Ada tawa, kilau mata, pipi merona, dan cerita tentang apa saja di kepala. Ada mereka, sepasang yang jatuh cinta.

Tangan mungil memasangkan hiasan ke rambut biru keunguan. Si Pemilik Tangan lantas mengangguk puas.

“Selesai. Levi cantik sekali.” Arciel, namanya, memuji Leviathan sungguh-sungguh.

Lelaki yang dipuji salah tingkah. Alangkah beruntungnya dia mendapatkan pacar yang pengertian terhadap hobi otaku. Cosplay sebagai ikemen, crossdress, bahkan menjadi gurita merah raksasa pernah dia coba, dan tidak sekali pun Arciel menganggapnya aneh. Tak jarang Arciel ikut cosplay bersamanya—sebagian tentu Leviathan yang mengajak, membuatkan, atau memesankan kostum.

Seperti sekarang. Leviathan kebingungan mencari kata yang tepat untuk memuji Arciel. “T-terima kasih. Arci juga ... cantik, sangat cantik—uh, tandukmu miring. Sebentar, kurapikan.”

Tanduk Arciel tidak miring, Leviathan hanya ingin mengalihkan topik—dan menyentuh rambut putihnya yang lembut. Kemudian mereka pergi ke depan cermin untuk mengecek penampilan masing-masing.

“Lenganku terlalu besar, pahaku juga,” gumam Leviathan saat melihat refleksinya di depan cermin. Badan Leviathan tergolong kekar untuk ukuran laki-laki, sedangkan tokoh yang dia perankan adalah perempuan.

“Tidak apa-apa. Levi tetap cantik. Lagipula yang paling penting kan kita bersenang-senang.”

Mendengarnya, kekhawatiran Leviathan pun reda. Senyumannya lebar sebelum berkata, “Arci, kamu benar. Ayo kita mulai berfoto. Masih ada beberapa kostum yang perlu kita coba.”


Di depan komputer, dua sahabat melihat foto-foto cosplay mereka. Leviathan memegang mouse, Arciel fokus ke monitor.

“Height gap kita menyebabkan fotonya agak aneh. Seharusnya tadi aku terbang sedikit,” komentar Arciel serius.

“Tidak apa-apa. Menggemaskan kok. Seandainya aku perempuan pun, aku pasti tetap jatuh cinta padamu—” Pernyataan itu berhenti karena Leviathan mendadak malu.

Tidak ada reaksi. Ketika Leviathan menoleh, Arciel tampak tersipu. Mata indahnya melirik Leviathan polos. “Kalau aku bukan perempuan? Kalau wujudku tidak terlalu mirip manusia? Kalau ... kalau apa lagi, ya?”

Ada keyakinan dalam sentuhan Leviathan, yang beranjak dari mouse untuk memegang tangan Arciel. Ada mereka, sepasang yang saling memilih.

“Hei, Arciel ... bagaimanapun diriku dan dirimu, aku akan selalu jatuh cinta padamu.”

Apapun spesies, gender, ras, orientasi, agama, dan yang lain ..., selama itu Arciel, Leviathan akan mengeliminasi semua pilihan selain jatuh cinta. “Karena aku seorang Arciromantic—Arcisexual. Aku jadi ingin menambahkannya di carrd dan rentryku. Levi. Zodiak Aries. MBTI INFP. Enneagram 4w5. Seorang Arciromantic—Arcisexual.”

Gelak tawa meluncur dari mulut Arciel, yang kemudian menyandarkan kepala di pundak Leviathan. “Sama dong. B-berarti kita cocok. Aku Leviromantic—Levisexual.”

Blub blub. Seekor ikan mas berenang heboh di akuarium, menonton kemesraan dua makhluk di depan matanya.

—end

author: leviaphile language: English fandom: Obey Me pairing: Satan x Elise


Have you ever had a lot to say, but didn't know how to express it? Something that keeps bothering your chest but doesn't want to come out as words. And, you keep looking for the answer.


Library. Peace. The scent of books. Knowledge. A pleasant place for some people. Satan is part of those people. He appreciated this atmosphere.

Hormones affect living things. Satan nodded when reading it.

Living things are complex. Every organ of the body works in such a way as to keep them alive. Several functions also work outside people's awareness, such as breathing. When he sits like this, his body processes metabolism. As he reads, there is a long step in sending information to the brain. Continuously. As if this wasn't complicated enough, there are lots of chemicals working there.

“Ah, you're reading another book,” someone said at a low volume because people shouldn't be noisy in the library.

Elise. The girl who came to the library with him. She returned with two books. One book she put in front of Satan.

“I found this on a shelf over there. I thought you'd be interested,” she added.

“Thank you, Elise.” Satan placed a bookmark on the page he was reading. Then, he picked up the book that Elise had chosen.

The Tale of the Cat and the Fox.

From the cover of the book, it can be seen that it is a fiction. The black cat stretched its arms up on a rainy day. The cat's smile makes Satan hope this story will have a happy ending.

Long ago, a black cat got lost in a strange world. The tree they met said that a black cat could ask the sun for the secrets of the world. However, the sky was covered with thick clouds. The black cat kept waiting until the rain greeted them.

“You look lonely, but you will meet someone who can understand you.”

Satan stopped reading. His brain momentarily concocted the story he was reading. Cats ... can even feel lonely. After a few seconds, he returned to reading. Page after page he turned carefully. Satan involuntarily breathed a sigh of relief when he reached this part:

... A black cat crosses paths with a fox. Obviously, the fox was a different creature to them, but the fox didn't attack. The black cat felt safe as the fox smiled.


“Satan, look!”

Elise pointed at a cat a few meters from them. After studying in the library, they were heading home, but they stopped because they saw a cat.

“Cats are always adorable,” Satan said.

“That's right. They're cute,” Elise added, agreeing him.

“There's a pet shop nearby. Wait a moment.”

In seconds, Satan went to the nearest pet shop by walking fast. He didn't want to surprise the cat by running. What if that cat gets scared? Then, he bought some dry food and creamy treats. It would be fun if they are street-feeding on the way home.

... But when Satan returned, Elise and the cat had disappeared.

“Elise!” Satan called while looking for them.

Cats tend to run away or disappear when approached although Satan wants to get along with them. More importantly, Satan didn't want Elise to suddenly disappear like a cat.

“You're back, Satan.”

Elise appeared holding the cat earlier. Satan couldn't be angry seeing the innocent faces of the two of them.

“Yes, where were you from?” he asked calmly.

“I left something in the library. Sorry for making you worried.”

Not long after that, the two of them continued street feeding. Even though not all the cats they met were willing to approach, they were happy to be able to feed many cats. The presence of Elise and the cats warm Satan's heart.

A question arose then, Elise, what are you to me?


They went to the library together again. Satan was stunned reading the sequel to The Tale of the Cat and The Fox. Fiction forced him to think hard about his feelings for Elise.

Satan understands. But on the other hand, Satan doesn't understand either. This feeling is too great to put into words. Satan wonders how to convey it.

“Elise, can you read my heart?”

Satan's mouth moved on its own. A blush spread across his face from the embarrassment of suddenly saying something stupid.

A red color spread on Elise's cheeks too before she smiled. “I can, Satan, and I write it in my heart.”

With a pen on the table, Elise draws a heart on the back of Satan's hand, then she writes 8 series of classic letters.

I love you.

Still gazing at Elise's masterpiece on the back of his hand, Satan smiled. Even though he often read this sentence in books, it felt different when Elise wrote it. Sometimes the word love isn't enough to convey everything, but there are also times when it can encapsulate all feelings.

For Satan, love can be defined in one word. Elise. His heart is stolen by her before he notices and he would love to understand more about love with her.

“I love you, Elise.”

—end

Semoga bisa disebut tips. Caraku bermain Obey Me Nightbringer sehingga bisa menyelesaikan semua lesson yang ada dengan total strength yang belum terlalu tinggi:

1. Karena minim resources, di awal sebaiknya jangan terobsesi menaikkan banyak kartu atau semua elemen. Cukup 3 kartu sambil jalan, nanti nambah/ganti prioritas sendiri tergantung kemajuan – Card ini bebas tapi disarankan minimal SSR, kalau UR semua makin bagus. Aku di awal pakai 2 kartu gratisan (UR+ Lucifer dan SSR Mammon), satunya SR random, lalu digantikan SSR Leviathan di total beginner mission. Sebetulnya aku pull gacha beberapa kali dan ampas (dapet 3 SSR lain), tapi sampai sekarang belum kepake karena aku telanjur invested di 3 card itu (terus beruntung dapet UR nightmare jadi ganti prioritas build card) dan masih miskin item. – Kalau belum jemput UR Satan beginner mission dan belum punya 3 UR, ayo jemput. Tasks paling susahnya unlock devil's flower, unlock aja N card random, sesuaikan elemen card yang dipilih sama item yang dipunya atau elemen Akuber hari ini. Semakin kecil tingkat card, semakin sedikit kebutuhan Grimm dan item untuk Devil's Flower. – Unlock Devil's Tree seperlunya, karena makin lama makin butuh banyak Grimm. Alokasikan sendiri seberapa banyak buat naikin level dan berapa buat devil's tree.

2. Ayo cari GrimmUnlock jobs serajin mungkin. Kalau sudah ke-unlock semua, build card makin lancar. – Main Akuber 5x sehari, lumayan dapet grimm dikit tapi bisa bantu nambah grimm. – Kalau mau, pas ada minggu senggang, coba VIP trial 7 hari (aku belum nyoba ini tapi ada moots lakuin buat nguli grimm dan level). Ada slot jobs khusus buat VIP. – Main rhythm :) Tiap stage ngasih grimm dikit kok. Lumayan buat nguli level, abisin AP, nabung grimm, dan nunggu sale (< level 40, 99sale muncul setiap 5 level. di atas level 40, munculnya tiap naik 3 level).

3. Ruri Tunes adalah koentji Suka nggak suka tiap hari harus main rhythm :( karena ... – Gameplay lesson ueueue – Buat abisin AP dan naikin level – Nguli grimm – Nguli item – Ngumpulin reward lain seperti DP Aku nggak terlalu jago main rhythm kok. Yang bisa combo finish baru sebagian huhuhu. Tapi tetap bisa nguli loh. Kalau kalian jago rhythm malah bagus soalnya reward full combo bisa DP atau item hard lesson (ingat, Akuber bintang 2 dan bintang 3 belum ke-unlock kalau kita belum kelarin hard lesson 5 dan 10. jadi item yang tersebar di ruri tunes bisa membantu selama Akuber kita belum optimal) “Tapi aku nggak suka rhythm.” Mulai lesson 2, ada fitur skip tanpa harus VIP. Sampai mana bisa skip tergantung kekuatan card. Terus kalau kita sudah bisa dapat minimal A sekali, ke depannya bisa clear battle stage tersebut. Selain itu, beberapa sistem rhythm bisa di-setting supaya lebih sesuai preferensi kita (misal bagian mana yang dipencet atau menghilangkan suara distraksi). Aku bukan pro rhythm jadi tidak bisa banyak memberi tips bermain, tapi kurang lebih caraku main gini: – Posisikan tangan/jari yang enak selama bermain rhythm. – Jarinya nggak terlalu tinggi dari layar, karena buat ayunin ke bawah dan nge-tap bakal butuh waktu sepersekian detik lebih lama kecuali bisa bergerak cepat. – Di percobaan pertama, kalau kurang percaya diri, fokus ke sisi lawan yang muncul, jangan terlalu sibuk lihatin chibi unyu dulu, terus tap tap pas musuhnya sampai ke garis. Tapi kalau sudah familiar sama lagu dan pola rhythm terkait, bisa sambil lihatin chibi, menyanyi, atau melamun dikit wkkwkwk. – Kenali objek rhythm dan cara menanganinya. Misal yang mana yang dihindari, diambil, dipencet, ditahan, ditahan double, dll. – Jangan panik memencet terus, nanti kalau tiba-tiba ketemu hal yang mencetnya harus ditahan kalau dipencet sekali combo-mu bakal putus.

4. Main pop quiz Pop quiz memberikan banyak reward dan kalau kelar part 1 bisa dapet SSR memory. Di awal kebanyakan player masih punya memory cards sedikit.

5. Sedikit demi sedikit ngumpulin shards Di hard lesson versi extreme ada shard UR+ 12 chara Obey Me. Kalau deck kalian kuat, minimal kelarin hard lesson 3, biar pas ada 12 lapak nguli UR+ tapi kalau belum kuat, cuma 1-2 lesson juga gpp. Kan di awal UR kita belum banyak, jadi UR apapun bakal kepake. Ngulinya bisa santai langsung banyak atau fokus ke 1 UR chara dulu.

6. Mencari tambahan AP Level masih sedikit jadi kekurangan AP? Coba lakukan hal berikut: – Fridge mission 2x sehari. – Nonton iklan 5x sehari. – Main surprised guest walau dapetnya belum tentu AP. – Reward To Do/pop quiz. contohnya, tiap abis rhythm sama chara tertentu 50x, kita bakal dapet 50 AP di To Do. – Kalau mau pas AP kritis dan butuh, coba mengalah di battle biar dapet tawaran sale yang ada APnya hehe. – Rajin rhythm supaya cepat naik level dan AP keisi lagi + limitnya nambah. – Cari in-game moots yang aktif.

7. Rencanakan apa yang pengen dilakukan di OBM NB dan jadikan prioritas. Contohnya sekarang prioritasku 2: ngumpulin shards Leviathan lagi supaya bisa dapet copy UR+ (karena kalau cuma 1 mentok level up ke level 70, butuh copy) dan naikin level 2 UR baru sampai mentok. Jadi aku mengutamakan pakai resources buat tujuan itu, kalau ada lebihnya baru buat yang lain. Kurang lebih sekarang prioritasku begini: – Setiap hari harus main rhythm yang ada shards UR+ Leviathan. – Karena masih setengah jalan, Grimm bakal kupakai buat level up UR yang ada. – Oh UR-ku 2, tapi yang satu elemennya aku sudah punya yang level 70, mending kuutamakan yang elemen satunya. Yang satunya bisa lebih santai. – APku dikit jadi aku mau ngecek apa sih yang UR ini butuhkan (item buat devil's tree), nanti aku rhythm di stage itu saja biar bisa sekalian.

8. Kalau luang, bisa cek ulang Kalau dulu pernah clear lesson dan hasilnya belum maksimal, saat deck lebih kuat dan ada waktu luang serta AP, tengok ulang lesson lama buat ambil reward. Contohnya dulu aku kan banyak yang hasilnya B C B C (apalagi hard lesson). Pas kulihat lagi ternyata strengthku bisa buat skip atau minimal prediksi hasilnya A, jadi bisa dimainkan lagi sekalian ambil reward.

9. Gunakan item bantu rhythm di saat yang tepat Kan ada boost strength, item drop, dan grimm drop. Manfaatkan itu sesuai kebutuhan. Misalnya pas butuh banget buat level up card, bisa pakai item yang ngeboost grimm dsb.

10. Sedikit informasi tentang rhythm Prediksi D bukan berarti tidak ada kesempatan lolos rhythm. Asal D-nya nggak D banget (D yang hampir C atau dekat dengan C), masih ada harapan lolos asal main rhythmnya lumayan lancar.

11. Barangkali ada yang belum tahu tapi lesson story OBM NB (yang gaada rhythmnya) bisa di-skip. Jadi kalau mau unlock lesson dulu baca story belakangan bisa kok. Bisa menghemat waktu.