ENVY
author: leviaphile language: Bahasa Indonesia fandom: Obey Me pairing: Leviathan x Arciel (MC) setting: semi AU? Di sini Arciel manusia biasa. Alur cerita juga agak berbeda.
Mereka iri kepada Avatar Iri Hati.
Program pertukaran pelajar ke RAD menumbuhkan banyak kisah cinta antar ras. Namun, aturan tentang pelarangan konversi makhluk hidup mematahkan harapan sebagian besar dari mereka. Target program ini adalah harmoni ketiga dunia, bukan menggeser keseimbangan. Lagipula metode konversi sangat berbahaya.
“Kalian yakin ingin menikah?” tanya Diavolo.
Dia tahu Arciel bukan manusia biasa karena belajar sihir dan ilmu lain di RAD, tapi tetap saja siklus waktu hidup mereka jauh berbeda. Dia hanya takut kepergian Arciel membuat Leviathan kembali ke saat-saat suramnya, yang memang cepat atau lambat akan terjadi. Kemungkinan lain lebih buruk, Leviathan bisa menghancurkan dunia. Ditambah partisipasi Lotan, mereka akan sulit dihentikan. Lucifer pun tidak ingin bertarung melawan saudaranya sendiri.
Sepasang kekasih di hadapannya saling pandang dan tersenyum. Diavolo melihat tangan mereka terus bertautan. Diavolo bisa merasakan tekad mereka takkan tergoyahkan. Kepercayaan itu bisa membuat banyak orang iri.
“Henry, jangan berlarian di tangga! Nanti kamu jatuh.”
Satan menegur bocah lima tahun yang merupakan keponakan satu-satunya. Rambut putih dengan beberapa bagian keunguan, mata jingga, taring kecil, tanduk, dan ekor. Ia bisa melihat secara fenotip gen Leviathan lebih dominan. Meski begitu, kecerdasan dan karakter Henry mirip Arciel.
Lucifer kerap memuji, “Andai papa dan paman-pamanmu sepertimu saat kecil, Paman Luci tidak akan stress.” yang sontak menuai protes Mammon. Namun, semua demon bersaudara diam-diam setuju.
“Maaf, Paman Catan. Henry mau menengok Mama.” Satan tersenyum melihat kesopanan Henry.
“Sini Paman gendong.”
Satan menggendong Henry ke kamar orang tuanya. Arciel terbaring di tempat tidur dan Leviathan berjaga sambil memegang tangannya. Belakangan ini Arciel sering sakit. Kekuatan sihir membuat fisik Arciel tidak banyak berubah dari sejak masuk RAD, dan bertahan lebih dari satu abad adalah keajaiban.
Mereka berdua berbincang. Mereka saling memandang dan tersenyum. Tangan mereka bertautan. Ketika Henry bergabung, Satan bisa merasakan kasih sayang antara mereka bertiga terus tumbuh setiap detiknya. Satan tidak yakin akan bisa memberikan dan menerima hal seindah itu, kehangatan yang membuatnya iri.
Arciel meninggal. Kesedihan menggelayuti House of Lamentation. Henry belum terlalu memahami apa itu kematian, tetapi Leviathan seolah pergi bersama belahan jiwanya. Semua panik mengantisipasi sang mantan jenderal tentara surga mengamuk, tetapi ia tidak melakukan apapun selain lebih banyak mengurung diri. Ia masih berusaha menjadi ayah yang baik, bahkan memperbanyak waktu dengan Henry. Akan tetapi, orang-orang bisa merasakan kepedihan dan kesepiannya.
Asmodeus pernah mengajak Leviathan ikut party bersama para succubus, tapi ia malah dimarahi. Leviathan baru mau bicara lagi setelah Asmodeus meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya. Diam-diam kesetiaan Leviathan membuat Asmodeus iri.
Beelzebub terkadang melihat Leviathan memasak di dapur tengah malam. Dari kejauhan ia bisa mencium aroma makanan kesukaan Arciel. Lalu Leviathan bicara sendiri dan memakannya sambil menangis.
Belphegor sudah tidak terkejut melihat Beelzebub kembali ke kamar dengan perut berbunyi dan mata sedih. “Bantal-bantal Arci pernah hampir rusak. Levi menolak kubelikan bantal baru. Gara-gara itu aku sempat kerepotan mengajari dia sihir untuk merawat bantal,” ceritanya tanpa diminta.
“Kita semua memang merindukan Arci, tetapi ... aku bahkan tidak sanggup membayangkan rasa kehilangan yang dialami Levi,” tanggap Beelzebub.
Luke yang sudah tampak lebih dewasa datang membawa surat. Semua terkejut melihat Leviathan terang-terangan menangis saat membacanya ... tetapi, kali ini tangis bahagia.
“Dia kembali,” lirihnya.
“Mama?” Henry sudah hampir delapan tahun, ia bingung karena setahunya seseorang yang meninggal takkan bisa kembali.
“Arciel adalah sosok spesial. Jiwanya tidak terkorupsi meski tinggal dengan para demon. Ia tidak dibawa ke alam orang mati, tapi lahir kembali sebagai malaikat.” Bukan hanya Leviathan dan Henry, seisi rumah dipenuhi kebahagiaan. “Ia baru bisa menghubungi kalian karena peraturan untuk malaikat pemula ketat sekali. Bahkan, dia tidak bisa datang sendiri ke Devildom.”
Pengecualian itu tidak menyurutkan kebahagiaan semua orang. Dari semua orang, Luke bisa merasakan sukacita Leviathan paling menonjol. Luke tersenyum, “Kalian tidak bisa datang ke Celestial Realm juga, kan? Aku bisa membantu menyampaikan surat, tetapi tak bisa terlalu sering.”
“Terima kasih, Kak Luke,” jawab Henry dengan mata berbinar-binar.
Leviathan belum mengatakan apapun lagi. Ia masih mendekap surat di dada. Nyawanya seakan kembali terisi, tetapi ia juga tampak takut semua hanya mimpi. Mammon merangkul sang Adik, “Sana balas suratnya. Kami mau menulis juga nanti.”
Mammon berusaha tidak menangis, meski ia sangat terharu. Ia senang Arciel kembali hidup. Ia senang Leviathan kembali hidup. Ia tahu banyak malaikat baru melupakan atau melepaskan kehidupan lama mereka. Ia tahu betapa keras sistem di Celestial Realm. Oleh karena itu, ia senang Arciel masih mengingat mereka semua. Dia senang Leviathan tidak berhenti mencintai istrinya. Keteguhan yang membuat Mammon merasa iri.
Huru-hara terjadi di Celestial Realm. Perbedaan pendapat antara Michael dan Gabriel memuncak hingga meletuskan perang saudara. Gabriel beraliansi dengan Devildom. Mereka menilai Michael memaksakan idealisme utopisnya, dan tindakannya bertentangan dengan kebenaran.
Leviathan mengajukan diri menjadi salah satu ujung tombak. Grand Admiral Angkatan Laut Devildom kembali mengangkat trisulanya. Dia tidak terlalu peduli dengan para malaikat agung. Dia ingin memberikan kedamaian pada kekasih malaikatnya. Jika bisa, Leviathan ingin lekas melihat Arciel lagi.
Pertempuran kian sengit. Bala bantuan Devildom berusaha menahan petinggi Celestial Realm sementara Gabriel bertarung dengan Michael. Grand Admiral Leviathan berhasil menghabisi jenderal terakhir, tetapi kondisinya pun sangat buruk. Ia bisa merasakan kematian mendekat. Leviathan ambruk.
Entah berapa waktu berselang, dia mendengarkan gempita sorakan revolusi. Leviathan kini bisa menutup mata dalam damai.
Aku ingin melihatmu lagi, tapi setidaknya aku bisa memberimu kedamaian, batinnya.
Lotan, kontrak kita memang akan berakhir bersama kematianku, tapi sebagai teman ... maukah kau kelak menyampaikan pada Arciel jika—
Tidak mau. Sampaikan sendiri. Kontrak kita tidak sedangkal itu, Grand Admiral Bodoh. Lotan memotong kata-kata terakhir Leviathan lewat telepati.
Gelap. Leviathan merasa jiwanya ditarik dan dikuliti. Ia melihat cahaya. Ia sadar ia sudah mati dan harus menuju cahaya itu. Yang tidak ia mengerti, ke mana demon akan dibawa.
“Leviathan!”
Suara ini .... Leviathan berlari ke arah sebaliknya. Meski mungkin hanya tipuan, dia ingin mendengarnya lagi ... dia ingin melihatnya lagi.
“Hei, sudah lama sekali, ya.”
Perempuan malaikat itu menunggunya. Leviathan menghambur memeluk Arciel. Ia tidak mengerti kenapa Arciel bisa berada di sini, tetapi ia tahu sosok di depannya memang Arciel. Leviathan bisa merasakannya.
Pelukan mengerat. Air mata mereka membanjir. Mereka saling memanggil meski sudah dipertemukan, seolah sedang menebus rindu.
“Gabriel memberiku hadiah.” Arciel menunjukkan tiket yang ia keluarkan dari sakunya. “Aku bisa datang ke sini karena ini.”
“Apa kamu datang untuk menjemputku?” tanya Leviathan retoris. Tangan mereka masih bertautan.
“Levi, kamu akan berubah menjadi malaikat, tapi kamu belum harus mengemban takdir malaikat karena belum melewati cahaya itu,” jelas Arciel.
Leviathan tidak suka menjadi malaikat, tetapi kini Arciel adalah malaikat. Ia rasa ia bisa tahan selama mereka dapat bersama. Namun, sangat berat meninggalkan anak dan saudara-saudaranya.
“Sepertinya tidak ada pilihan lain. Namun, kalau bersamamu, aku merasa aku akan baik-baik saja, Arci.”
Arciel menggeleng lalu menatap Leviathan serius. “Bagaimana kalau kita bisa jatuh ke Devildom? Aku bosan menjadi malaikat.”
Itu adalah tujuan utama Arciel. Dia bekerja keras sejak terlahir kembali menjadi malaikat sampai bisa dianggap rekan oleh Gabriel. Dia bersusah payah mengumpulkan informasi tentang Michael. Semua demi izin untuk jatuh. Arciel bukan malaikat agung seperti Lucifer ataupun malaikat tinggi seperti Mammon dan saudara-saudaranya. Tanpa perlindungan malaikat selevel Gabriel, Arciel mungkin takkan bisa jatuh dengan selamat dan waras. Dia tidak mau mati konyol atau berubah menjadi iblis rendahan yang tidak punya akal.
Awalnya Arciel tidak ingin melibatkan Leviathan, tetapi Leviathan datang ke Celestial Realm. Gabriel memberitahu Arciel, semua mantan malaikat akan kembali menjadi malaikat ketika mereka meninggal. Kematian akan membersihkan noda-noda mereka hingga tersucikan. Arciel yang paham Leviathan tidak ingin menjadi malaikat akhirnya memikirkan solusi lain.
Leviathan mengangguk yakin setelah mendengar pemaparan Arciel. Mereka bisa menjadi makhluk yang sama dan melanjutkan kembali takdir bersama-sama.
Mereka berpelukan lagi. Leviathan membungkuk untuk mencium Arciel sekilas, lalu mempererat pelukannya.
Dalam gerakan kompak, tangan mereka merobek tiket emas. Mereka tiba-tiba jatuh dari langit yang sangat tinggi.
Takut? Pasti. Namun, mereka siap. Pelukan itu tidak pernah terlepas. Leviathan melindungi Arciel yang mungil dalam pelukannya. Arciel melingkarkan sayap untuk melindungi Leviathan semampunya.
Sakit? Pasti. Namun mereka bersama memilih jalan sendiri.
Ketika Barbatos mendatangi lokasi jatuhnya objek beraura familiar di Devildom nanti, dia akan menemukan sepasang kekasih tak sadarkan diri. Dua orang yang ia kenal berpelukan dalam kondisi penuh luka. Raut wajah mereka amat damai. Dan, saat mereka membuka mata ... Barbatos dapat melihat cinta.
Kisah Avatar Iri Hati dan kekasih manusianya membuat banyak makhluk iri. Mereka ingin mengalami perasaan yang sama:
Cinta yang teruji beragam pembeda.
Cinta yang tidak terhapus waktu.
Cinta yang senantiasa bertambah walau tidak bisa bertemu.
Cinta yang melampaui batas hidup dan mati.
”.... Karena mencintaimu adalah keabadian.”
—end