Neji memakai sarung tinju dengan mantap. Setibanya di tempat biasa Sasuke berlatih Neji langsung mengutarakan keinginannya pada Sasuke tanpa ragu sedikitpun. Sasuke hanya terkekeh melihat antusiasme sahabatnya yang satu ini.
“Gua mau mengalahkan elu hari ini.”
Luar biasa sekali.
Walaupun super bingung, Sasuke tetap meladeni semua 'omong kosong' Neji. Sasuke memberi saran kepada sahabatnya itu untuk pemanasan lebih dahulu, Namun saran–lebih tepatnya anjuran Sasuke tak digubris penting oleh Neji.
Tanpa pikir panjang Neji meloncat masuk kedalam ring box dan memasang kuda-kuda ngasal.
“Oke gua ready. Bismillahirrahmanirrahim ayo Sas, serang gua.”
Sasuke tertawa. Tak habis pikir akan tingkah laku sahabatnya.
“Gua gak mau.”
“Dih apaan kok cemen begitu. Katanya atlet tinju.”
“Stad, elu inget gak, Pak Guy suka ngomel-ngomel kalo tiap mau olahraga kita kagak pemanasan dulu?” Sasuke bersandar diujung gelanggang berusaha menjelaskan hal dasar yang diremehkan sahabatnya itu. “Pemanasan tuh penting banget. Elu mau olahraga gimana bentukannya pemanasan gak boleh lu skip.”
Neji mengangguk kecil tanda mengerti. Ia akhirnya melompat keluar ring dan mulai menggerakkan tubuhnya asal, berlari mengelilingi ring beberapa kali dan melakukan olah nafas selama 3 menit. Setelah cukup 'panas' Neji kembali ke ring dan memasang kuda-kuda ngasalnya, kembali.
“Sebelumnya fight gua mau nanya dulu deh.” Sasuke masih belum ingin memulai pertandingan. Ia begitu penasaran dengan tingkah aneh Neji sore ini. Karena momentum ini jelas sangat langka untuk terjadi.
Seorang Hyuga Neji anak rohis Konoha BS ada di ring box tinju? Itu mustahil.
“Yang membawa lu masuk ke sini apa karena cibiran anak-anak di grup UTS tadi?”
Neji mendengus tak menjawab.
“Pertanyaan gua tepat sasaran berarti.” Sasuke terkekeh mengambil ancang-ancang untuk memulai.
“Bukan.”
“Bukan itu alesan gua ada di sini.”
Sasuke mengendurkan tubuhnya. Ini mungkin akan menjadi sesi curhat paling aneh karena dilakukan diatas ring box tinju.
“Gua gak mau kalah dari Lee. Gua akui Lee emang sekeren itu sampe bikin Tenten jatuh cinta. Makanya gua gak mau ngaku kalah gitu aja. Gua juga bisa se keren Lee. Gua bakal buktiin ke Tenten.”
“Elu mengambil keputusan yang tepat tapi memilih jalan yang salah, stad.” Sasuke bicara serius.
“Gua tau. Gua konyol banget kan sas?”
“Gua mengerti kenapa lu mengambil jalan bodoh ini. Gua gak bisa membenarkan tapi gua mengerti.”
“Makasih bro.”
Sasuke menepuk-nepuk sarung tinjunya keras. Memecah atmosfer melankolis diatas ring boxing yang mereka naiki. Ini aneh sekali. Mungkin mereka adalah pencetak baru. Sepasang manusia yang bercengkrama pasal hati diatas ring.
“Yosh karena gua mengerti gua bakal ngelawan lu dengan sekuat tenaga.” Sasuke mengambil kuda-kuda mantap. “Siap, stad?”
“B-bentar... b-bentar d-dulu... anjir pas fight kok lu bisa garang begini sas? nyali gua mendadak ciut lu percaya gak?” Sasuke tertawa melihat kaki Neji yang mulai gemetar.
“Itu salah satu skill unggulan gua. Ayo mulai!”
Sasuke mulai melayangkan beberapa hantaman. Dalam beberapa detik—bahkan tak sampai satu ronde Neji ambruk tersungkur diujung ring.
Sasuke menghujamnya habis-habisan. Berbanding terbalik dengan Neji yang hanya mampu melayangkan satu tinju lembut dipipi kanan Sasuke.
Neji mungkin akan pingsan. Sasuke tertawa melihat temannya se nekat ini, ia membopong tubuh Neji lalu menidurkannya di tempat duduk official.
Tentu seperti pertarungannya dengan Naruto dulu, ia yakin Neji akan merasa lebih baik ketika sadarkan diri nanti.