Sakit.
***
“Sel kanker kamu itu sudah menyebar, Draco. Saya sudah bilang, rajin kontrol, minum obat yang bener. Kamu minum obat berapa hari sekali hingga parah seperti ini? Draco, stock obat yang saya kasih itu pas, sesuai dengan hitungan saya. Ini belum waktunya habis, malah sudah habis duluan.”
Draco menunduk ketika dimarahi oleh dokter pribadinya, dokter Adam.
Ya, Draco selama ini sakit kanker dan tak ada satupun orang yang tau kecuali Theo. Itu pun Theo tau secara tidak sengaja.
“Draco, apa ada masalah hingga kamu seperti ini?”
“Bisa sembuh kan dok?”
“Bisa, dari dulu saya selalu tawarkan kamu untuk operasi dan kemoterapi. Tapi kamu selalu menolak.”
“Maaf dok, saya merasa bahwa penyakit saya ini bisa sembuh karena obat obatan itu.”
“Obat obatan hanya membantu meredakan rasa sakit, bukan menyembuhkan. Draco, seluruh rangkaian pengobatan yang saya sarankan itu adalah proses penyembuhan, tapi kamu menolak itu semua. Ada apa Draco?”
Draco menggelengkan kepalanya dan berdiri. “Saya permisi dok. Saya akan datang ketika saya siap untuk melakukan rangkaian pengobatan itu.”
Belum sempat dokter Adam menahan, Draco sudah pergi berlari menuju parkiran dan menangis disana, di dalam mobilnya.
“Bego! Anjing. Kenapa lo penyakitan sih anjing?! Kenapa harus ada penyakit ini sialan!”
Draco tidak pulang ke rumahnya, tapi dia ke rumah Hermione.
Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat mobil hitam itu lagi parkir disana.
Sebentar, tadi katanya, Hermione pergi bersama sang Mama bukan? Mengapa mobil ini ada di depan rumahnya?
Draco segera turun dari mobil dan memperhatikan mobil itu, lalu dia melihat rumah Hermione yang tertutup rapat.
Dengan perlahan, Draco membuka pintu Hermione yang ternyata tidak terkunci. Dia membukanya dan disana tidak ada siapa-siapa, cukup sepi.
Namun kesepian itu tidak bertahan lama, Draco mendengar suara Hermione tertawa dan ada suara lelaki disana.
Suara lelaki yang dia kenal.
Dengan segera Draco menuju ruang keluarga.
“Sialan.” Ucap Draco ketika melihat Hermione dan seorang lelaki ada disana, sedang berpelukan.
Hermione hanya memakai baju tipis yang bahkan Draco yakin Hermione tidak menggunakan pakaian dalam, dan lelaki itu tidak memakai baju, hanya menggunakan celana pendek.
“Draco?”
Hermione dan lelaki itu sama terkejutnya dengan Draco.
“Drake— kamu..”
Draco tertawa lepas, tawa yang sangat sakit dan pedih tentu saja.
“Wait, Blaise?”
Lelaki itu Blaise, sahabat terbaik Draco setelah Theo dan Pansy. Sahabat, sekaligus orang kepercayaan Draco Malfoy.
“Gue bisa jelasin—”
“Bentar bentar, gue gak ngerti. Maksudnya ini gimana?”
Jangan bayangkan betapa sakitnya Draco sore itu. Setelah mendengar kabar tentang penyakitnya yang semakin memburuk, dan dia berharap bahwa Hermione ada disana untuk menenangkannya dan memeluknya, yang dia lihat malah Hermione yang sedang bermesra dengan lelaki lain, sahabatnya sendiri.
“Kalian? Di belakang gue?”
Hermione dan Blaise masih terdiam.
Draco menyeka wajahnya dengan kasar, merasakan desiran di tubuhnya yang siap meledak.
“Kamu ternyata brengsek juga ya, Hermione.”
Hermione menggelengkan kepalanya, “Ini gak kayak yang kamu kira, Drake. Aku—”
“Apa? Bahkan kamu gak pernah berpakaian seperti ini didepan aku.”
Hermione terdiam.
“Kamu tau kan aku gak suka cewek selingkuh, cewek yang.. anjing.. mana sahabat gue lagi.”
“Drake, gue sama Hermione tadi cuman—”
“Cuman pelukan? Gak sampe having sex? Atau belum karena gue keburu dateng?”
“Draco.”
Draco menoleh ke arah Hermione, “Apa? Bener kan? Kalian gak sempet having sex? Yaudah, lanjut. Maaf ganggu.”
Hermione mengejar Draco dan menahannya. Draco tak bisa menahan tangisannya, dia berusaha agar tak menangis, namun tak bisa.
Dikhianati oleh kekasih tersayang dan sahabat terbaiknya, sangat menyakitkan.
“Draco plis.”
Draco menepis tangan Hermione dan mengangkat jari telunjuknya.
“Kamu. Mulai sekarang kita udah gak ada hubungan apa apa lagi. Kita putus.”
Hermione tidak ingin putus dari Draco. Tadi itu hanya permainan, tidak serius. Dia hanya bermain dengan Blaise.
“Draco plis, jangan, aku gak mau putus, Draco..”
Draco mendadak kepalanya sangat sakit, dan hampir terjatuh kalau tidak Hermione yang menahannya.
“Drake? Kamu kenapa? Draco, kamu mimisan.. Drake?”
Semuanya sangat sakit bagi Draco hingga dia tidak bisa menahannya lagi.
“Draco? Draco bangun! Draco!”
“Kita bawa kerumah sakit Mi. Lo ganti baju dulu.” Ucap Blaise.
Hermione mengangguk dan segera pergi kekamarnya. Sementara Draco, Blaise menidurkannya di atas sofa disana.
© urhufflegurl_