Siapa dia?
***
Draco pergi menuju rumah Hermione walaupun kepalanya sedikit sakit. Sakitnya tidak kunjung sembuh, malah Draco merasa makin sini semakin sakit, dan dia semakin sering sakit kepala serta sesak nafas.
Draco mengabaikan itu semua, dia berusaha berpikir bahwa suatu saat nanti, asal itu dengan Hermione, dia pasti sembuh.
Malam ini, Draco tidak masuk ke dalam rumah Hermione. Entahlah, tapi dia sengaja diam di depan komplek perumahan dimana Hermione tinggal. Dia menunggu disana.
Draco merebahkan kepalanya yang semakin sakit, sesekali dia memukul kepalanya agar sakitnya berkurang, tapi malah semakin menjadi.
“Penyakit sialan.” Gumam Draco meminum obat miliknya.
Sudah 1 jam Draco menunggu, belum ada tanda tanda Hermione pulang. Bahkan ini sudah pukul 10 malam. Draco terus memberi Hermione pesan, namun tetap saja ponsel wanita nya itu mati. Dan whatsapp nya ceklis.
Setelah 1 jam 30 menit dia menunggu, tepat pada pukul 10.30 malam, mobil yang sudah Draco lihat 3 kali untuk menjemput Hermione masuk ke dalam komplek, dan berhenti disana.
Draco melihat Hermione turun bersama seorang lelaki yang entah itu siapa, lelaki itu memakai jaket yang ada topinya. Jadi Draco tidak dapat melihat jelas siapa lelaki yang mengantar Hermione itu.
Dengan seksama, Draco memperhatikan mereka.
Draco memperhatikan bagaimana lelaki itu mengusap lembut kepala Hermione dan Hermione tersenyum hangat kepadanya.
Hanya ada satu orang. Apa itu Harry? Atau Ron? Atau siapa?
Setelah itu, lelaki yang mengantar Hermione kembali ke mobil, dan sialnya, Draco tidak dapat melihatnya dengan jelas.
Draco mencatat plat nomor mobil dan menyimpannya.
Baru saja Draco akan menginjak gas ingin ke rumah Hermione, kepalanya mendadak sangat sakit seperti di peras secara kasar. Dia menunduk dan memegang kepalanya.
“Plis, jangan plis. Draco, plis.” Gumamnya.
Draco berusaha menetralkan nafasnya yang mulai sesak, dia berusaha meraih obat obatnya dan menelan semuanya sekaligus, meminum air hingga air nya habis.
Draco berusaha tenang, dia malam ini harus bertemu Hermione. Dia sangat ingin bertanya siapa yang mengantarnya.
“Plis, Draco. Plis. Lo harus ketemu Hermione, jangan kayak gini oke.”
Akhirnya, rasa sakitnya mulai berkurang, mungkin karena obat yang dia minum sekaligus itu padahal dia sama sekali belum menyentuh makanan dari pagi.
Dengan segera dia pun pergi ke rumah Hermione.
“Draco?”
Hermione sudah berpakaian santai saat Draco sampai disana.
“Hai, kemana aja? Kok ceklis wa nya?” Tanya Draco berusaha tenang.
Hermione menghampiri Draco dan memeluknya, “maaf sayang.. Tadi aku ketemu Harry dan Ron. Jadi, aku gak sempet ngabarin kamu.”
“Ginny gak ikut?”
Hermione menggelengkan kepalanya, “Dia ada acara katanya.”
Draco semakin pusing memikirkan ini semua. Ginny bilang dia gak tau apa-apa soal ini, tapi mengapa Hermione bilang dia ada acara sehingga tidak bisa ikut? Itu artinya, harusnya Ginny tau namun tidak bisa ikut kan?
Draco harus percaya kepada siapa sekarang?
“Drake? Kenapa bengong?”
“Hah? Enggak sayang, tadi diantar siapa?”
“Itu Harry. Kamu liat dia?”
Draco mengangguk, lalu menggeleng.
“Jadi yang bener yang mana? Liat atau enggak?”
“Liat mobilnya cuman gak liat Harry nya.”
Hermione memperhatikan wajah Draco dengan seksama, “Kamu sakit? Kamu kok pucet?”
“Hah? Enggak, aku gak sakit. Yaudah aku pulang dulu ya sayang? Udah malem juga. Aku cuman mau mastiin kamu aman sampai rumah.” Draco mengecup lembut kening Hermione.
“Iya, hati-hati Draco.”
Draco hanya tersenyum dan kembali ke dalam mobilnya.
Draco terdiam sebentar. Harry? Lelaki tadi Harry? Apa Harry juga orang yang selama ini menjemput Hermione?
Jika iya, mengapa Hermione tidak memberitahunya?
© urhufflegurl_