Match.
***
Akhir pekan pun tiba. Dalam 1 bulan, hanya 2 akhir pekan yang ditunggu tunggu semua murid, yaitu pada pekan kedua dan ke-empat. Bagaimana tidak ditunggu? Karena pada hari itu, pertandingan Quidditch akan digelar.
Minggu kemarin, Slytherin menang melawan Ravenclaw. Dan Slytherin sebagai pemenang akan bertanding melawan Gryffindor.
Siapa yang tidak mengenal kedua asrama yang selalu bertolak belakang itu? Percayalah, match Quidditch yang ditunggu adalah pertandingan antara Slytherin dan Gryffindor.
Mereka senang berteriak ketika melihat Harry dan Draco saling menikung di udara, atau Theo dan Ginny saling mengejar untuk menangkap quaffle dan memasukannya ke dalam lingkaran di ujung tiang yang dijaga oleh Ron dari Gryffindor dan Blaise dari Slytherin.
Tidak hanya mereka yang bermain, ada juga Adrian, Lucian, Daphne dan Astoria dari Slytherin. Lalu ada Dean, Neville, Seamus dan Angelina dari Gryffindor. Mereka benar benar seperti lawan.
Dan ya seperti biasa, para penonton akan takjub dengan pertandingan satu ini.
“Malfoy! Fokus! Itu snitch nya kesana anjir!” Teriak Adrian dari kejauhan membuyarkan lamunan Draco.
Ya, Draco daritadi tidak fokus bermain.
“Gue liat liat lo merhatiin kursi penonton terus. Lo cari siapa sih?” Tanya Daphne kesal.
“Gak ada.” Jawab Draco sambil melesat meninggalkan temannya itu, mengejar Harry yang sedang mengejar Snitch.
Namun, lagi lagi, Draco oleng.
“Aw! Kak Draco, sakit! Hati-hati kak mainnya.”
Dia Astoria, gadis berambut hitam legam dikuncir kuda yang tersenggol tidak sengaja oleh Draco.
“Sorry sorry, gue gak sengaja Tor.”
“Mate, come on. Gue perhatiin lo gak fokus. Kita harus menangin pertandingan semester ini. Semester kemarin Gryffindor yang menang.” Geram Theo.
“Iya iya sorry.”
Sial. Fuck Granger. Mengapa Draco tidak bisa tidak melirik ke arahnya?
Sial. Rambut keritingnya yang terbang terkena angin, mata hazel nya yang terang karena pantulan cahaya, dan kulitnya yang entah mengapa bisa bersih membuat Draco menjadi salah fokus.
“Lo liatin Granger?”
Draco kelabakan. Dia langsung menatap Theo tajam.
“Cih, mana ada. Males banget gue liatin dia.”
“Ya dari tadi gue perhatiin lo liatin dia.”
“Gue gak liatin dia! Lagian ngapain gue liatin cewek yg cuman baca buku di tengah penonton teriak karna games ini?” Ucap Draco melesat lagi mengejar Snitch.
Theo menoleh ke arah Hermione, lalu ia mengeluarkan smirk khasnya.
“Dia gak ngeliatin Hermione, tapi tau apa yang lagi Hermione lakuin. Fuck Malfoy. Denial terus.” Umpat Theo.
Draco melesat sangat jauh. Harry ini memang senang melesat sejauh ini atau bagaimana? Dia merasa di atas awan sekarang.
Karena merasa terlalu jauh, Draco kembali ke tempat yang seharusnya, dan masih berusaha mengejar Snitch untuk memenangkan pertandingan ini.
Namun, lagi lagi, Granger sialan itu berhasil membuat fokusnya buyar.
Di sisi lain, Hermione yang sedang fokus membaca novel kesukaannya yang tinggal 9 halaman lagi selesai itu melirik ke arah langit. Disana ada Draco yang juga sedang menatapnya.
Entah isyarat apa yang Hermione berikan, ia hanya membulatkan matanya, namun Draco langsung semangat mengejar Snitch dan kembali fokus memenangkan pertandingan.
Mungkin menurutnya, Hermione sedang memberikan semangat, walaupun hanya lewat mata.
- note : di adegan ini, aku terinspirasi dari cerita yang pernah aku liat di tiktok. Salah satu ff dramione, tapi aku lupa judulnya apa, thank you<3
© urhufflegurl_