Malfoy Manor.
***
“Mereka berhasil! Mereka berhasil membawa Potter dan kawan kawannya!”
Teriakan khas milik Bellatrix itu berhasil membuat Draco melotot dan berdiri. Awalnya dia sedang mengobrol biasa dengan sang Mama, Narcissa. Namun kini, dia benar benar tegang dan gelisah.
Benar, Hermione ada di hadapannya. Dia benar benar tertangkap. Mengapa bisa tertangkap? Bodoh. Hermione bodoh. Dibilang jangan pernah tertangkap, dia malah tertangkap.
Rasanya ingin sekali Draco membunuh perampok yang menjenggut rambut Hermione. Hermione terlihat kesakitan.
Saat mereka dibawa ke dalam, mata Hermione dan Draco bertemu. Hermione menangis karena sangat merindukan Draco. Dia bersyukur karena ternyata Draco baik baik saja. Dia sangat senang karena akhirnya mereka bisa kembali bertemu walaupun dengan keadaan seperti ini. Kacau dan berantakan.
Draco sangat merindukan Hermione. Hpnya sengaja ia simpan karena tidak ingin mengundnag rasa curiga yang lain. Dia hanya mengandalkan syal milik Hermione yang selalu dia peluk disaat tidur untuk mengurangi rasa rindunya.
Namun sekarang, mereka kembali bertemu.
“Draco, coba lihat! Dia Harry Potter kan? Temanmu dimasa sekolah. Ayolah, pasti kamu mengenalnya! Iya kan?!” Tanya Bellatrix, dengan sangat keras.
Draco tahu itu Harry. Draco sangat mengenalnya. Namun, mengapa wajahnya berbeda? Apa ini ulah Hermione?
“Draco, come on!” Teriak Bellatrix.
“Draco.” Bisik Lucius.
Draco hanya diam, dia tidak ingin memberitahu semua orang bahwa yang ada di hadapannya ini adalah Harry.
“Draco, ayo katakan! Ini Harry kan?!” Teriak Bellatrix, lagi.
“Bella, sudahlah, mungkin memang ini bukan Harry Potter.” Bela Narcissa.
Draco menghela napasnya karena Narcissa membebaskannya dari semua ini. Narcissa menarik Draco untuk menjauh.
“Baiklah, bawa dia ke tahanan sekarang!” Perintah Bellatrix.
Saat mereka hendak membawa Harry, Hermione dan Ron, Bellatrix berbicara dan berjalan menuju Hermione.
“Kecuali yang satu ini. Aku ingin berbicara sedikit dengannya.” Bisiknya membuat Hermione takut. Benar benar takut.
Dia berhadapan dengan Bellatrix sekarang, napasnya tersenggal senggal seolah oksigen disekitarnya menghilang seketika.
Begitu juga dengan Draco, dia mengepalkan tangannya. Apa yang akan dilakukan oleh tante nya? Tolong, jangan sakiti Hermione, Draco mohon.
“Apa kau yang mencuri pedangku?” Tanya Bellatrix kepada Hermione.
Hermione menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tau apa apa tentang pedangmu.”
“Bohong! Anak kecil gak boleh bohong! Kamu kan yang udah ambil pedang itu?! Iya?!” Teriak Bellatrix membuat Hermione semakin takut.
“Tidak, aku benar benar tidak tahu soal pedangmu.”
“Mudblood sialan! Berani beraninya bohong!” Teriak Bellatrix semakin keras membuat Hermione menangis sekarang.
Oh tolong, Draco harus melakukan apa? Dia tidak bisa terus berdiri disana melihat wanita yang dia cintai di cecar seperti itu.
Dia kenal Bellatrix, wanita itu sangat kejam.
“AYO KATAKAN KAMU KAN YANG MENCURI PEDANG ITU?!”
“Aku benar benar gak tau—”
“Sialan! Crucio!”
Draco mengepalkan tangannya. Bagaimana ini? Jika dia membela Hermione dan menyelamatkannya, semua pasti akan berantakan. Tapi dia tidak bisa diam saja melihat Hermione tersiksa seperti itu.
“Ayo cepat katakan atau aku tambah kutukan ini!”
“Aku benar benar gak tau. Please. I don't know about your sword.”
“Crucio!”
“AAAAAAAAA!” Teriakan Hermione menggema diseluruh ruangan bahkan terdengar sampai ke bawah tanah dimana Harry dan Ron ditahan. Tentu, mereka sedang mencari jalan keluar bagaimana menyelamatkan Hermione.
Napas Draco tak karuan melihat Hermione semakin tersiksa. Bahkan kini, dia melihat Bellatrix menyayat lengan Hermione dan menuliskan kata mudblood disana.
“Tolong aku— aku tidak— AAAAAAA— TOLONG! TOLONG AKU!” Teriak Hermione.

“TANTE BELLA STOP!”
Draco tidak tahan lagi. Dia harus menyelamatkan Hermione. Dia benar benar tidak tahan.
Akhirnya, Bellatrix melepaskan mantra kutukan itu dari tubuh Hermione. Kini, Hermione menangis dengan sisa tenaganya yang benar benar sudah habis.
Dia hanya menyaksikan dengan matanya Draco berdiri menghampirinya.
“Jangan dia, Draco mohon.”
“Apa maksudmu jangan dia?”
“Tante, dia sudah bilang dia tidak tahu apa apa.”
“Kamu membela dia, Draco?”
“Tante—”
“Kamu membela mudblood ini, Draco?! Kenapa?!” Sepertinya Bellatrix akan demam jika tidak teriak.
“Kamu membela mudblood sialan ini, iya Draco?! Iya?!”
“Tante—”
“Cissy lihat, anakmu membela Mudblood sialan ini!” Bellatrix terlihat murka sekarang. Wajahnya memerah.
Draco melirik ke arah Hermione yang daritadi menatapnya. Hermione menggelengkan kepalanya seolah berkata, 'jangan Draco. Jangan lakukan apapun, jangan.'

Tapi Draco tidak bisa diam saja, dia tidak ingin melihat Hermione semakin tersiksa.
“Ya, aku membelanya, tante Bella! Karena dia memang tidak bersalah! Dia tidak salah!” Kini Draco sedikit berteriak.
“Draco kamu—”
“Stupefy!” Teriak Ron dari bawah sana. Dia memantrai Bellatrix hingga terjatuh.
Melihat Bellatrix lengah, Draco dengan segera membantu Hermione untuk berdiri dan dia memeluknya.
“Hei, i miss you. Kenapa bisa ketangkep hmm? Kenapa bisa? Oh, I'm so sorry, aku minta maaf gak bisa ngelakuin apa apa, maaf Hermione, maaf—”
“Draco, jangan minta maaf. I miss you, Draco. I miss you.”
Mereka saling berpelukan. Hal itu mengundang perhatian semua orang termasuk Harry dan Ron.
Sadar menjadi pusat perhatian, Draco melepaskan pelukannya dan merangkul Hermione.
“Jangan pernah sakiti milikku. Dia milikku. Jika kalian menyakiti dia, kalian berhadapan dengan aku!” Teriak Draco dengan lantang.
“Draco..” bisik Narcissa tersenyum.
“Memang benar Draco, benar seperti ini.” Kata Narcissa didalam hati. Narcissa sudah tahu hubungan Draco dan Hermione karena Draco menceritakan semuanya kepada Narcissa. Dan Narcissa mendukungnya.
“Sialan! Keponakan sialan! Bisa bisanya kau mengkhianati kami semua! Sialan!” Teriak Bellatrix murka.
Draco menatap Harry dan Ron lalu mengangguk. Harry dan Ron yang mengerti apa maksud Draco pun segera menyerang death eater yang ada disana satu persatu.
Mereka saling melemparkan mantra, tak sedikit dari death eater yang melemparkan mantra kutukan tak termaafkan, namun bukan trio golden namanya jika tidak dapat menghalau.
Setelah itu, tak lama Dobby datang untuk menyelamatkan mereka.
“Kalian semua tak pantas untuk hidup. Dobby datang kesini untuk menyelamatkan Harry Potter dan teman temannya.”
Mereka, Harry, Hermione, dan Ron serta Draco menghampiri Dobby.
“Draco! Sialan! Ini hukuman untukmu Draco!” Teriak Bellatrix.
Wanita itu melemparkan mantra yang entah itu apa bersamaan dengan menghilangnya Harry, Ron, Hermione, Draco serta Dobby seolah di makan oleh cahaya yang sangat terang.
© urhufflegurl_