Tragedi Bola Basket.
***
Hari ini, kelas Hermione ada pelajaran olahraga, dan olahraga nya itu olahraga basket.
Draco dan Theo tau Hermione ada kelas olahraga. Bahkan mereka sama sama tau pelajaran Hermione setiap harinya.
Jadi, mereka sama sama stand bye dekat lapangan untuk melihat Hermione olahraga.
Draco di pinggir lapangan, sementara Theo di atas balkon sekolah.
Hermione benar benar cantik. Wanita itu menguncir rambutnya dan menyisakan sedikit ramputnya di kanan dan di kiri. Benar benar cantik.
Sebenarnya, yang menyukai Hermione bukan hanya mereka berdua, tapi yang berani mendekatinya sejauh ini hanya mereka berdua. Ya, Draco dan Theo.
Pelajaran olahraga hari ini berjalan dengan lancar. Hermione jago dalam bermain basket, bahkan Ia lancar ketika memainkannya. Namun, sudah cukup untuk hari ini. Jadi Ia diam di pinggir lapangan.
“Drake! Main lah! Diem diem bae!” Teriak Lucian, teman Draco yang sekelas dengan Hermione.
Mendengar nama Draco, Hermione menoleh. Ia mengerutkan keningnya seolah olah bertanya, 'sejak kapan dia ada disana?'
Draco tertawa sebagai respons teriakan Lucian. Lalu ia pun bergabung dengan mereka untuk bermain basket.
Hermione tersenyum melihat Draco bermain basket, lelaki itu jago juga.
Di tengah serunya permainan di lapangan, tiba tiba ada yang tak sengaja melemparkan bola basket itu cukup jauh, bahkan keluar dari lapangan.
Dan yang membuat terkejutnya, bola basket itu mendarat tepat di kepala Hermione membuat wanita itu terjatuh dan memejamkan matanya karna yang Ia rasakan kini kepalanya sangat sakit dan pandangannya membuyar.
“Anjing!” Teriak Draco memukul lelaki yang melemparkan bola ke kepala Hermione.
“Lo mainnya yang pinter, bangsat! Kena Hermione kan!” Sungut Draco emosi.
“Ss—sorry, Drake. Gak sengaja.” Ucap lelaki itu.
Bukan hanya Draco yang terkejut. Tapi Theo juga. Ia bahkan langsung berlari kencang ke lapangan menghampiri Hermione.
“Mi? Lo gapapa? Mi?”
Hermione dapat mendengar suara Ginny, namun hanya sekedar dengungan keras yang tak jelas.
“Hei, Hermione, bisa denger gue? Hermione?”
Itu suara Draco. Ia juga bisa mendengar suara Draco, namun tidak jelas.
Karena tidak tahan dengan rasa sakitnya, perlahan Hermione menutup matanya dan semuanya menjadi gelap.
Langkah Theo terhenti ketika melihat Hermione di gendong oleh Draco menuju UKS.
Dia terlambat. Larinya kurang cepat. Ia mengepalkan tangannya dan mengikuti Draco menuju UKS.
Menolong Hermione saja Ia tidak becus. Padahal daritadi objek yang selalu Ia perhatikan adalah Hermione.
Namun untuk kejadian ini, Theo kurang cepat.
Sudah 15 menit Hermione tidak sadarkan diri. Draco, Theo dan Ginny berada di sampingnya mengkhawatirkan kondisinya.
“Bawa ke rumah sakit aja gimana? Biar aman.” Ucap Draco khawatir.
“Kan tadi udah bu dokter bilangin, Hermione gapapa Drake. Cuman shock aja. Kita tunggu aja, sebentar lagi juga sadar.” Balas Ginny.
Seolah ucapannya didengar oleh Tuhan, Hermione membuka matanya perlahan.
“Hermione? Hei? Gapapa? Sakit ya? Mana yang sakit?” Tanya Theo buru buru. Ia benar benar khawatir.
Hermione memegang kepalanya yang sedikit sakit. “Gue kenapa?”
“Tadi lo kena bola basket, gak sengaja.” Balas Ginny.
Hermione melirik Draco dan Theo satu persatu. “Siapapun, makasih ya udah tolongin gue.”
“Sama-sama.” Balas Draco dan Theo bersamaan.
“Mi, minum dulu ya?” Draco membawakan teh hangat untuk Hermione. Ia juga membantu Hermione untuk duduk dan menikmati teh itu.
“Makasih, Drake.”
Draco tersenyum dan mengusap kepala Hermione dengan lembut. “Mau pulang? Pulang aja ya?”
Hermione mengangguk, Ia merasa badannya benar benar remuk. Padahal yang kena bola basket hanya kepalanya.
“Aku anter ya Mi? Kita naik pake taksi ya?” Tanya Theo menawarkan.
“Gue—”
“Bareng gue aja. Gue pesenin taksi, gue anter lo pulang oke? Soalnya tadi kan gue yang anter lo sekolah, berarti harus gue juga yang anter lo pulang.”
Ginny hanya menyimak mereka yang saling menawarkan jasa mengantarkan Hermione pulang.
“Apaan sih Drake? Hermione lagi sakit! Emang lo tau perlakuan yang cocok ke dia kalau lagi sakit gimana?” Protes Theo.
Tak terima, Draco menatap tajam Theo. “Perlakuan apa? Jangan ngerasa spesial karna lo mantannya dia, jadi lo bersikap seolah olah lo tau dia!”
“Emang gue tau dia. Gue kenal sama dia. Apa yang lo gak tau tentang dia itu gue tau semua.”
“Oh ya? Terus tadi kenapa lo diem aja waktu liat bola itu nyerang Hermione? Padahal daritadi lo liatin dia terus kan dari atas balkon?”
“Lo pikir gue spiderman yang bisa loncat gitu aja? Mikir anjing! Gue telat nolongin dan ngehalangin itu bola!”
“Duuuhhh! Berisik!” Teriak Ginny. Ia pusing mendengar dua lelaki saling berbicara itu.
“Udah ya? Udah berantemnya! Gue aja yang anter Hermione pulang! Gue tau semua tentang dia. Aib dia, rahasia dia. Gue tau semua! Mau apa kalian hah?!”
Hermione hanya terkekeh pelan melihat Ginny, sementara Draco dan Theo terdiam.
Ya, mereka kalah jika harus berhadapan dengan Ginny.
© urhufflegurl_