Penjelasan dan rasa cemburu.
***
Sore ini, Draco dan Hermione pergi ke cafe sesuai dengan ajakan Draco. Ia ingin sesekali nongkrong di cafe hanya berdua dengan Hermione, bukan dengan teman temannya terus.
Sesampainya disana, Hermione terkejut ketika melihat Ron bersama seorang perempuan.
“Ron!” Panggil Hermione.
“Eh disini juga?” Tanya Ron berdiri menyambut kedatangan Draco dan Hermione.
Hermione mengangguk dan menoleh ke arah wanita yang bersama yang juga berdiri menyambut kedatangan mereka. Wajah Hermione yang asalnya senang berubah menjadi sedih karena Ia ingat wanita didepannya ini adalah wanita yang pernah berpelukan dengan Draco di parkiran.
“Drake, gimana tangannya? Udah baikan?” Tanya Astoria kepada Draco.
Hermione menoleh, Ia mengerutkan keningnya. Maksudnya apa? Apa wanita ini tau Draco terluka?
“Udah dong, diobatin sama calon dokter cantik.” Balas Draco menyenggol Hermione sedikit. Hermione hanya tersenyum kecil, moodnya sekarang turun drastis.
“Oh iya, Hermione ya? Kenalin gue Astoria.” Ucap Astoria.
“Hermione.” Balas Hermione.
“Yaudah, kita mau gabung atau misah?” Tanya Draco kepada Hermione.
“Misah aja.”
“Yaudah, kita disana ya Ron, Tori.” Draco berpamitan kepada Ron dan Astoria. Ia pergi menuju meja mereka disusul oleh Hermione.
Melihat perubahan wajah Hermione, Draco merasakan kalau wanita itu sedang bt.
“Kenapa hmm? Kok bt gitu mukanya?” Tanya Draco dengan lembut.
“Gapapa.”
“Kalau ada pertanyaan, tanyain aja. Jangan di pendem sendiri, gak baik.”
Hermione melirik Draco, dadanya merasa hangat, jarang sekali ada orang yang perhatian dengan detail sekecil itu.
“Hmm.” Gumam Hermione.
Draco mengangkat halisnya menunggu Hermione berbicara.
“Lo kenal Astoria?” Tanya Hermione.
Draco mengangguk, “Kenal, Astoria adiknya Daphne.”
“Oh— Kak Daphne punya adik?”
Draco mengangguk, “Ada lagi?”
“Terus kenapa bisa kenal sama Ron?”
“Tadi pagi, remaja yang gue tolong itu Astoria. Dan kebetulan ada Ron, jadi gue kenal dia. Dia yang kenal gue duluan ternyata, katanya sih dia kenal gue dari base twitter, selain itu dia juga kenal gue karna gue posting foto lo di twitter.”
Hermione mengangguk mengerti, selanjutnya 1 pertanyaan yang ada di kepalanya. Soal pelukan.
“Ada lagi?” Tanya Draco.
“Gak ada.”
“Bohong, pasti ada lagi kan?”
“Draco, kenapa lo bisa sepeka ini?”
“Itu— lo deket banget sama Astoria?”
“Deket banget sih enggak, kalau deket aja iya.”
Hermione ber-oh ria, “Gue kira deket banget, soalnya gue pernah liat lo pelukan sama dia.”
Draco mengerutkan keningnya mendengar itu. “Kapan?”
“Udah lama sih, di kampus.”
Draco mencoba mengingat moment itu. “Ah, gue inget!”
Hermione menatap Draco penuh harapan. Ia sangat berharap Draco bisa menjelaskannya serinci mungkin agar rasa cemburunya ini meredup dan hilang.
“Cemburu ya?” Goda Draco.
Hermione yang asalnya menatap Draco penuh harapan, kini membuang mukanya. “Enggak.”
“Cieee cemburu nih.”
“Enggak ish! Apa sih, gak jelas.” Balas Hermione jutek.
“Yaudah gue jelasin, tapi kita pesen dulu ya?”
Hermione mengangguk setuju, Ia memesan segelas matcha dan tiramisu mille crepes. Sedangkan Draco memesan segelas americano.
Setelah pesanan mereka sampai, Draco menjelaskan semuanya. Mulai dari Astoria yang dikejar oleh seseorang, bagaimana Draco menolong Astoria pada malam itu, dan mengapa Draco memeluk Astoria dipagi harinya.
Draco juga tidak lupa menjelaskan kronologi tadi pagi dimana tangannya menjadi korban dari penjahat itu. Dan tentu saja, Draco juga menjelaskan bagaimana hubungan Daphne dan Astoria yang tidak akur.
Hermione mengangguk mengerti, ia jadi merasa kasihan kepada Astoria dan berharap Ron bisa mencintai dan melindunginya dengan baik.
© urhufflegurl_