Drop.
***
“Mr. Malfoy harus di rawat disini beberapa hari. Badannya benar benar drop. Dia kehilangan banyak cairan dan juga kelelahan.”
((Plis ini harusnya b inggris tp aku gajago inggris jadi gapapa ya hehehe love u ok lanjut))
Pansy dan Theo menghela nafas mereka bersamaan. Pansy kesal kepada Draco karena terlalu keras kepada dirinya sendiri. Begitu juga dengan Theo, dia sudah malas berbicara memberitahu ini itu kepada Draco tentang kesehatannya.
“Bisa dijenguk dok?” Tanya Pansy.
“Boleh, silakan. Saya permisi.”
“Terima kasih dok.
Pansy dan Theo masuk ke dalam ruangan. Draco belum sadar, wajahnya benar benar pucat.
“Bentar lagi kita harus meeting Pans.” Bisik Theo.
“Gue tau The, tapi gimana sama Draco? Kita gak mungkin ninggalin dia sendiri disini. Lo gak mau kan, dia nekat pergi dari sini dan nyusul kita ke kantor?”
“Terus gimana..”
Pansy menggeleng pasrah. “Lo aja yang meeting gimana? Gue disini.”
“Gila aja, gue belum nguasain materinya Pans.”
“The, kita gak tau bakal kayak gini. Plis lo aja ya?”
Theo menggaruk kepalanya yang tak gatal. Selama 3 tahun bekerja sama dengan Draco, Pansy dan Blaise, baru kali ini Theo akan menghadapi klien sendiri.
“The?”
Theo menghela nafasnya pasrah. “Yaudah tapi doain gue ya?”
Pansy mengangguk. “Pasti. Semangat ya, apapun hasilnya gue gak akan salahin lo.”
Theo tersenyum. “Yaudah, gue permisi ya.”
“Hati hati.”
Setelah itu, Theo pergi dari rumah sakit menuju kantor. Jantungnya berdebar tak karuan. Benar benar kacau. Ia belum menguasai materi, namun Ia disuruh meeting yang waktunya hanya 1 jam lagi.
Semangat The!!
Selama 1 jam Pansy gelisah menunggu Draco yang tak kunjung sadar, akhirnya Draco tersadar.
“Pans? Gue dimana?”
“Rs.” Balas Pansy jutek.
“Kok? Kenapa gue dibawa kesini? Meetingnya gimana?” Tanya Draco panik.
“Lo bisa gak sih dengerin gue kali kali? Dengerin Theo, dengerin Blaise. Kita disini semua kerja sama Drake. Gue bener bener capek sama lo. Sebenernya apa yang lo kejar? Kenapa lo begitu keras ke diri lo sendiri? Drake, umur lo masih 25 tahun. Lo udah punya semua. Perusahaan dimana mana, mobil, rumah mewah, bahkan sekarang lo punya istri. Lo bisa gak, fokus ke satu hal yang gak ngebebanin diri lo sendiri? Capek ngasih tau lo. Lo batu!”
Draco terdiam mendengar celotehan dari Pansy. Ia menunduk dan merebahkan kembali badannya karena memang yang Ia rasakan kini badannya sakit dan kepalanya pusing.
“Lo denger gak?!” Teriak Pansy kesal.
“Denger.”
“Theo yang meeting sendiri. Gue sengaja diem disini karena gue tau kalau gue dan Theo tinggalin lo disini, lo bakal nekat cabut infusan lo dan lari ke kantor. Orang gila.”
“Jangan omelin gue Pans. Gue kayak gini juga kan demi Papa.”
“Gue tau, tapi—”
“Pans. Plis? Udah ya?”
Pansy menghela nafasnya berharap semua emosinya tidak keluar. Walaupun sebenarnya Ia ingin mengeluarkan semua emosinya.
“Hermione, gak tau kan?” Tanya Draco.
“Gue gak kabarin Hermione.”
“Thanks.”
“Lo harus dirawat disini sampe keadaan lo bener bener pulih.”
“Hah? Pans, kita gak bisa, gue gak— Pans, besok kita survey ke beberapa tempat. Mana mungkin gue gak dateng?”
“Mulai, mulai lo batu.”
“Pans, tapi—”
“Nurut. Biar waktunya gue dan Theo yang jalanin ini semua. Lo fokus ke kesehatan lo, gue mohon Drake. Gue mohon, percaya sama gue dan Theo.”
Draco terdiam, Ia merasa gagal. Setiap Ia tidak bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik, Ia selalu merasa gagal.
Padahal Ia telah melakukan yang terbaik dengan keras.
“Gue nurut, gue disini. Gue percaya sama lo dan Theo, Pans.”
Pansy tersenyum, akhirnya Draco mendengarkannya. Memang harus di bentak dulu baru mengerti.
“Thanks, Drake.”
© urhufflegurl_