Sayang Theo.
**
Akhirnya, setelah menunggu kurang lebih 15 menit, Theo muncul juga. Dan Luna sangat senang akan hal itu.
“Ini pembalutnya, sama obatnya ada didalem. Muka kamu pucet banget sayang, udah makan?” Tanya Theo.
Luna menggeleng. “Belum, yaudah Luna pake dulu ya. Makasih banyak Theo.”
“Iya yaudah, aku tunggu disini ya.”
Luna mengangguk dan segera masuk kembali ke dalam karena tidak bisa berdiam diri diluar. Malu, hehe.
Setelah memastikan semuanya aman, Luna pun keluar dari kamar mandi dan Theo mengajaknya ke kantin.
“Mau makan apa?”
“Theo gak makan?”
“Oh iya, aku dibeliin makanan ini sama Pansy. Enak banget tau, mau coba?” Tanya Theo heboh, mengeluarkan paper bag miliknya.
Mendengar kata Pansy, Luna jadi ingat tweet Pansy tadi.
“Enggak deh, itu kan buat Theo. Theo makan aja, Luna mau beli yamin aja. Lagi mau itu soalnya, hehe.” Balas Luna berbohong.
Entah mengapa, hati Luna tidak enak saat ini. Seperti ada sesuatu yang membuatnya takut dan cemas, tapi dia juga tidak tahu apa.
“Yaudah aku pesenin dulu yamin nya ya?” Theo berdiri dan mengelus lembut kepala Luna.
Setelah memesankan yamin untuk Luna, Theo kembali ke bangkunya.
“Perutnya sakit gak? Biasanya hari pertama haid kan suka sakit.”
Luna menggeleng. “Emm Theo, Luna mau tanya boleh?”
“Sure, kenapa?”
“Tadi, Theo ke supermarket sama siapa?”
“Sendiri.”
“Kok bisa ketemu Pansy?”
“Ah, itu. Tadi itu waktu aku di supermarket, Pansy lagi makan disana sendirian. Dan dia beli makanan kelebihan katanya, dia tawarin aku ya aku samperin. Gitu sayang.. kenapa sih, kok nanya gitu?”
Luna mengangguk mengerti. “Ah, enggak kok gapapa. Cuman mau tau aja.”
Theo tersenyum jahil. “Cemburu ya?”
“Ih enggak, siapa yang cemburu.”
“Bohong, muka nya gak bisa bohong itu.”
“Enggak, Theo..” ucap Luna dengan suaranya yang lembut.
Theo menggenggam tangan Luna. “Kamu tenang aja ya, Pansy itu sahabat aku. Inget itu.”
Luna mengangguk. “Iya, Theo! Sayang Theo deh.”
“Ih, tiba tiba banget? Gemes banget.” Balas Theo tertawa kecil.
“Gapapa, mau aja.” Luna tersenyum manis membuat Theo seakan meleleh dibuatnya.
“Sayang Theo.”
“Sayang Luna!”
Mereka sama sama tertawa menertawakan betapa bucinnya mereka.
© urhufflegurl_